Anda di halaman 1dari 2

MANIFESTASI KLINIS GLAUKOMA AKUT.

Penyakit ini biasanya terdapat pada penderita berusia lebih dari 40 tahun. Mata terasa sangat
sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala bagian mata yang
mendapat serangan glaukoma akut. Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal
berupa mual dan muntah yang kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut
kongestif. Tajam penglihatan sangat menurun. Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang
dilihat. Konjungtiva bulbi kemotik atau edem dengan injeksi siliar. Edem kornea berat sehingga
kornea terlihat keruh. Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat
timbulnya reaksi radang uvea (Ilyas, 2000).
Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat. Pemeriksaan funduskopi sukar
dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan. Terdapat tekanan bola mata yang sangat
tinggi. Gejala spesifik seperti di atas tidak selalu terlihat pada glaukoma akut kongestif (Ilyas,
2000).
Tekanan bola mata antara dua serangan dapat normal sama sekali. Biasanya serangan akut
ini diprovokasi dengan melebarnya pupil atau bila penderita di tempat yang gelap. Serangan
dapat mengenai kedua mata pada suatu saat. Biasanya bila tidak terdapat serangan pada kedua
mata, maka mata yang lain mendapat serangan sesudah 2-5 tahun kemudian. Bila serangan sudah
berulang kali atau serangan terlalu lama maka akan terjadi perlengketan antara pangkal iris dan
kornea atau goniosinekia (Ilyas, 2000).
Glaukoma sudut tertutup akut (“glaukoma akut”) ditandai oleh munculnya kekaburan
penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, halo, serta mual dan muntah. Pasien terkadang
dikiran menderita penyakit gastrointestinal akut. Temuan-temuan lainnya adalah peningkatan
tekanan intraokular yang mencolok, bilik mata depan dangkal, kornea berkabut, pupil berdilatasi
sedang yang terfiksasi, dan injeksi siliar. Mata sebelahnya harus dilakukan pemeriksaan
gonioskopi untuk memastikan adanya predisposisi anatomi terhadap glaukoma sudut tertutup
primer (Riordan-Eva, 2009).

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan glaukoma akut
Glaukoma didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Untuk menegakkan
diagnosis glaukoma, beberapa faktor harus ada. Karena glaukoma adalah penyakit progresif,
yang berarti memburuk dari waktu ke waktu, perubahan dalam penampilan saraf optik, hilangnya
jaringan saraf, dan penurunan visus mengkonfirmasi diagnosis. Beberapa saraf optik memiliki
abnormalitas, menyerupai saraf pada glaukoma, tetapi pasien mungkin tidak memiliki faktor
risiko lain atau tanda-tanda glaukoma. Pasien-pasien ini harus difollw-up dengan komprehensif
rutin untuk memantau jika ada perubahan yang terjadi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Riwayat pasien untuk menentukan gejala pasien mengalami dan adanya masalah kesehatan
umum dan riwayat penyakit keluarga yang mungkin berkontribusi terhadap masalah.
b. Pengukuran ketajaman penglihatan untuk menentukan sejauh mana visus mungkin akan
terpengaruh.
c. Tonometri untuk mengukur tekanan di dalam mata untuk mendeteksi faktor risiko
peningkatan untuk glaukoma.
d. Pachymetry untuk mengukur ketebalan kornea. Orang dengan kornea tipis berada pada
peningkatan risiko terjadinya glaukoma.
e. Pengujian bidang penglihatan, juga disebut perimetry, untuk memeriksa apakah lapang
pandang telah dipengaruhi oleh glaukoma. Tes ini mengukur visus perifer dan visus pusat
dengan menentukan jumlah cahaya yang dapat dideteksi di berbagai lokasi visus, atau
dengan menentukan kepekaan terhadap target lainnya dari cahaya, dan membandingkannya
dengan orang lain dari usia yang sama.
f. Evaluasi retina mata, yang mungkin termasuk foto-foto saraf optik, untuk memantau setiap
perubahan yang mungkin terjadi dari waktu ke waktu.

Pengujian tambahan mungkin termasuk gonioscopy, prosedur yang memungkinkan


pemandangan anatomi sudut, daerah di mata mana drainase cairan terjadi. Serial tonometry dapat
dilakukan. Ini adalah prosedur memperoleh beberapa pengukuran tekanan dari waktu ke waktu,
mencari perubahan dalam tekanan mata sepanjang hari. Tes-tes lain termasuk menggunakan
perangkat untuk mengukur ketebalan serat saraf dan mencari daerah-daerah tertentu dari lapisan
serat saraf. (American Ophtometric Association)

Anda mungkin juga menyukai