1
menyelengarakan pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya secara menyeluruh dan
terpadu secara integrasi melalui usaha-usaha kegiatan pokok puskesamas mencapai
tujuan yaitu : Meningkatkan derajat kesehatan
menggambarkan
2
3. Melakukan pengamanan langsung di lapangan dan ikut berperandan ikut serta dalam
pelayanan kesehatan.
1,4 Metode Pengumpulan Data Dalam pembuatanlaporan ini data diperoleh dengan : 1.
Wawancara Mahasiswa mengadakan wawancara dengan petugas kesehatan 2. Penyuluhan
Mahasiswa mengadakan penyuluhan sebelum melakukan pemeriksaan dan pengebotan. 3.
Studi Komunikasi Mahasiswa memperoleh dari berbagai buku perpustakaan maupun buku
register yang ada di Puskesmas Kota Matsum.
1.4 RuangLingkup
Waktu dan tempat untuk praktek belajar lapangan keperawatan Komunitas berlokasi di
Puskesmas di Kota Matsum Medan jalan Amalium No. 75 adapun waktu kegiatan tersebut
yaitu 31 oktober s/d12 november 2011.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN PUSKESMAS
2.1.1 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
sertamasyarakat yang juga membina peran masyarakat di samping memberikan pelayanan
kesehatabn secara menyeluruh dan trpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang bertangung jawab menyelenggarakan pembanagunan kesehatan
di wilayah kerja.
1.
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPDT),Puskesmas
berperan menyelengarakan sebagaian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatandi indonesia.
2.
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. a) Pertanggung jawaban penyelenggaraan Penanggung jawab utama
peyelenggaraan seluruh upaya
4
pembangunan kesehatandi bebankan oleh Dinas Kesehatan atau sesuai dengan
kemampuan . b) Wilayah Kerja Secara nasional,standar wilayah Puskesmas adalah satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas ,maka tenggung jawab wilayah kerja di
bagi antar puskesmas ,dengan memperhatikan konsep wilayah
(desa/kelurahan/RW).Masing-masing keutuhan puskesmas
penyelenggarakan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
di wilayah kerjanya,sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Di
samping itu,Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
peyelenggaraan setiappprogram pembangunan di wilayah kerjanya.khususnua untuk
pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2. Pusat
pemberdayaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
memperjuangkan dan
kesehatan
perorangan,keluarga
5
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh ,terpadu dan keseimbangan .pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat pribadi (Private
Goods)dengan tujuan utama menyembuhkan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentudi ttambah
dengan rawat inap. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
adalah Pelayanan yang bersifat umum atau Public Goods dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan masyarakat ,memberantas dan pemulihan antara
kesehatan.pelayanan adalah promosi kesehatan kesehatan
tersebut
lain
penyakit,kesehatan
lingkungan,perbikan
2.2.1 Visi Puskesmas Visi puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat menuju
tercapainya indonesia sehat 2015.Dalam menentukan keberhasilan mewujudkan visi
tersebut,perlu di tetapkan indicatorkecamatan sehat antara lain sebagai berikut: 1.
2. 3. 4. Indikator lingkungan sehat Indikator perilaku sehat Indikator pelayanan
kesehatan yang bermutu Indikator derajatkesehatan yang optimal
6
Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaidah sederhana,mudah
diperoleh ,mudah diinterprestasikan,sensitive dan spesifik 2.2.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.Misi tersebut adalah : 1.
Mengerakkan pembangunan berwawasankesehatan di wilayah
masyarakat,mengupayakan
pemeratan
pelayanan
kesehatan
7
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan dan teknologi kesehatan yang sesuai
upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmasmencakup pula askep di
lingkungan wilayah kerjanya.
2.3
8
harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara
lain : a. Upaya kesehatan ibu dan anak :Posyandu,Polindes,Bina Keluarga Balita(BKB)
b. Upaya perbaikan gizi :Posyandu,Panti Pemulihan Gizi,Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi) c. Upaya kesehatan sekolah :Dokter Kecil,Dokter Remaja. d. Upaya kesehatn
lingkungan :Kelompok Pemakai Air (polmair Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
(DPKL)Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN). e. Upaya Usia Lanjut :Poayandu Lansia f.
Upaya Kesehatan Kerja :Pos UKK. g. Upaya Kesehatan Jiwa :Posyandu ,Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat. h. Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat
Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra. i. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan:Dana
Sehat,Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin) 3. Azas Keterpaduan Dibedakan manjadi a)
Keterpaduan Lintas Program Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang
bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal. b) Keterpaduan Lintas Sektor
Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan. 4.
Azas Rujukan Dibedakan menjadi
9
a. Perorangan Rujukan Kasus Rujukan Bahan Pemeriksaan Rujukan Ilmu
Pengetahuan b. Masyarakat KejadianLuar Biasa (KBL) Pencemaran Lingkungan
Bencana 2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Upaya puskesmas dibedakan menjadi 2 :
Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni
permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapay dijadikan sebagai salah satu
upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
bersifat upaya
inovasi,yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan
kebutuhan.Pengembangan dan pelaksana upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya visi puskesmas.
11
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
masyarakat(UKM)
yang keduanya jika di tinjau dari system kesehatan nasional merupakan layanan
kesehatan tingkat pertama.
12
Pada puskesmas yang sempurna usaha-usaha pokok yang dilakukan ada 18 program
seperti tercantum dalam program Kesehatan Nasional Indonesia yaitu : 1. Kesehatan
ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Usaha peningkatan gizi 4. Kesehatan
lingkungan 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Penyuluhan kesehatan masyarakat 8. Usaha
kesehatan sekolah 9. Kesehatan kerja 10. Kesehatan gigi dan mulut 11. Kesehatan
keluarga 12. Kesehatan jiwa 13. Kesehatan mata 14. Laboraturium sederhana 15.
Kesehatan masyarakat 16. Perawat lanjut usia 17. Pengobatan tradisional 18.
Pencacatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan 2.5 Upaya
Puskesmas Kota Matsum Kedulian kepada masyarakat terhadap kesehatan dan
membantuuntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri .Dan mereka
berperan aktif didalam kegiatan program kesehatan dengan membuat suatu upaya
kegiatan yang dibuat oleh mereka dan untuk mereka juga hasil kegiatan kesehatan
13
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOTA MATSUM Puskesmas Kota Matsum didirikan pada
tahun 1963 sebagai Balai Pengobatan Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24
Februari 1983 menjadi Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Visi Puskesmas
Kota Matsum Mewujudkan Kecamatan Sehat 2015 merupakan gambaran masyarakat kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, di tandai penduduknya
hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Misi Puskesmas Kota Matsum adalah : 1. 2. 3.
Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat Mememlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungan. Motto Puskesmas Kota Matsum Laporan
tahun ini di susun untuk menilai sejauh mana keberhasilan / cakupan program yang
telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum. Di dalam laporan ini data diambil
sesuai dengan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum pada tahun
2010/2011. Laporan ini di susun dengan harapan hasilnya dapat di pakai sebagai
pedoman/bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan sehingga peran Puskesmas
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat menjadi lebih baik.
14
3.1. Lokasi Puskesmas Puskesmas Kota Matsum terletak di Jalan Amaliun No. 75,
Kelurahan Kota Matsum IV, Kecamatan Medan Area. 3.2. Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Kota Matsum terletak di jalan Amaliun No 75, Kelurahan Kota Matsum Medan
Area, meliputi 4 Kelurahan : 1. Kelurahan Kota Matsum I 2. Kelurahan Kota Matsum II
3. Keluarhan Kota Matsum IV 4. Kelurahan Sei Rengas Permata Luas wilayah Jumlah
lingkungan Jumlah Penduduk Jumlah KK 3.3. Data Kesehatan a. Sasaran Kesehatan
Jumlah Bayi Jumlah Balita Jumlah Bumil Jumlah Bulin Jumlah Butakin Jumah Bufas
Jumlah PUS jumlah Murid TK Jumlah Murid SD Jumlah Murid SMP Jumlah Murid SMA : 1282
orang : 5437 orang : 3942 orang : 979 orang : 979 orang : 979 orang : 6647 orang :
325 orang : 3658 orang : 2114 orang : 1702 orang : 112.40 Ha : 75 : 43581 : 8657 KK
15
b. Sasaran Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Swasta : 3 Jumlah Bersalin Praktek Dokter
Swasta Praktek Dokter Spesialis Apotik Toko obat Akupuntur Panti Pijat Balai
Pengobatan Patah Tulang Herbal :6 :8 :5 :6 :8 :2 1 :1 :1 :2
c. Sarana Pendukung kesehatan Posyandu Posyandu Lansia Dasawisma Kader Aktif TOGA :
37 :4 : 400 : 185 :4
16
Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No.75 Kelurahan Kota Matsum IV
Kecamatan Medan Area, Kode Pos 20215. Wilayah kerja meliputi 4 kelurahan, 75
lingkungan, dengan jumlah penduduk 43.581 jiwa dan luas wilayah 112.40 Ha. Batas
Wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sei Rengas II Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kelurahan Pasar Merah Timur Sebelah Timur berbatasan dengan
Kelurahan Suka Ramai I dan II Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Kota Matsum III
Letak strategis Puskesmas Kota Matsum berada di perkotaan Kota Medan yang mudah di
jangkau dengan alat transportasi. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Luas
Wilayah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4
Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah
Jumlah Lingkungan 34 16 17 8 75
Analisis data: Dari data di atas kelurahan Kota Matsum I memiliki Jumlah penduduk
terbanyak yaitu 18.861 jiwa memiliki 34 lingkungan.
17
Tabel 3.2 Jumlah Sarana Pendidikan Luas Wilayah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Matsum Tahun 2011
No. 1 2 3 4
Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah
TK 1 3 4 2 10
SD 2 5 2 2 11
SMP 4 2 4 10
SMA 4 2 3 9
PT 1 1
Jumlah 3 16 10 12 41
Analisis data : Dari data diatas Kelurahan Kota Matsum II memiliki Sarana
Pendidikan terbanyak yaitu 16, terdiri dari 3 TK, 5 SD, 4 SMP, dan 4 SMA.
Tabel 3.3 Jumlah Sarana Kesehatan Berdasarkan Luas Wilayah di Wilayah Kerja Kota
Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4
Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah
R.S Swasta 0 1 0 1 2
Klinik Bersalin 2 2 0 1 5
Praktek dr / Drg 9 10 7 3 29
18
Analisis Data : Dari data di atas Kelurahan Kota Matsum IV memiliki sarana
kesehatan terbanyak dibanding kelurahan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kota Matsum. 3.5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Kota Matsum Jumlah pegawai terdiri
dari 22 orang di antaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dokter Umum Dokter Gigi
Bidan Perawat Perawat Gigi Ass.Apoteker Analisa Penata Gigi SKM Administarasi : 2
orang : 2 orang : 3 orang : 5 orang : 2 orang : 2 orang : 1 orang : 1 orang : 3
orang : 1 orang
19
8. 9.
III/d III/d III/c III/b III/b III/b III/b III/a III/a III/a II/c II/c II/c III/b
Sprg SPK Saa SAA Analis SKM AKG SKM SKM DIV Gizi Bidan Akper Bidan Bidan Akper
10. Apriwati Sinaga 11. Elmida Elfida 12. Evelyna Sitompul 13. Ika Maulina
Handayani 14. Martha Aritonang 15. Sri Hartati 16. Lenny R.V.L Gaol 17. Rosdiana M
18. Indri Nainggolan 19. Eka Sriwahyuni 20. Utami Fadillah 21. Meydinah Siregar 22.
Royana Budiati M
20
- Mengkoreksi program b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puaskesmas dalam pengelolaan - Data dan Informasi - Perencanaan dan Penilaian -
Keuangan - Umum dan kepegawaian c. Unit Pelaksana Teknis Funsional Puskesmas -
Upaya kesehatn perorangan ( UKP ) - Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan
terhadap UKBM d. Jaringan Pelayanan Perorangan - Unit Puskesmas Pembantu - Unit
Puskesmas Keliling - Unit Bidan DI desa /komunitas 2. Kriteria Personalia Kriteria
personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria
tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup Kesehatan Masyarakat. 3. Eselon Kepala Puskesmas Kepala
Puskesmas penanggung jawab penbangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai
dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan Kepala
Puskesmas adalah Jabatan Struktur Eselon. Dalam Keadaan tidak tersedia tenaga yang
memenuhi syarat untuk menjabat jabatan IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai
dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
21
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2011
KEPALA PUSKESMAS dr. Elvina Razali KOORDINATOR I drg. Khairani Lubis TATA USAHA
Nelson Barus KOORDINATOR II dr. Elvina Razali
PERLENGKAPAN Lenny
P2P
Tiurmaida Limbong
POLI UMUM
dr.Elvina Razali
KIA
Rita Armaya
JIWA
Elmida Elvida
MATA
Bestina Damanik
KB
Indri Nainggolan
GIZI
Rosdiana M
IMUNISASI
Indri Nainggolan
LAB
Evelyna Sitompul
FARMASI
Apriwati
22
3.7. Fasilitas Fisik Puskesmas Kota Matsum 3.7.1. Fasilitas Gedung Permanen dan
berlantai 2 dan dalam kondisi baik. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Ruang Kepala Puskesmas Ruang periksa : 1 buah Ruang karcis pendaftaran Ruang tunggu
: 2 buah : 1 buah : 1 buah
Ruang KIA/KB : 1 buah Ruang laboratorium Ruang Imunisasi Ruang vaksin Kamar mandi
Ruang rapat : 1 buah : 1 buah
Minor surgety : 1 unit Ginekologi bed : 1 unit KB KIT : 1 unit KIA KIT : 1 unit
23
Tabel 3.5 Data Obat-Obatan yang Digunakan di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No. 1.
Golongan
Jenis Ketersediaan Kapsul 250 & 500 mg Kapsul 250 mg, Salep mata 1 % Tetes telinga
3 %
Kemasan Botol
Botol
3. Kotrimoxazol
Tablet Botol
Kapsul 250 & 500 mg Tablet Kapsul Kapsul Krim Tablet 125 mg basa 4004 3001 1004
Tube Botol
4.
Kortikosteroid
Tablet 0,5 mg 5ml/mlIM KRIM 2,5 % Tablet 5 mg Krim Tablet Tablet Tablet 2 mg
Injeksi 5 mg/ml
Ampul Tube
5.
Vitamin
Hinotik / sedative
1. Diazepam
24
7. 8.
9.
Bronkodilator
1. Ifasma 2. Salbutamol
10.
Antihistamin
11. 12.
13.
Anti fungus
cream Tablet 0,25 mg Tablet 10 mg Tablet 100 mg Tablet 100 mg Tablet kombinasi
Larutan Tablet Tablet Tablet
14.
17.
Anti diare
1. Diaform 2. Oralit
Tablet Serbuk Tablet Suppositoria Tablet Sachet Supp Strip vial set lusin
18. 19
Antipirasi Antihemoroid
25
20.
Injeksi
26
Tabel 3.6 Data Posyandu (Balita) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4
Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Regas Permata Jumlah
Jumlah Posyandu 15 8 9 5 37
Analisis Data : Dari data diatas Kota Matsum I memiliki jumlah Posyandu trbanyak di
bandingkan kelurahan lain yaitu 15 posayandu. Tabel 3.7 Data Posyandu Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4
Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah
Jumlah Posyandu 1 1 1 1 4
Analisis Data : Dari data di atas semua kelurahan masing-masing memiliki 1 Posyandu
Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kota Masum.
27
b.
Poskeksel Tabel 3.8 Data poskeksel di wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun
2011 No 1 2 3 4 Kelurahan Kota Matsum I Matsum II Kota Matsum II Sei Rengas Permata
Jumlah Jumlah Poskeskel 1 1 1 1 4
Analisis Data : Dari data diatas semua kelurahan memiliki masing-masing 1 Poskeskel
di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.
28
DENAH RUANGAN PUSKESMAS KOTA MATSUM
U RUANG LANTAI II KOMPU TER RUANG TUNGGU RUANG GIGI KM
RUANG KIA/KB
KM
LAB
RUANG GIZI
PERPUS
RUANG PERIKSA II
RUANG TUNGGU
L A N T A I
RUANG OBAT RUANG PERIKSA III
I
RUANG KARTU RUANG KAPUS
MASUK
29
BAB IV KEGIATAN POKOK PUSKESMAS 4.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Kota Medan
Untuk tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Indonesia 2015, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang keduanya jika
ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan layanan kesehatan tingkat
pertama.Yang terdiri dari: 1. 2. Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Pengembangan
31
Tabel 3.9 Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan Puskesmas Kota matsum Januari-
Oktober Tahun 2011
No 1
Target
Sasaran
Cakupan
447x 48x
100% 100%
30 sklh 100%
Kesehatan Gigi dan Mulut UKGS SD UKGS Kunjungan Pembinaan UKGS Percontohan 11x
22x 10 SD 100% 100% 100% SD Murid SD SD 11x 22x 10 SD 100% 100% 100%
UKGMD Pembinaan Kunjungan 8 posy 60x 100% 100% Posyandu Posyandu 8 posy 60x 100%
100%
Analisa data : Dari tabel pencapaian program promosi kesehatan dapat dilihat bahwa
program ini telah berjalan dengan baik di tahun 2011.
32
Tabel 4.0 Data Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Penyuluhan Kelompok
Potensil 2 Penyuluhan Kelompok Puskesmas 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 14 37 37 37 37 37 37
37 37 37 37 3700 Okt Jumlah
Tujuan: 1. Mempercepat penuruanan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR. 3. Mempercepat untuk
diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) 4. Peningkatan dan
pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk swa kelola
usaha-usaha kesehatan masyarakat. 5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan penduduk dan geografis. 33
Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata: 1. Pratama, kegiatan posyandu strata
ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga terbatas jumlah kader. 2.
Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kader
sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat. 3. Purnama,
kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader
lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat. 4. Mandiri,
kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlah kader
lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.
Pelayanan posyandu dilakukan dengan 5 meja, yaitu: 1. Meja I 2. Meja II 3. Meja III
4. Meja IV : Pendaftaran : Penimbangan bayi dan balita : Pengisian KMS : Penyuluhan
perorangan
Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian
makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.
Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI Eksklusif dan P2P terhadap
ibu hamil dan menyusui.
Menjadi perserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. :
Pelayanan tenaga kerja professional.
5. Meja V
Meliputi KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan setempat 4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan Tujuan: Untuk memperbaiki mutu
lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan sanitasi serta
pencegahan.
34
Sasaran: 1. 2. 3. 4. 5. Daerah yang rawan air bersih Daerah yang rawan penyakit
menular Daerah percontohan dan pemukiman baru Tempat-tempat umum seperti terminal,
pasar swalayan dan lain-lain Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kotor
Kegiatan: 1. 2. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup: a. Mendata tempat
pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga b. Mendata sarana air minum c.
Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan d. Mendemonstrasikan tentang
sumur yang baik untuk kesehatan 3. Higiene dan sanitasi lingkungan berupa
pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajian.
35
Tabel 4.1 Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 2 3 Kegiatan Jan Pemakai air aktif SAB yang disanitasi SAB resiko
pencemaran AT 4 SAB resiko pencemaran S, R 5 Sampel air yang memenuhi syarat 6 7
TPM yang diperiksa TPM yang memenuhi syarat 8 Rumah yang diperiksa keslingnya 9
Rumah yang memenuhi syarat sanitasi 589 772 323 125 200 361 77 145 320 320 3232 4
654 151 Feb 0 839 12 Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep 0 400 15 320 320 16 320 320 5 0 0
0 0 320 15 Okt 0 320 12 644 3873 253 Jlh
75
10
10
10
10
145
428 6 5
821 4 4
375 2 2
283 2 2
306 2 2
369 2 2
8 2 2
178 2 2
288 2 2
294 2 2
3360 26 25
654
839
400
320
320
320
320
3873
Analisa data : Dari data diatas sarana air bersih yang disanitasi sama dengan rumah
yang diperiksa keslingnya. Dan jumlah TPM yang memenuhi syarat adalah 25 TPM, dari
26 TPM yang telah diperiksa dan hanya 1 TPM yang tidak memenuhi syarat.
36
4.2.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana 4.2.3.1. Pengertian:
KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada
umumnya. Sasaran: 1. 2. Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita Serta anak usia
pra sekolah Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Tujuan: 1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan,
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah,
serta vitamin A. 2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P. 3. 4.
5. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB. Membina posyandu Merujuk
pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.
6. 7. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)
Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.
Tabel 4.2. Data Pencapaian Program KIA Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 KI
Kegiatan
Target 1128 1128 1025 1025 1128 1077 36x 95% 95% 90% 90% 10% 90% 100%
Cakupan 1106 1109 979 914 88 979 24x 98,64% 98,32% 95,51% 98,17% 7,7% 90,9% 66,67%
Analisa data: Cakupan kegiatan DRT Bumil dan KP KIA belum mencapai target
38
Tabel 4.3 Data Pencapaian Program KIA Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun
2011
Bulan No 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul KI Bumil K4 Bumil Bumil
Resiko Bumil Resiko Tinggi Bumil Dirujuk Persalinan oleh tenaga kesehatan 7 8 9
BBLR Lahir mati Kunjungan Neonatus 95 95 10 0 0 90 0 0 90 78 73 8 0 0 85 0 0 85 75
78 8 0 0 76 0 0 0 77 77 10 0 0 74 0 0 74 80 78 12 0 0 70 0 0 70 77 80 0 0 0 70 0 0
70 79 81 3 0 0 71 0 0 71 Ags Sep Okt 77 80 3 0 0 70 0 0 70 47 36 0 0 0 21 0 0 21 47
36 0 0 0 21 0 0 0 575 636 54 0 0 648 0 0 556 Jlh
Analisa data: Dari data diatas Bumil yang beresiko tinggi dan Bumil yang dirujuk
dari bulan Januari-Oktober tidak ada. Dan dari semua Bumil yang melakukan
persalinan oleh tenaga kesehatan, didapat bahwa hanya 5 Bumil yang memiliki resiko
dari 648 Bumil yang melakukan persalinan. Dan dari hasil 556 kunjungan Neonatus,
bayi dengan resiko BBLR dan lahir mati tidak ada. 4.2.3.2. Keluarga Berencana
Pengertian: Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya mencapai tujuan tertentu.
39
Tujuan: Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan dalam kelembagaan NKBBS
Tabel 4.4 Pencapaian Program KIA dan Akseptor Baru KB Puskesmas Kota Matsum
No 1 2 3 4 5
40
Analisa data: Hasil pencapaian KB 2011 1. 2. Akseptor menggunakan suntik yang
paling banyak sebesar 173 orang. IUD dan implant tidak dilaksanakan di Puskesmas
karena keterbatasan alat dan tenaga kesehatan yang belum terampil untuk melakukan
implant. 4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi Permasalahan gizi di Indonesia merupakan
masalah cukup berat dan komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang
kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada.
Penyakit-penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein
kalori, defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (gondok dan kreatin). Beberapa
kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Kota Matsum yaitu: 1. Mendata jumlah
balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas 2. Melakukan survey terhadap keadaan
gizi masyarakat terutama gizi balita. 3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis
tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin A pada balita 4. Memberikan tablet
penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui 5.
Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di
posyandu dan puskesmas. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk
memanfaatkan perkarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta
memelihara ternak terutama unggas.
41
Tabel 4.5 Data Pencapaian Program Gizi Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan PL/PA K/D D/S N/S N/D D/K Fe Bufas Fe Bumil Vit. A Bufas Vit A. Bayi Vit.
A Balita ASI Eksklusif
Target 37 58848 58848 58848 27918 45302 1068 1128 1068 498 4064 1128 100% 95% 90%
90% 20% 90% 80% 90% 80% 90% 90% 80%
Cakupan 37 45302 27918 21259 21259 27918 865 956 863 451 3687 18 100% 80% 50% 40%
80% 80,7% 89,4% 97,8% 92,3% 90,6% 90,7% 1,6%
Dari tabel diatas diketahui bahwa : N/S K/D D/S N/D : Efektivitas program (40%)
belum mencapai target : Cakupan program (80%) belum mencapai target : Peran serta
masyarakat (50%) belum mencapai target : Status gizi (80%) sudah mencapai target
Dari tabel diatas juga diketahui bahwa : Pemberian Fe pada ibu hamil (97,8%) sudah
tercapai Pemberian Fe pada ibu bersalin (86,46%) berlum tercapai
42
Pemberian Vit. A pada ibu masa nifas (90,3%) sudah tercapai Pemberian Vit. A pada
bayi (90,6%) sudah tercapai Pemberian Vit. A pada balita (90,7%) sudah tercapai
Tabel 4.6 Data Kegiatan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober
Tahun 2011
411 1936
610
1018 1545
12829
23
20
30
28
24
21
38
25
209
Analisa data: Dari data diatas jumlah bayi < 1 tahun dan Balita (1-4 tahun) yang
ditimbang dari bulan Januari-Oktober mencapai 19880 orang, dari hasil penimbangan
itu hanya 209 bayi dan balita dengan berat badan dibawah garis merah.
43
4.2.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Pengertian: Penyakit menular
adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang sakit,
dari resevoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia
sehat. Sasaran: Seluruh lapisan masyarakat
44
g. Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan
kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan. h. Tindakan penularan untuk menahan
penjalarannya. i. j. Menyembuhkan penderita hingga sehat. Pemberian imunisasi.
