Anda di halaman 1dari 142

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTIMBANGAN

INVESTASI SAHAM SYARIAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:

FIKRI INDRA SILMY

NIM: 107046102077

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J AK A R T A

1432H/2011M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juni 2011

Fikri Indra Silmy

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata Pribadi

1. Nama Lengkap : Fikri Indra Silmy

2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Juni 1988

3. Alamat : Perumnas II Parungpanjang,

Kab. Bogor, Jawa Barat

4. Agama : Islam

5. Kewarganegaraan : Indonesia

6. Motto : Everybody’s miracle in their own way

II. Pendidikan Formal

1. SD Negeri Pondok Pinang 06 Petang (1994-1998)

2. SD Negeri Parungpanjang 02 (1998-2000)

3. MTs Darunnajah Cipining (2000-2003)

4. MA Darunnajah Cipining (2003-2007)

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2011)

III. Pendidikan Informal

1. Lembaga Pendidikan Bahasa LIA Ciputat, Tangerang Selatan

ii
Abstract

The purpose of this research is to examine the impact of perception,


motivation, and learning and memory Sekolah Pasar Modal Participants to their
investment decision of sharia stocks.
This research was conducted by selecting 154 sample of Sekolah Pasar Modal
Participants which held in Indonesian Stock Exchange at 4, 5, and 11 Mei 2011. The
sample of this research collected by using simple random sampling and
proportionate random sampling. Analysis method which used in this research is
multiple regression method.
The result of this research showed that perception, motivation, and learning
and memory Sekolah Pasar Modal Participant impact simultaneously to their
investment decision of sharia stocks. Motivation is the most significant independent
variable to investment decision of sharia stocks of Sekolah Pasar Modal Participants.

Keywords: Perception, Motivation, Learning and Memory, Sharia Stocks Investment

iii
Abstrak

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh


persepsi, motivasi, dan belajar Peserta Sekolah Pasar Modal terhadap keputusan
investasi mereka di saham syariah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 154 sampel dari Peserta
Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada 4, 5, dan
11 Mei 2011. Metode pemilihan sampel menggunakan simple random sampling dan
proportionate random sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara persepsi, motivasi, dan belajar terhadap keputusan investasi saham syariah.
Variabel motivasi merupakan variabel independen yang paling signifikan
mempengaruhi keputusan investasi saham syariah.

Kata kunci: Persepsi, Motivasi, Belajar, Investasi Saham Syariah

iv
Kata Pengantar

Bismilaahirrahmaanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan

Karunia yang telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad

SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham Syariah” sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang dapat dikoreksi. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan

berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai

harganya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis mengucapkan kepada Mimih dan

Bapak yang selalu memberikan kasih sayang dengan sepenuh hati untuk memberikan

dukungan baik moril maupun materiil yang tak terhingga. Kak Leli, Aam, dan

seluruh keluarga besar yang ada di Indramayu dan di Serang.

Atas dasar itu penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang penulis

hadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Amin Suma, SH, MH, MM selaku Dekan Fakultas Syariah.

v
2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, Sekretaris Program

Studi Bapak Mu’min Rauf yang telah memberikan keluasan kesempatan untuk

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Iwan Pontjowinoto, MM., dan Bapak A. Chairul Hadi, MA yang

telah memberikan kesempatan berdiskusi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Tim Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, terutama Bapak Taufiq, Mbak

Yane, Linda, Sashi, dan Nina yang telah banyak membantu dalam penyebaran

kuesioner kepada peserta Sekolah Pasar Modal.

5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Pimpinan Perpustakaan

Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

menyediakan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

6. Seluruh Staf pengajar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan bantuan kepada penulis.

7. Seluruh Staf pengajar di Laboratorium Bank Syariah yang telah memberikan

semangat kepada penulis, dan bersedia untuk diajak diskusi terkait penelitian

yang akan dilaksanakan penulis.

8. Teman-teman angkatan 2007 kelas PS B, rekan-rekan LiSEnSi dan FoSSEI, dan

rekan-rekan MES yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. Teman-teman kost, alumni Al-Ittihad dan Salsabila, dan langganan ojeg di

Mawar IX, terima kasih atas candaan, persahabatan, dan supportnya.

vi
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada pihak-pihak yang

telah disebutkan atas bantuan yang telah diberikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini

kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan skripsi ini dapat

bermanfaat.

Jakarta, 1 Juni 2011

Fikri Indra Silmy

vii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D. Review Studi Terdahulu 7

E. Kerangka Pemikiran 9

F. Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 12

A. Investasi Saham Syariah 12

1. Landasan Investasi Syariah 15

2. Kesesuaian Syariah dalam Saham 17

3. Jenis Saham 19

4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham 20

5. Proses Investasi Saham 22

B. Perilaku Konsumen 27

1. Persepsi 29

2. Motivasi 37

3. Proses Belajar 43

viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50

A. Jenis Penelitian 50

B. Pendekatan Penelitian 50

C. Jenis dan Sumber Data 53

D. Teknik Pengumpulan Data 53

E. Teknik Analisis Data 54

a. Analisis Kualitatif 54

b. Uji Validitas 55

c. Uji Reliabilitas 55

d. Uji Asumsi Klasik 56

e. Uji Hipotesis 57

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sekilas Profil Sekolah Pasar Modal 61

B. Objek Penelitian Menurut Klasifikasi 63

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 66

1. Uji Validitas 66

2. Uji Reliabilitas 71

D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 72

1. Variabel Independen 72

a. Persepsi 72

b. Motivasi 77

c. Belajar 81

ix
2. Variabel Dependen 85

E. Analisis dan Pembahasan 89

1. Hasil Uji Asumsi Klasik 89

2. Hasil Pengujian Hipotesis 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99

A. Kesimpulan 99

B. Keterbatasan 100

C. Saran 101

DAFTAR PUSTAKA 102

LAMPIRAN 114

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah 3

Tabel 2.1 Beberapa Daftar Motif-motif Sosial 42

Tabel 3.1 Proporsi Sampel 53

Tabel 3.2 Ukuran Korelasi 57

Tabel 3.3 Pengukuran Variabel 60

Tabel 4.1 Usia 63

Tabel 4.2 Kelamin 64

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir 64

Tabel 4.4 Pekerjaan 65

Tabel 4.4 Pendapatan Per Bulan 66

Tabel 4.6 Hasil Tryout Variabel Persepsi 67

Tabel 4.7 Hasil Tryout Variabel Motivasi 68

Tabel 4.8 Hasil Tryout Variabel Belajar 69

Tabel 4.9 Hasil Tryout Variabel Investasi Saham Syariah 70

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Responden 71

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Persepsi 72

Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Variabel Persepsi 73

xi
Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Motivasi 77

Tabel 4.14 Hasil Kuesioner Variabel Motivasi 78

Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Variabel Belajar 81

Tabel 4.16 Hasil Kuesioner Variabel Belajar 82

Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Investasi Saham Syariah 85

Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Variabel Investasi Saham Syariah 86

Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas 91

Tabel 4.20 Model Summary 92

Tabel 4.21 Hasil Uji F 93

Tabel 4.22 Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) 94

Tabel 4.23 Pearson Correlation 97

Tabel 4.24 Coefficients 98

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 10

Gambar 2.1 Motivation Process 39

Gambar 2.2 Consumer Learning by Operant Conditioning 45

Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 90

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas 91

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan suatu kegiatan yang sangat dianjurkan Islam.

Peningkatan lapangan pekerjaan akan berbanding lurus dengan tingkat investasi

negara tersebut. Jika investasi di suatu negara kecil maka lapangan pekerjaan pun

akan minim, sehingga mendorong pengangguran masyarakat. Kemudian jika

banyak yang menganggur, angka kriminalitas juga akan meningkat. Allah SWT

dalam Al-Qur’an (9:34) mengancam orang-orang yang menimbun hartanya dan

tidak memutarnya dalam investasi.

