Anda di halaman 1dari 8

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

1. Pendidikan dan nilai budaya adalah dua hal yang berkaitan seperti instrumen dan isi.
a. Jelaskan tiga konflik nilai yang menjadi isu pendidikan di Amerika sampai saat
ini!
Menurut hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh Agustiar Syah Nur (2001),
ada beberapa isu dan masalah pendidikan yang dialami pemerintah dan masyarakat
Amerika Serikat, antara lain:
1) Banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh langsung oleh orang tua
mereka, karena adanya dinamika perubahan social masyarakat AS yang
umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat tinggi
di luar rumah. Hal ini akan menjadi permasalahan yang serius bagi
perkembangan social anak dilihat dari aspek psikis dan emosional.
2) Tingginya tingkat perceraian, yang mengakibatkan banyaknya anak-anak usia
sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single-parent dalam rumah
tangga. Tidak sedikit janda cerei di AS yang terpaksa harus berporfesi
rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan social anak-
anak mereka.
3) Tingginya tingkat imigrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak mampu
dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang tidak
memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan masalah pendidikan
anak-anak dari keluarga imigran tidak dapat teratasi. Ditambah lagi factor
bahasa dari kalangan imigran yang menyulitkan bagi anak-anak imigran itu
sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
b. Jelaskan kaitan antara nilai ideal, kurikulum dan conscious of social reproduction
dalam sebuah sistem pendidikan!
Pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis, atau dalam arti
hasil dan dalam arti proses. Dalam artinya yang luas pendidikan menunjuk pada
suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan
dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau
kemampuan fisik (physical ability) individu. Pendidikan dalam artian ini
berlangsung terus (seumur hidup). Kita sesungguhnya belajar dari pengalaman

1
seluruh kehidupan kita (Kneller, 1967:63 dalam Siswoyo, 2007:18). Dalam arti
teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembangan
pendidikan (sekolah), dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya,
yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke
generasi (Siswoyo, 2007:19).
Menurut Ki Hadjar Dewantara, yang dimaksud dengan pendidikan yaitu tuntunan
di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu,
menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari uraian
pengertian pendidikan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara implisit terkandung nilai-
nilai pendidikan bagi individu, masyarakat dan bangsa. Adapun nilai-nilai tersebut
antara lain:
 Membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki kepercayaan diri, disiplin dan tanggung jawab, mampu
mengungkapkan dirinya melalui media yang ada, mampu melakukan hubungan
manusiawi, dan menjadi warga negara yang baik.
 Membentuk tenaga pembangunan yang ahli dan terampil serta dapat
meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi kerja.
 Melestarikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan
negara.
 Mengembangkan nilai-nilai baru yang dipandang serasi oleh masyarakat dalam
menghadapi tantangan ilmu, teknologi dan dunia modern.
 Merupakan jembatan masa lampau kini dan masa depan.
Secara garis besar, nilai dibagi kedalam dua kelompok yaitu nilai-nilai nurani
(values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving). Nilai-nilai nurani
adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku

2
serta cara kita memperlakukan orang lain. Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani
adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu
batas, kemurnian, dan kesesuaian. Nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu
dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang
diberikan. Yang termasuk pada kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat
dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan
murah hati. Nilai ada dimana-mana dalam pendidikan; ada dalam setiap aspek
praktik persekolahan; nilai adalah dasar dari seluruh materi pilihan dan pembuatan
keputusan. Dengan menggunakan nilai, guru mengevaluasi siswa dan siswa
mengevaluasi guru. Masyarakat mengevaluasi mata pelajaran, program sekolah,
dan kompetensi pengajaran; dan masyarakat itu sendiri dievaluasi oleh pendidik.
Pendidikan mengandung suatu pengertian yang luas, menyangkut seluruh aspek
kepribadian manusia termasuk hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan
keterampilan. Sehingga dengan pendidikan manusia berusaha untuk meningkatkan,
mengembangkan, serta memperbaiki nilai- nilai dalam kehidupannya.
Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Dalam kegiatan
tersebut terjadi usaha untuk mentransformasikan nilai- nilai dalam kehidupan
manusia. Nilai tersebut antara lain nilai- nilai religi, kebudayaan, sains dan
teknologi, seni, dan keterampilan. Nilai-nilai tersebut dapat mempertahankan,
mengembangkan bahkan merubah kebudayaan yang dimilikki masyarakat. Disini
akan berlangsung pendidikan dalam kehidupan manusia.
Nilai sendiri berarti sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan (purwadarminta, 1999:677). Maksudnya kualitas yang memang
membangkitkan respon penghargaan (Titus, 1993:112). Nilai itu praktis dan efektif
dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam
masyarakat (Muhaimin dan Mujib, 1993: 110). Menurut Sidi Gazalba yang dikutip
Chabib Thoha mengartikan nilai sebagai berikut: Nilai adalah sesuatu yang bersifat
abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan
benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki (Thoha, 1996:61). Sedang menurut Chabib
Thoha nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang
telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (manusia yang meyakini).
Jadi nilai adalaah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai
acuan tingkah laku.
3
Nilai-nilai yang akan ditransformasikan dalam pendidikan mencakup nilai-nilai
religi, nilai-nilai kebudayaan, nilai-nilai sains dan teknologi, nilai-nilai seni, dan
nilai keterampilan. Nilai-nilai yang ditransformasikan tersebut dalam rangka
mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan
yang dimiliki masyarakat. Maka, disinilah pendidikan akan berlangsung dalam
kehidupan.
Agar proses transformasi tersebut berjalan lancar, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan, antara lain seperti dikemukakan
oleh Sadulloh (2007):
Adanya sarana dan perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhuan.
Sarana tersebut harus didasarkan atas pengabdian pada peserta didik, harus sesuai
dengan setiap nilai yang ditransformasikan. Adanya suasana yang memadai,
sehingga proses transformasi nilai-nilai tersebut berjalan wajar, serta dalam
suasana yang menyenangkan (Sadulloh, 2007:58).
c. Apakah konflik (No.2a) juga terjadi di Indonesia. Jelaskan dengan teori!
Konflik pendidikan di Indonesia lebih kepada
1) Munculnya kelompok-kelompok atau geng
Geng merupakan salah satu dari kelompok sosial yang dapat tercipta dalam
lingkungan sekolah hal ini dapat terjadi disebabkan karena pada dasarnya
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri di
dunia. Terlebih lagi Sekolah Menengah Atas yang muridnya merupakan remaja
yang secara psikologi kemampuan berpikir mereka sedang berkembang,
memperluas pergaulan sesama siswa dan berpaling kepada teman sebaya yang
lebih mengerti kondisi emosi kita. sehingga tidak menerima lagi masukan
orang tua secara mentah-mentah .dan sekolah merupakan tempat kedua mereka
setelah dirumah karena sebagian waktu mereka dalam sehari mereka habiskan
di sekolah. jadi sangat memungkinkan sekolah menjadi sarana untuk hal
tersebut.
Faktor penyebab munculnya geng pelajar di sekolah antaralain sebagai berikut :
 Pengawasan kegiatan anak setelah kegiatan di sekolah yang masih kurang.
 Kurangnya kegiatan di luar akademik yang sesuai dengan bakat dan minat
remaja.

4
 Peraturan yang kadang membuat siswa bosan dan memilih hal-hal yang
menghindar dari peraturan tersebut.
 Munculnya orang-orang di luar lingkungan pendidikan yang
mempengaruhi dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan negatif
sehingga terbentuk geng.
 Pencarian jati diri untuk menunjukkan kekuatan dan kekuasaan.
2) Fenomena tawuran antar pelajar
Tawuran antar pelajar mungkin sudah menjadi hal yang biasa belakangan ini.
Waktu yang seharusnya mereka lakukan untuk belajar justru mereka gunakan
untuk saling menyerang satu sama lain. Tawuran antar pelajar ini semakin
menjadi semenjak dibentuknya geng-geng, rasa persahabatan yang kuat
membuat mereka merasa bagaikan satu tubuh. Apabila ada anggota yang
mendapat masalah, maka seluruh anggota akan ikut turun tangan untuk
menyelesaikannya. Yang menjadi masalah adalah emosi yang belum stabil
pada usia mereka. Masalah yang semula kecil bisa berakibat fatal karena
dihadapi dengan penuh emosi.
Penyebab terjadinya tawuran antar pelajar antara lain:
 Sebab terkecil yang melatar belakangi tawuran yaitu saling ejek satu sama
lain, hingga kemudian diantara mereka ada yang tidak terima lalu mereka
menyerang kubu yang lain.
 Dendamnya seorang siswa, hingga ia berusaha untuk membalas perlakuan
yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap telah merugikan
seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah.
 Tingkat kestresan dalam menghadapi materi pelajaran. Seperti yang
diketahui bahwa materi pelajaran yang ada di sekolah cukup bannyak dan
berat. Akhirnya stress yang mereka alami itu mereka tumpahkan dalam
bentuk yang tidak terkendali yaitu tawuran.
 Faktor lain adalah lemahnya pemahaman tentang agama serta aplikasinya.
Mereka tidak tertarik dengan hal keagamaan, sehingga pemahaman mereka
kurang. Selain itu, mereka tidak diajarkan untuk aktik mempraktekkan
materi yang mereka dapat. Mereka hanya mengetahui teori dan lemah
dalam hal praktek.

5
2. Masyarakat, pendidikan dan kebudayaan adalah saling berkaitan.
a. Jelaskan hakekat sebuah masyarakat dengan mengaplikasikan tiga teori yang ada!
Pendidikan dalam suatu masyarakat akan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Pendidikan tersebut sangat
tergantung pada seberapa aktif dan kreatif para pendidik dalam masyarakat
tersebut. Dalam hal ini biasanya para tokoh masyarakat, para guru dan para
pendidik lain merupakan motor penggerak serta kemajuan masyarakat yang
bersangkutan.
Pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi manusia, diharapkan melalui
pendidikan, potensi dalam diri individu akan lebih berkembang. Sehingga dengan
hal ini perkembangan dalam masyarakat akan terus mengarah yang lebih baik dan
tercipta generasi-generasi penerus yang lebih handal. Pengembangan kemampuan
anggota masyarakat dalam menyiapkan generasi penerus merupakan tugas dan
fungsi pendidikan yang paling menonjol.
Hubungan satuan pendidikan dengan masyarakat, membahas mengenai
pemberdayaan terhadap masyarakat itu sendiri lewat peran serta, keterlibatan dan
partisipasinya terhadap pendidikan secara menyeluruh, baik itu mengenai
pengertiannya secara konfrehensif, pengembangan, kebutuhan dan kepuasannya
terhadap sesuatu yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible),
atau juga deferensiasi daerah di mana mereka tinggal dan sebagainya.
Hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya serta kepribadian suatu
masyarakat betapapun sederhananya masyarakat tersebut sangat jelas terlihat.
Tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat,
dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila
para pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya
sebagai generasi penerus. Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah
melalui proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut
didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam
penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal.
Hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat, Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
6
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
b. Manusia dididik agar dapat melaksanakan hak azazi dan kewajiban azazinya,
bagaimana hal ini bisa tercipta dalam masyarakat Indonesia dimasa depan.
Jelaskan!
Untuk menciptakan manusia yang dapat melaksanakan hak azazi dan
kewajiban azazinya maka kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan. Pendidikan
yang baik dapat menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas, dapat
menghargai dan saling menghormati antar sesamanya. Pendidikan merupakan salah
satu hal terpenting dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Dengan adanya
pendidikan yang memadai dalam suatu bangsa maka kualitas sumber daya
manusianya pun akan baik, karena itulah pendidikan sangat penting dalam
kehidupan agar seseorang dapat mencapai tujuan hidup yang dimilikinya. Sifatnya
mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun
bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju
mundurnya pendidikan suatu bangsa tersebut.
Salah satu pendidikan yang sangat penting yang harus ditanamkan kepada
anak-anak sejak dini adalah pendidikan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) dan
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia itu sendiri. HAM sendiri
merupakan Hak yang dimiliki manusia sejak manusia tersebut lahir kemuka bumi.
Hak yang dimaksud dapat berupa hak untuk hidup dan hak untuk mendapatkan
penghidupan yang layak saat ia lahir dikemudian hari. HAM yang seharusnya
menjadi tolak ukur seseorang untuk bertingkah laku dan memperlakukan
sesamanya dengan baik, kadang disalah artikan dengan tindakan-tindakan
pelanggaran HAM yang merugikan orang lain. Pelanggaran HAM tidak hanya
terjadi diruang lingkup masyarakat luas, ruang lingkup terkecil seperti sekolah pun
tidak luput dari tindakan-tindakan pelanggaran HAM yang tidak manusiawi baik
berupa pelanggaran fisik maupun psikis.
7
8

Anda mungkin juga menyukai