BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Pengetahuan
1. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima sebelumnya.
7
2. Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang dikeahui da dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi ( aplication )
Apikasi diartikan kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalam
bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi
dan ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis ( synthesis )
Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyususn
formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.
6. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek.8
2.1.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap stimulus
atau objek. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu
untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu terhadap suatu objek akibat
pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Koentjaraningrat, 1983). Menurut
Sarwono (1997), sikap merupakan kecenderungan merespons (secara positif atau
negatif) orang, situasi atau objek tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian
8
emosional atau afektif (senang, benci, sedih), kognitif (pengetehuan tentang suatu
objek) dan konatif (kecenderungan bertindak).8
1. Menerima ( receiving )
Menerima berarti bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan objek.
2. Merespon ( responding )
Merespon berarti memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap.
3. Menghargai
Menghargai berarti individu mengajakn orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab berarti bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dipilihnya dengan segala risiko.
2.1.3 Tindakan
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan perilaku yang
akan diambil adalah merupakan tindakan tingkat pertama.
b. Respon Terpimpim (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
sengan contoh adalah merupakan indicator tindakan tingkat dua.
9
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai tindakan tingkat tiga.
d. Adopsi (adaption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.8
2.3 Skabies
10
2.3.1 Defenisi
Skabies ( The itch, gudik, budukan, gatal agogo ) adalah penyakit kulit
yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian
hominis dan produknya.3
2.3.2 Etiologi
2.3.5 Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
12
sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira
sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis
dengan ditemukannya papul vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat
timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.3
1. Pruritus nokturna
Rasa gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau
skabies lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok
Dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota
keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus)
Terowongan ini terdapat pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.
Jika timbul infeksi sekunder, ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul,
ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan
tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria)
dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan
telapak kaki.
4. Menemukan adanya Sarcoptes scabiei
Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
13
Selain skabies dengan manifestasi klinis yang klasik, terdapat pula bentuk-
bentuk khusus skabies sebagai berikut:
ini berhubungan dengan konversi penyakit menjadi bentuk lesi berkrusta. Pada
penderita umumnya, lesi skabies berkrusta pada penderita AIDS mengandung
tungau dalam jumlah besar dan sangat menular.7
g. Skabies yang ditularkan oleh hewan
Sarcoptes scabiei varian canis bisa menyerang manusia yang
pekerjaannya berhubungan erat dengan hewan tersebut, misalnya anjing, kucing
dan gembala. Lesi tidak pada daerah predileksi skabies tipe humanus tetapi pada
daerah yang sering berkontak dengan hewan peliharaan tersebut, seperti dada,
perut, lengan. Masa inkubasi jenis ini lebih pendek dan sembuh sendiri bila
menjauhi hewan tersebut dan mandi sampai bersih oleh karena varietas hewan
tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.7
2.3.8 Diagnosis
1. Kerokan kulit
2. Mengambil tungau dengan jarum
3. Epidermal shave biopsy
4. Kuretase terowongan
5. Tes tinta burowi
6. Tetrasiklin topikal
7. Apusan kulit
8. Biopsi plong (Punch biopsy)
9. Dermoskopi
10. Polymerase Chain Reation (PCR)5
ditetesi dengan minyak mineral atau minyak imersi, diberi kaca penutup lalu
diperiksa di bawah mikroskop dengan pemebesaran 20x atau100x maka akan
terlihat tungau, telur atau Fecal pellet. 7
1. Kerokan harus dilakukan pada lesi yang utuh (papul, terowongan) dan
tidak dilakukan pada tempat dengan lesi yang tidak spesifik.
2. Sebaiknya lesi yang akan dikerok diolesi terlebih dahulu dengan
minyak mineral agar tungau dan produknya tidak larut, sehingga dapat
menemukan tungau dalam keadaan hidup dan utuh.
3. Kerokan dilakukan pada lesi di daerah predileksi.
4. Kerokan harus dilakukan di superfisial karena tungau terdapat dalam
stratum korneum dan menghindari terjadinya perdarahan.7
Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan The great
immitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. 1
Adapun diagnosis banding skabies yaitu :
1. Prurigo
Berupa papul-papul yang gatal dengan predileksi pada bagian ekstensor
ekstremitas.
2. Gigitan serangga
Biasanya jelas timbul sesudah terdapat gigitan dan efloresensianya
urtikaria papuler.
3. Folikulitis
Efloresensi berupa pustula miliar dikelilingi daerah yang eritema.4
2.3.10 Penatalaksanaan
1. Promotif
17
3. Kuratif
a. Topikal
1. Belerang endap (sulfur presipitatum)
18
2.3.11 Prognosis
Sumber Penularan
Perilaku
20
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
Gambaran Perilaku
1. Pengetahuan Skabies
2. Tindakan
3. Sikap
21
hominis.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi penelitian. Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan teknik
yaitu teknik total sampling, dimana semua anggota populasi diambil sebagai
sampel dengan banyak sampel adalah 62 orang.
4.4 Metode Pengumpulan Data
4.4.1 Sumber Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer, yaitu data
yang langsung diperoleh dari hasil wawancara melalui lembar kuesioner yang
dibagikan kepada responden, kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan
responden perihal pengetahuan,sikap,tindakan tentang skabies.
4.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dan
observasi peneliti secara langsung kepada subjek mengenai gambaran perilaku
yang meliputi pengetahuan , sikap , tindakan santri terhadap skabies dan
pencegahannya.
PENGETAHUAN
Indikator Skor
Baik 15 – 20
Sedang 8 – 14
Buruk <7
SIKAP
Indikator Skor
Baik 12 – 16
Sedang 7 – 11
Buruk <6
TINDAKAN
Indikator Skor
Baik 8 – 10
Sedang 4–7
Buruk <3
27
BAB V
HASIL PENELITIAN
yang diteliti dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin yang secara
rinci dapat dilihat sebagai berikut:
5.2.1 Umur
Umur adalah bilangan tahun terhitung sejak lahir sampai dengan tahun
terakhir seseorang melakukan aktivitas. Umur seseorang demikian besarnya dalam
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku (Notoatmodjo, 2003). Umur
responden merupakan karakteristik responden yang membedakan tingkat
pengetahuan atau wawasan responden. Karakteristik responden berdasarkan umur
disajikan pada tabel 5.2.1 sebagai berikut :
80.00%
69% 68%
70.00%
65%
60.00%
50.00%
Baik
40.00%
sedang
Kurang
30.00%
24.19%
19.35% 19.35%
20.00%
11.29% 11.29% 12.90%
10.00%
0.00%
Pengetahuan Sikap Tindakan
Pada tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian
ini memiliki pengetahuan yang sedang, yaitu sebanyak 43 orang (69,35%).
Berdasarkan sikap dari responden sebagian besar berada dalam kategori sedang,
sebanyak 40 orang (65%). Dan tindakan responden dalam perilaku mengenai
kesehatan reproduksi sebagian besar ada dalam kategori sedang, yaitu 42 orang
(67,74%).
BAB VI
PEMBAHASAN
BAB 7
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS KORESPONDEN
Nama :
Umur :
Kelas :
Alamat:
1. PENGETAHUAN
1. Apa penyebab penyakit skabies ?
a. Tungau kecil yaitu Sarcoptes scabiei
b. Kuman
c. Tungau
2. Bagaimana cara penularan penyakit skabies ?
a. Melalui sentuhan langsung dengan kulit penderita skabies
37
2. SIKAP
Jawaban
NO Pertanyaan
Setuju Kurang Tidak
Setuju Setuju
1 Tidak saling bertukar pakaian dengan
penderita skabies/kudis
2 Saling bertukar handuk dengan penderita
skabies.
3 Tidur pada satu tempat tidur dengan
penderita scabies
4 Penyakit skabies harus diwaspadai.
5 Penderita skabies harus dijauhi.
6 Menjaga jarak dengan penderita skabies
sangat perlu dilakukan.
7 Kebersihan diri dan lingkungan sangat
perlu dijaga agar terbebas dari penyakit
skabies.
8 Bila dijumpai kasus dengan penyakit
skabies, harus segera mungkin dilakukan
pengobatan untuk mencegah penularan.
40
3. TINDAKAN
1. SKOR PENGETAHUAN
28 P 12 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 18 Baik
29 P 14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 kurang
30 L 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sedang
31 L 12 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 Sedang
32 L 13 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 13 Sedang
33 P 14 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 18 Baik
34 L 14 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 Sedang
35 L 12 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 6 kurang
36 L 14 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 14 Sedang
37 L 13 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 18 Baik
38 L 14 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Sedang
39 L 13 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 13 Sedang
40 L 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sedang
41 L 13 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6 kurang
42 L 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 17 Baik
43 L 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Sedang
44 L 14 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 16 Baik
45 L 12 2 2 1 2 1 1 2 2 0 1 14 Sedang
46 L 12 2 1 1 0 2 1 1 1 0 1 10 Sedang
47 L 13 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 16 Baik
48 L 14 2 2 1 2 1 0 2 2 0 2 14 Sedang
49 L 13 1 2 1 2 1 1 2 0 1 2 13 Sedang
50 L 13 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 Baik
51 L 14 1 2 1 0 1 2 1 0 1 2 11 Sedang
52 L 14 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17 Baik
53 L 13 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 9 Sedang
54 L 13 1 1 0 2 2 2 1 0 1 2 12 Sedang
55 l 12 1 1 2 1 0 1 1 0 2 1 10 Sedang
56 L 12 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 15 Baik
57 l 14 1 0 1 0 1 1 2 0 1 1 8 Sedang
58 L 13 1 1 2 1 1 2 0 1 1 2 12 Sedang
59 L 12 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 Baik
60 L 12 1 2 2 0 1 2 1 0 2 2 13 Sedang
61 L 13 1 1 1 2 0 1 1 0 1 2 10 Sedang
62 L 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik
Jumlah Pengetahuan :
Baik :7
Sedang : 43
Kurang : 12
43
2. SKOR SIKAP
36 L 14 2 2 1 0 2 1 0 2 10 Sedang
37 L 13 2 2 1 2 2 2 2 2 15 Baik
38 L 14 1 2 1 1 0 2 1 0 8 Sedang
39 L 13 1 2 2 0 1 2 1 1 10 Sedang
40 L 13 2 1 1 2 2 1 1 1 11 Sedang
41 L 13 1 1 0 1 2 0 0 0 5 Kurang
42 L 13 2 1 1 2 2 1 2 1 12 Baik
43 L 13 2 1 1 2 1 1 1 0 9 Sedang
44 L 14 2 2 2 1 2 1 1 1 12 Baik
45 L 12 2 1 1 1 1 2 1 1 10 Sedang
46 L 12 1 1 2 1 1 0 1 1 8 Sedang
47 L 13 2 2 1 2 2 2 1 2 14 Baik
48 L 14 2 2 1 1 1 1 1 2 11 Sedang
49 L 13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Sedang
50 L 13 2 2 1 2 1 1 1 2 12 Baik
51 L 14 1 2 1 1 1 1 1 1 9 Sedang
52 L 14 2 2 2 1 1 2 2 2 14 Baik
53 L 13 2 2 1 1 1 1 1 1 10 Sedang
54 L 13 2 2 2 1 1 1 1 1 11 Sedang
55 l 12 1 2 2 1 1 1 1 1 10 Sedang
56 L 12 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik
57 l 14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Sedang
58 L 13 1 2 1 1 1 0 1 1 8 Sedang
59 L 12 2 2 1 2 2 2 1 1 13 Baik
60 L 12 1 2 1 1 1 1 1 1 9 Sedang
61 L 13 2 2 2 1 1 1 1 1 11 Sedang
62 L 13 2 2 2 2 1 1 2 2 14 Baik
Jumlah Sikap :
Baik : 15
Sedang : 40
Kurang :7
45
3. SKOR TINDAKAN
36 L 14 2 1 1 1 2 7 Sedang
37 L 13 2 2 2 1 1 8 Baik
38 L 14 2 2 1 1 0 6 Sedang
39 L 13 2 1 2 0 1 6 Sedang
40 L 13 2 1 1 1 1 6 Sedang
41 L 13 1 0 1 1 0 3 Kurang
42 L 13 2 1 2 2 2 9 Baik
43 L 13 2 2 1 1 1 7 Sedang
44 L 14 2 1 2 2 2 9 Baik
45 L 12 2 0 1 1 1 5 Sedang
46 L 12 2 2 1 1 1 7 Sedang
47 L 13 2 2 2 1 1 8 Baik
48 L 14 2 1 1 2 1 7 Sedang
49 L 13 2 2 1 1 0 6 Sedang
50 L 13 2 1 2 2 1 8 Baik
51 L 14 2 2 1 1 1 7 Sedang
52 L 14 2 1 2 2 2 9 Baik
53 L 13 2 1 2 1 1 7 Sedang
54 L 13 2 2 1 1 1 7 Sedang
55 L 12 2 1 1 2 1 7 Sedang
56 L 12 2 2 2 2 1 9 Baik
57 L 14 2 0 1 2 0 5 Sedang
58 L 13 1 1 1 1 1 5 Sedang
59 L 12 2 2 2 2 2 10 Baik
60 L 12 1 1 2 1 1 6 Sedang
61 L 13 2 0 0 1 2 5 Sedang
62 L 13 2 2 2 1 2 9 Baik
Jumlah Tindakan :
Baik : 12
Sedang : 42
Kurang :8
47