Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

DI TERMINAL BULUPITU PURWOKERTO


Mata Kuliah : Sanitasi Transportasi Pariwasata dan Matra
Dosen Pembimbing : Tri Marthy Mulyasari.,S.ST.,M.KL.

Disusun Oleh :

Kelompok 2 (A1)

1. FADHILAH RAHMAH YUANTI (P1337433116006)


2. DIAN PUTRI UTAMI (P1337433116007)
3. ANNISA MUTIA WIDAYANTI (P1337433116009)
4. RISKA MASTARINA SEMBIRING (P1337433116010)

PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial (PP RI No.66 tahun 2014).
Kesehatan ditunjukan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,
biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setingi-tingginya, lingkungan yang sehat mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum (UU No 36 Tahun 2009).
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang dipergunakan
oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Sarana dan bangunan umum
dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan
fisiologis, psikologis, dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan
dalam pencegahan terjadinya kecelakaan. Tujuan penyehatan sarana dan bangunan umum
adalah terselenggaranya upaya untuk meningkatkan pengendalian factor risiko penyakit
dan kecelakan pada sarana dan bangunan, tempat umum antara lain hotel, penginapan,
pasar, bioskop, tempat rekreasi, kolam renang, terminal, bandar udara, pelabuhan laut,
dan pusat perbelanjaan (Kepmenkes RI No 288/Menkes/SK/III/2003).
Terminal adalah pangkalan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan. Terminal merupakan tempat yang paling cocok untuk
menyebarnya segala penyakit yang dibawa oleh orang-orang yang keluar masuk disana
maupun yang berasal dari terminal itu sendiri. Terutama yang penyebarannya melalui
media udara, air, makanan minuman maupun kontak manusia satu dengan yang lainnya.
Sanitasi di terminal harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga terminal
dapat melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat terutama
masyarakat terminal itu sendiri. Terminal dalam sistem transpotasi terutama transportsi
darat dan yang paling banyak dipakai atau sudah umum dengan masyarakat, maka
sanitasi maupun kebersihannya harus diperhatikan (PP RI No 74 Tahun 2014).
Tempat transportasi di Indonesia untuk terminal pada tahun 2013
sebanyak 711 buah untuk tipe A, B, dan C. Terminal tipe A untuk di Indonesia sebayak
123 buah. Propinsi Jawa Tengah transportasi terminal pada tahun 2013 sebanyak 168
buah untuk tipe A, B, dan C. Terminal tipe A di Propinsi Jawa Tengah sebanyak 18 buah.
Kabupaten Banyumas transportasi terminal pada tahun 2013 sebayak 3 buah untuk tipe
A, B, dan C. Terminal tipe A untuk Kabupaten Banyumas sebanyak 1 buah (Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2013, h.27)

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kualitas air di Terminal Bulupitu Purwokerto
b. Untuk mengetahui kualitas udara di Terminal Bulupitu Purwokerto
c. Untuk mengetahui kualitas tanah dan sampah air di Terminal Bulupitu Purwokerto
d. Untuk mengetahui kualitas makanan dan minuman di Terminal Bulupitu Purwokerto
e. Untuk mengetahui pengendalian vector dan tikus di Terminal Bulupitu Purwokerto
f. Untuk mengetahui kondisi fasilitas dasar di Terminal Bulupitu Purwokerto
g. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di Terminal Bulupitu
Purwokerto
h. Untuk memberikan alternative pemecahan masalah di Terminal Bulupitu Purwokerto
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:
1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan
agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga,
atau binatang lainnya.
3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang
menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
4. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan
yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan
antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas
jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal
angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau
tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren,
tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Chandra, 2006).
Sebagai gambaran umum, terminal merupakan sebuah ruang tempat berkumpulnya
berbagai macam angkutan umum. Di dalamnya terdapat informasi dari terminal itu sendiri
maupun dari angkutan umum yang ada dalam terminal tersebut. Terminal adalah tempat
umum terdiri dari pelataran/landasan terbuka dan sejumlah bangunan permanen,semi
permanen di mana terdapat perpaduan kegiatan usaha jasa pelayanan penumpang dan atau
barang dengan kendaraan bus atau angkutan umum.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1993, terminal
adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta
mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul
jaringan transportasi. (http://lifeisanugrah.blogspot.co.id /2011/09/mata-kuliah-sanitasi-
tempat-tempat-umum.html, 2011).
 Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasn terminal meliputi:
1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal
hygiene).
2. Alat-alat kebersihan
3. Tempat kegiatan.

 Alasan kenapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat diperlukan :


1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan.
2. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan.
3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik.
4. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit.
5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan
 Hambatan yang sangat sering dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi di terminal:
1. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan di
terminal.
2. Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan.
3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan di terminal.
Terminal dipilah-pilah berdasarkan fungsi dan pelayanannya (PP No. 43 Tahun
1993)
persyaratan tipe sebuah terminal yaitu:
1. Terminal Tipe A
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi dan/atau
angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan
angkutan pedesaan. Terminal tipe A merupakan terminal penumpang yang memiliki
fasilitas paling lengkap, disamping itu pembangunannya membutuhkan lahan yang
cukup luas sekurang-kurangnya 5 hektar.
(http://serangkab.go.id/web/index.php/post/read/145, 2014).
Syarat lokasi terminal tipe A yaitu:
a. Terletak di ibu kota provinsi, kabupaten, dalam jaringan trayek antar kota antar
provinsi dan atau angkutan lintas batas negara.
b. Terletak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di pulau
Jawa, 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya.
c. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter dipulau lainnya.
2. Terminal Tipe B
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi,
angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. Terminal tipe B adalah terminal penumpang
yang berada setingkat di bawah terminal tipe A. Pembangunan terminal tipe ini
membutuhkan lahan sekurang-kurangnya 3 hektar untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatera dan 2 hektar di pulau lainnya.
Syarat lokasi terminal tipe B yaitu:
a. Terletak di ibu kota kabupataen atau kota dalam jaringan trayek antar kota dalam
provinsi
b. Terletak di jalan kolekter dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B.
c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurnagnya 15 km dipulau
Jawa, 30 km di pulau lainnya.
d. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatra dan 2ha di pulau lainnya. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar
ke dan dari terminal sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30
meter di pulau lainnya.
3. Terminal Tipe C
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Terminal Tipe C adalah
terminal penumpang yang berada setingkat dibawah terminal tipe B.
Syarat lokasi terminal tipe C yaitu:
a. Terletak di dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.
b. Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.
c. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.
d. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal. Sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
 Terminal berdasar jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu.
a. Terminal tipe A: 50-100 kendaraan per jam.
b. Terminal tipe B: 25-50 kendaraan per jam
c. Terminal tipe C: < 25 kendaraan per jam.
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi:
1. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan
dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta
pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
2. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar
dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.
Berdasarkan keputusan Menteri No. 31 Tahun 1995 fasilitas terminal penumpang
harus dilengkapi dengan fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang terdiri atas:
a. Fasilitas Utama
1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.
2. Jalur kedatangan kendaraan umum.
3. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan termasuk di
dalamnya tempat tunggu dan tempat beristirahat kendaraan umum. (tidak
bersyaratkan bagi terminal tipe C).
4. Bangunan kantor terminal.
5. Tempat tunggu penumpang dan pengantar.
6. Menara pengawas (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C).
7. Loket penjualan karcis (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C).
8. Rambu-rambu dan papan informasi yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk
jurusan, tarif dan jadwal perjalan.
9. Pelataran parkir kendaraan pengantar/taksi (tidak disyaratkan bagi terminal tipe
C).
b. Fasilitas Penunjang
1. Kamar kecil.
2. Mushola.
3. Kios/kantin.
4. Ruang pengobatan.
5. Ruang informasi dan pengaduan.
6. Telepon umum.
7. Tempat penitipan barang.
8. Taman.
Fasilitas teminal sebagaimana tersebut diatas harus dilengkapi dengan fasilitas bagi
penumpang penyandang cacat sesuai dengan kebutuhan.

C. HASIL KUNJUNGAN
1. Data umum
a. Keadaan Geografis
Terminal Bus Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas merupakan
tempat sarana transportasi yang ada di Kabupaten Banyumas, yang berlokasi di
Jalan Swatiyo Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan, Purwokerto.
Terminal Bus Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas beroperasi selama 24
jam. Kabupaten Banyumas memiliki beberapa terminal diantaranya adalah
Terminal Ajibarang dan Terminal Wangon (Tipe B). Batas wilayah Terminal Bus
Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Purwokerto Timur
b. Sebelah Timur : Purwokerto Timur
c. Sebelah Barat : Jalan Raya
d. Sebelah Selatan : Purwokerto Selatan

Terminal Bus Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas termasuk kedalam


terminal bus tipe A yang di resmikan pada tanggal 5 April 2006 oleh Gubernur
Jawa Tengah. Terminal Bulupitu Purwokerto atau juga lebih dikenal Terminal Bus
Purwokerto merupakan terminal type A yang terbesar di wilayah Jawa Tengah.
Luas wilayah di Terminal Bus Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas adalah
10 hektar. Lokasi ini merupakan lokasi baru dari yang sebelumnya berada di
bundaran Jl. Gerilya – Jl. S. Parman – Jl. KH. Wahid Hasyim yang kini menjadi
Taman Rekreasi Andhang Pangrenan (TRAP).
Sebagai terminal type A, Terminal Bulupitu beroperasi penuh selama 24 jam
dan melayani Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) maupun Dalam Propinsi
(AKDP). Hampir semua bus dari arah Sumatera – Jakarta – Bandung ke arah timur
seperti Jogja – Surabaya dan lainnya (dan sebaliknya) yang menggunakan jalur
selatan masuk dan beristirahat di Terminal Purwokerto.
Di area dalam terminal terdapat beberapa bagian diantaranya area bus
AKDP, bus AKAP, mikrobus, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Kios-kios
dan warung makanan di dalam terminal juga banyak, di dalam terminal juga
mudah menemukan agen bus, ada juga agen travel/pariwisata, dan kios penjual
jajanan khas maupun produk khas Purwokerto dan sekitarnya
Fasilitas yang ada pada Terminal Bus Bulupitu Purwokerto Kabupaten
Banyumas diantaranya sebagai berikut :
a. Jalur pemberangkatan dan jalur kedatangan
Jalur pemberangkatan dengan luas 200 meter2 dan jalur kedatangan dengan
luas 300 meter2, dengan demikian luas jalur pemberangkatan dan jalur
kedatangan adalah 500 meter2
b. Ruang tunggu penumpang/penjemput
Ruang tunggu penumpang dengan luas 3600 meter2 yang terdiri dari 50 kursi
penumpang
c. Ruang pedagang kaki lima
Luas dari ruang pedagang kaki lima adalah 250 meter2
d.Loket/kios penjualan tiket
Loket/kios penjualan tiket dengan luas 2,5 meter x 20 loket/kios penjualan tiket
maka hasilnya adalah 125 meter2
e. Masjid
Masjid dengan panjang 15 meter2 dan lebar 10 meter2, masjid tersebut
berbentuk persegi panjang maka luasnya adalah 150 meter2
f. Ruang menyusui
Ruang menyusui memiliki luas 16 meter2
g. Taman rekreasi
Taman rekreasi memiliki 45 meter x 45 meter maka hasil luas taman rekreasi
adalah 2025 meter2
h. Taman lalu lintas
Taman lalu lintas berbentuk persegi panjang dengan panjang 45 meter dan
lebar 30 meter maka hasil luasnya adalah 1350 meter2
i. Tempat parkir pengunjung
Tempat parkir pengunjung memiliki luas 1800 meter2
j. Toilet/WC
Ukuran 1 toilet/wc adalah 2x1 jumlah toilet/wc sebanyak 22 buah, maka
luas toilet/wc menjadi 44 m2.

Struktur Organisasi Terminal Bulupitu

2. Kesehatan Lingkungan di Terminal Bulupitu Purwokerto


a. Tempat Parkir
- Tujuan fasilitas parkir adalah memberikan tempat istirahat kendaraan (Direktorat
Perhubungan Darat, 1998). Tempat parkir di Terminal Bulupitu Purwokerto juga
dilengkapi dengan area bermain anak, area terbuka hijau yang menambah sejuk
area parkir.
- Kondisi tempat parkir pada Terminal Bulupitu adalah :
1) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih.
2) Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain.

b. Ruang Tunggu
- Bagi para calon penumpang bus, selama menungggu keberangkatan, keberadaan
ruang tunggu yang nyaman dengan berbagai ruang penunjang yang informatif
sangatlah didambakan. Dengan ruang tunggu yang terpadu dengan ruang-ruang
penunjang lainnya tentu menyebabkan para calon penumpang lebih bisa
menikmati suasana terminal dengan nyaman dan beraktivitas dengan lebih efisien.
- Kondisi ruang tunggu Terminal Bulupitu Purwokerto adalah :
1) Ruangan bersih.
2) Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk.
3) Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan.
4) Tersedia tempat sampah dan terbuat dari benda yang kedap air.
5) Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
c. Kualitas Air
- Dari segi kuantitas, penyediaan air di Terminal Bulupitu Purwokerto sudah
memenuhi syarat karena airnya mengalir dengan lancar dan memenuhi untuk
kebetuhan MCK, wudhu, masak-memasak dan keperluan lain. Sumber air
Terminal Bulupitu Purwokerto berasal dari PDAM. Tetapi apabila PDAM yang
digunakan sebagai sumber air terdapat masalah pada persediaannya, maka pihak
terminal menggunakan sumur gali yang ada di Terminal sebagai sumber airnya
hingga air dari PDAM bisa mengalir lancar kembali.
- Kapasitas air dari PDAM memenuhi untuk digunakan keperluan MCK, wudhu,
masak-memasak, dan keperluan lain.
- Air yang mengalir pada kamar mandi dan TPM di terminal mengalir dengan
lancar, meskipun ada sedikit kran air yang mengalirkan air dalam debit yang
kecil.
- Penampungan atau thoren yang ada di Terminal Kelas 1 Bulupitu Purwokerto
dalam kondisi fisik luar yang bagus yaitu dengan keadaan yang tidak retak,tidak
bocor, tertutup, dan tidak memungkinkan untuk perkembangbiakan vector dan
binatang pengganggu.
d. Kualitas Udara
- Pada Terminal Tipe A Bulupitu PurwokertoTerdapat tanaman atau lahan hijau
yang ditanami berbagai macam pohon dan tumbuhan salah satunya pohon
akasia.
- Kaca pada semua jendela dan pintu dalam keadaan utuh. Maksudnya kaca
dalam keadaan utuh yaitu tidak pecah dan tidak retak. Sehingga aman untuk
pengunjung, penumpang, ataupun karyawan. Kaca dan jendela juga dalam
keadaan bersih, tidak kusam dan tidak buram.
- Untuk area perkantoran, ventilasi menggunakan ventilasi mekanis sama seperti
bus bisnis/eksekutif juga menggunakan ventilasi mekanis berupa AC. Tetapi
pada beberapa ruangan menggunakan ventilasi alam dengan ventilasi minimum
10% dari luas lantai. Untuk bis ekonomi atau hanya bis antar kecamatan masih
menggunakan ventilasi alam dengan jendela yang dapat dibuka setiap saat.
- Sirkulasi udara baik dalam perkantora, area terminal dan didalam bus dikatakan
sudah lancar. Karena dalam kantor sudah menggunakan ventilasi mekanis dan
di area terminal merupakan lahan terbuka sehingga udara mengalir dengan
lancar. Oleh karena itu, terminal masih dalam keadaan tidak berbau dan tidak
pengap.
- Kualitas fisik udara seperti kelembapan berdasarkan Menkes No
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu sekitar 40%-60%, berdasarkan penelitian yang
dilakukan Anugrah Putradana (2015) kelembapan Terminal Bulupitu tidak
memenuhi syarat kesehatan, suhu di Terminal Bulupitu tidak memenuhi
persyaratan yaitu 30˚C. Suhu yang memenuhi persyaratan berdasarkan Menkes
No 1405/Menkes/SK/XI/2002 antara 18˚C-28˚C. Pencahayaan dalam ruangan
sesuai dengan kebutuhan untuk melihat benda sekitar dan membaca.
e. Sanitasi Sampah dan Tanah
Sampah :
- Sampah yang dihasilkan pengunjung pada tiap harinya sekitar 3 – 4 m3 per
harinya. Dikarenakan pengunjung Terminal Bulupitu Purwokerto sekitar 1500
pengunjung tiap harinya. Pengelolaan sampah di Terminal Bulupitu Purwokerto
masih kurang baik karena sampah langsung dibuang ke TPA tanpa melalui
pemilahan terlebih dahuulu. Sampah yang dihasilkan pengunjung tiap harinya
dibuang ke tempat sampah yang ada pada tiap titik di Terminal Bulupitu
Purwokerto, kemudian sebanyak 2x tempat sampah dikosongkan (tanpa
dibersihkan) dan sampah yang ditimbulkan dibawa ke Tempat Pembuangan
Sampah Sementara yang terletak di area selatan Terminal Bulupitu Purwokerto
dengan menggunakan Sulo atau mereka biasa menyebutnya dengan troli.
- Tempat sampah di Terminal Bulupitu Purwokerto sudah terdapat di tiap titik
dengan kira-kira radius 20 meter dengan kondisi tempat sampah yang sudah
terbuat dari bahan kedap air, tidak rusak, bahan tidak mudah berkarat karena
dari plastic,terbuat dari bahan yang kuat sehingga tidak mudah pecah, tetapi
tutup dari tempat sampah banyak yang kotor sehingga apabila dibuka dengan
tangan maka otomatis akan mengotori tangan kita. Di Terminal Bulupitu
Purwokerto belum ada peringatan atau tulisan agar membuang sampah ditempat
sampah atau tidak membuang sampah sembarangan sehingga pengunjung
banyak yang menghiraukan dan akhirnya membuang sampahnya sembarangan.
- Timbulan sampah mengalami peledakan atau meluap apabila musim liburan
atau musim mudik, yang dikarenakan intensitas pengunjung bertambah pada
saat itu dan ditambah dengan kapasitas tempat sampah tidak sebanding dengan
timbulan sampah yang ada. Sampah yang ditimbulkan belum dimanfaatkan
secara maksimal sehingga sampah hanya langsung dibuang dari Tempat
Sampah tiap titik ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara.
- Kemudian dari pihak DLH Kabupaten Banyumas mengambil sampah yang ada
di Tempat Pembuangan Sampah Sementara untuk diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak 2x dalam sehari. Pekerja yang bekerja pada
bagian pengelolaan sampah ini bekerja hanya dengan menggunakan sepatu
boots, dan ada yang sebagian menggunakan sarung tangan dan masker.
- Pembaruan perlengkapan pengelolaan sampah dilakukan secara rutin jika
perlengkapan dalam keadaan rusak/cacat. Perlengkapan pengelolaan sampah
jauh dari tempat pengelolaan makanan sehingga pengelolaan makanan jauh dari
pencemaran. Petugas kebersihan tidak mendapatkan pelatihan terlebih dahulu
sehingga dalam pemilahan sampah kurang diperhatikan dan kurangnya
pemanfaatan sampah yang masih bisa berguna.
Tanah :
- Tanah di Terminal Bulupitu Purwokerto tidak berlubang sehingga tidak
menimbulkan jalanan menjadi becek atau rawan longsor. Tanah di terminal ini
juga tidak pernah mengalami pencemaran sebelumnya karena tanah yang
digunakan merupakan tanah bekas area persawahan.
- Tanah atau lahan yang kosong rutin dilakukan perawatan penghijauan sehingga
tidak ada area atau lahan yang kosong
- Karyawan tidak pernah ada yang terjangkit penyakit akibat tanah sehingga
tanah di Terminal Bulupitu Purwokerto dapat dikatakan dalam kondisi baik.
f. Kualitas Makanan dan Minuman di Terminal
- Lokasi tempat pengolahan makanan di Terminal Bulupitu Purwokerto dapat
dikatakan bersih tetapi lokasinya masih dalam area 500 meter dari sumber
pencemar yaitu TPST atau Tempat Pembuangan Sampah Sementara dan
Septictank. Kontruksi bangunannya juga dalam kondisi sangat kuat, aman, dan
bebas dari kecelakaan. Lantai pada TPM sangat baik dengan kondisi kuat atau
utuh, bersih, kedap air, rata atau tidak ada selisih tinggi permukaan, tidak licin
dan mudah dibersihkan sehingga lantai sangat aman apabila digunakan untuk
berjalan atau beraktivitas. Dinding juga dalam keadaan baik karena berwarna
cerah atau terang, permukaan dinding rata halus, dan tidak lembab sehingga
dinding dapat mudah dibersihkan. Atap yang ada bebas dari retakan karena
masih dalam kondisi baik hanya saja tidak ada langit-langit sehingga debu dari
atap dapat langsung jatuh ke lantai.
- Pencahayaannya dikatakan cukup terang di bagian area terminal karena
merupakan lahan terbuka sehingga dapat langsung terkena sinar matahari.
Tetapi pada bagian terminal yang terdapat di lantai dua yaitu pada spot foto.
Karena pada lantai dua Terminal Bulupitu Purwokerto kurang pencahayaan atau
minim pencahayaan sehingga untuk digunakan berfoto kurang bagus apabila
minim pencahayaan.
- Pada TPM terdapat fasilitas berupa kulkas, atau freezer , termos panas, kompor
dan heater yang digunakan untuk keperluan memasak makanan. Ukuran dapur
yang ada pada TPM cukup memadai untuk digunakan aktivitas memasak. Pada
dapur TPM juga dilengkapi dengan tempat cuci tangan/bahan pangan/alat
masak dengan air yang mengalir lancar. Air yang mengalir dalam keadaan yang
bagus yaitu bersih, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Tetapi, pada
tiap TPM tidak mencuci peralatan/bahan pangan dengan cara desinfeksi terlebih
dahulu sehingga tidak ada bak khusus desinfeksi.
- Tempat sampah pada TPM terbuat dari bahan kedap air sehingga apabila ada air
tidak akan rembes kedalam maupun keluar.
- Perilaku penjamah makanan di TPM Terminal Bulupitu Purwokerto mempunyai
perilaku yang baik yaitu selalu mencuci tangan ketika akan menyajikan
makanan dan sesudah menyajikan makanan serta selalu membersihkan dapur
ketika sebelum dan sesudah memasak.
g. Bahan Makanan dan Makanan Jadi di TPM
- Kondisi fisik bahan makanan dalam keadaan baik yaitu dengan karakteristik
berwarna cerah, tidak bau atau masih bau khas bahan tersebut, tidak busuk, dan
bersih sehingga aman untuk diolah sebagai makanan siap saji.
- Makanan jadi dalam bentuk kemasan tidak ada tanda-tanda kerusakan
h. Pengendalian Vektor dan Tikus
- Pengendalian vektor dan tikus di Terminal Bulupitu menggunakan pihak ke 3.
Penampungan air bersih bebas dari jentik karena penampungan memiliki
kondisi fisik yang tertutup. Terdapat alat atau penahan untuk pengendalian
vektor dan binatang pengganggu. Terdapat metode pengendalian secara fisik
dan secara kimia. Kerja bakti dilakukan seminggu sekali dengan membersihkan
tempat-tempat yang menjadi tempat berkembangbiakanya vektor dan tikus.
Pengendalian secara kimia pernah dilakukan fogging di sekitar terminal.
D. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
1. Permasalahan yang ditemukan
a. Kualitas air
- Pada salah satu bak kamar mandi selatan di Terminal Bulupitu Purwokerto
terdapat kran air yang mengalirkan air tetapi kondisi fisik air tersebut tidak
memenuhi syarat. Air tersebut berwarna kuning, tetapi tidak keruh dan tidak ada
kotoran yang mengendap. Bau dari air tersebut seperti bau air yang berkarat.
Perubahan warna pada air dapat disebabkan oleh beberapa factor , antara lain
kandungan organic yang tinggi, tercemar oleh limbah sintesis serta kandungan
mineral-mineral yang tinggi seperti halnya besi didalam air dan dapat
menyebabkan air akan berubah warna menjadi kuning. Sehingga dari segi
kualitas air, air tersebut tidak memenuhi syarat sesuai bakumutu yang ditetapkan.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 disebutkan
bahwa standar air bersih harus jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna. Sehingga dapat dikatakan bahwa air pada bak kamar mandi tersebut
tidak memenuhi persyaratan.
b. Kualitas Udara
- Karena Terminal merupakan tempat keluar masuknya bis, maka tidak heran
apabila banyak debu atau banyak asap yang berasal dari kendaraan. Sehingga
banyak menyebabkan pencemaran fisik yang terjadi di terminal. Hal tersebut
dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan pengunjung,
karyawan, maupun para sopir yang bekerja.
- Gas emisi dari bus atau kendaraan yang ada banyak yang mengeluarkan gas CO
(karbonmonoksida) karena akibat pembakaran yang tidak sempurna pada mesin.
Tempat Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat pencemar udara yang
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia,
serta lingkungan hidup. Emisi kendaraan yang mencemari udara dan lingkungan
dapat mengganggu kesehatan masyarakat, terutama bagi warga yang tinggal di
kota besar, yang bermukim di daerah industri dan padat lalulintas kendaraan
bermotor. Akibat polusi maka timbul asap dan uap yang berbau dan akan
mempengaruhi pernafasan, penciuman, penglihatan, badan menjadi lemas, IQ
berkurang dan bila dibiarkan terus akan mengakibatkan kematian massal. Akibat
itu tidak hanya berdampak pada manusia saja tetapi juga pada hewan dan
tumbuhan. Ketika polusi timbul maka gas khususnya hydrocarbon (HC) dan Nox
tertimbung di udara maka akan menahan sinar matahari dan terjadilah reaksi
photochemical dan akan membentuk substansi kimia dan oksigen lain terutama
O3 (ozon) yang merupakan oksidan paling kuat sifatnya mengakibatkan
fenomena smog atau asapkabut.
c. Sanitasi Sampah dan Tanah
- Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Terminal Bulupitu Purwokerto
terletak di bagian selatan terminal dan terletak di pinggir jalan keluarnya bus dari
Terminal. Kondisi fisik dari TPST tidak memenuhi syarat dikarenakan kondisinya
masih terbuka, tidak bertutup, dan sangat mudah menjadi sarang vector dan
binatang pengganggu lainnya. Ketika hujan pun pasti akan banyak air tergenang
didalam TPST karena tidak bertutup dan menyebabkan bau yang tidak sedap.
TPST tersebut juga tidak memliki sekat untuk pemilahan sampah organic dan an
organic
- Tempat sampah yang terpisah organic dan non-organik jarang ditemukan di
terminal Bulupitu. Sehingga pengunjung dan karyawan membuang sampah pada
satu tong besar yang tercampur antara sampah organic dan anorganik. Meskipun
kami juga menemukan ada satu-dua tempat sampah yang sudah bertuliskan
organic dan anorganik di bagian luarnya.
- Tempat sampah yang bertutup, kondisinya kotor dibagian atasnya. Sehingga
apabila kita akan membuang sampah, justru tangan kita malah ikut kotor karna
tutup dari tempat sampah tesebut. Sehingga, lebih baik jika tempat sampah
menggunakan pijakan kaki yang otomatis dapat membuka tutup tempat
sampahnya sehingga tidak perlu membuka dengan tangan.
d. Kualitas Makanan dan Minuman
- Lokasi : Jarak warung makan yang ada di Terminal Bulupitu terletak dekat
dengan tempat parkiran bis yang ada didepan warung makan persis. Jarak
parkiran dengan warung makan tidak ada 10m. Sehingga dikhawatirkan gas
buangan/emisi kendaraan, debu, dll dapat mencemari makanan yang disajikan dan
dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah kesehatan
- Konstruksi Bangunan : Dari konstruksi bangunannya, banyak ditemukan barang-
barang bekas yang tak terpakai disudut-sudut terminal yang membuat
pemandangan tidak indah karena barang-barang tersebut sudah kotor dan berdebu.
Seharusnya pihak terminal lebih memperhatikan masalah sepele seperti ini yang
dapat mengurangi keindahan dari terminal itu sendiri.
- Langit-langit : Terminal Bulupitu Purwokerto tidak terdapat langit-langit atau
plafon untung melindungi rangka baja sehingga menyebabkan debu dari genting
mudah turun ke lantai. Rangka dari atap terminal sendiri terbuat dari baja, dan
keadaannya sangat kotor dan banyak terlihat sarang laba-laba diatasnya. Hal
tersebut membuat bagian atap terminal terlihat jelas dan terlihat jelas kotornya.
- Atap : Dengan tidak adanya langit-langit pada atap terminal, hal tersebut
menjadikan atap dapat menjadi sarang tikus dan serangga karena atapnya kotor.
- Pintu : Pintu yang digunakan pada tempat pengolahan makanan tidak
menggunakan pintu yang dapat ditutup sendiri, dan pintu yang menghubungkan
dapur dengan luar dapur tidak membuka ke arah luar melainkan membuka ke
dalam area dapur. Pintu tersebut juga tidak dipasang semacam gordyn penahan
lalat agar tidak masuk dan bau-bauan.
- Dapur : Fasilitas dapur tidak dilengkapi dengan cerobong asap yang menyalurkan
asap hasil proses memasak keluar dari ruangan dapur, sehingga asap yang
dihasilkan proses pembakaran keluar menuju ruangan di depan dapur.
- Dapur : Tempat sampah yang digunakan oleh pemilik TPM tidak tertutup
sehingga dapat menyebabkan lalat hinggap kedalam tempat sampah serta dapat
menimbulkan bau, dan mengurangi estetika keindahan dalam ruangan karena
sampah yang dihaislkan dapat terlihat jelas karena tidak terdapat tutupnya.
- Ruang Makan : Ruang makan tidak dilengkapi dengan wastafel untuk cuci tangan
sehingga apabila konsumen ingin cuci tangan, maka harus cuci tangan di kran air
tempat cuci piring yang ada di dapur tiap TPM.
- Gudang Bahan Makanan : Rak yang ada pada TPM tidak digunakan sebagaimana
mestinya. Jadi, bahan makanan yang ditaruh di rak tersebut tidak ditempatkan
sesuai ketentuan.
e. Proses Pengolahan
- Penjamah makanan tidak memakai tutup rambut ketika memasak, sehingga
ditakutkan rambut penjamah akan rontok dan masuk dalam makanan yang diolah
yang akan menyebabkan pencemaran fisik pada makanan.
- Penjamah makanan tidak menggunakan sarung tangan plastic sekali pakai untuk
melidungi kontak langsung tangan penjamah dengan makanan yang diolah.
Sehingga ditakutkan ada cemaran yang berasal dari tangan penjamah yang akan
mencemari makanan yang akan dilah atau makanan yang sudah diolah apabila
tangan penjamah kontak langsung dengan makanan tanpa menggunakan sarung
tangan.
f. Pengendalian Vektor dan Tikus
- Ventilasi yang ada pada Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto menggunakan
ventilasi gabuangan, yang mana merupakan gabungan antara ventilasi alam dan
ventilasi mekanis. Untuk ventilasi mekanis yang ruangan menggunakan kipas
angin, lubang ventilasi tidak tertutup kawat kasa sehingga tikus atau vector
lainnya dapat masuk melalui lubang tersebut dan menjadi sarana yang berpotensi
menjadi keberadaan vector.
- Keberadaan vector dan binatang pengganggu pasti ada karena Terminal Bulupitu
sendiri merupakan lahan yang terbuka sehingga tidak mungkin apabila di
Terminal tidak terdapat binatang pengganggu atau vektornya. Sehingga di
Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto tidak bebas tikus, nyamuk, kecoa dan lalat
karena banyak tempat yang dapat digunakan untuk perindukannya.
- Tidak dilakukan pengendalian vector dan binatang pengganggu seperti
pemasangan perangkap, pemasangan kawat kasa, atau metode pengendalian yang
lain
g. Tambahan
Saluran limbah yang rusak
- Terdapat saluran atau pipa air limbah yang bocor atau rusak, sehingga terlihat
tinja yang tergenang di selokan dekat pos pemantauan kendaraan keluar di Pintu
Selatan Terminal Bulupitu Purwokerto. Limbah yang terbuang tersebut
menimbulkan sedikit bau yang tidak sedap, dan tentunya dari segi estetika
lingkungan yang tidak baik dan tidak sehat.

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan form inspeksi sanitasi terminal, Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto
mendapat nilai = 673, yang artinya sudah memenuhi persyaratan dan masuk dalam
kategori Baik. Terminal Tipe A Bulupitu bisa mencapai nilai maksimum = 1010 ,
apabila melengkapi komponen sarana dan prasarana yang kurang/belum memenuhi
syarat dan mengganti sarana dan prasarana yang mulai rusak, serta memperhatikan
aspek kesehatan lingkungan atau sanitasi yang ada pada Terminal Tipe A Bulupitu
Purwokerto.

2. Saran
a. Pihak UPT Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto harus memperhatikan sarana
dan prasarana yang sudah mulai tidak layak digunakan.
b. Pihak UPT Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto harus memperhatikan aspek
kesehatan lingkungan atau sanitasi yang ada pada Terminal Tipe A Bulupitu
Purwokerto
c. Pihak UPT Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto harus memberikan pelayanan
penyuluhan untuk menjaga hygiene penjamah makanan pada TPM yang ada di
Terminal, sehingga penjamah makanan dapat mendapatkan ilmu yang penting
mengenai hygiene dan sanitasi makanan
d. Pihak UPT Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto harus melakukan pengecekan
rutin air bersih karena ada beberapa kamar mandi yang airnya tidak memenuhi
syarat karena berwarna dan berbau
e. Pihak UPT Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto harus rajin membersihkan atap
yang kotor agar tidak menjadi sarang tikus atau vector lainnya.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN

CEKLIS PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


SARANA TRANSPORTASI, PARIWISATA, DAN MATRA

A. Data Umum
Nama Lokasi : Terminal Bulupitu Purwokerto
Alamat/No. Telepon : Jl.Swatio Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan,
Banyumas
Nama Pimpinan/Penanggung Jawab :.Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Bulupitu
Purwokerto (Bapak Edi Suharto S.H.)
Jumlah Karyawan : 111 orang
No. Izin Bangunan : Tidak Ada
Nama Pemeriksa : Fadhilah Rahma Y, Dian Putri U, Annisa Mutia, Riska
M.S
Tanggal Pengambilan Data :. Rabu, 31 Oktober 2018
B. Data Khusus
NO. VARIABEL KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
KUALITAS AIR
1. Kualitas fisik air bersih
a. Jernih 3
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
b. Tidak berbau 4 3 
c. Tidak berwarna 2
d. Tidak berasa 2 
2. Kuantitas air bersih a. Kapasitas air memenuhi
3 
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) untuk keperluan MCK
b. Kapasitas air memenuhi 3
2 
untuk keperluan wudhu
c. Kapasitas air memenuhi 1 
untuk keperluan masak-
memasak
d. Kapasitas air memenuhi
2 
untuk keperluan lain-lain
e. Air mengalir dengan lancar 2 
3. Penampungan a. Tidak bocor / retak 2 
b. Tertutup 4 
c. Tidak memungkinkan untuk
3
perkembangbiakan vektor 4 
dan binatang pengganggu.
KUALITAS UDARA
1. Lingkungan luar a. Bersih 2 
b. Terhindar dari sumber
2 
pencemaran kimia
c. Terhindar dari sumber
2
pencemaran fisik
2
d. Terhindar dari sumber
2 
pencemaran biologi
e. Terdapat tanaman atau
penghijauan di sekitar 2 
lingkungan
2. Jenis kaca pada jendela & a. Kaca pada semua
Pintu jendela/pintu dalam keadaan 5 
utuh 2
b. Kaca pintu /jendela tidak
5 
kotor /buram/kusam
3. Ventilasi (pilih salah satu)
3.1 Ventilasi gabungan a. Ventilasi alam, lubang
ventilasi minimum10% dari 2 5 
luas lantai
b. Ventilasi mekanis (fan, AC,
5 
Exhauster)
3.2 Ventilasi alam a. Lubang ventilasi minimum
2 10
10% dari luas lantai
3.3 Ventilasi mekanis a. Fan, AC, exhauster 2 10
4. Kualitas fisik udara a. Sirkulasi udara lancar 2 
b. Tidak berbau dan tidak
2 
pengap
c. Kadar debu total maksimal
dalam transportasi,
1
pariwisata dan matra 0,15
mg/m3
d. Suhu transportasi, pariwisata
dan matra berkisar antara 18- 2 
3
28˚C
e. Kelembaban transportasi,
pariwisata dan matra 40 – 60 1 
%
f. Pencahayaan dalam ruangan
sesuai kebutuhan untuk
2 
melihat benda sekitar dan
membaca
5. Kualitas kimia udara a. Kosentrasi maksimal gas
2 
amonia (NH3) 17 mg/m3
b. Kosentrasi maksimal gas
2 
asam sulfida (H2S) 1 mg/m3
2
c. Kosentrasi maksimal gas
karbon monoksida (CO) 29 2
mg/m3
d. Kosentrasi maksimal gas 2 
nitrogen dioksida (NO2) 5,60
mg/m3
e. Kosentrasi maksimal gas
sulfur dioksida (SO2) 5,2 2 
mg/m3
6. Kualitas biologi udara a. Angka kuman udara <700
2 10
CFU
SANITASI SAMPAH DAN TANAH
1. Kuantitas Tempat Sampah a. Tersedia tempat sampah (min
1 buah tempat sampah untuk 3 10 
tiap radius 20 m)
2. Kualitas Tempat sampah atau a. Tempat sampah terbuat dari
2 
kondisi Tempat sampah bahan kedap air
b. Tempat sampah tidak mudah
1 
berkarat
c. Tempat sampah terbuat dari
1 
bahan yang kuat
d. Tempat sampah mudah
1 
dibersihkan 3
e. Mempunyai tutup yang
mudah dibuka tanpa 1
mengotori tangan
f. Tidak menjadi tempat
2 
perindukan vektor
g. Terpisah antara organik dan
2
anorganik
3. Fasilitas Lainnya / Penunjang a. Terdapat peringatan untuk
Pembuangan Sampah membuang sampah di tempat 3 10
sampah
4. Penyehatan Tanah a. Tanah tidak becek 3 3 
b. Tanah tidak rawan longsor 4 
c. Kondisi tanah tidak
3 
berlubang
KUALITAS MAKANAN DAN MINUMAN
TEMPAT PENGOLAHAN
1. Lokasi a. Bersih 5 
b. Letaknya jauh dari sumber
pencemar (minimal 500 2 5
meter)
2. Kontruksi bangunan a. Kontruksi bangunan aman 2 
b. Kontruksi bangunan kuat 3 
c. Kontruksi bangunan terhindar
3 
dari kecelakaan 3
d. Bersih, tidak kumuh, dan
bebas dari barang barang 2
bekas
4. Lantai a. Kuat/utuh 2 
b. Bersih 1 
c. Kedap air 2 
3
d. Rata 1 
e. Tidak licin 2 
f. Mudah dibersihkan 2 
5. Dinding a. Mudah dibersihkan 3 
b. Berwarna terang 2 
c. Tidak lembab 3 3 
d. Permukaan dinding rata dan
2 
halus
5. Atap a. Atap bersih dan mudah
3 3
dibersihkan
b. Tidak bocor 4 
c. Atap bebas dari retakan dan
tidak menjadi sarang 3
serangga/tikus
6. Pintu a. Kuat 3 
b. Terdapat pintu yang dapat
1
ditutup sendiri
3
c. Pintu dapur yang
berhubungan keluar, 2
membuka kearah luar
d. Membuka kedua arah dan
dipasang alat penahan lalat 1
dan bau-bauan.
e. Dapat mencegah masuknya
3 
serangga dan tikus
7. Pencahayaan a. Intensitas cahaya cukup
(minimal 10 foot candle pada 2 10 
titik 90 cm dari lantai)
8. Dapur a. Ada fasilitas penyimpanan
1 
makanan (kulkas, freezer)
b. Tersedia fasilitas
penyimpanan makanan panas
1 
(thermos panas, kompor
panas, heater)
3
c. Ukuran dapur cukup
1 
memadai
d. Ada cerobong asap 1
e. Terpasang tulisan pesan-
pesan hygiene bagi 1 
penjamah/karyawan
f. Ada tempat cuci
tangan/bahan pangan/ alat 1 
masak
g. Air bersih yang cukup (tidak
berasa, tidak berwarna, dan 1 
tidak berbau)
h. Tempat sampah yang kedap
1 
air
i. Tempat sampah tertutup 1
j. Pembuangan air limbah
1
mengalir lancar
9. Ruang makan a. Perlengkapan ruang makan
3 
bersih
b. Pintu masuk membuka kearah
2
keluar
c. Tersedia fasilitas cuci tangan 3
dan jumlahnya cukup untuk 3
pengunjung dan karyawan
d. Tersedia sabun / detergent
2 
dan alat pengering / lap
10. Gudang bahan makanan a. Tidak terdapat bahan lain
2 
selain bahan makanan
b. Tersedia rak-rak penempatan
bahan makanan sesuai dengan 3 3
ketentuan
c. Kapasitas gudang cukup
2 
memadai
d. Rapat serangga dan tikus 3
BAHAN MAKANAN DAN
MAKANAN JADI
1. Bahan makanan a. Kondisi fisik bahan makanan
dalam keadaan baik (warna
3 10 
cerah, bau tidak busuk,
bersih)
2. Makanan jadi a. Kondisi fisik makanan jadi
3 
dalam keadaan baik.
b. Angka kuman makanan jadi 3
memenuhi persyaratan yang 2 
ditentukan
c. Bahan kimia makanan jadi
memenuhi persyaratan yang 3 
ditentukan
d. Makanan jadi kemasan tidak
2 
ada tanda tanda kerusakan
PROSES PENGOLAHAN
1. Tenaga pengolah a. Menggunakan celemek 2 
b. Menggunakan tutup rambut 3
c. Menggunakan sarung tangan
plastik sekali pakai atau alat
masak lain untuk melindungi 3 3
kontak langsung dengan
pangan
d. Tidak merokok dan makan
2 
selama mengolah pangan
2. Peralatan a. Peralatan masak dan perlatan
makan harus terbuat dari 3 
bahan tara pangan
2
b. Peralatan tidak mengeluarkan
bahan berbahaya dan logam 3 
berat beracun
c. Keadaan peralatan harus
utuh, tidak cacat, tidak retak 4 
dan mudah dibersihkan
TEMPAT
PENYIMPANAN BAHAN
MAKANAN DAN
MAKANAN JADI
1. Penyimpanan bahan a. Suhu dan kelembaban
makanan penyimpanan sesuai dengan 2 
persyaratan jenis makanan.
b. Ketebalan penyimpanan
sesuai dengan persyaratan 2
jenis makanan.
c. Penempatannya terpisah 3
2 
dengan makanan jadi.
d. Tempatnya bersih dan
2 
terpelihara.
e. Disimpan dalam aturan
sejenis dan disusun dalam 2 
rak-rak.
2. Penyimpanan makanan jadi a. Suhu dan waktu
penyimpanan dengan
3 5 
persyaratan jenis makanan
jadi
b. Cara penyimpanan tertutup. 5 
CARA PENYAJIAN
MAKANAN
1q1. Suhu a. Suhu makanan agar tetap
panas yaitu pada 600C atau 3 10
tetap dingin pada 40C.
2. Pewadahan a. Pewadahan dan penjamah
makanan jadi menggunakan 3 5 
alat yang bersih
b. Wadah yang digunakan tidak
dalam keadaan yang cacat 5 
secara fisik
3. Penyajian a. Cara membawa dan
menyajikan makanan dengan 3 
tertutup
b. Penyajian makanan harus
3 3 
pada tempat yang bersih
c. Pengangkutan tidak
tercampur dengan bahan lain 4 
(B3, pupuk, obat, dll)
PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS
1. Sarana yang berpotensi a. Penampungan air bersih bebas
4 
keberadaan vektor dari jentik
b. Lubang ventilasi tertutup
3
kawat kasa
c. Penampungan sampah tidak 3
memungkinkan sebagai
tempat 3
berkembangbiaknya vektor
dan binatang pengganggu
2. Keberadaan vektor dan
a. Bebas tikus 3
binatang pengganggu
b. Bebas nyamuk 3 2
c. Bebas kecoa 3
d. Bebas lalat 2
3. Upaya pengendalian vektor a. Terdapat alat atau bahan 3 4
dan binatang pengganggu untuk pengendalian vektor
dan binatang
pengganggu
b. Pemasangan perangkap tikus 4
c. Pemasangan kawat kasa 2
4. Metode engendalian vektor a. Fisik : Peralatan atau
dan binatang pengganggu perangkap pengendalian
vektor dan binatang
3 4
pengganggu tidak terbuat dari
bahan yang membahayakan
manusia.
b. Biologik : Predator pemakan
jentik (ikan, dan lain-lain).
Bakteri, virus, fungi, 3
manipulasi gen (penggunaan
jantan mandul, dll)
d. Kimia : Insektisida yang
dipakai memiliki toksisitas
3 
rendah terhadap manusia dan
tidak bersifat persistent.
JUMLAH 100

Hasil Perhitungan : Bobot tiap variable x Total Nilai tiap variable


: 673
Kriteria Penilaian
a. Sangat Baik : 808 - 1010
b. Baik : 606 - 807
c. Cukup : 404 - 605
d. Kurang : 202 - 403
e. Sangat kurang : < 202
KUISIONER PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN
SARANA TRANSPORTASI, PARIWISATA, DAN MATRA

A. Data Umum
Nama Lokasi : Terminal Bulupitu Purwokerto
Alamat/No. Telepon : Jl.Swatio Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan,
Banyumas
Nama Pimpinan/Penanggung Jawab : Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Bulupitu
Purwokerto (Bapak Edi Suharto S.H.)
Jumlah Karyawan : 111 orang
No. Izin Bangunan : Tidak ada
Nama Pemeriksa : Fadhilah Rahma Y, Dian Putri U, Annisa Mutia, Riska
M.S
Tanggal Pengambilan Data : Rabu, 31 Oktober 2018

B. Data Khusus
 KUALITAS AIR
1. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan air bersih?
 Iya, pernah
2. Apakah pernah ada keluhan tentang air bersih seperti berbau, keruh dan berasa?
 Iya, pernah. Ada satu kran di kamar mandi selatan yang mengalirkan air berwarna
kuning, keruh, dan berbau.
3. Apakah air yang digunakan menggunakan sumber air mengalir atau berasal dari bak
penampungan?
 Air berasal dari penampungan air yang ada di Terminal
4. Apakah penampungan air dibersihkan secara berkala minimum 1 kali dalam seminggu
 Tidak, karena kurangnya personil untuk membersihkan penampungan air
5. Sumber air bersih yang digunakan :
 Sumber air yang digunakan kebanyakan berasal dari PAM , tetapi apabila ada
kendala di PAM maka menggunakan sumur gali yang ada di Terminal untuk
tambahan air
 KUALITAS UDARA
1. Apakah ventilasi dibersihkan secara teratur?
 Tidak, karena masih terdapat banyak debu di ventilasi
2. Apakah dilakukan pemeriksaan angka kuman udara secara berkala?
 Tidak pernah
3. Apakah pernah dilakukan pengukuran parameter fisik seperti suhu ruangan, pecahayaan
ruangan, dan kelembapan ruangan?
 Pernah, tetapi dari mahasiswa yang mengambil penelitian saja.
4. Apakah pemantauan pencemaran udara menggunakan indeks pencemar udara (ISPU)?
 Belum ada
5. Apakah dilakukan upaya pengendalian dan penyehatan udara baik secara teknis dan non
teknis?
 Belum pernah dilakukan
6. Apakah dilakukan kebersihan dan perawatan AC dalam jangka waktu 3 bulan sekali?
 Iya dilakukan pembersihan oleh pihak ke-tiga
7. Apakah penangkap debu dibersihkan secara berkala?
 Iya
8. Apakah ruangan dibersihkan dengan kain pel basah atau alat penyedot debu?
 Iya, tetapi tidak rutin dilakukan untuk yang penyedot debu

 SANITASI SAMPAH DAN TANAH


1. Apakah container dibersihkan dan dikosongkan setiap hari ?
 Tidak dibersihkan tetapi dikosongkan untuk dibuang 2x dalam sehari ke TPS
Sementara yang ada pada Terminal BuluPitu
2. Apakah Pengangkutan sampah dari TPA rutin dilakukan min 3 hari sekali ?
 Iya, selama sehari sampah diambil 2x oleh pihak DLH Kabupaten Banyumas untuk
dibawa ke TPA
3. Apakah ada struktur organisasi pengelola sampah ?
 Tidak ada, tetapi jumlah pengelola sampah yaitu sebanyak 50 orang dan staf
lapangan berasal dari karyawan Terminal sendiri
4. Apakah pembaruan perlengkapan pengelolaan sampah dilakukan secara rutin ?
 Tidak, pembaruan perlengkapan dilakukan ketika ada perlengkapan yang rusak atau
sudah tidak layak
5. Apakah perlengkapan, tempat sampah dan lokasi pembersihannya jauh dari tempat
persiapan makanan?
 Iya, jarak perlengkapan tempat sampah dan lokasi pembersihan jauh dari tempat
persiapan makanan
6. Adakah pelatihan tentang pengelolaan sampah sudah diterapkan terlebih dahulu kepada
karyawan ?
 Belum dilakukan ke pihak karyawan
7. Apakah jumlah dan volume tempat sampah sesuai dengan produksi sampah per hari ?
 Untuk hari biasa sesuai, tetapi apabila musim liburan volume sampah meningkat
sebanding dengan pengunjung yang ada
8. Apakah sampah yang dihasilkan sudah dimanfaatkan secara maksimal ?
 Belum, karena sampah yang dihasilkan langsung dibawa ke TPS Sementara dan
langsung dibawa ke TPA tanpa pengelolaan lebih lanjut
9. Berapa banyak sampah yang dihasilkan per hari ?
 4 – 5 m3 sehari
10. Apakah petugas sampah menggunakan APD sewaktu membersihkan tempat sampah ?
 Iya , memakai APD berupa sepatu boot
11. Apakah tersedia alat pengangkut sampah ?
 Iya, tersedia
12. Apakah dilakukan uji tanah secara rutin?
 Tidak
13. Apakah pernah terjadi pencemaran tanah ?
 Tidak pernah, karena awal pembangunannya, tanah yang digunakan untuk terminal
merupakan bekas areal persawahan
14. Treatment apa yang dilakukan untuk mengendalikannya?
 Selalu menanam tanaman pada tanah yang masih kosong lahannya
15. Apakah pada area tanah rutin dilakukan perawatan penghijauan ?
 Iya, dilakukan karena banyak area hijau di Terminal Bulupitu
16. Apakah pada karyawan pernah terjadi penularan penyakit yang di sebabkan oleh media
tanah ?
 Tidak pernah ada

 KUALITAS MAKANAN DAN MINUMAN


1. Apakah lokasi tempat pengolahan makanan terhindar dari vektor dan binatang
penganggu?
 Pengolahan makanan yang dijual di TPM Terminal Bulupitu Purwokerto
2. Apakah tersedia kotak P3K?
 Untuk tiap TPM tidak tersedia kotak P3K
3. Apakah dalam pembersihan peralatan makanan dengan cara desinfeksi?
 Tidak, pembersihan peralatan makanan belum melakukan cara desinfeksi
4. Apakah tersedia bak/tempat desinfeksi tersendiri?
 Tidak tersedia
5. Apakah bahan makanan kemasan terdaftar pada Depkes. RI?
 Iya, terdaftar
6. Apakah tersedia kendaraan khusus pengangkut makanan?
 Tidak ada
7. Apakah saluran pembuangan limbah dapur dilengkapi dengan penangkap lemak (grease
trap)?
 Tidak ada
8. Apakah tenaga pengolah makanan mempunyai sertifikat kursus hygiene sanitasi
makanan?
 Tidak, tenaga pengolah makanan tidak mempunyai sertifikat
9. Apakah pemeriksaan kesehatan tenaga pengolah dilakukan minimal 6 bulan sekali?
 Tidak. Tenaga pengolah melakukan pemeriksaan kesehatan hanya ketika sakit.
10. Apakah tenaga pengolah mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan?
 Iya
11. Apakah karyawan memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku?
 Tidak, karyawan belum memiliki buku pemeriksaan kesehatan
12. Apakah di dapur rutin dibersihkan sebelum dan sesudah memasak ?
 Iya, rutin dibersihkan
13. Apakah sampah dapur dibuang ke TPS/TPA setiap hari ?
 Iya, dibuang ke tempat sampah masing-masing di dapur dan selanjutnya dibuang ke
TPA
14. Apakah ada pelatihan khusus tentang hygiene sanitasi makanan?
 Belum dilakukan pelatihan khusus untuk hygiene sanitasi makanan

 PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS


1. Apakah ada program pengendalian vektor dan binatang pengganggu ?
 Pada terminal belum pernah dilakukan program pengendalian vector dan binatang
pengganggu, tetapi pernah dilakukan fogging oleh pihak ketiga sebagai pelaksana
2. Apakah ada petugas khusus yang melakukan pengendalian vektor dan binatang
pengganggu ?
 Ada, tetapi dari pihak ketiga yang melaksanakan. Bukan dari pihak Terminalnya.
3. Apakah pernah ada keluhan tentang tikus atau hewan pengganggu lainnya ?
 Iya, pernah
4. Apakah pernah dilakukan pemberantasan tikus dan hewan pengganggu lainnya?
 Belum pernah
5. Apakah pernah dilakukan evaluasi program pengendalian vektor dan binatang
pengganggu ?
 Belum pernah
6. Apakah ada pembinaan dan pengawasan pada unit pelaksana pengendalian vektor ?
 Belum pernah
7. Apakah dilakukan 3M secara rutin ?
 Belum pernah
FOTO HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai