Anda di halaman 1dari 54

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Miscrosoft Excel


Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program
aplikasi lembar kerjaspreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft
Corporation yang dapat dijalankan pada Microsoft Windows dan Mac OS.
Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik, dengan menggunakan
strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai
salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro
hingga saat ini.. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan
versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2013 yang diintegrasikan di
dalam paket Microsoft Office System 2013.

2.1.1 Deskripsi
Pemodelan menggunakan Excel dilakukan untuk memperkirakan dampak
loading atau limbah terhadap lingkungan. Model sederhana Excel yang digunakan
dalam praktikum pemodelan ini adalah suatu model spreadsheet sederhana untuk
simulasi konsentrasi atau beban BOD dan reduksi dari deoksigenasi (k1).
Pemodelan Excel ini dilakukan dengan mendeskripsikan sungai yang dimodelkan
kemudian memasukan data–data sungai. Pemodelan Excel ini menggunakan
rumus-rumus pada setiap kolom–kolom data sehingga akan muncul nilai secara
otomatis dari rumus tersebut.
Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam pemodelan sungai dengan excel
adalah :
 Headwater: Hulu sungai
 Standard Element: Bagian dari daerah aliran sungai yang belum
terdapat pembuangan limbah
 Point Source: Titik pembuangan limbah di sungai yang tidak
bergerak/tetap

1
 Withdrawal: Pengambilan sejumlah debit air sungai untuk
pemanfaatan selanjutnya.

A. Tools – Tools yang digunakan


Berikut beberapa tools beserta fungsinya yang sering digunakan program
excel dalam pemodelan sederhana kualitas sungai :
Tabel 2.1 Tools – tools dalam excel
Group Ikon Nama Fungsi
Paste Menempelkan objek pada
clipboard ke dalam
dokumen
Home; Clipboard Cut Memindahkan sobjek ke
clipboard
Copy Menyalin objek ke
clipboard
Format painter Melakukan copy format

Font Mengatur ukuran huruf

Font Size Mengatur ukuran huruf


Bold Cetak huruf menjadi tebal
Italic Cetak huruf menjadi
Home; Font
miring
Bottom border Membuat Garis pada sel
aktif
File Color Mewarnai background sel
yang dipilih

Top Align Menjadikan teks menepi


ke atas sel

2
Middle Align Menjadikan teks berada di
tangah atas sel
Bottom Align Menjadikan teks menepi
ke bawah sel
Home; Alignment Align text left Menjadikan teks rata kiri

Center Menjadikan teks rata


tengah
Align text right Menjadikan teks rata
kanan
Merge & center Menggabungkan beberapa
sel dipilih dan membuat
isinya rata tengah
Home; Cells Insert Memasukkan sel baru

Delete Menghapus sel

Format Melakukan format sel

Insert ; Chart Coloumn Memasukkan grafik kolom

Line Memasukkan grafik garis


Pie Memasukkan grafik pie
Bar Memasukkan grafik
batang
Scatter Memasukkan grafik
distribusi
Other chart Memasukkan grafik
lainnya
Change chart Mengganti model grafik
Chart tools; design type ke model lain

3
Switch Row/ Mengganti dari bentuk
Column baris ke bentuk kolom atau
sebaliknya
Chart title Menambahkan,
memindahkan judul grafik
Axsis titles Menambahkan,
memindahkan teks yang
digunakan untuk label
Chart tools; layout pada setiap sumbu x,y
Legend Menambahkan,
memindahkan legenda
grafik
Bata labels Menambahkan,
memindahkan label data

B. Langkah–langkah pemodelan sederhana


Berikut adalah Langkah–langkah pemodelan sederhana kualitas lingkungan
khususnya kualitas air dengan menggunakan Excel adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Sungai
Mengumpulkan data hidrogeometri sungai, yaitu berupa panjang, lebar
dan kedalaman sungai pada headwater source, standard, point source, dan
withdrawal.
2. Penulisan judul “Deskripsi Sungai” pada Sheet1
1) Memasukan data yang telah didapat ke dalam lembar kerja Excel.
2) Menghitung Luas Cross section dengan menggunakan rumus di dalam
Excel pada kolom K.

4
Gambar 2.1. Perhitungan Luas Pada Deskripsi Sungai
 Rumus :
Kolom Area (luas) = Kolom width x Kolom Depth
 Rumus excel : K =J17*I17

3. Deskripsi Beban Point Source


1) Mengumpulkan data kualitas air sungai, yaitu : debit dan BOD air
sungai pada headwater source, point source, dan withdrawal
2) Penulisan judul “Deskripsi Beban Point Source” pada Sheet2.
3) Memasukan data yang telah didapat ke dalam lembar kerja Excel.
4) Menghitung BOD Loading dalam satuan kg/day dengan menggunakan
rumus didalam Excel pada kolom I.

Gambar 2.2. Perhitungan BOD Loading Pada deskripsi Beban Point Source

5
 Rumus : BOD Loading = (Debit x BOD)/1000 x 86400
Keterangan : BOD Loading = kg/day
Debit = m3/s
BOD = mg/l
 Rumus Excel : I =((G12*H12)/1000)*86400

4. Deskripsi Incremental Inflow


1) Penulisan judul “Deskripsi Incremental Inflow”pada Sheet3.
2) Memasukan data Incremental Flow (m3/s) dan BOD (mg/L) ke dalam
lembar kerja Excel.
3) Menghitung BOD Loading dalam satuan kg/day dengan menggunakan
rumus didalam Excel pada kolom I.

Gambar 2.3. Perhitungan BOD Loading Pada Deskripsi Incremental


Inflow

 Rumus : BOD Loading = (Debit x BOD)/1000 x 86400


Keterangan : BOD Loading = kg/day
Debit = m3/s
BOD = mg/l
 Rumus Excel : I =((G16*86400)*H16)/1000

6
5. Hasil Simulasi Hidrologi
1. Penulisan judul “Deskripsi Simulasi Hidrologi” pada Sheet4
2. Masukan angka 1 sampai 14 pada kolom elemen.
3. Menghitung Volume (kolom F), Flow (kolom G), Velocity (kolom H),
Traveling Time (kolom I).

Gambar 2.4. Perhitungan Hasil Simulai Hidrologi

Rumus Excel :
Kolom F =’Deskripsi Sungai'!H17*'Deskripsi Sungai'!I17*'Deskripsi
Sungai'!J17
Kolom G = 'Beban Point Source'!G12+'Deskripsi Incremental Inflow'!G16
Kolom H = G16/'Deskripsi Sungai'!K17
Kolom I = 'Deskripsi Sungai'!H17/'Hasil Simulasi Hidrologi'!H16/86400

6. Hasil Simulasi BOD


1) Penulisan judul “Deskripsi Simulasi BOD” pada Sheet5.
2) Masukan angka 1 sampai 14 pada kolom elemen.
3) Masukan nilai BOD Decayed rate (k1).
4) Menghitung BOD Decayed (kolom G), BOD Remained (kolom H),
Concentration (kolom I).

7
Gambar 2.5. Perhitungan Hasil Simulasi BOD

Rumus Excel :
Kolom G =’Deskripsi Sungai'!H17*'DeskripsiSungai'!I17*'Deskripsi
Sungai'!J17
Kolom H = 'Beban Point Source'!G12+'Deskripsi Incremental Inflow'!G16
Kolom I = (H15*1000*1000/(60*60*24))/('Hasil Simulasi
Hidrologi'!G16*1000)

7. Grafik Hasil Simulasi

a. Klik Menubar Insert  Chart atau ikon Chart Wizard pada


toolbar Standard.
b. Dilayar terlihat kotak dialog Chart Wizard-Step 1 of 4- Chart Type
c. Pada bagian Chart Types, tentukan jenis grafik, klik Line
d. Pada bagian Chart sub-type klik grafik Line withmarkers,displayed
at each data value. Lalu klik Next. Perhatikan gambar 2.6

8
Gambar 2.6.Menentukan Jenis Grafik

e. Klik , lalu klik sheet “Hasil Simulasi BOD”, sorot range data
kolom (E(BOD Remaind (kg/day)) dan (F(Concentration)). Akan
muncul seperti gambar 2.7. Setelah itu , akan muncul Source Data
(gambar 2.8)

Gambar 2.7. Data Series BOD Remaind dan Concentration

9
Gambar 2.8 Source data

f. Klik pada grafik garis Concentration, klik kanan, pilih format data
series, pada series option pilih Secondary Axis. Perhatikan gambar
2.9.

Gambar 2.9 Source Data Series BOD Remaind & Concentration

10
g. Klik Layout, dilayar terlihat berbagai macam kolom penambahan
labels. Perhatikan gambar 2.10
 KlikChart Titel, pilih Above Chart, Ketik text Loading &
Concentration
 Klik Axis Titel, pada Primary Horizontal Axis pilih Title Below
Axis, Ketik text Element
 Klik Axis Title, pada Primary Vertical Axis pilih Rotated
title,Ketik Loading (kg/day)
 Klik Axis Title, pada Secondary Vertical Axis pilih Rotated
title, Ketik textConcentration
 Klik Gridlines, pada Primary Horizontal Gridlines pilih Major
Gridlines
 Klik Gridlines, pada Primary Vertical Gridlines pilih Major
Girdlines.

Gambar 2.10 Grafik Simulasi Permodelan


2.1.2 Kegunaan Program dalam pemodelan kualitas Lingkungan
Berikut Kegunaan Program dalam pemodelan kualitas Lingkungan :
1. Melakukan operasi kali,bagi, rerataan dengan cepat.
2. Membuat Grafik dan Tabel dari suatu penghitungan.
3. Membuat diagram batang,diagram garis dan diagram lingkaran.
4. Membantu dalam menyelesaikan soal-soal matematis.
5. Menyajikan data secara tepat,rapi dan akurat.

11
2.2 Program QUAL2KW
SoftwareQual2Kw merupakan pengembangan dari model Qual2E dengan
menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic for Application (VBA) yang
dapat dijalankan dengan program Microsoft Excel. Dalam penelitian ini
digunakan model Qual2Kw versi 5.1. Model ini mampu mensimulasi parameter
kualitas air antara lain Temperature, Conductivity, Inorganic Solids, Dissolved
Oxygen, CBODslow, CBODfast, Organic Nitrogen, NH-4 Nitrogen, NO3-
Nitrogen, Organic Phosporus, Inorganic Phosporus (SRP), Phytoplankton,
Detritus (POM), Pathogen, Generic Constituent,Alkalinity, PH.
Pada tahun 2003, Pelletir dan Chapra mengembangkan model QUAL2K,
yang kemudian dikembangkan menjadi QUAL2Kw. Sebagai tambahan proses
dalam QUAL2K, QUAL2Kw memasukkan beberapa proses dan pilihan baru.
Model QUAL2Kw memodelkan pertukaran air antara kolom permukaan air dan
zona hyporheicserta pori sedimen otomatis. Zona hyporheicmerupakan area di
bawah dasar sungai dimana air berperkolasi melalui ruang-ruang diantara batu-
batuan dan kerikil yang merupakan fitur penting lain untuk mensimulasikan
sungai yang dangkal. Suatu pathogen generic disimulasikan sebagai fungsi
temperature, cahaya, dansettling. Selain itu, QUAL2Kw memasukan suatu
algoritma genetik untuk mengkalibrasi parameter – parameter laju kinetik secara
otomatis.

2.2.1 Deskripsi
A. Worksheet
 Worksheet QUAL2K
Worksheet QUAL2K (gambar 7) digunakan untuk memasukkan
informasi umum tentang aplikasi model.

12
Gambar 2.11 WORKSHEET QUAL2K
 River name.
Nama sungai yang akan dimodelkan. Setelah program berjalan, nama ini
bersama dengan tanggalnya, disajikan pada semua sheet dan grafik.
 File Name.
Nama file data yang dibuat saat Q2K running.
 Directory where file saved.
Menunjukkan path lengkap direktori dimana file disimpan.
 Month.
Bulan simulasi yang dimasukkan dalam format numeric seperti Januari =
1, Februari = 2, dst.
 Day.
Hari simulasi.
 Year.
Tahun simulasi.
 Time zone.
Untuk memilih zona waktu US yang sesuai.

13
Gambar 2.12. menu zona waktu
 Daylight saving time.
Menu pull-down untuk menentukan apakah ada efek waktu penghematan
siang hari.
 Calculation step.
Langkah waktu/time step yang digunakan untuk perhitungan. Harus ≤ 4
jam. Bila dimasukkan lebih dari 4 jam, program akan secara otomatis
menetapkan langkah perhitungan menjadi 4 jam. Nilai ini merupakan level
resolusi yang diperlukan untuk membuat plot diel yang halus.
 Final time.
Mendefinisikan durasi/jangka waktu perhitungan. Sebuah integer ≥ 2 hari.
Ini merupakan pembatas karena model dijalankan dalan mode variable
waktu sampai dicapai kondisi tetap. Oleh karena itu hari pertama simulasi
didominasi kondisi awal. Bila dimasukka nilai < 2 hari, program akan
secara otomatis menetapkan langkah perhitungan menjadi 2 hari. Waktu
akhir ini minimal sebaiknya 2 kali travel time /waktu perjalanan sungai.
Untuk sungai dengan travel time pendek dimana bottom algae
disimulasikan, biasanya lebih panjang.
 Program determined calc step (output).
Program mengambil Calculation step yang dimasukkan dan selanjutnya
menurunkannya sampai 2. Untuk time step yang lebih rendah, calculation
step dikurangi dibawah nilai ini.
 Time of last calculation (output).
Komputer secara otomatis menyajikan waktu yang diperlukan computer
untuk simulasi.
 Time of sunrise.
Waktu matahari terbit untuk reach hilir yang paling jauh.

14
 Time of solar noon.
Waktu siang hari untuk reach hilir yang paling jauh.
 Time of sunset.
Waktu matahari terbenam untuk reach hilir yang paling jauh.
 Photoperiod.
Fraksi hari dimana matahari diatas untuk reach hilir yang paling jauh.
Sama dengan waktu dalam jam antara sunrise dan sunset dibagi 24.
B. Worksheet Headwater
Untuk memasukkan aliran dan konsentrasi sistem.

