Laporan Tetap Analisa Sulfur Pada Batubara
Laporan Tetap Analisa Sulfur Pada Batubara
MENGGUNAKAN S-144 DR
I. RUANG LINGKUP
Standard ini meliputi analisis kadar belerang dari semua contoh Batubara
III. PRINSIP
Contoh batubara dibakar dalarn combustion tube furnace pada suhu 1350 C
dalam aliran oksigen. Gas belerang oksida yang terbentuk menyerep energi
infrared pada panjang gelombang tertentu. Energi diserap ketika gas
melewati tabung dimana energi IR ditransmisikan dan kadar belerang yang
diperoleh sebanding dengan perubahan energi yang diterirma detektor dan
ditampilkan pada monitor.
V. CARA PREPARASI
Cara preparasi contoh dilakukan sesuai prosedur preparasi contoh ASTM
D2013 /D2013 M/12 sehingga diperoleh contoh batubara dengan ukuran
saringan 60 Mesh.
VI. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk analisis sulfur pada batubara adalah S-144
DR (LECO) terdiri dari:
a. Neraca analitik
b. Tungku pemanas listrik (Tube Furnace, electricat heated) yang dapat
memanaskan pipa pembakaran dengan daerah panas sepanjang 150-165
mm pada suhu minimum 1350 C
c. Tabung pembakar (Combustion tube), dari porselen diameter dalam 23
mm, tebal dinding 3 mm, panjang 450 mm, tempat gas hasil pembakaran
menuju cell infrared
d. Tempat contoh berbentuk perahu (sampel combustion boat) dari mika
dengan ukuran yang sesuai digunakan pada alat
e. Kawat tahan panas (boat puller) yang dibengkokkan ujungnya untuk
memasukkan dan mengeluarkan contoh dari tabung pembakaran
f. Tabung oksigen yang dilengkapi regulator gas
g. Spatula
VII. BAHAN
- Pengertian Sulfur
1. Sulfur Piritik
Pirit (dan Markasit) merupakan mineral sulfida yang paling umum
dijumpai pada batubara. Kedua jenis mineral ini memiliki komposisi kimia
yang sama (FeS2) tetapi berbeda pada sistem kristalnya. Pirit berbentuk
isometrik sedangkan Markasit berbentuk orthorombik (Taylor G.H, et.al.,
1998).
Pirit (FeS2) merupakan mineral yang memberikan kontribusi besar
terhadap kandungan sulfur dalam batubara, atau lebih dikenal dengan sulfur
piritik (Mackowsky, 1943 dalam Organic petrology, 1998).
Berdasarkan genesanya, pirit pada batubara dapat dibedakan menjadi 2,yaitu :
2. Sulfur Organik
Unsur sulfur, hidrogen sulfida dan ion sulfida dapat bereaksi dengan
unsur atau molekul organik dari gambut menjadi sulfur organik. Unsur
sulfur (S) kemungkinan muncul dari proses oksidasi hidrogen sulfida yang
terkena kontak dengan oksigen terlarut dalam kisi – kisi air, di samping itu
S juga bisa muncul karena adanya aktivitas bakteri. Unsur sulfur (S) dapat
bereaksi dengan asam humik yang terbentuk selama proses penggambutan
(Meyers,1982).
Berdasarkan eksperimen dapat diketahui bahwa H2S juga dapat bereaksi
dengan asam humik yang terbentuk selama proses penggambutan. Jenis
interaksi antara H2S dengan asam humik inilah yang mempunyai peranan
paling penting dalam menentukan kandungan sulfur organik dalam batubara
(Meyers, 1982). Disamping itu kandungan sulfur organik yang tinggi hanya
akan berasosiasi dengan lingkungan rawa gambut yang minim suplai Fe
(Gransh & Postuma, 1974 ; Bein et.al, 1990 ; Zaback & Pratt dalam Suits
and Arthur, 2000).
3. Sulfur Sulfat
Sulfur sulfat juga dapat berasal dari reaksi garam laut atau air payau
yang mengisi lapisan dasar yang jaraknya tidak jauh dan berada di atas atau
di bawah lapisan batubara. Pada umumnya kandungan sulfur organik lebih
tinggi pada bagian bawah lapisan, sedangkan kandungan sulfur piritik dan
sulfat akan tinggi pada bagian atas dan bagian bawah lapisan batubara.
IX. LANGKAH KERJA
S + O2 → SO2
Senyawa ini dapat bereaksi dengan uap air di udara sehingga membentuk
H2SO4 (asam sulfat)
SO2 + O2 → SO3 + H2O → H2SO4
- Sulfur dalam batubara merupakan bagian dari mineral sulfat dan sulfida
dengan sifatnya yang mudah bersenyawa dengan unsur hidrogen dan
oksigen untuk membentuk senyawa asam, maka keberadaan sulfur
diharapkan dapat seminimal mungkin.
- Sulfur dalam batubara terdapat 3 jenis yaitu pyrit sulfur, sulfat sulfur dan
organik sulfur.
- Dari data yang diperoleh kadar kandungan sulfur yang didapatkan :
Pada sampel 1 berat sebesar 0,1022 gram = 0,72679 %
Pada sampel 2 berat sebesar 0,1003 gram = 0,80034 %
Kedua sampel tersebut termasuk ke dalam Low Sulfur dan dapat dihitung
dengan jenis Pyrit Sulfur.
DAFTAR PUSTAKA
http://hayaitsukiproject.blogspot.co.id/2015/10/koreksi-sulfur-dalam-penentuan-
nilai.html (diakses tanggal 17 November 2015)
ANALISIS BATUBARA
DISUSUN Oleh :
Kelompok : 02 (DUA)
Kelas : 3 EGB
Anggota :