Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BADAI TORNADO DI SEKOLAH.

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Mitigasi Bencana

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Enok Maryani, M.S.

Hendro Murtianto M.Sc

Oleh:

Qori Elsa Fitria

NIM. 1706528

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana
alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006).
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban manusia (Kamadhis
UGM, 2007).
Pada tahun 2000 sampai saat ini, sejumlah bencana di suatu daerah terjadi disebabkan oleh
cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim di sejumlah daerah terjadi karena suhu permukaan air laut
meningkat sehingga mempercepat terjadinya penguapan yang membentuk awan hujan.
Penyebab utama cuaca ekstrim adalah adanya ekspansi vertical awan, curah hujan yang
meningkat dan berpeluang menyebabkan badai dan putting beliung.
Cuaca ekstrim terjadi karena siklus basah dan kering yang terlalu cepat akibat La Nina dan
pemanasan global. Setidaknya terdapat tiga macam bencana alam yang sering terjadi akibat
langsung dari cuaca ekstrim yaitu badai tornado, angin putting beliung, serta banjir. Bencana
lainnya adalah tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi pada daerah rawan tanah longsor
seperti perbukitan atau lahan yang gundul. Angin kencang seperti angin putting beliung serta
badai tornado merupakan salah satu kejadian alam diantara kejadian alam lainnya akibat cuaca
ekstrim yang paling berbahaya, Salah satu fenomena yang sering terjadi akibat cuaca ekstrim
adalah badai tornado.
Badai tornado merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrim yang memiliki potensi daya
rusak yang sangat dahsyat dan dapat menyebabkan kerusakan segala benda yang dilaluinya.
Angin tornado pada umumnya terjadi di Negara Amerika serikat. Fenomena badai tornado di
Amerika serikat hanya terjadi di Negara bagian saja dan terjadi di beberapa daerah, seperti
Washington DC, new York, dan lain sebagainya. Akan tetapi, badai tornado merupakan salah

2
satu fenomena yang harus diwaspadai terkait cuaca ekstrim yang terjadi secara global.
mengapa badai tornado sering terjadi di amerika berikut alasannya : Menurut penjelasan dari
Chris W. Landsea, seorang peneliti di Atlantic Oceanographic and Meteorological
Laboratory/Hurricane Research Division of the National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA), Miami, alasan kenapa badai sering menghantam kawasan bagian
timur daripada bagian barat. Temperatur air di Amerika Serikat bagian timur dan barat sangat
berbeda. Seperti yang dilansir Accu Weather (27/08), sepanjang East Coast atau pesisir pantai
bagian timur, beberapa teluk atau Gulf Stream memiliki temperatur air yang hangat. Air di
daerah tersebut memiliki suhu di atas 80 derajat Fahrenheit atau sekitar 26,5 derajat Celcius.
Sedangkan temperatur air di bagian barat hanya tercatat di bawah 70 derajat Fahrenheit atau di
bawah suhu 20 derajat Celcius. Catatan para pemburu badai. hampir semua badai memiliki
kesamaan karakteristik dalam pembuatannya. Badai akan terbentuk dikarenakan terdapatnya
air dengan temperatur suhu yang hangat. Badai tidak akan terbentuk apabila berada di kawasan
yang dingin. Alasan kedua adalah dikarenakan garis lintang daerah tropis dan sub-tropis.
Selain itu Kerry Emanuel, Center for Meteorology and Physical Oceanography,
Massachusetts Institute of Technology, menjelaskan karakteristik pergerakan badai. Dalam
penjelasannya tersebut, Emanuel mengatakan bahwa setiap badai selalu memiliki kemiripan
pergerakan yaitu dimulai dari timur dan akan berakhir di barat. Pergerakan semacam ini disebut
juga dengan nama Trade Winds. Badai akan terus bergerak ke arah barat dan ketika sudah
sampai di tempat tujuannya, badai akan sedikit melonggarkan kecepatannya dan kemudian
hilang secara perlahan. Memang masuk akal apabila dalam jangka waktu yang lumayan
pendek, di daerah timur Amerika Serikat dihantam dua badai yang berbeda. Menurut paparan
di Science Youth Dictionary, Amerika Serikat bagian timur akan selalu menerima hantaman
badai ketika masuk bulan Agustus. Hal tersebut dinamakan Hurricane Season atau musim
badai. Pihak pemerintah negara Paman Sam tersebut menjelaskan bahwa badai akan sering
terjadi mulai bulan Agustus dan mencapai puncaknya pada bulan September.
Berdasarkan pemaparan diatas salah satu cara untuk memberikan informasi mengenai
badai tornado adalah melalui pembelajaran di sekolah, yang telah tertuang kedalam silabus
geografi, kompetensi dasar mengenai mitigsi bencana. untuk menyampaikan materi tersebut
agar mudah dipahami oleh siswa, guru harus membuat pembelajaran menjadi menarik,
menampilkan contoh dan menggunakan perangkat pembelajaran, model, metode, dan media
yang tepat. Perlunya penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan dan
mitigasi bencana badai tornado, makalah ini berjudul Pendidikan Mitigasi Bencana Tornado di
Sekolah.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana kesiapsiagaan mitigasi Tornado?
2. Bagaimana penanggulangan Tornado?
3. Bagaimana cara mengajarkan mitigasi Tornado di Sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi kesiapsiagaan mitigasi Tornado,
2. Mengidentifikasi penanggulangan Tornado,
3. Menganalisis cara mengajarkan mitigasi Tornado di Sekolah,
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat teoritis yaitu sebagai bahan
pengayaan terhadap pemahaman yang berkenaan mitigasi bencana badai Tornado, dan manfaat
praktis yaitu menghasilkan data yang akan menjadi informasi tentang mitigasi bencana badai
Tornado.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Mitigasi Tornado


1. Pengertian Badai dan penyebabnya
Badai merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrim. Badai disebut juga siklon tropis oleh
meteorolog, berasal dari samudera yang hangat. Badai bergerak di atas laut mengikuti arah
angin dengan kecepatan sekitar 20 km / jam Penyebab utama adanya badai adalah tingginya
suhu permukaan laut. Perubahan di dalam energi atmosfer mengakibatkan badai. Adanya
energi penggerak badai berasal dari proses kondensasi yakni mengembunnya kandungan uap
air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses
kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan
oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai. Selain udara lembab juga
diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang
bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama,
maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi hujan deras dan banjir yang mengikuti
dan nantinya akan terbentuk badai.

2. Pengertian Tornado dan karakteristiknya

Tornado didefinisikan oleh Glosari Meteorologi sebagai "kolom udara yang berputar
kencang yang menyatu dengan permukaan tanah dan muncul dari awan cumuliform atau
bagian bawah awan cumuliform dan sering (namun tidak selalu) tampak sebagai suatu awan
“corong." Secara etimologi, Kata "tornado" merupakan perubahan dari kata dalam Bahasa
Spanyol tronada ke bahasa inggris, tornado, yang berarti "badai petir".Umumnya tornado
memiliki kecepatan angin 177 km / jam atau lebih dengan rata - rata jangkauan 75 m dan
menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai
kecepatan angin lebih dari 300 - 480 km / jam memiliki lebar lebih dari satu mil ( 1.6 km ) dan
dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km. Tornado lebih sering terjadi di Amerika
Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah dan timur
Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat dan
selatan Australia, dan Selandia Baru. Berikut pada Gambar.1 adalah gambar badai tornado
yang terjadi di amerika bagian barat.

5
Gambar.1 Tornado Yang Terjadi Di Negara Bagian Amerika

A.Sebuah pusaran tornado di pusat Oklahoma. B. Sebuah pusaran tornado di pusat Texas
Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1a/Dszpics1.jpg/800px-
Dszpics1.jpg

Tornado adalah angin badai di antara badai paling berbahaya, dengan potensi untuk
menyebabkan kerusakan yang sangat serius. Ketika suhu tanah meningkat, udara panas dan
lembab mulai naik. Ketika hangat, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering itu
terangkat ke atas, masuk lapisan udara atas. Sebuah awan petir mulai tercipta pada fase ini.
Adanya Guntur tidak lepas adanya awan cumulonimbus. Pada Gambar. 2 berikut menunjukkan
terjadinya badai tornado pada tahap awal.

Gambar. 2 Terjadinya Tornado Pada Tahap Awal

Sumber:http://downloads.bbc.co.uk/news/nol/shared/spl/hi/scinat/06/tornado/pdf/how_torna
do_is_formed.pdf

6
Dan berikut pada Gambar.3 merupakan gambar dari terjadinya tornado pada tahap
akhir yaitu:

Gambar .3 Terjadinya Tornado Pada Tahap Akhir

Sumber:http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/fenomena-cuaca-tornado.html

Di dalam awan cumulonimbus ada yang disebut dengan downdraft dan updraft. Di
belakang thunderstorm biasanya updraft dan di depannya downdraft (presipitasi). Pada bagian
updraft ini merupakan bagian dimana udara terangkat ke atas. Updraft yang sangat kuat
(biasanya terjadi karena ada udara menyebar / divergensi di atas), menyebabkan terjadi tekanan
rendah skala lokal. Udara terkumpul dari segala arah di titik dimana terjadi updraft terbesar.
Karena beda tekanannya sangat besar dan tiba-tiba, angin yang terkumpul akhirnya berputar
dan menimbulkan funnel cloud (awan corong). Jika funnel cloud menyentuh permukaan, maka
terjadilah badai tornado.

Diketahui tingkatan skala tornado berdasarkan skala fujita. Nama ini diambil dari nama
penemunya yang seorang meteorologis bernama Theodore fujita. Skala fujita ini memiliki
enam tingkatan yaitu: 1) Skala f0 merupakan tingkatan terendah dengan kecepatan angin 40
sampai 72 mph; 2) Skala f1 dengan kecepatan angin 73 sampai 112 mph. Pada tingkat ini
tornado mampu merusak atap bangunan dan mobil kecil; 3) Skala f2, tornado mampu merusak
rumah, truk, kereta api dan pepohonan. Kecepatan angin sekitar113sampai157mph; 4) Skala
f3 dengan kecepata angin 158 sampai 206m ph; 5) Skala f4 dengan kecepatan angin 207 sampai
260 mph yang mampu merusak struktur bangunan rumah; 6) Skala f5 merupakan skala
tertinggi dengan kecepatan angin 261 sampai 318 mph. Pada tingkat ini, mobil akan
berterbangan di udara dan seluruh truktur bangunan rumah akan luluh lantak di hantamnya.

7
Selain itu Tornado juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan skala kerusakannya.
Berdasarkan jenisnya, tornado dibedakan atas :

a. Weak Tornado/ Tornado Lemah

Dikategorikan demikian karena waktu berlangsungnya sangat singkat antara 1 hingga 10


menit atau lebih, sebagian besar memiliki ukuran kecil dengan daya perusak yang kecil-
umumnya berskala F0 – F1 – serta kecepatan angin kurang dari 112 mph. Persentase jumlah
kematian yang diakibatkan tornado lemah kurang dari 5% dari keseluruhan kematian yang
disebabkan tornado. Jenis ini paling banyak di antara jenis lainnya, mencakup 88% dari total
keseluruhan kejadian tornado. Dapat terlihat pada Gambar.4 berikut.

Gambar.4 Weak Tornado/ tornado Lemah

Sumber: www.google.com

b. Strong Tornado / Tornado Kuat

Berlangsung selama 20 menit atau bahkan lebih, umumnya berukuran kurang lebih 10 m
dengan daya perusak kuat – berskala F2 – F3 – serta kecepatan angin antara 113 – 206 mph.
Kematian yang diakibatkan tornado ini mencakup hingga 30%. Tornado kuat mencakup 11%
dari jumlah keseluruhan kejadian tornado. Dapat dilihat Pada Gambar.5 berikut.

Gambar.5 Strong Tornado/ Tornado Kuat

Sumber: www.google.com
8
c. Violent Tornado/ Tornado Sangat Kuat

Tornado ini dapat berlangsung cukup lama melebihi 1 jam dan dapat melintasi bermil-mil
sebelum menghilang dengan daya perusak yang sangat kuat – F4 – F5 – serta kecepatan angin
lebih dari 205 mph. Jenis ini paling banyak merenggut korban jiwa mencapai 70% kematian
dari keseluruhan. Sangat jarang terjadi sehingga hanya mencakup 1% dari jumlah keseluruhan
kejadian tornado. Dapat dilihat pada Gambar.6 berikut.

Gambar.6 ViolentTornado/ Tornado Sangat Kuat

Sumber: www.google.com

B. Pesebaran Dan Dampak Angin Tornado


1. Persebaran Badai Tornado

Persebaran badai tornado di amerika dapat dilihat pada Gambar.7 dibawah ini yang
menunjukkan dimana saja persebaran badai tornado di Amerika.

Gambar.7 Peta Persebaran Badai Tornado Di Amerika

Sumber: www.google.com

9
Jika dilihat dari peta di atas, wilayah yang paling sering mengalami tornado adalah
Amerika serikat. Sekitar 800-1000 tornado menerjang setiap tahun. wilayah Indonesia
merupakan wilayah yang relatif aman dari tornado, kalaupun ada, intensitasnya tidak akan
sebesar tornado yang terjadi di Amerika Serikat. Namun yang terjadi di indonesia biasanya
disebut dengan angin puting beliung yang intensitasnya lebih kecil daripada badai tornado.

Selain itu berdasarkan peta dibawah ini dapat dianalisis bahwa di Amerika serikat
sering terjadi badai tornado. Oleh karena itu, pemerintah Negara setempat membuat zonasi
daerah-daerah yang rentan maupun daerah yang tidak rentan terhadap adanya badai tornado.
Daerah zonasi I merupakan daerah yang memiliki potensi tornado paling rendah zona I ( 130
mph), zona II ( 150 mph), zona II ( 200 mph ) dan zona IV ( 250 mph ). Semakin tinggi zona
yang tervisualisasi dalam peta, maka semakin besar daerah yang berpotensi terkena dampak
badai tornado. Peta daerah rawan badai tornado di amerika serikat dapat dilihat pada Gambar.8
berikut.

Gambar.8 Peta Daerah Rawan Badai Tornado di Amerika serikat

Sumber : http://catastrophe.org/wp-content/uploads/2011/04/tornado_risk_map.jpg

Sedangkan berdasarkan peta dibawah ini dapat dianalisis bahwa setiap wilayah / daerah
memiliki insiden/kejadian badai tornado yang berbeda-beda. Semakin banyak insiden
terjadinya badai tornado, maka semakin besar pula daerah tersebut terkena dampak badai
tornado. Adapun penyebab terjadinya perbedaan insiden/kejadian badai tornado di setiap

10
wilayah berbeda-beda antara lain : topografi, posisi lintang dan bujur suatu tempat, cuaca di
wilayah tersebut. Peta Rata-rata kejadian badai Tornado di Amerika Serikat dapat dilihat pada
Gambar.9 berikut.

Gambar. 9 Peta Rata-rata kejadian badai Tornado di Amerika Serikat

Sumber : http://www.geogrify.net/GEO1/Lectures/Weather/Tornado.html

2. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Bencana Angin Tornado

Dampak dari terjadinya angin tornado ini tentu sangat merugikan apalagi jika terjadi di
daratan pada pemukiman warga. Dampak dari adanya angin tornado ini hampir pada seluruh
bidang yang ada, diantaranya adalah:

a. Bidang Perhubungan : Angin tornado ini sangat mempengaruhi bidang perhubungan baik
itu tranportasi darat, laut maupun udara. Karena tekanan udara dan angin tidak stabil maka
untuk penerbangan jelas akan ditunda karena sangat tidak aman bagi pesawat untuk
mengudara dalam cuaca buruk. Transportasi darat juga bisa terkena dampaknya karena
biasanya ketika ada angin tornado akan terjadi hujan lebat dan angin kencang yang pastinya
bisa membuat pohon atau tiang tumbang sehingga sangat berbahaya. Untuk transportasi
laut sudah sangat jelas bahayanya karena sebagian besar angin tornado terjadi di laut maka
kapal yang terkena angin tornado bisa saja tenggelam.
b. Bidang Telekomunikasi : Adanya perbedaan tekanan udara dan angin yang kencang juga
bisa mempengaruhi atmosfer struktur bumi terutama ionosfer dimana terjadinya

11
perpindahan gelombang elektronik dari berbagai alat komunikasi, televisi dan radio.
Sebaiknya jika ada hujan deras dan angin kencang apalagi jika ada kilat yang menyambar
keras untuk tidak menyalakan televisi, radio dan alat komunikasi supaya tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.
c. Bidang Pariwisata : Wisata alam paling banyak menderita kerugian atas terjadinya angin
tornado ini baik itu wisata darat maupun wisata laut. Dengan kondisi kecepatan angin yang
sangat cepat dan suhu yang tidak teratur akan membuat wisatawan dalam bahaya dan tidak
bisa menikmati pemandangan alam yang seharusnya indah dan menawan.
d. Bidang Pertanian : Kecepatan angin yang ideal adalah 19 hingga 35 km per jam karena
pada kecepatan angin tersebut akan terjadi proses penyerbukan yang sempurna. namun
dengan adanya angin tornado yang memiliki kecepatan angin sangat kencang bisa membuat
proses penyerbukan terganggu dan membuat pertanian gagal panen. Bukan itu saja, jika
angin tornado terjadi di sekitar area pertanian juga bisa membuat area pertanian rusak.
e. Bidang Pembangunan : Bidang pembangunan sangat terkena dampaknya pada terjadinya
angin tornado ini. apalagi jika angin tornado terjadi di sekitar bangunan. Bangunan yang
terkena angin tornado bisa terangkat hingga sampai dasarnya, bergeser dari pondasinya
atau roboh, bangunan rusak atau juga bisa atap yang terangkat. Selain itu juga ada
kemungkinan angin tornado merobohkan pohon dan tiang besi sehingga ada kemungkinan
bangunan hancur terkena robohnya pohon dan tiang.
C. Kesiapsiagaan Mitigasi Tornado
Mitigasi (mitigate) berati tindakan-tindakan untuk mengurangi bahaya supaya kerugian
dapat diperkecil. Mitigasi meliputi aktivitas dan tindakantindakan perlindungan yang dapat
diawali dari persiapan sebelum bencana itu berlangsung, menilai bahaya bencana,
penanggulangan bencana, berupa penyelamatan, rehabilitasi dan relokasi. Menurut Keputusan
Menteri Dalam Negeri RI No. 131 Tahun 2003, mitigasi atau penjinakan adalah upaya dan
kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh bencana, yang meliputi kesiapsiagaan, kewaspadaan dan berbagai kemampuan untuk
mengatasinya.
Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Angin Puting Beliung/badai dilakukan bila upaya
pencegahan dan mitigasi bencana angin puting beliung/badai telah dilaksanakan namun
bencana ini tidak dapat dielakkan untuk terjadi maka perlu upaya kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan
menghadapi bencana ini harus dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana saat bencana ini
terjadi. Peringatan dini dan beberapa kegiatan tanggap darurat bencana angin puting

12
beliung/badai Tornado masuk dalam bagian ini. Kesiapsiagaan menghadapi bencana angin
puting beliung/badai tornado yang dilakukan meliputi:
1. Penilaian Bencana dan Perencanaan Siaga
 Perencanaan siaga dengan membuat skenario kejadian untuk bencana angin puting
beliung/badai tornado yang dibuat kebijakan penanganannya, dikaji kebutuhannya,
diinventarisasi sumber dayanya yang diuji kaji dan selalu dimutakhirkan.
 Penilaian risiko bencana angin puting beliung/badai tornado dengan memperhatikan
kearifan dan pengetahuan masyarakat lokal meliputi: pengidentifikasian ancaman
bencana dan kerentanan, analisis risiko bencana, penentuan tingkat risiko bencana, dan
pemetaan wilayah risiko bencana angin puting beliung/badai tornado.
 Penilaian kemampuan dan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di daerah rentan
bencana angin puting beliung/badai tornado.
 Mobilisasi sumber daya dengan inventarisasi sumber daya yang dimilikinya dan dari
luar yang siap digunakan untuk keperluan darurat, seperti: barang pasokan kebutuhan
dasar (sembako) untuk darurat bencana dan bahan, barang, perlengkapan dan peralatan
untuk pemulihan rumah, sarana dan prasarana publik.
 Pelatihan pengelolaan dan teknis pelaksanaan penanggulangan bencana secara
berkelanjutan.
 Forum koordinasi dan pertemuan berkala secara rutin, saling bertukar informasi dan
menyusun rencana terpadu pada tingkat masyarakat dan jajaran pemerintah daerah.
2. Pengelolaan Tanggap Darurat Bencana
Kegiatan ini meliputi penyiapan Posko bantuan bencana darurat, tempat evakuasi, tim
reaksi cepat evakuasi dan prosedur tetap. Untuk bencana angin puting beliung/badai tornado,
masing-masing pemukiman perlu dilakukan dan disediakan hal-hal berikut:

 Penentuan lokasi evakuasi, jalur ke lokasi evakuasi, papan tanda menuju lokasi
evakuasi, dan peta jalan menuju lokasi evakuasi. Sebaiknya setiap orang dan keluarga
melakukan uji coba evakuasi dengan mengikuti jalur yang sudah ditentukan.
 Penyediaan perlengkapan dan fasilitas di lokasi evakuasi.
 Pembuatan pedoman prosedur evakuasi pada saat bencana angin puting beliung/badai
tornado.
 Pembentukan Tim SAR dan melengkapi peralatan SAR yang dibutuhkan, seperti
kendaraan, peralatan komunikasi, lampu senter, pengeras suara portabel, dan
sejenisnya.

13
 Pembentukan sistim keamanan pada saat bencana angin puting beliung/badai. Ini untuk
memberi rasa aman kepada warga yang meninggalkan rumahnya saat bencana angin
puting beliung/badai sesuai panduan yang ada.
 Kendaraan transportasi menuju lokasi evakuasi. Dalam beberapa bencana ini lokasi
evakuasinya biasa berjarak cukup jauh dari pemukiman penduduk. Oleh karena itu,
perlu disiapkan alat transporatsi untuk mengangkut pengungsi dengan cepat.
 Penyediaan sarana mandi, cuci, kakus (MCK) di lokasi evakuasi. MCK untuk
perempuan dan laki-laki dipisah.
 Penyediaan air bersih di lokasi evakuasi. Saat ini, sudah banyak tersedia alat penjernih
air yang mudah dibawa dan dipindahkan ke berbagai lokasi. Alat ini sangat diperlukan
saat terjadi evakuasi karena air jernih siap pakai sangat dibutuhkan saat evakuasi.
 Makanan di lokasi evakuasi. Dapur umum yang menyediakan makanan bagi pengungsi,
terutama anak-anak, harus disediakan sedini mungkin. Demikian pula dengan alat-alat
masak dan bahan bakunya. Tenaga relawan yang memasak biasa mudah diperoleh saat
evakuasi.
 Pertolongan pertama, pengobatan darurat dan obat-obatan penting di lokasi evakuasi.
 Layanan medis di lokasi evakuasi. Dinas kesehatan pemerintah daerah, klinik
kesehatan, dinas kesehatan TNI, pelayanan kesehatan PMI dan lembaga lainnya
umumnya sudah siap sedia untuk memberi pelayanan kesehatan pada saat bencana
angin puting beliung/badai tornado.
3. Peringatan Dini Bencana

Untuk bencana angin puting beliung/badai tornado dapat dilakukan peringatan dini
bencana. Mengingat terdapat berbagai jenis bencana maka dalam perkembangannya
pengelolaan peringatan dini untuk masing-masing bencana juga dilakukan oleh berbagai
lembaga yang berwenang. Sebagai contoh, peringatan dini bencana banjir dilaksanakan oleh
Badan Pengendali Banjir Daerah; peringatan dini gunung api dilaksanakan oleh kantor
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG); peringatan dini gempa bumi
dan tsunami serta angin puting beliung/badai tornado oleh Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika bekerja sama dengan BPBD/Satkorlak Bencana Daerah; peringatan dini
kebakaran oleh masyarakat. Semua kegiatan peringatan dini tentu saja berkoordinasi dengan
BNPB/BPBD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat.

Oleh karena itu, masing-masing Badan/Dinas yang berwenang tadi melakukan sendiri dan
memiliki prosedur tetap sendiri untuk hal-hal berikut:

 Pembangunan, pemasangan dan pengoperasian peralatan untuk mengamati gejala


bencana.
 Metode untuk menganalisa hasil pengamatan gejala bencana.

14
 Proses pembuatan keputusan status bencana berdasar hasil analisa masing-masing
badan berwenang.
 Sistim penyebaran informasi hasil keputusan status bencana.
 Ketersediaan alat penyebaran informasi peringatan dini (telepon, radio baterai, handy
talky/HT). Semua badan dan lembaga yang melakukan kegiatan peringatan dini
tersebut di atas telah melengkapi kegiatannya dengan berbagai alat penyebaran
informasi peringatan dini.

Untuk mendukung upaya penyebaran informasi peringatan dini ini agar dapat mencapai
semua penduduk di berbagai wilayah maka diharapkan masyarakat juga memiliki peralatan ini,
baik secara sendiri-sendiri maupun secara kelompok. Saat ini masyarakat juga memanfaatkan
alat yang dipakai secara tradisional, seperti kentongan, bedug, lonceng, sirine, atau pengeras
suara di mushola dan mesjid. Organisasi ORARI dan RAPI selalu siap menyebarkan peringatan
dini bencana angin puting beliung/badai tornado. Perlu dilakukan uji coba dan latihan sistem
peringatan dini ini.

4. Manajemen Informasi Bencana Angin Puting Beliung/badai tornado


 Sistim informasi yang dikembangkan untuk peringatan dini bencana angin puting
beliung/badai sebaiknya dikembangkan sedemikian rupa sehingga mudah diakses,
dimengerti dan disebarluaskan. Untuk ini isi dan bentuk informasinya harus: Akurat,
Tepat waktu, Dapat dipercaya dan Mudah dikomunikasikan.
 Masyarakat dan tiap rumah tangga harus pula memiliki informasi penting terkini
berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana angin puting beliung/badai, seperti daftar
nama, alamat, nomor telepon orang-orang penting dan keluarga, lembaga, kantor polisi,
Tim SAR, Palang Merah, Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, relawan yang bisa
dihubungi pada saat bencana. Hal ini penting agar tiap keluarga dapat meminta bantuan
kepada petugas yang berwenang atau memberi kabar tentang keadaannya setelah
bencana angin puting beliung/badai terjadi.

5. Gladi Simulasi Bencana

Gladi Simulasi Bencana Angin Puting Beliung/badai tornado atau latihan simulasi
kesiapsiagaan menghadapi bencana ini, khususnya tentang peringatan dini dan evakuasi, harus
dilakukan secara berkala dan rutin di lapangan. Gunanya adalah untuk menguji tingkat
kesiapsiagaan dan membiasakan diri para petugas, dan masyarakat menghadapi bencana angin
puting beliung/badai tornado.

15
D. Penanggulangan Badai Tornado
Meskipun tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering terjadi
di Amerika Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah
dan timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia,
barat dan selatan Australia, dan Selandia Baru. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tornado). Untuk
melindungi diri sendiri maupun orang lain, kita perlu mengetahui apa saja yang harus kita
lakukan untuk menanggulanginya.
Angin tornado memang merupakan fenomena alam seperti dan angin laut yang tidak bisa
dengan tepat diprediksi kapan dan dimana munculnya. Namun ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan jika memang ada tanda-tanda dari adanya angin tornado ini, diantaranya adalah:

1. Sebaiknya saat membuat bangunan yang berada di daerah kemungkinan terjadi angin
tornado, bangunannya dibuat dengan pondasi yang sangat dalam dan kuat sehingga kokoh.
2. Pada daerah yang rawan terjadi angin tornado akan diperlukan SOP pembuatan bangunan
yang tidak mudah roboh
3. Pembangunan gedung yang ditujukan untuk umum sebaiknya dibangun pada daerah yang
tidak rawan terkena angin tornado. Gedung di tempat ini juga bisa digunakan sebagai tempat
pengungsian saat terjadi angin tornado.
4. Pada daerah yang rawan terkena angin tornado sebaiknya melakukan latihan mitigasi
bencana jika suatu saat terjadi angin tornado
5. Sebaiknya jika ada angin tornado, supaya warga mengungsi saja namun jangan lupa untuk
menutup jendela dan semua lubang angin di dalam rumah supaya angin tidak masuk ke
dalam rumah dalam jumlah yang besar.

Lebih jelasnya upaya penanggulangan badai tornado di klasifikasikan dibawah ini :

1. Sebelum terjadi: a) Tetapkan suatu daerah di rumah sebagai tempat berlindung;b) Buat
rencana komunikasi darurat jika terjadi perpisahan; c) Ketahui perbedaan antara
kemungkinan adanya tornado (dikeluarkan ketika tornado yang mungkin akan terjadi di
daerah Anda) dan peringatan adanya tornado (tornado telah terlihat oleh radar); d) Ambil
tempat berlindung di sebuah bangunan dengan pondasi yang kuat; e) Jika toilet tidak
tersedia, berbaring di selokan atau dataran rendah; f) Pelajari tanda-tanda bahaya: sebelum
tornado menghantam, angin dapat mereda dan udara dapat menjadi diam, dan umumnya
terjadi di dekat tepi badai, Anda seringkali dapat melihat jelas langit setelah tornado.

16
2. Saat terjadi dan anda berada di dalam rumah: a) Pergilah ke ruang bawah tanah atau
bagian terendah dari bangunan; b) Jika tidak ada ruang bawah tanah, pergi ke sebuah lorong
dalam atau ruangan tanpa jendela; c) Pergi ke tengah ruangan, menjauhlah dari sudut
karena mereka menarik puing-puing; d) Berlidunglah di bawah perabot yang kokoh dan
berpeganglah pada benda tersebut; e) Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher;
f) Jika berada dalam mobil , segera keluar dan cari tempat perlindungan.
3. Saat di sekolah atau kantor: a) Pergi ke lantai terendah dalam gedung, hindari atap yang
lebar seperti auditorium, atau kafetaria; b) Cari perabot yang kuat dan berlindunglah di
bawahnya; c) Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher.
4. Saat di luar ruangan: a) Cobalah untuk masuk ke dalam, jika tidak memungkinkan,
berbaringlah di selokan atau dataran rendah atau berjongkok dekat sebuah bangunan yang
kuat, dan sadari potensi banjir; b) Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher.
5. Saat di dalam mobil: a) Jangan pernah mencoba mengendarai dan melawan tornado
dengan kendaraan; b) Keluar dari mobil dengan segera dan cobalah untuk menemukan
tempat berlindung di sebuah gedung atau bangunan yang kuat; c) Berbaringlah di selokan
atau dataran rendah yang jauh dari kendaraan.
6. Setelah terjadi: a) Bantulah orang lain yang terjebak atau terluka , dan jangan mencoba
untuk memindahkan orang-orang yang terluka kecuali mereka berada dalam bahaya
dengan cedera; b) Nyalakan radio atau televisi untuk mendapatkan informasi terbaru; c)
Tetap keluar dari bangunan yang rusak dan kembali ke rumah hanya ketika petugas
mengatakan aman; d) Gunakan telepon hanya untuk panggilan darurat; e) Bersihkan obat-
obatan yang tumpah, pemutih, bensin, atau cairan yang mudah terbakar lainnya dengan
segera; f) Tinggalkan bangunan jika Anda mencium bau gas atau asap kimia; d) Ambil foto
kerusakan untuk mengklaim asuransi; e) Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin
membutuhkan bantuan.
Evakuasi saat terjadinya tornado dapat dilakukan dengan menjauh dari lokasi terjadinya
tornado, keluar dan menuju lapangan. Dan menghindari tempat-tempat yang terdapat
benda- benda yang berkemungkinan dapat menimpa.
E. Pendidikan Mitigasi Bencana Badai Tornado di Sekolah
Pendidikan pada hakikatnya adalah sebagai suatu proses bagi manusia dalam mengenali
diri dengan segenap potensi yang dimilikinya serta memahami realitas yang dihadapinya
(Bagong, dkk, 2006). Pendidikan mitigasi bencana tornado di sekolah dapat disampaikan
melalui bantuan perangkat pembelajaran, model, metode dan media pembelajaran yang

17
digunakan oleh guru. Dalam meilikih model pembelajaran untuk menyampaikan materi
mengenai tornado maka guru harus menentukan madel mana yang paling sesuai.
Model adalah suatu pencerminan, penggambaran sistem yang nyata atau abstraksi dari
dunia nyata yang disederhanakan sehingga hanya parameterparameter penting saja yang
muncul, dapat mendeskripsikan hubungan antar parameter baik secara kualitatif maupun
kuantitatif (Maryani, 2010).
Menurut Horton dalam Maryani (2010) sebuah model harus mencerminkan atau
mengabstraksikan sebuah objek, peristiwa, situasi atau sistem. Secara lebih luas, sebuah model
adalah sesuatu yang mengungkap dan menjelaskan tentang hubungan dari berbagai komponen,
aksi, reaksi serta sebab akibat. Sedangkan Menurut Hamid (1995) model pembelajaran harus
memenuhi prinsip sebagai berikut (1) pembelajaraan harus semakin baik, jika upaya yang
dilakukan guru makin kecil dan aktivitas belajar peserta didik makin besar; (2) semakin sedikit
waktu yang diperlukan oleh guru dalam mengaktifkan peserta didik untuk belajar maka
pembelajaran akan makin baik; (3) sesuai dengan cara pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik; (4) dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru; (5) sebenarnya tidak ada satu pun
metode yang sempurna yang paling sesuai dengan tujuan, jenis materi dan proses belajar yang
ada.
Selain itu Ibrahim (2000) menjelaskan ada 3 model pembelajaran yang dapat diterapkan
dikelas yaitu : 1. Pembelajaran individual (individualistic learning) : peserta didik merasa yakin
bahwa pencapaian tujuan belajar akan dengan baik tercpai bila dilakukan sendiri, tidak
berinteraksi dengan peserta didik lain dan tidak tergantung pada baik buruknya pencapaian
orang lain; 2. Pembelajaran kompetetif (competitive learning) terjadi bila seseorang peserta
didik dapat mencapai suatu hasil yang baik maka peserta didik yang lain tidak dapat
mendapatkan hasil yang baik (win-losss situation). Dengan demikian setiap usaha yang
dilakukan oleh individu untuk mencapai tujuan merupakan saingan bagi individu lain. 3.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) terjadi jika peserta didik dapat mencapai
tujuan mereka bila peserta didik lain yang bekerjasama dapat mencapai hasil tersebut. Tiap-
tiap individu ikut andil dalam menyumbang pencapaian tujuan tersebut. Dan dalam
mengajarkan mitigasi tornado guru bisa menggunakan salah satu model pembelajaran seperti
model pembelajaran berbasis masalah.
Selain itu juga perlu memperhatikan metode dalam mengajar, Dalam memperoleh materi
kebencanaan guru perlu mengikuti pelatihan dan refreshing agar dalam menyampaikan materi
mengenai kebencanaan guru dapat memilih metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan
pada setiap bahasan. Sebagai rekomendasi guru dapat memilih metode ceramah dan Tanya

18
jawab, diskusi, simulasi ataupun demonstrasi terhadap materi mengenai kebencanaan. Dalam
memilih metode simulasi ataupun demonstrasi siswa dapat diajak untuk mengenalkan
bagaimana cara penanggulangan bencana sehingga siswa dapat melakukan tindakan terhadap
bencana yang terjadi disekitar lingkungan mereka. Bentuk evaluasi yang dapat siswa ikuti
dapat berbentuk portofolio ataupun dengan performance siswa. Dari pembelajaraan mengenai
kebencanaan siswa dapat diupayakan mengenal karakteristik mengenai kebencanaan, dapat
mengetahui daerah rawan bencana (Maryani, 2010).
Sedangkan Media yang dianggap efektif dalam pembelajaran kebencanaan termasuk
mitigasinya adalah melalui gambar dan penayangan film. Hal ini menunjukkan visualisasi dari
macam-macam bencana, termasuk mitigasinya sangat penting untuk mengkongkritnya sesuatu
yang bersifat abstrak, terutama bagi peserta didik, yang mana bencana masih belum menjadi
peristiwa yang kongkrit operasional. Bagi kepala sekolah, dewan sekolah ataupun guru yang
berlatar pendidikan non geografi mungkin masih bersifat abstrak, dan informasi hanya diterima
dari berbagai media masa yang sifatnya pasif (Maryani, 2010).
Seperti yang kita ketahui interaksi yang terjadi selama proses belajar di pengaruhi oleh
lingkunganya, yang antara lain terdiri atas murid, guru petugas perpustakaan kepala sekolah
bahan atau materi pelajaran (buku, majalah, rekaman video, atau selebaran), dan yang
sejenisnya, dan berbagai sumber belajar fasilitas (proyektor, overhead, perkam pita audio dan
video , radio, televise, komputer, pusat sumber belajar dan lain-lain). Perkembangan ilmu dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Pada guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang di sediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman.
Media pendidikan dalam bahasa ilmu komunikasi, merupakan wadah atau medium
perantara dari pesan yang hendak diteruskan oleh sumber atau penyalurnya kepada sasaran atau
penerima pesan tersebut. Dalam pengajaran materi yang ingin di sampaikan adalah pesan
pembelajaran. Tujuanya adalah agar terjadi proses belajar pada pihak penerima pesan. Dalam
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting ialah metode mengajar dan media yang
pembelajaran.Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu media mengajar tentu
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa
aspek lain yang harus di perhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran,
jenis tugas dan respon yang di harapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan
konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan salah

19
satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang di tata dan diciptakan oleh guru.
Media menurut Heinich, R. dkk (2002: 10) mendefinisikan bahwa media adalah saluran
informasi yang menghubungkan antara sumber informasi dan penerima. Media pada
pengertian ini diartikan sebagai alat komunikasi, yang dapat memperjelas makna antara
komunikator dan komunikan.Pembelajaran menurut Lefrancois dalam bukunya Yamin, 2013
merupakan persiapan kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar dalam rangka
memudahkan pembelajar belajar, menyimpan (kekuatan mengingat informasi), atau
mentransfer pengetahuan dan keterampilan. Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2007:4)
secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder,
kaset, video camera, video recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi dan
komputer.Dengan demikian disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik dan berlangsung
dalam suasan kreatif.
Fungsi media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2007:15) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keininan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan keinginan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis pada siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran.
Klasifikasi media pembelajaran menurut Arief Sadiman, dkk (2011:28) Menyebutkan
beberapa jenis media diantaranya : (1) media grafis (visual) antara lain, gambar/foto, sketsa,
diagram, bagan /chart, grafik, kartun, poster, peta dan lain-lain. (2) media audio antara lain,
radio, alat perekam, laboratorium bahasa. (3) Media proyeksidiam antara lain, Film bingkai,
film rangkai, transparansi, proyektor dan lain-lain.
Dan klasisifikasi media yang digunakan untuk mengajarkan mitigasi bencana badai tornado
adalah dapat menggunkan media proyektor, dengan menampilkan video atau film pendek, atau
dapat menampilkan peta persebaran daerah rawan mengenai kejadian badai tornado dan
dampaknya. Seperti yang kita ketahui media proyektor LCD adalah sebuah alat proyeksi yang
mampu menampilkan unsur-unsur media seperti gambar, teks, video, animasi, video baik
secara terpisah maupun gabungan diantara unsur-unsur media tersebut dan dapat dikoneksikan
dengan perangkat elektronika lainnya yang digunakan guru untuk media presentasi yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa

20
sehingga dapat menolong terjadinya proses belajar pada dirinya. Sudjana dan Rivai (1992,2)
mengemukakan manfaat media pembelajaran (proyektor LCD) dalam proses belajar siswa ,
yaitu : a) Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar; b)Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; c) Metode
mengajar akan lebih bervariasi; d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru.
Sedangkan kegunaan media proyektor LCD adalah, sebagai berikut : a) Media dapat
mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa; b) Media dapat
menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis; c) Media dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru; d) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang
siswa untuk belajar; e) Media dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; f) Media dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Setiap m edia pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan
proyektor LCD adalah sebagai berikut : a) Menghasilkan warna yang sangat baik; b) Intensitas
cahaya tinggi; c) Tipe proyektor paling kuat, d) Pantulan proyeksi terlihat jelas pada ruangan
yang terang sehingga guru dan murid tetap dapat melihat; e) Dapat menjangkau kelompok
besar; f) Dapat disimpan dan digunakan berulang kali; Tembok bisa dijadikan bidang proyeksi
sehingga tidak perlu repot menyiapkan layar; g) Mampu menampilkan unsur-unsur media
seperti gambar, teks, video, animasi, film dll.
oleh sebab itu pembelajaran mitigasi bencana disekolah khususnya pada mata pelajaran
geografi salah satunya dapat dibantu dengan menggunakan media pembelajaran yang cocok
dan tepat untuk menyampaikan mata pelajaran mengenai bencana dan jenis-jenis bencana yang
ada. Dengan begitu setelah siswa menyaksikan video atau film mengenai tornado siswa dapat
berdiskusi dan membahas masalah tersebut sehingga mengetahui dan memahami apa itu badai
tornado, apasaja jenis dan klasifikasinya, apa ciri-ciri akan terjadinya, dimana saja persebaran
daerah rawan tornado, kenapa badai tornado bisa terjadi, serta apasaja dampak dan
penanggulangan serta kesiapsiagaan yang dapat dilakukan jika terjadi badai tornado. berikut
adalah salah satu contoh kerangkan pembelajaran mitigasi bencana tornado yang dapat
dilakukan guru disekolah.

21
Gambar.10 Kerangkan Pembelajaran Mitigasi Bencana Tornado Yang Dapat
Dilakukan Guru Disekolah.

Pembelajaran Mitigasi Tornado Di Sekolah

Mitigasi tornado Evaluasi


Media Metode
dengan model PBM

Media Proyektor  Ceramah Definisi tornado,  Fortofolio


 Diskusi Karakteristik tornado, dan  Performance
 Film pendek  Persentasi penyebab tornado
 Peta
 Gambar

Daerah rawan tornado,


kesiap siagaan tornado

Penanganan tornado

 Pra tornadon
 Saat tornado
 Pasca tornado

Sumber : Diolah Oleh Penulis 2018

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Badai tornado merupakan salah satu bencana akibat adanya cuaca ekstrim. Tornado
membentuk pusaran yang menyentuh tanah dari dasar awan. Bagian dasar tornado dikelilingi
oleh awan puing transparan yang terlempar akibat angin permukaan tornado yang kencang.
Persebaran badai tornado terjadi di region negara Amerika serikat dengan intensitas yang
berbeda-beda bergantung pada topografi, kondisi iklim dan cuaca, serta posisi lintang dan bujur
suatu wilayah. Dampak yang ditimbulkan adanya badai tornado adalah berdampak negatif
seperti hancurnya bangunan/rumah penduduk, rusaknya infrastruktur, serta tumbangnya
berbagai pohon yang dilaluinya.
Sebaiknya pemerintah dan masyarakat paham dan melakukan penenggulangan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana tornado. Salah satu cara untuk menyampaikan mitigasi
bencana tornado pada siswa disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (PBM), dengan metode diskusi, ceramah, dan persentasi, serta
dengan bantuan media proyektor dalam bentuk vilm pendek atau video, peta, Gambar
mengenai tornado.
B. Saran
Perlu adanya peran serta pemerintah, masyarakat serta pihak-pihak terkait dalam melakukan
mitigasi bencana badai tornado di wilayah tersebut. selain itu Perlu adanya sistem peringatan
dini apabila terjadi badai tornado, serta membuat bangunan yang tahan terhadap badai tornado.
Perlu adanya sikap aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan serta menjaga kesehatan
apabila terjadi badai tornado yang sewaktu -waktu datang terjadi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Undang undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Arif S. Sadiman, dkk. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arsyad Azhar. ( 2011 ), Media pembelajaran, Jakarta: Rajawali pers
Bagong, Suyanto dan Sutinah. (2006). Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenada Media Group
Hamalik Oemar. ( 2008 ), Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Hamid Hassan, 1995, Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta : Dekdikbud DIKTI- Proyek Peningkatan
Tenaga Akademik.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional Media And
Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
http://catastrophe.org/wp-content/uploads/2011/04/tornado_risk_map.jpg
http://eschooltoday.com/natural-disasters/tornadoes/profiles-of-tornadoes.html akses pada 9 oktober
2018 pukul 15.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Tornado
http://n34ver.blogspot.co.id/2012/04/penyebab-terjadinya-tornado.htmldi akses pada tanggal 9
oktober 2018 pukul 16.45 WIB

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1a/Dszpics1.jpg/800px-Dszpics1.jpg

http://www.geogrify.net/GEO1/Lectures/Weather/Tornado.html

http://www.google.com

http://www.investopedia.com/articles/investing/060815/how-tornadoes-impact- akses pada tanggal


11 November 2016 pukul 16.00 WIB
https://amdgroup.wordpress.com/tornado/ di akses pada tanggal 9 oktober 2018 pukul 16.40 WIB
Ibrahim,M. 2000.Pembelajaran Kooperatif.University Press.Surabaya.
Kamadhis UGM, 2007.
Maryani, E. (2010). Model Pembelajaran Mitigasi Bencana Dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal FPIPS UPI.

Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana, N. dan A., Rivai. (1992). Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

24

Anda mungkin juga menyukai