ATAU SUSPEK
Ditetapkan
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR ...
OPERASIONAL
(SPO) dr. Eggy Jita Pradana
Direktur
Penempatan pasien adalah penatalaksanaan pasien dan pengaturan
ruangan pasien yang memiliki penyakit menular atau suspek dengan
melakukan pemisahan pasien dalam ruangan yang sesuai dan tersendiri
PENGERTIAN
atau khusus (ruang isolasi) untuk meminimalkan resiko infeksi, mulai
dari pasien terdiagnosa infeksi atau suspek sampai pasien pulang atau
meninggal.
Menghindari penularan penyakit melalui kontak langsung, droplet, dan
TUJUAN
airborne.
Setiap pasien dengan penyakit menular atau suspek harus dilakukan
penempatan secara terpisah pada tempat tertentu yang sudah ditetapkan.
Bila kamar untuk satu orang tidak cukup dapat dilakukan
KEBIJAKAN
penggabungan (cohorting), dimana hanya pasien yang telah dipastikan
dengan diagnosis laboratorium sebagai pasien yang terinfeksi oleh
pathogen yang sama yang dapat digabungkan ditempat yang sama.
A. Penanganan Pasien dengan Penyakit Menular atau Suspek
1. Letakkan pasien di dalam ruangan tersendiri. Jika ruangan tidak
tersedia, kelompokkan kasus yang telah didiagnosis dengan
kasus yang belum didiagnosis (suspek) ke dalam satu ruangan
(cohorting) dengan jarak antara tempat tidur harus lebih dari 2
meter dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang
fisik seperti tirai atau sekat.
2. Jika memungkinkan upayakan ruangan tersebut dialiri udara
bertekanan negatif yang dimonitor, dengan 6-12 kali pergantian
PROSEDUR udara per jam dan sistem pembuangan udara ke luar atau
menggunakan saringan udara partikulasi -
efisiensi tinggi (filter HEPA) yang termonitor sebelum masuk
ke sistem sirkulasi udara lain di rumah sakit.
3. Jika tidak tersedia ruangan bertekanan negatif dengan sistem
filter HEPA, dapat dipasang pendingin ruangan atau kipas angin
dijendela sedemikian rupa agar aliran udara keluar gedung
melalui jendela. Jendela harus membuka keluar dan tidak
mengarah ke daerah publik. Uji untuk tekanan negatif dapat
dilakukan dengan menempatkan sedikit bedak tabur dibawah
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK
C. Pemulangan Pasien
1. Lakukan upaya pencegahan infeksi sampai batas waktu masa
penularan.
2. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, maka pasien
yang masih suspek harus diisolasi di dalam rumah sampai batas
waktu penularan atau sampai diagnosis alternatif dibuat atau
hasil uji diagnosis menunjukkan pasien tidak terinfeksi dengan
penyakit yang dimaksud.
3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tindakan pencegahan
penularan penyakit yang diderita pasien.
Bersihkan dan desinfeksi dengan benar, ruangan bekas pasien yang
sudah pulang
D. Pemulasaraan Jenazah
1. Petugas kesehatan harus menjalankan Kewaspadaan Standar
ketika menangani pasien yang meninggal akibat penyakit
menular.
2. Gunakan APD lengkap saat menangani jenazah jika pasien
yang meninggal dalam masa penularan.
3. Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah
yang tidak mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar
PROSEDUR
jenazah.
4. Jaga jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari
bagian luar kantong jenazah.
5. Pindahkan jenazah sesegara mungkin ke Kamar Jenazah setelah
meninggal dunia.
6. Izinkan keluarga pasien jika ingin melihat jenazah, sebelum
dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan
APD.
7. Jelaskan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus
bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular.
Perhatikan sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya ketika
seorang pasien dengan penyakit menular meninggal dunia.
8. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
9. Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika
diijinkan keluarga dan Direktur rumah sakit. Jenazah yang
sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
10. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
11. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam disemayamkan di
pemulasaraan jenazah.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK