Usman Sumantri

Kepala Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan SDM Kesehatan
Rakerkesnas 2017
Jakarta, 27 Februari 2017
 SISTEMATIKA PENYAJIAN

1. SITUASI KETENAGAAN DI INDONESIA

2. KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA
KESEHATAN
3. RENCANA PEMENUHAN TENAGA
KESEHATAN
4. WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
 Ratio Dokter Per 100.000 Penduduk
Tahun 2017
180
170

160

140

120
102
100 96
88
Target 42
80 Target Rasio 12,2
Realisasi 12,6 Realisasi 45 62 63
60 54
51
46 47 49
43 45
38 39
40 31 32 33 36 36 36
29 30
26 26 26 27
20 21 22 22 23
18
20 14
10

-
LAMPUNG
NTB
SULTRA

KALBAR

PAPUA

BENGKULU
NTT

MALUKU

GORONTALO
MALUT

BABEL

JAMBI

RIAU

SUMUT
KALTENG

JATENG

JATIM
JABAR

KALTIM
SUMBAR
ACEH

DKI JAKARTA
SULTENG

PAPUA BARAT

KALTARA

INDONESIA

BALI

SULUT
SULBAR

SUMSEL

KEPRI

BANTEN
KALSEL

SULSEL

DI YOGYAKARTA
Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia 31 Desember 2016
 Ratio Dokter Spesialis Per 100.000 Penduduk
Tahun 2017

Target Rasio 12,2 Target : 10,4

Realisasi 12,6
Realisasi : 13,6

Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia 31 Desember 2016

 Ratio Perawat Per 100.000 Penduduk
Tahun 2017

Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, Agustus 2016

 Ratio Bidan Per 100.000 Penduduk
Tahun 2016

Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, Agustus 2016

 KONDISI KETENAGAAN PUSKESMAS DI INDONESIA
TAHUN 2017

JUMLAH MAL
NO TENAGA KESEHATAN KEADAANI STANDAR KEKURANGAN
PUSKESMAS DISTRIBUSI

1 Dokter Umum 16.527 13.152 6.954 3.579

2 Dokter Gigi 6.618 9.756 1.520 4.658
3 Perawat 98.864 58.968 49.698 9.802
4 Bidan 120.091 49.212 78.953 8.074
5 Tenaga Kefarmasian 10.171 9.756 4.175 3.760
Tenaga Kesehatan 9.756 12.136 9.756 7.247 4.867
6 Masyarakat
Tenaga Kesehatan
9.246 9.756 3.225 3.735
7 Lingkungan
8 Tenaga Gizi 9.331 13.152 2.169 5.990
Ahli Teknologi
6.481 9.756 1.892 5.167
9 Laboratorium Medik
TOTAL 289.465 183.264 155.833 49.632
Standar ketenagaan Minimal di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas
Sumber : BPPSDM, 31 Desember 2016
 KONDISI PUSKESMAS
SESUAI STANDAR KETENAGAAN MINIMAL TAHUN 2017

SESUAI TIDAK SESUAI STANDAR

STANDAR > Standar < Standar
NO TENAGA KESEHATAN
JML MAL JML KEKURANGA
JML PUSK
PUSK DISTRIBUSI PUSK N NAKES
1 DOKTER UMUM 3.275 3.462 6.954 3.019 3.579
2 DOKTER GIGI 4.025 1.073 1.520 4.658 4.658
3 PERAWAT 702 6.053 49.698 3.001 9.802
4 BIDAN 437 6.868 78.953 2.451 8.074
5 TENAGA KEFARMASIAN 3.635 2.361 4.175 3.760 3.760
TENAGA KESEHATAN
6 MASYARAKAT 2.300 2.589 7.247 4.867 4.867
TENAGA KESEHATAN
7 LINGKUNGAN 4.056 1.965 3.225 3.735 3.735
8 TENAGA GIZI 3.316 1.390 2.169 5.050 5.990
AHLI TEKNOLOGI
9 LABORATORIUM MEDIK 3.288 1.301 1.892 5.167 5.167
TOTAL 155.833 49.632
Standar ketenagaan Minimal di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas
Sumber : BPPSDM, 31 Desember 2016
 KONDISI KETENAGAAN DI PUSKESMAS
SASARAN KELUARGA SEHAT TAHUN 2017

JUMLAH MAL
NO TENAGA KESEHATAN KEADAAN STANDAR KEKURANGAN
PUSKESMAS DISTRIBUSI

1 Dokter Umum 9.052 3.659 5.393 -

2 Dokter Gigi 2.919 2.924 875 880
3 Perawat 32.660 16.825 17.735 1.900
4 Bidan 44.204 13.901 31.512 1.209
5 Tenaga Kefarmasian 3.781 2.924 1.689 832
Tenaga Kesehatan 2.926 4.223 2.924 2.775 1.476
6 Masyarakat
Tenaga Kesehatan
3.074 2.924 1.150 1.000
7 Lingkungan
8 Tenaga Gizi 2.948 3.659 736 1.447
Ahli Teknologi
2.170 2.924 653 1.407
9 Laboratorium Medik
TOTAL 105.031 52.664 62.518 10.151
Standar ketenagaan Minimal di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas
Sumber : BPPSDM, 31 Desember 2016
 KONDISI KETENAGAAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2016

KEBUTUHAN MAL
TENAGA KESEHATAN JUMLAH RS KEADAAN KEKURANGAN
STANDAR * DISTRIBUSI
Spesialis Anak 6,160 4,179 2,780 799
Spesialis Obgyn 7,126 4,205 3,623 702
Spesialis Penyakit Dalam 5,774 4,144 2,434 804
Spesialis Bedah 4,587 4,130 1,511 1,054
Spesialis Radiologi 2,568 2,874 746 1,052
Spesialis Rehab Medik 892 932 504 544
Spesialis Anestesi 4,154 2,080 2,417 343
Spesialis Pat Klinik 1,452 1,730 471 749
Spesialis Pat Anatomi 690 857 378 545
Spesialis Jantung & PD 1,469 500 1,120 151
Spesialis Mata 2,877 703 2,289 115
Spesialis THT 2,638 491 2,214 67
Spesialis Jiwa 1,071 647 685 261
Spesialis Saraf
2.609 2,469 538 2,034 103
Spesialis Paru 1,460 514 1,103 157
Dr Umum 25,452 15,837 11,279 1,664
Dr Gigi 5,361 3,865 2,329 833
Drg Spesialis 1,553 2,347 705 1,499
Perawat 184,559 272,196 24,997 112,634
Bidan 39,375 48,035 12,461 21,120
Apoteker 11,835 14,900 3,737 6,802
Tng Teknis Farmasi 12,263 19,726 4,560 12,023
Ahli Lab Medik 13,209 3,343 11,152 1,286
Kesehatan Masyarakat 4,772 3,700 3,526 2,454
Sanitarian 4,009 3,761 2,146 1,898
Tenaga Gizi 6,378 5,067 3,623 2,327
TOTAL 354,153 421,300 104,824 171,986
Sumber : SIRS Online, 10 Jan 2017
*) Menggunakan Standar Ketenagaan Minimal di RS sesuai PMK 56/2014 (RSU) dan 340/2014 ttg Klasifikasi RS (RSK)
 KEKURANGAN TENAGA 4 SPESIALIS DASAR DAN
4 SPESIALIS PENUNJANG DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH
TAHUN 2017
SPESIALIS 4 DASAR SPESIALIS 4 PENUNJANG
JENIS RUMAH TOTA
JML RS
SAKIT SP A SP OG SP PD SP B SP AN SP RAD SP RM SP PK L

72 43 47 39 44 6 50 4 17 250
RS DI DTPK
RS RUJUKAN 20 36 33 33 59 12 21 43 26 263
PROVINSI
RS RUJUKAN 110 81 65 71 105 68 91 162 93 736
REGIONAL
RS PEMERINTAH 511 220 144 178 237 66 208 114 166 1.333
DAERAH
RS PUSAT DAN
PEMERINTAH 263 102 80 87 126 21 99 49 86 650
LAINNYA
976 482 369 408 571 173 469 372 388 3.232
TOTAL
Sumber : SIRS Online, Januari 2017
*) Menggunakan Standar Ketenagaan Minimal di RS sesuai PMK 56/2014 (RSU) dan 340/2014 ttg Klasifikasi RS (RSK)
PERMASALAHAN DALAM PEMENUHAN DAN PEMERATAAN
TENAGA KESEHATAN DAN DAMPAKNYA

• Formasi terbatas
• Updating Data (SI
• Daerah yang Dampak SDMK)
belanja pegawai >
• Perencanaan
50 % tidak dapat
kebutuhan SDMK
mengusulkan
• Tidak diketahuinya secara berjenjang
formasi
ketersediaan SDMK (Pemda dan
• Pemda tidak dapat di fasyankes Pusat), ABK,
mengangkat Standar
tenaga • Kekurangan tenaga
dan maldistribusi Ketenagaan
kontrak/honor (PP Minimal
48) kecuali BLUD • Pelayanan
kesehatan menjadi • Komitmen Pemda
• Belum berjalannya melaksanakan
SI SDMK tidak optimal dan
berkualitas redistribusi tenaga
• Redistribusi sulit
dilakukan

Permasalahan Tindak Lanjut

 KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT PUSKESMAS
PUSKESMAS YANG PUSKESMAS YANG
TOTAL MENGUPDATE DATA BELUM MENGUPDATE
No. PROVINSI
PUSKESMAS INDIVIDU DATA INDIVIDU
Jumlah % Jumlah %
1 ACEH 339 127 37,46% 212 62,54%
2 SUMATERA UTARA 571 525 91,94% 46 8,06%
3 SUMATERA BARAT 264 259 98,11% 5 1,89%
4 RIAU 212 195 91,98% 17 8,02%
5 JAMBI 176 176 100,00% - 0,00%
6 SUMATERA SELATAN 322 322 100,00% - 0,00%
7 BENGKULU 180 172 95,56% 8 4,44%
8 LAMPUNG 291 226 77,66% 65 22,34%
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 62 58 93,55% 4 6,45%
10 KEPULAUAN RIAU 72 71 98,61% 1 1,39%
11 DKI JAKARTA 340 319 93,82% 21 6,18%
12 JAWA BARAT 1.050 1.047 99,71% 3 0,29%
13 JAWA TENGAH 875 797 91,09% 78 8,91%
14 DI YOGYAKARTA 121 121 100,00% - 0,00%
15 JAWA TIMUR 960 890 92,71% 70 7,29%
16 BANTEN 233 149 63,95% 84 36,05%
17 BALI 120 120 100,00% - 0,00%
18 NUSA TENGGARA BARAT 158 155 98,10% 3 1,90%
 KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT PUSKESMAS
PUSKESMAS YANG PUSKESMAS YANG
TOTAL MENGUPDATE DATA BELUM MENGUPDATE
No. PROVINSI
PUSKESMAS INDIVIDU DATA INDIVIDU
Jumlah % Jumlah %
20 KALIMANTAN BARAT 239 147 61,51% 92 38,49%
21 KALIMANTAN TENGAH 195 88 45,13% 107 54,87%
22 KALIMANTAN SELATAN 230 91 39,57% 139 60,43%
23 KALIMANTAN TIMUR 174 174 100,00% - 0,00%
24 KALIMANTAN UTARA 50 16 32,00% 34 68,00%
25 SULAWESI UTARA 187 130 69,52% 57 30,48%
26 SULAWESI TENGAH 189 116 61,38% 73 38,62%
27 SULAWESI SELATAN 448 387 86,38% 61 13,62%
28 SULAWESI TENGGARA 269 225 83,64% 44 16,36%
29 GORONTALO 93 93 100,00% - 0,00%
30 SULAWESI BARAT 94 92 97,87% 2 2,13%
31 MALUKU 199 175 87,94% 24 12,06%
32 MALUKU UTARA 127 127 100,00% - 0,00%
33 PAPUA BARAT 151 83 54,97% 68 45,03%
34 PAPUA 394 250 63,45% 144 36,55%
TOTAL 9.756 8.219 84,25% 1.537 15,75%
 KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT
PENYELENGGARA RUMAH JUMLAH TERDATA OLEH YG BELUM DATA
SAKIT RS ONLINE SI SDMK INDIVIDUAL
Pemerintah
- Kemkes 33 14 (42,4%) 19
- Pemda Propinsi 123 79 (64,2%) 44
- Pemda Kabupaten 483 282 (58,4%) 201
- Pemda Kota 97 64 (66,0%) 33
- Kementerian Lain 13 2 (15,4%) 11
- TNI 125 35 (28,0%) 90
- POLRI 42 13 (31,0%) 29
Swasta & BUMN
Swasta 1648 466 (28,3%) 1182
BUMN 63 15 (23,8%) 48
TOTAL 2627 970 (36,9) 1657
Sumber : SISDMK dan RS Online , Desember 2016
 KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT 14 RS RUJUKAN NASIONAL
RUJUKAN NASIONAL

NO. PROVINSI KELAS JUMLAH RS YANG YANG BELUM

RUJUKAN
MENGUPDATE DATA % DATA
NASIONAL
INDIVIDU INDIVIDUAL

1 SUMATERA UTARA A 1 1 100.00% 0

2 SUMATERA BARAT A 1 0.00% 1
3 SUMATERA SELATAN A 1 0.00% 1
4 DKI JAKARTA A 1 1 100.00% 0
5 JAWA BARAT A 1 0.00% 1
6 JAWA TENGAH A 1 1 100.00% 0
7 DI YOGYAKARTA A 1 1 100.00% 0
8 JAWA TIMUR A 1 1 100.00% 0
9 BALI A 1 0.00% 1
10 KALIMANTAN BARAT B 1 0.00% 1
11 KALIMANTAN TIMUR A 1 1 100.00% 0
12 SULAWESI UTARA A 1 0 0.00% 1
13 SULAWESI SELATAN A 1 0.00% 1
14 PAPUA B 1 1 100.00% 0
TOTAL 14 7 50.00% 7
 KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT 20 RS RUJUKAN PROVINSI
RUJUKAN PROVINSI
JUMLAH RS
NO. PROVINSI KELAS YANG
RUJUKAN YANG
% BELUM DATA
PROVINSI MENGUPDATE
INDIVIDUAL
DATA INDIVIDU
1 ACEH A 1 1 100.00% 0
2 RIAU B 1 1 100.00% 0
3 JAMBI B 1 1 100.00% 0
4 BENGKULU B 1 1 100.00% 0
5 LAMPUNG B 1 1 100.00% 0
6 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG C 1 1 100.00% 0
7 KEPULAUAN RIAU C 1 1 100.00% 0
8 BANTEN B 1 0.00% 1
9 NUSA TENGGARA BARAT B 1 1 100.00% 0
10 NUSA TENGGARA TIMUR B 1 0.00% 1
11 KALIMANTAN TENGAH B 1 0.00% 1
12 KALIMANTAN SELATAN A 1 0.00% 1
13 KALIMANTAN UTARA B 1 0.00% 1
14 SULAWESI TENGAH B 1 0.00% 1
15 SULAWESI TENGGARA B 1 1 100.00% 0
16 GORONTALO B 1 1 100.00% 0
17 SULAWESI BARAT C 1 1 100.00% 0
18 MALUKU B 1 0.00% 1
19 MALUKU UTARA B 1 1 100.00% 0
20 PAPUA BARAT C 1 0.00% 1
TOTAL 20 12 60.00% 8
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT 110 RS RUJUKAN REGIONAL
RUJUKAN REGIONAL
NO. PROVINSI JUMLAH RS YANG YANG BELUM DATA
JUMLAH RS %
MENGUPDATE DATA INDIVIDU INDIVIDUAL
1 ACEH 5 1 20.00% 4
2 SUMATERA UTARA 6 4 66.67% 2
3 SUMATERA BARAT 3 3 100.00% 0
4 RIAU 4 2 50.00% 2
5 JAMBI 2 2 100.00% 0
6 SUMATERA SELATAN 4 4 100.00% 0
7 BENGKULU 3 3 100.00% 0
8 LAMPUNG 2 1 50.00% 1
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 1 100.00% 0
10 KEPULAUAN RIAU 1 0.00% 1
11 DKI JAKARTA 5 5 100.00% 0
12 JAWA BARAT 7 6 85.71% 1
13 JAWA TENGAH 7 6 85.71% 1
14 DI YOGYAKARTA 1 1 100.00% 0
15 JAWA TIMUR 6 3 50.00% 3
16 BANTEN 1 0.00% 1
17 BALI 2 2 100.00% 0
18 NUSA TENGGARA BARAT 1 1 100.00% 0
19 NUSA TENGGARA TIMUR 4 1 25.00% 3
20 KALIMANTAN BARAT 4 2 50.00% 2
21 KALIMANTAN TENGAH 3 1 33.33% 2
22 KALIMANTAN SELATAN 4 1 25.00% 3
23 KALIMANTAN TIMUR 2 2 100.00% 0
24 KALIMANTAN UTARA 0
25 SULAWESI UTARA 4 2 50.00% 2
26 SULAWESI TENGAH 4 2 50.00% 2
27 SULAWESI SELATAN 6 0.00% 6
28 SULAWESI TENGGARA 2 1 50.00% 1
29 GORONTALO 2 2 100.00% 0
30 SULAWESI BARAT 1 1 100.00% 0
31 MALUKU 3 2 66.67% 1
32 MALUKU UTARA 3 3 100.00% 0
33 PAPUA BARAT 1 0.00% 1
34 PAPUA 6 3 50.00% 3
TOTAL 110 68 61.82% 42
PERMASALAHAN TENAGA KESEHATAN

Jumlah
tenaga
masih
kurang

Mutu atau
Distribusi
kualitas
belum
memadaii
ISU tidak
merata

Kualifikasi
pendidikka
n dibawah
D III
 BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PPDS / PPDGS

1. Keberadaaan dan ketersediaan DASAR PELAKSANAAN

dokter spesialis di rumah sakit
kurang dari standar minimal
yang ditetapkan

2. Meningkatkan akses masyarakat

untuk mendapatkan pelayanan PEMENUHAN
kesehatan yang berkualitas DOKTER PROGRAM
BANTUAN
SPESIALIS/
3. Pemenuhan kebutuhan PPDS/PPD
masyarakat akan pelayanan DOKTER GIGI GS/ SUB
kesehatan spesialistik SPESIALIS/SU SPESIALIS.
B SPESIALIS
4. Perlunya Peningkatan
Kemampuan dan Profesionalisme
dokter/dokter gigi

5. Pemenuhan dr Spesialis di RS
Regional, Provinsi dan Nasional
PENERIMA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
PPDS/PPDGS 2008-2016

PPDS/
NO KEADAAN PESERTA
PPDGS
∑ PESERTA yang diberikan bantuan
1 (2008-2016)
6.694
∑ PESERTA AKTIF KULIAH yang
2 diberikan bantuan (2008-2016)
3.704
∑ PESERTA DO, MENINGGAL,
3 UNDUR DIRI (2008-2016)
144

4 ∑ LULUSAN 2008- 2016 2.846

Note : Data per 28 Desember 2016

 DATA PENERIMA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
PPDS/PPDGS PER JENIS SPESIALIS
TAHUN 2008-2016
900

800 772
726
700
657
624
600
522
500 480
434

400

300
256 255 253 250
223
200 184 176 176
168 154 167

87 100
100
30

0
 PENERIMA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
PPDS/PPDGS 2008-2016
99 orang
89 orang

49 orang 46 orang
34 orang

92 orang 37 orang
85 orang 40 orang

88 orang

59 orang
18 orang

129 orang
64 orang
46 orang

181 orang

66 orang
77 orang 220 orang

192 orang
70 orang
251 orang 33 orang

55 orang 51 orang
61 orang

50 orang
101 orang

86 orang
50 orang 230 orang
79 orang
 RENCANA BANTUAN PPDS/PPDGS
2017-2019

NO PROGRAM 2017 2018 2019

1 PPDS/PPDGS (Baru) 300 300 300
2 SUB SPESIALIS (Baru) 40 45 50
3 DLP (Baru) 100 300 500

4 PROGRAM FELLOWSHIP (Baru) 25 50 100

Alokasi anggaran PPDS/PPDGS Tahun 2017 (lama dan baru : )  Rp.

172.401.680
 Tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah
(UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan)

Pasal Pasal
13 27 ayat
(3) Dalam hal
Pemerintah dan terjadi
Pemda wajib kekosongan
memenuhi Pemerintah
kebutuhan dan Pemda
tenaga kesehatan wajib
baik dalm jumlah, menyediakan
jenis dan tenaga
kompetensinya kesehatan
pengganti
Mekanisme Pemenuhan Tenaga Kesehatan

UU No 5 Tahun 2014
• Pegawai ASN terdiri PNS dan PPPK
Pasal 6

UU No 36 Tahun 2014 • Pengangkatan tenaga kesehatan

melalui PNS, PPPK dan Penugasan
Pasal 23 ayat (2) Khusus

• Wajib Kerja kepada tenaga

UU No 36 Tahun 2014 kesehatan yang memenuhi
Pasal 28 ayat (1) kualifikasi akademik dan
kompetensi

UU No 36 Tahun
2014 • Pemerintah dan/atau Pemda dpat
menetapkan pola ikatan dinas
Pasal 29 ayat (1)
 PEMENUHAN TENAGA
KESEHATAN

TETAP/PERMANEN SEMENTARA/TEMPORARY

PTT Kontrak/Honor
Pusat Swasta/PMA

Kontrak/
PNS PPPK PTT Honor
Daerah BLUD

Nusantara Wajib Kerja

Sehat Berbasis Nusantara Dokter
Tim (Team Sehat Spesialis
Based) Individual

* PTT Pusat Moratorium

Pemenuhan Tenaga dibantu Pusat untuk daerah DTPK

PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN OLEH PUSAT

Puskes Rumah
mas Sakit Penugasan
Nusantara
Khusus
sehat Residen
Penugasan Wajib Kerja
Khusus Dokter
Individual Spesialis
 NUSANTARA SEHAT
PERMENKES NO 23 TAHUN 2015 9 JENIS NAKES
PENEMPATAN MIN 5 JENIS NAKES
MASA PENUGASAN 2 (DUA) THN

PENDAYAGUNAAN SECARA KHUSUS

TENAGA KESEHATAN BERBASIS TIM

TARGET :
2015 (120 TIM), 2016 (130 TIM), 2017
(188 TIM), 2018 (150 TIM), 2019 (160
TIM)
LOKASI PENEMPATAN
PUSKESMAS DTPK DAN DBK (KRITERIA
T/ST) YANG NAKES KOSONG/KURANG
DARI 5 JENIS DI SELURUH INDONESIA
 MENTERI
KESEHATAN

32
PENUGASAN KHUSUS INDIVIDUAL
REGULASI : 9 JENIS NAKES
SEDANG PROSES PENETAPAN INDIVIDUAL/PERORANGAN
MASA PENUGASAN : 2 (DUA) THN

PENDAYAGUNAAN SECARA KHUSUS

TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL

LOKASI PENEMPATAN
PUSKESMAS DTPK DAN DBK (KRITERIA
TARGET : T/ST) YANG NAKESNYA
2017 (6.000 ORANG), 2018 (3.850 KOSONG/KURANG 1 - 4 JENIS
ORANG), 2019 (6.000 ORANG) DI SELURUH INDONESIA
 PENUGASAN KHUSUS RESIDEN
PERMENKES NO 80 DOKTER SEDANG MASA
TAHUN 2015 PENDIDIKAN SPESIALIS
PASCA JENJANG I

PENDAYAGUNAAN SECARA
KHUSUS RESIDEN DI RS KELAS
C DAN D

LAMA PENUGASAN :
TARGET : 800 ORG/TAHUN 6 (ENAM) BLN
 WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2017 LOKASI PENEMPATAN :
WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS RUMAH SAKIT PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINTAH DAERAH, DIPRIORITASKAN :
1. RUMAH SAKIT DTPK
2. RS RUJUKAN REGIONAL
3. RS RUJUKAN PROPINSI
PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN PENINGKATAN
AKSES MASYARAKAT UNTUK MENDAPATKAN
PELAYANAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS
DI SELURUH INDONESIA

PESERTA ADALAH DOKTER SPESIALIS YANG BARU

LULUS PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM DOKTER
SPESIALIS DARI PTN DI DALAM NEGERI DAN PT DI
LUAR NEGERI.
JANGKA WAKTU WKDS :
PESERTA MANDIRI 1 (SATU) TAHUN, PESERTA
PENERIMA BEASISWA DAN/ATAU PENDIDIKAN SESUAI
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN
TARGET : 1.000 – 1.250 PER TAHUN SESUAI
KELULUSAN
UNSUR YANG TERLIBAT :
KEMENKES, KEMRISTEKDIKTI, KEMENDAGRI,
KEMENKEU, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI,
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA,
INSTITUSI PENDIDIKAN, KKI, ORGANISASI PROFESI
DAN KOLEGIUM
Rencana Pemenuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tahun 2017 - 2019
Sudah Jumlah Puskesmas Jumlah Kebutuhan Tenaga
Provinsi Jml PKM >= 5 Kosong 1-4 >= 5 Kosong 1-4
Intervensi NS
ACEH 339 4 53 234 574 852
SUMATERA UTARA 571 14 156 348 1614 1139
SUMATERA BARAT 264 1 14 191 105 564
RIAU 212 8 21 138 193 409
JAMBI 176 2 10 127 82 373
SUMATERA SELATAN 322 - 70 207 618 633
BENGKULU 180 2 41 126 274 450
LAMPUNG 291 9 101 170 1372 842
KEPULAUAN BANGKA 62 1
BELITUNG 2 30 23 74
KEPULAUAN RIAU 72 7 26 32 428 79
DKI JAKARTA 340 0 43 269 477 1914
JAWA BARAT 1 1 195 763 1248 2543
JAWA TENGAH 875 0 111 648 1177 1991
DI YOGYAKARTA 121 0 12 74 190 189
JAWA TIMUR 960 1 135 684 1183 2252
BANTEN 233 0 66 155 426 600
BALI 120 0 0 83 0 174
158 1
NUSA TENGGARA BARAT 8 121 67 424

Catatan : Penempatan Nusantara Sehat dan Tugsus Individual oleh Pusat pada Daerah T/ST
 Lanjutan.......
Sudah Jumlah Puskesmas Jumlah Kebutuhan Tenaga
Provinsi Jml PKM >= 5 Kosong 1-4 >= 5 Kosong 1-4
Intervensi NS
NUSA TENGGARA
371 38
TIMUR 123 170 1779 791
KALIMANTAN BARAT 239 22 39 161 471 624
KALIMANTAN TENGAH 195 2 42 140 389 607
KALIMANTAN
230 2
SELATAN 70 144 906 534
KALIMANTAN TIMUR 174 4 1 124 6 366
KALIMANTAN UTARA 50 13 16 15 293 72
SULAWESI UTARA 187 14 57 112 723 613
SULAWESI TENGAH 189 9 69 102 951 518

448 10
SULAWESI SELATAN 88 262 1156 1084
SULAWESI
269 6
TENGGARA 76 172 842 701
GORONTALO 93 4 12 74 174 218
SULAWESI BARAT 94 9 16 59 116 254
MALUKU 199 20 128 49 1385 275
MALUKU UTARA 127 4 41 75 318 278
PAPUA BARAT 151 17 107 25 1560 129
PAPUA 394 27 255 104 3335 475
9756 252 2204 6188 24455 23041
Catatan : Penempatan Nusantara Sehat dan Tugsus Individual oleh Pusat pada Daerah T/ST
Rencana Pemenuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
KS Tahun 2017 - 2019
Sudah Jumlah Puskesmas Jumlah Kebutuhan Tenaga
Provinsi Jml PKM >= 5 Kosong 1-4 >= 5 Kosong 1-4
Intervensi NS
ACEH 339 4 14 135 104 438
SUMATERA UTARA 571 14 27 201 197 548
SUMATERA BARAT 264 1 2 65 11 153
RIAU 212 8 10 84 56 227
JAMBI 176 2 1 58 5 134
SUMATERA SELATAN 322 - 2 58 10 134
BENGKULU 180 2 8 22 48 69
LAMPUNG 291 9 16 56 133 252
KEPULAUAN BANGKA 62 1
BELITUNG 0 14 0 24
KEPULAUAN RIAU 72 7 0 26 0 56
DKI JAKARTA 340 0 11 155 95 954
JAWA BARAT 1 1 49 379 298 1158
JAWA TENGAH 875 0 42 234 445 587
DI YOGYAKARTA 121 0 0 42 0 95
JAWA TIMUR 960 1 39 190 412 469
BANTEN 233 0 5 80 27 282
BALI 120 0 0 64 0 123
158 1
NUSA TENGGARA BARAT 1 32 9 83

Catatan : Penempatan Nusantara Sehat dan Tugsus Individual oleh Pusat pada Daerah T/ST
 Lanjutan.......
Sudah Jumlah Puskesmas Jumlah Kebutuhan Tenaga
Provinsi Jml PKM >= 5 Kosong 1-4 >= 5 Kosong 1-4
Intervensi NS
NUSA TENGGARA
371 38 11 11 149 50
TIMUR
KALIMANTAN BARAT 239 22 3 23 18 66

KALIMANTAN TENGAH 195 2 9 34 73 112

KALIMANTAN
230 2 14 69 152 170
SELATAN
KALIMANTAN TIMUR 174 4 0 63 0 164
KALIMANTAN UTARA 50 13 0 7 0 44
SULAWESI UTARA 187 14 11 66 98 258
SULAWESI TENGAH 189 9 1 24 8 86

448 10 18 56 279 123

SULAWESI SELATAN
SULAWESI
269 6 0 20 0 50
TENGGARA
GORONTALO 93 4 0 23 0 52
SULAWESI BARAT 94 9 0 7 0 16
MALUKU 199 20 0 0 0 0
MALUKU UTARA 127 4 0 10 0 31
PAPUA BARAT 151 17 2 2 29 2
PAPUA 394 27 11 19 124 75
9756 252 307 2329 2780 7085
Catatan : Penempatan Nusantara Sehat dan Tugsus Individual oleh Pusat pada Daerah T/ST
 RENCANA PEMENUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS
DI RUMAH SAKIT MELALUI PENUGASAN WKDS
SESUAI KRITERIA LOKASI PENEMPATAN TAHUN 2017

RENCANA KRITERIA I KRITERIA II KRITERIA III KRITERIA IV KRITERIA V

(DTPK) (RS PEMDA (RS (RS RUJUKAN (RS
LAINNYA) RUJUKAN PROVINSI) PEMERINTAH
REGIONAL) PUSAT LAINNYA)

RS 72 511 110 20 263

Kebutuhan 250 1.333 736 263 650

Pemenuhan 250 610 300 70 20

1.250 Orang
 4 kab/kota
4 RS
1 kab/kota,
1 kab/kota,
8 kab/kota, 1 RS
1 RS
8 RS 5 kab/kota,
2 kab/kota, 1 kab/kota, 5 RS
3 kab/kota,
2 RS 1 RS
3 RS
1 kab/kota,
1 RS 1 kab/kota,
1 RS

8 kab/kota, 4 kab/kota,
9 RS 4 RS

1 kab/kota,
1 RS
1 kab/kota, 1 kab/kota,
1 RS 1 RS 1 kab/kota,
9 kab/kota, 1 RS
9 RS
1 kab/kota, 9 kab/kota,
1 RS 9 RS
2 kab/kota,
1 kab/kota,
2 RS
1 RS

8 kab/kota,
9 RS 7 kab/kota, 4 kab/kota,
1 kab/kota, 9 RS 4 RS
1 RS
5 kab/kota, 3 kab/kota,
1 kab/kota, 6 RS 3 RS
1 RS

Badan PPSDM Kesehatan, Januari 2017

 1 kab, 1 RS, 1 kab, 1 RS,
3 kab, 3 RS, 1 Peserta 2 kab, 2 RS, 3 Peserta
3 peserta 2 Peserta
2 kab, 2 RS,
2 peserta
2 kab, 2 RS, 4 kab, 4 RS,
2 peserta 4 Peserta

2 kab, 2 RS, 3 kab, 3 RS,

2 peserta 3 Peserta

4 kab, 5 RS, 3 kab, 3 RS,

6 peserta 3 peserta 2 kab, 2 RS,
4 Peserta

1 kab, 1 RS, 3 kab, 3 RS,

2 peserta 3 peserta
1 kab, 1 RS,
7 kab, 8 RS, 1 Peserta 3 kab, 3 RS,
1 kab, 1 RS, 1 8 Peserta 5 Peserta
peserta
1 kab, 1 RS, 1 kab, 1 RS,
1 Peserta 1 Peserta

1 kab, 2 RS,
2 peserta 3 kab, 3 RS, 4 kab, 4 RS,
3 peserta 4 peserta
2 kab, 2 RS, 2
5 kab, 5 RS, peserta 2 kab, 2 RS, 2
6 peserta peserta

68 RS DTPK, Rujukan Regional, dan RS Pemda dan RS Pemrintah Pusat lainnya

 RINCIAN LOKASI PENEMPATAN WKDS DAN KEBUTUHAN SPESIALIS
TAHUN 2017 SESUAI REKOMENDASI VISITASI TAHUN 2016
RUJUKAN USULAN KEBUTUHAN DOKTER SPESILAIS HASIL REKOMENDASI VISITASI
JUM JUM KELAS PERBATAS SP. SP SO. SP. SP SP. SP.
SP. AN SP. ANAK SP. AN
PROVINSI KAB/KOT RS REGIONAL C PROV AN ANAK BEDAH OBGYN DALAM BEDAH OBGYN DALAM
ACEH 4 4 4 3 5 4 4 4 3 2 1 2
BENGKULU 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
DI YOGYAKARTA 1 1 1 0 2 1 0 1 0 2 1 0
GORONTALO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
JAWA BARAT 8 9 2 7 10 15 11 12 4 9 14 11 11 4
JAWA TENGAH 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2
JAWA TIMUR 7 9 9 9 9 7 8 2 6 6 5 5 1
KALIMANTAN BARAT 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2
KALIMANTAN SELATAN 9 9 4 5 10 5 5 5 6 8 4 3 4 5
KALIMANTAN TIMUR 3 3 1 2 1 3 0 1 1 1 3 1 1
KALIMANTAN UTARA 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1
KEP. BANGKA BELITUNG 4 4 1 3 4 3 3 3 3 1 1 2 3
KEP. RIAU 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1
LAMPUNG 1 1 1 3 3 3 3 2 3
MALUKU 2 2 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 3 2
MALUKU UTARA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NUSA TENGGARA BARAT 5 6 6 11 8 6 11 5 10 4 1 6 3
NUSA TENGGARA TIMUR 3 3 3 4 2 2 3 2 4 2 2 2 1
PAPUA BARAT 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1
RIAU 2 2 1 1 0 1 0 3 1 1 0 3 0
SULAWESI SELATAN 4 4 2 2 5 3 3 3 1 5 2 3 2
SULAWESI TENGAH 5 5 3 1 1 4 4 2 3 5 2 1 1 4
SULAWESI TENGGARA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SULAWESI UTARA 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1
SUMATERA BARAT 8 9 1 8 10 4 6 5 7 8 3 6 3 6
SUMATERA SELATAN 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1
SUMATERA UTARA 8 8 3 5 7 11 8 7 8 6 6 4 1 7
TOTAL 85 90 25 62 2 1 101 95 78 88 66 77 60 47 52 48
HAL-HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI DAERAH

Menyusun Perencanaan Kebutuhan SDMK Secara

Berjenjang (ABK, Standar Ketenagaan Minimal)

Melakukan Updating SI SDMK

Pemerintah Daerah ( secara berjenjang) dapat

mengusulkan kebutuhan kepada Pusat :
1. Nusantara Sehat & Tugsus Individual : Puskesmas
kriteria T/ST
2. Penugasan Khusus Residen di RS Kabupaten
Wajib Kerja Dokter Spesialis : RS Pusat & RS Pemda
WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
 DASAR HUKUM
1. UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, pada lembar
lampiran pembagian urusan pemerintah bidang kesehatan pada
urusan Nomor 2 Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Pemerintah
Pusat melakukan penetapan penempatan dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis bagi daerah yang tidak mampu dan tidak diminati.
2. UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 28 ayat (1)
dalam keadaan tertentu pemerintah dapat memberlakukan ketentuan
wajib kerja kepada tenaga kesehatan yang memenuhi kualifikasi
akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai tenaga
kesehatan di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter
Spesialis
4. Permenkes No 69 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Wajib Kerja
Dokter Spesialis Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Pelayanan
Spesialistik
 WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
Perpres No. 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis

• Pasal 6: Pemerintah Pusat menyelenggarakan pendidikan profesi

program dokter spesialis sesuai ketentuan peraturan perundangan

• Pasal 7 ayat (1): Setiap dr Spesialis lulusan PPDS dari PTN di dalam
negeri dan perguruan tinggi luar negeri wajib mengikuti WKS dokter
Spesialis

• Pasal 7 ayat (2): Dalam rangka WKS Dr. Sp setiap institusi pendidikan
penyelenggara PPDS bertugas: a). Menyiapkan mahasiswa PPDS yang
akan menjadi peserta WKS dr.Sp; b) melakukan koordinasi dgn
kolegium dan OP mengenai jumlah lulusan; c). Menyampaikan laporan
kepada Menteri pendidikan terkait jumlah lulusan

• Pasal 7 ayat (3):Mahasiswa PPDS sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) terdiri dari: a). Mahasiswa mandiri dan b). Mahasiswa penerima
beasiswa/bantuan biaya pendidikan
 WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
Perpres No. 4 Tahun 2017 : Wajib Kerja Dokter Spesialis
Strategi Target/Tahun
Pemenuhan
2017 2018 2019
Jenis Dr.Sp
1. RS DTPK Wajib Kerja 1.250 1.250 1.250
1. Obsgyn
2. RS Rujukan Dokter
2. Spesialis Regional Spesialis
Anak 3. RS Rujukan
3. Spesialis Provinsi
Bedah Rumah sakit dapat ditetapkan
sebagai lokus wajib kerja, bila :
4. Spesialis 1. Ada usulan daerah
Penyakit 1. RS Milik 2. Proses analisa ketenagaan,
Dalam Pemerintah kosong/kurang dokter spesialis
4 dasar dan 1 penunjang
5. Spesialis Pusat
3. Ketersedian sarana dan
Anestesi 2. RS Milik prasarana
Pemda 4. Hasil visitasi Rumah Sakit untuk
kesiapan penempatan
 PERBEDAAN PESERTA MANDIRI DAN BEASIWA/BANTUAN
PENDIDIKAN
NO RINCIAN MANDIRI PENERIMA BEASISWA /BANTUAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH PUSAT KEMENKES DAERAH

(LPDP, KEMHAN, dll) ATAS USULAN
DAERAH
1 Peserta √ √ √ √

2 Lokasi Penetapan Menteri • Penetapan Menteri Kembali Ke Kembali Ke

Penempat 1. (Regionalisasi (Regionalisasi sesuai daerah/RS yang daerah/RS
an sesuai sentra sentra Pendidikan) mengusulkan yang
Pendidikan)  LPDP, RS mengusulkan
2. Kerjasama daerah pendidikan
dengan intitusi
pendidikan
3. Bila tidak dapat • Kembali ke instansi
dipenuhi oleh asal  Kemhan, RS
sentra pendidikan pendidikan
sesuai ketetapan
maka dapat
dipenuhi oleh
sentra yang lain
 PERBEDAAN PESERTA MANDIRI DAN BEASIWA/BANTUAN
PENDIDIKAN
NO RINCIAN MANDIRI PENERIMA BEASISWA /BANTUAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH PUSAT KEMENKES DAERAH

ATAS USULAN
DAERAH
3 Lama 1 tahun 1. Penetapan Menteri Sesuai Sesuai
Penugasan (sesuai sentra perjanjian perjanjian
pendidikan 1 tahun
2. Kembali ke instansi
asal sesuai
perjanjian
4 Praktik 1 tempat 1. Penetapan Menteri 3 tempat 3 tempat
(lokasi sesuai sentra
penugasan) pendidikan ( 1
tempat praktik)
2. Kembali ke instansi
asal (3 tempat)

5 Tunjangan Kemenkes 1. Kemenkes Pemda Pemda

Khusus 2. Instansi asal
LOKASI PENEMPATAN SESUAI SENTRA PENDIDIKAN
Regional Indonesia Barat
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Anak, Bedah dan Ilmu
Penyakit Dalam dari perguruan tinggi dalam negeri
NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas Sumatera Sumatera Utara termasuk Pulau Nias
Utara dan Aceh termasuk Simeuleu
2 Universitas Syiah Kuala Aceh
3 Universitas Andalas Sumatera Barat, Jambi dan Riau
4 Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka
Belitung dan Lampung
5 Universitas Indonesia DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu,
banten dan Kepri termasuk Natuna
6 Universitas Padjajaran Jawa Barat dan Kalimantan Barat
 Lanjutan.....
Regional Indonesia Barat
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif dari perguruan tinggi dalam
negeri
NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara termasuk pulau
nias, Aceh termasuk pulau
Simeuleu, Riau dan Sumatera Barat
2 Universitas Indonesia DKI Jakarta termasuk kepulauan
Seribu, Banten dan Kepulauan Riau
termasuk Natuna
3 Universitas Padjajaran Jawa Barat dan Kalimantan Barat
 Lanjutan......
Regional Indonesia Tengah
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi, Ilmu Penyakit Anak, bedah, Ilmu Penyakit Dalam dan
Anestesiologi dan Terapi Intensif dari perguruan tinggi dalam negeri

NO UNIVERSITAS
1 Universitas Diponegoro
2 Universitas Gadjah Mada
3 Universitas Sebelas Maret
LOKASI
PENEMPATAN
Jawa Tengah, D.I Yogyakarta,
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
 LOKASI PENEMPATAN SESUAI SENTRA PENDIDIKAN
Regional Indonesia Timur
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi, Ilmu Penyakit Anak, bedah, Ilmu Penyakit Dalam dan
Anestesiologi dan Terapi Intensif dari perguruan tinggi dalam negeri
NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas SAM Ratulangi Sulawesi Utara termasuk Sangir Talaud,
Gorontalo dan Maluku Utara
2 Universitas Hassanuddin Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi barat, Sulawesi Tengah dan
Maluku
3 Universitas Airlangga Jawa Timur, Maluku dan Papua Barat
4 Universitas Brawijaya Jawa Timur, Papua dan Nusa Tenggara
Timur
5 Universitas Udayana Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur
 PERAN PEMERINTAH PUSAT, DAERAH DAN
MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN WKDS
• Membuat Perencanaan Kebutuhan secara nasional
• Menetapkan dan menempatkan dokter spesialis
KEMENKES • Mengatur sirkulasi Penempatan WKDS
• Monev, Pencatatan dan Pelaporan serta Pembinaan dan Pengawasan

KEMRISTEKDIKTI • Menyiapkan calon peserta WKDS

• Mempercepat proses penerbitan Sertifikat Profesi (ijazah)

• Pembinaan dan pengawasan kepada Pemda Propinsi dan Pemda

KEMENDAGRI Kabupaten/Kota

• Membuat perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan secara berjenjang

PEMDA PROVINSI • Mengusulkan kebutuhan dokter spesialis sesuai perencanaan kebutuhan
/KAB/KOTA • Menyiapkan sarpras, insentif daerah, perumahan, dll termasuk faktor
keamanan
• Monev, pencatatan dan pelaporan serta pembinaan dan pengawasan

ORGANISASI • Mendukung pelaksanaan WKDS mulai dari perencanaan, pengadaan,

PROFESI & pendayagunaan, Monev serta pembinaan dan pengawasan
KOLEGIUM
MEKANISME PENGUSULAN DOKTER SPESIALIS (WKDS)
RS UPT
RSUD KAB/KOTA RSUD PROPINSI RS TNI/POLRI
VERTIKAL/BUMN
• RS mengusulkan • RS mengusulkan • RS mengusulkan • RS TNI mengusulkan
kepada kepada Gubenur up kepada Dirjen Yankes kebutuhan dokter
Bupati/Walikota up Kepala Dinkes up. Direktorat spesialis kepada
Kapuskes TNI
Dinkes Kab/Kota Propinsi Pelayanan Kesehatan
Rujukan • Kapuskes TNI
• Kab/kota up • Gubenur up Kepala melakukan verifikasi
Kadinkes Kab/Kota Dinkes Propinsi setelah disetujui maka
melakukan verifikasi melakukan verifikasi • Ditjen Yankes usulan diteruskan
dan setelah disetujui usulan dan setelah melakukan verifikasi kepada Menteri
diusulkan kepada disetujui usulan dan setelah disetujui Kesehatan up. Kepala
Gubenur up Kepala diteruskan kepada maka usulan Badan PPSDM
Dinkes Provinsi Menteri Kesehatan Kesehatan
diteruskan kepada
• Gubenur up Kepala up.Kepala Badan Menteri Kesehatan • RS Polri mengusulkan
PPSDM Kesehatan kebutuhan dokter
Dinkes Propinsi up. Kepala Badan spesialis kepada
melakukan verifikasi PPSDM Kesehastan Kapusdokkes
usulan dan setelah • Kapusdokkes
disetujui usulan melakukan verifikasi,
diteruskan kepada setelah disetujui maka
Menteri Kesehatan usulan diteruskan
up.Kepala Badan kepada Menteri
PPSDM Kesehatan Kesehatan up Kepala
Badan PPSDMK

Usulan dilakukan secara online melalui http://wkds.kemkes.go.id

MEKANISME PENETAPAN LOKASI & PESERTA WKDS
Daerah Institusi Pendidikan
Mengusulkan melaporkan jumlah
kepada Kemenkes kelulusan beserta
sumber pendanaan

Analisa Usulan
Penetapan Lokasi Kolegium mengirimkan
Rumah Sakit calon peserta WKDS

Visitasi RS oleh Tim

(Pusat, Dinkes
Provinsi dan OP
Cabang)
Penetapan Peserta

Rekomendasi Hasil
Penempatan
Visitasi
Peserta WKDS
PELAKSANAAN VISITASI I TAHUN 2016

Usulan Daerah Target Visitasi Realisasi Visitasi Rekomendasi

144 RS 124 RS 121 RS Hasil Visitasi
113 Kab/Kota 113 Kab/Kota 110 Kab/Kota 90 RS
29 Provinsi 29 Provinsi 29 Provinsi 85 Kab/Kota
27 Provinsi
 PELAKSANAAN WKDS TAHUN 2017
1. Target penugasan 1.000 – 1.250 dokter Spesialis Anak, Spesialis
Penyakit Dalam, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Spesialis
Bedah dan Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif.
2. 90 (sembilan puluh) rumah sakit telah siap menjadi lokasi
penempatan WKDS dan secara simultan akan dilakukan visitasi
bagi rumah sakit yang baru mengusulkan
3. Penugasan ke lokasi penempatan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan jumlah lulusan dari pendidikan profesi program
dokter spesialis sehingga tidak ada waktu tunggu bagi lulusan
yang akan melaksanakan WKDS
4. Berdasarkan data dari Kolegium, sebanyak ± 68 orang lulusan
dari spesialis anak, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis
penyakit dalam, spesialis bedah dan spesialis anestesiologi dan
terapi intensif telah siap untuk ditugaskan untuk tahap
pertama.
Terima kasih 62