Anda di halaman 1dari 28

ISOLASI

Efitra
Pengertian

• Isolasi adalah segala usaha pencegahan


penularan/ penyebaran kuman pathogen dari
sumber infeksi (petugas, pasien, pengunjung)
ke orang lain.
Prinsip

• Setiap pasien dengan penyakit Infeksi menular


dan dianggap berbahaya dirawat di ruang
terpisah dari pasien lainnya yang mengidap
penyakit bukan infeksi.
• Penggunaan Alat pelindung diri diterapkan
kepada setiap pengunjung dan petugas
kesehatan terhadap pasien yang dirawat di
kamar isolasi.
Prinsip...........

• Pasien yang rentan infeksi seperti pasien luka


bakar, pasien dengan penurunan sistem imun
dikarenakan pengobatan atau penyakitnya,
dirawat di ruang (terpisah) isolasi rumah sakit.
• Pasien yang tidak termasuk kriteria diatas
dirawat diruang rawat inap biasa.
Prinsip............

• Pasien yang dirawat diruang isolasi, dapat di


dipindahkan keruang rawat inap biasa apabila
telah dinyatakan bebas dari penyakit atau menurut
petunjuk dokter penanggung jawab pasien.
Sesuai dengan rekomendasi WHO dan
CDC tentang kewaspadaan isolasi untuk
pasien dengan penyakit infeksi airborne
yang berbahaya seperti H5N1,
kewaspadaan yang perlu dilakukan
meliputi:
Kewaspadaan standar
Perhatikan kebersihan tangan dengan
mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien maupun alat-alat
yang terkontaminasi sekret pernapasan
Kewaspadaan kontak
Gunakan sarung tangan dan gaun pelindung
selama kontak dengan pasien
Gunakan peralatan terpisah untuk setiap
pasien, seperti stetoskop, termometer,
tensimeter, dan lain-lain
Perlindungan mata
Gunakan kacamata pelindung atau
pelindung muka, apabila berada
pada jarak 1 (satu) meter dari pasien.
Kewaspadaan airborne
Tempatkan pasien di ruang
isolasi airborne,Gunakan masker
N95 bila memasuki ruang isolasi.
Ruang Isolasi

• Ruang isolasi yang menggunakan tekanan


udara negatif digunakan untuk pasien
infeksi yang penularannya bisa terjadi
lewat udara. Dengan tekanan negatif ini,
udara dari dalam ruang isolasi yang
mungkin mengandung kuman penyebab
infeksi tidak keluar dan mengontaminasi
udara luar.
Ruang Isolasi

• Ruangan isolasi yang menggunakan


tekanan udara positif digunakan untuk
pasien yang rentan mengalami infeksi.
Tekanan udara positif didapatkan dari
udara bersih yang telah disaring dan
dibersihkan, kemudian dipompa ke dalam
ruangan terus-menerus. Hal ini membuat
udara yang masuk ke ruangan isolasi tetap
steril.
Syarat Kamar lsolasi
Lingkungan harus tenang
Sirkulasi udara harus baik
Penerangan harus cukup baik
Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memu­
dahkan untuk observasi pasien dan
pembersihannya
Tersedianya WC dan kamar mandi
Kebersihan lingkungan harus dijaga
Tempat sampah harus tertutup
Bebas dari serangga
Tempat alat tenun kotor harus ditutup
Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan
memakai disinfektan.
Ruang Perawatan isolasi ideal
terdiri dari :

Ruang ganti umum


Ruang bersih dalam
Stasi perawat
Ruang rawat pasien
Ruang dekontaminasi
Kamar mandi petugas
Syarat Petugas Yang Bekeja Di Kamar Isolasi

Cuci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi


Lepaskan barrier nursing sebelum keluar kamar
isolasi
Berbicara seperlunya
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus,
topi, masker, sarung tangan, dan sandal khusus
Cuci tangan sebelum masuk kamar isolasi
Kuku harus pendek
Tidak memakai perhiasan
Pakaian rapi dan bersih
Mengetahui prinsip aseptic/ antiseptic
Harus sehat
Alat-alat

