Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU

KUNJUNGAN INDUSTRI KE PABRIK GULA SEMUT


MITRA NIAGA INDONESIA

Golongan Praktikum / Kelompok


P4 / KELOMPOK 6

Asisten Praktikum
1. Arief Alimudin F34120038
2. Andri Imam Munandar F34130089

Penyusun
1. Reza Satria F34150101
2. Nur Faizah Putri F34150116
3. Ririn Sugiati F34150129
4. RM Muhammad Nur Fauzan F34159002

LABORATORIUM PENGAWASAN MUTU


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gula kelapa merupakan hasil pengolahan nira kelapa dengan cita rasa yang
khas sehingga penggunaannya tidak dapat digantikan oleh jenis gula yang lain.
Selain berfungsi sebagai pemanis, gula kelapa berfungsi sebagai pemberi warna
coklat. Selama ini, produk gula kelapa yang terdapat dipasaran masih memiliki
kelemahan diantaranya memiliki daya simpan yang tidak lama, belum adanya
pengemasan yang baik, serta kurang praktis dalam penyajian. Oleh karena itu
perubahan bentuk gula kelapa menjadi butiran (gula semut) merupakan salah satu
alternatif produk yang dapat membuat gula kelapa memiliki umur simpan yang
lebih panjang serta memeiliki kemudahan dalam penyajian (Zuliana, dkk 2016).
Gula semut adalah gula kelapa berbentuk bubuk yang dapat dibuat dari nira
palma. Kualitas gula semut yang dihasilkan sangat ditentukan oleh bahan baku
utamanya yaitu gula kelapa dan proses pengolahan produknya. Maka dari itu perlu
dilakukannya kunjungan industri ke pabrik gula semut agar dapat mengetahui
bagaimana alur proses produksi gula semut mulai dari penerimaan bahan baku
hingga pengiriman produk dan kualitas dari gula semut tersebut.

Tujuan

Mengetahui bagaimana alur proses produksi gula semut mulai dari


penerimaanbahan baku hingga pengiriman produk dan kualitas dari gula semut
tersebut.
METODOLOGI

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam proses produksi gula semut pada pabrik tersebut
adalah timbangan, mesin mixing, mesin drying, pallet, alat seal, hand pallet, dll.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi gula semut adalah granula gula
semut.

Metode
HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Perusahaan:
Mitra Niaga Indonesia adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
desain dan produksi agro-industri mesin, importir dan supplier bahan makanan,
makanan dan minuman pengolahan, dan produksi bubuk ekstrak tanaman herbal.
Lokasi Mitra Niaga Indonesia bertempat di Kota Bogor. Pemilik perusahaan ini
yaitu Dr. Ir. Ade Iskandar, MSi. Visi dan misi merupakan hal yang penting dimiliki
dari suatu perusahaan, begitu pun dengan PT. Mitra Niaga Indonesia juga. Visi
perusahaan ini yaitu menjadi perusahaan utama berkelas internasional sebagai
penggerak produk dan teknologi berbasis agroindustri. Sedangkan misi nya sendiri
yaitu menyerap dan mengambil pengalaman maju dalam merekayasa proses dan
menghasilkan produk-produk Agroindustri, mengembangkan dan mempertahankan
karyawan yang berkualitas, menangkap peluang di semua aspek secara tepat dan
inovatif untuk kesejahteraan dan kepuasan konsumen serta perkembangan
perusahaan, membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan partner bisnis
berdasarkan asas saling percaya dan menguntungkan, dan menghasilkan produk
agroindustri yang aman, halal, dan bermutu.
Di PT. Mitra Niaga Indonesia menerapkan beberapa kebijakan mutu seperti
pertama aman, bebas dari senyawa kimia berbahaya, bahan tambahan lain, bebas
kontaminasi dari bakteri, benda asing, serangga dan lainnya. Kedua berkualitas,
yaitu ketelusuran, pelabelan yang memadai, tidak ada kerusakan, tidak ada
kebocoran, tidak ada kontaminasi, kemasan yang memadai nilai produk, dan sesuai
dengan permintaan konsumen. Ketiga legal, sesuai dengan persyaratan yang
berlaku dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Keempat asli, memastikan
bahwa bahan baku yang dibeli dan produk yang dijual memiliki sifat dan kualitas
yang diharapkan.
PT. Mitra Niaga Indonesia sudah memiliki produk bersertifikat
internasional sebagai penanda produk organik yang biasanya sebuah label yang
melekat pada kemasannya. Label ini menunjukkan identitas produk plus acuan
standar organik seperti European Union (EU), National Organic Program United
States Department of Agriculture’s (NOP USDA), dan Japanese Agricultural
Standards (JAS). Tak hanya itu perusahaan ini pun pernah meraih penghargaan
dalam Indonesia Award 2014-2015 sebagai the best in quality marchine of the year.
.

Proses produksi:
Pabrik gula semut PT. Mitra Niaga Indonesia memproduksi gula semut
dengan bahan baku berupa gula semut ½ jadi yang dipasok oleh petani dari
Purworejo. Proses produksi yang terjadi akan sedikit mengalami perbedaan
bergantung pada sifat bahan baku yang dikirimkan petani. Saat permintaan akan
gula semut tinggi, petani yang tidak memiliki cukup lahan akan mengirimkan gula
semut ½ jadi dalam kondisi basah sehingga perlu dilakukan pengeringan terlebih
dahulu ketika tiba di pabrik. Sedangkan bila permintaan normal, gula semut ½ jadi
yang dipasok telah berupa gula semut kering ½ jadi. Gula semut yang telah kering,
selanjutnya dilakukan proses pencampuran/mixing untuk menyeragamkan warna
dari gula semut. Setelah gula semut seragam, dilakukan proses screening ukuran
gula semut. Ukuran yang dikehendaki untuk produk gula semut ini adalah 16 mesh.
Bila terdapat gula semut yang tidak sesuai standar ukuran, gula semut tak terstandar
tersebut digranulasi kembali dan diproses ulang untuk mencapai standar ukuran
yang diinginkan. Pada tahap berikutnya, dilakukan pembebasan bahan dari
kontaminan dengan cara menempatkan magnet trap berupa logam. Sub-proses
inilah yang merupakan titik kritis dari proses pembuatan gula semut. Magnet trap
yang digunakan perlu dibersihkan tiap jamnya. Gula semut yang telah memenuhi
syarat akan dikemas menggunakan mesin secara otomatis (namun mesin ini tidak
bekerja saat dilakukan kunjungan karena kondisi mesin yang rusak, sehingga saat
kunjungan proses filling dilakukan secara manual oleh pekerja). Produk gula semut
dikemas dalam dua pilihan bahan kemasan, yaitu foil dan plastik. Bobot gula semut
tiap kemasannya adalah 454 gram. Produk gula semut yang sudah dikemas, disusun
dalam kardus dengan jumlah 12 kemasan tiap kardusnya. Selanjutnya, kardus-
kardus tersebut disusun di atas pallet dengan benar agar proses transportasi dapat
lebih mudah dilakukan. Pabrik ini tidak memiliki ruangan dengan perlakuan khusus
untuk penyimpanan karena produksinya dilakukan saat ada pesanan saja (sehingga
tidak perlu adanya penyimpanan produk dalam waktu panjang), kardus-kardus yang
telah tersusun disimpan sementara dalam ruangan yang sama dengan proses
lainnya.

Pengendalian mutu perusahaan:

Membandingkan dengan literatur produk sejenis:


Adapun pabrik yang memproduksi gula semut juga di daerah Sulawesi
Utara yaitu Pabrik Gula Masarang. Dipabrik ini dan Pabrik Gula Semut PT Mitra
Niaga Indonesia sama-sama mendapatkan nira kelapa yang berasal dari petani
binaannya masing-masing, bedanya di pabrik gula Masarang mereka dikirim dalam
setoran air olahan nira lalu proses selanjutnya dilakukan di Pabrik Gula Masarang
tetapi Pabrik Gula Semut PT Mitra Niaga Indonesia mendapatkan setoran berupa
granula gula semut yang selanjutnya diproses dipabriknya. Pada proses pemanasan
yang dilakukan Pabrik Gula Masarang digunakan uap panas pada wajan,uap panas
tersebut berasal dari PLTG Lahendong sehingga pemanasan yang dilakukan akan
lebih merata,mudah diatur, menghemat biaya, dan lebih efisien, sementara Pabrik
Gula Semut PT Mitra Niaga Indonesia lewat petani binaannya menggunakan api
pada wajan sehingga agak susah diatur pemanasannya dan dapat menghasilkan
mutu yang kurang baik apabila pemanasannya tidak dibarengi dengan pengadukan
yang baik. Jika mutu air nira yang akan diproses tidak memenuhi standar, kedua
pabrik ini sama-sama memproses air nira tersebut menjadi gula cetak. Pada proses
pengeringan di Pabrik Gula Masarang menggunakan mesin pengering tetapi di
Pabrik Gula Semut PT Mitra Niaga Indonesia lewat petani binaannya
menggunakan pengeringan manual dengan bantuan cahaya matahari yang tentu
hasil dari kadar air yang dihasilkan akan berbeda dengan penggunaan mesin
pengering. Pada proses pengayakan kedua pabrik sama-sama menggunakan mesin
pengayak agar didapatkan mesh yang diinginkan. Dalam sertifikasi produk gula
semut, Pabrik Gula Semut PT Mitra Niaga Indonesia memiliki sertifikasi dari JAS,
USDA organic, dan lain-lain, sementara Pabrik Gula Masarang mungkin memiliki
sertifikasi dari luar negeri juga karena produknya di ekspor ke luar negeri seperti
Belanda, Swiss,Singapura, dan lain-lain tetapi tidak bisa dipasarkan di domestik
karena tidak memiliki sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan
dan Departemen Perindustrian karena terhambat persoalan kelayakan yang belum
diakui Pemerintah (Monica 2016).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pabrik gula semut PT. Mitra Niaga Indonesia memproduksi gula semut
dengan bahan baku berupa gula semut ½ jadi. Proses pembuatannya meliputi proses
pencampuran/mixing untuk menyeragamkan warna dari gula semut, proses
screening ukuran gula semut, proses magnet trap untuk pembebasan bahan dari
kontaminan dan proses ini merupakan titik kritis dari produk ini, proses filling yaitu
memasukkan produk gula semut pada kemasan dalam dua pilihan bahan kemasan,
dan terakhir yaitu proses transportasi dan distribusi.

Saran

Pabrik gula semut ini sebenarnya sudah menjalankan semua prosesnya


dengan baik, namun ada baiknya jika disiapkan tempat untuk bahan baku awal
karena kemasan bahan baku awal hanya berupa kantong plastik dan dalam keadaan
tertumpuk sehingga banyak bahan yang tumpah dan mengurangi input bahan baku
dan akan berpengaruh ke output atau hasilnya. Kedua yaitu disarankan adanya
tempat khusus penyimpanan, karena keadaan pabrik yang terlalu sempit ditambah
dengan tempat penyimpanan yang menjadi satu dengan proses lain mengakibatkan
akses jalan terhambat dan terlihat berantakan.
DAFTAR PUSTAKA

Pongoh Monica A.2016. Analisis penerapan manajemen rantai pasokan pabrik


gula aren masarang. Jurnal EMBA 4 (3) : 695-704.
Zuliana C, Widyastuti E, dan Susanto W H. 2016. Pembuatan gula semut kelapa
(kajian ph gula kelapa dan konsentrasi natrium bikarbonat). Jurnal Pangan dan
Angroindustri 4 (1) : 109-119.

Anda mungkin juga menyukai