(/)
Bahasa Indonesia
BAB 1. TRIASE & KONDISI GAWAT DARURAT (PEDIATRI GAWAT DARURAT) (/bab-1-triase-kondisi-
gawat-darurat-pediatri-gawat-darurat)
4.1. ANAK YANG DATANG DENGAN BATUK DAN ATAU KESULITAN BERNAPAS (/41-anak-yang-
datang-dengan-batuk-dan-atau-kesulitan-bernapas)
http://www.ichrc.org/442-asma-diagnosis-dan-tatalaksana 1/4
1/22/2019 4.4.2. Asma: diagnosis dan tatalaksana | ICHRC
Diagnosis
Bila diagnosis tidak pasti, beri satu dosis bronkodilator kerja-cepat (lihat di bawah). Anak dengan asma
biasanya membaik dengan cepat, terlihat penurunan frekuensi pernapasan dan tarikan dinding dada dan
berkurangnya distres pernapasan. Pada serangan berat, anak mungkin memerlukan beberapa dosis
inhalasi.
Tatalaksana
Anak dengan episode pertama wheezing tanpa distress pernapasan, bisa dirawat di rumah
hanya dengan terapi penunjang. Tidak perlu diberi bronkodilator
Anak dengan distres pernapasan atau mengalami wheezing berulang, beri salbutamol dengan
nebulisasi atau MDI (metered dose inhaler). Jika salbutamol tidak tersedia, beri suntikan
epinefrin/adrenalin subkutan. Periksa kembali anak setelah 20 menit untuk menentukan terapi
selanjutnya:
Jika distres pernapasan sudah membaik dan tidak ada napas cepat, nasihati ibu untuk
merawat di rumah dengan salbutamol hirup atau bila tidak tersedia, beri salbutamol sirup per
http://www.ichrc.org/442-asma-diagnosis-dan-tatalaksana 2/4
1/22/2019 4.4.2. Asma: diagnosis dan tatalaksana | ICHRC
Oksigen
Berikan oksigen pada semua anak dengan asma yang terlihat sianosis atau mengalami kesulitan
bernapas yang mengganggu berbicara, makan atau menyusu (serangan sedang-berat).
Bronkodilator kerja-cepat
Beri anak bronkodilator kerja-cepat dengan salah satu dari tiga cara berikut: nebulisasi salbutamol,
salbutamol dengan MDI dengan alat spacer, atau suntikan epinefrin/adrenalin subkutan, seperti yang
diterangkan di bawah.
Alat nebulisasi harus dapat menghasilkan aliran udara minimal 6-10 L/ menit. Alat yang
direkomendasikan adalah jet-nebulizer (kompresor udara) atau silinder oksigen. Dosis salbutamol
adalah 2.5 mg/kali nebulisasi; bisa diberikan setiap 4 jam, kemudian dikurangi sampai setiap 6-8
jam bila kondisi anak membaik. Bila diperlukan, yaitu pada kasus yang berat, bisa diberikan setiap
jam untuk waktu singkat.
Alat spacer dengan berbagai volume tersedia secara komersial. Penggunaannya mohon lihat buku
Pedoman Nasional Asma Anak. Pada anak dan bayi biasanya lebih baik jika memakai masker wajah
yang menempel pada spacer dibandingkan memakai mouthpiece. Jika spacer tidak tersedia, spacer
bisa dibuat menggunakan gelas plastik atau botol plastik 1 liter. Dengan alat ini diperlukan 3-4 puff
salbutamol dan anak harus bernapas dari alat selama 30 detik.
Jika kedua cara untuk pemberian salbutamol tidak tersedia, beri suntikan epinefrin (adrenalin)
subkutan dosis 0.01 ml/kg dalam larutan 1:1 000 (dosis maksimum: 0.3 ml), menggunakan semprit
1 ml (untuk teknik injeksi lihat halaman 331). Jika tidak ada perbaikan setelah 20 menit, ulangi dosis
http://www.ichrc.org/442-asma-diagnosis-dan-tatalaksana 3/4
1/22/2019 4.4.2. Asma: diagnosis dan tatalaksana | ICHRC
dua kali lagi dengan interval dan dosis yang sama. Bila gagal, dirawat sebagai serangan berat dan
diberikan steroid dan aminofilin.
Bronkodilator Oral
Ketika anak jelas membaik untuk bisa dipulangkan, bila tidak tersedia atau tidak mampu membeli
salbutamol hirup, berikan salbutamol oral (dalam sirup atau tablet). Dosis salbutamol: 0.05-0.1
mg/kgBB/kali setiap 6-8 jam
Steroid
Jika anak mengalami serangan wheezing akut berat berikan kortikosteroid sistemik metilprednisolon 0.3
mg/kgBB/kali tiga kali sehari pemberian oral atau deksametason 0.3 mg/kgBB/kali IV/oral tiga kali sehari
pemberian selama 3-5 hari.
Aminofilin
Jika anak tidak membaik setelah 3 dosis bronkodilator kerja cepat, beri aminofilin IV dengan dosis
awal (bolus) 6-8 mg/kgBB dalam 20 menit. Bila 8 jam sebelumnya telah mendapatkan aminofilin,
beri dosis setengahnya. Diikuti dosis rumatan 0.5-1 mg/kgBB/jam. Pemberian aminofilin harus hati-
hati, sebab margin of safety aminofilin amat sempit.
Hentikan pemberian aminofilin IV segera bila anak mulai muntah, denyut nadi >180 x/menit, sakit
kepala, hipotensi, atau kejang.
Jika aminofilin IV tidak tersedia, aminofilin supositoria bisa menjadi alternatif.
Antibiotik
Antibiotik tidak diberikan secara rutin untuk asma atau anak asma yang bernapas cepat tanpa disertai
demam. Antibiotik diindikasikan bila terdapat tanda infeksi bakteri.:
http://www.ichrc.org/442-asma-diagnosis-dan-tatalaksana 4/4