Fadhilatun Hayatunnufus
Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Jalan Beringin II no. 40 Kompleks Gubernuran Telukbetung, Bandarlampung
Telepon (0721) 486408, Faksimile (0721) 486407
Pos-el: dilanufus01@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Citraan Puisi Anak Majalah Bobo Edisi 40—45 Tahun 2016”. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah citraan apa saja yang terdapat dalam puisi anak yang
dipublikasikan dalam majalah Bobo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan citraan
apa saja yang terdapat dalam puisi anak dalam majalah Bobo. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka.
Pengolahan data penelitian dengan metode deskriptif analitik yang dilakukan dengan
mendeskripsikan fakta-fakta dan menganalisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
citraan yang terdapat dalam puisi anak pada majalah Bobo Edisi 40—45 adalah citraan
penglihatan, gerak, penciuman, pencecapan, dan perabaan. Citraan yang paling dominan
digunakan oleh anak dalam membuat puisi pada majalah Bobo Edisi 40—45 adalah citraan
penglihatan.
Abstract
This research entitled “Child Poems in Bobo Magazines 40—45 Edition 2016 Years." The
formulation of the problem in this study is what types of imagery contained in the poetry of
children published in Bobo magazine. The purpose of this study is to describe any kinds of
imagery contained in the poetry of children in Bobo magazine. The type of this research is a
qualitative research. The technique which was used in data collection is a literature study from
15 poems. To analyse the data, the researcher used a descriptive analytic method which is done
by describing facts and analyzing it. The results of this study indicate that the imagery contained
in the poetry of children in Bobo magazine in 40—45 edition is visual imagery, kinestethic
imagery , smell imagery, taste imagery , and tactile imagery. The most dominant image used by
children in making poetry in Bobo magazine in 40—45 edition is visual imagery.
Fadhilatun Hayatunnufus , Citraan Puisi Anak Majalah Bobo Edisi 40—45 Tahun 2016 11
karena itu, apa yang disebut dengan sastra penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
anak tentu mengacu kepada kehidupan cerita Nurgiyantoro (2005:346) mengungkapkan
yang berkolerasi dengan dunia anak-anak dan bahwa penggunaan citraan dalam puisi dan
bahasa yang digunakan sesuai dengan teks kesusastraan secara umum berkaitan
perkembangan intelektual dan emosional anak. dengan tujuan memberikan gambaran secara
Saat ini puisi tidak hanya ditulis oleh kalangan konkret walaupun tetap hanya secara
dewasa, tetapi juga dari kalangan anak-anak. imajinatif kepada pembacanya. Berbicara
Puisi juga menjadi salah satu karya sastra yang mengenai imajeri sebuah puisi berarti kita
diminati anak karena anak dapat menuangkan berbicara mengenai imaji-imaji pancaindera
hasil pikiran dan perasaan yang sedang langsung, seperti penglihatan, bunyi, sentuhan,
dirasakan dalam puisi tersebut. Puisi yang bau, atau rasa (Tarigan, 2011: 136).
dibuat oleh anak-anak tentunya harus Pradopo (2008:81) menyebutkan jenis
memperhatikan bunyi, pemilihan kata yang citraan terdiri atas (1) citraan penglihatan
tepat, dan penggunaan citraan walaupun (visualimagery), yakni citraan yang memberi
kemudian dimaklumi bahwa bentuk puisi anak rangsangankepada indera penglihatan, hingga
biasanya sangat sederhana. Winarni (2014:9) sering hal-hal yang tak terlihat jadi seolah-olah
mengatakan bahwa salah satu ciri puisi anak terlihat; (2) citraan pendengaran (auditory
dibuat oleh anak-anak sesuai dengan imagery), yakni citraan yang ditimbulkan oleh
kelompok usia anak, pada anak usia Sekolah indera pendengaran (telinga) sehingga
Dasar menyukai puisi yang membicarakan pembaca seolah-olah mendengarkan suara
kehidupan sehari-hari, petualangan, kehidupan seperti yang digambarkan oleh penyair; (3)
keluarga yang nyata, dan kesesuaian dengan citraan perabaan (tactilimagery), yakni citraan
lingkungan sekitar tempat anak berada. yang melibatkan indera peraba (kulit) dan
Misalnya, anak yang yang berada di citraan ini menguraikan kata atau ungkapan
lingkungan sekitar pantai akan bersemangat yang terdapat dalam puisi dan seolah-olah
jika puisi yang diberikan untuk dipelajari dapat dirasakan, disentuh, atau diraba;
adalah puisi yang berbicara tentang pantai. (4)citraan penciuman (smell imagery), yakni
Puisi anak-anak ataupun puisi dewasa citraan yang melukiskan atau menggambarkan
memiliki struktur fisik puisi. Menurut Waluyo lewat rangsangan yang seolah-olah dapat
(1991:27) struktur fisik puisi terdiri atas baris- ditangkap oleh indera penciuman; (5) citraan
baris puisi yang bersama-sama membangun pengecapan, yakni citraan yang melibatkan
bait-bait puisi. Adapun unsur-unsur yang ada indera pengecapan (lidah) dan melalui citraan
dalam struktur fisik puisi yaitu diksi, ini seolah-olah pembaca dapat merasakan
pencitraan (imaji), kata konkret, bahasa sesuatu yang pahit, asam, asin, manis dan lain-
figuratif (majas), verifikasi, dan tipografi lain; dan (6) citraan gerak (kinaesthetic
puisi. Perhatian terhadap unsur-unsur tersebut imagery), yakni citraan yang menggambarkan
bukan bermaksud mempersulit cara penulisan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak,
puisi pada anak-anak. Akan tetapi, dengan tetapi dilukiskan sebagai sesuatu yang dapat
memperhatikan unsur-unsur tersebut justru bergerak. Melalui berbagai citraan tersebut
akan membantu anak untuk menonjolkan pembaca dapat memperoleh gambaran yang
ungkapan perasaannya melalui puisi. jelas mengenai pikiran dan perasaan yang
Dalam penelitian ini penulis bermaksud diungkapkan oleh sang penyair.
