SISTEM TRANSPORTASI
1. Pengantar
Pada pembahasan ini berisi tentang pengertian dan penjelasan umum tentang sistem
transportasi vertikal dan elevator pada umumnya dalam bangunan berlantai banyak.
Materi yang akan dibahas terdiri dari teori dan ketentuan dan persyaratan elevator serta
aspek-aspek yang berkaitan dengan mesin pengangkat (traction machine) dari suatu jenis
lift.
2. Pengertian
Menurut Kamus Teknik (Anwir, S,B) 1982, “ Lift, adalah suatu alat angkat, mengangkat atau
menaikkan “
Menurut Proceeding Seminar Pemeriksaan & Pengujian Instalasi Bangunan, menyatakan,
Lift adalah “ suatu sarana transportasi yang ada di dalam suatu kamar kendaraan atau
(sangkar) yang bergerak keatas atau kebawah secara vertikal”.
B. MATERI
1. Perkembangan Sistem Transportasi Dalam Bangunan
angkutan ini meliputi Lift dan Eskalator yang cukup efektif karena kapasitas dan
kecepatan angkut yang tinggi.
Penggunaaan tangga biasa sudah tidak efektif lagi jika mencapai empat lantai
dan sangat melelahkan, sehingga tangga ini digunakan pada keadaan darurat dan untuk
kebakaran (fire escape). Meskipun demikian tangga tetap harus direncanakan dalam
suatu bangunan berlantai banyak, karena pertimbangan tersebut diatas dan merupakan
sarana penghubung tiap lantai atau pada keadaan dimana lift macet akibat terputusnya
aliran listrik.
Shaft
Lift
Gambar 1. Core Bangunan
Gambar 2.
Dinding bt merah pd hoist
Untuk escalator, masalah yang sering dihadapi adalah perletakan ruang mesin dengan
balok slof yang melintasi kelder (ruang bawah tanah).
Gambar 5. Escalator
- Jumlah pemakai
- Jumlah lantai bangunan
2). Penelitian Lapangan
Dalam tahap rancangan konsep, penelitian lapangan sangat penting untuk
melihat kondisi struktur hoist way, penonjolan balok akibat karena kesalahan
pelaksanaan dan sebagainya karena akan berpengaruh terhadap pemasangan
instalasi (erection) salah satu kesalahan walaupun relatif kecil pada pemasangan
rel peluncur akan mengakibatkan sangkar lift tidak akan dioperasikan.
Penelitian untuk pemasangan escalator tidak kalah pentingnya dengan lift
terutama letak/posisi escalator terhadap struktur.
Bangunan yang berlantai lebih dari 4 lantai, tangga dianggap tidak efektif lagi dari segi
pencapai dimana banyak menyita waktu dan tenaga.
Untuk itu digunakan elevator sebagai pengganti tangga biasa di dalam melayani
penumpang dan barang.
a. Ditinjau dari macam penumpangnya, dibedakan atas :
1). Lift Penumpang, ialah lift yang khusus untuk melayani penumpang orang dan barang
bawaan yang ditinjau dari isi, berat dan keadaannya memungkinkan di bawa orang.
2). Lift Barang, ialah lift yang khusus dipergunakan untuk melayani pengangkutan
barang.
3). Lift Penumpang dan Barang, ialah lift yang dibuat sedemikian hingga memungkinkan
untuk melayani pengangkutan orang maupun barang.
4). Lift Service (Dumbwiter) ialah lift yang mempunyai sangkar dengan luas lantai tidak
lebih dari 1 m2 dan tinggi tidak lebih dari 1,20 m dan yang dipergunakan untuk
keperluan khusus yang mengangkut barang atau makanan.
b. Ditinjau dari Macam Tenaga Penggeraknya, dibedakan atas :
1). Lift listrik, ialah lift yang mempergunakan sumber daya penggerak listrik
2) Lift Hydrolic, ialah lift yang mempergunakan sumber daya penggerak air, minyak,
udara, gas atau fluida yang lain.
c. Ditinjau dari sistem Penarikan Car (sangkar) lift dapat dibedakan :
1). Lift dengan tarikan langsung (drum drive lift), ialah lift yang sangkarnya digerakkan
dengan cara ditarik oleh roda-roda tromol penggerak.
2). Lift dengan tarikan tidak langsung, (traction drive lift) : ialah lift yang sangkarnya
digerakkan dengan cara ditarik dengan cara gesekan antara kabel-kabel penarik
dengan roda-roda penggerak.
Ruang lekuk (pit), ialah ruangan bagian bawah ruang dimana buffer dipasang.
Penyangga (buffer), ialah peralatan yang ditempatkan di ruang bawah ruang luncur
atau pit yang bertindak sebagai penyangga atau rem atau peredam energi kinetis dari
sangkar atau beban penyeimbangan pada saat posisi bertindak sebagai paling bawah di
dalam ruang peluncur.
Governor, ialah suatu peralatan dalam sistem lift yang mengatur dan
mengendalikan bekerjanya rem pengaman otomatis jika sangkar melampaui kecepatan
normal
.
4. Beberapa ketentuan dalam pemasangan lift (elevator)
Berdasarkan hasil seminar permintaan dan pengujian instalasi bangunan (1979 :
306), menetapkan ketentuan sebagai berikut :
a. Sistem
Sistem lift terdiri atas bagian-bagian utama yaitu :
- Sangkar atau kendaraan
- Sistem penggerak
- Sistem pengendali
Sistem lift hanya boleh dipasang pada bangunan yang memungkinkan untuk itu
instalator harus dapat menunjukkan syarat atau pernyataan rekomendasi dari lembaga
pemerintahan yang berkompeten/berwenang yang dapat menjamin bahwa pada
bangunan yang bersangkutan memang mungkin dan cukup aman bagi keselamatan
umum untuk dipasang sistem lift.
Rekomendasi yang dimaksud pada poin 2 di atas juga harus menerangkan dengan
detail/gambar dibagian mana dari sistem lift dapat dipasang.
- Sistem ventilasi
Selain perlengkapan tersebut, dianjurkan untuk dipasang pula pelengkapan-
perlengkapan, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini
selama pengoperasian lift, antara lain :
- Pegangan untuk penumpang
- Fan atau sistem penyejuk udara (AC)
- Sarana komunikasi suara dua arah
- Sarana penanggulangan bahaya kebakaran
Luas pintu darurat minimal cukup untuk keluar satu orang secara darurat.
Instalasi pintu darurat ini tidak boleh menganggu instalasi sistem lift yang bersangkutan.
f. Sistem Penggerak
Sistem penggerak ialah yang secara langsung berhubungan dengan kendaraan
lift atau sangkar dan memungkinkan kamar kendaraan atau sangkar memperoleh gaya
langsung untuk bergerak keatas atau kebawah. Sistem penggerak lift ini terutama yaitu
Mesin dan atau motor listrik. Mesin-mesin atau motor penggerak setiap sistem lift
dilengkapi dengan rem pengaman mesin yang kuat dan siap bekerja jika sewaktu-waktu
terjadi kerusakan dan atau terjadi kecepatan lebih (over speed) atau kecepatan yang
tiba-tiba menurun (under speed).
Daya dari mesin atau motor setiap instalasi lift sesuai dengan spesifikasi yang
dinyatakan oleh pabrik pembuat mesin atau motor yang bersangkutan. Demikian pula
kabel-kabel penarik harus memenuhi persyaratan untuk kapasitas dari sistem lift yang
bersangkutan. Dalam hal digunakan lebih dari 1 kabel penarik mempunyai tegangan
yang sama satu dengan yang lain, agar keseimbangan tegangan dapat dijaga.
Untuk sistem lift “penumpang dan lift barang” dipilih kabel-kabel penarik dengan
faktor keamanan (safety factor) yang kemampuannya dapat menahan beban tidak kurang
dari 12 kali kapasitas angkut yang diizinkan. Sedang untuk lift “barang” dipilih kabel-kabel
penarik dengan faktor keamanan mampu menahan beban tidak kurang dari 10 kali
kapasitas angkut yang diizinkan. Kabel-kabel penarik untuk setiap lift harus dari jenis
kabel yang tanpa sambungan dan mempunyai ukuran diameter yang sama sepanjang
kabel, serta terbuat dari bahan baja lemas (fleksibel). Di dalam sistem lift tidak boleh
digunakan jenis rantai apapun sebagai pengganti fungsi kabel-kabel penarik.
Karakteristik kabel-kabel penarik untuk sangkar lift harus sama dengan karakteristik
kabel-kabel penarik untuk beban penyeimbang
g. Sistem Pengendali
Sistem pengendali setiap lift, harus mampu mengendalikan dengan
baik :
- Kecepatan naik dan turunnya sangkar.
- Lama waktu pintu sangkar/ruang luncur membuka.
- Semua sistem “rem pengaman” & “emergency”
- Sistem pergantian sumber daya cadangan, & Sistem pelayanan lift.
Sistem pengendali dianjurkan berada dalam satu ruangan dengan mesin-mesin atau
motor-motor penggerak lift.
h. Sistem Emergency
- Sistem komunikasi suara
Sistem emergency yang berupa bel atau “alarm” dan atau intercom atau yang
lainnya paling sedikit berhubungan langsung dengan operator dan bagian keamanan
bangunan.
Sarana komunikasi suara dipasang minimal 1 buah di suatu tempat
di dalam sangkar lift yang dapat dijangkau dan dioperasikan dengan mudah oleh
siapapun pengguna lift.
- Rem pengaman
Setiap lift dilengkapi dengan perlengkapan rem pengaman yang dapat
menghentikan kendaraan atau sangkar lift jika terjadi kecepatan lebih atau tiba-tiba
kecepatan menurun maupun terjadi goncangan pada sangkar atau beban
penyeimbang (counter weight) dan terjadinya kerusakan daya.
Rem pengaman ini harus bekerja dengan baik menghentikan kendaraan sangkar
dengan aman tanpa menimbulkan goncangan atau “shock” yang hebat pada
sangkar maupun penumpang. Selain itu setiap lift dilengkapi “governor” yang
mengatur bekerjanya rem pengaman bagi kendaraan atau sangkar. Governor harus
disetel dan dipelihara sehingga rem pengaman mampu bekerja dengan balk jika
kendaraan atau sangkar akan melampaui batas kecepatan lebih (over-speed) atau
jika terjadi peristiwa seperti disebutkan diatas.
Batas kecepatan lebih yang dimaksud ialah dinyatakan dalam persentase kecepatan
lebih dengan batas-batasnya diberikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1
Kecapatan Lift
Kecepatan Lift % Kecepatan Lebih
s/d 42 m/mim. 50%
Lebih dari 42 s/d 90 m/mim. 40%
Lebih dari 90 s/d 120 m/mim. 35%
Lebih dari 120 m/mim. 30%
Sumber : Mechanical & Electical Equipment For Buildings
Sistem lift yang mempunyai kecepatan lebih besar dari 50 m/min, governornya
harus dilengkapi dengan sebuah sakelar yang dapat memutuskan aliran listrik ke
mesin dan atau motor penggerak sebelum governor yang bersangkutan bekerja.
Sakelar pengaman batas (travel limit switch) tersebut akan memberhentikan mesin
secara otomatis sebelum kendaraan atau beban penyeimbang mencapai batas
perjalanan terakhir kebawah atau keatas.
Sistem penyangga (buffer) dipasang didalam ruang luncur
bagian bawah atau ruang lekuk (pit), dan yang akan memberhentikan kendaraan
atau sangkar pada posisinya jika tersentuh oleh sangkar atau beban penyeimbang.
Pada motor penggerak lift hendaknya dilengkapi dengan alat yang dapat
menggerakkan kendaraan atau sangkar jika sewaktu-waktu catu daya yang ke
mesin tidak normal atau putus pada saat kendaraan (sangkar) tidak pada posisi
yang tepat di lantai pemberhentian. Alat penggerak yang dimaksud dapat berupa
engkol tangan, yang dipergunakan untuk membawa kendaraan (sangkar) pada
posisinya di lantai pemberhentian tersebut.
i. Penanggulangan bahaya kebakaran
Kamar mesin harus cukup kuat, bebas air serta terbuat dari bahan-bahan yang
tahan api dan atau disediakan peralatan penanggulangan bahaya kebakaran yang
cukup, paling sedikit 2 buah tabung pemadam kebakaran dengan ukuran masing-
masing tidak kurang dari 5 kg yang siap pakai.
Penanggulangannya bahaya kebakaran dengan memasang instalasi air, minimal
mempunyai kapasitas 5 liter/detik dengan tekanan tidak kurang dari 2,5 atmosfir.
j. Ruang operator
Di dalam ruang operator, untuk setiap sistem instalasi lift harus terdapat tanda-tanda
yang dapat menunjukkan bekerjanya sistem lift serta arah dan posisi sangkar dari
sistem yang bersangkutan. Demikian pula tanda-tanda atau alarm yang dapat
menunjukkan adanya kerusakan atau adanya kelainan dan adanya bahaya yang
mengancam bekerjanya sistem lif t maupun yang mengancam
keselamatan penumpang.
k. Ruang luncur dan peluncur
Dalam ruang luncur (hoist way) harus bersih dan kering serta memenuhi
persyaratan yang tidak akan mengganggu jalannya kendaraan atau sangkar
maupun beban penyeimbang (counter weight).
Di dalam setiap ruang luncur tidak dibenarkan memasang instalasi lain yang
tidak ada hubungannya dengan sistem lift yang bersangkutan. Di bawah hoist way
atau ruang lekuk (pit) merupakan ruang kosong dengan kedalaman antara 60-150
cm dari lantai ruang lekuk (pit) hingga instalasi bagian bawah atau bibir lantai
pertama bangunan. Sedang dibagian atas setiap ruang luncur harus merupakan
ruang bebas tidak kurang dari 60 cm antara langit-langit ruang dengan instalasi
diatas kendaraan atau sangkar lift sewaktu sangkar yang bersangkutan berada pada
batas pemberhentian paling atas (top landing). Peluncuran dimana kendaraan
(sangkar) atau beban penyeimbang berpegang dan meluncur, harus terbuat dari
bahan baja yang kokoh dan di pasang kuat sehingga tidak mudah goyang atau
bergetar. Rel peluncur harus benar-benar tegak lurus dengan tingkat ketelitian yang
tinggi, karena berakibat fatal pada pengoperasian sistem lift yang memungkinkan lift
akan sulit bergerak. Rel peluncur harus halus dan basah dengan minyak pelumas
serta bebas karat.
l. Sistem pintu
Setiap sistem instalasi lift harus mempunyai dua buah pintu yang sejajar, yaitu
satu buah pintu pada sangkar dan satu lagi pintu pada ruang luncur di setiap tempat
pemberhentian. Jarak kedua pintu yang dimaksud diatas tidak boleh lebih dari 20
cm. Jarak ini juga harus merupakan jarak terdekat antara ujung lantai sangkar yaitu
pada saat kedua lantai tersebut pada keadaan sebidang.
Di depan, disebelah luar, setiap pintu ruang luncur terdapat tombol-tombol
pelayanan, yang paling sedikit terdiri dari atas
- 1 buah tombol dan tanda permintaan pergi ke atas.
- 1 buah tombol dan tanda permintaan pergi ke bawah.
Sangat dianjurkan disekitar tempat yang disebut diatas dipasang tanda-tanda yang
dapat menunjukan arah gerak dan atau posisi kendaraan (sangkar) di lantai berapa
ia berada.
Pada saat sistem pintu dioperasikan, maka pintu sangkar dan pintu ruang luncur
dalam keadaan normal harus bekerja bersama-sama, dengan kecepatan membuka
dan menutup yang sama pula.
Pintu sangkar dan pintu ruang luncur mempunyai jumlah daun pintu dan arah
membuka/menutup serta ukuran yang sama.
Kecuali lift barang, maka setiap sangkar lift harus mempunyai ukuran lebar pintu
tidak kurang dari 65 cm dan ukuran tinggi tidak kurang dari 200 cm.
LIFT PENUMPANG.
(PASSANGER ELEVATOR)
Lift penumpang sebagai salah satu sarana sirkulasi vertikal (vertical access) pada suatu
bangunan berlantai banyak untuk mengangkut orang banyak dan ditempatkan berkelompok
dengan vertical akses lainnya pada suatu ruang tertentu.
Hal tersebut dipertimbangkan untuk memudahkan pemakaian dalam sistem sirkulasi
maupun dalam sistem kontrol/pengamanan.
1. Persyaratan-persyaratan elevator (lift)
a. Interval Time (I)
Interval time ialah waktu yang dapat ditolerir oleh seseorang dalam menunggu
kereta/car. Hal ini akan sangat terpengaruh dari aktifitas seseorang dalam kaitannya
dengan fungsi suatu bangunan, misalnya untuk bangunan komersil/perkantoran akan
membutuhkan waktu yang relatif singkat dibanding bangunan lainnya. Dari tabel
dibawah ini menunjukkan interval waktu yang dianggap acceptable untuk masing-
masing peruntukan bangunan :
Tabel 2
Interval Waktu Yang Digunakan
Interval Time
Fungsi Bangunan
(Detik)
Bangunan Kantor :
− Pusat Kota
25 – 30
− Bangunan Investasi 30 – 45
Residential/Pemukiman : 50 – 70
− Apartemen bergensi 60- 80
− Apartemen (berpenghasilan menengah
(middle income) 80 – 120
− Apartemen untuk berpenghasilan
rendah (low income) 60 – 80
− Asrama (dormitories) 40 – 60
− st quality) Hotel kelas I (1 50 – 70
− Hotel kelas II (2 nd quality)
60 sec passenger
5 min x x
HC = min car
Interval (I)
300 p
HC =
I
Tabel 3
Kapasitas Angkat Minimum
(Minimum Handling Capacity)
1. BANGUNAN KANTOR
– Pusat Kota 13 to 15
– Invertasi 12 14
– Tujuan tertentu 15 18
2. PERMUKIMAN/RESIDENTIAL
– Bangunan bergensi 5 7
– Bangunan lainnya 6 7
– Asrama/Dormitories 10 11
– Hotel kelas 1 (1st quality) 12 15
– Hotel kelas 2 (2nd quality) 10 12
Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings
b. Travel Time
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu sangkar car/elevator untuk tiba pada tujuan,
Waktu tersebut harus relevan dengan travel time. Dalam suasana komersial lintasan
(trip) yang dianjurkan tidak lebih dari 1(satu) menit, 75 detik masih dapat diterima (masih
acceptable) dan 90 detik dianggap mengganggu /perlu dihindari sedang 120 detik,
adalah batas toleransi.
