Anda di halaman 1dari 40

Bahan Kuliah Utilitas

SISTEM TRANSPORTASI

I. TINJAUAN LIFT DAN BAN BERJALAN


A. PENDAHULUAN

1. Pengantar
Pada pembahasan ini berisi tentang pengertian dan penjelasan umum tentang sistem
transportasi vertikal dan elevator pada umumnya dalam bangunan berlantai banyak.
Materi yang akan dibahas terdiri dari teori dan ketentuan dan persyaratan elevator serta
aspek-aspek yang berkaitan dengan mesin pengangkat (traction machine) dari suatu jenis
lift.

2. Pengertian
Menurut Kamus Teknik (Anwir, S,B) 1982, “ Lift, adalah suatu alat angkat, mengangkat atau
menaikkan “
Menurut Proceeding Seminar Pemeriksaan & Pengujian Instalasi Bangunan, menyatakan,
Lift adalah “ suatu sarana transportasi yang ada di dalam suatu kamar kendaraan atau
(sangkar) yang bergerak keatas atau kebawah secara vertikal”.

B. MATERI
1. Perkembangan Sistem Transportasi Dalam Bangunan

a. Implikasi Arsitektur dan Sosial Terhadap Sarana Angkutan (Vertikal Line).


Manusia selalu mencoba menyesuaikan diri dan mempertahankan diri dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungan dimana ia berada, orang akan mencari
tempat berteduh untuk melindungi diri dari gangguan alam; angin, cuaca, panas, hujan,
binatang buas dan sebagainya.
Dalam perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan
teknologi bangunan dan arsitektur menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.
Munculnya bangunan-bangunan mulai dari bangunan rendah sederhana sampai
berlantai banyak. Modern adalah merupakan jawaban antisipasi dari kebutuhan hidup
manusia.
Sarana angkutan dalam bangunan, terutama bangunan berlantai banyak sangat
penting artinya dengan tingkat intensitas kegiatan dalam bangunan tersebut. Sarana

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 65


Bahan Kuliah Utilitas

angkutan ini meliputi Lift dan Eskalator yang cukup efektif karena kapasitas dan
kecepatan angkut yang tinggi.

Penggunaaan tangga biasa sudah tidak efektif lagi jika mencapai empat lantai
dan sangat melelahkan, sehingga tangga ini digunakan pada keadaan darurat dan untuk
kebakaran (fire escape). Meskipun demikian tangga tetap harus direncanakan dalam
suatu bangunan berlantai banyak, karena pertimbangan tersebut diatas dan merupakan
sarana penghubung tiap lantai atau pada keadaan dimana lift macet akibat terputusnya
aliran listrik.

b. Hubungan Sistem Transportasi dengan Struktur Bangunan.


Sistem pengangkutan dalam bangunan adalah suatu piranti peralatan dari tiap
jenis alat angkutan tersebut.
1). Sistem Elevator (lift) meliputi :
- Sangkar
- Mesin (GearLess)
- Beban menyeimbang (Counterweight)
- Ruang luncur (hoist way)
- Beberapa kemampuan pendukungnya.
2). Sistem Escalator (tangga berjalan), meliputi :
- Mesin
- Handrail
- Rangka

Hubungan antara sistem pengangkutan dalam bangunan dengan struktur dapat


dikatakan memiliki keterkaitan yang cukup erat dan dapat pula dikatakan tidak
demikian. Salah satu perangkat yang ikut memberikan kontribusi pada struktur
bangunan adalah hoist way atau ruang luncur lift dan hoist way tersebut terbuat dari
beton monolit atau sistem rangka (bracing).
Meskipun demikian kontribusi ini terbatas pada beban geser saja sedang beban gravitasi
sepenuhnya dipikul oleh struktur bangunan yang bersangkutan.
Gabungan antara core dengan hoist way merupakan struktur cube in cube yang lebih
kaku.
Hoist way yang terbuat dari dinding batu merah, relatif tidak dapat dinyatakan sebagai
penangkat struktur karena hanya sebagai dinding pengisi saja (curtain wall).

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 66


Bahan Kuliah Utilitas

Shaft

Lift
Gambar 1. Core Bangunan

Dinding bt. Merah

Gambar 2.
Dinding bt merah pd hoist

Hoist way tidak mampu menahan


gaya geser, tapi cukup kuat
memikul gravitasi lift.

Dinding bt. Merah


Pada hoist way diperkuat dgn diagonal
bracing, cukup kuat Bracin,cukup memikul
gaya geser & gravitasi lift.

Gambar 3. Dinding bt. Merah

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 67


Bahan Kuliah Utilitas

Dinding beton bertulang

Pada Hoistway mampu menahan gaya


geser, dan beban gravitasi lift.

Gambar 4. Dinding beton

Untuk escalator, masalah yang sering dihadapi adalah perletakan ruang mesin dengan
balok slof yang melintasi kelder (ruang bawah tanah).

Kelder/Rg. Mesin terhalangi oleh sloof

Gambar 5. Escalator

c. Prosedur Perancangan Instalasi Lift dan Escalator.


1). Rancangan Konsep
Dalam rancangan konsep sistem instalasi lift dan escalator, hal-hal berikut ini
perlu diketahui :
- Jenis dan Penggunaan gedung
- Denah tipikal dan lay out penempatan sistem instalasi lift & escalator

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 68


Bahan Kuliah Utilitas

- Jumlah pemakai
- Jumlah lantai bangunan
2). Penelitian Lapangan
Dalam tahap rancangan konsep, penelitian lapangan sangat penting untuk
melihat kondisi struktur hoist way, penonjolan balok akibat karena kesalahan
pelaksanaan dan sebagainya karena akan berpengaruh terhadap pemasangan
instalasi (erection) salah satu kesalahan walaupun relatif kecil pada pemasangan
rel peluncur akan mengakibatkan sangkar lift tidak akan dioperasikan.
Penelitian untuk pemasangan escalator tidak kalah pentingnya dengan lift
terutama letak/posisi escalator terhadap struktur.

d. Proses Perancangan dan Pelaksanaan


Berdasarkan konsep rancangan dan data lapangan, dapat ditentukan spesifikasi
dari lift yang akan digunakan, baik yang menyangkut kapasitas, kecepatan dan jumlah
lift yang digunakan.
Pelaksanaan rancanga maupun implementasi dilapangan dilakukan secara
infaktual, dimana pekerjaan instalasi lift dan escalator ditangani oleh kontraktor lainnya
yaitu sesuai kontrak kerja yang disepakati antara pemberi tugas (owner) dengan pihak
pelaksana (kontraktor).
Sewaktu-waktu terjadi kerusakan dan atau terjadi kecepatan lebih (over speed)
atau kecepatan yang tiba-tiba menurun (under speed).
Daya dari mesin atau motor setiap instalasi lift sesuai dengan spesifikasi yang
dinyatakan oleh pabrik pembuat mesin atau motor yang bersangkutan. Demikian pula
kabel-kabel penarik harus memenuhi persyaratan untuk kapasitas dari sistem lift yang
bersangkutan. Dalam hal digunakan lebih dari 1 kabel penarik mempunyai tegangan
yang sama satu dengan yang lain, agar keseimbangan tegangan dapat dijaga.
Untuk sistem lift “penumpang dan lift barang” dipilih kabel-kabel penarik dengan faktor
keamanan (safety factor) yang kemampuannya dapat menahan beban tidak kurang dari
12 kali kapasitas angkut yang diizinkan. Sedang untuk lift “barang” dipilih kabel-kabel
penarik dengan faktor keamanan mampu menahan beban tidak kurang dari 10 kali
kapasitas angkut yang diizinkan. Kabek-kabel penarik untuk setiap lift harus dari jenis
kabel yang tanpa sambungan dan mempunyai ukuran diameter yang sama sepanjang
kabel, serta terbuat dari bahan baja lemas (fleksible). Di dalam sistem lift tidak boleh
digunakan jenis rantai apapun sebagai pengganti fungsi kabel-kabel penarik.
Karakteristik kabel-kabel penarik untuk sangkar lift harus sama dengan karakteristik
kabel-kabel penarik untuk beban penyeimbang.
2. Sistem Lift (Elevator System )

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 69


Bahan Kuliah Utilitas

Bangunan yang berlantai lebih dari 4 lantai, tangga dianggap tidak efektif lagi dari segi
pencapai dimana banyak menyita waktu dan tenaga.
Untuk itu digunakan elevator sebagai pengganti tangga biasa di dalam melayani
penumpang dan barang.
a. Ditinjau dari macam penumpangnya, dibedakan atas :
1). Lift Penumpang, ialah lift yang khusus untuk melayani penumpang orang dan barang
bawaan yang ditinjau dari isi, berat dan keadaannya memungkinkan di bawa orang.
2). Lift Barang, ialah lift yang khusus dipergunakan untuk melayani pengangkutan
barang.
3). Lift Penumpang dan Barang, ialah lift yang dibuat sedemikian hingga memungkinkan
untuk melayani pengangkutan orang maupun barang.
4). Lift Service (Dumbwiter) ialah lift yang mempunyai sangkar dengan luas lantai tidak
lebih dari 1 m2 dan tinggi tidak lebih dari 1,20 m dan yang dipergunakan untuk
keperluan khusus yang mengangkut barang atau makanan.
b. Ditinjau dari Macam Tenaga Penggeraknya, dibedakan atas :
1). Lift listrik, ialah lift yang mempergunakan sumber daya penggerak listrik
2) Lift Hydrolic, ialah lift yang mempergunakan sumber daya penggerak air, minyak,
udara, gas atau fluida yang lain.
c. Ditinjau dari sistem Penarikan Car (sangkar) lift dapat dibedakan :
1). Lift dengan tarikan langsung (drum drive lift), ialah lift yang sangkarnya digerakkan
dengan cara ditarik oleh roda-roda tromol penggerak.
2). Lift dengan tarikan tidak langsung, (traction drive lift) : ialah lift yang sangkarnya
digerakkan dengan cara ditarik dengan cara gesekan antara kabel-kabel penarik
dengan roda-roda penggerak.

3. Beberapa Perangkat Peralatan Penting dari Lift


Tromol, ialah bagian dari mesin penggerak lift yang berbentuk piringan atau cakram
yang mempunyai alur pada sisinya dimana kabel-kabel penarik sangkar dililitkan.
Sangkar (car), ialah suatu ruangan atau tempat yang ada pada sistem lift di dalam
mana penumpang berada dan atau diangkut.
Ruang luncur (hoist way), ialah ruangan yang dibangun di gedung atau di
bangunan dimana sangkar dan beban penyeimbang sistem lift bergerak.
Beban penyeimbang (counterweight), ialah suatu beban atau pemberat yang
diperlukan oleh sistem lift untuk memberikan keseimbangan pada sangkar dan
penumpangnya.
Peluncur (rel), ialah suatu konstruksi di dalam ruang luncur, dimana sangkar dan
beban penyeimbang berpegang dan meluncur.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 70


Bahan Kuliah Utilitas

Ruang lekuk (pit), ialah ruangan bagian bawah ruang dimana buffer dipasang.
Penyangga (buffer), ialah peralatan yang ditempatkan di ruang bawah ruang luncur
atau pit yang bertindak sebagai penyangga atau rem atau peredam energi kinetis dari
sangkar atau beban penyeimbangan pada saat posisi bertindak sebagai paling bawah di
dalam ruang peluncur.
Governor, ialah suatu peralatan dalam sistem lift yang mengatur dan
mengendalikan bekerjanya rem pengaman otomatis jika sangkar melampaui kecepatan
normal
.
4. Beberapa ketentuan dalam pemasangan lift (elevator)
Berdasarkan hasil seminar permintaan dan pengujian instalasi bangunan (1979 :
306), menetapkan ketentuan sebagai berikut :
a. Sistem
Sistem lift terdiri atas bagian-bagian utama yaitu :
- Sangkar atau kendaraan
- Sistem penggerak
- Sistem pengendali
Sistem lift hanya boleh dipasang pada bangunan yang memungkinkan untuk itu
instalator harus dapat menunjukkan syarat atau pernyataan rekomendasi dari lembaga
pemerintahan yang berkompeten/berwenang yang dapat menjamin bahwa pada
bangunan yang bersangkutan memang mungkin dan cukup aman bagi keselamatan
umum untuk dipasang sistem lift.
Rekomendasi yang dimaksud pada poin 2 di atas juga harus menerangkan dengan
detail/gambar dibagian mana dari sistem lift dapat dipasang.

b. Sangkar atau kamar kendaraan


Ditinjau dari macam penumpangnya, dibedakan :
Sangkar penumpang
c. Sangkar barang,
Sangkar penumpang dan barang.
Di dalam sangkar penumpang, paling sedikit harus terdapat :
- Tanda penunjuk arah gerak sangkar
- Tanda penunjuk lantai dan atau tempat pemberhentian dimana sangkar berada atau
sangkar berangkat (floor signal/leveling)
- Pintu dan tombol pembuka dan penutup pintu.
d. Tombol operasi atau tombol pelayanan untuk mengoperasikan kendaraan atau
sangkar ke lantai atau ke tempat pemberhentian (control travel).
- Tombol bahaya (emergency switch)

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 71


Bahan Kuliah Utilitas

- Sistem ventilasi
Selain perlengkapan tersebut, dianjurkan untuk dipasang pula pelengkapan-
perlengkapan, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini
selama pengoperasian lift, antara lain :
- Pegangan untuk penumpang
- Fan atau sistem penyejuk udara (AC)
- Sarana komunikasi suara dua arah
- Sarana penanggulangan bahaya kebakaran

e. Cerobong gas oksigen


Di dalam kamar kendaraan atau sangkar barang tidak perlu ada perlengkapan
seperti disebutkan diatas, tetapi harus menggunakan sistem ventilasi.
Demikian pula di dalam kamar atau sangkar kendaraan atau sangkar
penumpang dan barang paling sedikit harus terdapat perlengkapan-perlengkapan
seperti yang diisyaratkan pada sangkar penumpang. Untuk kepentingan keamanan
maka pada sangkar barang tidak dibenarkan dipergunakan untuk melayani
pengangkutan orang, kecuali mereka yang memang ditugaskan untuk bongkar muat
barang atau mereka yang sedang bertugas melakukan testing atau instalasi sistem lift
tersebut.
Sistem ventilasi didalam sangkar setiap elevator (lift) harus cukup berlimpah
untuk memberikan udara segar bagi maksimum penumpang yang diizinkan di dalam
sangkar yang bersangkutan.
Tentang keperluan pemeliharaan atau perawatan lift, di lengkapi daya alat
pengendali atau perlengkapan untuk itu, agar memudahkan pelaksanaan pengkajian.
Semua tombol-tombol, tanpa-tanda atau sakelar-sakelar didalam lift ditempatkan
pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau serta mudah dioperasikan dan mampu
dibaca atau dimengerti oleh setiap penumpang.
Sangkar penumpang dan sangkar penumpang dan barang setiap lift juga
harus bebas dari kebisingan atau keributan yang lebih tinggi tingkatannya daripada
batas tingkat kebisingan (noise background) yang di izinkan untuk ruang tunggu dan
tidak melampaui 40 dB (A). Demikian halnya harus bebas dari gataran mekanis atau
shock yang lebih besar dari batas-batas yang diizinkan untuk getaran dalam bangunan
umum. Tinggi ruangan setiap sangkar penumpang dan barang tidak boleh kurang dari
200 cm.
Di bagian atap setiap sangkar penumpang dan atau sangkar penumpang dan
barang disediakan pintu darurat yang dikunci secara elektris atau mekanis yang hanya
dapat dibuka oleh operator lift yang bersangkutan.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 72


Bahan Kuliah Utilitas

Luas pintu darurat minimal cukup untuk keluar satu orang secara darurat.
Instalasi pintu darurat ini tidak boleh menganggu instalasi sistem lift yang bersangkutan.

f. Sistem Penggerak
Sistem penggerak ialah yang secara langsung berhubungan dengan kendaraan
lift atau sangkar dan memungkinkan kamar kendaraan atau sangkar memperoleh gaya
langsung untuk bergerak keatas atau kebawah. Sistem penggerak lift ini terutama yaitu
Mesin dan atau motor listrik. Mesin-mesin atau motor penggerak setiap sistem lift
dilengkapi dengan rem pengaman mesin yang kuat dan siap bekerja jika sewaktu-waktu
terjadi kerusakan dan atau terjadi kecepatan lebih (over speed) atau kecepatan yang
tiba-tiba menurun (under speed).
Daya dari mesin atau motor setiap instalasi lift sesuai dengan spesifikasi yang
dinyatakan oleh pabrik pembuat mesin atau motor yang bersangkutan. Demikian pula
kabel-kabel penarik harus memenuhi persyaratan untuk kapasitas dari sistem lift yang
bersangkutan. Dalam hal digunakan lebih dari 1 kabel penarik mempunyai tegangan
yang sama satu dengan yang lain, agar keseimbangan tegangan dapat dijaga.
Untuk sistem lift “penumpang dan lift barang” dipilih kabel-kabel penarik dengan
faktor keamanan (safety factor) yang kemampuannya dapat menahan beban tidak kurang
dari 12 kali kapasitas angkut yang diizinkan. Sedang untuk lift “barang” dipilih kabel-kabel
penarik dengan faktor keamanan mampu menahan beban tidak kurang dari 10 kali
kapasitas angkut yang diizinkan. Kabel-kabel penarik untuk setiap lift harus dari jenis
kabel yang tanpa sambungan dan mempunyai ukuran diameter yang sama sepanjang
kabel, serta terbuat dari bahan baja lemas (fleksibel). Di dalam sistem lift tidak boleh
digunakan jenis rantai apapun sebagai pengganti fungsi kabel-kabel penarik.
Karakteristik kabel-kabel penarik untuk sangkar lift harus sama dengan karakteristik
kabel-kabel penarik untuk beban penyeimbang

g. Sistem Pengendali
Sistem pengendali setiap lift, harus mampu mengendalikan dengan
baik :
- Kecepatan naik dan turunnya sangkar.
- Lama waktu pintu sangkar/ruang luncur membuka.
- Semua sistem “rem pengaman” & “emergency”
- Sistem pergantian sumber daya cadangan, & Sistem pelayanan lift.
Sistem pengendali dianjurkan berada dalam satu ruangan dengan mesin-mesin atau
motor-motor penggerak lift.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 73


Bahan Kuliah Utilitas

Ruangan pengendali harus berdampingan/berdekatan dengan ruangan operator. Bising


yang dapat ditimbulkan oleh sistem pengendali tidak boleh menambah tingkat
kebisingan yang diizinkan di dalam ruangan-ruangan disekitarnya.

h. Sistem Emergency
- Sistem komunikasi suara
Sistem emergency yang berupa bel atau “alarm” dan atau intercom atau yang
lainnya paling sedikit berhubungan langsung dengan operator dan bagian keamanan
bangunan.
Sarana komunikasi suara dipasang minimal 1 buah di suatu tempat
di dalam sangkar lift yang dapat dijangkau dan dioperasikan dengan mudah oleh
siapapun pengguna lift.
- Rem pengaman
Setiap lift dilengkapi dengan perlengkapan rem pengaman yang dapat
menghentikan kendaraan atau sangkar lift jika terjadi kecepatan lebih atau tiba-tiba
kecepatan menurun maupun terjadi goncangan pada sangkar atau beban
penyeimbang (counter weight) dan terjadinya kerusakan daya.
Rem pengaman ini harus bekerja dengan baik menghentikan kendaraan sangkar
dengan aman tanpa menimbulkan goncangan atau “shock” yang hebat pada
sangkar maupun penumpang. Selain itu setiap lift dilengkapi “governor” yang
mengatur bekerjanya rem pengaman bagi kendaraan atau sangkar. Governor harus
disetel dan dipelihara sehingga rem pengaman mampu bekerja dengan balk jika
kendaraan atau sangkar akan melampaui batas kecepatan lebih (over-speed) atau
jika terjadi peristiwa seperti disebutkan diatas.
Batas kecepatan lebih yang dimaksud ialah dinyatakan dalam persentase kecepatan
lebih dengan batas-batasnya diberikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1
Kecapatan Lift
Kecepatan Lift % Kecepatan Lebih
s/d 42 m/mim. 50%
Lebih dari 42 s/d 90 m/mim. 40%
Lebih dari 90 s/d 120 m/mim. 35%
Lebih dari 120 m/mim. 30%
Sumber : Mechanical & Electical Equipment For Buildings

Sistem lift yang mempunyai kecepatan lebih besar dari 50 m/min, governornya
harus dilengkapi dengan sebuah sakelar yang dapat memutuskan aliran listrik ke

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 74


Bahan Kuliah Utilitas

mesin dan atau motor penggerak sebelum governor yang bersangkutan bekerja.
Sakelar pengaman batas (travel limit switch) tersebut akan memberhentikan mesin
secara otomatis sebelum kendaraan atau beban penyeimbang mencapai batas
perjalanan terakhir kebawah atau keatas.
Sistem penyangga (buffer) dipasang didalam ruang luncur
bagian bawah atau ruang lekuk (pit), dan yang akan memberhentikan kendaraan
atau sangkar pada posisinya jika tersentuh oleh sangkar atau beban penyeimbang.
Pada motor penggerak lift hendaknya dilengkapi dengan alat yang dapat
menggerakkan kendaraan atau sangkar jika sewaktu-waktu catu daya yang ke
mesin tidak normal atau putus pada saat kendaraan (sangkar) tidak pada posisi
yang tepat di lantai pemberhentian. Alat penggerak yang dimaksud dapat berupa
engkol tangan, yang dipergunakan untuk membawa kendaraan (sangkar) pada
posisinya di lantai pemberhentian tersebut.
i. Penanggulangan bahaya kebakaran
Kamar mesin harus cukup kuat, bebas air serta terbuat dari bahan-bahan yang
tahan api dan atau disediakan peralatan penanggulangan bahaya kebakaran yang
cukup, paling sedikit 2 buah tabung pemadam kebakaran dengan ukuran masing-
masing tidak kurang dari 5 kg yang siap pakai.
Penanggulangannya bahaya kebakaran dengan memasang instalasi air, minimal
mempunyai kapasitas 5 liter/detik dengan tekanan tidak kurang dari 2,5 atmosfir.
j. Ruang operator

Di dalam ruang operator, untuk setiap sistem instalasi lift harus terdapat tanda-tanda
yang dapat menunjukkan bekerjanya sistem lift serta arah dan posisi sangkar dari
sistem yang bersangkutan. Demikian pula tanda-tanda atau alarm yang dapat
menunjukkan adanya kerusakan atau adanya kelainan dan adanya bahaya yang
mengancam bekerjanya sistem lif t maupun yang mengancam
keselamatan penumpang.
k. Ruang luncur dan peluncur

Dalam ruang luncur (hoist way) harus bersih dan kering serta memenuhi
persyaratan yang tidak akan mengganggu jalannya kendaraan atau sangkar
maupun beban penyeimbang (counter weight).
Di dalam setiap ruang luncur tidak dibenarkan memasang instalasi lain yang
tidak ada hubungannya dengan sistem lift yang bersangkutan. Di bawah hoist way
atau ruang lekuk (pit) merupakan ruang kosong dengan kedalaman antara 60-150
cm dari lantai ruang lekuk (pit) hingga instalasi bagian bawah atau bibir lantai
pertama bangunan. Sedang dibagian atas setiap ruang luncur harus merupakan

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 75


Bahan Kuliah Utilitas

ruang bebas tidak kurang dari 60 cm antara langit-langit ruang dengan instalasi
diatas kendaraan atau sangkar lift sewaktu sangkar yang bersangkutan berada pada
batas pemberhentian paling atas (top landing). Peluncuran dimana kendaraan
(sangkar) atau beban penyeimbang berpegang dan meluncur, harus terbuat dari
bahan baja yang kokoh dan di pasang kuat sehingga tidak mudah goyang atau
bergetar. Rel peluncur harus benar-benar tegak lurus dengan tingkat ketelitian yang
tinggi, karena berakibat fatal pada pengoperasian sistem lift yang memungkinkan lift
akan sulit bergerak. Rel peluncur harus halus dan basah dengan minyak pelumas
serta bebas karat.

l. Sistem pintu

Setiap sistem instalasi lift harus mempunyai dua buah pintu yang sejajar, yaitu
satu buah pintu pada sangkar dan satu lagi pintu pada ruang luncur di setiap tempat
pemberhentian. Jarak kedua pintu yang dimaksud diatas tidak boleh lebih dari 20
cm. Jarak ini juga harus merupakan jarak terdekat antara ujung lantai sangkar yaitu
pada saat kedua lantai tersebut pada keadaan sebidang.
Di depan, disebelah luar, setiap pintu ruang luncur terdapat tombol-tombol
pelayanan, yang paling sedikit terdiri dari atas
- 1 buah tombol dan tanda permintaan pergi ke atas.
- 1 buah tombol dan tanda permintaan pergi ke bawah.
Sangat dianjurkan disekitar tempat yang disebut diatas dipasang tanda-tanda yang
dapat menunjukan arah gerak dan atau posisi kendaraan (sangkar) di lantai berapa
ia berada.
Pada saat sistem pintu dioperasikan, maka pintu sangkar dan pintu ruang luncur
dalam keadaan normal harus bekerja bersama-sama, dengan kecepatan membuka
dan menutup yang sama pula.
Pintu sangkar dan pintu ruang luncur mempunyai jumlah daun pintu dan arah
membuka/menutup serta ukuran yang sama.
Kecuali lift barang, maka setiap sangkar lift harus mempunyai ukuran lebar pintu
tidak kurang dari 65 cm dan ukuran tinggi tidak kurang dari 200 cm.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 76


Bahan Kuliah Utilitas

LIFT PENUMPANG.
(PASSANGER ELEVATOR)
Lift penumpang sebagai salah satu sarana sirkulasi vertikal (vertical access) pada suatu
bangunan berlantai banyak untuk mengangkut orang banyak dan ditempatkan berkelompok
dengan vertical akses lainnya pada suatu ruang tertentu.
Hal tersebut dipertimbangkan untuk memudahkan pemakaian dalam sistem sirkulasi
maupun dalam sistem kontrol/pengamanan.
1. Persyaratan-persyaratan elevator (lift)
a. Interval Time (I)
Interval time ialah waktu yang dapat ditolerir oleh seseorang dalam menunggu
kereta/car. Hal ini akan sangat terpengaruh dari aktifitas seseorang dalam kaitannya
dengan fungsi suatu bangunan, misalnya untuk bangunan komersil/perkantoran akan
membutuhkan waktu yang relatif singkat dibanding bangunan lainnya. Dari tabel
dibawah ini menunjukkan interval waktu yang dianggap acceptable untuk masing-
masing peruntukan bangunan :
Tabel 2
Interval Waktu Yang Digunakan

Interval Time
Fungsi Bangunan
(Detik)

Bangunan Kantor :
− Pusat Kota
25 – 30
− Bangunan Investasi 30 – 45

Residential/Pemukiman : 50 – 70
− Apartemen bergensi 60- 80
− Apartemen (berpenghasilan menengah
(middle income) 80 – 120
− Apartemen untuk berpenghasilan
rendah (low income) 60 – 80
− Asrama (dormitories) 40 – 60
− st quality) Hotel kelas I (1 50 – 70
− Hotel kelas II (2 nd quality)

b. Kapasitas Angkut (Handling Capacity)

Yang dimaksud dengan Handling Capacity (HC) ialah kapasitas angkut


penumpang dari suatu sistem elevator dalam satu periode waktu. Sebagai standar
diambil dalam tiap waktu 5 menit. Hal tersebut tergantung pada dua faktor yaitu
– Passenger load (car capacity) dan
– Frekwensi floading (interval).
Rumus Handling Capacity (HC) adalah sebagai berikut :

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 77


Bahan Kuliah Utilitas

60 sec passenger
5 min x x
HC = min car
Interval (I)

300 p
HC =
I

dimana : p = Jumlah penumpang lift, yang terdiri dari


penumpang maksimun dan penumpang normal
(Tabel 4 )
I = Waktu interval.

Agar supaya kita dapat menghubungkan sistem kapasitas angkut handling


capacity (HC) dengan besarnya gedung yang akan menentukan kepadatan manusia
(density) Jumlah tersebut dinyatakan dalam suatu persentase (presentage handling
capacity), yakni angka yang menyatakan banyaknya orang dapat diangkut dalam waktu
5 menit. Kapasitas angkut 1 car dalam 5 menit (h) dihitung dengan rumus :
300 P
RT

Tabel 3
Kapasitas Angkat Minimum
(Minimum Handling Capacity)

Persentase Penumpang yang diangkut dalam 5 menit (%)

1. BANGUNAN KANTOR
– Pusat Kota 13 to 15
– Invertasi 12 14
– Tujuan tertentu 15 18

2. PERMUKIMAN/RESIDENTIAL
– Bangunan bergensi 5 7
– Bangunan lainnya 6 7
– Asrama/Dormitories 10 11
– Hotel kelas 1 (1st quality) 12 15
– Hotel kelas 2 (2nd quality) 10 12
Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings

b. Travel Time
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu sangkar car/elevator untuk tiba pada tujuan,
Waktu tersebut harus relevan dengan travel time. Dalam suasana komersial lintasan
(trip) yang dianjurkan tidak lebih dari 1(satu) menit, 75 detik masih dapat diterima (masih

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 78


Bahan Kuliah Utilitas

acceptable) dan 90 detik dianggap mengganggu /perlu dihindari sedang 120 detik,
adalah batas toleransi.
Round Trip Time. ialah waktu rata-rata yang digunakan oleh suatu sangkar/car
untuk berangkat dan kembali, mengingat waktu bolak-balik (round trip) akan berbeda-
beda untuk setiap sangkar/car, tergantung dari jumlah lantai, berat (1 bs) dan kecepatan
(speed) yang digunakan seperti dapat dilihat pada tabel 21, 22, 23, dan 24.
Untuk menghitung Round Trip (RT) yang menggunakan sistem multi zone
dimana untuk zone atas (upper zone), Round Trip (RT) dapat dihitung sebagai berikut :
Ambil RT berdasarkan jumlah tingkat (tidak termasuk jumlah lantai zone bawah (lower
zone) dan tambahkan 2x angka yang didapatkan pada waktu bergerak tercepat (express
run time) dari table.
c. Kecepatan kereta (car speed)
Pemilihan kecepatan sangkar (car speed) pada suatu perhitungan elevator,
hanya digunakan secara mencoba-coba (trial and error) untuk mendapatkan round trip
(RT), harga tersebut harus dikontrol dengan persyaratan interval (I) yang
diperkenankan.
sebagai titik torak perhitungan maka minimum kecepatan sangkar (car speed)
disesuaikan dengan tinggi bangunan yang akan dipasangi lift, untuk jelasnya lihat tabel
4.
Apabila kita menggunakan penyelesaian perhitungan elevator atas, dua atau
lebih zone, maka kecepatan sangkar (car) dapat dibedakan atas

1). Lift kecepatan tinggi (high speed elevator)


Adalah elevator yang digunakan pada bangunan bertingkat lebih dari 12 lantai,
dimana kereta (car) untuk lantai atas (upper floor) mulai dari ground floor sampai ke
lantai 12 tidak terhenti.
RT (Round Trip) dapat dilihat pada tabel 4 (high speed car 600 fpm – 1200 fpm).
2). Low speed elevator
Elevator yang digunakan pada bangunan tidak lebih dari 12 lantai, dimana lift
berhenti pada setiap lantai.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 79


Bahan Kuliah Utilitas

Tabel 4:
Keterangan Peralatan Elevator
(Elevator Equipment Recommendation)

Pengguna Kapasitas Kecepatan Jarak Tempuh


bangunan kereta (pounds) Min (F.P.M) (Feet)
Bangunan Kantor : 350 – 400 0 S/D 125
- Bangunan Kecil 2500 500 – 600 126 S/D 225
- Bangunan Sedang 3000 700 226 S/D 275
- Besar 3500 800 276 S/D 375
1000 Diatas 375
Hotel 2500 Sda Sda
3000
Rumah Sakit 150 0 S/D 60
200 61 S/D 100
3500 250 – 300 101 S/D 125
4000 350 – 400 126 S/D 175
500 – 600 176 S/D 250
700 Diatas 250
Apartemen 100 0 S/D 75
200 76 S/D 125
2000 250 – 300 126 S/D 200
2500 350 – 400 Diatas 200
Toko Pengecer ( Depart. Store ) 200 0 S/D 100
3500 250 – 300 101 S/D 150
4000 350 – 400 151 S/D 200
5000 500 Diatas 200
Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings

d. Pemilihan tipe sangkar

Pemilihan tipe sangkar/car disesuaikan dengan berat (lbs) yang dianjurkan pada Tabel

5;

Dalam pembahasan kecepatan kereta (d) kapasitas penumpang persatu sangkar/car

ditentukan sebagai berikut :

Tabel. 5
Kapasitas Kereta Penumpang

Kapasitas Elevator Maximum Normal Muatan


(LBS) Penumpang Penumpang/Trip
1200 7 6
2000 12 10
2500 17 13
3000 20 16
3500 23 19
4000 28 22
Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 80


Bahan Kuliah Utilitas

Jumlah penumpang yang diangkat pada satu trip untuk kondisi puncak, diperkirakan 80

% dari kapasitas car.

e. Kepadatan bangunan (building population)

Estimasi kepadatan bangunan yang dianjurkan di dalam menentukan kepadatan

pemakai elevator, dapat dilihat pada Tabel 6.

f. Efisiensi penggunaan ruang/lantai

Khusus untuk gedung perkantoran (rental office), efisiensi pemakaian lantai diperkirakan 75 - 90

% bruto (groos). Hal ini dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.
Kepadatan Bangunan
(Building Population Density)

Fungsi bangunan Kapasitas bersih


(Sq.feet/orang)
Office building :
– Lantai bawah besar 90 – 100 )a
– Lantai atas 110 – 130
– Penggunaan rata-rata 120
– Penggunaan tunggal 90 – 110
Orang per tempat tidur
Hotel
– Penggunaan normal 1,3
– Conventions/r.pertemuan 1,7
Pengunjung per tempat tidur
Rumah sakit
– General private 1,5
– General public (large wards) 3–4
Orang per ruang tidur
Apartemen
– Sewa tinggi 1,5
– Sewa sedang (moderate rental) 2,0
– Perumahan murah 2,5 to 3,0
(Low cost Housing)

Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings

Pada lantai yang kepadatannya berbeda, bagian administrasi digunakan kepadatan


rata-rata 50 sq. feet per orang.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 81


Bahan Kuliah Utilitas

1 sq feet 0,929 m2
Tabel 7

Efisiensi Bangunan Kantor


(Office Building Effciense)
0 - 10 Lantai Kurang lebih 85 % bruto
0 - 20 Lantai Lt 1 – 10 80 % bruto
Lt 11 – 20 85 % bruto
0 - 30 Lantai Lt 1 – 10 75 % bruto
Lt 11 – 20 75 % bruto
Lt 21 – 30 85 % bruto
0 - 40 Lantai Lt 1 – 10 75 % bruto
Lt 11 – 20 80 % bruto
Lt 21 – 30 85 % bruto
Lt 31 – 40 90 % bruto

Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings

h. Prinsip Perhitungan Elevator (lift)


Untuk perhitungan besaran dan kapasitas elevator harus dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
Inventarisir data bangunan : fungsi bangunan, luas lantai (typical floor/total floor),
tinggi/jumlah tingkat bangunan dan batasan interval yang dianjurkan.

1). Pastikan building population (kepadatan bangunan) dari tabel 6,


kemudian cari HC (handling capacity) dengan :
.

HC = PHC (%) x BP = ......... orang


.
2).Tentukan tipe elevator yang digunakan dari tabel 4. Untuk penyelesaian tunggal
(single zone solution) lihat tabel diatas, dengan ketentuan disesuaikan pada tabel antara
ketinggian bangunan dengan kecepatan minimum (minimum speed) yang digunakan.
a) Round Trip Time ( R.T ) dapat dihitung sebagai berikut :
- Single Zone Solution tabel
- Two Zone Solution
Tabel 4.3 dan 4.6 lihat pembahasan Car Speed ( 4 )
Travel time ( 3 ).
b) Kapasitas Angkut untuk satu car ( h ) dalam periode 5 menit

300p
h= = ................... Orang/5 menit
R.T

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 82


Bahan Kuliah Utilitas

c). Menentukan jumlah elevator yang didapat (N)

H.C
N= = ................... elevator
R.T

d). Check interval waktu yang didapat (I) dimana :

R.T
I= > persyaratan interval yang dianjurkan
N

e). Bila perhitungan OK tentukan dimensi elevator shaft berdasarkan


berat (Lbs) dari car, yang digunakan/diperoleh diatas.

Contoh perhitungan
(1) Suatu Bangunan Berlantai Banyak dengan fungsi Rental Office.
Tinggi lantai ditetapkan 13 lantai dengan luas tiap lantai typical 12.000 sq. feet,
menggunakan two zone solution.
Diminta : Menentukan jumlah elevator (N) dan mengecheck interval time (I), bila
ditetapkan :
I diambil antara 30 – 45 detik
– HC dalam periode 5 menit, minimum 13 - 15%
– Travel time
– 75 detik dapat diterima
– 90 detik kalau dapat dihindari
– 120 batas toleransi
– Tinggi lantai 12 feet (3,6 M)
Penyelesaian :
Typical zone : - Lower zone 1 – 6 floor
- Upper zone 6 - 13 floor
Tinggi lantai 12 feet (3,6 meter)
– Luas lantai 12.000 sq. feet.
– Lower zone
• Building Population ( BP )
Tabel 6 Æ 90 sq.ft /person
6 Lantai x 12.000 sq.feet
BP = = 800 orang
90 sq.feet / orang
BP = 800 orang

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 83


Bahan Kuliah Utilitas

• Handling Capacity ( HC )
Tabel 3 Æ 13 % x 800 = 104 orang
HC = 104 orang
• Travel Time
Tabel 4 Æ diambil 2500 Lbs normal speed 350 fpm.
Tabel. 24 Æ RT = 97 detik
300p 300 x 13
h= = = 41,05 buah
RT 95
• Jumlah Elevator ( N )
HC 104
N= = = 2,5 3 buah
h 41,05
Check Interval ( I )
HC 104
I= = = 34,6 det. < 30 - 45 det.
N 3
– Upper Zone
Tabel 4 Æ di ambil 2500 Lbs medium Speed 800 Fpm
Grafik I Æ (Medium Speed)
2 x 9 detik = 18 det.
Tabel 24 ( Normal Speed) = 118 det.
Total round trip (RT) = 136 det
300p 300 x 13
h= = = 28,26
RT 136
• Jumlah Elevator (N)
HC 104
N= = = 3,6 4 buah
h 28,26
• Check Interval (I)
RT 105
I= = = 35 detik < 45 detik
N 3
Pemilihan type sangkar ini tergantung pada merk yang akan digunakan,
misalnya merk yang direkomendasikan adalah “MITSUBISHI” maka dimensi
dipastikan berdasarkan tabel II dan tabel.. dari MITSUBISHI ELEVATOR SYSTEM.
Untuk “Lower Zone” Æ Car Capacity 2500 lbs,
Speed 350 fbm.
Pada tabel 11 dan tabel 13, Major Specification diperoleh type kereta yang sesuai
adalah “P15 – CO” kapasitas penumpang dengan dimensi sangkar (car) sebagai
berikut :
internal ( AA x BB) = 1600 x 1550 (mm)

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 84


Bahan Kuliah Utilitas

external ( a x b ) = 1700 x 1740 (mm)


hoistway ( X x Y ) = 2050 x 2130 (mm)
machine room = 3200 x 4300 (mm)

X = 2050

Y = 2130
(b) = 1740 (AA) = 1600

(BB) = 1550

Gambar 6
(a) = 1700

(2). Sebuah kantor jawatan yang digunakan untuk berbagai kegiatan. 14 lantai di atas
masing-masing luas bersih typcal floor 1.114,8 m2. tinggi lantai 3,60 m.
Diminta : rencanakan suatu sistem lift untuk penumpang.
Penyelesaian :
Dari tabel minimum HC = 13 %
Dari tabel minimum interval (1) = 30 detik. dan
Dari tabel 4.6 kepadatan rata-rata = 120 sq.ft per orang.
Building Population :
1 sift = 0,0929 m2 atau
1m = 10,76391 sq.ft
Jadi luas typical = 1.114,8 x 10,76391 = 11.999,6 m2 dibulat 12.000 sq.ft.
14 x 12.000
BP = = 1.400 orang
120
PHC = 13%
HC = 0,13 x 1400 = 182
Dari tabel kita pilih sebuah rekomendasi ukuran kereta dari 3000 lob pada kecepatan
500 fpm.
Dari tabel 16 c diperoleh RT = 143 detik
Kapasitas tiap lift (lihat tabel 5 ).
300p
h=
RT

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 85


Bahan Kuliah Utilitas

300 (16)
h= = 33,5 orang
143
HC 182
N= = = 5,5 lift ~ 6 lift
h 33,5
RT 143
Check Interval : I = = = 31,8
N 6
31,8 detik berada pada 30 – 45 detik (OK).

4. Bangunan Multi Zone Besar


Untuk menghitung luas area dan jumlah lantai suatu bangunan dapat didekati dengan
persamaan rumus-rumus sebagai berikut :
300p
HC =
I
HC = PHC x population
Jika kita asumsi population decinty adalah D, maka :
Area
HC = PHC x
D
Subtitusi persamaan
300p Area
= PHC x
I D
300 x p x D
Area =
PHC x I

Contoh :
Diketahui : 22 lantai dipersewakan di atas lobby, tinggi lantai ke lantai 3,60 m, luas lantai
bersih rata-rata 24.000 sg.ft population density 120 sq.ft/orang. Maksimum
interval PHC 13%

Solusi : Kita pilih 3000 lb dan 3500 lb.


Maksimum interval ditetapkan 30 detik. Minimum interval yang tidak
diperhitungkan di lobby diperkirakan 1,2 detik perpenumpang.
Jika car 3000 lb. Lihat grafik 31.7c.
Area untuk 13% PHC dan 30 sec.I adalah = 150.000 sq.ft
Minimum jumlah lantai dalam 1 zone =
150.000 sq.ft
= 6,25 lantai ~ 6 lantai
24.000 sq.ft

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 86


Bahan Kuliah Utilitas

4 Area untuk 13% PHC dan 22 sec.I adalah = 200.000 sq.ft


Maximum jumlah lantai dalam 1 zone =
200.000 sq.ft
= 8 lantai
24.000 sq.ft
Jika car 3500 lb, lihat grafik 31.7d
Area untuk 13% PHC dan 30 detik I adalah = 180.000 sq.ft
Minimum jumlah lantai dalam 1 zone =
180.000 sq.ft
= 7 lantai
24.000 sq.ft
Area untuk 13% PHC dan 22 detik I adalah = 240.000 sq.ft
Minimum jumlah lantai dalam 1 zone =
240.000 sq.ft
= 10 lantai
24.000 sq.ft
Dari alternatif di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Skema 1 Skema 2 Skema 3
Zone 1 8 lt 8 lt 9 lt
Zone 2 7 lt 8 lt 7 lt
Zone 3 7 lt 6 lt 6 lt
5. Pengelompokan Kerja Lift
Dalam suatu core berguna biasanya terdiri dari beberapa kelompok lift (grouping)
yaitu :
a. Single Zone
1) Kelompok 3 – Car

Boleh di
Dalam I baris 6’ – 8” tutup

(a)

2) Kelompok 4 – car

(a) 6’ – 8” Boleh di
tutup

3) Kelompok 6 – car

6’ – 8” 6’ – 8” Boleh di
tutup

Gbr. 7. Lobby Grouping Untuk Single Zone

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 87


Bahan Kuliah Utilitas

6. Kebutuhan Daya

Daya listrik yang dibutuhkan untuk suatu group atau kelompok lift dipengaruhi oleh
kapasitas, kecepatan dan jumlah lift.
Dalam table 25 menunjukkan factor kebutuhan (demand factor) yang merupakan
parameter dalam menentukan jumlah daya yang diperlukan.
Rumus yang digunakan adalah :

μ = N x P x df (1)

dimana : μ = total tenaga yang diperlukan (hp)

N = jumlah lift

df = demand faktor

P =

0,746 kw
ξ = 0,2 x μhp x x 10 hr (2)
hp
ξ = μ x 1,492 (kwh)

dimana :
ξ = Kebutuhan Daya (kwh)

N 2 3 4 5 6 7 10 15 20 ≤25
Df 0,85 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,44 0,40 0,40 0,35

7. Beban Panas Pada Ruang Mesin (Machine room Considerations)

Dapat dilihat pada table 25 atau grafik i dimana ukuran lift dengan kecepatan
diperpotongkan kemudian titik temu keduanya ditarik ke samping kiri dan dapat dibaca pada
lajur pertama (T), misalnya ukuran lift 3500 lb dan speed 200 fpm. Maka lift menggunakan
motor 20 HP.
Besarnya beban panas harus diperhitungkan 1/3 dari besarnya daya motor yang ada
(1/3 dari HP).
1 HP = 2500 Btu sedang 1 Btu = 0,25 calori, temperatur ruang mesin harus konstan antara
60 °F - 90 °F.
Formulasi

Ξ = 1/3 x ∑ϕ x 2500

dimana : Ξ = beban kalor dalam ruang mesin (Btu)


∑ϕ = Total daya pada mesin lift (HP)

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 88


Bahan Kuliah Utilitas

1 Pound = 0,4536 kg
1 HP = 75 kgm/detik
1 HP = 0,746 kVA.

Dengan ukuran lift 35001b dan 200 fpm diperoleh beban calor sebesar :
1/3 x 20 HP x 2500 Btu = 16.667 Btu
Misalnya jumlah lift (N) sebanyak 6 buah pada 3500 lb dan 600 fpm, maka beban kalor
dapat dihitung sebagai berikut :
ϕ = 3 5 hp
∑ϕ = 6 x 35 =210 hp
Ξ = 1/3 x 210 x 2500 = 175.000 Btu (43.750 calori).

Gambar 8. Tipe Mesin Lift (Traction Mechine)

Gambar 9. Tipe Perangkat Lift

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 89


Bahan Kuliah Utilitas

FREIGHT ELEVATOR & DUMBWAITER


(LIFT BARANG & SERVICE)
A. FREIGHT ELEVATOR

Adalah lift yang digunakan untuk melayani pengangkutan barang-barang dari lantai
ke lantai yang efisien, ekonomis dan cepat.
Pelayanan angkutan sebagai fasilitas angkutan barang yang juga dapat melayani
angkutan penumpang, maka harus memenuhi persyaratan service penumpang.

a. Kapasitas Sangkar (Car Capacity).

Penentuan kapasitas angkut, dapat dilihat pada spesifikasi platform (ruang lift)
sebagaimana di tunjukkan dalam tabel yang menunjukkan perbedaan beban dalam
square feet (sq. ft) berdasarkan ketentuan dari American standard safety codes for
elevators yang menetapkan 3 klasifikasi perbedaan yaitu :
1) Kelas A, yaitu General Freight Elevator berupa truk (sangkar). Ukuran beban dasar
50 pound per square feet (psf) netto pada lantai dasar sangkar (net inside platform
are).
2) Kelas B, yaitu Motor Vehicle Loading, sangkar dengan ukuran beban dasar
platform 30 psf.
3) Kelas C, yaitu Industrial Truck Loading. Sangkar dengan beban maksimum 150 %
dari beban lantai dasar fright elevator yang berkapasitas 50 psf (150 % dari
kapasitas lebar sangkar general fright elevator).

Dalam bangunan industri sering penggunaan fright car untuk pengangkutan orang atau
pekerja. Hal ini diperkenankan asal dipenuhi prosedur yang ditetapkan oleh peraturan
setempat, dengan ketentuan pengamanan sebagai berikut :
– Memeriksa alat pengunci elektrik (electric interlock) dari pintu untuk mencegah
terbukanya pintu sewaktu kereta bergerak, kecuali jika pintu dipastikan terkunci,
ditambah pengamanan ketat pada pintu masuk kereta.
– Singkronisasi harus tepat antara kereta (sangkar) dengan pintu hoist way bila kereta
dioprasikan.
– Penggunaan dengan kapasitas yang layak.
Agar penumpang fasilitas ini dengan aman, maka kapasitas harus mengacu pada
standar muatan yang ditunjukkan pada tabel.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 90


Bahan Kuliah Utilitas

Tabel 8
Muatan Representatif Kereta penumpang
(Representative loadings for Passenger cars)
Maximum
Rated Load Loading
Net Platform area
(pounds) (PSF)
(Square feet)
1.000 13,25 75
1.500 18,90 80
2.000 24,20 83
2.500 29,10 86
3.000 33,70 89
3.500 38,00 92
4.000 42,20 95
5.000 50,00 100
6.000 57,70 104
8.000 72,90 109
10.000 88,00 114
15.000 125,10 120
20.000 161,20 124
30.000 231,00 130
Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings.

Salah satu contoh yang ditunjukkan disini yaitu sebuah beban 3.000 lbs fright
elevator dengan ukuran 6 feet, 4 inch x 8 feet, 0 inch. Ukuran platform menjadi 6 feet 0
inch x 7 feet, 6 inch. (minus 4”).
Ini berarti ukuran platform bersih 4 inch lebih kecil, panjang/ke dalam kereta
daripada standar ukuran platform.
– Jadi ukuran platform bersih = 6,0 x 7,5 ft = 45 sq. ft.
– Passenger Loading = 89 psf
– Muatan Elevator = 45,5 x 89 = 4005 lbs.
– Berat orang = 150 lbs
4005
– Maximum jumlah penumpang = = 27 orang
150
Tabel 9
Muatan Penumpang pada Freight Elevator
(Passenger Rating Fright elevator)
Elevator Freight Platform Passanger Number of
Rating Size*) Rating) Passanger**)
2.500 5'4" x 7'0" 2.370 19
3.000 614" x 810" 4.350 29
5.000 814" x 10'0" 8.450 56
8.000 854" x 12'0" 10.500 70
12.000 10'4" x 14'0" 16.300 108

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 91


Bahan Kuliah Utilitas

*). Net platform size in 4 inch smaller in width and 6 inch smaller in depht.
**). Based 0n 150 lb per passenger
Kapasitas angkut/daya muat per jam ditetapkan dengan beban normal dari
elevator tersebut, dimana membutuhkan waktu perjalanan pergi pulang (dari lantai dasar
ke lantai atas atau sebaliknya). Misalnya untuk bangunan bertingkat 5 dapat dihitung
sebagai berikut :
Tabel 10
Lantai (floor) Tinggi (Height)
1–2 18 feet ( 5.40 meter )
2–3 18 feet ( 5.40 meter )
3–4 18 feet ( 5.40 meter )
4–5 18 feet ( 5.40 meter )
Jumlah jarak perjalanan 66 feet ( 16,20 meter )

b. Kalkulasi Round Trip Time.


Untuk pelayanan angkutan barang atau penumpang, secara empiris dapat
dihitung sebagai berikut :
Assumsi 1 orang = 75 kg atau 150 lbs, dengan kapasitas (P) orang atau
equivalent dengan beban (P x 150 lbs).
– Running Time (waktu yang diperlukan untuk bergerak) = 20 det.
– Percepatan dan perlambatan = 10 det.
– Pintu beroperasi (membuka & menutup) = 8 det.
– Waktu mengisi dan membongkar (loading & unloading) = 120 det.
– Perjalanan bolak balik lift
(n − 1)
Lift = 2 x 60 det.
v
158 + 2(n − 1)h
Round Trip Time ( RT) = x 60 detik
v
Dimana : n = Jumlah lantai
h = Tinggi lantai ke lantai (feet)
v = Kecepatan lift dalam (fpm)

Contoh :
Sebuah barang akan diangkut ke lantai 5. Tinggi lantai ke lantai 12 feet. Jika beban
yang akan diangkut rata-rata adalah 20.000 lbs dengan kapasitas angkut lift 2.500
lbs atau equivalent 19 orang penumpang.
Kecepatan kereta 250 fpm
Hitunglah jumlah freight Elevator yang digunakan.
Penyelesaian :
PHC = 15 %

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 92


Bahan Kuliah Utilitas

158 + 2 (5 − 1)12 x 60
RT = =181,04 det ik
250
20.000
BP = x 19 =152 orang
2.500
HC = 15% x 152 = 22,8 ~ 23 orang
300.P
h=
RT
300 x 19
h= = 31,49
181,04
HC 23
N= = ~ 1 buah
h 31,49
HC 23
I= = = detik
N 1

B. DUMBWAITER
Dumbwaiter adalah satu lift service yang dikhususkan sebagai lift barang terbatas,
berupa barang-barang ringan yang dapat naik turun dari lantai ke lantai. Dumbwaiter
banyak digunakan pada bangunan-bangunan seperti :
Kantor-kantor perdagangan misalnya, pertokoan, supermarket, departemen store dan
sejenisnya yang cara kerjanya melayani pengangkutan barang-barang kecil, makanan dan
lain-lain dari lantai ke lantai.
Rumah-rumah sakit digunakan untuk transportasi bahan makanan, obat-obatan dan lain-
lain.
Restoran-restoran dan sejenisnya, yang fungsinya mengantar makanan dari ruangan dapur
(kitchen) ke lantai ruang makanan (dining room).
Dumbwiter, dibatasi oleh platform (ruang car) dengan luas area : 9 sq. ft (8,40 m2), dan
tinggi maksimun 4 ft (1,20 m2). Kecepatan rata-rata 45 fpm 150 fpm, kapasitas angkut 100 -
150 lb.
Car Dumbwiter memakai sistem traction machine atau counterweight. Untuk sistem-sistem
control dan lain-lain sama dengan sistem equipment elevator biasa (passenger lift).
Untuk typical layout dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Ruangan pengendali harus berdampingan/berdekatan dengan ruangan operator. Bising
yang dapat ditimbulkan oleh sistem pengendali tidak boleh menambah tingkat kebisingan
yang diizinkan di dalam ruangan-ruangan disekitarnya.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 93


Bahan Kuliah Utilitas

a. Sistem Emergency

1). Sistem Komunikasi Ruangan

Sistem emergency yang berupa bel atau "alarm" dan atau intercom
atau yang lainnya paling sedikit berhubungan langsung dengan
operator dan bagian keamanan bangunan.
Sarana komunikasi suara dipasang minimal l buah di suatu tempat
di dalam sangkar lift yang dapat dijangkau dan dioperasikan
dengan mudah oleh siapapun pengguna lift.

2). Rem pengaman

Setiap lift dilengkapi dengan perlengkapan rem pengaman yang


dapat menghentikan kendaraan atau sangkar lift jika terjadi kecepatan lebih atau
tiba-tiba kecepatan menurun maupun terjadi goncangan pada sangkar atau beban
penyeimbang (counter weight) dan terjadinya kerusakan daya.
Rem pengaman ini harus bekerja dengan baik menghentikan kendaraan sangkar
dengan aman tanpa menimbulkan goncangan atau “sock” yang hebat pada sangkar
maupun penumpang. Selain itu setiap lift dilengkapi “governor” yang mengatur
bekerjanya rem pengaman bagi kendaraan atau sangkar. Governor harus disetel dan
dipelihara sehingga rem pengaman mampu bekerja dengan baik jika kendaraan atau
sangkar akan melampaui batas kecepatan lebih (over-speed) atau jika terjadi peristiwa
seperti disebutkan di atas.
Batas kecepatan lebih yang dimaksud ialah dinyatakan dalam persentase
kecepatan lebih dengan.
Salah satu produksi dalam negeri, Dumbwaiter merk ELGA yang menyediakan 5 model
dengan 12 variasi mulai dari kapasitas 50 kg hingga 500 kilogram, terdiri dari, dua tipe
yaitu :
– Type Table sangat sesuai untuk mengangkut makanan, piring dan lain-lain pada
sebuah restoran juga mengangkut berbagai benda, obat-obatan, dokumen atau
peralatan kantor, bank dan sebagainya.
– Type floor sangat praktis untuk memindahkan barang-barang baik yang berbentuk
muatan dari (meja dorong) maupun barang lepas.
Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi Dumbwaiter yang berlaku
umum secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
a. Dumbwaiter Elga sama mudahnya baik pada bangunan yang masih pada tahap
konstruksi maupun bangunan yang telah lama berdiri/selesai (dengan cara
membobol lantai minimum 85 cm x 85 cm untuk dumwaiter kapasitas 50 kg).

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 94


Bahan Kuliah Utilitas

b. Hoist way dengan pemasangan dinding yang cukup, pit dengan kedalaman yang
cukup dan harus keying/waterproof tersedia ruang mesing yang diberi penerangan
dan ventilasi dengan ukuran yang sepadan dan lantai kontraksi beton, pintu masuk,
tangga dan berbagai segi keamanan yang perlu.
c. Material-material penumpang (support) beton bertulang dan, lain-lain untuk instalasi
mesin-mesin peralatan dan pintu-pintu penahan (bumper/buffer)
d. Kabel-kabel aliran tiga phase untuk power dan satu phase untuk penerangan serta
petunjuk dari pelaksanaan pemasangan Dumbwaiter tentang letak lobang kabel dan
ukuran kabel.
e. Gudang penyimpanan material dan peralatan yang aman selama pemasangan
Dumbwaiter.
f. Aliran listrik untuk penerangan di tempat perakitan kerja dan untuk testing
Dumbwaiter serta ruang pengecekannya.
Dibawah ini di tunjukkan daftar standar spesifikasi dari dumbwaiter Elga.

C. TANGGA BERJALAN
(ESCALATOR)

A. Pengertian
Escalator, adalah satu alat transportasi vertikal jika pemakai fasilitas transportasi sangat
banyak dan fasilitas elevator tidak dapat menampung arus pemakai tersebut, maka alat yang
paling efektif adalah escalator.
Escalator ini dipergunakan untuk bangunan-bangunan umum dengan tingkat kepadatan
pemakai yang sangat tinggi, misalnya untuk bangunan shopping center super market, dimana
kepadatan rata-rata dalam bangunan (average building density) mencapai sampai 2 m2 per
orang. Perbedaan pemakaian escalator dengan elevator adalah dari waktu perjalanannya saja,
dimana satu escalator dengan kecepatan 90 fpm (feet per minute) dan jarak antar lantai
bangunan dengan 5 lantai 12 feet, diperlukan waktu sampai 22 detik, sehingga untuk bangunan
dengan 5 lantai diperlukan waktu sampai 110 detik untuk dapat mencapai tingkat 5. Sementara
elevator dengan kecepatan yang sama, untuk mencapai tingkat 5 cukup dengan waktu 60 detik,
sehingga untuk bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 5 lantai, escalator sudah merupakan
alat transportasi yang melelahkan. Escalator terdiri ban berjalan (moving walks/conveyor) dan
tangga berjalan (escalator).
A. Ban Berjalan (Moving Walks/Conveyor)
Sistem ini biasanya dipergunakan untuk mengangkut barang baik secara vertikal
maupun horizontal dan umumnya shopping center ataupun di Pabrik-pabrik. Dibawah ini
ditunjukkan bagan kerja motor ban berjalan

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 95


Bahan Kuliah Utilitas

Ban / karet

Motor

Gambar 9.

B. Tangga Berjalan (Escalator)

Sistem ini dipergunakan untuk alat pengangkutan orang secara vertikal dengan sudut
elevasi tertentu, dengan kapasitas yang tinggi dan kapasitas angkut yang dapat mencapai 4000
- 8000 orang per jam (William J, Mc Guinnes hal. 961).
Sebagai alat transportasi, maka ada beberapa jenis pengaturan, yakni Super Imposed,
Crossover, dan Double Crossover (Criscros) dan biasanya ditempatkan di daerah Plaza atau
hall, dimana diperlukan area yang cukup luas untuk platform-nya.

Gambar 10. Sistem Pengaturan Escalator.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 96


Bahan Kuliah Utilitas

Sebagai tangga penyelamatan, maka pada escalator tersebut harus diperlengkapi


dengan alat penyemprot kebakaran dan pengisap pencegah kebakaran dan penghisap
pencegah kebakaran (sprinkled-vent fire protection). Lihat gambar. Beberapa ketentuan dari
escalator yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Sistem Escalator
a. Ditinjau dari arah geraknya, maka dibedakan atas dua jenis escalator yaitu :
1). Tangga berjalan (moving stairway)
2). Lantai Berjalan (walk)
b. Pada tangga berjalan, arah gerakan ialah diagonal sedang pada lantai berjalan arah
gerakan ialah horizontal.
c. Setiap sistem instalasi escalator pada umumnya terdiri atas bagian-bagian utama :
1) Sistem Penggerak
2) Badan Escalator
3) Tangga atau lantai bergerak
d. Bangunan dimana atau telah dipasang sistem escalator harus telah diteliti oleh yang
berwenang untuk keamanan bangunan, dan dinyatakan dengan suatu rekomendasi
bahwa pada bangunan atau gedung yang bersangkutan aman dan boleh dipasang
sistem escalator.
2. Sistem Penggerak
a. Mesin-mesin atau motor-motor penggerak untuk setiap sistem instalasi escalator harus
mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan beban dan kapasitas yang dinyatakan oleh
pabrik pembuat mesin atau motor yang bersangkutan. Mesin-mesin atau motor-motor
penggerak sistem escalator ini harus terletak di dalam ruangan yang relatif luas dengan
ukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 m3. Selalu bersih dengan penerangan yang cukup sesuai
persyaratan ruang kerja ringan dengan intensitas penerangan minimal 50 lux sehingga
memudahkan untuk dilakukan pemeliharaan atau perawatan. Ruangan mesin yang
dimaksud di atas terbuat dari bahan yang tahan api, kukuh, dan tidak mudah bergetar,
bebas dari air serta berventilasi yang cukup, pintu dapat dikunci serta jendela kaca yang
cukup, pintu dapat dikunci serta jendela kaca dengan ukuran tidak kurang dari 50 x 100
cm yang memungkinkan orang dapat melihat keadaan ruangan sebelah dalam. Suhu di
dalam ruangan mesin tidak melampaui 40 °C.
b. Rantai penarik atau lantai sistem instalasi escalator harus kuat dan tetap tegang serta
kukuh pada tempatnya sepanjang perjalanan/pergerakan ini harus tetap bersih, basah
dengan pelumas yang sesuai serta bebas karat, berada dalam ruangan yang selalu
tertutup rapat. Semua rantai penarik tangga/lantai mempunyai tegangan dan kecepatan
yang sama sepanjang waktu di dalam pergerakannya.
3. Badan Escalator

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 97


Bahan Kuliah Utilitas

a. Badan escalator ialah suatu kerangka baja yang dibangun khusus, diatas mana sistem
tangga dan lantai suatu sistem instalasi escalator berjalan dan bergerak.
b. Badan escalator ini untuk setiap sistem instalasi harus terbuat dari konstruksi baja yang
tegar dan kukuh, tidak bergetar karena bekerjanya sistem escalator atau mesin
escalator yang bersangkutan.
Lebar dari setiap badan escalator harus lebih besar dari lebar tangga atau lantai
pengangkut penumpang. Untuk keamanan badan escalator harus dilengkapi dengan
pagar tertutup (balustrade) di kiri-kanan dimana tangga atau lantai bergerak. Tinggi
pagar tidak boleh kurang dari 60 cm tegak lurus dari permukaan tangga atau lantai. Di
atas pagar juga harus terdapat bagian yang bergerak berbentuk “ban berjalan” (handrail)
dengan arah dan kecepatan gerak tangga atau lantai. Bagian atas pagar yang bergerak
atau band-pegangan yang disebutkan diatas terbuat dari bahan halus dan tidak kaku
serta tidak ada bagian-bagian yang tajam atau siku, mempunyai lebar efektif tidak
kurang dari 6 cm serta tebal efektif tidak kurang dari 2 cm. Diantara bagian yang
bergerak dan yang diam pada pagar, tidak boleh ada celah (clearance) lebih lebar dari
10 mm. Bagian celah ini harus terletak dibagian yang terlindung dari kemungkinan
tersentuh anggota badan dan barang bawaan penumpang. Badan escalator dikonstruksi
sedemikian sehingga kemiringan escalator disyaratkan antara 300 hingga 350.
4. Tangga dan Lantai Bergerak
a. Tangga atau lantai bergerak untuk setiap sistem instalasi escalator penumpang dan
escalator “penumpang dan barang” terbuat dari bahan baja yang kokoh, bersih tidak
licin, tidak goyang dan tetap tegak-datar sepanjang perjalanan.
b. Panjang setiap elemen tangga dan atau lantai dimaksud tidak boleh kurang dari 40 cm,
dengan lebar maksimum 20 cm. Kecepatan gerak daripada tangga atau lantai escalator
harus tetap dan tidak boleh lebih cepat dari 40 meter per menit, sepanjang arah
geraknya.
c. Lebar celah yang mungkin terdapat di kiri-kanan tangga atau lantai setiap sistem
escalator tidak boleh lebih lebar dari 10 mm. Demikian juga lebar celah yang mungkin
terdapat antara permukaan elemen tangga atau lantai dengan permukaan lantai tempat
turun di kedua ujung badan escalator tidak boleh lebih lebar dari 10 mm. Pada sekitar
bagian celah ini tidak boleh terdapat bagian-bagian yang tajam (siku) yang dapat
menyebabkan terperangkapnya telapak kaki atau sepatu penumpang.
5. Sistem keamanan dan Pengendali
a. Setiap sistem instalasi escalator harus dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat
memberhentikan jalannya tangga atau sistem escalator jika kecepatan lebih (over-
speed) dari kecepatan normal.

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 98


Bahan Kuliah Utilitas

Perlengkapan yang seperti dimaksudkan diatas juga harus dipasang untuk dapat
memberhentikan jalannya tangga atau lantai jika terjadi kecepatan yang tidak tetap,
demikian pula bila terjadi kelebihan beban (over weight). Di suatu tempat, pada kedua
ujung badan escalator dipasang tombol Start dan Stop, yang ditempatkan pada posisi
yang mudah dilihat dan dijangkau serta dioperasikan oleh setiap penumpang ataupun
siapa saja yang berdekatan dengan tempat tersebut.
b. Setiap sistem instalasi escalator harus diperlengkapi pula dengan peralatan pengaman
yang dapat memberhentikan jalannya lantai atau tangga jika terjadi kecelakaan
penumpang yang terjepit atau terperangkap oleh tangga atau lantai.
6. Daya Angkut
a. Kapasitas angkut setiap sistem V harus sesuai dengan yang dinyatakan oleh pabrik
pembuat, seperti dinyatakan dalam orang per jam (orang/jam) atau kilogram per jam
(kg/jam).
b. Daya angkut sistem instalasi V escalator dalam orang/jam berdasarkan perhitungan
perencanaan dihitung dengan rumus
1) Neufert Architect Data ( 1979 : 92 ) :

Q x V
M = x 3600 orang / jam (1)
T

Dimana :
M = Kapasitas angkut orang perjam
H = Tinggi lantai ke lantai
Q = Jumlah orang per step (lebar tangga)
V = Kecepatan (meter/detik)
T = Panjang tangga dalam meter ( H x Cos α).
Kemiringan tangga escalator (α = 30o – 35o.
H (tinggi lantai ke lantai ).
Untuk α = 300 Æ T = H x 1,732
Untuk α = 350 Æ T = H x 1,428
2) Berdasarkan analisis pendekatan
h
Siklus L=
tgα
h
S = (1 putaran) = h (menit).
V tg α

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 99


Bahan Kuliah Utilitas

60
m = Putaran/jam =
s
L
60.V.tgα
I Step = 2 orang = x n = 2 orang
h
(n)
(P) Kapasitas Angkut/jam
60Vtg
P= xn
h
Dimana :
P = Kapasitas angkut orang /jam
S = Siklus / putaran (menit)
N = Jumlah putaran / siklus dam 1 jam
n = Jumlah penumpang orang / tangga
v = Kecepatan gerak horizontal meter / detik
L = Jarak antara tempat naik hingga tempat turun
α = Sudut kemiringan
Kapasitas nominal = 75 – 80 % x kapasitas angkut.
Kapasitas, ukuran dan kecepatan escalator dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 11
Kapasitas Penumpang Dan Daya Motor
(Escalator Passenger And Motor Capacity )
Lebar tangga Kecepatan Penumpang/jam Rise Motor
(step width) (speed) Passenger/hours (feet) (HP)
cm (inch) mtr/menit Maksimum Minimal
(fpm)
27,5 5000 3.750 14 5
81,2 (90,) 17 7,5
(32,0) 6.666 5025 14 5
36,5 17 7,5
(120,0)
27,5 8000 6000 17 7,5
(90,0) 21 10
120,0 10.665 8025 25 15
(48,0) 36,5 25 15

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 100


Bahan Kuliah Utilitas

(120,0)

c. Daya angkut sistem instalasi escalator dihitung dalam kilogram/jam yang diperoleh
dari hasil kali 65 kg dengan daya angkut dalam orang/jam.
Contoh Perhitungan :
Diketahui tangga dengan kemiringan 30, tinggi lantai floor to floor 4,5 meter dan
kecepatan V = 0,46 meter/detik atau 27,5 meter/menit dan Q = 2 orang/step. Lebar
escalator diambil 120 cm.
Hitunglah : kapasitas angkut M escalator tersebut.
Penyelesaian :
T = 1,732 x 4,5 = 7,794 meter.
Jumlah anak tangga dengan optrede 20 cm = ???? buah
Jika kapasitas normal diambil 75 %, maka daya angkut = 75 % x 39 x 425 = 12.431
orang. Bila kapasitas minimal diambil 6000 orang /jam, maka dibutuhkan 2 unit
escalator.
2) Dengan rumus ..... (2)
α = 300 h = 4,5 meter
v = 27,5 m / menit
h = 4,5 meter
n = 2 orang / step
p=
Jika sama dengan di atas maka diperlukan 2 unit escalator
7. Instalasi Listrik
a. Hantaran listrik didalam setiap sistem instalasi escalator harus dimasukkan kedalam
pipa dan atau dibungkus dengan kabel duct, kecuali hantaran lemas (Flexible) yang
khusus dan telah terbungkus.
b. Semua metal yang merupakan bagian dari sistem escalator harus dihubung-
tanahkan, kecuali bagian-bagian yang sesuai dengan fungsinya ialah merupakan
hantaran listrik.
c. Instalasi listrik harus berasal dari saluran utama yang dilengkapi dengan
perlengkapan sistem pengaman arus lebih atau saklar otomatis, yang ditempatkan di
dalam ruangan pengendali escalator yang bersangkutan.
8. Instalasi Penerangan
a. Disekitar sistem instalasi escalator, utamanya disekitar instalasi badan escalator,
harus mendapat penerangan yang cukup terang, yang memenuhi persyaratan
penerangan ekivalen dengan persyaratan penerangan untuk ruangan bekerja
ringan, dan tidak kurang dari 50 lux diatas lantai. Intensitas penerangan didalam

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 101


Bahan Kuliah Utilitas

ruangan mesin, ruangan pengendali dan ruangan operator minimal 50 lux diatas
lantai.
b. Sumber daya untuk instalasi penerangan didalam sistem instalasi escalator harus
bukan dari saluran sumber daya yang menuju ke mesin dan atau ke motor
penggerak escalator.
9. Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan disekitar sistem escalator tidak boleh melebihi tingkat kebisingan
yang diizinkan sesuai dengan fungsi dari tempat sekitarnya. Kebisingan didalam
ruangan mesin, ruangan pengendali dan ruangan operator tidak boleh melebihi dari
tingkat kebisingan 70 dB (A).

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 102


Bahan Kuliah Utilitas

Gambar 11 . Tampak Visual Escalator Tunggal

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 103


Bahan Kuliah Utilitas

Gambar 13 . Konstruksi & Potongan Escalator

Oleh : Annas Ma’ruf, ST., MT. 104

Anda mungkin juga menyukai