Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x


DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KAMPUNG
TEGAL KALI BARU RT 04/04 KECAMATAN BALARAJA
KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2018

Kristina Everentia Ngasu, Willy Fitrizia


Dosen Program S1 Keperawatan STIKesYatsi Tangerang
Mahasiswa program S1 Keperawatan STIKes Yatsi Tangerang
everentia.stikesyatsi@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Pola makan merupakan kebiasaan seseorang dalam setiap harinya, Perubahan pola
makan masyarakat menjadi berubah dalam porsi, frekuensi, karakterisktik dan mulai meninggalkan
kebiasaan makan makanan yang dibuat dirumah karena masyarakat mulai mengikuti perkembangan
industri, tetapi tidak hanya meninggalkan makanan yang dibuat rumah bahkan masakan yang dibuat
dirumah juga bisa mengakibatkan timbulnya penyakit. Metode: Menggunakan penelitian kuantitatif
dengan desain Deskriptif Korelasi dan rancangan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Total Sampling dengan jumlah 40 responden. Instrument yang digunakan adalah
kuesioner serta uji analisis yang digunakan adalah Analisis Korelasi. Hasil: Hasil uji Analisis
Korelasi didapatkan 0,059 yang artinya nilai Analisis Korelasi sangat rendah. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian, dari analisis korelasi dengan nilai 0,059 maka dapat disimpulkan bahwa
korelasi yang didapat sangat rendah artinya tidak ada hubungan pola makan dengan kejadian
hipertensi. Ibu rumah tangga diharapkan dapat mengontrol pola makannya agar tidak menimbulkan
penyakit didalam tubuh.

Kata Kunci : Pola Makan, Kejadian Hipertensi, Ibu Rumah Tangga

ABSTRACT
Background : Diet is person’s habit in every day, changes in people’s eating patterns change in
portion, frequency, characteristics, and begin to abandon eating habits made it home, because people
are beginning to follow industry developments, but only leaving food made at home even dishes made
at home can also cause disease. Method : using quantitative research with descriptive correlation
design and cross sectional design. The sampling technique used was total sampling with a total of 40
respondent. The instrument used was a questionnaire and the analysis test used was correlation.
Result : Based on the result of the correlation analysis test result obtained 0,059 which means the
value of correlation analysis is very low. Conclusions : Based on the result of the study, from
correlation analysis with a value of 0,059, it can be concluded that the correlation obtained is very
low, meaning that there is no correlation between eating patterns with the incidence of hypertension.
Housewives are expected to be able to control diet so as not to cause disease in the body.

Keyword : Diet, Incidence of hypertension, Housewives


ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

PENDAHULUAN
Pola makan merupakan kebiasaan seseorang yang menyeluruh dan sering digunakan
untuk menggambarkan kebiasaan makan individu di setiap harinya dan macam-macam
makanan yang dikonsumsinya, seperti makanan utama atau makanan yang berukuran lebih
kecil. (Rebecca M. Leech, 2015) sedangkan pola makan menurut (Sulistiyoningsih, 2012)
didefinisikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang dilakukan berulang setiap orang untuk
memenuhi kebutuhan makannya.
Pola makan juga merupakan cara seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi sehat seperti makanan yang
mengandung nabati, hewani, kepadatan nutrisi dan energi. Makanan bergizi ini bermanfaat
bagi kesehatan manusia dan kesejahteraan di seluruh umur. Pola makan yang bergizi sehat
menggambarkan pengetahuan manusia pada macam-macam makanan yang dikonsumsi,
seperti makanan utama (misalnya, sarapan pagi, makan siang atau makan malam) atau
makanan yang berukuran lebih kecil seperti makanan ringan. (Rebecca M. Leech 2015).
Di Indonesia pola makan itu merupakan makanan yang di konsumsi oleh masing-
masing orang setiap harinya (Khasanah, 2012). Perubahan pola makan masyarakat menjadi
berubah dalam porsi, frekuensi, karakterisktik dan mulai meninggalkan kebiasaan makan
makanan yang dibuat dirumah karena masyarakat mulai mengikuti perkembangan industri,
tetapi tidak hanya meninggalkan makanan yang dibuat rumah bahkan masakan yang dibuat
dirumah juga bisa mengakibatkan timbulnya penyakit seperti mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung natrium dan lemak jenuh seperti mengkonsumsi daging merah yang
terlalu sering, menggunakan penyedap makanan yang berlebihan juga bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah tinggi. (Puspita R.M. 2012)
Budaya makan makanan diluar ini muncul karena dikaitkan dengan perubahan
ekonomi yang lebih luas termasuk kemakmuran peningkatan partisipasi perempuan dalam
angkatan kerja. (Naidoo et al. 2017). Negara Amerika merupakan negara yang pertama kali
menciptakan makanan cepat saji karena Negara Amerika mulai masuk ke dunia industri
yang mana ibu rumah tangga mulai bekerja sehingga mereka meninggalkan pekerjaan
rumah dan memilih membeli makanan diluar rumah. (Ji-Hyun, Yoon, Cho, Young-Seon &
Lee, Young-Ho, 2010).
Ibu rumah tangga biasanya sering sekali mengkonsumsi makanan olahan seperti
bakso, mie instan, ikan asin, saus kecap, penyedap rasa, junk food dan fast food, dan
makanan kalengan, padahal di dalam makanan tersebut mengandung tinggi natrium.
Terutama pada bakso yang berbahan dasar daging, di dalam daging merah ini banyak sekali
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

mengandung natrium sehingga dapat menimbulkan penyakit yang biasa disebut dengan
darah tinggi atau penyakit hipertensi (Puspita R.M, 2012)
Kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan ini seperti bakso, mie instan merupakan
salah satu pencetus terjadinya penyakit hipertensi karena hubungan kandungan natrium yang
cukup tinggi. Selain itu pola makan masyarakat yang senang mengkonsumsi makanan yang
asin, makanan yang manis, makanan berlemak dan konsumsi minuman berkafein juga turut
memicu terjadinya penyakit hipertensi (Muhammadun, 2010 dalam Ispendy).
Masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa dirinya terkena penyakit darah tinggi
atau hipertensi, karena dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak natrium di dalamnya. Semakin lama mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak natrium maka terjadi peningkatan sodium yang terlalu tinggi dan memudahkan
masuknya kalsium kedalam sel-sel tersebut sehingga dapat mengakibatkan arteriol
berkontraksi dan menyempit pada bagian dada (Beaver, 2008).
Menurut WHO dan the International Society Of Hypertension (ISH), saat ini terdapat
600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap
tahunnya. Tujuh dari 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat.
Sedangkan menurut American Heart Association (AHA) penduduk amerika yang berusia
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun
hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. (Kemenkes RI, 2014).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi di Kabupaten Tangerang seperti
jumlah penduduk yang banyak, pola makan yang kurang teratur, dan pola hidup yang
kurang sehat. Salah satunya adalah pola hidup yang salah, pola hidup yang salah adalah
faktor pemicu tertinggi dari penyebab hipertensi. Pola hidup yang salah contohnya seperti
jarang olahraga, sering merokok, dan makan yang tidak sehat (makanan yang banyak
mengandung natrium dan lemak jenuh didalamnya). (Profil Kesehatan Provinsi Banten,
2015)
Oleh karena itu pola makan harus diperhatikan karena pola makan merupakan salah
satu faktor yang dapat menimbulkan suatu penyakit contohnya seperti penyakit darah tinggi
atau hipertensi yang disebabkan karena makanan yang tidak sehat seperti makanan yang
banyak mengandung natrium di dalamnya dan mengandung lemak sehingga membuat
penyumbatan di dalam pembuluh darah yang membuat jantung bekerja dengan keras.
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

METODE
Desain peneltian ini menggunakan Descripstiv Correlation yaotu penelitian yang
dilakukan untuk mengatahui tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih dengan metode
survey analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
itu dapat terjadi, dengan mengguanakan Cross Sectional. Kemudian data diolah melalui
tahap editing, coding, entry data. Lalu dilakukan analisa univariat menggunakan tabel
distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji Parametrik Coeffisient Correlation
Spearman melalui sistem komputer program SPSS 22.