Gambar 2.13 Worksheet Headwater

 Flow.
Aliran headwater dalam m3/detik.
 Prescribed Downstream Boundary?.
Bila sekitar hilir berpengaruh dalam simulasi, diset yes.
 Headwater Water Quality.
Untuk memasukkan temperatur dan kualitas air headwater. Untuk data
yang bervariasi, bisa dimasukkan nilai setiap jamnya. Bila nilainya
konstan selama satu hari, dimasukkan nilai rata-rata untuk semua waktu.

15
 Downstream Boundary Water Quality.
Digunakan untuk memasukkan temperatur dan kualitas air hilir, bila
sekitar hilir berpengaruh dalam simulasi.
C. Worksheet Reach.
Untuk memasukkan informasi yang berhubungan dengan headwater
(Nomor Reach 0) dan reach-reach.

Gambar 2.14 Worksheet Reach

 Reach for diel plot.


Sel B6 untuk memasukkan nomor reach dimana akan dibuat plot diels. Bila
negative, nol atau > jumlah reach yang dimasukkan, program akan secara
otomatis menetapkan nilai reach hilir terakhir.
 Reach Label (optional).
Untuk memasukkan nama identifikasi setiap reach. Gambar 11 merupakan
contoh yang menggambarkan skema penamaan. Dua reach pertama sungai
ditunjukkan. Karena terdiri dari Aliran Jefferson City WWTP, dimasukkan
nama reach “Jefferson City WWTP” untuk reach pertama. Dengan cara sama,
reach kedua diberi nama “Sampling Station 27”.

16
Gambar 2.15 Contoh skema penamaan reach
Downstream end of reach label (optional). Untuk memasukkan nama identikasi
batas antara reach-reach. Seperti pada gambar 12. Akhir hilir dari reach pertama
dalam gambar 11dinamakan “Jefferson Dam”. Dengan cara sama. Akhir hilir dari
reach kedua dinamakan “ Route 11 Bridge”.
 Reach number (output).
Model secara otomatis menomori secara ascending (semakin besar ke hilir).
 Reach length (output).
Model secara otomatis meghitung dan menyajikan panjang setiap reach.
 Dowstream Latitude ang Longitude (output).
Model secara otomatis meghitung dan menyajikan latitude dan jarak dari akhir
hilir setiap reach dalam desimal.
 Downstream location.
Untuk memasukkan kilometer sungai dari akhir
 Upstream and downstream elevation.
Untuk memasukkan elevasi dalam meter dpl untuk akhir hulu dan hilir setiap
reach.
 Dowstream Latitude ang Longitude (output).
Untuk memasukkan latitude dan longitude akhir hilir setiap reach dalam
derajat, menit, detik. Atau bisa dimasukkan dalam decimal derajat dan
masukkan menit dan detik dibiakan kosong atau nol.

17
Gambar 2.16 Bagian worksheet reach untuk menentukan sistem hidrolik

 Hydraulic Model.
Q2K menyediakan dua opsi untuk menghitung kecepatan dan kedalaman dari
aliran. (1) rating curve (2) rumus Manning. It is important to pick one of the
options and leave the other blank or zero. Bila model mendeteksi nilai kosong
atau nol untuk Manning n,maka akan digunakan rating curve. Jika tidak,
Rumus Manning akan digunakan.
 Rating Curve
Velocity coefficient, a
Velocity exponent, b
Depth coefficient, α
Depth exponent, β
 Manning Formula
 Bottom width. Lebar dasar reach, B0(m).
 Side slope. Kemiringan dinding saluran ,nilainya > 0. Contohnya untuk
saluran persegi panjang mempunyai side slope/kemiringan kedua
dindingnya nol.
 Channel slope. Slope saluran dalam meter, penurunan per meter dari
jarak.
 Manning n. Kekasaran saluran, saluran buatan 0,012 – 0,03 dan saluran
alami 0,025 – 0,2. Nilai awal yang baik untuk saluran alami 0,04.

18
Gambar 2.17 Bagian Akhir Worksheet Reach
 Prescribed Dispersion.
Bila dispersi akhir hilir setiap reach diketahui, dimasukkan dalam kolom Y dari
sheet Reach. Bila dikosongkan, secara otomatis akan dihitung program.
 Weir Height.
Bila limpasan terletak pada akhir hilir reach, maka ketinggian limpasan ini
yang dimasukkan. Bila tidak ada aliran, dikosongkan atau nol.
 Prescribed Reaeration.
Bila reaerasi reach diketahui, bisa dimasukkan pada kolom AA dari Reach
sheet. Bila dibiarkan kosong, program otomatis menghitung sendiri dari
masukan pada Rates Worksheet.
 Bottom Algae Coverage.
Di sungai, seluruh dasar reach bisa ditumbuhi bottom algae. Oleh karena itu,
Q2K menyediakan input persentase dasar dimana tumbuhan bisa tumbuh.
Contohnya bila hanya seperlima area dasar reach mempunyai substrat yang
layak untuk pertumbuhan tumbuhan, bottom algae coverage diset 20 %.
 Bottom SOD Coverage.
Di sungai, seluruh dasar reach bisa tidak layak untuk pembentukan SOD. Q2K
menyediakan fasilitas bagi pemakai untuk menentukan persen dasar dimana
sedimen terakumulasi dan SOD bisa terjadi. Contohnya bila tiga perempat, area
dasar reach mempunyai lumpur yang terakumulasi sediment,maka input untuk
bottom SOD coverage-nya 75%.
 Prescribed SOD.
Q2K mensimulasi SOD sebagai fungsi jumlah detritus dan biomassa
phytoplankton yang mengendap dari air ke sediment pada kondisi steady state.

19
Karena sediment bisa mengandung senyawa organic tambahan dari runoff
selama periode runoff pada kondisi non steady state, Q2K menyediakan input
untuk Prescribed SOD setiap reach pada kolom AD.
 Prescribed CH4 (Methan) Flux.
Dengan cara yang sama seperti SOD, Q2K juga menyediakan input untuk
tambahan methan (karbon tereduksi) pada kolom AE.
 Prescribed NH4 (Ammonium) Flux.
Dengan cara yang sama seperti SOD, Q2K juga menyediakan input untuk
tambahan amonium pada kolom AF.
Prescribed Inorganic Phosphorous Flux. Q2K mensimulasi sediment yang
dilepaskan fosfor anorganik. Input untuk ini pada kolom AG.

D. Worksheet Metereologi dan Shading


Lima worksheet digunakan untuk memasukkan data metereologi dan shading.
Semua mempunyai ciri yang sama seperti dibawah ini
 Worksheet Air Temperatur
Worksheet ini digunakan untuk memasukkan data temperature udara setiap
jam dalam derajat Celcius untuk setiap reach.
 Label and distance (output)
Program secara otomatis menyajikan label hulu setiap reach, label reach,
label hilir, nomor reach, jarak hulu, jarak hilir (sebelumnya imasukkan dalam
workshett reach dan headwater) pada kolom A sampai F.
 Air Temperatur
Temperatur udara setiap jam untuk setiap reach dimasukkan pada kolom G
sampai AD. Bila nilainya konstan selama sehari, masukkan nilai rata-ratanya
untuk semua waktu.

20
Gambar 2.18 Worksheet Temperatur Udara

 Worksheet Dew-Point Temperature.


Worksheet ini digunakan untuk memasukkan data temperatur titik embun
(derajat Celcius) untuk setiap reach.
 Reach identifiers.
Informasi reach disajikan pada kolom A sampai F.
 Dew point Temperatur
Temperatur titik embun setiap jam untuk setiap reach dimasukkan dalam
kolom G sampai AD. Bila nilainya konstan sepanjang hari, masukkan nilai
rata-ratanya untuk semua waktu.
 Worksheet Wind speed.
Worksheet ini digunakan untuk memasukkan data kecepatan angin (m/det)
untuk setiap reach
 Reach identifiers
Informasi reach disajikan pada kolom A sampai F.
 Wind Speed
Kecepatan angin setiap jam untuk setiap reach dimasukkan dalam kolom G
sampai AD. Bila nilainya konstan sepanjang hari, masukkan nilai rata-ratanya
untuk semua waktu.
21
 Worksheet Cloud cover.
Worksheet ini digunakan untuk memasukkan data tutupan awan (% sky
covered) untuk setiap reach.
 Reach identifiers
Informasi reach disajikan pada kolom A sampai F.
 Cloud cover
Data tutupan awan setiap jam untuk setiap reach dimasukkan dalam kolom G
sampai AD. Bila nilainya konstan sepanjang hari, masukkan nilai rata-ratanya
untuk semua waktu.
 Worksheet Shade
Worksheet ini digunakan untuk memasukkan data shading setiap jam untuk
setiap reach. Shading didefinisikan sebagai fraksi radiasi solar yang tertutup
karena terhalang topografi dan vegetasi.

E. Worksheet Rates
Worksheet ini digunakan untuk memasukkan parameter rate model.

Gambar 2.19 Bagian Worksheet Rate untuk input stoikiometri dan parameter
rate dari inorgonic SS dan oxygen

22
 Stoikiometri :
Model mengasumsikan stoikiometri yang tetap dari tumbuhan dan senywa
detrital. Nilai yang direkomendasikan untuk parameter tersebut adalah sbb :
Tabel 3.2. Nilai rekomendasi dari stoikiometri
Karbon 40 mgC
Nitrogen 7.2 mgN
Fosfor 1 mgP
Udara kering 100 mgD
Klorofil 1 mgA

Perlu dicatat bahwa klorofil adalah variabel penting dengan range nilai 0.5 sampai
2 mgA.
 Inorganic suspended solid.
 Settling velocity
 Oxygen :
 Reaeration model.
Buka kembaliworksheet reach untuk menentukan rate reaerasi setiap reach.
Catat, bila reaerasi dimasukkan dengan cara ini, semua opsi akan
diabaikan.Bila reaerasi tidak ditentukan pada sheet reach, menu pull-down
(gambar 17 ) akan digunakan untuk memilih beberapa opsi untuk menentukan
reaerasi sungai. :
 Internal. Reaerasi dihitung secara internal dari kedalaman dan kecepatan
sungai.(Covar, 1976)
 O’Connor-Dobbin formula.
 Churchill formula.
 Owen-Gibbs ormula.

23
Opsi terpilih akan digunakan pada semua sel yang tidak ditentukan.

Gambar 2.20 Menu pull-down untuk rate reaerasi global


 Temperature correction.
Nilai yang dianjurkan 1.024
 O2 for CBOD oxidation. Nilai yang dianjurkan 2.69 gO2/gC
 O2 for NH4 nitrification. Nilai yang dianjurkan 4.57 gO2/gC
 Oxygen inhibition C oxidation model. Suatu menu pull-down digunakan
untuk memilih opsi berikut :
 Half-saturation
 Exponential
 Second order
 Oxygen inhibition C parameter. Untuk menentukan model hambatan oksigen
pada sel B21.
 Oxygen inhibition nitrification model. Suatu menu pull-down digunakan
untuk memilih opsi berikut :
 Half-saturation
 Exponential
 Second order
 Oxygen inhibition nitrification parameter. Untuk menentukan model
hambatan oksigen nitrifikasi pada sel B23.
 Oxygen enhancement denitrification model. Suatu menu pull-down
digunakan untuk memilih opsi berikut :
 Half-saturation
 Exponential
 Second order

24
 Oxygen enhancement denitrification parameter. Untuk menentukan model
peningkatan oksigen pada sel B25.

Gambar 2.21 Bagian Worksheet Rate Untuk input parameter rate dari slow
CBOD, fast CBOD, organic N, ammonium, nitrate dan organic P

 Slow CBOD:
 Hydrolysis rate
 Temperature correction
 Fast C:
 Oxidation rate
 Temperature correction
 Organic N:
 Hydrolysis
 Temperature correction
 Ammonium:
 Nitrification
 Temperature correction
 Nitrate:
 Denitrification
 Temperature correction

25
 Sediment denitrification transfer coefficient.
 Merupakan kecepatan nitrat berdifusi pada sedimen dimana terjadi
denitrifikasi nitrat menjadi gas nitrogen.
 Temperature correction
 Organic P:
 Hydrolysis
Temperature correction

Gambar 2.22 Bagian Worksheet Rate Untuk input parameter rate dari
phytoplankton, bottom algae, detritus, pathogens, dan pH

26
 Floating Plant (Phytoplankton):
 Maximum Growing Rate
 Temperature correction
 Respiration
 Temperature correction
 Death
 Temperature correction
 Nitrogen half saturation constant
 Light model.
 Menu pull-down untuk memilih salah satu dari tiga model pencahayaan.
 Light constant
 Ammonia preference
 Settling velocity
 Bottom algae:
 Maximum growth
 Temperature correction
 Respiration
 Temperature correction
 Death
 Temperature correction
 Nitrogen half saturation constant
 Phosphorus half saturation constant
 Light model.
 Menu pull-down (gambar 21) untuk memilih salah satu dari tiga model
pencahayaan: Half saturation, Smith dan Steele.
 Light Constant
 Ammonia preference

27
 Detritus (POM):
 Dissolution
 Temperature correction
 Settling velocity
 Pathogens:
 Decay
 Temperature correction
 Settling velocity
 pH:
 pCO2. Tekanan parsial CO2 di atmosfer (lihat gambar 20 untuk nilai yang
disarankan).

F. Worksheet Light (Pencahayaan) dan Heat (Panas).


Worksheet ini digunakan untuk memasukkan informasi yang terkait dengan
pencahayaan dan parameter panas sistem.

Gambar 2.23 Worksheet Light untuk input parameter yang terkait dengan
pencahayaan

28
 Photosynthetically Available Radiation.
Merupakan fraksi dari radiasi sinar matahari yang tersedia untuk fotosintesis.
Direkomendasikan nilainya 0.47.
 Background light extinction.
Parameter ini memperhitungkan keterbatasan cahaya terhadap air dan warna.
 Linear chlorophyll light extinction.
Parameter ini memperhitungkan ketergantungan linear dari keterbatasan
cahaya terhadap phytoplankton chlorophyll a. Menurut Riley (1956),
direkomendasikan nilainya 0.0088/(m μgA/L).
 Nonlinear chlorophyll light extinction.
Parameter ini memperhitungkan ketergantungan nonlinear dari keterbatasan
cahaya terhadap phytoplankton chlorophyll a. Menurut Riley (1956),
direkomendasikan nilainya 0.054/(m μgA/L). Bila hubungannya linear,
parameter ini diset nol dan selanjutnya koefisien linear dimodikasi.
 Inorganic suspended solid light extinction.
Parameter ini memperhitungkan ketergantungan nonlinear dari keterbatasan
cahaya terhadap inorganic suspended solid.
 Detritus light extinction.
Parameter ini memperhitungkan ketergantungan nonlinear dari keterbatasan
cahaya terhadap detritus.
 Atmosferic attenuation model for solar (default:Bras).
Menu pull-down untuk memilih salah satu diantara 2 pilihan: model Bras atau
Ryan-Stolzenbach.
 Atmosferic turbidity coeficient (2=clear/cerah, 5=smoggy/berkabut,
default=2).
Digunakan bila yang dipilih model solar Bras.
 Atmosferic transmission coeficient (0.70-0.91, default=0.8).
Digunakan bila yang dipilih model solar Ryan-Stolzenbach.
 Atmosferic longwave emissivity model (default: Brutsaert).
Menu pull-down untuk memilih salah satu diantara 3 pilihan: model
Brutsaert, Brunt, dan Koberg.
29
 Wind speed function for evaporation and air convection/conduction
(default: Brady-Graves-Gayer).
Menu pull-down untuk memilih salah satu diantara 3 pilihan: model Brady
Graves-Gayer, Adam 1, Adam 2.

G. Worksheet Point Source


Worksheet ini digunakan untuk memasukkan informasi yang terkait dengan
point source sistem.

Gambar 2.24 Worksheet Point Sources

 Name.
Label dari pemakai untuk identifikasi inflow.
 Location.
Km dimana point source atau abstraksi masuk atau meninggalkan sungai.
 Source Inflow and Outflows.
Sumber berupa inflow (limbah atau anak sungai) atau outflow (abstraksi).
Catat tidak bisa keduanya. Bila berupa aliran abstraksi (contoh nilai positif
dalam kolom C, informasi tersisa pada kolom D sampai T akan diabaikan.
 Point abstraction. Untuk suatu abstraksi, nilai positif untuk aliran (m3/s)
harus dimasukkan dan nilai pada kolom D sampai T dibiarkan kosong.
 Point inflow. Untuk suatu input, nilai aliran (m3/s) dimasukkan pada
kolom D dan kolom C kosong atau nol.
 Constituent.
Temperatur dan konsentrasi kualitas air inflow dimasukkan dalam kolom E
sampai AZ.
 QUAL2K bisa untuk memasukkan temperatur dan konsentrasi setiap point
source berupa sinusoid yang bervariasi sepanjang siklus diel. Gambar 22
menunjukkan contoh untuk temperatur dari Boulder CO WWTP.

30
Gambar 2.25 Temperatur untuk Boulder, CO wastewater tretment plant effluent
pada 21-22 Sep 1987

 Worksheet Diffuses Sources


Worksheet ini digunakan untuk memasukkan informasi yang terkait dengan
difusses (non-point) sources sistem.

Gambar 2.26 Worksheet Diffuses Sources


 Name.
Label dari pemakai untuk identifikasi abstraksi diffuses tertentu dari inflow.
 Location.
Km hulu dan hilir dimana diffuse sources atau abstraksi masuk atau
meninggalkan sungai.
 Source Inflow and Outflows.
Sumber yang terbagi bisa berupa inflow (limbah atau anak sungai) atau
outflow (abstraksi). Catat tidak bisa keduanya. Bila berupa aliran abstraksi
(contoh nilai positif dalam kolom D, informasi tersisa pada kolom E sampai U
akan diabaikan.
 Diffuse abstraction. Untuk suatu abstraksi, nilai positif untuk aliran (m3/s)
harus dimasukkan dan nilai pada kolom E sampai U dibiarkan kosong.
 Diffuse inflow. Untuk suatu input, nilai aliran (m3/s) dimasukkan pada kolom
E dan kolom D kosong atau nol.

31
 Constituent.
Temperatur dan konsentrasi kualitas air diffuse dimasukkan dalam kolom F
sampai U.

H. Worksheet Data Hidrolis


Worksheet ini digunakan untuk memasukkan data yang terkait dengan
hidrolika sistem.

Gambar 2.27 Worksheet Data Hidrolis

 Distance, yaitu jarak (km) dimana data hirolis diplot.


 Q-data, yaitu data aliran dalam m3/s.
 H-data, yaitu data kedalaman dalam m.
 U-data, yaitu data kecepatan dalam m/s.
 Travel time-data, yaitu waktu aliran dalam hari.
 Worksheet Data Temperatur

32
Worksheet untuk memasukkan data temperatur.

Gambar 2.28 Worksheet Data Temperatur

 Distance.
Jarak (km) dimana data temperatur diplot.
 Mean Temperature-data.
Temperatur rata-rata dalam °C.
 Minimum Temperature-data.
Temperatur minimum dalam °C.
 Maximum Temperature-data.
Temperatur maksimum dalam °C.

33
 Worksheet Data WQ
Worksheet untuk memasukkan data rata-rata harian kualitas air . Bagian pertama
dari worksheet ditunjukkan pada gambar 26.

Gambar 2.29 Bagian pertama Worksheet Data Kualitas Air

 Distance. Jarak (km) dimana data kualitas air diplot


 Constituent. Konsentrasi kualitas air dimasukkan dalam kolom B sampai R.
Other Concentrations and Fluxes. Variasi konsentrasi dan fluxes yang lain
dimasukkan pada kolom Q sampai AC seperti ditunjukkan pada gambar 27.
 Bottom Algae
 Total nitrogen-data.
 Total phosphorus-data.
 Total suspended solid-data.
 NH3(unionized ammonia)-data.
 % saturation-data.
 SOD-data.
 Sedimen ammonium flux.
 Sedimen methane flux.
 Sedimen inorganic phosphorus flux.

34
 Ultimate carbonaceous BOD. Merupakan total detritus, slow CBOD, fast
CBOD, dan biomassa phytoplankton yang dinyatakan dalam ekivalen oksigen.
 Total Organic Carbon. Merupakan total suspended solid anorganik,
biomassa phytoplankton dan detritusyang dinyatakan dalam berat kering (dry
weight).

Gambar 2.30 Bagian akhir Worksheet Data Kualitas Air

 Worksheet Data WQ Min


Worksheet untuk memasukkan data minimum harian kualitas air. Layout-nya
sama dengan Worksheet Data WQ.
 Worksheet Data WQ Max
Worksheet untuk memasukkan data maksimum harian kualitas air. Layout-nya
sama dengan Worksheet Data WQ.
 Worksheet Data Diel
Worksheet untuk memasukkan data diel dari reach terpilih. Data ini
selanjutnya diplot titik pada grafik dari output model diel.

35
Gambar 2.31 Worksheet Data Diel

I. Worksheet-Worksheet Output.
Ada serangkaian worksheet yang menampilkan tabel numerik output yang
dibuat oleh Q2K.
 Source Summary. Worksheet ini menyimpulkan total loading setiap reach
model.