untuk melakukan kajian terhadap salah satu Citraan yang akan dianalisis dalam
unsur fisik puisi, yaitu citraan. Citraan dapat penelitian ini adalah citraan yang terdapat
juga dikatakan pengimajian. Citraan (imaji) pada puisi anak dalam majalah Bobo edisi 40
adalah gambaran-gambaran angan dalam s.d. 45 penulis mengumpulkan data dengan
sebuah bahasa pada suatu karya. Waluyo mengikuti perkembangan terbaru dari majalah
(1991:78) mengatakan bahwa pengimajian Bobo. Majalah Bobo merupakan majalah anak
adalah kata atau susunan kata yang dapat tertua yang terbit di Indonesia sejak tahun
mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti 1973 dan sampai sekarang masih diminati oleh
Fadhilatun Hayatunnufus , Citraan Puisi Anak Majalah Bobo Edisi 40—45 Tahun 2016 33
Bersemilah sepanjang waktu Cindy Caludya Riani
Jangan pernah layu RUMAHKU
Jangan lupa berkembang
Oh angin Rumahku
Jangan kau sapu taman bungaku Betapa indahnya dirimu
Biarkan ia mekar Jika hujan turun
Menebar harum Engkau melindungiku
Jika matahari panas
Dalam puisi tersebut berisi tentang Kau juga melindungiku
keindahan sebuah taman bunga. Citraan yang Terima kasih rumah
Engkau yang menyelamatkanku
terlihat dalam puisi ‘Taman Bunga” adalah Aku bias tinggal bersamamu
citraan penglihatan, gerak, dan penciuman. Sampai kapan pun
Pada kalimat “Bila kutatap engkau”
memberikan kesan kepada pembaca untuk ikut Dalam puisi tersebut berisi tentang rumah
melihat sebuah taman bunga. Citraan gerak yang indah. Gambaran-gambaran tentang
dapat tergambar pada baris “Oh angin/ Jangan rumahnya pun terlihat jelas dalam puisi
kau sapu taman bungaku”. Kesan yang didapat tersebut. Unsur citraan yang terdapat dalam
oleh pembaca dalam baris tersebut adalah si puisi “Rumahku” adalah citraan penglihatan
penyair tidak ingin taman bunganya gugur dan perabaan. Citraan penglihatan terdapat
karena tertiup angin kencang. Gambaran pada baris puisi yang berbunyi “Betapa
tentang bunga-bunga yang menebar harum indahnya dirimu”, citraan perabaan tergambar
merupakan unsur citraan penciuman yang pada kalimat “Jika hujan turun/ engkau
terdapat dalam baris terakhir puisi tersebut melindungiku dan Jika matahari panas/ engkau
yang berbunyi “ Biarkan ia mekar/ menebar juga melindungiku”. Dalam kalimat-kalimat
harum”. tersebut pembaca seolah merasakan cuaca
dingin karena hujan dan panasnya sinar
SyarifahMufidah Wafa matahari.
MELATIKU
Najla Desvaa
Melatiku BURUNG BERBULU PUTIH
Setiap hari kau kusiram pagi dan sore
Supaya kau selalu sehat Bertengger di atas pohon
Dan aku ingin kau merekah indah Bulu putih berparuh dan berkaki merah
Melatiku Tatapan matanya begitu menggemaskan
Aku menyayangi dan merawatmu selalu Membuatku ingin menatapnya
Supaya kau tidak layu
Walau kupu-kupu menghisap madumu Sayangnya,
Walau ulat memakan daunmu Itu hanya angan-angan
Kau tetap cantik dan harum Kau hanyalah lukisan
Yang ada dihadapanku
Citraan yang terdapat dalam puisi
“Melatiku” sangat mendukung arti atau kesan Tertipu semua orang melihatmu
yang yang terdapat dapat puisi tersebut. Puisi Dan mulai berangan
tersebut memiliki citraan gerak dan Bahwa kau benar-benar ada
Tepat dihadapan mereka
pengecapan. Citraan gerak terlihat jelas pada
kalimat “Setiap hari kau kusiram pagi dan Penyair menggunakan kata menatap
sore”. Pembaca dapat membayangkan bahwa (tatapan) untuk memunculkan sebuah citraan.
setiap sore pengarang selalu menyiram Melalui kata menatap (tatapan) dapat
bunganya. Citraan pengecapan terlihat jelas dirasakan bahwa citraan yang terdapat dalam
pada kata menghisap dan memakan pada bait puisi tersebut adalah citraan penglihatan.
terakhir puisi. Citraan penciuman telihat pada Pembaca seolah-olah ikut melihat apa yang
baris puisi yang berbunyi “Kau tetap cantik dilihat oleh pengarang.Hal tersebut tampak
dan harum”. pada bait-bait puisi “Burung Berbulu Putih”.
Fadhilatun Hayatunnufus , Citraan Puisi Anak Majalah Bobo Edisi 40—45 Tahun 2016 55
melihat keindahan bunga mawar. Hal ini Membuat betah penonton
tampak pada bait puisi yang berbunyi
Oh balerina-balerina sejati
“Bungamu silih berganti/ menghiasi tamanku/ Menari balet dengan lincah
bunga mawar kau indah. Citraan penciuman Pasti sangat tekun berlatih
terdapat dalam baris puisi yang berbunyi Mengasah diri menjadi terampil
“walau kau berduri tajam/ tapi kau harum Pengarang puisi “Balerina” bermaksud
sepanjang hari/, dengan adanya citraan menyampaikan sosok balerina yang menari
penciuman, pengarang mengajak seolah-olah dengan lincah. Pengarang menggunakan
pembaca ikut mencium harum bunga mawar citraan gerak dan penglihatan untuk
merah. memberikan kesan pada puisi yang ia buat.
Citraan penglihatan digunakan oleh pengarang
Ayesha Zhafira Maulana untuk memberikan kesan seolah-olah pembaca
PARU-PARU DUNIA ikut menyaksikan pertunjukan balerina. Hal ini
Batangmu tinggi menjulang
tampak pada bait ketiga puisi tersebut yang
Kayumu bisa dijadikan perabot rumah tangga berbunyi “Oh balerina-balerina sejati/ Menari
Meja, kursi, kusen, dan semuanya berasal darimu balet dengan lincah/ Pasti sangat tekun
Daunmu bisa menyaring udara berlatih/ Mengasah diri menjadi terampil/”.
Terbayang jika dirimu tiada Citraan gerak pada puisi “Balerina” tampak
Wahai pohon
Sekarang banyak penebangan liar pada baris puisi yang berbunyi “Berputar
Dan pembakaran hutan mengitari panggung/ Meliukkan tubuh dengan
indah”. Pada bait kedua, baris pertama dan
Pohon kedua yang berbunyi “ Meloncat ke sana ke
Kaulah paru-paru dunia mari/ bergerak dengan serasi/” juga
Sebab jika dirimu tiada
Kami mungkin tak bisa bernafas dengan nyaman
merupakan citraan gerak yang terdapat dalam
puisi tersebut.
Puisi “Paru-paru Dunia” karya Ayesha,
Iska Agui Nanda Nur Awaliah
mengisahkan tentang manfaat sebuah pohon INDAH NEGERI INI
dan kerugiannya jika tidak ada pohon. Unsur
citraan yang digunakan pengarang dalam Kicauan burung terdengar merdu
puisinya ini adalah citraan penglihatan dan Menandakan adanya hari baru
gerak. Citraan penglihatan tampak pada baris Indahnya negeri ini
Membuatku terpaku
puisi yang berbunyi “wahai pohon”.
Pengarang memberikan kesan bahwa pembaca Kupejamkan mataku sejenak
seolah-olah melihat sebuah pohon. Citraan Kurentangkan tanganku sejenak
gerak terdapat pada baris yang berbunyi Sejuk, tenang, senang, kurasakan
“Daunmu bisa menyaring udara”, kata Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
menyaring termasuk kelas kata kerja, proses Tetapi, kita harus menjaganya
melakukan sebuah pekerjaan. Oleh karena itu, Agar keindahannya
kata menyaring dalam baris tersebut termasuk Takkan pernah sirna
citraan gerak.
Dalam puisi “Indah Negeri Ini” berisi
Sofyana Il-Liyin tentang penyampaian kepada pembaca bahwa
BALERINA negeri tempat tinggal aku lirik adalah tempat
Berputar mengitari panggung
yang indah. Setiap hari ia mendengarkan
Bagai burung merak kincauan burung, udara terasa sejuk dan
Meliukkan tubuh dengan indah tenang, dan pengarangpun berharap keindahan
Bagai sang lumba-lumba beraksi negeri tidak akan sirna. Citraan pendengaran
tampak pada puisi tersebut. Hal ini terlihat
Meloncat ke sana ke mari
Bergerak dengan serasi pada baris yang berbunyi “Kicauan burung
Dengan senyum tetap tersungging terdengar merdu” dengan citraan pendengaran