Tabel 4.7 Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-
Oktober Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) Penyakit Lain Pada Saluran
Pernafasan Bagian Atas Penyakit tekanan darah tinggi Gingivitas dan penyakit
periodental Diare Penyakit pada sistem otot dan jaringan Penyakit kulit alergi
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal Penyakit kulit infeksi TB Paru Jumlah
Jumlah Kasus 3570 1385 1115 882 561 543 444 464 308 244 9516
Analisa data: Dari data 10 penyakit terbesar tahun 2011 pada bulan Januari sampai
bulan Oktober 2011 terlihat bahwa penyakit terbesar adalah penyakit Saluran
Pernafasan Atas dengan 3570 kasus, dan penyakit yang terendah adalah TB paru dengan
224
45
Tabel 4.8 Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan
Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Pneumonia Balita Dirujuk Kader Analisa data : Penyakit ISPA
yang dirujuk kader hanya Pneumonia yang berjumlah 47 orang. 5 10 3 6 4 3 3 5 3 5 47
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Jlh
Tabel 4.9 Data DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 Kasus ABJ
Kegiatan
% 80,3% 100%
Analisa data: Masih belum mencapai target dalam hal pemberantasan DBD.
46
Tabel 5.0 Data DBDPuskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Penderita DBD 2 Fogging
Fokus 3 4 5 Abatasi PSN Pemeriksaan Jentik 6 Ada Jentik 6 3 0 0 2 1 1 0 3 5 21 Jlh
6 3 3 120 0
3 2 2 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
2 2 2 40 0
1 1 1 20 0
1 1 1 20 0
0 0 0 0 0
3 1 1 60 0
4 2 2 100 0
20 12 12 420 0
Analisa data: Dari pemeriksaan jentik dan PSN yang dilakukan dari bulan Januari-
Oktober tidak ditemukan adanya jentik, namun masih ada penderita DBD sebanyak 21
orang. 4.2.5.1. Pengertian: Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan
kepada tubuh terhadap penyakit tertentu. Sasaran: Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak
Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS) Tujuan: 1. 2. 3. 47 Menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil,
dan pencegahan penyakit. Program Imunisasi
Macam-macam Imunisasi : a. BCG Gunanya: menghindarkan dan memberikan kekebalan
terhadap penyakit TBC terhadap anak. Cara pemberian: Diberikan pada bayi 0-11
bulan, sebanyak 1 kali Lokasi pemberian pada lengan kanan atas Dengan injeksi IC
0,05 cc
b. DPT Gunanya: untuk mencegah difetri, pertusi dan tetanus Cara pemberian:
Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 3 kali Dosis 0,5 ml dengan
interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali Daerah suntikan di paha luar Injeksi IM
Tabel 5.1 Data Pencapaian Kegiatan dan Penyakit Diare Puskesmas Kota Matsum Tahun
2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kegiatan Imunisasi BCG DPT 1 DPT 2 DPT 3 Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Campak
Hepatitis 1 Hepatitis 2 Hepatitis 3 TT 1 TT 2 TT 3 BIAS DT TT Diare
Target 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 4893 4893 4893
2272 751 1521 1437 97% 97% 97% 97% 97% 97% 97% 97% 97% 90% 90% 90% 90% 100% 100%
100%
Sasaran Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi WUS WUS
WUS Kelas I Kelas 2 dan 3 Masyarakat
Cakupan 993 1002 998 937 1022 1006 1048 941 939 994 994 994 865 794 74 1879 635
1244 469 96,8% 97,8% 97,4% 91,4% 99,7% 98,4% 102,2% 91,8% 91,6% 97% 97% 97,5% 17,7%
16,3% 15,1% 82,7% 84,6% 81,8% 32.6%
49
Analisa data: Hasil pencapaian imunisasi dan Penyakit Diare pada tahun 2011:
Cakupan imunisasi telah mencapai target.
Tabel 5.2 Pencapaian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-
Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Campak Sasaran Jan Feb Bayi 9-11 bln 2 DPT 1 Bayi 2-11 bln 3
Hepatitis B1 4 Hepatitis B3 5 6 7 8 9 10 11 12 TT I TT II TT Boster TT I DT I DT II
TT I TT II Analisa data: Dari data diatas program imunisasi dari bulan Januari-
Oktober telah mencapai target. Tetapi untuk imunissi TT I, DT I, DT II, TT I, TT
II, masih belum tercapai Bayi 0-11 bln Bayi 0-11 bln Bumil Bumil Bumil WUS SD SD SD
SD 80 83 Mar Apr Mei 72 72 53 Jun 53 Jul 68 Ags Sep Okt 72 60 65 678 Jlh
81
86
75
75
67
36
67
70
66
115
738
81
87
72
772
64
38
67
65
66
117
1429
0 82 80 82 0 0 0 0 0
87 92 93 0 0 0 0 0 0
0 88 89 0 0 0 0 0 0
0 23 27 0 0 0 0 0 0
85 86 75 0 0 0 0 0 0
38 75 81 0 0 0 0 0 0
77 74 79 0 0 0 0 0 0
65 82 78 0 0 0 0 0 0
0 91 81 0 0 0 0 0 0
85 87 0 0 0 0 0 0 0
50
Tabel 5.3 Data Kegiatan Penderita Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Feb Penderita diare dpt oralit 2 Penderita Diare dpt Infus
3 Penderita Diare dapat antibiotik 37 42 Mar Apr Mei 32 38 54 Jun 48 Jul 55 Ags Sep
Okt 43 66 52 467 Jlh
11
10
80
Analisa data:Kegiatan diare dari bulan januari – oktober telah menapai target ,tapi
untuk penderita yang dapat diinfus tidak ada,karena puskesmas tidak ada menyediakan
infus bagi penderita diare. Tabel 5.4 Data Kegiatan TB Paru Puskesmas Kota Matsum
Januari-Februari Tahun 2011
No 1 2 3 4 5
Keterangan
Analisa data: Dari data diatas kegiatan TB Paru Puskesmas Kota Matsum belum
mencapai target pada tahun 2010. 51
Tabel 5.5 Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 2 3 Kegiatan Jan Feb BTA (+) BTA (-) Mengikuti pengobatan lengkap 4 5
Sembuh Kambuh 4 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 1 0 2 0 2 0 16 0 31 33 33 33 38 32 0 37
20 10 318 3 0 2 0 Mar Apr Mei 2 0 3 0 2 0 Jun 3 0 Jul 1 0 Ags Sep Okt 1 0 0 0 0 1
17 1 Jlh
Analisa data : Dari data diatas penderita yang mengikuti pengobatan lengkap adalah
orang, tapi
hanya sembuh 16 orang, jadi kegiatan tersebut belum mencapai target untuk
pengobatan TB Paru yang ada di Puskesama Kota Matsum Tahun 2011.
4.2.6. Upaya Pengobatan Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara
kuratif, melainkan juga memberikan pengertian tentang preventif terhadap penyakit.
Di Puskesmas Kota Matsum dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar bagi
pasien rawat jalan dan menolong penderita gawat darurat baik tindakan operasi
terbatas maupun rawat inap sementara seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan dan
lain-lain. Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang dilakukan
meliputi: 1. Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik
yang ada di Puskesmas. 2. 3. Penyuluhan kepada pasien pada saat melakukan
pemeriksaan Mengirim penderita yang tidak mampu untuk melanjutkan pengobatan
setelah penderita di kembalikan. 52
Perawatan dan pengobatan pasien Puskesmas Kota Matsum meliputi pasien umum, AKES,
dan aggota Dana Sehat.
Tabel 5.6 Data Kunjungan Pasien di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-
Oktober Tahun 2011
Askes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bulan Umum Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Agustus September Oktober Jumlah 60 48 93 38 59 65 47 58 47 61 576 Gigi 12 11 15 12
19 13 14 5 15 16 132
Jamkesmas Umum 160 112 152 153 135 146 158 98 127 106 1347 Gigi 15 19 19 32 15 13 9
9 22 20 173
Analisa data: Dari data diatas jumlah kunjungan Medan Sehat dari bulan Januari-
Oktober lebih banyak dibandingkan dengan kunjungan ASKES, Jamkesmas di Puskesmas
Kota Matsum Tahun 2011.
53
Tabel 5.7 Data Kunjungan Pasien Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah
Kartu Sehat 175 185 171 131 175 159 167 107 149 126 1445
Rawat Jalan 1405 1412 1226 1217 1405 1319 1475 1120 1386 3975 15940
RJ gol > 60 thn 375 246 247 308 375 348 267 221 280 233 3100
Rawat Jalan Gigi 199 256 181 194 199 167 199 119 183 237 1934
Analisa data: Dari data diatas jumlah kunjungan rawat jalan dari bulan Januari-
Oktober lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan yang lain di Puskesmas Kota
Matsum Tahun 2011.
54
Tabel 5.8 Data Kunjungan dan Rujukan Pasien Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober
Tahun 2011
Umum Gigi Umum Gigi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Agustus September Oktober Jumlah 980 133 959 963 928 794 1060 5 1014 934 7740 142
856 163 143 120 118 138 86 118 155 2039 4 27 3 7 5 5 5 832 7 7 902 30 5 36 29 20 26
33 13 26 37 255 95 51 80 65 81 66 71 75 75 88 747 100 73 78 57 56 89 67 51 62 92
612
Analisa data: 1. Dari data diatas jumlah kunjungan gratis lebih banyak dibandingkan
jumlah kunjungan bayar di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011. 2. Jumlah
Rujukan Askes lebih banyak dibanding rujukan dengan Jamkesmas dan Medan Sehat
55
Tabel 5.9 Data Kegiatan Pelayanan JPKM Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun
2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah
Peserta Askes 167 110 174 130 143 78 132 138 137 165 1374
Peserta Asuransi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Analisa data: Dari data diatas jumlah peserta Askes lebih banyak dibanding peserta
Asuransi karena Puskesmas Kota Matsum tidak melayani Peserta Asuransi. 4.2.7.
Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Pelaporan Informasi Kesehatan Tujuan:
1. 2. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan Untuk dipergunakan sebagai
bahan di dalam menyusun Rencana Kerja
Pelaporan: 1. 2. 3. Laporan kejadian luar biasa Laporan biasa yaitu mencatat jumlah
penyakit dan pengunjung Puskesmas Laporan mingguan yaitu mencatat kegiatan
Puskesmas dan rencana kerja selama triwulan. 4. Laporan tahunan yaitu mencatat
semua laporan dalam satu tahun yang diambil dari laporan bulanan. 5. Laporan khusus
berupa penyakit, kematian dan obat
Tabel 6.0 Data Kegiatan-Kegiatan Program Yang Dilaksanakan Puskesmas Kota Matsum
Januari-Oktober Tahun 2011
No 1 2 3
Kegiatan Monev + Balita Gizi Buruk Monev + PMT Pendertita TB Penjaringan SD, SMP,
dan SMA serta penilaian lomba sekolah sehat
KIA
Penyakit PHBS
Agustus
Analisa data: Ada beberapa kegiatan Puskesmas Kota Matsum di Tahun 2011 tidak
mencapai target. No 1 Program KIA Masalah Hasil pencapaian DRT Bumil 7,7% (target:
20%) Hasil pencapaian kegiatan KP-KIA 25x kunjungan
57
(target: 36 x) 2 3 GIZI TB Hasil pencapaian kegiatan ASI Eksklusif 1,6% Hasil
pencapaian pemerksaa BTA (+) 23,5% (target: 70%) Hasil pencapaian pemeriksaan
konversi 38,5% (target: 80%) 4 Kesehatan Lingkungan Hasil pencapaian pemeriksaan
sanitasi terhadap perumahan, air bersih, jamban, dan SPAL 80,3% (target: 100%).
Penyuluhan PHBS masih belum sesuai harapan 5 Obat Pengadaan obat tertentu belum
mencukupi
4.3. Program Pengembangan Puskesmas Kota Matsum 4.3.1. Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) Kegiatan UKS di Puskesmas Kota Matsum: 1. 2. Mendata jumlah murid sekolah
Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler (dokter
kecil/remaja). 3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi,
kesehatan lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K, dan lain-lain. 4. Membuat rencana kerja
dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan tahunan.
Sebagian dari tersebut tidak mempunyai fasilitas UKS dan guru Pembina UKS dibawah
pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kota Matsum.
58
Tabel 6.1 Data Kegiatan Kesehatan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Januari-Oktober Tahun 2011
3
2
59
Tabel 6.2 Data Kegiatan Olahraga di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-
OktoberTahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Klub olahraga yang dibina 2 Pel. Kes. Olahraga 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Jlh
4.3.2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) adalah
upaya pokok yang menjadi beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak
pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan
pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya masyarakat
awam. Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan: a.
b. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi.
Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan
Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi dan
mulut serta rujukan penyuluhan keberhasil gigi pada pasien yang berobat di
Puskesmas. 2. 3. Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah Usaha Kesehatan Gigi dan
Masyarakat Desa (UKGMD)
60
Tabel 6.3 Data Kegiatan Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Penambal gigi tetap 2 Pencabutan gigi tetap 3 Murid SD yg
butuh perawatan gigi 4 Murid SD yg mendapatkan perawatan kesehatan gigi 5 Perawatan
gigi yg lain 82 73 67 90 64 50 65 50 57 81 649 38 26 26 42 49 1 27 23 24 18 108 276
238 212 186 137 418 418 391 368 344 2907 28 Feb 12 Mar Apr 11 24 Mei 20 Jun 10 Jul
Ags Sep 35 4 8 Okt 18 170 Jlh
54
102
77
83
73
165
100
29
82
108
187
Analisa data: Dari data diatas jumlah perawatan gigi yang lain lebih banyak
dibandingkan yang lain.
61
4.3.3. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan
sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan itu sendiri. Mereka berperan aktif
dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya kegiatan yang dibuat oleh
masyarakat dan hasilnya untuk masyarakat.
4.3.5. Upaya Kesehatan Mata Kegiatan yang dilakukan: Garis interaksi dengan
kegiatan Puskesmas yang lain: 1. 2. 3. 4. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis
tinggi pada balita, penyuluhan di Posyandu. Dengan UKS dilakukan penyuluhan
kesehatan mata di sekolah Melakukan pengobatan mata yang dapat di tanggulangi
Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan tidak dapat
ditanggulangi
4.3.6. Upaya Kesehatan Lanjut Usia Upaya-upaya lanjut usia di Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan lanjut usia antara lain adalah upaya promotif yaitu upaya
menggairahkan semangat hidup usia lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya
sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan tentang: 1. 2. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri Makanan dengan
menu yang mengandung gizi seimbang
62
Tabel 6.4 Data Kunjungan Posyandu Usila di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Tahun 2011
Kelompok Usila No 1 2 3 4 Kelurahan 45-59 Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum
IV Sei Rengas Permata Jumlah 160 258 187 109 714 60-69 175 243 193 121 732 >70 131
162 129 77 499 307 466 663 509 1945 Jumlah
Analisa data: Hasil pencapaian program kesehatan usila 45-59 tahun adalah yang
terbanyak kunjungannya.
63
Tabel 6.5 Data Pemeriksaan Laboratorium di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1 Kegiatan Jan Spesimen darah 2 Spesimen air seni 3 Spesimen tinja 4 5
BTA/TBC BTA/TBC 11 Feb 12 Mar Apr 10 12 Mei 15 Jun 25 Jul Ags Sep 10 10 12 Okt 12
129 Jlh
0 11 3
0 7 2
0 12 2
0 9 3
0 7 2
0 3 1
0 13 3
0 2 1
0 6 0
0 6 0
0 76 17
64
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
I.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu bisa mengerti dan memahami
asupan makanan yang baik untuk balita
Tujuan Khusus Agar Ibu dapat mengetahui cara memberi asupan yang baik untuk
balita Agar ibu mengetahui apa saja penyakit yang bisa timbul karena kekurangan
gizi
II. Materi Penyuluhan A. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara
harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun,
karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda
dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya,
makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia
lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. 65
Peran makanan bagi balita a makanan sebagai sumber gizi Zat tenaga- Zat gizi yang
menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi
balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya Zat pembangun -Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita Zat pengatur- Zat
pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan
gizi yang tidak seimbang 1. Kekurangan energi dan protein (KEP) Ini disebabkan oleh
: Makanan yang tersedia kurang mengandung energi Nafsu makanan yang akan
menganggu sehingga tidak mau makan Gangguan dalam saluran pencernaan Kebutuhan
yang meningkat Penyakit yang bisa timbul akibat kekurangan gizi
66
Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya
seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-
sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya
mengalami pengurusan Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara
marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein
yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. Anak akan kehilangan nafsu
makan karena hal-hal sebagai berikut: 1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu
sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2) Anak terlalu dipaksa untuk
menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan
3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan 4) Susu
formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak
sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5) Suasana makan tidak
menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya. Menu makanan
balita sebagai berikut : Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian
makanan sebagai berikut : Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan
sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi
yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.
Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang
terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin
kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi kekurangan kalori
akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Pada usia bayi dari umur 0-6
bulan sebaiknya di beri ASI Eksklusif asi ini mengandung zat gizi yang yang
diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,yang mudah dicerna dan efisien. Dan untuk usia
11-59 bulan mulailah memperkenalkan bayi pada makanan yang beragam tapi harus
disesuaikan dengan kemampuan bayi itu sendiri.
67
III. Kegiatan Penyuluhan Metode :
Media
Papan penyuluhan
: Flip
Chart
Tim
: Fasilitator : Peserta
68
V.Langkah –langkah Kegiatan
No.
WAKTU
1.
Salam pembuka
5 menit
2.
Penyajian materi
10 menit
3.
10 menit
69
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak
bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah
satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh
semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu
tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair,
yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai
menerima makanan padat seperti orang dewasa. Anak usia 1-5 tahun dapat pula
dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai
dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga
mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus
disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan
karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan
anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “
prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih
dikenal sebagai konsumen aktif. 2. Karakteristik Balita Anak usia 1-3 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan
ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan
berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun,
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya
dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena
itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
70
3. Karakteristik Usia Prasekolah Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif,
yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering
dikenal sebagai “ masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya
terutama dengan anakanak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini
dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan
bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh
kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan
dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada
anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang
dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak. 4. Peran
Makanan Bagi Balita a. Makanan sebagai sumber zat gizi Didalam makanan terdapat
enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat
pengatur. 1) Zat tenaga Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah
karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat
gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. 2) Zat
Pembangun Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus
atau rusak. 3) Zat pengatur Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan
jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini
zat yang berperan sebagai zat pengatur. a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B
kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour. c) Air, sebagai
alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh. 71
5. Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan
cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh
status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak
setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). a.Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa,
sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan
semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. b. Kebutuhan zat pembangun Secara
fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif
lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang
usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. c. Kebutuhan zat
pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia. 6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada
beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya
gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak
sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh
mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut: a. Ketidaktahuan akan
hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering
terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang
dihidangkan seadanya saja. Dengan 72
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang
berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif
baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi
kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya
makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena
kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak,
keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya
kebosanan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang
sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan
secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis
sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi,
vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga. c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih
sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan
telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan
hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat
memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-
kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit
mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis
makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena
diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan
memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999). d. Kesukaan yang berlebihan terhadap
jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan
tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan
gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir,
sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun
masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik 73
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2
tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan
menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan
anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima
makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat
rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih
cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila
tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu
dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan. f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan
yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. g.
Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau
makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran
pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr.
Harsono, 1999). 7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang a. Kekurangan Energi dan Protein
(KEP) Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein. 1) Makanan yang
tersedia kurang mengandung energi 2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau
makan 3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam
usus terganggu 4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang
tidak diimbangi dengan asupan yang memadai. Kekurangan energi dan protein
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi
yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting.
Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika
kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi
dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu
anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara
sekilas anak tidak kurus. 74
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk. 1. Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering
sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang
dominan. 2. Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan
cairan di selasela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot
tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan
protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan
protein dalam tubuh sudah habis. 3. Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan
kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan
energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. b.Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan
lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut: 1) 2) 3) 4) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol Bayi
yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat. Anak dari ibu yang terlalu
takut anaknya kekurangan gizi. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-
gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua. 5) Anak yang malas untuk
beraktivitas fisik. 8.Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :
a.Faktor penyakit organis b. Faktor gangguan psikologi Anak akan kehilangan nafsu
makan karena hal-hal sebagai berikut: 1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu
sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2. Anak terlalu dipaksa untuk
menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan
3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
75
4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang
diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5.
Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang
tuanya. c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik Berikut ini beberapa upaya
untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau faktor
pengaturan makanan ) 1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan
adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter. 2) Jika penyebabnya faktor
psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan. (a) Makanan dibuat dengan
resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan
disajikan semenarik mungkin. (b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan,
orangtua harus sabar saat memberi makan anak. (c) Upayakan suasana makan
menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena
anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga
(orangtua) (d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan
sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang
baik. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan
beberapa hal berikut ini. (a)Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan
pada saat anak benar-benar lapar dan haus (b) Makanan selingan dapat diberikan
asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau
makan nasi. (c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya
didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik
dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya. (d) Kuantitas dan kualitas makanan
yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga
anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih. (e) Bentuk dan jenis makanan yang
diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Menu Makanan Balita Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan 76
sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi
seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut : •Agar
kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas
ketiga golongan bahan makanan tersebut. • Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur,
sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu
hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah: o Pagi hari waktu sarapan. o Pukul 10.00
sebagai selingan. Tambahkan susu. o Pukul 12.00 pada waktu makan siang. o Pukul
16.00 sebagai selingan o Pukul 18.00 pada waktu makan malam. o Sebelum tidur malam,
tambahkan susu. o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi. Contoh
Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun Perlu diketahui, jadwal
pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh) • Pukul
06.00 : Susu • Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim • Pukul 10.00 : Susu/Makanan
selingan • Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim • Pukul 14.00 : Susu • Pukul 16.00 :
Makanan selingan • Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim • Pukul 20.00 : Susu.
Makanan Selingan Balita Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu
makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur.
Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas
pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan
termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini
makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu
hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan
balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak
bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan
bahan makanan sesuai makanan keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan
sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk
perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan
mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam 77
keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang
disekelilingnya dalam keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang
diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika
anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian
yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap
yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi
daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan
lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan
makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang
mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi
kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Makanan
selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan
jika dibeli di luar rumah.Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang
bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti
hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat
berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini
akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat.
Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang
penyakit tertentu.
C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit Penyakit balita secara umum biasanya adalah
gejala panas, diare, batuk, muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter
supaya lekas ditangani dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk
mempercepat kesembuhan balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya. 1.
Untuk balita dengan panas tinggi PENDERITA penyakit yang disertai panas tinggi
kebutuhan gizinya meningkat. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat,
penyerapan zat-zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan
penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun. Makanan hendaknya memenuhi syarat-
syarat :
78
aKonsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan
lain-lain. b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan
sering. c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan
kacangkacangan diberikan lebih dari porsi normalnya. d. Kebutuhan air diberikan
lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal sehingga banyak terjadi
penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena mengandung air, vitamin
dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. e. Makanan minuman tidak
boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin. 2. Untuk balita dengan gejala
mencret (diare)
DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan
sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih
banyak dari biasanya. Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu: a. Infeksi.
Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan penyebab diare
pada anak. b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu
karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein. c. Makanan. Makanan basi,
beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu. d. Faktor psikologis. Rasa takut,
cemas (umumnya jarang terjadi pada anak). Akibat diare (mencret), anak akan
kehilangan banyak air dan elektrolit (dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan
cairan, gangguan gizi sebab masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah,
dan hipoglikemia yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.
Pengaturan makanannya secara umum adalah: a. Cairan harus cukup untuk mengganti
cairan yang hilang, baik melalui muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar
beri minum satu gelas larutan oralit atau larutan gula garam. b. Berikan makanan
yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral. c. Suhu makanan dan
minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau terlalu dingin. d. Bentuk
makanan lunak. 3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan PENYAKIT
saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan 79
umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan
polusi udara. Mengatur makanannya dengan : a. Banyak diberi minum, terutama sari
buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam keadaan hangat. b. Makanan diberikan dalam
keadaan lunak dan tidak merangsang. c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman
atau campuran seperti sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti
puding. d. Hindari makanan yang digoreng.
4. Untuk balita dengan gejala muntah MUNTAH adalah gejala dari beberapa penyakit
antara lain keracunan makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah,
dan lainlain. Syarat makanannya: a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam
porsi kecil tetapi bertahap dan sering. b. Banyak cairan untuk mengganti cairan
yang keluar, seperti sari buah yang segar dan susu campur buah supaya segar. c.
Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan protein
dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging, ayam
dan lain-lain. d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan
kalori. Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan
lemak akan membuat mual. 5. Untuk balita dengan gejala batuk GEJALA batuk bisa
bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit bronchitis yang disertai
panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya. Pengaturan makanan
yang perlu diperhatikan : a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak
cairan atau minum. b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus
diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik. c. Untuk memudahkan
pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan bertahap supaya
kebutuhan gizinya terpenuhi. d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk
membutuhkan protein lebih tinggi dari biasanya. e. Jangan makan gorengan atau bumbu
yang merangsang agar tidak menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu 80
manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan minuman
manis. f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan
konsumsi makanannya. D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita • Perhitungan Berat
Badan Ideal Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir Berat badan ideal
anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir
81
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENYULUHAN (GIZI PADA BALITA)
82
83
84