Menurut Iwan (2010) dalam kuliah umumnya, investasi memiliki dua

unsur. Pertama, pengeluaran sumber daya sekarang yang bersifat pasti. Kedua,

ketidakpastian besaran hasil dan risiko. Beliau menganalogikan investasi saham

seperti kisah sapi betina. Sapi betina memiliki empat hal yang dapat

dimanfaatkan, yaitu susu, pupuk, anak, dan daging. Untuk mendapatkan sapi,

investor mengorbankan sumber daya dana untuk membeli sapi tersebut.

Selanjutnya ia akan mendapatkan hasil berupa susu, pupuk (dari kotoran sapi),

anak, dan dagingnya. Namun, investor juga belum tentu mendapatkan hasil

tersebut, karena sapi bisa jatuh sakit sehingga tidak dapat menghasilkan susu,

pupuk, anak atau daging yang baik.

1
2

Di sisi lain minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi sangat minim,

khususnya investasi yang berkaitan dengan pasar modal. Entah karena

ketidakkenalan masyarakat dengan perusahan sekuritas, kekurangberanian dalam

menghadapi risiko saham, budaya masyarakat yang mencari aman, atau karena

untuk membuka rekening efek membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Pada akhir September 2010 proporsi kepemilikan saham oleh investor asing

tercatat menurun dibanding tahun sebelumnya. Di akhir bulan tersebut tercatat

sebesar 66,7% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 67,8%.1 Hal itu

dinyatakan analisis karena lebih dipicu aktivitas investor domestik di lantai bursa

efek Indonesia.

Meski dana-dana lokal mengalami peningkatan signifikan, kepemilikan

pemodal domestik dari ritel masih sangat kecil, sekitar 11,7 miliar dollar AS, per

September 2010. Jumlah tersebut hanya sekitar 9,58 persen dari keseluruhan dana

yang masuk di bursa Tanah Air.

Rendahnya kepemilikan investor ritel dalam negeri itu tidak terlepas dari

minimnya jumlah subrekening efek yang terdaftar di Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI). “Estimasi bursa saja baru mencapai 1 juta investor. Nilai itu

kecil sekali dibandingkan jumlah penduduk kita,” jelas Felix Shindunata,

pengamat pasar modal, di Jakarta, Senin (18/10) pada Koran Jakarta.

1
Koran Jakarta, Persentase Dominasi Asing Menurun, artikel diakses tanggal 26 Oktober
2010 dari http://mediakit.koran-jakarta.com/print-berita.php?id=65429
3

Perlu adanya sebuah terobosan yang dapat meningkatkan minat masyarakat

Indonesia untuk berinvestasi di lantai bursa. Jika minat rakyat untuk membeli

saham minim, dapat dimungkinkan mayoritas saham perusahaan-perusahaan

dalam negeri akhirnya akan dimiliki oleh asing.

Belum lagi, saat ini banyak saham-saham yang masuk dalam golongan

Daftar Efek Syariah. Data menunjukkan proporsi saham syariah dalam persen

mencapai 48% di bulan Mei 2010. Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah

muslim, seharusnya ini merupakan berita gembira dan pendorong agar dapat

berinvestasi di saham yang tergolong syariah.

Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah
Periode Tanggal Terbit Saham Syariah Jumlah Saham %

I 30-Nov-07 164 383 43%

II 30-May-08 180 390 46%

III 30-Nov-08 185 396 47%

IV 29-May-09 177 396 45%

V 30-Nov-09 186 402 46%

VI 27-May-10 194 401 48%

Average 181 395 46%

Sumber: www.idx.co.id

Alfahmi (2008) berpendapat bahwa perusahaan (dalam hal ini sekuritas)

dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan harus dapat menetapkan
4

harga dengan etis, promosi dengan sentuhan simpatik, hingga komunikasi di jalur

distribusi, dan materi-materi promosi di tempat-tempat penjualan atau outlet.

Hawkins, Best, dan Coney (1995) menyatakan, “The marketing mix is the

product, price, communication, distribution, and services provide to the target

market”. Menurut mereka produk yang dikeluarkan suatu perusahaan harus

cocok dengan kebutuhan pelanggan (investor). Kemudian harga yang ditetapkan

harus cocok dengan fasilitas yang ada. Distribusi harus baik, karena dengan

salahnya strategi distribusi akan berdampak dengan kegagalan produk.

Komunikasi dengan konsumen juga harus baik. Kemudian yang terakhir menurut

mereka adalah servis, penyediaan servis adalah suatu hal yang urgent tapi

perusahaan harus memilih servis mana yang paling penting untuk mengenai

sasaran konsumen.

Dari sisi konsumen, Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan budaya dan

kekuatan psikologis. Hal ini sesuai dengan pendapat William J. Santon (1981:

105) yang menyatakan, “sosiocultural and psychological force which influence

consumer’s buying behavior”.

Solomon (1993) berpendapat bahwa terdapat empat hal yang mempengaruhi

perilaku konsumen secara individu, yaitu persepsi, motivasi, pembelajaran, dan

sikap. Sedangkan menurut Hawkins, Best, Coney (1995) terdapat faktor-faktor

internal konsumen yang mempengaruhi consumer behavior-nya, yaitu

pembelajaran (memori), persepsi, motif, kepribadian, dan emosi.


5

Wikipedia (2011) tertulis terdapat empat faktor internal konsumen yang

relevan terhadap proses pembuatan keputusan membeli produk:

1. Motivasi, merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk

mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi, merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap kejadian yang

diterimanya berdasarkan infomasi dan pengalaman terhadap rangsangan

tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude), merupakan penilaian yang ada dalam diri

seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka pada suatu hal.

4. Integrasi, merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Perasaan suka

mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan

membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Penelitian ini mencoba mengkolaborasikan beberapa teori di atas tentang apa

yang harus dilakukan perusahaan sekuritas sehingga penelitian ini nantinya akan

menghasilkan titik temu antara keduanya. Oleh karena itu, penulis mengambil

tiga variabel yang menurut peneliti dapat mewakili variabel-variabel lainnya,

yaitu persepsi, motivasi, dan proses belajar..

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini saya berikan judul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham

Syariah”.
6

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Adapun pembatasan dan rumusan masalah yang akan diangkat adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap

pertimbangan investasi saham syariah?

2. Bagaimana pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap

pertimbangan investasi saham syariah?

3. Bagaimana pengaruh proses belajar peserta sekolah pasar modal terhadap

pertimbangan investasi saham syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan

1. Mengetahui pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap

pertimbangan investasi saham syariah.

2. Mengetahui pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap

pertimbangan investasi saham syariah.

3. Mengetahui pengaruh pembelajaran peserta sekolah pasar modal terhadap

pertimbangan investasi saham syariah.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Sumbangan pemikiran untuk memperkaya khazananah keilmuan berinvestasi

khususnya investasi saham.


7

2. Bagi Praktisi

Dapat mengetahui kecenderungan masyarakat sehingga bisa membuat strategi

agar masyarakat domestik tertarik untuk berinvestasi di saham syariah.

3. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai penambah khazanah keilmuan di bidang saham syariah.

D. Review Studi Terdahulu

1. Analisis Pengaruh Celebrity Endorse, Brand Image, dan Persepsi Terhadap

Keputusan Pembelian Produk Sabun Lux (Studi Kasus Mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta), oleh Putri Apriliana, Mahasiswi Jurusan Manajemen –

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun

2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba untuk meneliti ada tidaknya

pengaruh celebrity endorse, brand image, dan persepsi konsumen terhadap

keputusan pembelian keputusan pembelian sabun Lux. Metode analisis yang

digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear

berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel

independen mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun Lux secara

bersama, tetapi secara parsial variabel persepsi tidak signifikan mempengaruhi

keputusan pembelian produk. Perbedaan dengan penelitian yang penulis

laksanakan adalah penulis menggunakan variabel persepsi, motivasi, dan

pembelajaran masyarakat peserta sekolah pasar modal bersama-sama dan

secara parsial mempengaruhi pertimbangan investasi di saham syariah.


8

2. Perilaku Masyarakat dalam Memilih Pembiayaan (Studi Pada Masyarakat

Kelurahan Sumber – Cirebon), oleh Maesaro, Mahasiswi Konsentrasi

Perbankan Syariah – Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Tahun 2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba meneliti

bentuk pembiayaan yang dipilih oleh masyarakat kelurahan Sumber –

Cirebon, dan meneliti ada tidaknya pengaruh kebudayaan, faktor sosial faktor

pribadi, faktor psikologis, dan faktor agama terhadap pemilihan pembiayaan.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji

hipotesis pada regresi linear berganda. Hasil penelitian yang didapat adalah

mayoritas responden memilih pembiayaan lembaga keuangan konvensional

yaitu 91,9% responden, dan terdapat pengaruh simultan antara seluruh

variabel independen terhadap pemilihan pembiayaan. Variabel independen

yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor individu. Korelasi (R)

variabel independen terhadap variabel dependen adalah 0,468 atau 46,8%

yaitu terdapat korelasi yang sedang, sedangkan koefisien determinasinya (R2)

adalah 0,219 atau 21,9% yang berarti terdapat 78,1% dipengaruhi oleh

variabel lainnya. Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah

faktor consumer behavior yang penulis teliti adalah persepsi, motivasi, dan

belajar masyarakat sekolah pasar modal sebagai variabel independen dan

investasi saham syariah sebagai variabel dependen.

3. Analisis Pengaruh Persepsi dan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian

(Studi kasus pada Restauran Bakmi Langgara Cab. Persahabatan,


9

Rawamangun), oleh Idawati, Mahasiswi Jurusan Manajemen – Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Pada

penelitian tersebut penulis mencoba meneliti pengaruh persepsi dan motivasi

terhadap keputusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara secara bersama

maupun secara parsial. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi

klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasilnya adalah terdapat

pengaruh antara variabel persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian

dengan variabel motivasi yang paling dominan. Korelasi (R) variabel

independen dengan variabel dependen adalah 0,597 atau 59,7% korelasi yang

sedang, sedang koefisien determinasinya adalah 0,336 atau 33,6% yang

berarti terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhinya yaitu 56,4%.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis laksanakan

terletak pada variabel independen dan dependennya. Variabel independen

yang digunakan penulis adalah persepsi, motivasi, dan belajar sedangkan yang

penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel persepsi dan motivasi.

Variabel dependennya pun berbeda, yaitu pertimbangan investasi saham

syariah dengan keputusan pembelian di sebuah restoran.

E. Kerangka Pemikiran

Solomon dalam teorinya menyatakan bahwa persepsi, motivasi, belajar,

dan sikap seseorang mempengaruhi perilaku investasinya. Hal ini juga sejalan

dengan yang tertulis dalam Wikipedia, yaitu terdapat empat hal yang
10

mempengaruhi pertimbangan konsumen sebagaimana yang diteorikan Solomon.

Sedangkan Hawkin, Best, dan Coney menyatakan bahwa terdapat lima faktor

internal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu pembelajaran, persepsi,

motif, kepribadian, dan emosi.

Penelitian yang penulis laksanakan akan mencoba membuktikan teori

mereka untuk dapat diaplikasikan dalam investasi di saham syariah. Namun

demikian dengan segala keterbatasan, penulis hanya menguji tiga variabel yang

diungkapkan mereka, yaitu persepsi, motivasi, dan pembelajaran. Hal tersebut

dapat digambarkan dalam Gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

Perception

Consumer Behavior Motivation Investment Decision

Learning and
Memory

Sumber: Solomon, Hawkin, Best dan Coney, dan Wikipedia


11

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian yang saya ajukan merujuk pada Buku

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Uraian sistematika penulisan dituliskan dalam bentuk uraian yang

menggambarkan alur pembahasan skripsi yang berurutan. Adapun sistematika

penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

review studi terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan

sistematika penelitian.

Bab II menyajikan Landasan Teori atau Kajian Kepustakaan, yang

menjelaskan seluruh variabel dalam penelitian ini.

Bab III menyajikan data hasil penelitian, berupa deskripsi data berkenaan

dengan variabel yang diteliti secara objektif.

Bab IV memaparkan analisa dan pembahasan dari penelitian. Dalam bab ini

akan dibahas temuan penelitian dan peneliti akan mencoba memodifikasi teori

yang telah ada.

Bab V merupakan bab penutup yang menerangkan tentang kesimpulan

penelitian, keterbatasan, dan saran-saran yang berguna bagi para peneliti

selanjutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Investasi Saham Syariah

Manan menyatakan, investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire

(memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment.1 Fitsgeral

dalam Manan mengartikan investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha

penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal

pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru

di masa yang akan datang.2

Bodie, Kane, dan Marcus mengemukakan, “An Investment is the current

commitment of money or other resources in the expectation of reaping future

benefit. For example, an individual might purchase share on stock anticipating

that the future proceeds from the share will justify both the time that her money is

tied up as well as the risk of the investment.”3

(Investasi adalah sebuah komitmen dari uang atau sumber daya lainnya dalam

harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Sebagai contoh, seseorang akan

1
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 183
2
Ibid, h. 183
3
Bodie, Kane, Marcus. Essentials of Investment, (New York: McGraw Hill, 2004), h. 3

12
13

membeli saham dengan harapan saham tersebut akan memberikan keuntungan

berikut juga dengan risikonya)

Ismanthono mendefinisikan investasi adalah tindakan menanamkan uang

dalam bentuk uang tunai, aset, dan surat-surat berharga lainnya dengan harapan

akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai pendapatan dari

investasi tersebut.4

Definisi investasi adalah menanamkan modal atau menempatkan aset, baik

berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil

pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Atau secara

sederhana, investasi berarti mengubah cashflow agar mendapatkan keuntungan

atau jumlah yang lebih besar di kemudian hari.5

Sedangkan saham menurut Z. Alwi dalam Fauzi, saham adalah surat tanda

bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual

beli di bursa efek, saham atau sering disebut share merupakan instrumen yang

paling dominan diperdagangkan.6

Saham syariah menurut fatwa DSN MUI No. 40 tahun 2003 adalah bukti

kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana

tercantum dalam pasal 3, yaitu jenis usaha; produk barang; jasa yang diberikan

4
Henricus W Ismanthono., Kamus Istilah Ekonomi Populer, (Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2006), h. 121
5
Dr. Muhammad Firdaus NH. Sistem Keuangan & Investasi Syariah. (Jakarta: Renaisan,
2005), h. 12
6
Fahmi Fauzi. Dampak Pengumuman Deviden Meningkat dan Deviden Menurun Terhadap
Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum Dan Sesudah Ex-Dividend Rate”, (Skripsi FEIS,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009), h. 15
14

dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang

menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip

Syariah, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak istimewa.

Sedangkan kriteria saham syariah menurut Peraturan Nomor II.K.1 tentang

Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kriteria saham syariah adalah:

a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 2

huruf a Peraturan Nomor IX.A.13;

b) tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang dan atau jasa;

c) tidak melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu;

dan

d) tidak melebihi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

- total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total

ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga

dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45%:55%);

dan

- total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari

10%;

Dengan demikian investasi saham syariah adalah suatu aktivitas yang

berkaitan dengan penarikan sumber dana yang dimasukkan ke dalam sebuah


15

share (saham) yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah yang

memberikan keuntungan berikut juga risikonya.

1. Landasan Investasi syariah

Investasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha

untuk tujuan mengembangkan harta. Selain itu, tujuan investasi merupakan

suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan

pada saat sekarang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di

masa yang akan datang.7

Tujuan tersebut sejalan dengan firman Allah dalam QS. Yusuf: 47 –

49, yang menerangkan bahwa untuk mempersiapkan masa paceklik yang akan

datang selama tujuh tahun, rakyat mesir harus dapat menghemat

konsumsinya, dan bertani dengan bersungguh-sungguh. Dengan demikian

mereka akan dapat menghadapi masa sulit yang digambarkan Nabi Yusuf.

Allah SWT Berfirman:

‫ دأ!

 رو    إ  
آ ن‬$ % ‫
ل رن‬
/ () ‫ إ  
&ن‬$'( )
 $ ‫اد *آ‬, % -(‫ ذ‬$ * / ()
() ‫ون‬01*  ‫
ث ا(
س و‬4*  ‫ 
م‬-(‫ ذ‬1! $ *
Artinya: Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun
(lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah
kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit yang kamu makan.

7
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.28
16

Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia
diberikan hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras
anggur.

Investasi dilihat dari sudut kerohanian merupakan sebuah amal saleh

yang menjadi bekal manusia untuk hari perhitungan kelak. Karena tidak ada

seorang pun di dunia ini yang mengetahui masa depan, sehingga Allah

memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat.8 Hal

ini sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an Surat Al-Hasy: 18, yaitu:


! 0= ;‫ و ا<ا ا; إن ا‬,4( 6
 789 0:)(‫ أا ا<ا ا; و‬$*(‫**'
ا‬
() ‫ ن‬1
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Investasi sangat dianjurkan agar harta yang dimiliki tidak habis

dengan zakat. Harta yang tidak berputar (idle) merupakan harta yang menjadi

objek zakat. Dengan demikian agar harta tersebut tidak habis karena zakat

maka perlu diinvestasikan. Hadits Rasulullah Saw:

8
Ibid, h. 30
17


)(‫وا  أال ا‬0>‫ =@
ب
ل ا‬$! 0 ‫ أن‬4 ! 9‫ أ‬-(
 $ A&* B*
9
(9
D(‫ آ  ا(آ
ة )روا ا‬
Artinya: Hadits Yahya dari Malik yang menyampaikannya dari Umar
Bin Khattab berkata: berdaganglah (berinvestasilah) dalam harta anak
yatim (agar harta tersebut) tidak habis oleh zakat (HR. Syaibani).

2. Kesesuaian Syariah dalam Saham

Saham ditinjau dari prinsip ekonomi Islam merupakan konsep yang

memiliki banyak kesamaan dengan syirkah.10 Syirkah merupakan suatu akad

antara dua pihak atau lebih untuk bersama-sama memberikan kontribusi,

seperti dana, keahlian, pekerjaan, dan reputasi. Kemudian akad syirkah juga

diawali dengan kesepakatan pembagian hasil ketika mendapat keuntungan dan

juga pembagian rugi.

Adapun pola syirkah yang dapat dilakukan di saham adalah dalam

bentuk musyarakah dan mudharabah. Perbedaan keduanya terletak pada

pemberian modal, dalam akad musyarakah shahibul mal terdiri dari seluruh

partner, tetapi dalam mudharabah hanya satu pihak yang memberikan modal

pihak yang lainnya bertugas untuk memproduktifkan usaha kemitraan mereka.

Selain akad yang dijalankan, produk yang menjadi usaha perusahaan

tempat berinvestasi harus sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dalam pasar
9
Muhammad al-Zurqani, Syarh al-Zarqani ‘ala Muwatta al-Imam Malik, Juz: 2, (Beirut: Daar
al-Fikr, 1411 H), hlm. 103
10
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Cet: 4
(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004), h. 219
18

modal. Ketentuan tersebut di antarannya; usaha yang dijalankan tidak

melanggar ketentuan syariah, utang perusahaan tidak melebihi ekuitas yang

ada di perusahaan tersebut. Seperti ketentuan yang tertulis dalam Peraturan

Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Saham dapat mengakomodir masyarakat yang memiliki peluang usaha

namun tidak memiliki modal dengan masyarakat yang memiliki modal tetapi

tidak memiliki peluang usaha. Mereka berkumpul untuk mencapai kesuksesan

bersama. Tentunya seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,

selama tidak ada yang berkhianat – misalnya dengan memberikan informasi

yang menyesatkan atau dengan menipu atau dengan korupsi, maka Allah akan

selalu bersama mereka.11 Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang

diriwayatkan Abu Dawud:


9‫ أ‬:‫
( *<ل‬1 ;‫ إن ا‬:‫م‬.‫ ا;  –
ل رل ا; ص‬AE‫ة ر‬0*0‫ أ! ه‬$

‫ !'
)روا‬$ 6K0= ‫ذا =
ن‬L ,
H
‫ أ ه‬$I* (
 $J*0, B(
/

(‫&& ا(&
آ‬H ‫أ! داود و‬

Artinya: Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw Bersabda:


Sesungguhnya Allah SWT Berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari
kedua orang yang berserikat selama salah satu dari mereka tidak
mengkhiyanati temannya. Jika (di antara mereka) berkhiyanat, maka

11
Iwan P. Pontjowinoto, Kaya & Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2010),
Cet. Pertama, h. 182
19

Aku keluar dari keduanya. (HR: Abu Dawud dan Disahihkan


Hakim)

3. Jenis Saham

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa

pemegangnya mempunyai kepemilikan atas asset perusahaan.

Pemegangnya memiliki hak suara dalam RUPS. Dalam referensi lainnya

dijelaskan, saham (biasa) dalah surat berharga sebagai bukti penyertaan

atau kepemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh

perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).12

Terdapat dua jenis saham biasa, yaitu:

1) Saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik saham tertera di

atas saham tersebut.

2) Saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemilik saham tersebut

tidak tertera di atas saham.

b. Saham Preferensi (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi

karakteristik obligasi dan saham biasa. Pemegang saham prefensi

memiliki beberapa hak yang unik, antara lain:

12
Sunariyah, S.E., MSi. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2011), h. 73
20

1) Pemegang saham preferensi memiliki hak dividen yang ditentukan

dan disetujui oleh pemegang saham dan emiten.

2) Dalam pembagian dividen, pemegang saham preferensi memiliki hak

mendapatkan dividen lebih dahulu dibandingkan dengan pemegang

saham biasa.

3) Ketika keadaan likuidasi, pemegang saham preferensi memiliki hak

klaim terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.

4) Pemegang saham preferensi tidak memiliki hak suara.

4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham

Dividen merupakan keuntungan yang didapat oleh pemegang saham

yang berasal dari presentase keuntungan suatu perusahaan. Jadi, setiap akhir

tahun dividen akan diberikan kepada pemegang saham yang besarnya

disesuaikan dengan porsi kepemilikan saham investor.13

Selanjutnya, dalam membuat keputusan investasi sebenarnya investor

tidak mengetahui tingkat keuntungan instrumen investasinya secara pasti.

Ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh investor berkaitan dengan

adanya risiko dalam setiap aktivitas investasi. Dalam kondisi normal risiko

investasi dapat diprediksi melalui kinerja perusahaan. Jika perusahaan

menunjukkan kinerja yang positif maka harga sahamnya akan mengalami

13
Natan Adri. Investasi Mudah & Murah. (Jakarta: Penebar Plus+, 2010), h 73
21

kenaikan. Investor akan mendapatkan capital gain dengan kenaikan harga

saham tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kinerja perusahaan memiliki tren

yang negatif maka harga sahamnya akan mengalami penurunan dan investor

akan mendapatkan capital loss. Fluktuasi saham inilah yang menjadi risiko

investasi saham karena menjadikan ketidakpastian tingkat keuntungan atau

kerugian.