HASIL
1. Karateristik Respoden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia

26-35 Tahun 4 10,0%


36-45 Tahun 15 37,5%
46-66 Tahun 18 45,0%
56-65 Tahun 3 7,5%
Total 40 100%

Responden yang berdasarkan usia 26-35 tahun sebanyak 4 responden


(10,0%), usia 36-45 tahun sebanyak 15 responden (37,5%), usia 46-66 tahun
sebanyak 18 responden (45,0%), sedangkan usia 56-65 tahun sebanyak 3
responden (7,5%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Pendidikan
Pendidikan rendah (SD dan SMP) 22 55,0%
Pendidikan menengah (SMA dan SMK) 18 45,0%
Penguruan Tinggi (D3 dan S1) 0 0,0%
Total 40 100%

Pendidikan responden yang berdasarkan pendidikan rendah (SD dan SMP)


sebanyak 22 responden (55,0%), pendidikan responden berdasarkan pendidikan
menengah (SMA dan SMK) sebanyak 18 responden (45,0%) dan yang
berpendidikan Tinggi (D3 dan S1) tidak ada (0,0%).
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 36 90,0%
Wiraswasta 3 7,5%
Pegawai Swasta 1 2,5%
Total 40 100%
Pekerjaan responden yang berdasarkan Ibu Rumh Tangga sebanyak 36
responden (90,0%), dan pekerjaan responden yang berdasarkan Wiraswasta
sebanyak 3 responden (7,5%), sedangkan pekerjaan responden yang
berdasarkan Pegawai Swasta sebanyak 1 responden dan (2,5%).

2. Analisa Univariat
a. Gambaran Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Di Kampung tegal
Kali Baru RT 04/04 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun
2018
Pola Makan Jumlah Persentase (%)
Baik 20 50,0%
Buruk 20 50,0%
Total 40 100.0%
Responden yang memiliki pola makan yang Buruk diperoleh 20 responden jika
(50,0%) dan responden yang memiliki pola makan yang Baik diperoleh 20
(50,0%).

b. Gambaran Kejadian Hipertensi di Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04


Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2018
Kejadian Hipertensi Jumlah Persentase (%)
Hipertensi 22 55,0%
Tidak Hipertensi 18 45,0%
Total 40 100,0%
Responden yang memiliki kejadian hipertensi karena pola makan buruk
diperoleh 22 (55,0%) sedangkan kejadian hipertensi karena pola makan baik
diperoleh 18 responden (45,0%).
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

3. Analisa Bivariat
a.Coefficient Correlation Spearman Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Ibu Rumah Tangga Di Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04

Pola Kejadian
Makan Hipertensi
Pola Makan Correlation Coefficient 1.000 -.302
Sig. (2-tailed)
N .059
40 40
Kejadian Correlation Coefficient -.302 1.000
Hipertensi Sig. (2-tailed)
N .059
40 40

Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2018


Pada penelitian ini analisa yang digunakan adalah uji Coefficient Correlation
Spearman. Uji signifikan menggunakan alpha (0.05) dan confidence interval (tingkat
kepercayaan) 95%. Disimpulkan bahwa 40 responden hubungan pola makan dengan
kejadian hipertensi pada ibu rumah tangga Di Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04
Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2018 diketahui bahwa korelasi
antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu rumah tangga sebesar -0,059
yang memiliki keeratan hubungan sangat rendah.

PEMBAHASAN
1. Gambaran Pola Makan Pada Ibu Rumah Tangga Di Kampung Tegal Kali Baru
RT 04/04 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang.
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi seorang atau kelompok orang pada waktu tertentu
berdasarkan pada faktor social dan budaya tempat domisili (Baliwati, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 responden di
Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang
diperoleh ibu rumah tangga yang memiliki pola makan buruk sebanyak 20 responden
(50,0%) dan ibu rumah tangga yang memiliki pola baik sebanyak 20 responden
(50,0%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

memiliki pola makan baik. Pola makan ini di mencakup beberapa hal yang berkaitan
tentang kebiasaan minum responden, mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
frekuensi dalam pola makan, cara memasak sayur yang benar, jenis makanan yang
dikonsumsi dan menambahkan bumbu-bumbu penyedap didalamnya.
Hasil penelitian peneliti sejalan dengan yang dilakukan Sony Ardhy Wijaya
(2011) terhadap 30 responden menunjukkan bahwa pola makan terdapat kriteria
kurang dalam jumlah 15 responden (50,0%) dan presentase paling sedikit pada
kriteria sedang dengan jumlah 6 responden (20,0%). Pola makan dalam penelitian ini
mencakup beberapa hal yang berkaitan dengan frekuensi makan sehari-hari, dan jenis
makanan yang dikonsumsi.
Terdapat kesamaan kuesioner penelitian peneliti tentang frekuensi makan
sehari-hari, jenis-jenis makanan apa saja yg dikonsumsi dalam setiap harinya dan
terdapat ketidaksamaan yaitu mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, kebiasaan
minum tiap responden, serta penambahan bumbu-bumbu penyedap lainnya saat
memasak tidak ada di kuesioner penelitian Sony Ardhy Wijaya (2011).
Menurut peneliti ibu rumah tangga harus mengetahui manfaat minum air putih
setiap harinya karena minum air putih bisa menyehatkan jantung, membuat kondisi
tubuh lebih sehat, membantu menghilangkan racun didalam tubuh, dan dapat
mengurangi berat badan jika responden tidak mengetahui manfaat dari minum air
putih maka akan mengganggu kerja ginjal sehingga bisa menyebabkan penyakit gagal
ginjal. Ibu rumah tangga juga harus mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran setiap
harinya karena vitamin yang terkandung didalam buah dan sayuran bermanfaat untuk
kesehatan tubuh jika kurangnya mengkonsumsi buah dan sayuran bisa menyebabkan
kulit terlihat kering, sariawan dan gusi berdarah, serta cepet terserang penyakit karena
kurangnya vitamin.
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa hasil
penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti, bahwa pola makan ibu rumah
tangga tergolong dalam pola makan dengan jumlah yang seimbang.

2. Gambaran Kejadian Hipertensi Pada Ibu Rumah Tangga Di Kampung Tegal


Kali Baru RT 04/04 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang.
Menurut Ariyanto (2011) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah atau
tensi di atas batas tertentu. Sedangkan menurut WHO normal tensi adalah <140/90
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

mmHg. Hipertensi peralihan atau borderline >140/90 mmHg, dan dikatakan


hipertensi jika >160/95 mmHg.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kejadian
hipertensi pada ibu rumah tangga di Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04 Kecamatan
Balaraja Kabupaten Tangerang tahun 2018 yang memiliki hipertensi 22 responden
(55,0%) sedangkan yang tidak mengalami kejadian kejadian hipertensi 18 responden
jika di persentasikan sebesar (45,0%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ibu
yang mengalami kejadian hipertensi lebih besar daripada yang tidak terkena
hipertensi.
Pada penelitian ini kejadian hipertensi mencakup beberapa hal seperti gelaja
yang ditimbulkan seperti sakit di bagian tengkuk, sakit kepala yang disebabkan
karena makan ikan asin, sakit kepala yang disebabkan karena makanan berlemak dan
bersantan, keteraturan dalam mengkonsumsi obat hipertensi, dan pengurangan dalam
mengkonsumsi makan ikan asin dan makanan berlemak, tetapi masih banyak ibu
yang mengalami kejadian hipertensi tidak meminum obat hipertensi dari dokter dan
lebih praktisnya meminum obat dari warung jika sedang merasakan sakit dikepala.
Hasil penelitian peneliti sejalan dengan penelitian Eka Apriani dan Widyan
Lakshmi Puspita (2015) bahwa dari 65 responden terdapat 30 responden (46,2%)
menderita hipertensi, dan 35 responden (32,3%) tidak mengalami hipertensi. Pada
kuesioner Eka Apriani menjelaskan tentang pola makan, gaya hidup, stress, kurang
istirahat, sedangkan menurut Sony Ardhy Wijaya (2011) perbedaan dari hasil
penelitiannya dikarenakan pola makan pada lansia berada pada kriteria kurang yaitu
sebanyak 15 responden (50,0%) dan paling sedikit berada pada kritria sedang yaitu
sebanyak 6 responden (20,0%) perbedaan dalam mengkonsumsi makanan, sebagian
besar responden memiliki kebiasaan makan dengan frekuensi makan 2x sehari,
sedangkan di dalam penelitian peneliti, dalam frekuensi makan banyak yang lebih
memilih 3x sehari.
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa hasil
penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti, bahwa banyak ibu rumah tangga
banyak yang tidak terkena hipertensi karena pola makan.
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

3. Gambaran Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu


Rumah Tangga Di Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04 Kecamatan Balaraja
Kabupaten Tangerang Tahun 2018
Pola makan harus diperhatikan karena pola makan merupakan salah satu faktor
yang dapat menimbulkan suatu penyakit contohnya seperti penyakit darah tinggi atau
hipertensi yang disebabkan karena makanan yang tidak sehat seperti makanan yang
banyak mengandung natrium di dalamnya dan mengandung lemak sehingga
membuat penyumbatan di dalam pembuluh darah yang membuat jantung bekerja
dengan keras.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden
hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu rumah tangga di
Kampung Tegal Kali Baru RT 04/04 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang
Tahun 2018 diketahui bahwa hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada
ibu rumah tangga sebesarr -0,059 yang memiliki keeratan hubungan sangat rendah.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Mahmasani Subkhi
dan (2016) didalam penelitiannya menunjukkan bahwa pola makan dalam kategori
baik sebanyak 52 responden (69,3%) dan kejadian hipertensi dalam kategori 1
sebanyak 42 responden (56%). Hasil penelitian diperoleh nilai probalbility 0,000
dengan nilai Korelasi Rank Spearman= -0,408. Maka dapat disimpulkan ada
hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Mawar
Kabupaten Purworejo.

SARAN
a. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di institusi
pendidikan
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan jumlah sampe yang
lebih banyak serta variabel yang terkait dengan judul penelitian sehingga didapatkan
hasil penelitian yang lebih baik dan lebih lengkap.
c. Bagi masyarakat
Pada ibu rumah tangga diharapkan dapat mengetahui pola makan yang sehat untuk
kesehatan agar tidak menimbulkan penyakit di dalam tubuh.
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta

Anisah, Choirun. Soleha Umdatus. (2011) Gambaran pola makan pada penderita
hipertensi yang menjalani rawat inap di irna f Rsud Syarifah Ambami Rato Ebu
Kabupaten Bangkalan – Madura. Jurnal promosi kesehatan Indonesia

Apriani, Eka., Puspita, Laksmi Widyana. (2015). Hubungan pola makan dan gaya hidup
dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di UPK Puskesmas Purnama.
Jurnal Ilmu Pangan dan Gizi. Volume 8 Nomor 1 Oktober 2015

Black, M.J., dkk. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2. Singapore : Elseiver

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku saku Patofisiologi. Jakarta; EGC

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas)


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.p
df

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika

Laksono Adi, R. (2013). Hubungan Antara Pola Makan dan Kebiasaan Merokok dengan
Terjadinya Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Bendosari
Sukoharjo.
Khasanah, N. (2012). Waspada Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan,
Yogyakarta : Laksana

Krishnan, A. dkk. (2013). Hypertension in the South-East Asia Region: an Overview.


Regional Health Forum Vol. 17 Nomor 1, 2013

Leech M. Rebecca., Worsley, Anthony., Timperio, Anna., Mc.Naughton A, Sarah. (2015).


Understanding meal patterns : definitions, methodology and impact on nutrient intake
and diet quality.

Maryusman, T. Mahmudah, Solehatun., Arini Ayu Firlia., Malkam, Ibnu. (2015). Hubungan
gaya hidup dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di kelurahan
sawangan baru Kota Depok Tahun 2015. Biomedika. Volume 7 Nomor 2, Agustus
2015

Muhammadun. (2010). Hidup Bersama Hipertensi Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh
Sejati. Jogjakarta : In-Book

Nurarif, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC jilid 1. Jogjakarta : Medication Publishing

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Thesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
ARTIKEL PENELITIAN
Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-ISSN 2654-587x
DOI 10.37048/kesehatan.v7i2.24

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehaatan. Jakarta : Rineka Cita

Notoatmodjo, S. (2014) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Profil Kesehatan Kota Tangerang Tahun (2015). Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

R. M. Puspita. (2013). Tahukan Anda ? Makanan Berbahaya Untuk Penderita Darah


Tinggi, Jakarta Timur : Dunia Sehat

Sugiono, (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D, Bandung :


Alfaeta

Tilong, Adi D. (2014). Waspada Penyakit Mematikan Tanpa Gejala Menyolok. Jogjakarta :
Buku Biru

Wijaya, Ardhi Sony. (2011). Hubungan Pola Makan Dengan Tingkat Kejadian Hipertensi
pada Lansia Di Dusun 14 Sungapan Tirtorahayu Galur Kulon Progo Yogyakarta.
Naskah Publikasi

World Health Organization, 2013. A Global Brief on Hypertension.


http://www.who.int/cardiovascular_disease/publication/global_brief_hypertension/on/en/

Anda mungkin juga menyukai