Referat SPO2
Referat SPO2
PENDAHULUAN
Pada saat ini, metode pengukuran kadar oksigen yang saturasi dengan
hemoglobin adalah dengan metoda invasive. Pada metode ini, sensor untuk
mengukur kadar oksigen dimasukkan kedalam tubuh dengan cara melukai
jaringan tubuh, sehingga ketidak tenangan karena sakit, dan kemungkinan
timbulnya infeksi serta pendarahan merupakan kelemahan dari metode ini.
Apalagi pengukuran kadar oksigen secara invasive membutuhkan biaya yang
sangat mahal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Sensor probe
c. Pembersih cat kuku
b. Persiapan Pasien
a. Bersihkan tempat yang akan diukur
b. Tentukan tempat yang akan diukur
Gambar Posisi sensor probe pada pulse oximetry
c. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Cek sirkulasi perifer
c. Cek fungsi alat pulse oximetry
d. Bersihkan kuku dari cat kuku atau lepaskan anting-anting
bila kita akan mengukur di telinga.
e. Bersihkan area pengukuran dengan alkohol
f. Pasang sensor probe
g. Anjurkan pasien untuk bernafas spontan
h. Tekan tombol “on” pada pulse oximetry
i. Dengarkan suara atau tanda dari pulse oximetry
j. Observasi gelombang yang ada pada pulse oximetry
k. Yakinkan bahwa batas alarm alat sudah sesuai dengan
kondisi yang diperlukan.
l. Baca dan catat hasil pengukuran
m. Bila dilakukan pemantauan terus menerus maka
dipindahkan sensor probe tiap 2 jam.
n. Bila dilakukan sesaat, lepaskan probe dan matikan pulse
oximetry.
o. Cuci tangan.
Pada keadaan normal, kira-kira 97% oksigen yang ditranspor dari paru ke
jaringan dibawa kedalam campuran kimiawi dengan hemoglobin dalam sel darah
merah. 3 persen sisanya dibawa dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan
sel. Dengan demikian, pada keadaan normal, oksigen dibawa ke jaringan hampir
seluruhnya oleh hemoglobin.
Kurva disosiasi oksi hemoglobin terdiri dari dua bagian kurva, yaitu
bagian curam (PO2 20-60 mmHg) dan bagian mendatar (PO2 > 60 mmHg).
Perbedaan dua bagian ini adalah pada bagian kurva curam perubahan kecil pada
PO2 menghasilkan perubahan besar pada saturasi oksigen. Sebaliknya, pada
bagian kurva yang mendatar, perubahan besar pada PO2 hanya mengasilkan
perubahan yang kecil pada saturasi oksigen.
2. Bachtiar, A., Hidayah, N., & Ajeng, A. (2015). Pelaksanaan Pemberian Terapi
Oksigen pada Pasien Gangguan Sistem Pernafasan. Jurnal Keperawatan Terapan.
Volume, 1.
3. Rochayati, I., Putra, S. T., & Supriyatno, B. (2016). Akurasi Pulse Oksimetri Fingertip
Dibandingkan Pulse Oksimetri Generasi Baru dalam Deteksi Dini Penyakit Jantung
Bawaan Kritis pada Bayi baru Lahir: Penelitian Pendahuluan. Sari Pediatri, 17(2),
113-8.