Alat-alat yang dibutuhkan cukup tersedia


Selalu dalam keadaan steril
Dari bahan yang mudah dibersihkan
Alat suntik bekas dibuang pada tempat
tertutup dan dimusnahkan
Alat yang tidak habis pakai dicuci dan
disterilkan kembali
Alat tenun bekas dimasukkan dalam tempat
tertutup
Kategori Isolasi
• Isolasi Ketat
• Isolasi kontak
• Isolasi saluran pernafasan
• Isolasi Protektif
Lama Isolasi
Lama isolasi tergantung pada jenis penyakit, kuman
penyebab dan fasilitas laboratorium, yaitu :
sampai biakan kuman negative (misalnya pada difteri,
antraks)
sampai penyakit sembuh (misalnya herpes,
limfogranuloma venerum, khusus untuk luka atau
penyakit kulit sampai tidak mengeluarkan bahan
menular)
selama pasien dirawat di ruang rawat (misalnya
hepatitis virusAdan B, leptospirosis)
sampai 24 jam setelah dimulainya pemberian
antibiotika yang efektif (misalnya pada sifilis,
konjungtivitis gonore pada neonatus).
Prosedur keluar Ruang Perawatan isolasi

Perlu disediakan ruang ganti khusus untuk


melepaskan Alat Perlindungan Diri (APD).
Pakaian bedah / masker masih tetap
dipakai.
Lepaskan pakaian bedah dan masker di
ruang ganti pakaian umum, masukkan
dalam kantung binatu berlabel infeksius.
Mandi dan cuci rambut (keramas)
Sesudah mandi, kenakan pakaian biasa.
Pintu keluar dari Ruang Perawatan isolasi
harus terpisah daripintu masuk.
Sebelum keluar ruang Isolasi
•Lepaskan peralatan pelindung personal (sarung tangan, jubah, masker, dan
pelindung mata)
•Buanglah barang-barang yang memang harus dibuang sesuai dengan
peraturan setempat
•Mencuci tangan
•Mencuci dan mensterilkan peralatan untuk pasien dan perlengkapan pribadi
pasien yang dikenakan pasien.
•Buanglah sampah yang terkontaminasi virus sesuai peraturan tentang sampah
klinis

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pasien suspect (positif infeksius)
•Beritahukan instruksi dan materi untuk pasien/petugas terkait mengenai
pernapasan higienis/etika batuk atau bersin.
•Beritahukan peraturan di ruang karantina, kendali infeksi dan pembatasan
kontak sosial
•Catat alamat dan nomor telepon pasien.
Setelah meninggalkan pasien
•Buanglah atau bersihkan peralatan khusus untuk
pasien sesuai peraturan setempat
•Gantilah dan cucilah linen tanpa mengucek
•Bersihkan ruangan sesuai peraturan setempat
•Buanglah sampah yang terkontaminasi virus sesuai
aturan tentang sampah klinik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ruang isolasi
•Sedapat mungkin diciptakan untuk memfasilitasi kewaspadaan
standar.
•Cuci tangan saat tangan tampak kotor, alkohol hand rub perlu
disediakan ditempat yang mudah diraih.
•Wastafel perlu diadakan 1 buah tiap 6 tempat tidur pasien, sedang
ruang high care 1 wastafel tiap 1 tempat tidur.
•Jarak antar tempat tidur diupayakan cukup agar perawat tidak
menyentuh 2 tempat tidur dalam waktu yang sama,
•Ideal 2,5m. Penurunan jarak menjadi 1,9m menyebabkan peningkatan
transfer MRSA 3,15 kali, gaun dapat membantu, terutama pada
penempatan pasien yang padat.
Penempatan pasien

Penempatan pasien seharusnya sesuai temuan klinis sambil menunggu


hasil kultur laboratorium. Pertimbangan pada saat penempatan pasien :

1.Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luas terhadap lingkungan,


misal: luka lebar dengan cairan keluar, diare, perdarahan tidak terkontrol.
2. Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai transmisi melalui
udara ke kontak, misal: luka dengan infeksi kuman gram positif.
3. Kamar terpisah dengan ventilasi dibuang keluar, misal: TBC.
4. Kamar terpisah dengan udara terkunci bila diwaspadai
transmisi airborne luas, misal: varicella
5. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan

(anak, gangguan mental).

Bila kamar terpisah tidak memungkinkan dapat kohorting. Bila


pasien terinfeksi dicampur dg non infeksi maka pasien, petugas
dan pengunjung menjaga kewaspadaan untuk mencegah
transmisi infeksi .

Penggunaan kamar terpisah untuk mencegah penjalaran infeksi


bukan satu-satunya penyelesaian. Barrier nursing bila dijalankan
maka transmisi akan berhenti. Penelitian di ICU dengan 6 tempat
tidur selama 3 tahun pada 56 pasien masuk tidak terdiagnosis
MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) dapat
menyebabkan 80 orang terinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai