Anda di halaman 1dari 3

4.

1 Penilaian Awal ( Initial Assesment ) Dan Resusitasi

Bab ini akan membahas tentang initial assesment dan resusitasi. Sumber yang digunakan sesuai
standar penanganan trauma global yaitu atls1 dan trauma practice guidelines, state of nebraska2

A.Airway Dengan Proteksi Servikal

Penilaian dilakukan pengenalan patensi airway dan dengan cepat menilai akan adanya obstruksi
jalan nafas.
Rekomendasi 5. Pengelolaan Airway

 Pengelolaan yaitu melakukan Chin Lift atau Jaw Trust, membersihkan airway dari
benda asing, membersihkan pipa nasofaringealo atau orofaringeal, memasang airway
definitif dengan intubasi oro- atau naso trakeal atau krikotiroidotomi dengan
pembedahan, melakukan airway jet insufflation dan mengetahui bahwa tindakan ini
hanya bersifat sementara.
 Menjaga leher dalam posisi netral, bila perlu secara manual dan bila melakukan
tindakan untuk membebaskan airway
 Memfiksasi leher dengan berbagai cara setelah airway terjamin

(Rekomendasi C, ATLS)

B. Breathing , ventilasi dan oksigenasi

Penilaian, lakukan pemeriksaan leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala,
tentukan laju dan dalamnya pernafasan, inspeksi dan palpasi leher dan thorak untuk adanya
deviasi trakea, ekspansi thorak simetris atau tidak simetris, pemakaian otot tambahan dan
adakah tanda- tanda cedera lainnya, perkusi thorak untuk menentukan redup atau hipersonor,
auskultasi thorak bilateral

Rekomendasi 6 Pengelolaan Breathing Di Indonesia

Pengelolaan breathing yaitu pemberian oksigen konsentrasi tinggi, ventilasi dengan alat bag
valve mask, menghilangkan tension pneumothoraks, menutup open pneumothoraks,
memasang sensor CO2 (kapnografi) pada ETT dan memasang pulse oximeter.

(Rekomendasi C, ATLS)

35
C. Circulation dengan kontrol perdarahan

Penilaian, lakukan deteksi sumber perdarahan eksternal yang fatal, deteksi sumber peradrahan
internal, pemeriksaan nadi, kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus, pemeriksaan
warna kulit, pengukuran tekanan darah ( bila ada waktu)
Rekomendasi 7. Pengelolaan Circulation

Pengelolaan circulation dengan cara langsung menekan pada tempat perdarahan eksternal,
mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah, ,memasang 2
selang intravena ukuran besar ( dewasa no 14, 16, 18 dan anak no 20), mengambil sampel
darah untuk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, tes kehamilan, golongan darah dan cross
match dan analisis gas darah, memberikan cairan dengan cairan Rl yang dihangatkan dan atau
cairan koloid dan pemberian darah, memasang bidai pneumatic untuk kontrol perdarahan (
bila tersedia) dan mencegah terjadinya hipotermia.

(Rekomendasi C, ATLS)

D. DISABILITY : pemeriksaan neurologis singkat, dengan cara mentukan tingkat kesadaran


memakai metode AVPU atau skor GCS serta menilai besar isokor dan reaksi pupil

E. Exposure/ environtment, dengan cara buka pakaian pasien tapi cegah hipotermi

F. Tambahan pada primary survey dan resusitasi yaitu tentukn analisi gas darah dan laju
pernafasan, monitor udara ekspirasi dengan monitoring CO2, pasang monitor EKG, pasang
kateter uretra dan NGT kecuali bila ada kontra indikasi dan monitor urine setiap jam,
pertimbangan kebutuhan untuk mendapatkan foto : thorak AP, pelvis AP, servikal lateral,
pertimbangkan kebutuhan DPL atau USG abdomern

G. Skor Trauma ( Revised Trauma Score RTS dan TRISS)

penghitungan skor pasien trauma dengan komponen yang dihiyung adalah GCS, RR, dan tekanan
sistolik pada saat pasien datang

36
Rekomendasi 8, Penghitungan Skor Trauma

 Penghitungan skor trauma pada saat pasien datang dengan metode RTS ( Gcs, Rr,
tekanan sistolik) dikerjakan di setiap UGD Puskesmas dan Rumah Sakit untuk seluruh
pasien trauma : (1) untuk mengetahui kemungkinan harapan hidup ( Probability Of
Survival), (2) untuk keperluan audit outcome pasien trauma, (3) untuk pelaporan data
nasional tentang pasien trauma
(Rekomendasi C, ATLS)
 Penghitungan skor trauma stelah pasien pulang atau meninggal adalah metode ISS
(injury severity score) atau TRISS (trauma score injury severity score)

(Rekomendasi C)

Bila pasien telah stabil,pengelolaan dilanjutkan ke Secundary Survey, ditanyakan riwayat AMPLE
dan mekanisme cedera, pemeriksaan dilakukan head to toe. Kemudian tentukan indikasi rujukan,
prosedur rujukan, kebutuhan pasien selama perjalanan dan upayakan komunikasi dengan dokter
yang akan dirujuk.

DAFTAR PUSTAKA

1. IKABI, advance trauma life support, american college of surgeons, committee on


trauma; 1997
2. Departmenet of health and human services, emergency medical service, trauma
practice giudelines and algorithm, states of nebraska; 2008. Diakses dari :
www.hhs.state.ne.us/ems/trauma practice guidelines.pdf

37

Anda mungkin juga menyukai