Gambar 2.32 Worksheet Source Summary

36
 Hydraulics Summary.Worksheet ini menyimpulkan parameter hidrolis setiap
reach model.

Gambar 2.33 Worksheet Hydraulics Summary

 Temperature Output. Worksheet ini menyimpulkan output temperatur setiap


reach model.

Gambar 2.34 Worksheet Temperature Output

37
 WQ Output. Worksheet ini menyimpulkan output konsentrasi rata-rata setiap
reach model

Gambar 2.35 Bagian pertama Worksheet WQ Output

Gambar 2.36 Bagian akhir Worksheet WQ Output

38
 WQ Min. Worksheet ini menyimpulkan output konsentrasi minimum setiap
reach model.
 WQ Max. Worksheet ini menyimpulkan output konsentrasi maksimum setiap
reach model.
 Sediment Fluxes. Worksheet ini menyimpulkan fluxes oksigen dan nutrien
diantara air dan sedimen setiap rwach model.

Gambar 2.37 Worksheet Sedimen Fluxes

 Diel Output Worksheet. Worksheet menampilkan output diel untuk data


temperatur dan konstituen kualitas air. Catat bahwa bersamaan dengan
temperatur air, temperatur sedimen juga ditampilkan. Variasi diel dari total
suspended solids, total phosphorus, total nitrogen, dan oxygen saturation juga
ditampilkan.

3.4 Spatial Chart (Grafik Spasial)


QUAL2K menampilkan serangkaian grafik plotting output dan data model
dengan jarak (km) sungai. Gambar 4.36 menunjukkan contoh plot untuk BOD slow.
Garis hitam adalah BOD rata-rata simulasi (seperti pada worksheet WQ). Plot ini
diberi nama dengan nama sungai dan tanggal simulasi. Plot ini juga menampilkan
BOD hasil simulasi pemodelan.

39
2.2.2 Kegunaan Program Dalam Permodelan Kualitas lingkungan
Qual2Kw memiliki beberapa kegunaan diantaranya :
a) Model QUAL2Kw memsimulasikan perpindahan dan perubahan
sejumlah komponen kualitas air seperti temperatur,
carbonaceousbiological oxygen demand (CBOD), Oksigen
terlarut (DO), Phtoplanktondan berbagai bentuk nutrient
phosphorus dan nitroge.
b) Aplikasi QUAL2Kw dapat mensimulasikan beberapa komponen
lain yang tidak secara tipikal dimasukkan di dalam fasilitas
software secara umumsecara khusus, model ini mensimulasikan
pH,
c) QUAL2Kw dapat mensimulasikan pengaruh penambahan polutan
terhadap kualitas air sungai.
d) QUAL2Kw dapat memasukkan suatu algoritma genetik untuk
mengkalibrasi parameer-parameter laju kinetik secara otomatis.

2.3 Program epanet


EPANET merupakan program komputer untuk pemodelan jaringan pipa
yang bersifat public-domain yang dikembangkan oleh U.S. Environmental
Protection Agency (US.EPA). EPANET dapat mensimulasikan perilaku
hidraulika dan kualitas air dalam jaringan pipa. Simulasi perilaku hidraulika dapat
dilakukan untuk waktu tunggal (single period) atau beberapa waktu (extended
period)misalnya selama 24 jam. EPANET pertama kali hadir pada tahun 1993 dan
telah dilakukan beberapa kali pengembangan.

2.3.1 Deskripsi
2.3.1.1 Ruang Lingkup Paket Program EPANET Versi 2.0
Epanet dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dalam menganalisis
sistem distribusi air bersih, misalnya untuk merencanakan sistem distribusi,
analisa kandungan chlorine pada aliran dalam sistem distribusi, menganalisa arah
aliran pada sistem distribusi air bersih, menganalisa ketinggian air di tandon,

40
kecepatan aliran dan tekanan di dalam pipa, dan lain sebagainya. Secara umum
program EPANET terdiri dari tiga program utama yang saling berhubungan,
yaitu :
a. Program simulasi (simulation routine) yaitu program yang
mensimulasikan kondisi hidroulik pada semua komponen sistem
distribusi air minum untuk kondisi permintaan permanen namun juga
dapat dilakukan simulasi hidroulik non permanen. EPANET
menggunakan metode penyelarasan titik simpul (Simultaneous Node
Adjustment Method) yaitu program yang menghitung analisa kondisi
hidroulik semua komponen sistem distribusi air minum pada kondisi
kebutuhan air yang berubah sepanjang waktu dengan
mempertimbamgkan perubahan fluktuasi muka air tendon (tank
reservoir) dan operasi control pompa, sebagai metode penyelesaian
numerik pada analisa jaringan pipa dengan persamaan Hazen-William
atau Darcy-Weisbach (dipilih salah satu) untuk mencari kehilangan
tekanan pada jaringan pipa.
b. Program simulasi kualitas air merupakan program simulasi dinamik
untuk kualitas air yang bisa melacak senyawa kimia yang ditambahkan
dalam aliran pada suatu sistem jaringan.
c. Program lama dan arah aliran, disamping untuk simulasi hidroulik dan
simulasi kualitas air. EPANET dapat digunakan untuk mengetahui lama
air dalam pengaliran pada suatu sistem distribusi air bersih dan juga
dapat melacak sumber atau asal dari suatu pengaliran di dalam suatu pipa
berasal dari mana.

2.3.1.2 Batasan Pemodelan Distribusi Air Minum dengan Paket Program


Sistem EPANET Versi 2.0
Paket program EPANET dapat menganalisa suatu jaringan distribusi
dengan (lay out) tidak terbatas untuk jaringan tertutup (looped networks) atau
sistem percabangan (branched networks). Batasan jumlah titik simpul dari 1
sampai 214.783.647 buah titik simpul maksimum dengan adanya pengoperasian

41
stasiun pompa, katup perubahan tekanan (PRV) dan katup control dengan
sedikitnya 1 buah titik simpul kondisi tetap (tank reservoir) dan beberapa sumber
air. Paket program EPANET menggunakan Satuan British maupun juga Satuan
International terserah mana yang akan digunakan dalam perencanaan.

2.3.1.3 Struktur Umum Program EPANET Versi 2.0


Operasional program EPANET dikendalikan dari menu program control
utama. Dari program kontol ini dapat diakses 7 menu utama yang saling terkait
yaitu file, edit, view, project, report, windows dan help. Struktur menu dari
masing-masing program utama pada program control ini sangat interaktif.
Untuk lebih jelasnya struktur program Epanet dapat dilihat pada gambar 2.1.
berikut : Menu Bar Property Editor Property Editor

Brows
er

Gambar 2.1 Struktur Program EPANET

Status Bar Property Editor

2.3.1.4 Parameter Pemodelan dengan Paket Program EPANET Versi 2.0


Parameter pemodelan dimasukkan ke dalam program EPANET secara
interaktif dengan menggunakan kata kunci (keywords) yang berupa masukan data
atau modifikasi data.
a) TITLE (nama proyek), akan dicetak pada awal pada setiap keluaran
maksimum 80 karakter.

42
b) JUNCTION (titik simpul), yaitu nomor titik simpul, elevasi (m), debit
kebutuhan (ltr/detik).

