Anda di halaman 1dari 6

NATRIUM NITRAT (NaNO3)

A. Pengertian Natrium Nitrat (NaNO3)


Natrium nitrat ialah tipe garam (NaNO3) yang
telah lama digunakan sebagai komposisi bahan
peledak dan dalam bahan bakar padat roket, juga
pada kaca dan pelapis tembikar, dan telah ditambang
secara luas untuk tujuan itu. Senyawa ini juga
disebut caliche, saltpeter, dan soda niter. Natrium
nitrat juga diolah secara sintetis dengan mereaksikan asam nitrat dengan abu soda.
Natrium nitrat memiliki sifat antimikrobial sehingga digunakan sebagai pengawet
makanan. Senyawa ini ditemukan secara alami dalam sayuran hijau berdaun. Selain itu,
senyawa ini berpotensi kesehatan dalam menambah oksigen pada darah, selain efek
sampingnya pada kesehatan khususnya bila terdapat dalam dosis tinggi.

B. Kegunaan Natrium Nitrat (NaNO3)


Natrium Nitrat merupakan bahan intermediet yang sebagian besar dikonsumsi
sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk (terutama pupuk NPK), bahan eksplosif
pada pembuatan dinamit, pembuatan kaca, dan pembuatan cat.
1. Pembuatan pupuk NPK
Pada proses pembuatan pupuk NPK, Natrium Nitrat merupakan bahan baku
yang menghasilkan nitrogen pada pupuk tersebut, dimana Natrium Nitrat
direaksikan dengan garam Kalium Klorida sehingga membentuk Kalium Nitrat.
Selanjutnya Kalium Nitrat dialirkan pada batuan fosfat yang mempunyai kadar
fosfat tinggi sehingga dihasilkan pupuk NPK yang memberi nutrisi pada daun.
Dewasa ini penggunaan pupuk Kalium Nitrat lebih disukai dibandingkan Kalium
Klorida karena tanaman tidak tumbuh baik pada tanah yang mengandung klorida.
2. Pembuatan Dinamit
Reaksi antara Natrium Nitrat dengan Ammonium Nitrat akan menghasilkan
gas yang sangat eksplosif sehingga dapat menimbulkan ledakan. Jenis dinamit yang
dihasilkan, yaitu Straight Dynamite, Amonia Dynamite, Gelatin Dynamite, Gelatin
Nitrat, dan Amonia Gelatin. Perbandingan jenis dinamit ditentukan dengan
pemakaian perbandingan Ammonium Nitrat dengan Natrium Nitrat.

3. Pembuatan Kaca
Pada pembuatan kaca, Natrium Nitrat sebagai bahan tambahan yang
dicampur dengan calumite, dimana Natrium Nitrat mengoksidasi calumite. Calumite
merupakan slag atau sisa proses peleburan logam yang berfungsi untuk
meningkatkan melting potensial, menurunkan devitrivikasi, menurunkan viskositas
Moltanglans. Pada pencampuran tersebut membutuhkan Natrium Nitrat sebanyak
2,5%. Penggunanaan Natrium Nitrat ini sangat efektif karena dapat mengurangi
bubble sehingga produk kaca tidak cacat.
4. Pembuatan Cat
Reaksi dengan lead atau timbal (Pb) akan membentuk Timbal Oksida (PbO)
yang banyak digunakan oleh industri cat sebagai penguat warna cat sehingga warna
cat lebih kuat dan merata pada suspensinya.

C. Bahan Baku Natrium Nitrat (NaNO3)


Bahan baku pembuatan Natrium Nitrat adalah Natrium Klorida dan Asam Nitrat atau
Natrium Karbonat dan Asam Nitrat.

D. Proses Pembuatan Natrium Nitrat (NaNO3)


Dalam pembuatan Natrium Nitrat (NaNO3) dikenal tiga macam proses, yaitu :

1. Proses Shank
Bahan baku pada proses ini berasal dari garam hasil penambangan (garam
chile) yang mengandung NaNO3. Prosesnya meliputi loading, leaching, washing dan
unloading. Pada prinsipnya proses yang utama adalah pemurnian dari garam hasil
penambangan dimana zat-zat selain NaNO3 dikurangi kadarnya sehingga diperoleh
NaNO3 dengan kadar kurang lebih 60%.
2. Proses Guggenheim
Pada prinsipnya proses Guggenheim sama dengan proses Shank, hanya
alatnya lebih disempurnakan, yaitu melalui proses crushing, leaching, filtering,
cristalizing, dan graining sehingga kadar NaNO3 lebih besar yaitu kurang lebih 85%.
3. Proses Sintesis
Macam-macam proses sintesis, yaitu :
a. Reaksi antara Na2CO3 dengan HNO3
Na2CO3 + 2HNO3 305̊C vakum 2NaNO3 + H2O + CO2
Proses ini berlangsung pada suhu 305 – 350oC pada tekanan vakum di dalam
reaktor fluidized bed . Reaksi ini akan menghasilkan produk NaNO3 dengan
konversi sebesar 97-98% terhadap HNO3 (U.S. Patent 2535990, 1950).
b. Reaksi antara NaCl dengsn HNO3
3NaCl + 4HNO3 60˚C, 1 atm 3NaNO3 + NOCl + Cl2 + 2H2O
Proses ini berlangsung pada suhu 60oC pada tekanan 1 atm, dalam reaktor alir
tangki berpengaduk. Besarnya konversi yang diperoleh adalah 95% terhadap
NaCl.

Proses sintesis menghasilkan kadar NaNO3 yang lebih tinggi dari proses shank
dan Guggenheim yaitu ± 90-99%.

Mekanisme Reaksi
Reaksi pembentukan NaNO3 dari NaCl dan HNO3 berdasarkan urutan
mekanisme reaksi sebagai berikut :
3 NaCl + 3 HNO3 3 NaNO3+ 3 HCl
HNO3 + 3 HCl NOCl + Cl2 + 2H2O
3 NaCl + 4 HNO3 3 NaNO3 + NOCl + Cl2 + 2 H2O

NaCl akan bereaksi dengan HNO3 membentuk NaNO3 dan HCl terlebih
dahulu. Selanjutnya HCl akan bereaksi dengan sisa HNO3 yang belum bereaksi
dengan NaCl sehingga membentuk air dan gas NOCl serta gas Cl2. Reaksi NaCl
dan HNO3 menjadi NaNO3 berlangsung di dalam Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB) pada temperatur 60oC dan tekanan 1 atm.
E. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Natrium Nitrat (NaNO3)
a. Sifat Fisik
Wujud : Bubuk Putih atau Kristal tidak berwarna (Kristal trigonal padat)
Rasa : Pahit, Garam
Warna : Putih
Berat Molekul : 84,99 g/mol
Titik Didih : 380 ° C (716 ° F)
Titik Leleh : 308 ° C (586,4 ° F)
Densitas : 2.26 (Air = 1)
Kelarutan : 92.1g/100 ml (dalam air)
ΔfH0cair : -452 kJ/mol

ΔfH0padat : -468 kJ/mol


S0padat : 117 J/mol·K

b. Sifat Kimia
Mudah larut dalam air panas. Larut dalam air dingin. Sebagian larut dalam metanol.
Sangat sedikit larut dalam aseton. sangat sedikit larut dalam gliserol. Sangat larut dalam
amonia cair. Kelarutan dalam air:

F. Bahaya dan Penanganan Natrium Nitrat (NaNO3)

Bahaya yang mungkin ditimbulkan :


1. Ingesti : Dapat menyebabkan gastroenteritis dan sakit perut.
2. Penghirupan : Iritasi pernapasan
3. Kulit : Dapat menyebabkan iritasi.

PENANGANAN :

1. Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
2. Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin
mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-
benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis
dengan segera.
3. Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
4. Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
5. Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas,
beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke
mulut.
6. Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

Penyimpanan:
Jangan disimpan berdekatan dengan zat yang mudah terbakar. Disimpan
dalam ruangan yang berfentilasi dan suhu yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai