Anda di halaman 1dari 40

PROSEDUR

PERAWATAN DIRUANG
ISOLASI

H. MUHAMMAD BASRI
TUJUAN PEMBELAJARAN

 Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat :
1. Memahami Konsep dasar Perawatan Isolasi
2. Mengetahui macam-macam isolasi
3. Memahami pengelolaan limbah Isolasi
4. Menggunaan APD di Ruangan Isolasi
5. Melakukan Penatalaksanaan ruang Rawat Isolasi
6. Melakukan Penatalaksanaan Ambulasi Kasus
Isolasi
7. Menerapkan Universal Precaution
KONSEP DASAR ISOLASI
Pengertian
Memisahkan pasien dan peralatan yang
diperlukannya pada suatu tempat
tersendiri atau khusus
Tujuan
Menghindarkan penyebaran atau
penularan penyakit
Memudahkan perawatan
Memberi ketenangan dan rasa aman bagi
pasien bersangkutan maupun pasien lain
PRINSIP-PRINSIP ISOLASI
 Tatalaksana isolasi dirancang
untuk mencegah penularan dan
penyebaran kuman-kuman penyakit
di RS antara : penderita dengan
penderita, penderita dengan
perawat, penderita dengan
karyawan RS lainnya,dan penderita
dengan pengunjung RS.
Dilakukan pada :
Pasien berpenyakit menular
Pasien yang disangka berpenyakit
menular
Pasien yang gelisah atau
mengganggu pasien lain
Pasien yang memerlukan
perawatan khusus (misalnya :
dipteri )
Pasien yang sedang berada dalam
keadaan sakaratulmaut
 Tehnik isolasi pada pasien yang
berpenyakit menular bergantung pada
macamnya isolasi yang dilakukan
terhadap pasien.
 Apabila pasien yang dinyatakan atau
disangka berpenyakit menular, maka
segera ditempatkan di kamar isolasi
yang telah disiapkan. Disamping
perawatan dan pengobatan terhadap
pasien bersangkutan, juga harus
dicegah penularan penyakitnya
 Penempatan pasien
Penempatan pasien seharusnya sesuai temuan klinis
sambil menunggu hasil kultur laboratorium.
Pertimbangan pada saat penempatan pasien :
1. Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luas
terhadap lingkungan, misal: luka lebar dengan
cairan keluar, diare, perdarahan tidak terkontrol.
2. Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai
transmisi melalui udara ke kontak, misal: luka
dengan infeksi kuman gram positif.
3. Kamar terpisah dengan ventilasi dibuang keluar,
misal: TBC.
4. Kamar terpisah dengan udara terkunci bila
diwaspadai transmisi airborne luas, misal: varicella
5. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga
kebersihan (anak,gangguan mental).
MACAM-MACAM ISOLASI
1.Isolasi ketat
 Kategoriini dirancang untuk mencegah
transmisi dari bibit penyakit yang sangat
virulen yang dapat ditularkan baik melalui
udara maupun melalui kontak langsung.
 Cirinyaadalah selain disediakan ruang
perawatan khusus bagi penderita juga bagi
mereka yang keluar masuk ruangan
diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung
tangan. Ventilasi ruangan tersebut juga
dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan
2.Isolasi kontak
 Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang
kurang menular atau infeksi yang kurang
serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama
ditularkan secara langsung sebagai tambahan
terhadap hal pokok yang dibutuhkan,
diperlukan kamar tersendiri, namun penderita
dengan penyakit yang sama boleh dirawat
dalam satu kamar, masker diperlukan bagi
mereka yang kontak secara langsung dengan
penderita, lab jas dan sarung tangan
diperlukan jika menyentuh pasien yang
infeksius
3.Isolasi pernafasan;
 Dimaksudkan untuk mencegah penularan
jarak dekat melalui udara, diperlukan
ruangan bersih untuk merawat penderita,
namun mereka yang menderita penyakit
yang sama boleh dirawat dalam ruangan
yang sama. Sebagai tambahan terhadap
hal-hal pokok yang diperlukan,
pemakaian masker dianjurkan bagi
mereka yang kontak dengan penderita,
lab jas dan sarung tangan tidak
diperlukan.
4.Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi
BTA)
 Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan
BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar
yang diperlukan adalah kamar khusus dengan
ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai
tambahan terhadap hal-hal pokok yang
dibutuhkan masker khusus tipe respirasi
dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke
ruangan perawatan, lab jas diperlukan untuk
mencegah kontaminasi pada pakaian dan
sarung tangan atidak diperlukan.
5.Kehati-hatian terhadap penyakit
Enterie
 Untuk penyakit-penyakit infeksi yang
ditularkan langsung atau tidak langsung
melalui tinja. Sebagai tambahan
terhadap hal-hal pokok yang diperlukan,
perlu disediakan ruangan khusus bagi
penderita yang hygiene perorangannya
rendah. Masker tidak diperlukan jika ada
kecenderungan terjadi kontak dan sarung
tangan diperlukan jika menyentuh bahan-
bahan yang terkontaminasi.
SYARAT- SYARAT KAMAR ISOLASI
1. Lingkungan tenang, cukup ventilasi dan
penerangan, Pengaturan tekanan bergerak
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
2. Bentuk ruangan memudahkan untuk
observasi pasien
3. Peralatan tersedia secukupnya dan
tersendiri
4. Cukup tersedia fasilitas dan obat-obatan,
desinfektan untuk menghapushamakan
ruangan dan/atau peralatan ( misalnya air,
sabun, baskom)
5. Tersedia pakaian khusus, masker dan tutup
kepala untuk petugas, dan pengunjung
PENGELOLAAN LIMBAH ISOLASI

 Pada prinsipnya pengelolaan


limbah pada ruang isolasi sama
dengan pengelolaan limbah medis
infeksius yang umumnya terdiri
dari penimbunan, penampungan,
pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan
 Sediakanlarutan desinfektan
(misalnya lysol) untuk :
1. Merendam peralatan makan yang telah
digunakan oleh pasien sekurang-
kurangnya 2 jam sebelum dicuci
2. Merendam alat-alat tenun kotor
sekurang-kurangnya 24 jam sebelum
dicuci
3. Mendesinfekasikan urine, faeces ,
muntahan dan lain-lain sebelum
dibuang
4. Merendam baskom, pispot, urinal,
bengkok dan lain-lain sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum dicuci dan
disimpan dalam kamar isolasi
PENATALAKSANAAN RUANG RAWAT ISOLASI

1. SEBELUM MEMBAWA 2. SEBELUM KONTAK


PASIEN DENGAN PASIEN
• Pakaikan masker pada pasien • Gunakan masker medis/bedah
jika ada dan dapat ditoleril • Mencuci tangan
pasien • Gunakan pelindung mata,
jubah dan sarung tangan bila
ada resiko terkena cipratan
lendir dari pasien.
3. Prosedur penggunaan Aerosol 4. Persiapan ruangan
(misal intubation, bronchoscopy, • Batasi akses keluar-masuk dan
CPR, suction) perhatikan rambu-rambu kendali
• Hanya staf tertentu yang boleh keluar infeksi
masuk ruangan • Sediakan perlengkapan khusus
• Gunakan jubah medis pasien jika ada
• Gunakan particulate respirator (misal: • Pastikan jarak kurang dari 1
EU FFP2, US NIOS-certified N95) jika meter (3.3 kaki) antara pasien
ada
dan area pengunjung.
• Gunakan pelindung mata, lalu
kenakan sarung tangan • Pastikan dipatuhinya tata-tertib
• Lakukan prosedur terencana dalam setempat dalam penggantian
ruangan berventilasi yang memenuhi linen dan kebersihan ruangan.
syarat.
5. Hal-hal yang harus 6. Beberapa hal yang perlu
dilakukan sebelum keluar diperhatikan untuk pasien
dari ruang isolasi suspect (positif infeksius)
• Lepaskan peralatan • Beritahukan/instruksik
pelindung personal (sarung
tangan, jubah, masker, dan an untuk
pelindung mata) pasien/petugas
• Buanglah barang-barang yang tentang higienis/etika
memang harus dibuang batuk atau bersin.
sesuai dengan peraturan
setempat • Beritahukan peraturan
• Mencuci tangan di ruang karantina,
• Mencuci dan mensterilkan kendali infeksi dan
peralatan untuk pasien dan pembatasan kontak
perlengkapan pribadi pasien
yang dikenakan pasien. sosial
• Buanglah sampah yang • Catat alamat dan
terkontaminasi virus sesuai nomor telepon pasien.
peraturan tentang sampah
klinis.
7. Setelah 8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam ruang
meninggalkan pasien isolasi
• Buanglah atau bersihkan • Sedapat mungkin diciptakan
peralatan khusus untuk untuk memfasilitasi
pasien sesuai peraturan kewaspadaan standar.
setempat • Cuci tangan saat tangan tampak
kotor, alkohol hand rub perlu
• Gantilah dan cucilah linen disediakan ditempat yang mudah
tanpa mengucek diraih. Wastafel perlu diadakan
• Bersihkan ruangan sesuai 1 buah tiap 6 tempat tidur
peraturan setempat pasien, sedang ruang high care 1
wastafel tiap 1 tempat tidur.
• Buanglah sampah yang • Jarak antar tempat tidur
terkontaminasi virus sesuai diupayakan cukup agar perawat
aturan tentang sampah tidak menyentuh 2 tempat tidur
klinik dalam waktu yang sama, Ideal
2,5m.
Pencegahan transmisi melalui
udara
 Ruang dengan kamar mandi terpisah
menurunkan transmisi. Ruang dengan
pintu tertutup. Ruang terpisah dengan
anteroom yang berventilasi menurunkan
udara untuk bergerak antara ruang pasien
dan koridor. Perawatannya lebih mudah
tetapi nilai bangunan lebih mahal. Dapat
digunakan sortir isolasi yaitu
