Performance of Water Chiller With PHE PDF
Performance of Water Chiller With PHE PDF
ABSTRAK
Air sebagai refrigeran sekunder pada sistem water chiller digunakan untuk
mengkondisikan ruangan. Temperatur di dalam ruangan hotel mencapai 76,1 0F
dari kondisi temperatur awal 71,6 0F. Akibatnya temperatur di dalam ruangan naik
hingga 4,5 0F. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya
kenaikan temperatur ruangan dengan menganalisa kapasitas pendinginan aktual
unit water chiller, terhadap total beban pendinginan ruangan yang harus
ditanggulangi. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengamatan dan
pengukuran langsung terhadap kondisi unit water chiller untuk aplikasi heat
recovery. Hasil penelitian diperoleh kapasitas pendinginan aktual unit water
chiller sebesar 90,15 TR. Total beban pendinginan ruangan yang harus
ditanggulangi 95,1 TR. Kapasitas pendinginan awal unit water chiller 103,2 TR.
Hasil penelitian menunjukan bahwa unjuk kerja kapasitas pendinginan unit water
chiller mengalami penurunan hingga 13,05 TR. Akibatnya temperatur naik di
dalam ruangan hotel karena 4,95 TR beban pendinginan ruangan tidak teratasi.
Kata kunci: beban pendinginan, unjuk kerja, water chiller, heat recovery.
ABSTRACT
Water as a secondary refrigerant in the water chiller systems used to condition
the room. The temperature inside the hotel room reaches 76,1 0F of the initial
conditions of temperature 71,6 0F. As a result, the temperature in the room rose to
4,5 0F. The purpose of this research was to determine the cause of the increase
temperature in the room by analyzing the actual cooling capacity water chiller
units, the total room cooling load that must be addressed. The method used is
direct observation and measurement of the condition water chiller units for
specific heat recovery applications. The result showed the actual cooling capacity
of water chiller units 90,15 TR. Total room cooling load that must be addressed
95,1 TR. Initial cooling capacity water chiller units 103,2 TR. The results showed
that the performance of the cooling capacity water chiller units has decreased by
13,05 TR. As a result, the temperature rises in the hotel room because the room
cooling load of 4,95 TR is not resolved.
1. Deni Indrayani : Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI – Tahun 2009
2. Kamin Sumardi : Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI
1
PENDAHULUAN
Penggunaan unit water chiller pada suatu gedung perhotelan di kota Jakarta
dilengkapi dengan peralatan pemanfaatan panas kondenser untuk pemanas air
(heat recovery). Air panas pada hotel digunakan untuk keperluan mandi,
pencucian alat dan keperluan lainnya. Tingkat kenyamanan temperatur udara di
dalam ruangan merupakan salah satu faktor pertimbangan bagi pengunjung hotel.
Penulis memperoleh temperatur ruangan di dalam hotel 76,1 0F dari kondisi
temperatur awal 71,6 0F. Akibatnya temperatur di dalam ruangan naik 4,5 0F.
Kenyamanan di dalam ruangan hotel akan terganggu jika kondisi yang ada tidak
segera diatasi. Penyebab kenaikan temperatur ruangan dikarenakan beberapa
faktor.
2
Terdapat dua unit water chiller yang terpasang pada hotel. Setiap unit
memiliki dua package sistem pendinginan yang akan bekerja sesuai
pengoperasian dan kapasitas pendinginan yang dibutuhkan. Unit sistem pendingin
ini memiliki fungsi ganda pada hotel. Fungsi utama unit sistem pendingin adalah
untuk mengkondisikan udara ruangan agar dapat tercapai kondisi yang ideal bagi
setiap orang yang berkunjung. Fungsi kedua adalah sebagai pemanas air dengan
memanfaatkan panas yang dibuang oleh sistem refrigerasi (recovery unit).
PHE adalah salah satu jenis peralatan penukar panas yang menggunakan
pelat logam untuk mentransfer panas antara dua liquid. Pelat logam yang disusun
secara berimpit memungkinkan perpindahan panas lebih efisien melalui
penampang pelat yang luas dan lebar. Bahan yang biasa digunakan adalah
menggunakan stainless steel karena tahan akan korosi, tahan akan benturan dan
memiliki daya hantar panas yang tinggi.
3
Gambar 1. Siklus refrigerasi water chiller recover unit
Komponen utama unit water chiller pada umumnya sama seperti komponen
yang ada pada sistem refrigerasi lainnya. Adapun yang membedakan adalah
kapasitas dari pendinginan yang dihasilkan. Kapasitas pendinginan disesuaikan
dengan beban pendinginan yang harus ditanggulangi oleh unit pendingin.
Komponen utama unit water chiller diantaranya adalah kompresor, kondenser,
alat ekspansi dan evaporator.
4
Kondenser merupakan alat pengkondensasi refrigeran. Panas refrigeran
dibuang ke lingkungan sampai titik jenuh gas refrigeran tercapai sehingga
wujudnya berubah menjadi cair. Kondenser yang digunakan adalah tipe pendingin
udara (air cooled) dengan penampang berbentuk huruf “M” terbalik. Tujuannya
adalah agar setiap udara yang melewati fin pada sisi samping luar dan sisi bawah
penampang kondenser ditarik oleh fan dari sisi atas unit. Perpindahan panas dapat
berlangsung maksimal antara refrigeran pada kondenser dengan udara lingkungan.
5
METODE PENELITIAN
6
HASIL PENELITIAN
Total Beban Pendinginan
Total beban pendinginan (tabel 1) merupakan penjumlahan panas yang
berasal dari dalam ruangan dan dari luar ruangan untuk ditanggulangi mesin
pendingin. Perhitungan total beban pendinginan berdasarkan kondisi lingkungan
udara sekitar di luar ruangan dengan kondisi udara ideal yang ada di dalam
ruangan hotel (Carrier, 1965). Panas yang dikondisikan berupa panas sensibel dan
panas laten dari setiap sumber beban pendinginan.
0
A. Design condition F % RH
Outdoor condition 86 74
Indoor condition 71,6 50
7
Kapasitas Pendinginan Awal Unit Water Chiller
8
PEMBAHASAN
= 9 0F
= ( ρ x ѵ ) x Cp x ΔT
9
lb ft 3 Btu
= 62,43 ( 3 ) x 1925,36 ( ) x 1 ( 0 ) x 9 (0F)
ft hr lb. F
= 1.081.802,02 Btu/hr
1.081.802,02
=
12.000
= 90,15 TR
Keterangan :
Qact = Kapasitas pendinginan aktual (TR)
m = Laju aliran massa pendinginan (lb/hr)
ρ = Massa jenis air (lb/ft3)
ѵ = Laju aliran air (ft3/hr)
Cp = Panas jenis air (Btu/lb.0F)
ΔT = Beda temperatur (0F)
10
siklus tertutup, namun penggantian air dan pembersihan komponen perlu
dilakukan setiap priodenya.
= 212.721 Btu/hr
Keterangan:
Qrej = Total panas yang dibuang merupakan penjumlahan kapasitas pendinginan
dengan daya kompresor aktual.
df = Kapasitas dari pemanasan air dirancang 15% dari panas yang dikeluarkan
oleh kondenser.
cf1 = Corection factor dari nilai outlet temperature of hot water sebesar 125,6
0
F sehingga diperoleh faktor koreksi sebesar 1,054.
11
Laju aliran air panas (ѵ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
yang digunakan pada perhitungan kapasitas pendinginan dari unit water chiller.
QHeat = m x Cp x ΔT
Btu Btu
212.721 ( ) = m x 1 ( 0 ) x (125,60F-1130F)
hr lb. F
Btu Btu
212.721 ( ) = m x 12,6 ( )
hr lb
Btu
212.721 ( )
hr
m=
Btu
12,6 ( )
lb
= 16.882,6 lb/hr
m = ρxѵ
lb lb
16.882,6 ( ) = 62,43 ( 3 ) x ѵ
hr ft
ѵ = 270,4 ft3/hr
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai performa unit
water chiller untuk aplikasi heat recovery bahwa Kapasitas pendingianan unit
water chiller mengalami penurunan sebesar 13,05 TR dari kapasitas pendinginan
awal 103,2 TR. Total beban pendinginan ruangan yang harus ditanggulangi
sebesar 95,1 TR sedangkan kapasitas pendinginan aktual hanya 90,15 TR. Selisih
beban pendinginan yang ada 4,95 TR tidak teratasi oleh unit pendingin. Kenaikan
temperatur ruangan dikarenakan terdapat selisih beban ruangan yang tidak
teratasi. Beban ruangan yang tidak teratasi akibat laju aliran air yang dibutuhkan
kurang 250 ft3/hr dari 2175,4 ft3/hr. Kapasitas pemanasan air yang diperoleh
sebesar 83,5 hp dengan temperatur air panas yang dihasilkan 1220F–125,60F.
Kapasitas pemanasan air tidak maksimal karena laju aliran air yang disirkulasikan
terlalu tinggi. Maintenance perlu dilakukan untuk mengatur dan menyeimbangkan
kembali laju aliran air. Kinerja unit water chiller dapat maksimal jika proses
perawatan dilaksanakan rutin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Daikinaircon. (2013). Training and User Manual Book Air Conditioner. Jakarta:
PT. Daikin Airconditioning Indonesia.
HEI. (2009). Plate Heat Exchanger Brochure. PT. Heat Exchanger Indonesia.
UNEP. (2006). Peralatan Energi Listrik Refrigerasi dan Penyejuk AC. [online].
Tersedia: http://www.energiefficiencyasia.org [18 Januari 2014].
13