Anda di halaman 1dari 44

Kejang & Epilepsi:

Diagnosis & Tatalaksana

Dr. Irawaty Hawari, SpS


PIT IDI – Jakarta, 28 Mei 2016
Outline
• Definisi Kejang
• Perbedaan kejang (konvulsi) &
seizure (bangkitan) epilepsi
• Penyebab Kejang
(epileptic/non epileptic seizure)
• Menegakkan diagnosis
• Penatalaksanaan
• Waktu untuk merujuk
Pendahuluan
• Otak terdiri dari sekitar seratus milyar sel-sel saraf
yang disebut neuron, yang membawa sinyal
keseluruh bagian otak dan antara otak ke bagian-
bagian lain dari tubuh.
• Masing-masing neuron menghasilkan sinyal listrik,
yang kemudian disebarkan oleh neurotransmitter
dalam bentuk sinyal penghantar listrik.
Definisi Kejang (Convulsion)
• Gerakan paroxismal tubuh dan ekstremitas yang tiba-
tiba, diakibatkan kontraksi involunter dari otot-otot .
• Umumnya berhubungan dengan gangguan fungsi
otak seperti penyakit epilepsi.
• Seizure (=bangkitan): adalah perubahan
perilaku yang mendadak akibat disfungsi otak
• Epileptic seizure (ILAE, 2005): Tanda dan/atau
gejala yang timbul transient akibat aktivitas
neuron yang berlebihan atau sinkron
• Non-epileptic seizure: biasanya disebabkan oleh
perubahan metabolik yang bermakna
(mis: hipoglikemia, hiperglikemia, hiponatremia,
hipocalcemia)
Convulsion = Seizure ??
(kejang = bangkitan ?)

Seizure/bangkitan  tidak selalu berbentuk kejang

CONVULSION

SEIZURE
NON
CONVULSION
• Pada suatu bangkitan epilepsi dapat terjadi aktifitas
/lonjakan listrik abnormal di otak, pd salah satu
bagian otak atau seluruh bagian otak dengan
manifestasi berupa serangan kejang atau bentuk
lain seperti perubahan tingkah laku, perubahan
kesadaran dan perubahan-perubahan lain yang
hilang timbul, baik yang terasa atau terlihat.
Cause of Seizure
Gejala serangan epilepsi dapat berbeda-beda,
tergantung pada fungsi otak mana yang
terganggu
Classification of Epilepsy
(based on seizure, ILAE, 1989)
I. Generalized II. Partial/Focal
Spread to both  Simple partial seizure
hemisphere, Loss of • Remain conscious
consciousness  Complex partial seizure
– Tonic-clonic • Loss of consciousness
 Secondarily generalized
– Absance seizure
– Tonic • Complex partial seizure
– Clonic  generalized
– Myoclonic III. Unclassified
– Atonic
• Gejala prodromal:
 gejala yang terjadi beberapa jam atau
beberapa hari sebelum terjadi bangkitan.
Seorang dapat mengalami perubahan
mood dan perilaku, cemas, susah
konsentrasi.
• Aura
- Gejala yang terjadi sesaat sebelum bangkitan
parsial kompleks/bangkitan umum sekunder
(detik / menit)
- merupakan bagian dari bangkitan fokal
- dapat berbentuk gejala motorik / non
motorik (sensorik, otonom, kognitif, emosional)
Diagnosis
3 Langkah menuju diagnosis:
1. Apakah kejadian yang bersifat paroksismal
menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan
epilepsi?
2. Apabila benar terdapat bangkitan epilepsi,
tentukan termasuk jenis bangkitan yg mana.
3. Tentukan etiologi, sindrom epilepsi yang
ditunjukkan oleh bangkitan tadi / epilepsi apa
yang diderita oleh pasien.
1. Anamnesis (auto dan allo-anamnesis)
• Pola / bentuk bangkitan
• Lama bangkitan
• Gejala sebelum, selama & pasca bangkitan
• Frekuensi bangkitan
• Faktor pencetus
• Ada/tidak penyakit lain yang diderita sekarang
• Usia saat bangkitan pertama
• Riwayat saat dalam kandungan, proses kelahiran
& perkembangan bayi / anak
• Riwayat terapi epilepsi sebelumnya.
• Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga.
Kejang simtomatik akut
• Kejang yang diprovokasi
• Terjadi dalam 1-2 minggu setelah keadaan medik atau
gangguan neurologis akut pada individu yang tanpa
riwayat kejang sebelumnya
– Demam tinggi
– Obat stimulan (tricyclics, teofilin, cocain)
– Withdrawal obat sedatif atau alkohol
– Hiponatremia
– Hipoksia
– Eklampsia
– Keadaan akut neurologis (stroke, trauma kepala)
• Umumnya tidak membutuhkan terapi anti-epileptik
jangka panjang
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang
berhubungan dengan epilepsi,
misal: trauma kepala, infeksi telinga/sinus,
gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal /
difus, kecanduan alkohol/obat terlarang & kanker.
3. Pemeriksaan penunjang
3.1. Elektro-ensefalogram (EEG)
* dilakukan saat kondisi bangun, tidur, dgn fotik
stimulasi, hiperventilasi / stimulasi tertentu
sesuai pencetus bangkitan.
* manfaat EEG: membantu menegakkan
diagnosis epilepsi, menentukan prognosis,
pertimbangan dalam menentukan letak fokus,
evaluasi pengobatan/bila ada perubahan
bentuk bangkitan.
EEG normal
Contoh gelombang abnormal
(gelombang paku/spike wave)
3Hz spike and wave
3.2. Pemeriksaan pencitraan otak (Brain imaging)
Indikasi:
* bangkitan pertama dengan dugaan adanya
kelainan struktural.
* Ada perubahan bentuk bangkitan.
* Terdapat defisit neurologik fokal.
* Epilepsi bangkitan fokal.
* Bangkitan pertama pada usia > 25 tahun
* Persiapan tindakan pembedahan epilepsi.
Mesial Temporal Sclerosis
Atrofi hipokampus
3.3. Pemeriksaan laboratorium
* Darah: Hb, Ht, Lekosit, trombosit, apus
darah tepi, elektrolit (Na, K, Mg, Ca),
kadar gula, fungsi hati (SGOT/PT,  GT,
Alkali fosfatase), ureum, kreatinin, dll.
* LCS bila curiga infeksi SSP
* lain-lain
Kejadian klinis paroksismal
Apakah Bangkitan?

Bangkitan non-epileptik Bangkitan epileptik


Apakah diprovokasi?

Bangkitan simtomatik akut Bangkitan tidak diprovokasi


mis. Kejang demam Bangkitan pertama?

Bangkitan tunggal Bangkitan tidak diprovokasi


Berulang Epilepsi

Fokal Umum

Idiopatik Simtomatik Idiopatik Simtomatik

Temporal Ekstra temporal


Terapi
• Tujuan: menghilangkan bangkitan/kejang
dengan ES obat yang minimal
• Mencegah rekurensi kejang
• Pemilihan obat: tergantung jenis kejang
• Evaluasi klinis sangat penting untuk menilai
apakah obat yang dipilih dapat mengontrol
kejang
• Monitor kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi obat
• Usahakan MONOTERAPI daripada POLITERAPI
• Pengobatan dipertahankan selama minimal 2 tahun
setelah bebas kejang
• Jika ingin menghentikan obat harus hati-hati dan
perlahan
• Pastikan kepatuhan (compliance)
AED selection by seizure type
Generalized Onset
Partial-Onset

-Simple Tonic- Tonic Myoclonic Atonic Absence


-Complex Clonic
-Secondarily
Generalized

Ethosuximide
CBZ, OXC, PHT
GBP, TGB, VGB

VPA, LTG, TPM, LEV


(Broad spectrum agents)

CBZ: carbamazepin; OXC: Oxcarbazepine; PHT: phenytoin; GBP: gabapentin; TGB: tiagabin
VGB: vigabantrin; VPA: valproic acid; LTG: lamotrigin; TPM: topiramate; LEV: levetiracetam
Pilihan Pengobatan non-medikamentosa

• Operatif/Bedah epilepsi
– Dilakukan pada Epilepsi Refrakter
– Terbukti baik pada Epilepsi Lobus Temporal
• Stimulasi Nervus Vagus
• Diet Ketogenik
Status Epilepticus
Definition

continuous seizure activity lasting 30


minutes or more
OR
intermittent seizure activity lasting 30
minutes or more during which
consciousness is not regained
Algorithm

Diazepam 0.2 mg/kg IV over 1-2 min


(repeat 1x if no response after 5 min)

Seizure continuing

Fosphenytoin 20mg/kg IV @ 150mg/min


Phenytoin 20mg/kg IV @ 50 mg/min

Seizure continuing

Fosphenytoin 5-10mg/kg IV @ 150mg/min


Phenytoin 5-10mg/kg IV @ 50 mg/min

Seizure continuing Consider valproate


25 mg/kg IV

Phenobarbital
0 10 20 30
20mg/kg40IV at 50-7550mg/min 60 70 80
Time (minutes)
Seizure continuing

Fosphenytoin 5-10mg/kg IV @ 150mg/min


Phenytoin 5-10mg/kg IV @ 50 mg/min

Seizure continuing Consider valproate


25 mg/kg IV

Phenobarbital
20mg/kg IV at 50-75 mg/min

Seizure continuing
Proceed immediately to anaesthesia with
midazolam or poropofol if the patient develops
status epilepticus while in the intensive care unit, Phenobarbital
has severe systemic disturbance or has seizure (additional 5-10 mg/kg)
that have continued for more than 60 to 90 minutes

Seizure continuing

Anesthesia with midazolam or


propofol

0 10 20 30 40 50 60 70 80
Time (minutes)
Kejang/epilepsi
Kompetensi 3A/3B
Dokter umum harus mampu:
• membedakan epileptic seizure/non epileptic
seizure
• Menegakkan diagnosis epilepsi (fokal/umum)
• Memberikan terapi awal
• Mengenali kemungkinan terjadinya keadaan
status epileptikus
Kapan harus merujuk?

• Sindrom epilepsi
• Status epileptikus
• Bila terjadi perubahan bentuk bangkitan
• Saat pengaturan dosis OAE
• Saat penurunan dosis OAE
Kesimpulan

• Anamnesis dan gejala klinis memegang


peranan penting dalam menegakkan diagnosis
epilepsi sehingga penderita dapat segera
ditangani dan serangan dapat segera diatasi.
• Epilepsi yang tidak terkontrol dan berlangsung
lama akan menurunkan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai