Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat

diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Berdasarkan

sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk. Tolak ukur perilaku

yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Baik itu norma

agama, hukum, kesopanan, kesusialaan, dan norma-norma lainnya. Keluarga inti terdiri dari ayah,

ibu dan anak, lalu ada Keluarga luas (extended family) : keluarga inti di tambah anggota keluarga

lainnya yang menjadi tanggungan keluarga inti, dan Keluarga besar yaitu kumpulan keluarga yang

mempunyai pertalian darah (satu keturunan).

Dalam kesehatan hubungan perilaku dan keluarga sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita

sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi keluarga. Salah

satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh promoter kesehatan

tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan adalah hal

yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan kearah yang

lebih baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang

baik akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.

Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang masalah perilaku keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan yang terjadi di masyarakat, factor-faktor penyebab rendahnya

perilaku yang baik, dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih baik.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


1
1. Apa masalah perilaku keluarga yang berhubungan dengan kesehatan yang terjadi di

Masyarakat?

2. Apa akibat masalah perilaku keluarga yang berhubungan dengan kesehatan yang terjadi

di Masyarakat?

3. Bagaimana cara mengatasi akibat dari masalah perilaku keluarga yang berhubungan

dengan kesehatan yang terjadi di Masyarakat?

1.3. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah mengubah perilaku masyarakat yang salah yang berhubungan
dengan kesehatan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Perilaku dan Keluarga

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat

diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.

Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak

disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat

memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat

menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.

Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak ( keluarga inti ), lalu ada pula yang disebut Keluarga luas

(extended family) :yaitu keluarga inti di tambah anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan

keluarga inti, dan Keluarga besar yaitu kumpulan keluarga yang mempunyai pertalian darah (satu

keturunan).

2.2 Hubungan Keluarga Dengan Kesehatan

Dewasa ini pembangunan di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan yang begitu

pesat, serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan

kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan

saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab

semua masyarakat. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau kelompok mempunyai

tanggung jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap upaya yang menciptakan

terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan kelompok

yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam penuh. Menurut

Mubarok (2007) peran keluarga adalah mampu mengenal masalah kesehatan, mampu membuat

keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu

memodifikasi lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

3
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di

bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:

2.2 Mengenal Masalah Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan

dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang

dialami anggita keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga

(suprajitno, 2004). Menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah

dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga

haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.

2.2.1 Masalah perilaku keluarga yang berhubungan dengan kesehatan yang terjadi di

masyarakat

Masalah perilaku keluarga yang sering terjadi di masyarakat adalah

4
1. Tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Meski sangat mudah di lakukan, ironisnya, mencuci tangan sangat sering di abaikan banyak

orang dengan beragam alasan. Padahal, kebiasaan sehat itu dapat melindungi kita dari kuman

penyebab penyakit yang menempel di tangan kita. Contoh penyakit yang di sebabkan kuman adalah

diare, cacingan, infeksi saluran nafas atas (ISPA), TBC, bahkan penyakit mematikan yaitu SARS ,

flu burung (H5N1), flu babi (H1N1).

Namun perhatikan cara mencuci tangan, jangan sekadar membasuh telapak dalam waktu

singkat. “Banyak orang dewasa dan anak-anak menganggap tangan hanyalah telapak. Padahal,

tangan terdiri dari telapak, punggung, pergelangan, jari, sela-sela jari dan kuku. Di setiap bagian

tangan itu ada beragam jenis kuman yang menimbulkan penyakit tertentu,” ungkap dr. Herbowo

A.F. Soetomenggolo, SpA, dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, Jakarta.

Oleh karena itu, biasakan menggosok tangan – terutama kuku, sela jari dan punggung tangan –

dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Lakukan setiap kali Anda hendak makan, sesudah

melakukan aktivitas di toilet (buang air besar atau kecil), sebelum memegang bayi, sehabis

menceboki anak dan akan menyiapkan makanan.

Untuk langkah mencuci tangan yang baik dan benar, coba ikuti panduan seperti di bawah ini:

· Basahi tangan dengan air mengalir dan teteskan/usapkan sabun secukupnya.

· Gosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari. Gosokkan juga telapak tangan kanan ke

punggung tangan kiri (atau sebaliknya), dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)

antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.

· Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lain dan saling mengunci. Usapkan ibu

jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama

dengan ibu jari tangan kiri.

· Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan ke depan, ke

belakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.


5
· Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar.

Lakukan pula untuk tangan kiri.

· Setelah minimal 10 detik mencuci tangan, bilas tangan hingga seluruh busa sabun hilang.

· Keringkan tangan dengan tisu bersih atau handuk sekali pakai, atau pengering udara. Jika
memungkinkan, gunakan tisu atau handuk untuk mematikan kran.

2. Tidak memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Kita seharusnya memberantas jentik di rumah agar populasi nyamuk di rumah


terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat di cegah atau di
kurangi. Penyakit yang di sebabkan nyamuk seperti demam berdarah (DBD), malaria,
chikungunya, dan kaki gajah.

Agar terhindar dari penyakit tersebut kita sebaiknya melakukan pemberantasan


sarang nyamuk(PSN) dengan cara 3 M Plus, yaitu menguras, menutup, mengubur.
3 M Plus adalah 3 cara plus yang di lakukan pada saat PSN yaitu :
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas,
alas/ tatakan pot kembang.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon,
lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban
bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang di buang sembarangan( bekas botol/bekas aqua,
plastik kresek,dll).

3. Tidak makan buah dan sayur

Anggota keluarga diharapkan mengkonsumsi 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena :
a. Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur metabolisme energi, pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh.
b. Mengandung serat yang tinggi.
Mamfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah adalah :
a. Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
b. Vitamin D untuk kesehatan tulang.
c. Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
d. Vitamin K untuk pembekuan darah.
e. Vitamin C untuk meningkatjan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
f. Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
g. Vitamin B12 dapat meningkatkan nafsu makan.

Cara mengolah sayur dan buah agar tidak merusak dan mengurangi zat gizinya yaitu dengan
memakannya dalam keadaan mentah auat di kukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa
vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah dan sayur tersebut. Pemanasan tinggi kan
menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.
6
4. Merokok dalam rumah

Setiap anggota keluarga dilarang merokok di dalam rumah karena akan


menyebabkan beberapa penyakit seperti menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada
mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal di bandingkan yang bukan
merokok, menyebabkan paru-paru kronis, merusak gigi dan bau mulut yang tidak sedap,
menyebabkan stroke dan penyakit jantung, tulang lebih mudah patah, menyebabkan kanker
kulit, menyebabkan kemandulan dan hipotensi, menyebabkn keguguran dan kemandulan.

Perokok terbagi 2 yaitu perokok aktif dan perokok pasif .

a. Perokok aktif yaitu : orang yang mengkonsumsi rokok rutin dengan sekecil apapun
walaupun itu Cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang mengisap rokok walau
tidak rutin sekalipun atau sekedar coba-coba dan caramengisap rokok Cuma sekedar
menghembuskan asap walau tidak di isap masuk ke dalam paru-paru.
b. Perokok pasif : orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain
atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang
merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang
harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan,
sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok,
sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di
sekelilingnya.

Cara mengurangi merokok adalah jumlah rokok yang di hisap setiap hari di kurangi
secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau
yang di tetapkan. Misalkan dalam sehari-hari perokok menghabiskan 28 batang batang
rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari
dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari.

5. Pola Makan

 Kebiasaan dengan Junk Food

Banyaknya asupan kalori, gula dan lemak yang dimakan oleh keluarga seperti makanan siap
saji dan gula-gula menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kasehatan yaitu kenaikan
berat badan.

Makanan sehat bukan hanya berarti bersih dan aman dikonsumsi tetapi perhatikan pula
kalori dan gula yang terkandung dalam makanan tersebut. Perlu diingat, makanan segar tetap lebih
baik dibanding makanan beku ataupun makanan cepat saji, karena cenderung memiliki kadar lemak

7
yang lebih rendah. Selain menerapkan pola makan yang sehat, jangan lupa untuk membiasakan diri
melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan sehat pada keluarga ini tidak lepas dari peran banyak pihak
termasuk diantaranya orang tua di keluarga itu.

 Kebiasaan makan berlebihan

Kebiasaan makan berlabihan sering kita jumpai pada orang Sumatera,dimana porsi
nasi yang sangat banyak di bandingkan dengan lauk pauknya.Pola makan seperti ini salah
karena pemenuhan nutrisi kedalam tubuh tidak seimbang bahkan bisa menyebabkan faktor
resiko nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

Pola makan yang baik adalah makan dengan teratur.Teratur maksudnya disini adalah
makan tepat waktu dan sesuai porsi.Makanan yang dimakan harus seimbang antara
pemenuhan karbohidrat (65 %),protein (15 %),dan lemak (20 %) dan vitamin lainnya.

6. Aktivitas

Selain menerapkan pola makan yang sehat, jangan lupa untuk membiasakan diri melakukan
aktivitas fisik. Kebiasaan sehat pada keluarga ini tidak lepas dari peran banyak pihak termasuk
diantaranya orang tua di keluarga itu.
Semakin majunya teknologi semakin rendah pula aktifitas yang dilakukan oleh para anggota
keluarga. Anggota keluarga khususnya anak lebih memilih bermain playstation,komputer atau
menonton televisi dari pada berolahraga . Kurangnya olah raga. Kenaikan berat badan juga dipicu
dengan kurangnya olah raga karena tidak ada aktivitas yang membakar lemak.
Sehingga energi dari asupan setiap hari berlebih nantinya akan ditimbun menjadi
lemak,terutama pada bagian perut yang akan menyababkan obesitas.

7. Budaya dalam keluarga

Hasil wawancara secara subyektif dengan dokter Puskesmas dapat disimpulkan bahwa
diwilayah kerja puskesmas yaitu masyarakat wilayah kecamatan Kartosuro masih banyak
masyarakat yang dalam menangani masalah kesehatanya (mencari pengobatan) terkait dengan
tradisi setempat yang diwariskan dari orang- orang terdahulu. Contoh dari hasil wawancara
pada ibu yang kontrol setelah melahirkan adalah menolak minum
banyak, menurut ibu tersebut minum akan membuat luka jalan lahir basah sehingga
lama sembuhnya.
Menurut Leininger (1994) perilaku tersebut tergolong
membahayakan kesehatan ibu karena pada masa penyembuhan dibutuhkan banyak
cairan. Kasus lain yang terkait dengan perilaku budaya tetapi tidak membahayakan
kesehatan adalah tradisi yang diberikan pada ibu setelah melahirkan dengan cara membakar
daun dadap kemudian dicampur merica dan dipakai untuk pembalut di celana. Hal ini ditinjau
dari kesehatan dapat mempercepat penyembuhan karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah
dekat luka paska melahirkan.

8. Penggunaan ponsel

8
Di Era kemajuan tekhnologi sekarang ini semua orang baik orang tua maupun anak, 90%
menggunakan handphone di dalam sebuah keluarga. Menurut penelitian, radiasi yang dikeluarkan
dari handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang negative terhadap otak
kita.Keluarga khususnya anak kerap sekali membawa tidur ponselnya sehingga mudah
mengakibatkan efek negative otak kita yaitu otak menjadi lemah.

9. Kekerasan

Perilaku Orang tua yang mendidik anaknya dengan kekerasan menyebabkan anak merasa
stress dan tertekan yang dapat menyebabkan gangguan mental pada anak tersebut.
Sehingga kesehatan anak tersebut terganggu karena menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat
diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik fisik,mental,dan sosial serta tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan.
Perilaku kekerasan dalam mendidik anak adalah hal yang salah karena dapat membentuk
mental yang tidak baik pada anak bahkan anak bisa jadi meniru perilaku yang di perlihatkan oleh
orang tuanya.Dalam hal mendidik anak di dalam keluarga sebaiknya orang tua mempergauli anak
dan menasehati anak secara lemah lembut terhadap perilaku-perilaku yang di anggap
menyimpang.Karena anak merupakan manusia yang masih dalam tahap perkembangan yang
mempunyai emosi yang juga belum matang.

10. Memasak menggunakan zat aditif buatan dengan berlebihan

Dewasa ini semakin banyak zat adiktif yang beredar dipasaran untuk menciftakan makanan
beraneka rasa dan warna.Mulai dari penyedap rasa,pewarna makanan,hingga pengawet
makanan.Untuk menghasilkan makanan yang lezat dan mempunyai warna yang menarik, ibu
kerapkali memilih menggunakan zat adiktif yang di jual di pasaran.Namun makanan tersebut hanya
enak di mulut namun tidak baik untuk kesehatan.Dan sangat disayangkan ibu lebih memilih rasa dari
pada akibat yang akan ditimbulkan dari penggunaan zat-zat adiktif yang telah di campurkan dengan
makanan.

Bahaya zat aditif.

Jika mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :

 Formalin

Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem
saraf.

 Boraks

Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.

 Natamysin

Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.

 Kalium Asetat
9
Kerusakan fungsi ginjal.

 Nitrit dan Nitrat

Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ


tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

 Kalsium Benzoate

Memicu terjadinya serangan asma.

 Sulfur Dioksida

Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.

 Kalsium dan Natrium propionate

Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan
kesulitan tidur.

 Natrium metasulfat

Alergi pada kulit.

 Tartazine

Meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.

 Sunset Yellow

Menyebabkan kerusakan kromosom.

 Ponceau 4R

Anemia dan kepekatan pada hemoglobin.

 Carmoisine (merah)

Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.

 Quinoline Yellow

Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.

 Siklamat

Kanker (Karsinogenik).

 Aspartan

Gangguan saraf dan tumor otak


10
Beberapa yang bisa kita lakukan antara lain :

1. Mengurangi konsumsi makanan siap saji ( fast food / makanan instan ).


2. Meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayuran dan vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung
zat anti karsinogen . Beberapa vitamin dimaksud antara lain : Vitamin A, C, E ( banyak
terdapatdalam sayur dan buah ) ; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus ;
betakaroten, vitamin B 3 ( niasin ), vitamin D dalam bentuk aktif ( 1.25-hidroksi ) terdapat dalam
mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan segar.
3. Member pengertian kepada anggota keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol
pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
ketika berpicnik, bersekolah.

11. tidak memperhatikan air minum

Mengingat pentingnya air dalam kehidupan, maka kandungan dalam air perlu diperhatikan
untuk membuat tubuh tetap sehat. Air dalam kondisi tertentu bisa jadi berbahaya karena memiliki
kandungan nitrit tinggi. Selain itu air dengan kondisi tertentu juga sering kali mengandung zat yang
berbahaya bagi tubuh. Berikut adalah kondisi air yang sebaiknya tidak diminum:

1. Air yang dibiarkan mendidih terlalu lama

Air dengan kondisi seperti ini memiliki kandungan logam berat dan nitrit yang tinggi.
Mengonsumsi air dengan kondisi ini dalam jangka waktu lama dapat mengganggu fungsi lambung
dan usus. Kandungan nitrit yang tinggi pada air dapat membuat tubuh kekurangan oksigen.

2. Air yang dimasak kembali

Air seringkali dimasak kembali untuk tujuan membuatnya hangat. Namun, ini justru membuat kadar
nitrit meningkat karena adanya penguapan kembali. Penumpukan nitrit di dalam tubuh dapat
membahayakan kesehatan.

3. Air yang sudah disimpan lama.

Air yang sudah lama disimpan tanpa diminum akan menyebabkan gangguan kesehatan karena
mengandung zat yang bersifat toksik. Zat ini dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga dapat
memperlambat pertumbuhan bagi anak dalam masa pertumbuhan. Sedangkan pada orang dewasa
dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan dan lambung.

4. Air yang tidak dimasak

Air yang tidak dimasak memiliki kecenderungan mengandung bakteri yang berbahaya bagi tubuh.
Selain itu air dengan kondisi seperti ini jika berasal dari ledeng memiliki kandungan klorin yang
cukup tinggi akibat proses pemurnian. Pemasakan air hingga suhu mendidih yaitu 100 derajat
Celcius dapat menghilangkan zat ini karena adanya penguapan.

5. Air sisa mengkukus

Air yang sudah digunakan untuk mengkukus memiliki kandungan nitrit yang tinggi, selain itu air ini
dapat mengandung kerak yang dapat mengakibatkan perubahan patologis pada sistem pencernaan,
saraf, saluran kemih dan pembuatan darah, bahkan mengakibatkan penuaan dini.
11
12. Makan obat tanpa resep

Kebiasaan keluarga makan obat tanpa resep sering kita jumpai di masyarakat.Hal ini bisa di
sebabkan keadaan ekonomi yang tidak baik.Sehingga keluarga tidak punya biaya untuk ke rumah
sakit.Namun jika kita lihat dari sisi lain bahwa pemerintah telah menyediakan pelayanan kesehatan
gratis seperti puskesmas,kebiasaan ini buka lagi akibat ketimpangan ekonomi namun memang
sudah menjadi tabiat bagi keluarga tersebut.

Dampak buruk makan obat tanpa resep khususnya anti biotik adalah menyebabkan
peningkatan kuman yang resisten terhadap obat.

13. Tidak mencuci alas tempat tidur sekali seminggu

Mencuci alas tempat tidur merupakan hal yang tidak terlalu di perhatikan dalam keluarga pada
umumnya.Namun dari perilaku ini anggota keluarga bisa terjangkit penyakit menular melalui alas tempat
tidur yaitu cacingan.Cacing ini disebut Enterobius vermicularis yang akan bertelur dalam jumlah yang
banyak dan dapat keluar melalui anus penderita pada malam hari di alas tempat tidur,sehingga dapat tertular
ke anggota keluarga lainnya yang tidur pada tempat yang sama.Cara mencegah penyakit ini adalah dengan
cara mencuci alas tempat tidur sekali seminggu.

14. Tidak melakukan Personal higiene

Tujuan perawatan personal hygiene adalah


· Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri
· Menghilangkan bau badan yang berlebihan
- Memelihara integritas permukaan kulit
· Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
· Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
· Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
· Meningkatkan percaya diri seseorang
· Menciptakan keindahan
· Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

 Akibat personal higiene hilang

Akibat hilangnya personal higiene adalah kelainan pada mulut dan gigi

Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak
dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada
gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film
tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang
dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut
akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang

12
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan
tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan
gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi
sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya
dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya
dan menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang
dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium
bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh
karenaberbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum)
kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi
sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi.
Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya
bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan
pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :
· Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut.
Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya
disebabkan oleh penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain,
seperti diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada
kerongkongan
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh
minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan
gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok.
Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau
mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera
hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
· Akibat lain dari gigi tidak terawat
Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga menyebabkan kematian. Gigi
berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi
kondisi organ lainnya
Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi
yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe. Bakteri kemudian menghancurkan
seluruh pulpa, terkadang sampai tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk kantung yang
disebut granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya,
yang dapat tertekan dalam aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran
darah, penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung
dengan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti misalnya pada mata,
hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai
infeksi fokal.
.
· Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea).
Karies gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui
kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus
asam laktat pada asaliva yang secara normal ditemukan pada mulut, yang membentuk lapisan gigi

13
yang disebut plak. Plak adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi
pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegh disolusi bakteri
pada rongga mulut. Asam akhirnya merusak gigi dan email, pada kasus yang berat, merusak pulpa
atau jaringan spon dalam gigi. Lubang pertama kali mulai sebagai diskolorasi pengapuran putih dari
gigi. Selanjutnya dengan berkembangnya lubang, gigi menjadi kecoklatan atau kehitaman.
· Untuk orang yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum adalah pyorrhea.
Penambahan penyakit seperti berikut:
Deposit kalkulus pada gigi digaris gusi.
Gingiva menjadi bengkak dan perih.
Peradangan menyebar, pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gingival, gusi menyusut.
Tulang alveolar hancur, dan gigi lepas (lewis, collier, 1996).

· Halitosis (bau nafas) merupakan masalah umum. Hal ini akibat hygiene mulut yang buruk,
memasukkan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut yang tepat
mengeliminasi bau, kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau
diabetes.
· Perawat seringkali menghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama
pada sudut mulut. Defisiensi riboflavin, nafas mulut, dan saliva yang berlebihan dapat
menyebabkan keilosis., pemberian minyak pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep
antijamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
· Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal
atau ligament periodontal (mosby, 1994). Diperkirakan bahwa 25% - 75% populasi orang dewasa
dengan gigi alami memiliki beberapa bukti dari penyakit ini (Coleman, Nelson, 1993).
Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdaiah; bengkak, jaringan yang radang; garis gusi
yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gigi dan kehilangan gigi tiba-
tiba. Jika perawatan mulut yang tepat tidak dipertahankan, maka bekteri mati, disebut tartaryang
mengumpul disepanjang garis gusi. Tartar menyerang gusi dan serat yang menempel pada gigi,
akibatnya kehilangan gigi. Tindakan preventif paling baik adalah pembersihan dengan flossing dan
gosok gigi yang teratur.

· MASALAH MULUT LAIN

Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti
tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat
kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka
bakar atau gigitan. Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk
atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut khusus
merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang
berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi
klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat

diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.

14
Masalah perilaku keluarga yang berhubungan dengan kesehatan yang terjadi di masyarakat

berdampak buruk bagi kesehatan keluarga di masyarakat.Seperti perilaku tidak mencuci

tangan,menghiraukan personal higiene,merokok dalam ruangan,makan sesuka hati dan lain-

lain.Perilaku ini merupakan kebiasaan yang sudah dianggap relevan namun mengakibatkan

timbulnya berbagai penyakit dalam keluarga di masyarakat.Seperti malaria ,obesitas,kanker dan

lain-lain.Sehingga masyarakat perlu memperbaiki perilaku yang salah dalam keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan .Dengan demikian terwujud keluarga yang hidup dengan nyaman

dan sehat.

3.2. Saran

Hubungan kesehatan dengan perilaku keluarga sangatlah erat saling berkesinambungan,

keluarga yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku

yang sehat akan mencerminkan keluarga dengan kualitas hidup baik. Manfaat dari hidup sehat yang

paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri

kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ircham,M.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.

Mubarak,W.I., dkk .2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba medika

Muzaham,F.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Nasrul, E. 1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyaraakat. Jakarta:EGC

Notoatmodjo, S., & Sarwono, S. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta: Badan Penerbit

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23

16

Anda mungkin juga menyukai