Anda di halaman 1dari 25

SPESIFIKASI TEKNIS

KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal-1
Uraian Pekerjaan
1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
a. Kegiatan :
PEMBANGUNAN EMBUNG KAWASAN PERDESAAN
b. Pekerjaan :
PENINGKATAN WADUK/EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI, DESA
SIWELI, DESA SIMAGAYA KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA
1.2. Pekerjaan tersebut pada pasal 1 ayat 1 diatas dilaksanakan sesuai dengan :
- Uraian dan syarat-syarat kerja (Bestek)
- Gambar situasi, Detail dan gambar susulan bila ada
- Rízala rapat penjelasan (Aanwijzing)
- Petunjuk-petunjuk dari direksi pelaksanaan dengan kondisi lapangan.

Pasal-2
Lokasi Pekerjaan
2.1. Lokasi pekerjaan Desa Mapane Tambu, Desa Labean, Desa Meli, Desa Siweli, Desa Simagaya
Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala
2.2. Tempat pekerjaan akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi
2.3. Lokasi pekerjaan akan dijelaskan pada Pemborongan pada saat Aanwijzing berlangsung
berdasarkan gambar-gambar perencanaan

Pasal-3
Umum
3.1 Gambar, Spesifikasi Teknis, dan HPS merupakan sesuatu kesatuan yang saling mengikat
dan melengkapi. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu bahan (material) dan kualitas
hasil pekerjaan.
3.2 Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaan.
3.3 Sebelum memulai pekerjaan, pihak Kontraktor harus memberikan pemberitahuan secara
tertulis kepada pihak direksi.
3.3 Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan dan dapat
mengambil keputusan dengan dikonsultasikan bersama direksi, demi kelancaran pekerjaan.
1
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
3.4 Penyedia jasa wajib tidak diperbolehkan bekerja di waktu malam hari.
3.5 Penyedia jasa tidak diperbolehkan mengambil material di lokasi pekerjaan dan menjaga
lingkungan di lokasi pekerjaan

Pasal-4
Gambar
4.1 Perbedaan Gambar
- Kontraktor wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan yang ditulis dalam spesifikasi teknis
ini, juga wajib memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas.
- Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian bab/gambar lain, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi malah untuk lebih
menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau
terhadap spesifikasi teknis maka Kontraktor wajib berkonsultasi dengan direksi dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)
- Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi kontraktor untuk mengadakan
claim pada waktu pelaksanaan.
4.2 Perubahan Gambar
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib meneliti/memeriksa Gambar Perencanaan
dan Spesifikasi Teknis; dan jika Kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar-gambar
Perencanaan dan/atau spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada
Pemberi Tugas secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan sebelum masalah tersebut
dilaksanakan di lapangan.

Pasal-5
Perbedaan
5.1 Apabila dalam dokumen pengadaan tertulis/tercantum, sedangkan dalam gambar belum
tercantum maka dokumen pengadaan yang mengikat.
5.2. Apabila dalam gambar tertulis sedang dokumen pengadaan belum tercantum/tertulis maka
gambar yang mengikat.
5.3. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detailnya, maka Penyedia Jasa
wajib minta pertimbangan kepada Direksi.
5.4 Apabila dalam rencana dan dokumen pengadaan tidak tercantum, maka Direksi dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) yang menentukan.

2
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.

Pasal-6
Penyediaan Air
Air yang diperlukan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa termasuk penyediaan peralatan dan
perpipaan antara ukuran dan gambarnya, maka segera diminta petunjuk direksi untuk menetapkan
ukuran yang benar.

Pasal-7
Penyediaan Material
7.1 Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri material seperti yang disebutkan dalam daftar
volume pekerjaan. Material-material yang disediakan oleh direksi atau pemberi perintah akan
ditentukan tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau dalam rapat penjelasan.
7.2 Penyedia barang/jasa harus memeriksa terlebih dahulu meterial-meterial tersebut dan harus
bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyadia barang/jasa harus
mengganti kalau material itu rusak yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah, hilang
atau berkurangnya material yang diangkut kelalaian penyedia barang/jasa.

Pasal-8
Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia barang/jasa harus mengusahakan atas tanggungannya sendiri, langkah-langkah peralatan
yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.

Pasal-9
Rencana Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan status rencana kerja dan harus disampaikan kepada direksi,
rencana kerja tersebut harus mencakup :
9.1 Tanggal mulai, serta selesai pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan kegiatan pekerjaan
termasuk pengujiannya.
9.2 Jam kerja bagi tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa
9.3 Jumlah dari tenaga yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan dengan disertai latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja.
9.4 Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yag akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.

3
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
9.5 Cara pelaksanaan pekerjaan.
P a s a l - 10
Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan keterangan secara tertulis akan memulai pekerjaan
kepada direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Dalam keadaan apapun tidak diperkenankan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan direksi, pemberitahuan lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada direksi dan dalam jangka waktu yang cukup sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.

P a s a l - 11
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan Nama
1.1 Penyedia barang/jasa harus membuat dan memasang Papan Proyek pada lokasi pekerjaan
dengan ukuran 120 cm x 80 cm, sebagai papan pemberitahuan yang berisikan informasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan dan nama
penyedia barang/jasa pekerjaan.

2. Pembuatan Direksi Keet, Los Kerja dan Gudang


2.1 Penyedia barang/jasa harus menyiapkan Los Kerja atau Kantor Direksi sementara, yang
dilengkapi oleh fasilitas meja, kursi, papan tulis dan sebagainya seperti disebutkan dalam
syarat-syarat khusus dan petunjuk direksi.
2.2 Juga harus disediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup dan memenuhi syarat
agar material maupun peralatan lain tidak menjadi lembab atau karena sebab-sebab lain. Bila
diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak diluar daerah yang disediakan direksi,
maka penyedia barang/jasa harus menyelesaiakan ganti rugi atau biaya-biaya lain
sehubungan hal tersebut dan tidk diperkenankan meminta biaya-biaya tambahan.

3. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan


3.1 Penyedia barang/jasa harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui direksi. Kerusakan
yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang akan mengganggu

4
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga direksi menganggap
pekerjaan dapat dimulai/dilanjutkan yaitu memiliki :
2 Unit Dump Truck
1 Unit Excavator
3.2 Tenaga yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia
barang/jasa dengan jumlah dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
dan harus disetujui oleh direksi.

II. PEKERJAAN EMBUNG


1. Uitzet Trase Embung
1.1 Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm yang
utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan
dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian
atasnya.
1.2 Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai
alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas.
1.3 Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian
permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.
1.4 Ukuran-ukuran pokok dan detail tertera pada gambar penyedia barang/jasa harus mentaati
ukuran tersebut dan ikut menelitinya apabila ada perbedaan/penggambaran harus dibicarakan
dengan Direksi.
1.5 Semua pekerjaan pengukuran/pematokan yang bertalian dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa dan dilaksanakan dengan alat ukur yang baik.
1.6 Penyedia barang/jasa herus mengerjakan pematokan untuk menetukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh
direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
1.7 Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia
barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai petunjuk direksi.
1.8 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan pematokan tersebut, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 24 jam sehingga direksi dapat
menyiapkan peralatan yang perlu untuk melakukan pengawasan.

5
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
1.9 Pekerjaan pematokan yang telah diukur oleh penyedia barang/jasa untuk kemudian disetujui
oleh direksi.
1.10 Hasil pengukuran yang disetujui oleh direksi dapat dilaksanakan dasar pembayaran.
2. Galian Tanah Biasa Menggunakan Alat
2.1 Lingkup Pekerjaan Galian Tanah Biasa :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan galian tanah untuk pondasi, seperti yang
disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
2.2 Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja atau maksimal sampai
mencapai tanah keras/asli. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali kedalaman yang
telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk
merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa mengurangi kekuatan pondasi
nantinya.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 3 meter dari
tepi lubang galian.
c. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.
Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada
galian harus diurug kembali dengan pasir, dan dipadatkan biaya akibat pekerjaan tersebut
menjadi beban Kontraktor.

3. Pasangan Batu Kosong


3.1 Umum
a. Uraian
Pekerjaan pondasi meliputi penyediaan batu maupun pasangan batu kosong pada
landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar dan
memenuhi spesifikasi ini. Pemasangan harus dilakukan pada permukaan yang terdiri dari
bahan yang tidak mudah terkena erosi.
3.2 Bahan
a. Batu
Batu untuk pasangan batu kosong, harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan
penyerapan air tidak lebih dari 4%. Memiliki dimensi maksimum 20 cm.

6
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
b. Pengisi untuk pasangan batu kosong
Pengisi ini berupa pasir urug yang memenuhi syarat dan bersih dari segala kotoran, sperti
yang disyratkan dari spesifikasi ini.
3.3 Pelaksanaan
a. Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah
yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per
lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh Direksi, maka lapisan dasar
berupa lapisan pasir setebal seperti yang tercantum dalam gambar harus dibuat.
c. Lapisan pasir harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan diletakkan dengan tebal yang
sama dan rata, sehingga menjadi dasar yang kuat untuk pemasangan batu kosong.
d. Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus dihindari. Harus diusahakan agar
semua batu belah/batu pecah dipasang dengan baik pada bidang yang datar. Batu pecah
yang digunakan tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga
diantara batu belah.

4. Pasangan Batu Kali Mortar Tipe N


4.1 Umum
a. Uraian
Pekerjaan pondasi meliputi penyediaan batu maupun pasangan pondasi batu kali yang
disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi spesifikasi
ini.
4.2 Bahan
a. Batu Kali
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991. Ukuran batu kali maksimum 20 cm.
b. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
c. Semen Portland
Semen yang digunakan harus dari mutu, terdiri dari satu jenis merk atau atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan
untuk digunakan.

7
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak asam,
alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
4.3 Pelaksanaan
a. Batu Kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna abu-
abu hitam, keras dan tidak porous.
b. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada
setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
c. Pondasi Batu Kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 Pasir pasang
d. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
e. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m’
dengan diameter besi minimum 10 mm.

5. Siaran dengan Mortar Jenis PC-PP Tipe S


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran Pondasi dengan komposisi 1 PC : 3 PP
5.1 Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki
kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan
standard pabrik dan terlindung.
c. Air untuk adukan
5.2 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester harus disiram air
sampai jenuh.
b. Tebal plesteran Pondasi ditentukan dengan ketebalan minimal 1 cm, dikerjakan dengan
lurus dan rata, jika terdapat bidang-bidang dinding yang berombak/retak harus dibongkar
dan diperbaiki.
c. Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan
dimulai.
d. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan
yang tidak merata atau berlebihan.

8
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
6. Plesteran Tebal 1,5 cm dengan Mortar Jenis PC-PP Tipe S
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran Dinding dengan komposisi 1 PC : 3 PP
6.1 Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki
kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan
standard pabrik dan terlindung.
c. Air untuk adukan
6.2 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester harus disiram air
sampai jenuh.
b. Tebal plesteran Dinding ditentukan dengan ketebalan 1,5 cm, dikerjakan dengan lurus dan
rata, jika terdapat bidang-bidang dinding yang berombak/retak harus dibongkar dan
diperbaiki.
c. Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan
dimulai.
d. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan
yang tidak merata atau berlebihan.

7. Pekerjaan 1 m3 Beton Mutu, f’c = 19,3 Mpa K225


7.1 Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan beton bertulang dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Pekerjaan Beton Bertulang
dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl. Adapun kekuatan mutu beton yang digunakan ialah Beton
K 225.
7.2 Referensi :
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :
a. SNI 2847 : 2013 : PERSYARATAN BETON STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN
GEDUNG

b. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

c. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate


Conc. for Str uctural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
d. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete

9
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.

e. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates

f. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete

g. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building


h. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1

i. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete

j. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by
the Pressure Method
k. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete

l. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete

m. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens
in the Field

n. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete

o. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds


for Curing Concrete

p. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork


Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction

q. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)

r. SII Standard Industri Indonesia

s. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete

t. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete
Reinforcement.

u. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars,
Grade 40, for stirrups and ties.

v. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

7.3 Material :
a. Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-

10
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
syarat sebagai berikut :
1) Agregat Halus :
a) Pasir untuk beton harus menggunakan pasir alam/hasil pemecahan batu yang
memiliki kadar air yang merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras,
padat, tidak terselaput oleh material lain.
b) Pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Pengawas mengenai
mutu dan jumlahnya.
c) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkalis, bahan-
bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak.
2) Agregat Kasar (Koral) :
a) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah, atau
campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang
merata dan stabil, keras, padat, tidak porous dan tidak terselaput material lain.
b) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat
persetujuan Pengawas mengenai mutu dan jumlahnya.
c) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan,
baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang
direncanakan.
3) S e m e n :
a) Semen yang digunakan adalah jenis Portland Semen type 1 yang memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII 0013-81). Semen
harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui direksi dan dikirim ke tempat
pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa
menggunakan semen dari pabrik lain, harus mendapat persertujuan terlebih dahulu
dari direksi.
b) Semen harus disimpan dalam gudang dengan ventilasi yang cukup dan tidak bocor,
serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm dari tanah. Kantong-
kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun melebihi 2 (dua) meter.
c) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja.
d) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk setiap pengiriman
semen, untuk menunjukkan bahwa semen tersebut telah memenuhi suatu
test/standar.

11
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
e) Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat untuk menerima atau menolak
semen-semen tersebut.
4) A i r :
a) Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton khususnya
garam.
b) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur ataupun air laut.
c) Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan pengawas.
5) Bahan pencampur (admixtures)
a) Penggunaan bahan admixtures harus dengan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas, dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan
beton yang dibuat.
b) Biaya tambahan akibat penggunaan bahan-bahan pencampur (admixtures) menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
6) Mutu dan Konsistensi Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua Beton Bertulang : K 225
7.4 Pelaksanaan
a. Proporsi :
1) Adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton K-225 untuk semua beton
bertulang.
2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus mengadakan
Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran.
Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada pelaksanaan, Kontraktor harus
mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI
1971 pasal 4.6 dan 4.7. Pengujian beton yang dilakukan dapat meliputi slump test dan
akan dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran. Slump yang diizinkan
dalam pelaksanaan adalah antara 8 – 12 cm.
3) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang
disyaratkan, maka Pengawas berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut :

12
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
a) Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa.
b) Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton.
c) Berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
4) Sedikitnya 3 (tiga) minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran beton, Kontraktor
harus mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya kepada
Pengawas. Asal-usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan, metoda pengadukan
yang dipakai, metoda pengecoran, harus turut diberitahukan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Pengecoran Beton :
1) Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan menyetujui
cetakan, bekisting (formwork), tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana beton
akan dituang/dicor. Tempat dimana beton akan dituangkan harus bebas dari segala
macam kotoran, puing-puing, potongan-potongan, kayu, air dan sebagainya.
2) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat pengaduk mekanis
(beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi baik, sehingga dapat dihasilkan
mutu adukan yang homogen.
3) Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan diisi/dicor beton. Air yang
mengalir ke dalam galian harus dikontrol/dibuang dengan cara yang disetujui direksi
pelaksanaan.
4) Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continuous harus diangkat tanpa
menimbulkan degradasi. Beton harus diangkat dalam gerobak yang bersih dan kedap
air. Metoda yang digunakan harus disetujui direksi pelaksanaan, setelah pemborong
mengajukan proposal/usulan cara-cara pengangkutan.
5) Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan dicuci
bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus diletakkan/dicor dan dipadatkan
pada tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.
6) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu pengadukan
dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaran dari
adukan. Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga
kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan.
7) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, kecuali untuk jumlah

13
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
yang kecil sekali dan hal inipun setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
8) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 cm dan segera
sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
(internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan
serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.
9) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton
yang bersifat permanen tanpa dihadiri Pengawas atau wakil dari Pengawas (inspector).
10)Beton, acuan penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam setelah
pengecoran, kecuali dengan direksi pelaksanaan. Semua pengecoran harus
dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan jangan
dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali atas izin Direksi.
11)Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum
dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.
12)Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton
harus selalu dilaksanakan.
c. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai,
sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang
akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan
penyambungannya menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui
Direksi/Pengawas.
d. Pemeliharaan Beton :
1) Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah,
selama paling sedikit 7 (tujuh) hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa yang
berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu selalu dalam
keadaan basah.
2) Bekisting kayu dibiarkan terpasang agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat. Air yang
dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur-unsur
kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan warna pada beton.

14
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
7.5 Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil
yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas.
Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
7.6 Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.

8. Pembesian dengan Besi Polos


8.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
a. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.
b. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
c. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak.
d. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran
dari penulangan baja oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
8.2 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
a. Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung.
b. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PERSYARATAN BETON
STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 2847 : 2013).
c. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
PERSYARATAN BETON STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 2847 :
2013) atau A.C.I. 315.
8.3 Pemasangan Tulangan

15
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
a. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar
dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
b. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi
yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan
penunjang lain yang diperlukan.
c. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil)
dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang
mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum
4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar
merata.
e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
f. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak berubah tempat
atau bergeser sebelum dan selama pengecoran. Selimut tulangan minimal 3 cm.
8.4 Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
b. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
c. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah

16
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
e. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2013), kecuali ditentukan lain.

9. Pekerjaan Bekisting Dinding Beton Biasa dengan Multipleks 12 mm


9.1 Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah pergeseran atau
perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh
melendut atau cekung. Sambungan-sambungan bekisting harus diusahakan agar lurus dan
rata dalam arah horisontal dan vertikal.
9.2 Bekisting yang digunakan dibuat dari kayu kelas III tebal sesuai kebutuhan dan dapat dipakai
maksimal untuk 2 kali pengecoran beton, acuan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga
kestabilan dari bekisting tersebut.
9.3 Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas semua perhitungan dan gambar rencana
bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Pengawas, sebelum pekerjaan di
lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas telah menyetujui untuk
digunakannya suatu rencana bekisting dari Kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan
oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.4 Bila diperkirakan akan terendam air, Pemborong harus membuat bekisting kedap air dengan
melapisinya menggunakan bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk Pengawas.
9.5 Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan dengan teliti
sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya
sudah tidak dapat diterima Pengawas, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat
dipergunakan lagi.
9.6 Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan dari perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan dan disetujui Pengawas.
9.7 Bagian dalam dari bekisting boleh dipoles dengan minyak bekisting dengan sepengetahuan
Konsultan Pengawas. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar cairan minyak
tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian.
9.8 Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut di atas, harus dibasahi hingga

17
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
benar-benar basah sebelum pengecoran beton.
9.9 Ketentuan diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila dihitung sejak selesai
pengecoran :
a. Sisi-sisi balok yang tidak dibebani : 3 hari
b. Plat Beton (penyangga tidak dibuka) : 7 hari
c. Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban : 21 hari
d. Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani : 28 hari
e. Tiang-tiang penyangga cantilever : 28 hari
9.10 Lain-lain dari jenis tersebut di atas harus dengan persetujuan direksi.

10. Pekerjaan Bongkar 1 m2 Bekisting Secara Biasa


10.1 Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas, semua bekisting harus disingkirkan
dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan
dapat dengan segera dapat dilakukan langkah perbaikan bila perlu, bekisting harus
secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya.
Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar segera
setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton.
Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi
harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses
pengerasan beton (curing).
10.2 Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai umur sesuai
daftar di bawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan
gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati
untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton
pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus sesegera mungkin
dilakukan. Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 1971 dipenuhi, dan juga harus mengikuti daftar berikut mengenai ketentuan
diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran :
a. Sisi-sisi balok yang tidak dibebani : 3 hari
b. Plat Beton (penyangga tidak dibuka) : 7 hari
c. Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban : 21 hari
d. Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani : 28 hari
e. Tiang-tiang penyangga cantilever : 28 hari

18
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
Dalam segala kemungkinan, beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus
ditinjau dan penyangganya harus dengan persetujuan Pengawas.

11. Pintu Sorong Baja dengan Roda Gigi 1,10 x 0,70


11.1 Umum :
Pekerjaan pemasangan pintu sorong baja dengan roda gigi 1,10 x 0,70 meliputi :
a. Pengukuran bentang pintu sebelum dilakukan fabrikasi.
b. Pekerjaan pembuatan pintu dikerjakan di workshop permanen (fabrikasi).
c. Penyediaan tenaga kerja serta alat atau bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
d. Pekerjaan pemasangan pintu sorong, meliputi material baja lengkap dengan roda gigi
e. Accesories pintu
11.2 Persyaratan Material :
a. Material Baja
Properti mekanikal baja
b. Lapisan Anti Karat
Material harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi
11.3 Persyaratan Pra Konstruksi :
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan pintu
sorong baja, sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap beserta detail dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
11.4 Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pembuatan dan pemasangan pintu sorong dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Pihak Kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan pintu sesuai dengan desain.
d. Pihak Kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai

19
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
untuk tumpuan kuda-kuda.

12.Pengecatan Top Talud


12.1 KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan
memakai bahan-bahan emulsi, cat dasar, dan plamur baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan
plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar
dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
12.2 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1
(satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
12.3 STANDAR / RUJUKAN
Steel Structures Painting Council (SSPC).
Swedish Standard Institution (SIS).
British Standard (BS).
Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
12.4 PROSEDUR UMUM
a. Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada didalamnya,
serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan,
sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.

20
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan Pengawas mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang
masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 30 cm x 30 cm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
disimpan Konsultan Pengawas guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
12.5 BAHAN – BAHAN
a. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai
harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Avitex atau setara .
b. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Avitex atau setara untuk permukaan pelesteran, beton dan papan kalsiboard.
c. Cat Penutup
Cat penutup yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Avitex untuk permukaan interior plesteran dan beton.
- Avitex untuk permukaan eksterior plesteran dan beton.
12.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.

21
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi
atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak
jatuh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan
pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran
sekelilingnya.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang
waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
b. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus
dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.
c. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.

22
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering).
Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter
zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permukaan beton dan plesteran diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

III. PEKERJAAN AKHIR


1. Pembersihan Akhir
1.1 Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai Pengguna Jasa. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian
dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
1.2 Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb dan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi yang diperkeras untuk umum yang

23
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.
bersebelahan dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaannya lainnya harus
digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.

2. Pembuatan Laporan, Dokumentasi dan Back Up Data


Apabila jangka waktu masa pemeliharaan pekerjaan sudah berakhir, pekerjaan akan
diterima apabila sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
2.1 Pihak Penyedia Jasa sudah melaksanakan perbaikan-perbaikan terhadap kerusakan/cacat–
cacat dari kategori bencana alam, dan hasil perbaikan oleh pelaksana tersebut sudah dapat
diterima oleh Pemberi Pekerjaan dalam kualitas/kuantitas sesuai dengan syarat-syarat teknis.
2.2 PIHAK PENYEDIA JASA sudah mengajukan permohonan tertulis sebelum tanggal
ditetapkan penyerahan II (KEDUA) pekerjaan kepada Pemberi Tugas, untuk diadakan
pemeriksaan terhadap hasil perintah tertulis atau dan pada buku harian sewaktu penyerahan
(PERTAMA) pekerjaan.
2.3 Penyedia Jasa harus membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap 0 %, 50 % dan 100 %
dengan pengambilan gambar pada sudut pandang yang sama, termasuk tahapan pekerjaan
yang penting. Dokumentasi ini dibuat 3 (tiga) set dan disusun rapi pada album sesuai urutan
dan jenis pekerjaan.
2.4 As Built Drawing (gambar bangunan terpasang/jadi) dan laporan kemajuan pekerjaan
(harian, mingguan dan bulanan), serta back up data harus dipersiapkan pada saat
penyerahan pertama pekerjaan untuk keperluan pemeriksaan dan harus sudah diserahkan
pada Direksi pada saat penyerahan kedua, sebanyak 3 rangkap (1 asli + 2 salinan),
semuanya atas biaya Penyedia Jasa.
2.5 Penyedia Jasa wajib memiliki Kontrak (SPK) lengkap dengan gambar bestek,perubahan
Kontrak (Amandemen) lengkap dengan Gambar Perubahan (Bila Ada).

24
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN EMBUNG DESA MAPANE TAMBU, DESA LABEAN, DESA MELI,
DESA SIWELI, DESA SIMAGAYA - KEC. BALAESANG KAB. DONGGALA
TAHUN ANGGARAN 2018.

25

Anda mungkin juga menyukai