Makalah K3 PT - Indofood
Makalah K3 PT - Indofood
Kelompok III
dr. Anastasya Ananda
dr. Astrid Felandine Noor
dr. Ayu Listiani
dr. Chaerunisa Utami
dr. Elizabeth Amanda
dr. Nadia Citrabyadiguna
dr. Noni Nuriza Putri
dr. Sesilia
dr. Ummul Akla
I. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini telah mewujudkan era globalisasi yang
menghadirkan perubahan dan sekaligus tantangan yang perlu antisipasi sejak
dini. Era globalisasi juga berdampak pada perindustrian yang juga semakin
berkembang diseluruh dunia, dan menuntut berbagai perusahaan untuk selalu
pro-aktif dalam peningkatan produksinya yang berpengaruh pada penggunaan
mesin-mesin, peralatan produksi serta pemakaian bahan berbahaya yang
semakin meningkat guna menunjang kelancaran produksi. Dengan adanya
peningkatan produksi maka akan meningkat pula potensi bahaya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.
PT Indofood Sukses Makmur merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang industri makanan ringan yang dalam setiap proses kerjanya tidak lepas
dari potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut dapat berupa kecelakaan yang
diakibatkan mesin-mesin produksi, , terpeleset karena lantai yang licin, sampah
yang tidak terurus dan juga bisa disebabkan adanya faktor fisik lingkungan kerja
seperti bising, panas ataupun penerangan yang kurang merupakan faktor
pendukung terjadinya suatu kecelakaan kerja.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita
perorangan dan penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-
rata 6000 orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang
pertahun meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja.
Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang
baik dan realistis dalam memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam
bekerja pada tenaga kerja, agar dapat mempertinggi mutu pekerjaan,
meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
2
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980
tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api
ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982
tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat
tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat-angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan
teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan
dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses
tali (rope access).
3
dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu
produk yang selalu prima. Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. mulai bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke
beberapa negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda,
Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada
bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan
salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang
berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat
itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang yang dibagi menjadi dua
shift dan memiliki peralatan produksi sebanyak 3 line. Setiap line mempunyai
kapasitas produksi sebanyak 18.000 pcs/jam, pada tahun 1993 penggunaan
mesin meningkat menjadi 8 line dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 10
line mesin. Sampai saat ini telah beroprasi 14 line.
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang
berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang
pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood
dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang,
Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin,
Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa
pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang
dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada,
sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta
membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
4
Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah “Menjadi perusahaan
yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas,
aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.
Misi yang ingin dicapai oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di
bidang industri makanan”.
b. Sektor usaha
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) beroperasi di sektor kemasan
makanan dimana perusahaan mempunyai berbagai macam produk seperti: mie
instan, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, dan makanan bernutrisi dan
spesial. ICBP didirikan sebagai produk konsumen bermerek (CBP) grup dari PT.
Indofood Sukses Makmur (ISM), perusahaan induk yang tercatat pada bursa saham
Indonesia sejak tahun 1994. ISM memberikan solusi total makanan melalui empat
kelompok usaha strategis: produk makanan bermerek, Bogasari (produser tepung),
agribisnis, dan distribusi. Melalui restrukturisasi internal, semua kegiatan usaha CBP
yang menyangkut mie instan, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan,
makanan bernutrisi dan khusus, dan juga biskuit dimana sebelumnya di bawah Grup
Bogasari, telah dipindahkan dari ISM ke ICBP, dimana terbentuk pada September
2009. Merek utama ICBP meliputi berbagai macam merek mie instan (Indomie,
Supermi, dan Sarimi), produk susu (Indomilk), bumbu makanan (Sambal Indofood,
Sirup Indofood, dan Bumbu Racik), makanan ringan (Chitato dan Qtela), dan juga
makanan bernutrisi dan khusus (Promina dan SUN).
c. Jam kerja
Pabrik : Jam Kerja : Shift I 08.00 – 15.00
Shift II 15.00 – 22.00
Shift III 22.00 – 08.00
Kantor : Jam Kerja : 08.00 - 16.30
d. Asuransi
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Asuransi mandiri milik perusahaan
5
e. Sertifikasi perusahaan
ISO 9001 : 2008 Certifed by SGS
SNI ISO 9001 : 2008
ISO 22000 : 2005 Certifed by SGS
SMK3 dan OHSAS 18001 : 2007 Certifed by PT.Sucofindo International
Operating System (SAP)
Certified by LPPOM MUI (Majelis Ulama Indonesia)
ISO 14001 : 2005 certified by PT.Sucofindo International Certification
Services
f. Kelembagaan P2K3
Total personel P2K3 ialah sebanyak 20 orang namun belum ada pembagian
petugas K3 pada perusahaan ini.
6
IV. Alur Produksi
Gambar 2.2. Alur Produksi Divisi Noodle PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
V. Landasan Teori
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident)
atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu
pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya
mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko
terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau
kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan
kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai
pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu
Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu
resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah
tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
7
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering
dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup
tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk
para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan
adanya keselamatan kerja.Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta
hasil budaya dan karyanya.Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan
bekerjasecara maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja. Menurut Suma’mur pada tahun 1993 keselamatan kerja adalah
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui
pengertian dari keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan
sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta
cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja
juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan
pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang
keselamatan kerja.Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari
8
bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak
yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya
fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
seperti pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
9
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang
komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap
elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab
yang mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko
antara lain adalah:
a. Inspeksi
b. Check list
c. Hazops (Hazard and Operability Studies)
d. What if
e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
f. Audits
g. Critical Incident Analysis
h. Fault Tree Analysis. Event Tree Analysis
j. Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran
risiko.
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat
kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat
kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan
penanggulangan yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
10
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri
11
BAB II
PELAKSANAAN
12
BAB III
HASIL PENGAMATAN
B. INSTALASI LISTRIK
PT. Indofood dalam melakukan kegiatan produksinya menggunakan
sumber Listrik yang berasal dari PLN, namun PT. Indofood tetap menyediakan
Generator Set (Genset) / motor diesel sebagai cadangan listrik.
Penerangan dalam kegiatan produksi menggunakan 2 jenis penerangan
yaitu penerangan sumber alami seperti matahari dan sumber buatan seperti
lampu. Jumlah penerangan seperti lampu sudah cukup baik terpasang merata di
berbagai tempat.
PT. Indofood sudah membuat instalasi penyalur petir guna menyalurkan
arus petir yang sangat tinggi disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel
penyalur sesuai standar. Namun kami belum sempat melihat secara langsung
instalasi penyalur petir tersebut. Dari peninjauan kami ke PT. Indofood, kami
dapat menyimpulkan bahwa penggunaan instalasi listrik sudah baik
PENGAMATAN STANDAR
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat Memiliki tim
13
pemadam api ringan (APAR) oleh beberpa APAR telah penanggulangan
diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga kebakaran yang
berwarna merah. terlatih
Alat pemadam api ringan (APAR) ditempatkan di tempat yang Memiliki system
mudah terlihat, dan jumlahnya sudah cukup. proteksi kebakaran.
Dan terdapat APAR
Namun adapun yang belum sesuai dengan Permenakertrans
yang pemasanganya
No. Per-04/MEN/1980, adalah tidak terdapat lemari atau peti
sesuai dengan
untuk penyimpanan tabung tersebut.
Permenakertrans no.
Per-04/MEN/1980
KONTRUKSI
PENGAMATAN STANDART
TEMPAT KERJA
14
Kebersihan dan Kebersihan dan kerapian Kebersihan dan kerapian
kerapian tataruang ruangan kurang terjaga. tata ruang tidak
Ruangan tidak tertata berantakan dan merintangi
dengan rapi akses jalan
Memakai topi atau kerudung Memakai perhiasan dan Cuci tangan sebelum
aksesoris masuk
Memakai baju seragam Membawa tas atau barang Menjaga kebersihan mesin
sesuai jadwal yang tidak berhubungan
15
dengan pekerjaan dan ruang kerja
16
Sepatu Sepatu yang Sebagian besar pekerja Semua pekerja
digunakan berwarna menggunakan menggunakan
(Quality
coklat, berbahan sepatunya sepatunya
Control,
kanvas dengan alas
laboratorium,
karet. Berguna
Prosessing
untuk melindungi
Area)
kaki dari bahan
kimia, bahaya
panas, dan
benturan juga luka.
Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi
17
Emergency Terdapat Emergency Lamp Terdapat Emergency Lamp
Lamp di semua ruangan
Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum Tangga darurat dan tangga
terdapat pada gedung kantor. Namun umum, Pintu – pintu jalur
dikarenakan gedung pabrik bukan evakuasi mudah terlihat dan
merupakan bangunan tingkat maka semuanya tidak ada yang
tidak terdapat tangga darurat maupun ditemui dalam keadaan
tangga umum. terkunci.
APAR ( Alat Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong,
Pemadam Api masing-masing departemen dan dalam keadaan baik,mudah
Ringan) dilengkapi tata cara penggunaannya. dijangkau. terdapat cara
penggunaan, maintenance
Letak apar baik dan strategis.
nya dilaksanakan sesuai
18
aturan, sesuai dengan
seharusnya pengecheckan
dilakukan 6 bulan sekali
Terdapat tim evakuasi P2K3 yang terlatih dan bersertifikasi yang siap dalam
memimpin evakuasi ketika teradi kecelakaan dan kebencanaan.
19
perusahaan sudah ada
dan ditempatkan pada
lokasi yang strategis.
20
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
21
3 Alat pelindung Tidak diketahui Peraturan menteri Perusahaan
diri apakah ada tenaga kerja dan bersedia
dokumen tertulis transmigrasi RI No. menyediakan
(tertulis dalam PER.08/MEN/VII/201 APD yang sesuai
SOP) standar 0 tentang Alat dengan standard
APD yang Pelindung Diri dan hazard yang
digunakan untuk ada di
masing-masing lingkungan
pekerjaan., tempat kerja.
belum ada Selain itu lebih
penjelasan baik lagi apa bila
(briefing) sebelum
mengenai APD. memulai
Walapun pada pekerjaan
production room diberikan suatu
telah ditulis (tabel briefing singkat
terlampir di bab mengenai
3), namun masih pentingnya APD
ada pegawai dan cara
yang tidak penggunaan
memakai APD APD yang baik
dan terdapat dan benar.
keluhan lekuhan
minor seperti
luka lecet akibat
kertas dan
karton.
22
4 Tanggap darurat Pada PT. Undang-undang No. Pemasangan
dan jalur Indofood CBP 18 tahun 1999 rambu evakuasi
evakuasi sudah ada tentang jasa yang mudah
rambu evakuasi konstruksi terlihat dan
dan terdapat titik Undang-undang mudah dipahami
kumpul bila dasar No. 1 tahun oleh pekerja,
terjadi keadaan 1970 serta ditentukan
darurat. Undang-undang No. jalur evakuasi
Namun untuk
28 tahun 2002 dan titik kumpul
simulasi masih
tentang bangunan bila terjadi suatu
terlalu jarang,
gedung. keadaan darurat.
diadakan setiap
3 tahun.
5 Personil Personil Peraturan Masukan untuk
keselamatan Keselamatan perundangan UU No. perusahaan yang
kerja kerja pada 1 tahun 1970 (Pasal terkait dengan
perusahaan ini 10 ayat 1, 2) yang masalah personil
terdapat mewajibkan keselamatan
pembagian divisi perusahaan untuk kerja ini, yaitu
pada bidang P3K membentuk P2K. diharapkan
dan bagian personil
beranggotakan ini tidak hanya
15 orang siaga untuk
bersertifikat yang menanggulangi
siap untuk kecelakaan kerja
menanggulangi tapi juga
kecelakaan di menyusun
lapangan kerja. pembagian divisi
pada bidang K3
terkait dengan
masalah
keselamatan
kerja dan
membuat
23
penyusunan
program
eselamatan kerja
dan juga lebih
meningkatkan
upaya-upaya
promosi tentang
keselamatan
kerja pada
tenaga-tenaga
kerja di
perusahaan
tersebut.
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya
untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan
bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan
pabrik ini sudah memenuhi standard dan angka kejadian kecelakaan kerja
yang kecil. Salah satu kekurangan dari pabrik PT Indofood CBP adalah tidak
adanya peti atau kotak yang menutupi APAR (alat pemadam api ringan).
Pada tempat produksi, kami sudah melihat banyak spanduk mengenai
keselamatan kerja, terutama pada lokasi-lokasi yang berisiko tinggi. Spanduk
tersebut mudah dilihat dan terletak di beberapa tempat. Dalam hal APD,
tanggap darurat dan jalur evakuasi, serta personil keselamatan kerja juga
sudah baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
B. SARAN
Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu
melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi
juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional. Penerapan
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja PT Indofood CBP saat
ini sudah cukup baik, sehingga dapat dipertahankan untuk kedepannya agar
tetap konsisten.
25
BAB VI
PENUTUP
26