menempatkan beberapa pasien dengan
diagnosis sama didalam 1 ruangan
Setelah menolong pasien,
petugas harus segera mencuci
tangan dan masker dilepas lalu
direndam di dalam ember berisi
larutan desinfektan. Pakaian
khusus ditanggalkan dan
digantungkan ditempatnya
dengan cara yang sudah
ditentukan. Kemudian petugas
harus mencuci tangannya lagi
Apabila pasien berpenyakit menular
dinyatakan sudah sembuh dan boleh pulang
Lakukan hal-hal berikut :
 Pasien harus mandi dulu dan pakaiannya diganti.
Setelah itu pasien tidak bisa lagi masuk kekamar
isolasi.
 Alat-alat tenun, alat makan dan sejenisnya yang
telah dipakai pasien harus direndam didalam
larutan desinfektan sebelum dicuci
 Kasur dan bantal dijemur dibawah sinar matahari
 Tempat tidur, meja kursi dan semua alat di
dalam kamar / ruangan harus dibersihkan
dengan air sabun dan larutan desinfectan,
kemudian dikeringkan
 Lantai dan dinding dibersihkan dengan larutan
desinfectan
 Semua peralatan dikembalikan ketempatnya
semula, dan kamar/ruangan sebaiknya tidak
dipergunakan selama 24 jam
PENATALAKSANAAN
AMBULANCE KASUS
ISOLASI
UNIVERSAL PRECAUTION
Universal Precaution (Kewaspadaan
Universal) adalah tindakan
pengendalian infeksi yang dilakukan
oleh seluruh tenaga kesehatan untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi
dan didasarkan pada prinsip bahwa
darah dan cairan tubuh dapat
berpotensi menularkan penyakit baik
berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan.
STANDAR PRECAUTION
Kewaspadaan universal (Universal
Precaution) merupakan suatu
pedoman yang ditetapkan untuk
mencegah penyebaran dari berbagai
penyakit yang ditularkan melalui
darah di lingkungan rumah sakit
maupun sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
PERINSIP UNIVERSAL PRECAUTION

1.Menjaga Higyene sanitasi


individu

2.Higyene sanitasi ruangan

3.Sterilisasi peralatan
DASAR KEWASPADAAN UNIVERSAL
meliputi :
1. Pengelolaan alat kesehatan
(dekontaminasi, disinfeksi dan
sterilisasi)
2. Cuci tangan untuk mencegah infeksi
silang
3. Penggunaan alat pelindung diri ( sarung
tangan, masker, gown )
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam
5. Pengelolaan Limbah
Wadah Tahan Tusukan
PROSEDUR PERAWATAN DI RUANG
ISOLASI
1. Persiapan sarana
 Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan
sesuai ukuran badan. Sepatu bot karet yang
bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran
kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi
Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan
dan sepasang sarung tangan bersih ukuran
lengan yang sesuai dengan ukuran tangan.
Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup
kepala yang bersih. Masker N95 dan kaca mata
pelindung Lemari berkunci tempat menyimpan
pakaian dan barang – barang pribadi.
2. Langkah awal saat masuk ke ruang
perawatan isolasi
Lakukan hal sebagai berikut:
Lepaskan cincin, jam atau gelang
Lepaskan pakaian luar
Kenakan baju operasi sebagai lapisan
pertama pakaian
Lipat pakaian luar dan simpan dengan
perhiasan dan barang-barang pribadi
lainnya di dalam lemari berkunci yang telah
disediakan.
3. Mencuci tangan
4. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas
pergelangan tangan
5. Kenakan gaun luar/jas operasi
6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
7. Kenakan masker
8. Kenakan masker bedah
9. Kenakan celemek plastik/apron
10. Kenakan penutup kepala
11. Kenakan alat pelindung mata (goggles / kacamata)
12. Kenakan sepatu boot karet
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai