0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Daftar pustaka tersebut berisi 10 referensi yang berkaitan dengan topik dermatofitosis dan tinea cruris. Referensi tersebut meliputi artikel ilmiah, buku teks kedokteran, tesis, dan laporan penelitian yang membahas tentang perbandingan uji sensitivitas obat untuk dermatofitosis, diagnosis dan pengobatan tinea cruris, serta prevalensi mikosis superfisial di beberapa rumah sakit di Indonesia.
Daftar pustaka tersebut berisi 10 referensi yang berkaitan dengan topik dermatofitosis dan tinea cruris. Referensi tersebut meliputi artikel ilmiah, buku teks kedokteran, tesis, dan laporan penelitian yang membahas tentang perbandingan uji sensitivitas obat untuk dermatofitosis, diagnosis dan pengobatan tinea cruris, serta prevalensi mikosis superfisial di beberapa rumah sakit di Indonesia.
Daftar pustaka tersebut berisi 10 referensi yang berkaitan dengan topik dermatofitosis dan tinea cruris. Referensi tersebut meliputi artikel ilmiah, buku teks kedokteran, tesis, dan laporan penelitian yang membahas tentang perbandingan uji sensitivitas obat untuk dermatofitosis, diagnosis dan pengobatan tinea cruris, serta prevalensi mikosis superfisial di beberapa rumah sakit di Indonesia.
1. Paramata NR, Maidin A, Massi N. 2009. The Comparison of Sensitivity Test of
Itraconazole Agent The Causes of Dermatophytosis in Glabrous Skin In Makassar. Makassar: Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. 2. Agustine R. 2012. Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Pemeriksaan Sediaan Langsung KOH 20% dengan Sentrifugasi dan Tanpa Sentrifugasi Pada Tinea Kruris. [Tesis]. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 3. Verma S, Hefferman MP. Superficial Fungal Infection: Dermatophytosis, Onichomycosis, Tinea Nigra, Piedra. In: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell O, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. p. 1807–21. 4. Budimulja U, Widaty S. Dermatofitosis. Dalam: Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 109-116. 5. Budimulja U, Bramono K. Mikosis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 94-105. 6. Yossela T. 2015. Diagnosis and Treatmen of Tinea Cruris. J Majorty, Volume 4 Nomor 2. Lampung: Faculty of Medicine, Universitas Lampung. Hal 122-128. 7. Hidayati NA, Suyoso S, Hinda D, Sandra E. Mikosis superfisialis di divisi mikologi unit rawat jalan penyakit kulit dan kelamin rsud dr. Soetomo surabaya tahun 2003–2005. Surabaya: Department Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2009; 21(1)1-8. 8. Adiguna MS. Update treatment in inguinal intertrigo and its differential. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2011. 9. Abdelal EB, Shalaby MAS, Abdo HM, Alzafarany MA, Abubakr AA. 2013. Detection of Dermatophytes In Clinically Normal Extra-Crural Sites In Patients With Tinea Cruris. The Gulf Journal of Dermatology and Venereology. 31-9. 10. Risdianto A, Kadir D, Amin S. 2013. Tinea corporis and tinea cruris cause by trichophyton mentagrophytes type granular in asthma bronchiale patient. Department of Dermatovenereology Universitas Hasanuddin.