Anda di halaman 1dari 3

15 dampak buruk pacaran

15 DAMPAK BURUK

PACARAN
Dibawah ini adalah dampak buruk pacaran bagi pasangannya. Maaf
jika kata-kata yang digunakan ada yang terkesan vulgar, semata-mata
bertujuan agar dapat menggambarkan keadaaan yang sebenarnya.
Semoga coretan ini akan menjadikan yang belum pacaran, tidak merasa
rugi tidak pacaran bahkan beruntung dan yang berpacaran
menyadarinya.
Pacaran adalah ancaman serius bagi generasi muda islam. Tidak seperti
kejahatan atau “dosa besar” lainnya, seperti, narkoba, membunuh,
murtad, korupsi yang kehadirannya ditentang masyarakat dan ada
tindakan hukumnya. Pacaran justru digemari banyak orang dan sudah
menjadi kebiasaan umum. Bahkan menjadi keharusan bagi yang hendak
menikah.
Padahal pacaran merupakan kejahatan dan dosa besar yang sama. Tapi
generasi muda kita hampir tak ada yang tak mengalami kejahatan dan
dosa besar ini!
Sungguh ini ancaman serius.
Dampak buruk pacaran bagi pasangannya.
1. Pacaran itu mendahulukan nafsu bukan cinta, karena hal pertama yang
dipikirkan saat akan bertemu pacar adalah nafsu berbuat mesum. Coba
saja jika berani untuk tidak menurutinya, putuslah hubungan itu seketika.
2. Pacaran itu membuat ketagihan dan takkan pernah terpuaskan. Jangan
heran jika orang yang berpacaran dari hari ke hari, akan melakukan
hubungan fisik yang terus meningkat. Setelah tamat maka nafsupun akan
mencari objek pelampiasan baru dengan orang yang berbeda lagi.
3. Pacaran itu karena umpannya, daya tariknya adalah kemolekan tubuh
wanita maka laki-laki yang mendekatinya biasanya hanya ingin
menikmatinya saja sebagai obyek seks.

4. Pacaran itu cenderung mengandalkan kecantikan, ketampanan,


kejantanan fisik, kemolekan tubuh untuk memikat pasangannya. Padahal
ketahuilah, bagaimanapun menariknya pesona fisik itu pasti ada
kekurangannya dan pasti ada lagi yang lebih oke. Jadi jangan andalkan
fisik, apalagi kelebihan fisik itu pasti akan luntur, disebabkan melahirkan,
usia tua, sakit, kecelakaan dsb. Jadi andalkanlah kelebihan-kelebihan
selain fisik, seperti akhlak yang terpuji, memiliki ketrampilan, keahlian
tertentu, kepintaran dll yang terus dapat ditingkatkan kwalitasnya dan tak
lekang oleh waktu.
5. Pacaran itu sering dikira sebagai ekspresi rasa cinta padahal tempat
pelampiasan nafsu. Jadi jangan tertipu! Buktinya, kalau cinta katanya,
kenapa harus wajib bercumbu, padahal mencintai itu banyak jalannya.
Sebelum nikah, kita bisa mencintai pasangan kita itu seperti mencintai
adik, sahabat, saudara kita saja. Dengan begitu makin teruji kemurnian
cinta itu bukan lantaran seks. Jadikanlah persetubuhan badan itu sebagai
sesuatu yang sakral, suci bukan mesum!
6. Pacaran itu menjadikan momen malam pertama pernikahan, tidak lagi
istimewa, sudah kehilangan kejutannya, anti klimaks. Karena semuanya
sudah biasa dilakukan saat pacaran.
7. Pacaran yang katanya sebagai jenjang menuju pernikahan,
kenyataannya sekarang ini, lebih cenderung sebagai tempat bersenang-
senang dan pelampiasan nafsu syahwat. Lihat saja banyak anak-anak yang
masih SMU sudah berpacaran. Padahal belum kerja, masih sekolah, mana
mungkinlah mereka menikah dalam waktu dekat.
8. Pacaran mudah sekali disalahgunakan dengan berpura-pura ingin
menikahinya padahal maksud sebenarnya agar dapat dengan aman leluasa
melampiaskan nafsunya.
9. Pacaran berkali-kali, dengan alasan apapun, apalagi karena suka
petualangan tubuh, akan menjadikan diri seseorang memiliki potensi atau
kecenderungan selingkuh dan akan tetap sulit ditinggalkan meskipun
sudah berkeluarga.
10. Pacaran menjadikan nafsu semakin pintar menilai dari sisi fisik
semata. Jika setelah penjajakan dirasa tak memenuhi selera nafsunya
maka mulailah mencari-cari alasan untuk mundur teratur, mencari yang
lain.
11. Pacaran sekarang itu sudah seperti hubungan suami isteri. Jadi bagi
yang sudah pernah pacaran beberapa kali, aktivitas bercumbu, orgasme,
bahkan bersetubuh pada malam pertama pernikahan itu, bukanlah
pengalaman yang pertama baginya. Karena ada orang lain diluar sana
yang pernah lebih dulu melakukan itu semua dengan pasangannya! Malah
mungkin lebih berbekas dihatinya.
12. Perasaan dengan sang mantan pacar, tidak akan pernah terlupakan.
Sekalipun pahit, tentu ada juga manisnya. Setelah berkeluarga dengan
orang yang berbeda dan terjadi ketidak-cocokan, maka perasaan akan
sang mantan pun biasanya muncul kembali tanpa diundang. Apalagi ada
media jejaring sosial (fb, koprol, twitter, daceband, netlog, dll) yang
semakin memudahkan. Mula-mula menanyakan keadaan sampai lama-
lama menjadi orang ketiga dalam rumah tangga.
13. Pacaran dulu sepuasnya mumpung belum menikah menjadi prinsip
yang begitu melekat dikalangan banyak pria wanita saat ini. Biasanya
mereka yang tidak taat agamanya. Padahal setelah menikahpun nanti,
tetap saja tidak bisa dihentikan, karena sudah terbiasa.
14. Perempuan yang telah lama berpacaran tapi berakhir tanpa
pernikahan akan merasakan penderitaan yang tidak ada duanya, yang
tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata karena selama ini segalanya
telah ia serahkan, apapun telah ia korbankan. Kesetiaan, harta bahkan
keperawanan.
15. Pacaran itu dapat mengakibatkan hilang keperawanan, hamil diluar
nikah,( bukti nyata banyak siswa SMU tak dapat ujian karena perutnya
bisul duluan), aborsi, bunuh diri, bunuh pasangan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai