Anda di halaman 1dari 18

PAKET ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI

Di Ruang 15 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh:
Mahasiswa Profesi Ners – PSIK UB

PROGRAM PROFESI NERS - JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN

PAKET ACARA PENYULUHAN


PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI

DI RUANG 15 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


Tanggal 29 Desember 2016

Oleh:

Mira Ramdhani
Maria Yanuarini
Ni Komang Miming Widiyasih
Ryzka Feby Sasmita

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

( ) ( )

Ka.Ru Ruang 15

( )
PAKET ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Perawatan Luka


2. Pokok Bahasan : Perawatan Luka Pasca Operasi
3. Sasaran : Keluarga pasien di ruang 15 RSSA
4. Waktu dan Tempat
: Ruang 15 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar
Tempat Malang
: Kamis, 29 Desember 2016 Pukul 10.30
Waktu WIB
5. Alokasi Waktu : 30 menit
6. Pemberi Materi : Mahasiswa
7. Metode : Ceramah dan diskusi
Medi
8. a : Leaflet dan LCD
9. Latar belakang
Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Angka kejadian luka
setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah
penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka adalah
3.50 per 1000 populasi penduduk. Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah
luka karena pembedahan/trauma (48.00%), ulkus kaki (28.00%), luka decubitus
(21.00%). Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
merawat luka agar dapat mencegah terjadinya trauma (injury) pada kulit
membrane mukosa jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur,
luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit. Serangkaian kegiatan tersebut
meliputi pembersihan luka, memasang balutan, mengganti balutan, pengisian
luka, memfiksasi balutan, tindakan pemberian rasa nyaman yang meliputi
membersihkan kulit dan daerah drainase, irigasi, pembuangan drainase,
pemasangan perban. Perawatan luka operasi bertujuan untuk meningkatkan
proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi dan mempercepat proses
penyembuhan luka. Oleh karena itu keluarga harus terampil dan melakukan
perawatan luka pasca operasi.
10.Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui
dan memahami tentang perawatan luka pasca operasi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan,peserta dapat:
(1) Mengetahui dan memahami definisi luka pasca operasi.
(2) Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka pasca operasi.
(3) Mengetahui dan memahami komplikas penyembuhan luka yang tidak bagus.
(4) Mengetahui dan memahami tujuan perawatan luka
(5) Mengetahui dan memahami cara perawatan luka.

11. Sub Pokok Bahasan


1) Definisi luka pasca operasi
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pasca operasi.
3) Komplikasi penyembuhan luka yang tidak bagus.
4) Tujuan perawatan luka
5) Cara perawatan luka.

12.Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Medi
Tahap Waktu Perawat Kegiatan Klien Metode a
Pendahulua
n 5 1. Memberi salam 1.Menjawab Ceramah -
menit 2. Memperkenalkan diri salam dan
Menjelaskan tujuan
3. penyuluhan 2.Mendengarkan Tanya
dan pokok materi yang
akan dan Jawab
disampaikan memperhatikan
Menggali
4. pengetahuan pasien 3.Menjawab
tentang
imunisasi pertanyaan
Leafle
Penyajian 15 Menjelaskan materi: 1.Mendengarkan Ceramah t
menit 1. Definisi luka pasca dan dan
operasi memperhatikan Tanya
2. Faktor-faktor yang 2.Menganjukan Jawab
mempengaruhi pertanyaan
penyembuhan luka
pasca
operasi.
3. Komplikasi
penyembuhan luka yang
tidak bagus.
4. Tujuan perawatan luka
5. Cara perawatan luka.
Penutup 10 1. Memberikan pertanyaan 1.Menjawab Tany
a
kepada peserta tentang Jawa
menit materi pertanyaan b
yang telah disampaikan yang diberikan
2. Menyimpulkan materi oleh penyuluh
3. Menutup acara dan 2.Mendengarkan
mengucapkan salam dan
memperhatikan
3. Membalas
salam

13.Evaluasi
a. Evaluasi struktur
o Materi dan leaflet telah
dipersiapkan o LCD telah
dipersiapkan
o Tempat penyuluhan telah
dipersiapkan o Kontrak waktu telah
disepakati
b. Evaluasi proses
o Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang
diberikan. o Penyaji mampu menyampaikan materi dengan
baik.
o Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan sangat
berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan.
o Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan
menerima penjelasan dari penyaji.
o Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
dilaksanakan.
o Tidak ada pasien/keluarga pasien yang mondar-mandir selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.
c. Evaluasi hasil
o Pre penyuluhan
25% peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji
sebelum penyaji menyampaikan materi penyuluhan.
o Post penyuluhan
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji yang meliputi:
1. Definisi luka pasca operasi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pasca
operasi.
3. Komplikasi penyembuhan luka yang tidak bagus.
4. Tujuan perawatan luka
5. Cara perawatan luka.
14.Medi
a
Leafle
t
LCD
15.Materi

(terlampir)

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Luka Pasca Operasi


Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah
kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain
( Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : hilangnya seluruh atau sebagian
fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi
bakteri, serta kematian sel.
Luka post operasi merupakan luka yang sengaja dibuat oleh ahli bedah. Luka
operasi adalah luka yang disebabkan karena tindakan operasi misalnya: operasi
saesar, operasi usus buntu, dll. Biasanya luka tipe ini lebih kecil hanya berupa
sayatan dan sudah dilakukan penjahitan jaringan, sehingga biasanya luka tidak
dalam kondisi terbuka. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan secara khusus
karena saat ini banyak luka post operasi yang terkena infeksi. infeksi luka post
operasi bisa terjadi 2-11 hari setelah post operasi di tandai dengan antara lain:
Kemerahan (rubor), Bengkak (tumor), Nyeri (dolor), Panas dan Demam (color).
(Mayo j morison, 2003).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Pasca Operasi


Penyembuhan luka tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk
melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari
proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan,
walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses
penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran
dengan menjaga kebersihan membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan
(Taylor, 1997).
Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu:
1. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh
luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang
2. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga
3. Respon tubuh secara sistemik pada trauma,
4. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
5. Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme, dan
6. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh
termasuk bakteri.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain: Usia; Anak dan dewasa
penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena
penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor
pembekuan darah
1. Nutrisi; Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh.
Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan
mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk
memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien
yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena
supply darah jaringan adipose tidak adekuat. Pentingnya asupan gizi yang
baik pada pasien dengan luka/pasca operasi merupakan pondasi untuk
proses penyembuhan lebih cepat. Nutrisi yang baik akan memfasilitasi
peyembuhan, dan menghambat atau bahkan menghindari keadaan malnutrisi
(Williams dan Leaper 2000). Dukungan nutrisi sangat penting bagi perawatan
pasien mengingat kebutuhan pasien akan nutrisi bervariasi, maka dibutuhkan
diet (pengaturan makan). Pada prinsipnya, pengaturan makanan / diet pada
pasien dengan luka / pasca operasi adalah Cukup karbohidrat, Tinggi protein,
Cukup lemak, Cukup vitamin dan Cukup mineral.
2. Mobilisasi : segera tahap demi tahap berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan penderita.
3. Infeksi; Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab
infeksi. Infeksi adalah masuknya bakteri atau kuman ke dalam tubuh dan
jaringan yang terjadi pada individu.
Penyebab infeksi antara lain :
 Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati di dalam tubuh
 Luka terbuka dan kotor
 Gizi buruk
 Daya tahan tubuh lemah
 Mobilisasi terbatas atau kurang gerak
 Merasa panas pada daerah luka atau suhu badan panas
 Merasa sakit atau nyeri pada daerah luka
 Ada kemeraha pada kulit didaerah luka
 Terjadi bengkak pada daerah luka
 Gangguan fungsi gerak pada daerah luka
 Luka berbau tidak sedap
 Terdapat cairan nanah pada luka
Cara Pencegahan infeksi
- Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena
air atau basah karena dapat meninkatkan kelembaban pada kulit yang
terbungkus sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak kuman
dan bakteri
- Makanan yang dibutuhkan makanan yang mengandung protein atau
tinggi kalori tinggi protein (TKTP). Makanan yang mengandung protein
misalnya : susu, telur, madu, roti, ikan laut, kacang-kacangan.
- Ganti balutan minimal satu kali sehari, mencuci tangan sebelum dan
sesudah mengganti balutan, alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mengganti balutan harus dalam keadaan stril atau bersih, minum
obat sesuai anjuran misalnya obat antibiotic untuk mencegah infeksi
5. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi fisik dapat
mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan
dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang
yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit
menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat
terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan
pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan
menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan
kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan
vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk
penyembuhan luka.
6. Hematoma Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka
secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika
terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat
diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
7. Benda asing : Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan
menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat.
Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan
nanah (“Pus”).
8. Iskemia : Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan
suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi
akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
9. Diabetes : Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan
peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal
tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
10.Keadaan Luka : Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan
efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.
11. Obat : Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang
lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka. Steroid : akan
menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera.
Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan. Antibiotik : efektif diberikan segera
sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika
diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat
koagulasi intravaskular.

C. Komplikasi Penyembuhan Luka Yang Tidak Bagus


Komplikasi penyembuhan luka meliputi infeksi, perdarahan, dehiscence dan
eviscerasi.
1. Infeksi. Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul
dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk
adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di
sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Perdarahan. Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit
membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh
benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda.
Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering
dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah
itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril
mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin
diperlukan.
3. Dehiscence dan Eviscerasi. Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi
operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial
atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan.
Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal
untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi
resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 –5
hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika
dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan
steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera
dilakukan perbaikan pada daerah luka.

D. Tujuan Perawatan Luka


Perawatan luka merupakan penanganan luka yang terdiri atas membersihkan
luka, menutup, dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan
luka. Tujuan perawatan luka antara lain:
Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran
mukosa
Mencegah bertambahnya kerusakan
jaringan Mempercepat penyembuhan
Membersihkan luka dari benda asing atau
debris Drainase untuk memudahkan
pengeluaran eksudat Mencegah perdarahan
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologi

E. CARA PERAWATAN LUKA


1. Perawatan luka terdiri atas :
 Mengganti balutan kering
 Mengganti balutan basah dengan balutan kering
 Irigasi luka
 Perawatan decubitus
2. Indikasi perawatan luka :
Balutan kotor dan basah akibat factor
eksternal Ada rembesan eksudat
Mengkaji keadaan luka
Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik.
3. Pembersihan Luka
Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang tepat untuk
membersihkan luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk
memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka.
Membersihkan luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan yang
mungkin menjadi sumber infeksi. Namun, jika dilakukan dengan menggunakan
kekuatan yang berlebihan, dapat menimbulkan perdarahan atau cedera yang lebih
lanjut. Tujuan pembersihan luka adalah untuk mengeluarkan debris organic maupun
anorganik sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan lingkungan yang
optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan. Membersihkan luka operasi
atau traumatic dengan menggunakan cairan sitotoksik yang diberikan melaului kassa
steril atau melalui irigasi. Prinsip penting yang harus diperhatikan saat membersihkan
luka insisi atau area disekitar drain :
Bersihkan dari arah area yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka atau
insisi ke kulit disekitarnya atau dari tempat drain ke kulit di sekitarnya
Gunakan friksi lembut saat menuangkan larutan ke kulit
Saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang

terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi

Tidak boleh menggunakan kassa yang sama, saat membersihkan insisi atau luka
untuk yang kedua kalinya.
Cara Perawatan Luka :
 Cuci tangan sebelum melakan tindakan.
 Lepaskan verban/balutan dengan cara menyentuh bagian luarnya saja.
 Jika verban/balutan menempel pada luka, basahi dengan larutan NaCl, buka
kalau sudah longgar.
 Buang verban/balutan yang kotor ke dalam kantong tahan air untuk dibakar.
 Bersihkan luka dengan hati-hati dengan obat anti kuman dari dokter atau
rumah sakit.
 Sarung tangan bebas kuman atau atau pinset bebas kuman dapat dipakai
untuk memegang gumpalan kasa.
 Mulai dari atas atau dekat dengan luka dan terus makin keluar.
 Buang kasaa atau kapas yang digunakan untuk membersihkan setiap kali
sekali mengsusap luka itu.
 Tutup luka dengan verban/balutan bebas kuman, dengan memakai sarung
tangan bebas kuman, pinset bebas kuman atau hanya disentuh disebelah
luar, eratkan verban/balutan dengan plester.
 Cuci tangan.

Daftar Pustaka

Bachsinar B, Bedah Minor, Hipokrates, Jakarta, 1995


Braga M, Gianotti L, Gentelini O, Liotta S, Di Carlo V. Feeding the gut early after
digestive surgery : results of a nine year experience. Clinical
Nutrition,2002;21(1),59-65
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S, Pedoman Tindakan Medik dan
Bedah, EGC Jakarta 2000
Kaplan NE, Hentz VR, Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An
Illustrated Guide, Little Brown, Boston, USA, 2003.
Karnadihardja W. Perioperative care of the critically ill surgical patient. Perioperative
Course. Kolegium Ilmu Bedah kolegium Anestesiologi dan Reanimasi
Indonesia.Jakarta.2005 Mazaki T, Ebisawa K. Enteral versus parenteral nutrition after
gastrointestinal surgery: A systematic review and meta-analysis of randomized
controlled trials in the English
literature. J Gastrointest Surg. 2008;12,739-755
Oswari E, Bedah dan perawatannya, Gramedia, Jakarta,
2004. Puruhito, Dasar-daasar Teknik Pembedahan, AUP
Surabaya, 2005
Saleh M, Sodera VK, Ilustrasi Ilmu Bedah Minor, Bina rupa Aksara, Jakarta 2005
Singh K. Nutritional support for the surgical patient. Available at : www.sgrh.com.
Accesed on October 20,2008
Thorek P, Atlas Teknik Bedah, EGC , Jakarta, 2005.
Wind GG, Rich NM, Prinsip-prinsip Teknik Bedah, Hipokrates Jakarta, 1992.
Zachary CB, Basic Cutaneous Surgery, A Primer in Technique, Churchill Livingstone,
London GB, 2003.

Anda mungkin juga menyukai