Makalah Lapangan
Oleh :
Kelompok 3 Offering I 2017
1. Ayu Paridah NIM :170342615606
2. Mega Berliana NIM :170342615550
3. Tesa Alif Mudibyanto NIM :170342615598
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana faktor alam dan lingkungan dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati Apel
Malang di Desa Gubuk Klakah?
2. Bagaimana upaya masyarakat dalam meningkatkan dan melestarikan keanekaragaman
hayati Apel Malang di Desa Gubuk Klakah?
3. Bagaimana proses konservasi apel malang di Desa Gubuk Klakah yang dilakukan untuk
menangani penurunan produksi dari petani?
4. Bagaimana persepsi masyarakat Desa Gubuk Klakah tentang penanaman pohon apel di
pekarangan rumah?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui faktor alam dan lingkungan yang dapat mempengaruhi keanekaragaman
hayati Apel Malang di Desa Gubuk Klakah
2. Untuk mengetahui upaya masyarakat dalam meningkatkan dan melestarikan
keanekaragaman hayati Apel Malang di Desa Gubuk Klakah
4. Untuk mengetahui proses konservasi Apel Malang di Desa Gubuk Klakah yang dilakukan
untuk menangani penurunan produksi dari petani
5. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Gubuk Klakah tentang penanaman pohon
apel di pekarangan rumah
KAJIAN PUSTAKA
Faktor Alam dan Lingkungan yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati Apel
Malang di Desa Gubuk Klakah
1. Suhu Udara
Tanaman apel di Indonesia merupakan introduksi dari daerah subtropik, agar dapat
ditanam di daerah tropis seperti Indonesia maka akan lebih cocok ditanam di daerah
pegunungan, dimana suhu udara menyamai suhu udara di daerah subtropik. Seperti
contohnya di Desa Gubuk Klakah Kab. Malang. Di daerah tropis secara umum berlaku
bahwa suhu udara menurun 0.6o C tiap naik 100 mdpl. Tanaman apel dapat tumbuh dan
berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
Persyaratan kebutuhan iklim buah 5 apel adalah sebagai berikut: rata-rata temperature
berkisar antara 10 sampai 35°C dan yang optimum sekitar 16 sampai 27°C (Suhardjo, 1985).
Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya,
terutama pada saat pembungaan(Irawan, D., 2007).
2. Curah Hujan
Hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman apel baik
secara langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman yang bervariasi menurut
fase perkembangan tanaman, kondisi iklim dan tanah, maupun secara tidak langsung melalui
pengaruh terhadap kelembaban udara dan tanah serta radiasi matahari. Ketiga faktor
lingkungan fisik tersebut erat kaitannya dengan penyerapan air dan hara serta penyakit
tanaman. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman apel adalah 1.000- 2.600
mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah
adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan
menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah (Suhardjo, 1985).
3. Tanah
Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai
lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi,
penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan
kemampuan menyimpanan airnya optimal. Tanah yang cocok untuk tanaman apel adalah
Latosol, Andosol dan Regosol (Warintek.ristik.go.id), Tanaman sangat butuh sejumlah pupuk
yang cukup banyak pada masa pertumbuhannya, dan kandungan air tanah yang dibutuhkan
adalah air tersedia. Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah
yang cukup(Irawan, D. 2007).
4. Kelembaban Udara
Dalam budidaya tanaman apel, kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel
sekitar 75-85%(Irawan, D. 2007).
Campbell, Neil A., Mitchell, dan Reece. 2005. Biology, Concepts and Connections. Seventh
Edition. California: Benjamin Cummings Publishing Company.
Suhardjo. 1985. Pengaruh Umur Petik dan Penyimpanan Suhu Ruang Pengetahuan Alam.
Institut Pertanian Bogor.
Utami, D.C., 2013. Analisis Kelayakan Budidaya Apel (Malus Sylvestris Mill).Malang.
Baskara, M., 2010. Pohon Apel Itu Masih (bisa) Berbuah Lebat.Malang:Majalah Ilmiah
Populer Bakosurtanal.
Hakim, L., D. Siswanto. 2010. Status Apel Lokal Malang (Jawa Timur) dan Strateginya
Konservasinya lewat Pengembangan Agrowisata. hal. 399-403. Prosiding 7th Basic Science
National Seminar. Vol.1. Jurusan Biologi. Universitas Brawijaya. Malang.
Cook. 2006. Kematian Industri Apel di Batu. Program ACICIS. Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik. Universitas Muhammadyah. Malang.
LPM UMM. 2008. Tingkatkan Produksi Apel Malang. Gemari. Edisi 94, tahun IX.
Hakim, L., N. Nakagoshi. 2007. Plant Species Composition in Home Garden in the Tengger
Highland (East Java, Indonesia) and its Importantce for Regional Ecotourism planning.
Hikobia. 15:23-36.
Budiono, A., Santoso, I., Soemarno, Suharjono, 2016. Mud cake composting by
Trichodermaviride APT01 to improve grow thand productivity of apple. International
Journal of Biosciences |IJB |. Vol.8, No.2,p.177-183,2016.
Fitria, W., Lestari, Suharjono, Estri, L., Arumingtyas, 2013. Phylogenetic Identificationof
Pathogenic Fungi from Apple in Batu City, Malang, Indonesia. Malang.
AdvancesinMicrobiology.