Gambar 2 .2 Property Editor Junction


c. TANK (data tandon), merupakan kata kunci penugasan suatu titik simpul
dengan tinggi tekan yang dapat berubah. Yaitu nomor identitas, elevasi (m),
tinggi rerata, tinggi air minimal, Ketinggian air maksimal, diameter (m).
d. PIPE (data pipa) yaitu nomor pipa, titik simpul awal dan akhir, panjang (m),
diameter (mm) dan koefisien kekasaran.

Gambar 2.3 Property Editor Pipa


c. PUMP (data pompa), yaitu nomor penghubung (link) pompa dan titik simpul
di awal dan akhir pompa, tinggi tekan (m), kemampuan debit (ltr/dtk). Dapat
pula diikuti dengan pola.
d. pengoperasian pompanya misalkan pompa on bila ketinggian air di tandon
telah mencapai ketinggian tertentu.
e. VALVES (katup), yaitu nomor identitas, titik simpul awal dan akhir katup,
diameter katup (mm), jenis katup, setting, koefisien kehilangan.

43
f. Report (output), nama file, option, (yes, full or on), lines(nomor garis pada
halaman dalam hasil keluaran), nomor titik simpul, nomor pipa, variabel,
value (nilai tertentu).

Gambar 2.4 Report Output


g. STATUS, yaitu menunjukkan status report. Contoh status report:

Gambar 2.5 Status Report


h. KONTROLS, yaitu nomor pipa, setting (close atau open), waktu
pengoperasian.
i. PATTERNS, (pola operasi) pattern, (pola periodiK) nilai tertentu, dan
seterusnya.

Gambar 2.6 Patterns Editor


j. TIMES (variasi waktu dalam simulasi), yaitu nilai tertentu, units (satuan
waktu).

44
Gambar 2.7 Times Options

c) QUALITY (kualitas air dalam jaringan) yaitu nomor titik pada kedua
ujungnya, kulaitas (konsentrasi senyawa kimia).

Gambar 2.8 Quality Options


d) OPTION (ketetapan nilai untuk pola karakteristik dan ketentuan simulasi),
option (pilihan untuk mengeset optimasi), nama file, nilai atau angka tertentu.
e) DEMAND (besar debit yang harus dipenuhi), value (nilai tertentu), besar
pembebanan (ltr/dtk).

2.3.2 Kegunaan Program Dalam Pemodelan Kualitas Lingkungan


EPANET didesain sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan
pemahaman tentang pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan
distribusi. Juga dapat digunakan untuk berbagai analisa dari beragam aplikasi
jaringan distribusi, misalnya untuk pembuatan desain, kalibrasi, model hidrolis,
analisa sisa klor dan analisa pelanggan.
Berikut adalah Kegunaan Program EPANET Dalam Pemodelan Kualitas
Lingkungan :
1. Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air
serta degradasi unsur kimia yang ada dalam air di pipa distribusi.

45
2. Dapat digunakan sebagai dasar analisis dan berbagai macam sistem distribusi,
detail desain, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan beberapa unsur
lainnya.
3. Dapat membantu menentukan alternatif strategis manajemen dalam sistem
jaringan pipa distribusi air bersih, seperti:
o Sebagai penentuan alternatif sumber/instalasi, apabila terdapat banyak
sumber/instalasi.
o Sebagai simulasi dalam penentuan alternatif pengoperasian pompa dalam
melakukan pengisian reservoir maupun injeksi ke sistem distribusi.
o Digunakan sebagai pusat treatment, seperti dimana dilakukan proses
khlorinasi, baik itu di instalasi maupun didalam sistem jaringan. Dapat
digunakan sebagai penentuan prioritas terhadap pipa yang akan
dibersihkan/diganti.

2.4 Program Watercad


Untuk merencanakan sistem distribusi air bersih yang secara merata dan
keseluruhan dapat digunakan beberapa software. Salah satu software yang
digunakan adalah WATERCAD. Program WATERCAD berfungsi untuk
mempermudah perhitungan dalam melakukan desain pipa distribusi air bersih
yaitu antara lain dalam menghitung diameter pipa, kecepatan aliran dan
kehilangan tekanan pada pipa distribusi.

2.4.1 Deskripsi
2.4.1.1 Lingkup Paket program WATERCAD Versi 5.0
Watercad dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dalam menganalisis
sistem distribusi air bersih, misalnya untuk merencanakan sistem distribusi,
analisa kandungan chlorine pada aliran dalam sistem distribusi, menganalisa arah
aliran pada sistem distribusi air bersih, menganalisa ketinggian air di tandon,
kecepatan aliran dan tekanan di dalam pipa, dan lain sebagainya. Secara umum
program WATERCAD terdiri dari tiga program utama yang saling berhubungan,
yaitu :

46
a. Program simulasi (simulation routine) yaitu program yang
mensimulasikan kondisi hidroulik pada semua komponen sistem
distribusi air minum untuk kondisi permintaan permanen namun juga
dapat dilakukan simulasi hidroulik non permanen. WATERCAD
menggunakan metode penyelarasan titik simpul (Simultaneous Node
Adjustment Method) yaitu program yang menghitung analisa kondisi
hidroulik semua komponen sistem distribusi air minum pada kondisi
kebutuhan air yang berubah sepanjang waktu dengan
mempertimbamgkan perubahan fluktuasi muka air tendon (tank
reservoir) dan operasi control pompa, sebagai metode penyelesaian
numerik pada analisa jaringan pipa dengan persamaan Hazen-William
atau Darcy-Weisbach (dipilih salah satu) untuk mencari kehilangan
tekanan pada jaringan pipa.
b. Program simulasi kualitas air merupakan program simulasi dinamik
untuk kualitas air yang bisa melacak senyawa kimia yang
ditambahkan dalam aliran pada suatu sistem jaringan.
c. Program lama dan arah aliran, disamping untuk simulasi hidroulik dan
simulasi kualitas air. WATERCAD dapat digunakan untuk
mengetahui lama air dalam pengaliran pada suatu sistem distribusi air
bersih dan juga dapat melacak sumber atau asal dari suatu pengaliran
di dalam suatu pipa berasal dari mana.

2.4.1.2 Batasan Pemodelan Distribusi Air Minum Dengan Paket Program


Sistem WATERCAD Versi 5
Paket program WATERCAD dapat menganalisa suatu jaringan distribusi
dengan (lay out) terbatas untuk jaringan tertutup (looped networks) atau sistem
percabangan (branched networks). Batasan jumlah perpipaan yang digunakan dari
1 sampai 25 buah titik pipa dengan adanya pengoperasian stasiun pompa, katup
perubahan tekanan (PRV) dan katup control dengan sedikitnya 1 buah titik
simpul kondisi tetap (tank reservoir) dan beberapa sumber air. Paket

47
programWATERCAD menggunakan Satuan British maupun juga Satuan
International terserah mana yang akan digunakan dalam perencanaan.
2.4.1.3 Struktur Program WATERCAD Versi 5.0
A. Program Kontrol
Operasional program WATERCAD dikendalikan dari menu program
control utama. Dari program kontrol ini dapat diakses 7 menu utama yang saling
terkait yaitu file, edit, view, project, report, windows dan help. Struktur menu dari
masing-masing program utama pada program control ini sangat interaktif.
WATERCAD adalah suatu software yang sangat efisien untuk
mensimulasikan suatu jaringan distribusi air bersih. Kita hanya perlu untuk
mempersiapkan model skematik dari jaringan perpipaan, dan WaterCad yang akan
menghubungkan semua node dari jaringan perpipaan tersebut. Di dalam
merencanakan suatu jaringan distribusi kita tidak perlu menampilkan label-label
untuk pipa dan node karena secara otomatis WATERCAD akan menampilkan
label-label tersebut. Hanya saja panjang pipa harus di input secara manual. Saat
membuat gambar skematik, otomatis panjang pipa akan langsung diukur dari titik
awal sampai titik node pada bidang gambar. Adapun user interface dari
WATERCAD adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1. Watercad User Interface

48
a. Drawing Pane :
Drawing Pane adalah layar utama dari WATERCAD, dimana pada
drawing pane akan menampilkan semua elemen pada perencanaan
jaringan perpipaan mulai dari pembuatan gambar jaringan, analisa data
dan menampilkan hasil running. Pada saat membuat simulasi perpipaan,
kita memerlukan file gambar background (biasanya berupa peta yang
berskala) dengan format .DXF. Gambar background ini akan sangat
membantu dalam meletakkan elemen-elemen dari jaringan perpipaan.
Untuk membuat file background dengan format .DXF dapat dilakukan
pada program AutoCad dengan perintah export ke .DXF

Gambar 4.2. Contoh Gambar Jaringan Perpipaan


b. Status Bar
Status bar berada pada pojok kiri bawah dari layar. Status bar ini
memberikan informasi tentang setting aplikasi, aktifitas pengguna, status
penyimpanan file dan lain sebagainya.
c. Menu, Toolbars dan Shortcut Keys
 Pull Down Menus
Seperti halnya beberapa program dasar dari windows, sistem menu
menyediakan akses mudah ke berbagai fitur. Menu dapat diakses
dengan menekan text menu atau menekan tombol “Alt” pada
keyboard. Contoh pull down menu sebagai berikut :

49
Gambar 4.3. Menu Pull Down
 Toolbars
Tombol-tombol toolbar menawarkan satu akses cepat kepada
sebagian dari fitur umum yang paling sering digunakan. Sebagai
contoh, untuk membuka satu file yang ada cukup dengan meng-klik
tombol file open.

 Shortcut Keys
Tombol-tombol shortcut dapat diakses dari mengkombinasikan
tombol-tombol pada keyboard. Contohnya untuk menyimpan
pekerjaan cukup dengan mengkombinasikan tombol “Ctrl + S”.
B. Menu Tools pada Watercad Versi 5
Menu tools pada WaterCad umumnya berisi tombol-tombol untuk
memodifikasi unsur-unsur gambar, menambahkan catatan, mengganti warna,
merubah kontur, dan mengganti opsi dari proyek yang sedang dikerjakan.
 Selection Sets :
Dengan meng-akses dialog Selection Set, maka dapat mensetting unsur-
unsur dasar seperti unsur label, unsur tipe, filter dan lain sebagainya.

 Color Coding :
Akses ke tombol color coding dapat digunakan untuk mengontrol
tampilan dari unsur dasar dalam berbagai ukuran seperti diameter pipa,
kelas hidrolik dan lain sebagainya.

 Element Annotation :
Akses ke tombol element annotation dapat digunakan untuk pe-labelan
atribut seperti diameter pipa dan aliran air dalam pipa.

 Profilling :
Membuka dialog profilling setup akan menghasilkan suatu profil dari
jaringan sistim perpipaan sepanjang suatu alur yang telah ditetapkan.

50
 Countouring :
Akses ke tombol countouring untuk membuat dan menampilkan kontur
dari peta yang digunakan sebagai bidang gambar jaringan perpipaan.
 Relabel Elements :
Dengan meng-akses perintah relabel elements memungkinkan untuk
memodifikasi label sebagian atau keseluruhan project.

 Element Labeling :
Mengatur format dari label yang akan diaplikasikan ke gambar.
 Prototypes :
Untuk menetapkan nilai-nilai atau ukuran-ukuran awal untuk project
jaringan perpipaan baru.
 Engineering Libraries :
Memperlihatkan alur project dan mengedit bahan pustaka yang
digunakan di dalam proyek ini.
 User Data Extension :
Membuka dialog User Data Extension, dapat menambahkan dan
menggambarkan penyesuaian field-field data. Sebagai contoh, anda dapat
menambahkan field-field baru seperti tanggal instalasi pipa.
 FlexUnits :
Membuka dialog FlexUnits, dapat mengontrol ketepatan unit kendali dan
tampilan untuk setiap parameter. Contohnya dapat mengubah ketepatan
unit dan tampilan variabel-variabel dari beberapa bidang-bidang pada
program ini.

 Layout / Select :
Mengaktifkan alat layout / select tool digunakan untuk menyoroti
elemen-elemen. Begitu elemen-elemen terpilih, maka elemen-elemen
tersebut dapat dipindahkan.

 Layout / Element Type :

51
Mengaktifkan tipe elemen yang sesuai untuk menempatkan elemen-
elemen di dalam editor grafis.

 Layout \ Spot Elevation :


Digunakan untuk meng-edit elevasi dari kontur.

 Layout \ Graphic Annotation :


Mengaktifkan berbagai tool tambahan, yang mungkinkan untuk
menambahkan bentuk, batasan-batasan, dan text tambahan ke gambar.

 Layout / Legends :
Mengaktifkan tool legenda digunakan untuk menambahkan keterangan
pada gambar.
 Option :
Option digunakan untuk menentukan proyek yang ada, seperti metoda
friksi, sistem koordinat, sistim unit, dan auto prompting.

 Tabular Reports :
Mengakses Table Manager, memungkinkan untuk membuka tabel-tabel
sudah ada atau membuat tabel baru.

 Go :
Open dialog kalkulasi untuk skenario yang ada.

 Tool Pallete :
Terdapat select tool (untuk memilih elemen gambar agar dapat diedit,
dihapus maupun dipindahkan), network element (untuk menambah
elemen pada gambar), Graphic Annotation (untuk menambah garis, text
dan border).

2.4.2 Kegunaan program dalam pemodelan kualitas lingkungan


Adapun kegunaan dari program WaterCAD ini adalah sebagai berikut:

52
1. Menganalisis distribusi air dari jaringan pada aliran tetap dengan
mengunakan pompa, tangki dan pintu pengontrol (katup).
2. Memberikan tahapan-tahapan atau periodisasi dari simulasi jaringan
pemipaan terhadap adanya kebutuhan air maupun pemberian air yang
bervariasi (berfluktuatif).
3. Menunjukkan kualitas dari air yang didistribusikan dan mengkalkulasi
adanya kehilangan dari suatu unsur kimia tertentu selama distribusi
berlangsung.
4. Melakukan analisa aliran untuk hidrant (Fire Flow Analysis) dan
menunjukkan bagaimana perilaku jaringan pemipaan tersebut pada
kondisi ekstrim.
5. Melakukan perkiraan biaya terperinci berdasarkan analisa biaya yang
terintegrasi dari suatu sistem pemodelan.

53
54

Anda mungkin juga menyukai