Ditetapkan,
Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir
SPO
2. Pelaksanaan.
a. Perawat dan dokter bangsal sudah mengetahui rencana
transfusi.
b. Darah yang datang dicek ulang dan lakukan uji
kebocoran kantong darah.
c. Catat waktu mulai dan selesai transfusi dikerjakan.
d. Transfusi FFP dimulai dalam 30 menit setelah
kantong darah dikeluarkan dari lemari pendingin, diberikan
dalam waktu 20 menit.
3. Pemantauan.
Pemantauan pasien dilakukan sebelum dan sesudah selesai
transfusi.
a. Pantau kecepatan tetesan dan reaksi transfusi darah pada
1530 menit pertama transfusi.
b. Pantauan rutin adalah tanda vital, dieresis, lokasi jalur
infuse (reaksi inflamasi dan ekstravasasi), terjadinya reaksi
transfusi.
c. Bila ada risiko overload, dapat diberikan diuretic kuat
(furosemid)
intravena, pantauan dilanjutkan sampai 12-24 jam pasca
transfusi.
PROSEDUR d. Jika terjadi reaksi alergi akibat transfusi, hentikan pemberian
transfusi yang sedang berlangsung. Sebagian besar reaksi
ketidakcocokan terjadi dalam 15 menit pertama, sehingga
harus diawasi pada awal prosedur.
4. Evaluasi Akhir.
a. Setelah darah atau komponen darah yang
ditransfusikan habis, kantung transfusi diganti dengan infus
NaCl
b. Lepas jarum infus, cek sekitar lokasi, bila ada tanda
radang segera tekan dan tutup dengan kasa steril.
c. Bila ditemukan tanda radang, kirim ujung kateter ke
laboratorium bakteriologi.
d. Pantau kembali akan kemungkinan terjadinya reaksi transfusi.
e. Pemeriksaan darah ulang pasca transfusi.
5. Dosis.
Dosis 10-15mL/kg BB dapat meningkatkan 15-20%.
6. Prinsip.
a. Blood Safety : Getting the right blood to the right patient
in the right place at the right time.
b. Transfussion is not indication is contraindication.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRANSFUSI FFP (FRESH FROZEN PLASMA) PADA DEWASA