Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESAHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


LISTRIK

“KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK DAN PENCEGAHANNYA”

Disusun Oleh:
NAMA : DELVIN ANUGERAH
NRP : 11-2015-005

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa, dan
hanya karena Rahmat-Nya penyusunan makalah ini akhirnya dapat diselesaikan
juga. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu teknologi
(IPTEK) menjadi sangat cepat. Perkembangan iptek yang begitu cepat ini telah
menghadapkan bangsa – bangsa di dunia ini. Untuk itu kita harus
mengantisipasinya melalui peningkatan kualitas pendidikan baik di sekolah
(formal) maupun diluar sekolah (informal).

Dengan persaingan ini kita harus saling bersaing untuk menjadi yang
terdepan. Dengan adanya tugas ini, kita akan merasa bertanding untuk mendapat
nilai terbaik. Makalah ini berisi materi – materi yang bertujuan agar kita lebih
mudah menghadapi dan memahami konsep yang diajarkan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebakaran selalu menelan banyak kerugian baik moril, materil bahkan


sering kali juga keselamatan manusia. Bila kebakaran tersebut menimpa fasilitas
publik misalnya Pasar Besar di kota Malang, Pasar Tanah Abang di Jakarta, Gedung
BI di Jakarta dan lain sebagainya maka yang menderita kerugian tentu masyarakat
banyak. Di lihat dari segi rehabilitasi fasilitas maka kecelakaan akibat kebakaran
memerlukan waktu yang relatif lama belum lagi kerugian yang mustahil direcoveri
seperti arsip, barang antic, sertifikat dan lain sebagainya. Oleh karena itu mencegah
terjadinya kebakaran merupakan pilihan utama dalam teknologi penanggulangan
kebakaran. Dari sisi legal formal disebutkan dalam UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan
perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran”. Kemudian diikuti dengan peraturan lain
misalnya: Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja dan lain sebabagainya menyebutkan
dalam Pasal ayat 1 “Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran
di tempat kerja”

B. RUMUSAN MASALAH

1) Apakah yang dimaksud dengan mencegah dan menanggulangi kebakaran?

2) Apakah penyebab kebakaran itu?

3) Bagaimanakah cara mencegah kebakaran karena listrik?

4) Bagaimanakah tips mencegah kebakaran karena listrik.


C. TUJUAN

1) Mengerti dan dapat menjelaskan bahaya kebakaran beserta pencegahan


kebakaran.

2) Memahami dan dapat menjelaskan dampak yang terjadi akibat kebakaran


listrik.

3) Untuk mengetahui dan menjelaskan cara mencegah kebakran yang terjadi


karena listrik.
BAB II

PEMBAHASAN

1) MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEBAKARAN

Apa yang dimaksud bahaya kebakaran dan penanggulanganya itu ?

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
yang tidak terkendali. Sedangkan penanggualangan kebakaran adalah segala upaya
untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap
perwujudan energy, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan
serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.

Apa yang dimaksud dengan pencegahan kebakaran ?

Pencegahan kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak


terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Pencegahan kebakaran mengandung 2
pengertian, yaitu:

1. Penyalaan api belum ada dan usaha pencegahan ditujukan agar tidak
terjadi penyalaan api. Contoh dari tindakan ini adalah dengan
memisahkan bahan mudah terbakar pada ruang khusus ,membuat
aturan pencegahan kebakaran, memasang rambu dilarang merokok,
dan lain - lain.

2. Penyalaan api sudah ada dan usaha pencegahan ditujukan agar api
tidak terkendali. Contoh dari tindakan ini adalah mengatur nyala api
di dalam ruang tempa, ketel uap, dapur pemanas dll.

Pencegahan kebakaran menurut kepmen No.186/Men/1999 adalah


mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi:

a. Pengendalian setiap bentuk energy.

b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan


sarana evakuasi.
c. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.

d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran secara berkala,

e. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat


kebakaran, bagi tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang
dan berat.

Dari strategi pemadaman ,ada dua cara penting yang perlu diperhatikan
yaitu:

Ø Teknik pemadam kebakaran adalah kemampuan mempergunakan alat dan


perlengkapan pemadaman kebakaran dengan sebaik baiknya. Agar menguasai
teknik kebakaran maka seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang
penanggulangan kebakaran , terlatih dan terampil mempergunakan berbagai alat
serta perlengkapan kebakaran.

Ø Taktik pemadaman kebakaran adalah kemampuan manganalisis situasi sehingga


dapat melakukan tindakan engan cepat dan tepattanpa menimbulkan kerugian yan
lebih besar. Taktikini terkait dengan analisis terhadap unsure – unsure pengaruh
angin, warna asap kebakaran, material utama yang terbakar, lokasi, dll.

Apakah penyebab kebakaran itu?

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai kelalaian, kurang


pengetahuan, peristiwa alam, penyalaan sendiri, dan kesengajaan.

2.1 Kelalaian

Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari


kelalaian ini misalnya : lupa mematikan kompor ,mrokok ditempat yang tidak
semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya , mengganti alat
pengaman dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya

2.2 Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu


penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang
pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah
menyala, tidak mengerti tanda tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses
terjadinya api dan sebagainya.

2.3 Peristiwa alam

Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh : gunung


meletus, gempa bumi, petir, panas matahari, dsb.

2.4 Penyalaan sendiri

Api bisa terbentuk bila tiga unsure api yaitu bahan bakar, oksigen(biasanya
dari udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi antai pembakaran. Contoh
kebakaran di hutan, yang disebabkan oleh panas matahari yang mneimpa bahan
bakar,kering di hutan.

2.5 Kesengajaan

Kebakaran juga bias disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsure


sabotase , penghilangan jejak, mengaharap pengganti dari asuransi dsb.

2) PENYEBAB KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

Macam- macam penyebab kebakaran, yaitu :

a). Human Error

Tapi kalau melihat lokasi kebakaran yang sebagian besar terjadi


pada perumahan dan tempat berusaha. Berarti kebakaran itu bisa disebabkan
oleh karena faktor human error. Hal ini karena awamnya masyarakat
terhadap listrik sehingga sering kali bertindak sembrono atau teledor dalam
menggunakan listrik atau tidak mengikuti prosedur dan metode penggunaan
listrik secara benar menurut aturan PLN, sehingga terjadilah kebakaran itu
yang tidak sedikit kerugiannya. Sedangkan salah satu usaha yang bisa
dilakukan untuk menekan terjadinya kebakaran adalah dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna listrik untuk keperluan
sehari-hari. Seperti dalam membagi-bagi arus dengan menggunakan stop
kontak bukannya dilakukan dengan semaunya tapi harus dilakukan sesuai
peraturan supaya tidak menimbulkan kebakaran. Artinya jika jumlah steker
yang dipasang pada suatu stop kontak melebihi batas maka akan
menyebabkan kabel pada stop kontak itu menjadi panas. Jika panas itu
terjadi dalam waktu yang relatif lama maka hal ini akan menyebabkan
melelehnya terminal utama dan akhirnya secara pelan-pelan terjadilah
hubung singkat. Kemudian dari panas itu munculah api yang akan merambat
di sepanjang kabel dan jika isolator tidak mampu menahan panas maka akan
terjadilah kebakaran. Untuk itu gunakanlah stop kontak sebagaimana
mestinya. Dalam hal ini ada dua stop kontak; pertama stop kontak 200 Watt
hanya digunakan untuk peralatan di bawah 500 - 1000 VA; ke dua jenis stop
kontak tenaga yang digunakan untuk peralatan diatas 1000 VA.

b). Hubungan Singkat


Korseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya
hubungan kawat positif dan kawat negatif yang beraliran listrik. Hal ini
karena isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang, sudah tua,
mutu kabel jelek dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai
dengan beban listrik yang mengalirinya. Kemudian di sekitar terjadinya
percikan api isolasi kabel sudah mencapai titik bakar. Suhu isolasi kabel
dapat mencapai titik bakar karena arus listrik yang lewat kabel jauh lebih
besar dari kemampuan kabelnya.

Misalnya kabel untuk ukuran 12 ampere dialiri arus listrik 16


ampere, karena kabel tersebut dipakai untuk menyambung banyak peralatan
listrik akibatnya isolasi kabel menjadi panas. Jika pada suhu isolasi yang
sedang tinggi itu terjadi percikan api maka kemungkinan besar bahan isolasi
akan terbakar. Percikan api terjadinya hanya satu kali karena sikring
langsung bekerja memutuskan aliran, namun itu cukup untuk menyebabkan
kebakaran dan kebakaran yang diakibatkan oleh percikan api akan tetap
berlangsung karena karet isolasi yang sudah mencapai suhu bakar akan
terbakat terus secara merembet.

c) Kabel

Sistim kabel konvesional di mana kabel tertanam dalam


infrastruktur memang sulit untuk mengikuti perubahan karena
infrastrukturnya yang tidak mudah dirobah. Ada beberapa jenis ukuran
kabel di mana untuk tenaga biasanya digunakan jenis kabel berukuran 4 mm
dan untuk lampu 2,5 mm, sedang untuk penggunann lainnya harus
disesuaikan dengan standar yang berlaku. Sementara itu kalau kita lihat dari
segi prosentase biaya maka biaya yang dikeluarkan untuk kabel sekitar 3 -
5% dari nilai total seluruh bangunan. Dari angka itu terlihat bahwa kalau
kita masih juga menentukan kabel yang murah dan di bawah standar berarti
kita lebih mementingkan keuntungan tanpa memikirkan akibatnya yang
justru menimbulkan kerugian yang lebih besar. Untuk itulah sebuah
perusahaan dari Inggris yang bernama Marshall Tuflex memeperkenalkan
manajemen kabel untuk mengatasi terjadinya kebakaran yang cocok dipakai
dilingkungan perkantoran, karena faktor fleksibilitasnya yaitu:

1. Berupa modul yang berbentuk profil dan merupakan bagian dari


interior. Dengan demikian harus dibuat dari bahan yang tahan
api dan disainya harus estetis sehingga memenuhi arsitektur.
Kemudian bentuk sambungannya dibuat siku, percabangan dan
asesoris lainnya juga didesain memenuhi estetika.

2. Adapun fleksibilitasnya terletak pada dapat dikonfigurasikan


dengan aplikasi pemasangan sekering.

3. Memungkinkan untuk penambahan outlet data, power dan


telepon tanpa membongkar sistim keseluruhan.

4. Pemasangannya mudah, cepat dan presisi.

5. Memudahkan pemeliharaan, penggantian, penyambungan dan


troubel pada kabel.

6. Tersedia untuk berbagai macam kebutuhan dan ukuran.


3). TINDAKAN PREVENTIF UNTUK MENCEGAH BAHAYA LISTRIK

Agar listrik tetap aman dan nyaman digunakan, ada beberapa tip dari PT
PLN yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.

2. Gunakan pemutus arus listrik ( sekering ) yang sesuai dengan daya


tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi.

3. Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang


terkelupas atau dibiarkan terbuka.

4. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar, stop kontak,


steker (kontak tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI
(Standar Nasional Indonesia)/LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN
(Standar PLN).

4) CARA MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK

Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik.


Untuk itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya
kebaran yang disebabkan korsleting listrik.

Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat


korsleting listrik:

1. Percayakan pemasangan instalasi rumah/bangunan anda pada


instalatir yang terdaftar sebagai anggota AKLI (Assosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal
instalatir mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi.

2. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu
tempat karena sambungan seperti itu akan terus menerus menumpuk
panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting listrik.
3. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar
walaupun harganya murah. Tetapi memiliki sertifikat Sistim
Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan atau,

4. Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang


bukan fungsinya karena setiap sekring telah diukur kemampuan
menerima beban tertentu.

5. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi


pembungkus kabel, bila ada isolasi yang terkupas atau telah menipis
agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi
rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali.
pekerjaan pemeriksaan dan penggantian sebaiknya dilakukan oleh
instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN.

6. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas


hantar arusnya.

7. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini


Circuit breaker (MCB) tidak berfungsi dengan baik, matikan segera
listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan
air bila masih ada arus listrik.

8. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau


korsleting adalah kontak langsung antara kabel positif dan negatif
yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api
inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang
terpadu dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas
bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai
pengaman bila terjadi hubungan arus pendek.

9. Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping


membahayakan keselamatan jiwa, tindakan itu juga tergolong tindak
kejahatan yang dipidanakan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Energi listrik sangat vital manfaatnya bagi rumah kita. Hampir semua
perlengkapan rumah tangga dan hiburan, bergantung pada energi listrik. Penyebab
terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Kebakaran dapat
terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan percikan
api. Sementara menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI sejak
dari tahun 1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di mana yang
2135 kasus disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total kasus
kebakaran disebabkan oleh listrik. Adapun penyebab kebakran yaitu dari berbagai
factor, yakni human error, hubungan singkat, kabel dan instalatir. Meskipun
beberapa kebakaran disebabkan oleh kegagalan sistem listrik dan cacat alat, banyak
yang disebabkan oleh penyalahgunaan dan pemeliharaan yang buruk peralatan
listrik, kabel salah pasang, dan sirkuit kelebihan beban dan kabel ekstensi.

SARAN

Kita dapat melakukan upaya tindakan preventif untuk mencegah bahaya kebakaran.
Diantaranya adalah :

a. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.


b. Gunakan pemutus arus listrik ( sekering ) yang sesuai dengan daya
tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi.
c. Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang
terkelupas atau dibiarkan terbuka.
d. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar, stop kontak,
steker (kontak tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI
(Standar Nasional Indonesia)/LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN
(Standar PLN).
e. Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak,
steker (kontak tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI
(Standar Nasional Indonesia) / LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) /
SPLN (Standar PLN).
f. Pangkaslah pepohonan yang ada di halaman rumah jika sudah mendekati
atau menyentuh jaringan listrik.
g. Hindari pemasangan antene televisi terlalu tinggi sehingga bisa mendekati
atau menyentuk jaringan listrik.
h. Gunakan listrik yang memang haknya, jangan mencoba mencantol listrik,
mengutak-atik KWH Meter atau menggunakan listrik secara tidak sah.
i. Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam
menggunakan listrik.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.hmtl.org/reference/refindex.php)
 http://gimana.info/gimana-cara-mencegah-ke
 http://instalasilistrik.net/tindakan-preventif-untuk-mencegah-bahaya-
listrik/
 http://instalasilistrik.net/9-tips-mencegah-bahaya-keakaran-akibat-
konsleting-listrik/
 http://instalasilistrik.net/mencegah-bahaya-listrik/

Anda mungkin juga menyukai