Round Trip Time. ialah waktu rata-rata yang digunakan oleh suatu sangkar/car
untuk berangkat dan kembali, mengingat waktu bolak-balik (round trip) akan berbeda-
beda untuk setiap sangkar/car, tergantung dari jumlah lantai, berat (1 bs) dan kecepatan
(speed) yang digunakan seperti dapat dilihat pada tabel 21, 22, 23, dan 24.
Untuk menghitung Round Trip (RT) yang menggunakan sistem multi zone
dimana untuk zone atas (upper zone), Round Trip (RT) dapat dihitung sebagai berikut :
Ambil RT berdasarkan jumlah tingkat (tidak termasuk jumlah lantai zone bawah (lower
zone) dan tambahkan 2x angka yang didapatkan pada waktu bergerak tercepat (express
run time) dari table.
c. Kecepatan kereta (car speed)
Pemilihan kecepatan sangkar (car speed) pada suatu perhitungan elevator,
hanya digunakan secara mencoba-coba (trial and error) untuk mendapatkan round trip
(RT), harga tersebut harus dikontrol dengan persyaratan interval (I) yang
diperkenankan.
sebagai titik torak perhitungan maka minimum kecepatan sangkar (car speed)
disesuaikan dengan tinggi bangunan yang akan dipasangi lift, untuk jelasnya lihat tabel
4.
Apabila kita menggunakan penyelesaian perhitungan elevator atas, dua atau
lebih zone, maka kecepatan sangkar (car) dapat dibedakan atas
Tabel 4:
Keterangan Peralatan Elevator
(Elevator Equipment Recommendation)
Pemilihan tipe sangkar/car disesuaikan dengan berat (lbs) yang dianjurkan pada Tabel
5;
Tabel. 5
Kapasitas Kereta Penumpang
Jumlah penumpang yang diangkat pada satu trip untuk kondisi puncak, diperkirakan 80
Khusus untuk gedung perkantoran (rental office), efisiensi pemakaian lantai diperkirakan 75 - 90
Tabel 6.
Kepadatan Bangunan
(Building Population Density)
1 sq feet 0,929 m2
Tabel 7
300p
h= = ................... Orang/5 menit
R.T
H.C
N= = ................... elevator
R.T
R.T
I= > persyaratan interval yang dianjurkan
N
Contoh perhitungan
(1) Suatu Bangunan Berlantai Banyak dengan fungsi Rental Office.
Tinggi lantai ditetapkan 13 lantai dengan luas tiap lantai typical 12.000 sq. feet,
menggunakan two zone solution.
Diminta : Menentukan jumlah elevator (N) dan mengecheck interval time (I), bila
ditetapkan :
I diambil antara 30 – 45 detik
– HC dalam periode 5 menit, minimum 13 - 15%
– Travel time
– 75 detik dapat diterima
– 90 detik kalau dapat dihindari
– 120 batas toleransi
– Tinggi lantai 12 feet (3,6 M)
Penyelesaian :
Typical zone : - Lower zone 1 – 6 floor
- Upper zone 6 - 13 floor
Tinggi lantai 12 feet (3,6 meter)
– Luas lantai 12.000 sq. feet.
– Lower zone
• Building Population ( BP )
Tabel 6 Æ 90 sq.ft /person
6 Lantai x 12.000 sq.feet
BP = = 800 orang
90 sq.feet / orang
BP = 800 orang
• Handling Capacity ( HC )
Tabel 3 Æ 13 % x 800 = 104 orang
HC = 104 orang
• Travel Time
Tabel 4 Æ diambil 2500 Lbs normal speed 350 fpm.
Tabel. 24 Æ RT = 97 detik
300p 300 x 13
h= = = 41,05 buah
RT 95
• Jumlah Elevator ( N )
HC 104
N= = = 2,5 3 buah
h 41,05
Check Interval ( I )
HC 104
I= = = 34,6 det. < 30 - 45 det.
N 3
– Upper Zone
Tabel 4 Æ di ambil 2500 Lbs medium Speed 800 Fpm
Grafik I Æ (Medium Speed)
2 x 9 detik = 18 det.
Tabel 24 ( Normal Speed) = 118 det.
Total round trip (RT) = 136 det
300p 300 x 13
h= = = 28,26
RT 136
• Jumlah Elevator (N)
HC 104
N= = = 3,6 4 buah
h 28,26
• Check Interval (I)
RT 105
I= = = 35 detik < 45 detik
N 3
Pemilihan type sangkar ini tergantung pada merk yang akan digunakan,
misalnya merk yang direkomendasikan adalah “MITSUBISHI” maka dimensi
dipastikan berdasarkan tabel II dan tabel.. dari MITSUBISHI ELEVATOR SYSTEM.
Untuk “Lower Zone” Æ Car Capacity 2500 lbs,
Speed 350 fbm.
Pada tabel 11 dan tabel 13, Major Specification diperoleh type kereta yang sesuai
adalah “P15 – CO” kapasitas penumpang dengan dimensi sangkar (car) sebagai
berikut :
internal ( AA x BB) = 1600 x 1550 (mm)
X = 2050
Y = 2130
(b) = 1740 (AA) = 1600
(BB) = 1550
Gambar 6
(a) = 1700
(2). Sebuah kantor jawatan yang digunakan untuk berbagai kegiatan. 14 lantai di atas
masing-masing luas bersih typcal floor 1.114,8 m2. tinggi lantai 3,60 m.
Diminta : rencanakan suatu sistem lift untuk penumpang.
Penyelesaian :
Dari tabel minimum HC = 13 %
Dari tabel minimum interval (1) = 30 detik. dan
Dari tabel 4.6 kepadatan rata-rata = 120 sq.ft per orang.
Building Population :
1 sift = 0,0929 m2 atau
1m = 10,76391 sq.ft
Jadi luas typical = 1.114,8 x 10,76391 = 11.999,6 m2 dibulat 12.000 sq.ft.
14 x 12.000
BP = = 1.400 orang
120
PHC = 13%
HC = 0,13 x 1400 = 182
Dari tabel kita pilih sebuah rekomendasi ukuran kereta dari 3000 lob pada kecepatan
500 fpm.
Dari tabel 16 c diperoleh RT = 143 detik
Kapasitas tiap lift (lihat tabel 5 ).
300p
h=
RT
300 (16)
h= = 33,5 orang
143
HC 182
N= = = 5,5 lift ~ 6 lift
h 33,5
RT 143
Check Interval : I = = = 31,8
N 6
31,8 detik berada pada 30 – 45 detik (OK).
Contoh :
Diketahui : 22 lantai dipersewakan di atas lobby, tinggi lantai ke lantai 3,60 m, luas lantai
bersih rata-rata 24.000 sg.ft population density 120 sq.ft/orang. Maksimum
interval PHC 13%
Boleh di
Dalam I baris 6’ – 8” tutup
(a)
2) Kelompok 4 – car
(a) 6’ – 8” Boleh di
tutup
3) Kelompok 6 – car
6’ – 8” 6’ – 8” Boleh di
tutup
6. Kebutuhan Daya
Daya listrik yang dibutuhkan untuk suatu group atau kelompok lift dipengaruhi oleh
kapasitas, kecepatan dan jumlah lift.
Dalam table 25 menunjukkan factor kebutuhan (demand factor) yang merupakan
parameter dalam menentukan jumlah daya yang diperlukan.
Rumus yang digunakan adalah :
μ = N x P x df (1)
N = jumlah lift
df = demand faktor
P =
0,746 kw
ξ = 0,2 x μhp x x 10 hr (2)
hp
ξ = μ x 1,492 (kwh)
dimana :
ξ = Kebutuhan Daya (kwh)
N 2 3 4 5 6 7 10 15 20 ≤25
Df 0,85 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,44 0,40 0,40 0,35
Dapat dilihat pada table 25 atau grafik i dimana ukuran lift dengan kecepatan
diperpotongkan kemudian titik temu keduanya ditarik ke samping kiri dan dapat dibaca pada
lajur pertama (T), misalnya ukuran lift 3500 lb dan speed 200 fpm. Maka lift menggunakan
motor 20 HP.
Besarnya beban panas harus diperhitungkan 1/3 dari besarnya daya motor yang ada
(1/3 dari HP).
1 HP = 2500 Btu sedang 1 Btu = 0,25 calori, temperatur ruang mesin harus konstan antara
60 °F - 90 °F.
Formulasi
Ξ = 1/3 x ∑ϕ x 2500
1 Pound = 0,4536 kg
1 HP = 75 kgm/detik
1 HP = 0,746 kVA.
Dengan ukuran lift 35001b dan 200 fpm diperoleh beban calor sebesar :
1/3 x 20 HP x 2500 Btu = 16.667 Btu
Misalnya jumlah lift (N) sebanyak 6 buah pada 3500 lb dan 600 fpm, maka beban kalor
dapat dihitung sebagai berikut :
ϕ = 3 5 hp
∑ϕ = 6 x 35 =210 hp
Ξ = 1/3 x 210 x 2500 = 175.000 Btu (43.750 calori).
Adalah lift yang digunakan untuk melayani pengangkutan barang-barang dari lantai
ke lantai yang efisien, ekonomis dan cepat.
Pelayanan angkutan sebagai fasilitas angkutan barang yang juga dapat melayani
angkutan penumpang, maka harus memenuhi persyaratan service penumpang.
Penentuan kapasitas angkut, dapat dilihat pada spesifikasi platform (ruang lift)
sebagaimana di tunjukkan dalam tabel yang menunjukkan perbedaan beban dalam
square feet (sq. ft) berdasarkan ketentuan dari American standard safety codes for
elevators yang menetapkan 3 klasifikasi perbedaan yaitu :
1) Kelas A, yaitu General Freight Elevator berupa truk (sangkar). Ukuran beban dasar
50 pound per square feet (psf) netto pada lantai dasar sangkar (net inside platform
are).
2) Kelas B, yaitu Motor Vehicle Loading, sangkar dengan ukuran beban dasar
platform 30 psf.
3) Kelas C, yaitu Industrial Truck Loading. Sangkar dengan beban maksimum 150 %
dari beban lantai dasar fright elevator yang berkapasitas 50 psf (150 % dari
kapasitas lebar sangkar general fright elevator).
Dalam bangunan industri sering penggunaan fright car untuk pengangkutan orang atau
pekerja. Hal ini diperkenankan asal dipenuhi prosedur yang ditetapkan oleh peraturan
setempat, dengan ketentuan pengamanan sebagai berikut :
– Memeriksa alat pengunci elektrik (electric interlock) dari pintu untuk mencegah
terbukanya pintu sewaktu kereta bergerak, kecuali jika pintu dipastikan terkunci,
ditambah pengamanan ketat pada pintu masuk kereta.
– Singkronisasi harus tepat antara kereta (sangkar) dengan pintu hoist way bila kereta
dioprasikan.
– Penggunaan dengan kapasitas yang layak.
Agar penumpang fasilitas ini dengan aman, maka kapasitas harus mengacu pada
standar muatan yang ditunjukkan pada tabel.
Tabel 8
Muatan Representatif Kereta penumpang
(Representative loadings for Passenger cars)
Maximum
Rated Load Loading
Net Platform area
(pounds) (PSF)
(Square feet)
1.000 13,25 75
1.500 18,90 80
2.000 24,20 83
2.500 29,10 86
3.000 33,70 89
3.500 38,00 92
4.000 42,20 95
5.000 50,00 100
6.000 57,70 104
8.000 72,90 109
10.000 88,00 114
15.000 125,10 120
20.000 161,20 124
30.000 231,00 130
Sumber : Mechanical & Electrical Equipment for Buildings.
Salah satu contoh yang ditunjukkan disini yaitu sebuah beban 3.000 lbs fright
elevator dengan ukuran 6 feet, 4 inch x 8 feet, 0 inch. Ukuran platform menjadi 6 feet 0
inch x 7 feet, 6 inch. (minus 4”).
Ini berarti ukuran platform bersih 4 inch lebih kecil, panjang/ke dalam kereta
daripada standar ukuran platform.
– Jadi ukuran platform bersih = 6,0 x 7,5 ft = 45 sq. ft.
– Passenger Loading = 89 psf
– Muatan Elevator = 45,5 x 89 = 4005 lbs.
– Berat orang = 150 lbs
4005
– Maximum jumlah penumpang = = 27 orang
150
Tabel 9
Muatan Penumpang pada Freight Elevator
(Passenger Rating Fright elevator)
Elevator Freight Platform Passanger Number of
Rating Size*) Rating) Passanger**)
2.500 5'4" x 7'0" 2.370 19
3.000 614" x 810" 4.350 29
5.000 814" x 10'0" 8.450 56
8.000 854" x 12'0" 10.500 70
12.000 10'4" x 14'0" 16.300 108
*). Net platform size in 4 inch smaller in width and 6 inch smaller in depht.
**). Based 0n 150 lb per passenger
Kapasitas angkut/daya muat per jam ditetapkan dengan beban normal dari
elevator tersebut, dimana membutuhkan waktu perjalanan pergi pulang (dari lantai dasar
ke lantai atas atau sebaliknya). Misalnya untuk bangunan bertingkat 5 dapat dihitung
sebagai berikut :
Tabel 10
Lantai (floor) Tinggi (Height)
1–2 18 feet ( 5.40 meter )
2–3 18 feet ( 5.40 meter )
3–4 18 feet ( 5.40 meter )
4–5 18 feet ( 5.40 meter )
Jumlah jarak perjalanan 66 feet ( 16,20 meter )
Contoh :
Sebuah barang akan diangkut ke lantai 5. Tinggi lantai ke lantai 12 feet. Jika beban
yang akan diangkut rata-rata adalah 20.000 lbs dengan kapasitas angkut lift 2.500
lbs atau equivalent 19 orang penumpang.
Kecepatan kereta 250 fpm
Hitunglah jumlah freight Elevator yang digunakan.
Penyelesaian :
PHC = 15 %
158 + 2 (5 − 1)12 x 60
RT = =181,04 det ik
250
20.000
BP = x 19 =152 orang
2.500
HC = 15% x 152 = 22,8 ~ 23 orang
300.P
h=
RT
300 x 19
h= = 31,49
181,04
HC 23
N= = ~ 1 buah
h 31,49
HC 23
I= = = detik
N 1
B. DUMBWAITER
Dumbwaiter adalah satu lift service yang dikhususkan sebagai lift barang terbatas,
berupa barang-barang ringan yang dapat naik turun dari lantai ke lantai. Dumbwaiter
banyak digunakan pada bangunan-bangunan seperti :
Kantor-kantor perdagangan misalnya, pertokoan, supermarket, departemen store dan
sejenisnya yang cara kerjanya melayani pengangkutan barang-barang kecil, makanan dan
lain-lain dari lantai ke lantai.
Rumah-rumah sakit digunakan untuk transportasi bahan makanan, obat-obatan dan lain-
lain.
Restoran-restoran dan sejenisnya, yang fungsinya mengantar makanan dari ruangan dapur
(kitchen) ke lantai ruang makanan (dining room).
Dumbwiter, dibatasi oleh platform (ruang car) dengan luas area : 9 sq. ft (8,40 m2), dan
tinggi maksimun 4 ft (1,20 m2). Kecepatan rata-rata 45 fpm 150 fpm, kapasitas angkut 100 -
150 lb.
Car Dumbwiter memakai sistem traction machine atau counterweight. Untuk sistem-sistem
control dan lain-lain sama dengan sistem equipment elevator biasa (passenger lift).
Untuk typical layout dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Ruangan pengendali harus berdampingan/berdekatan dengan ruangan operator. Bising
yang dapat ditimbulkan oleh sistem pengendali tidak boleh menambah tingkat kebisingan
yang diizinkan di dalam ruangan-ruangan disekitarnya.
a. Sistem Emergency
Sistem emergency yang berupa bel atau "alarm" dan atau intercom
atau yang lainnya paling sedikit berhubungan langsung dengan
operator dan bagian keamanan bangunan.
Sarana komunikasi suara dipasang minimal l buah di suatu tempat
di dalam sangkar lift yang dapat dijangkau dan dioperasikan
dengan mudah oleh siapapun pengguna lift.
b. Hoist way dengan pemasangan dinding yang cukup, pit dengan kedalaman yang
cukup dan harus keying/waterproof tersedia ruang mesing yang diberi penerangan
dan ventilasi dengan ukuran yang sepadan dan lantai kontraksi beton, pintu masuk,
tangga dan berbagai segi keamanan yang perlu.
c. Material-material penumpang (support) beton bertulang dan, lain-lain untuk instalasi
mesin-mesin peralatan dan pintu-pintu penahan (bumper/buffer)
d. Kabel-kabel aliran tiga phase untuk power dan satu phase untuk penerangan serta
petunjuk dari pelaksanaan pemasangan Dumbwaiter tentang letak lobang kabel dan
ukuran kabel.
e. Gudang penyimpanan material dan peralatan yang aman selama pemasangan
Dumbwaiter.
f. Aliran listrik untuk penerangan di tempat perakitan kerja dan untuk testing
Dumbwaiter serta ruang pengecekannya.
Dibawah ini di tunjukkan daftar standar spesifikasi dari dumbwaiter Elga.
C. TANGGA BERJALAN
(ESCALATOR)
A. Pengertian
Escalator, adalah satu alat transportasi vertikal jika pemakai fasilitas transportasi sangat
banyak dan fasilitas elevator tidak dapat menampung arus pemakai tersebut, maka alat yang
paling efektif adalah escalator.
Escalator ini dipergunakan untuk bangunan-bangunan umum dengan tingkat kepadatan
pemakai yang sangat tinggi, misalnya untuk bangunan shopping center super market, dimana
kepadatan rata-rata dalam bangunan (average building density) mencapai sampai 2 m2 per
orang. Perbedaan pemakaian escalator dengan elevator adalah dari waktu perjalanannya saja,
dimana satu escalator dengan kecepatan 90 fpm (feet per minute) dan jarak antar lantai
bangunan dengan 5 lantai 12 feet, diperlukan waktu sampai 22 detik, sehingga untuk bangunan
dengan 5 lantai diperlukan waktu sampai 110 detik untuk dapat mencapai tingkat 5. Sementara
elevator dengan kecepatan yang sama, untuk mencapai tingkat 5 cukup dengan waktu 60 detik,
sehingga untuk bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 5 lantai, escalator sudah merupakan
alat transportasi yang melelahkan. Escalator terdiri ban berjalan (moving walks/conveyor) dan
tangga berjalan (escalator).
A. Ban Berjalan (Moving Walks/Conveyor)
Sistem ini biasanya dipergunakan untuk mengangkut barang baik secara vertikal
maupun horizontal dan umumnya shopping center ataupun di Pabrik-pabrik. Dibawah ini
ditunjukkan bagan kerja motor ban berjalan
Ban / karet
Motor
Gambar 9.
Sistem ini dipergunakan untuk alat pengangkutan orang secara vertikal dengan sudut
elevasi tertentu, dengan kapasitas yang tinggi dan kapasitas angkut yang dapat mencapai 4000
- 8000 orang per jam (William J, Mc Guinnes hal. 961).
Sebagai alat transportasi, maka ada beberapa jenis pengaturan, yakni Super Imposed,
Crossover, dan Double Crossover (Criscros) dan biasanya ditempatkan di daerah Plaza atau
hall, dimana diperlukan area yang cukup luas untuk platform-nya.
a. Badan escalator ialah suatu kerangka baja yang dibangun khusus, diatas mana sistem
tangga dan lantai suatu sistem instalasi escalator berjalan dan bergerak.
b. Badan escalator ini untuk setiap sistem instalasi harus terbuat dari konstruksi baja yang
tegar dan kukuh, tidak bergetar karena bekerjanya sistem escalator atau mesin
escalator yang bersangkutan.
Lebar dari setiap badan escalator harus lebih besar dari lebar tangga atau lantai
pengangkut penumpang. Untuk keamanan badan escalator harus dilengkapi dengan
pagar tertutup (balustrade) di kiri-kanan dimana tangga atau lantai bergerak. Tinggi
pagar tidak boleh kurang dari 60 cm tegak lurus dari permukaan tangga atau lantai. Di
atas pagar juga harus terdapat bagian yang bergerak berbentuk “ban berjalan” (handrail)
dengan arah dan kecepatan gerak tangga atau lantai. Bagian atas pagar yang bergerak
atau band-pegangan yang disebutkan diatas terbuat dari bahan halus dan tidak kaku
serta tidak ada bagian-bagian yang tajam atau siku, mempunyai lebar efektif tidak
kurang dari 6 cm serta tebal efektif tidak kurang dari 2 cm. Diantara bagian yang
bergerak dan yang diam pada pagar, tidak boleh ada celah (clearance) lebih lebar dari
10 mm. Bagian celah ini harus terletak dibagian yang terlindung dari kemungkinan
tersentuh anggota badan dan barang bawaan penumpang. Badan escalator dikonstruksi
sedemikian sehingga kemiringan escalator disyaratkan antara 300 hingga 350.
4. Tangga dan Lantai Bergerak
a. Tangga atau lantai bergerak untuk setiap sistem instalasi escalator penumpang dan
escalator “penumpang dan barang” terbuat dari bahan baja yang kokoh, bersih tidak
licin, tidak goyang dan tetap tegak-datar sepanjang perjalanan.
b. Panjang setiap elemen tangga dan atau lantai dimaksud tidak boleh kurang dari 40 cm,
dengan lebar maksimum 20 cm. Kecepatan gerak daripada tangga atau lantai escalator
harus tetap dan tidak boleh lebih cepat dari 40 meter per menit, sepanjang arah
geraknya.
c. Lebar celah yang mungkin terdapat di kiri-kanan tangga atau lantai setiap sistem
escalator tidak boleh lebih lebar dari 10 mm. Demikian juga lebar celah yang mungkin
terdapat antara permukaan elemen tangga atau lantai dengan permukaan lantai tempat
turun di kedua ujung badan escalator tidak boleh lebih lebar dari 10 mm. Pada sekitar
bagian celah ini tidak boleh terdapat bagian-bagian yang tajam (siku) yang dapat
menyebabkan terperangkapnya telapak kaki atau sepatu penumpang.
5. Sistem keamanan dan Pengendali
a. Setiap sistem instalasi escalator harus dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat
memberhentikan jalannya tangga atau sistem escalator jika kecepatan lebih (over-
speed) dari kecepatan normal.
Perlengkapan yang seperti dimaksudkan diatas juga harus dipasang untuk dapat
memberhentikan jalannya tangga atau lantai jika terjadi kecepatan yang tidak tetap,
demikian pula bila terjadi kelebihan beban (over weight). Di suatu tempat, pada kedua
ujung badan escalator dipasang tombol Start dan Stop, yang ditempatkan pada posisi
yang mudah dilihat dan dijangkau serta dioperasikan oleh setiap penumpang ataupun
siapa saja yang berdekatan dengan tempat tersebut.
b. Setiap sistem instalasi escalator harus diperlengkapi pula dengan peralatan pengaman
yang dapat memberhentikan jalannya lantai atau tangga jika terjadi kecelakaan
penumpang yang terjepit atau terperangkap oleh tangga atau lantai.
6. Daya Angkut
a. Kapasitas angkut setiap sistem V harus sesuai dengan yang dinyatakan oleh pabrik
pembuat, seperti dinyatakan dalam orang per jam (orang/jam) atau kilogram per jam
(kg/jam).
b. Daya angkut sistem instalasi V escalator dalam orang/jam berdasarkan perhitungan
perencanaan dihitung dengan rumus
1) Neufert Architect Data ( 1979 : 92 ) :
Q x V
M = x 3600 orang / jam (1)
T
Dimana :
M = Kapasitas angkut orang perjam
H = Tinggi lantai ke lantai
Q = Jumlah orang per step (lebar tangga)
V = Kecepatan (meter/detik)
T = Panjang tangga dalam meter ( H x Cos α).
Kemiringan tangga escalator (α = 30o – 35o.
H (tinggi lantai ke lantai ).
Untuk α = 300 Æ T = H x 1,732
Untuk α = 350 Æ T = H x 1,428
2) Berdasarkan analisis pendekatan
h
Siklus L=
tgα
h
S = (1 putaran) = h (menit).
V tg α
60
m = Putaran/jam =
s
L
60.V.tgα
I Step = 2 orang = x n = 2 orang
h
(n)
(P) Kapasitas Angkut/jam
60Vtg
P= xn
h
Dimana :
P = Kapasitas angkut orang /jam
S = Siklus / putaran (menit)
N = Jumlah putaran / siklus dam 1 jam
n = Jumlah penumpang orang / tangga
v = Kecepatan gerak horizontal meter / detik
L = Jarak antara tempat naik hingga tempat turun
α = Sudut kemiringan
Kapasitas nominal = 75 – 80 % x kapasitas angkut.
Kapasitas, ukuran dan kecepatan escalator dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 11
Kapasitas Penumpang Dan Daya Motor
(Escalator Passenger And Motor Capacity )
Lebar tangga Kecepatan Penumpang/jam Rise Motor
(step width) (speed) Passenger/hours (feet) (HP)
cm (inch) mtr/menit Maksimum Minimal
(fpm)
27,5 5000 3.750 14 5
81,2 (90,) 17 7,5
(32,0) 6.666 5025 14 5
36,5 17 7,5
(120,0)
27,5 8000 6000 17 7,5
(90,0) 21 10
120,0 10.665 8025 25 15
(48,0) 36,5 25 15
(120,0)
c. Daya angkut sistem instalasi escalator dihitung dalam kilogram/jam yang diperoleh
dari hasil kali 65 kg dengan daya angkut dalam orang/jam.
Contoh Perhitungan :
Diketahui tangga dengan kemiringan 30, tinggi lantai floor to floor 4,5 meter dan
kecepatan V = 0,46 meter/detik atau 27,5 meter/menit dan Q = 2 orang/step. Lebar
escalator diambil 120 cm.
Hitunglah : kapasitas angkut M escalator tersebut.
Penyelesaian :
T = 1,732 x 4,5 = 7,794 meter.
Jumlah anak tangga dengan optrede 20 cm = ???? buah
Jika kapasitas normal diambil 75 %, maka daya angkut = 75 % x 39 x 425 = 12.431
orang. Bila kapasitas minimal diambil 6000 orang /jam, maka dibutuhkan 2 unit
escalator.
2) Dengan rumus ..... (2)
α = 300 h = 4,5 meter
v = 27,5 m / menit
h = 4,5 meter
n = 2 orang / step
p=
Jika sama dengan di atas maka diperlukan 2 unit escalator
7. Instalasi Listrik
a. Hantaran listrik didalam setiap sistem instalasi escalator harus dimasukkan kedalam
pipa dan atau dibungkus dengan kabel duct, kecuali hantaran lemas (Flexible) yang
khusus dan telah terbungkus.
b. Semua metal yang merupakan bagian dari sistem escalator harus dihubung-
tanahkan, kecuali bagian-bagian yang sesuai dengan fungsinya ialah merupakan
hantaran listrik.
c. Instalasi listrik harus berasal dari saluran utama yang dilengkapi dengan
perlengkapan sistem pengaman arus lebih atau saklar otomatis, yang ditempatkan di
dalam ruangan pengendali escalator yang bersangkutan.
8. Instalasi Penerangan
a. Disekitar sistem instalasi escalator, utamanya disekitar instalasi badan escalator,
harus mendapat penerangan yang cukup terang, yang memenuhi persyaratan
penerangan ekivalen dengan persyaratan penerangan untuk ruangan bekerja
ringan, dan tidak kurang dari 50 lux diatas lantai. Intensitas penerangan didalam
ruangan mesin, ruangan pengendali dan ruangan operator minimal 50 lux diatas
lantai.
b. Sumber daya untuk instalasi penerangan didalam sistem instalasi escalator harus
bukan dari saluran sumber daya yang menuju ke mesin dan atau ke motor
penggerak escalator.
9. Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan disekitar sistem escalator tidak boleh melebihi tingkat kebisingan
yang diizinkan sesuai dengan fungsi dari tempat sekitarnya. Kebisingan didalam
ruangan mesin, ruangan pengendali dan ruangan operator tidak boleh melebihi dari
tingkat kebisingan 70 dB (A).