Sharpe (1963) dalam Silistyastuti (2002) menyederhanakan proses

penilaian investasi model Markowitz yaitu menjadi Konsep Model Indeks

Tunggal. Model Indeks tunggal menjelaskan bahwa risiko investasi saham

terdiri dari risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.14

Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi dan

siklus bisnis dari industri tertentu. Setiap industri memiliki karakteristik risiko

khusus yang dipengaruhi variabel-variabel ekonomi secara spesifik. Sehingga

perusahaan-perusahaan yang jenis usahanya sama akan mendapatkan risiko

tidak sistematis yang sama. Risiko ini juga biasa disebut dengan risiko bisnis.

Risiko bisnis dapat dikurangi dengan diversifikasi. Sedangkan risiko

sistematis merupakan risiko eksternal dari sebuah bisnis, seperti inflasi,

keadaan ekonomi global, dan sebagainya.

14
Dyah Ratih Sulistyastuti. Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab.
(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002), h.10
22

Risiko-risiko di atas menurut Adri (2010) dapat diklasifikasikan

menjadi empat hal:

a. Tidak mendapatkan dividen,

b. Kerugian saat penjualan saham (capital loss),

c. Risiko likuiditas, yaitu likuiditas perusahaan yang minim. Sehingga saat

dividen harus dibagikan, investor tidak mendapatkan dividen karena

likuditas perusahaan yang minim, dan

d. Delisting atau penghapusan saham-saham yang dinilai tidak produktif.

Hal ini disebabkan karena tidak lakunya saham di bursa saat akan dijual.

5. Proses Investasi Saham

a. Penentuan Kebijakan Investasi

Penentuan kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor

dan kemampuannya/kekayaannya yang dapat diinvestasikan.15 Karena

hubungan risiko dan return yang positif, maka kuranglah tepat jika

investor hanya ingin mencari keuntungan dalam berinvestasi saham.

Investor yang tepat adalah yang memiliki tujuan untuk mendapatkan

keuntungan yang besar, tapi juga memahami bahwa ada kemungkinan

terjadinya kerugian.

15
Willian F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffery V. Bailey; Alih Bahasa, Henry
Njooliangtik, Agustiono. Investasi. (Jakarta: Prenhlindo, 1999), h. 11
23

Selanjutnya adalah melihat kekayaan/kemampuan keuangan

investor tersebut. Irwan Abdallah, Head of Marketing Development,

Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa yang paling penting saat masuk

investasi saham adalah dana yang diinvestasikan haruslah dana yang

memang diniatkan untuk berinvestasi. Karena jika tanpa diniatkan untuk

beinvestasi nantinya akan menjadi blunder dan akan menggangu cash

flow investor sendiri.

b. Analisis Sekuritas

Analisis sekuritas meliputi penilaian sekuritas secara individual

atau beberapa kelompok yang masuk dalam kategori luas dari aset

finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Terdapat dua pendekatan

dalam menganalisa sekuritas, yaitu pendekatan analisis teknikal

(Technical Analysis) dan analisis fundamental (Fundamental Analysis)

1) Analisis Teknikal

Analisis ini meliputi studi harga pasar saham dalam upaya

meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham

perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu dianalisis

menentukan trend atau pola gerakan harga. Lalu harga saham

sekarang dianalisis untuk mengidentifikasikan pola yang muncul dan

mirip dengan pola masa lalu. Jadi dengan mengidentifikasikan pola


24

yang muncul, analisis itu berharap dapat meramalkan dengan tepat

gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut.

2) Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari

hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu

perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan

karakteristik operasional dari perusahaan publik.16 Analisis

fundamental dimulai dengan pernyataan bahwa nilai intrinsik dari

asset finansial sama dengan present value dari semua aliran tunai

yang diharapkan diterima dari pemilik aset.

Sebelum melakukan analisis fundamental investor melakukan

analisa sebagai berikut:

a) Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi adalah analisa yang mempelajari keadaan

ekonomi saat ini secara umum dan pengaruhnya di waktu

yang akan datang. Dalam melakukan analisa tersebut,

investor menggunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi,

di antaranya PDB (Produk Domestik Bruto), inflasi,

tingkat bunga, dan fluktuasi nilai tukar suatu negara.

16
Anonimous, Modul Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermidiate,
(Jakarta: Bursa Efek Indonesia, 2010), h. 67
25

b) Analisa Industri

Analisa industri adalah analisa yang mempelajari keadaan

kompetitif suatu perusahaan serta memproyeksikan potensi

perusahaan di masa yang akan datang. Beberapa indikator

penting analisis industri antara lain penjualan, laba,

dividen, struktur modal, regulasi dan inovasi.

c) Analisa Keuangan Perusahaan

Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan, pertama-

tama calon investor meneliti laporan keuangan perusahaan

yang valid. Selanjutnya perhatikan neraca (balance sheet)

perusahaan. Kesanggupan perusahaan dalam membayar

hutangnya ketika jatuh tempo merupakan satu hal yang

harus diperhatikan.

Untuk melakukan analisa keuangan perusahaan

biasanya dilakukan dengan menggunakan analisa rasio:17

- Rasio Likuiditas, kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek.

- Rasio Aktivitas, kemampuan serta efisiensi perusahaan

dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki.

17
Rr Tini Anggraeni, ST, M.Si, Analisis dan Penilaian Surat Berharga, Modul Kuliah
Manajemen Investasi Syariah, 2010, slide, 16
26

- Rasio Rentabilitas, menunjukkan seberapa besar tingkat

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

- Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut

rasio leverage.

- Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting dari

perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja

saham.

c. Konstruksi Portofolio

Tahap ketiga adalah membentuk portofolio. Dalam tahap ini

selektifitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu menjadi

perhatian para investor.

d. Merevisi Portofolio

Revisi portofolio berhubungan dengan tiga tahap sebelumnya.

Sejalan dengan waktu, kemungkinan investor mengubah tujuan

investasinya. Oleh karena itu, investor menjual portofolio yang

dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum ia miliki.

Motivasi yang memungkinkan investor melakukan hal itu adalah

perjalanan waktu, perubahan harga sekuritas yang membuat sekuritas

yang sebelumnya tidak menarik sekarang membuat investor tertarik


27

untuk memiliki sekuritas itu. Keputusan semacam ini tergantung

antara lain pada besarnya biaya transaksi yang dilakukan investor

untuk melakukan perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan

pendapatan investasi portofolio baru.

e. Mengevaluasi Portofolio

Tahap terakhir adalah evaluasi portofolio. Tahap ini meliputi

penentuan kinerja portofolio secara periodik dengan mengevaluasi

return yang didapatkan dari portofolio dan juga risiko yang harus

dibebani dari portofolio yang telah dipilih.

B. Perilaku Konsumen

James F. Engel (1968: 8) dalam Anwar P. Mangkunegara (2002)

berpendapat bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan

individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan

barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang

mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.18

18
Anwar Prabu Mangkunegara. Perilaku Konsumen. (Bandung: Refika Aditama, 2002), h. 3
28

Michael R. Solomon menjelaskan:

“Consumer Behavior covers a lot of ground: It is the study of the

processes involved when individual or group select, purchase, use, or dispose of

products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires”.19

(Perilaku konsumen mencakup berbagai aspek: Ini adalah belajar tentang

proses seseorang atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau

menentukan produk, servis, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginannya.)

David L. Loudon dan Albert J. Della (1984: 6) mengemukakan bahwa:

“Consumer behavior may be defined as decision process and physical

activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of

goods and services”20

(Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan

keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses

mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-

barang dan jasa.)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa

perilaku konsumen adalah tindakan individu atau kelompok yang berhubungan

19
Michael R. Solomon. Consumer Behavior. (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1994), h. 7
20
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 3
29

dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan

jasa atau barang yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginan seorang

pelanggan atau kelompok.

1. Persepsi

Persepsi menurut Solomon adalah proses dipilih, diatur, dan

ditafsirkannya suatu rangsangan seperti harga produk, warna, dan

sebagainya.21 Menurut Solomon persepsi dimulai dengan sensasi yang

direspon oleh alat sensor rangsangan (seperti mata, telinga, hidung, dan lain

lain.

a. Proses Persepsi

Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai proses di

mana individu memilih merumuskan dan menafsirkan masukan

informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai

dunia.22 Menurut Philip Kotler persepsi memiliki tiga proses:

1) Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif)

Setiap orang banyak mendapatkan rangsangan tiap

harinya. Tetapi hanya rangsangan yang kuatlah yang dapat

memikat persepsi orang. Sehingga jika suatu produk ingin masuk


21
Solomon, Consumer Behavior, h. 49
22
Bilson Simamora. Panduan Riset Perilaku Konsumsi. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008), h.
12
30

dalam proses pertama ini, produk harus memiliki pesan yang

lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya.

2) Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif)

Proses distorsi selektif menggambarkan kecenderungan

orang untuk menafsirkan sesuatu sesuai dengan keinginan

pribadinya, biasanya yang lebih mendukung kecenderungan

pribadinya. Dengan demikian, pemasaran harus berusaha untuk

dapat memahami susunan pemikiran konsumen produk yang

akan dipromosikan.

3) Mengingat kembali yang selektif (Retensi Selektif)

Orang cenderung melupakan segala yang menurut

mereka tidak menarik atau yang tidak mendukung kepentingan

pribadi mereka. Mereka akan mengingat keunggulan produk dan

melupakan kekurangan yang disampaikan oleh pesaingnya.

Sedangkan menurut Hawkin, Best, dan Coney persepsi

memiliki tiga proses ditambah dengan memori.23

23
Hawkins, Best, Coney. Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth
Edition). (United State Of America: Richard D. Irwin, Inc), h. 237
31

1) Exposure

Exposure terjadi ketika rangsangan (stimulus) datang ke

syaraf-syaraf receptor manusia. Namun demikian menurut

mereka, sebenarnya individu tidak membutuhkan exposure

dalam proses persepsi. Secara umum, sebenarnya individu akan

memberi perhatian lebih kepada produk yang menurut individu

bermanfaat bagi mereka atau akan memenuhi kebutuhan dan

keinginan mereka.

Konsumen sebenarnya tidak membutuhkan iklan atau

promosi yang ditujukan untuk mereka. Mereka akan mencari

dengan sendirinya produk yang menurut mereka dapat

memenuhi target atau kebutuhan yang mereka ingin dapatkan.

Sehingga yang perlu diperhatikan sekuritas adalah bukan

hanya promosi tetapi lebih memperhatikan segala yang kira-kira

dibutuhkan investor sehingga dapat bersinergi dengan mereka.

2) Attention

Perhatian terjadi ketika stimulus mengaktifkan satu atau

lebih saraf sensorik reseptor kemudian sensasi yang ia dapatkan

pergi ke otak untuk diproses. Sehingga untuk dapat memberikan

persepsi baik untuk konsumen, pemasar harus dapat memilih


32

materi yang kira-kira berguna untuk memberikan persepsi baik

bagi produk yang disampaikan. Selektif dalam memberikan

materi memiliki implikasi yang sangat besar bagi persepsi yang

akan muncul dari konsumen.

Hawkin, Best, dan Coney memberikan sebuah contoh

bahwa di tahun 1984 Departemen Pertanian (FCIC) di USA

menghabiskan $ 13,5 juta selama empat tahun pada kampanye

iklan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di

kalangan petani dari program asuransi tanaman federal.

Namun menurut direktur urusan publik FCIC, J. W. Ellis,

mengatakan, “It was very good and very effective advertising.

The trouble is that we had a hard time getting people to read it”24

(itu adalah program yang bagus dan sangat efektif, tetapi kami

memiliki kesulitan untuk memperoleh orang yang mau

membacanya).

Dengan demikian, sangat penting bagi sekuritas atau

bahkan Bursa Efek Indonesia yang akan mengiklankan

produknya harus dapat menyeleksi produknya. Sehingga biaya

yang dikeluarkan untuk mengiklankan produk tersebut tidak

menjadi sia-sia.
24
________, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth Edition), h. 241
33

3) Interpretation

Interpretasi atau penafsiran dari sensasi yang didapatkan.

Interpretasi merupakan fungsi yang terbentuk oleh karakteristik

dari stimulus, individu, dan situasi. Interpretasi melibatkan dua

hal kognitif (fakta) dan tanggapan afektif (emosi). Interpretasi

kognitif merupakan suatu proses yang interaktif sedangkan

tanggapan afektif merupakan suatu tanggapan emosional yang

dipicu oleh stimulus (misalnya iklan).

4) Memory

Memori memainkan peranan penting dalam proses

persepsi. Memori memiliki komponen jangka panjang dan

jangka pendek. Terkait dengan memori akan lebih banyak di

pembahasan proses belajar.

b. Consumer Imagery

Image atau gambaran suatu produk sangat penting di mata

konsumen. Konsumen akan memilih produk atau jasa yang menurut

mereka cocok dengan image dalam diri mereka dan sebaliknya mereka

akan “menutup mata” terhadap jasa yang mereka anggap tidak cocok

dengan mereka.
34

Sebagai contoh, saat ini di Indonesia banyak bermunculan hal-

hal yang berlabelkan ‘syariah’. Dari asuransi syariah, bank syariah,

hingga Daftar Efek Syariah. Semua terasa berlomba-lomba ingin

terlibat dalam industri syariah tersebut. Bank Syariah misalnya,

walaupun belum mampu mencapai market share yang direncanakan

Bank Indonesia yaitu 5% tetap saja tiap tahun lahir pemain baru dalam

industri tersebut. Tercatat hingga akhir 2010 terdapat 11 Bank Umum

syariah. Saham pun seakan tidak mau ketinggalan, sejak periode I (30

November 2007) hingga periode IV (30 Mei 2010) saham syariah

memiliki pangsa pasar 46% dari total saham yang beredar di Bursa

Efek Indonesia.

Menurut Schiffman dan Kanuk, saat ini mayoritas perusahaan

fokus dalam pembentukan image perusahaan tersebut. Mereka

berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan sudah sadar betapa

pentingnya suatu image untuk dapat menarik minat konsumen untuk

menggunakan barang atau jasanya.25

1) Perceived Price (Pertimbangan Harga)

Pertimbangan harga yang mahal atau murah sangat

mempengaruhi kepuasan konsumen dalam berbelanja produk

25
Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar., Consumer Behavior. (New Jersey: Prentice-
Hl, 1997), h. 171
35

dan jasa. Konsumen akan kecewa jika ia mendapatkan fasilitas

yang sama dengan orang lain, tetapi ia harus membayar dengan

harga dua kali lipat dari orang tersebut. Harga yang kurang wajar

(terlalu mahal) mempengaruhi persepsi konsumen pada nilai

produk dan jasa, dan rencananya untuk menjadi langganan dalam

produk atau jasa tersebut.

Sebelum memilih suatu produk, konsumen biasa

melakukan penelitian kecil tentang harga umum yang terdapat di

pasaran. Konsumen menjadikannya referensi ketika mereka ingin

menggunakan produk yang sama dengan referensi yang mereka

dapatkan lewat penelitian tadi. Referensi harga menurut

Schiffman dan Kanuk dapat terbagi menjadi eksternal dan

internal. Marketing perusahaan biasanya menggunakan referensi

harga ekstenal yang lebih mahal dibandingkan produk yang

dijualnya agar konsumen tertarik menggunakan jasa atau produk

yang mereka tawarkan.

Sedangkan referensi harga internal merupakan ingatan

dari konsumen. Referensi jenis ini merupakan referensi yang

sangat menentukan pilihan serta persepsi konsumen terhadap

produk yang akan mereka gunakan. Sebagai contoh jika seorang

investor ingin berinvestasi di satu sekuritas dengan biaya


36

pembukaan rekening menurut referensi harganya sebesar 5 juta

rupiah kemudian ia dapatkan sekuritas dengan harga pembukaan

dengan fasilitas yang sama dengan referensi harganya tadi maka

ia tidak mendapatkan kepuasan dalam pembelian produk

tersebut. Namun jika yang ia dapatkan lebih murah dan memiliki

fasilitas yang minimal sama dengan referensi harganya maka

konsumen akan mendapatkan kepuasan dalam bertransaksi.

2) Perceived Quality (Pertimbangan Kualitas)

Konsumen sering kali menilai kualitas produk dan jasa

berdasarkan berbagai informasi yang mereka dapatkan terkait

dengan produk atau jasa yang akan mereka pilih. Informasi-

informasi tersebut dapat dikategorikan menjadi intrinsik

(hakikatnya), dan ekstrinsik (faktor eksternal).

Konsumen lebih percaya dengan informasi yang berasal

dari intrinsik yang ada dalam produk atau jasa. Namun demikian,

mayoritas konsumen lebih melihat ciri fisik produk yang tidak

memiliki hubungan intrinsik dari pada produk. Dengan

demikian, selain faktor intrinsik produk atau jasa, perusahaan

sekuritas harus dapat mengemas kualitas produk dan aspek


37

fisiknya sehingga investor tertarik menanamkan dananya melalui

sekuritas yang mereka pilih.

Selanjutnya adalah kualitas layanan jasa. Kualitas

layanan lebih sulit dievaluasi dibandingkan dengan kualitas

produk karena layanan tidak berwujud, layanan merupakan

variable, layanan diproduksi dan dikonsumsi secara simultan.

Karena kualitas layanan kemungkinan akan berbeda dari

hari ke hari, pegawai dengan pagawai lainnya, atau konsumen ke

konsumen lainnya, pemasar harus mencoba membuat standar

pelayanan yang tepat dan konsisten untuk konsumen mereka.

Tanpa adanya standar pelayanan yang konsisten bagi konsumen

akan dapat menurunkan minat konsumen untuk bertransaksi di

perusahaan tersebut.

2. Motivasi

Motivasi berasal dari kata motive. Motive menurut Abraham Sperling

(1967: 183) dalam Mangkunegara (2002) adalah suatu kecenderungan untuk

berkreativitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan

penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. 26

26
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 11
38

Sedangkan motivasi menurut Fillmore H. Stanford (1969: 173) adalah

sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan

tertentu. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan

dorongan dalam diri (drive arousal).27

a. Proses Motivasi

Menurut Solomon, “Motivation refers to the processes that

cause people to behave as they do.”28 (Motivasi mengacu pada proses

yang menyebabkan seseorang melakukan segala yang mereka

inginkan). Motivasi muncul ketika konsumen terdorong dengan akan

terpenuhinya kebutuhan dan kepuasannya.

Kebutuhan di atas dapat dikategorikan utilitarian

(bermanfaat, keinginan untuk mencapai suatu yang bermanfaat) atau

kebutuhan tersebut hanya sebagai hedonic (kebutuhan sesaat,

melibatkan emosi). Akhir dari hasrat tersebut adalah sebuah

consumer’s goal (sasaran konsumen).

Di lain sisi, ketimpangan antara kenyataan dan keinginan

menjadikan sebuah pemisah yang membuat tegangan. Selanjutnya

pemisah ini mendorong konsumen untuk mengurangi tegangan yang

ada tadi. Hal ini di sebut dengan drive. Faktor-faktor tadi bergabung

27
Ibid, h. 11
28
Solomon, Consumer Behavior, h. 181
39

untuk membentuk want, yang merupakan perwujudan dari need.

Ketika suatu goal tercapai, tegangan tadi akan berkurang dan

motivasi pun akan menjadi surut.

Gambar: 2.1
Motivation Process

NEED
RECOGNITION

Tension Drive Drive Behavior


Strength Direction

Tension Reduction
Goal Want

Sumber: Solomon (1994: 81)

b. Teori-teori Motivasi29

a) Teori Insting

Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent

merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena

itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya

dan dapat dikontrol oleh pikiran.

29
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 13
40

Berdasarkan dengan itu, William James, Sigmund Freud,

dan McDougall mengembangkan teori insting sebagai konsep

yang penting dalam psikologi. Teori Freud menempatkan

motivasi pada insting agresif dan seksual. McDougall menyusun

daftar insting yang berhubungan dengan semua tingkah laku:

terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi, rasa

rendah diri, menyatakan diri, kelahiran, reproduksi, lapar,

berkelompok, ketamakan, dan membangun.

b) Teori Drive

Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi

yang mendorong organisme untuk melakukan tindakan. Kata

drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak

seimbang. Misalnya kekurangan uang mengakibatkan orang

tersebut akan berjuang mencari uang untuk memenuhi

kebutuhannya.

Clark L. Hull berpendapat bahwa belajar terjadi akibat

dari reinforcement. Ia berasumsi bahwa semua hadiah pada

akhirnya didasarkan atas reduksi dan drive keseimbangan. Teori

Hull di rumuskan secara matematis yang merupakan hubungan

antara drive dan habit strength.


41

Kekuatan Motivasi = fungsi (drive x habit)

Habit Strength adalah hasil dari faktor-faktor

reinforcement sebelumnya. Drive adalah jumlah keseluruhan

ketidakseimbangan fisiologis yang disebabkan oleh kehilangan

atau kekurangan kebutuhan komoditas untuk kelangsungan

hidup.

Berdasarkan teori Hull dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi seorang sangat ditentukan oleh kebutuhan dalam

dirinya (drive) dan faktor kebiasaan (habit) pengalaman belajar

sebelumnya. Misalnya, seseorang puas dengan pelayanan

sekuritas A, maka pengalamannya itu akan menjadi kekuatan

motivasinya untuk berinvestasi di sekuritas tersebut.

c) Teori Lapangan

Teori lapangan berasal dari Kurt Lewin.30 Teori lapangan

lebih fokus kepada pikiran nyata ketimbang pada insting atau

kebiasaan. Beliau berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu

fungsi dari lapangan pada momen waktu. Ia juga yakin pada para

ahli teori Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang

merupakan fungsi dari seseorang terhadap lingkungannnya.

30
Ibid, h. 14
42

d) Teori Prestasi dan Motif Sosial

Edward J. Murray berpendapat bahwa perilaku bukan

hanya proses kognitif saja, melainkan juga merupakan fungsi

dari lingkungan sosial. Murray menjelaskan daftar motif-motif

sosial sebagai berikut:

Tabel 2.1
Beberapa Daftar Motif-motif Sosial
Social Motive Brief Description
Counteraction To master of to make up for a failure by
retrieving.
Dominance To control one’s human environment.
Exhibition To make an impression.
Inavoidance To avoid humiliation.
Order To achieve cleanliness, arrangement,
organization, balance, neatness, tidiness, and
precision
Rejection To snub or jilt an object.
Sentinence To seek and enjoy sensuous impression.
Sex To form sexual intercourse.
Succorance To always have a supporter.
Understanding To ask or answer general question.
Abasement To submit passively to extreme force.
Achievement To accomplish something difficult.
Affiliation To draw near and enjoyable cooperate or
reciprocate with an allied other.
Aggression To overcome opposition forcefully.
Autonomy To get free, to be independent.
Sumber: Mangkunegara, hlm.15
43

3. Proses Belajar

Belajar menurut Hawkin, Best, Coney adalah any change in the

content or organization of long-term memory.31 (belajar adalah perubahan

muatan dan organisasi dalam memori jangka panjang). Belajar merupakan

hasil dari informasi yang telah didapatkan sebelumnya.

Sedangkan proses belajar menurut Solomon adalah refers to a

relatively permanent change in behavior that is caused by experience.32

(belajar mengacu kepada perubahan permanen yang relative dalam kelakuan

yang disebabkan oleh pengalaman). Seperti halnya persepsi dan motivasi,

belajar merupakan suatu proses. Pengetahuan kita tentang dunia terus-

menerus direvisi karena terkena rangsangan atau input baru dan feedback

yang memungkinkan kita untuk memodifikasi input-input yang terdahulu.

a. Pengaruh keadaan

Conditioning atau pengaruh keadaan mengacu kepada

pembelajaran berbasis pada gabungan stimulus atau rangsangan dan

respon seseorang. Terdapat dua bentuk utama dari conditioning, yaitu

classical dan operant.

31
Hawkins, Best, Coney, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth
Edition), h. 278
32
Solomon, Consumer Behavior, h.110
44

1) Classical Conditioning

Classical Conditioning is the process of using an

established relationship between a stimulus and response to

bring about the learning of the same response to a different

stimulus. (Classical Conditioning merupakan proses yang

terbentuk dari hubungan antara stimulus dan respon untuk

merespon rangsangan yang berbeda.)

Kondisi ini terjadi ketika rangsangan yang mendapatkan

respon bergabung dengan rangsangan yang tidak mendapatkan

respon.33 Classical conditioning merupakan pengkondisian yang

paling umum digunakan pemasar saat terjadi low-involvement.

Penting untuk dicatat bahwa yang dipelajari oleh konsumen

bukanlah informasi melainkan emosi atau respon afektif.34

2) Operant Conditioning

Operant Conditioning also known as Instrumental

Conditioning occurs as the individual learns to perform

33
Ibid, h. 112
34
Hawkins, Best, Coney, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy, h. 273
45

behaviors that produce positive outcomes and to avoid those that

yield negative outcomes.35

(Operant Conditioning juga disebut sebagai Instrumental

Conditioning terjadi ketika orang akan melakukan hal yang

positif demi menghindari orang-orang menilai negatif)

Operant conditioning melibatkan gambaran produk yang

sebenarnya. Free sample, diskon harga produk, dan hadiah yang

ditawarkan produk bagi penggunanya dapat membuat consumer

mulai mengenal dan akhirnya menggunakan produk yang

ditawarkan.

Gambar 2.2
Consumer Learning by Operant Conditioning

Stimulus Desired Response Reinforcement


(Free Trial) (consumption) (pleasant taste)

Increases probability of
response to stimulus

Sumber: Solomon, h. 274

35
Solomon, Consumer Behavior, h. 114
46

b. Karakteristik Umum Pembelajaran

1) Kekuatan Pembelajaran

Terdapat lima faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan belajar:

a) Importance. Semakin penting individu ingin mempelajari,

makin efektif atau efisien bagi individu tersebut dalam proses

pembelajaran

b) Reinforcement. Ini merupakan sesuatu yang meningkatkan

kemungkinan bahwa suatu respon akan diulangi di waktu

yang akan datang, dianggap sebagai penguatan

(reinforcement).

c) Punishment (hukuman) merupakan kebalikan dari

reinforcement. Punishment menurunkan kemungkinan akan

ada pengulangan respon di masa yang akan datang.

Dari dua hal di atas (reinforcement dan punishment) terdapat

dua alasan penting bagi pemasar untuk menentukan secara

tepat kekuatan apa yang membuat konsumen melakukan

pembelian:36

- Agar konsumen membeli berkali-kali, produk harus

memuaskan tujuan yang akan dicapai konsumen.

36
Prof. Dr. J. Supranto. MA. APU, Dr. H. Nandan Umakrisna, Ir., MM., CQM, Perilaku
Konsumen & Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, (Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media, 2011), h. 122
47

- Membujuk konsumen untuk membuat pembelian awal,

pesan promosi harus menjanjikan jenis penguatan yang

tepat, yaitu kepuasan tujuan konsumen.

d) Repetition meningkatkan kekuatan dan kecepatan

pembelajaran. Semakin banyak waktu yang tertuang untuk

mendapatkan informasi, semakin besar kemungkinan untuk

mempelajarinya.

e) Imagery (Kecitraan). Kecitraan yang tinggi lebih membantu

mempelajari dan mengingat dari pada kecitraan yang rendah.

Sebagai contoh, mobil kijang yang menimbulkan pencitraan

bahwa mobil dengan bentuk minibus disebut dengan kijang.

Padahal belum tentu mobil itu bermerek kijang.

c. Memory

Memory merupakan akumulasi dari seluruh pengalaman

belajar. Memory terbagi menjadi dua hal, yaitu memori jangka panjang

dan memori jangka pendek.

1) Memori jangka panjang

Memori jangka panjang merupakan penyimpanan yang

permanen dan tanpa batas. Jenis memori ini menyimpan banyak

informasi seperti konsep, keputusan, proses, afektif, dan lainnya.


48

Pemasar biasanya tertarik dengan “Schematic memory”, yaitu

memori yang mewakili pemahaman seseorang mengenai suatu

objek atau kejadian pada tingkat yang paling sederhana.37

Jenis memori lainnya yang menarik perhatian pemasar

adalah “episodic memory”, yaitu memori suatu urutan kejadian

dimana seseorang berpartisipasi (turut aktif). Contoh memori ini

seperti pertama kali bekerja, dan menikah. Kedua hal tersebut

akan selalu diingat. Memori jenis ini akan mendatangkan

kecitraan (imagery) dan perasaan (feeling), karena orang terlibat

dengan kegiatan tersebut.

2) Memori jangka pendek

Memori jangka pendek memiliki kepastian terbatas untuk

menyimpan informasi. Individu menggunakan memori jangka

pendek untuk menahan informasi, menganalisis, dan

menginterpretasikannya.38 Memori jangka pendek dapat disebut

dengan berpikir (thinking). Dua jenis aktivitas proses informasi

terjadi dalam memori jangka pendek adalah Maintenance

Rehearsal, dan Elaborate Activity.

Maintenance Rehearsal adalah pengulangan informasi

yang terjadi terus menerus untuk digunakan dalam pemecahan

37
Ibid, h. 127
38
Ibid, h. 126
49

masalah ke dalam memori jangka panjang. Sedangkan Elaborate

Activity merupakan penggunaan pengalaman, nilai, sikap,

kepercayaan, dan perasaan yang disimpan sebelumnya untuk

menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi dalam working

memory dan bersamaan informasi yang sudah disimpan

sebelumnya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif ialah penelitian yang berkonsentrasi dalam pengujian teori-teori

melalui variabel penelitian dalam bentuk angka, dan kemudian melakukan

analisis data dengan proses statistika baik manual maupun dengan menggunakan

bantuan piranti lunak komputer. Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma

teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian,

menemukan hipotesis, menemukan konsep, menemukan metodologi, dan

menemukan alat analisis data.1

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian statistik inferensial

parametik, yang berarti akan menggunakan sampel. Kemudian hasil yang didapat

pada sampel tersebut akan diberlakukan pada populasi dengan menggunakan

skala interval dan rasio yang digunakan berdasarkan pada populasi yang

berdistribusi normal.

1
Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M. Si. Metodologi Penelitian Kuantitatif:
Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Prenada Media
Group, 2008), hlm. 25

50
51

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengikuti sekolah

pasar modal di tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011. Untuk tanggal 4 dan 5 Mei 2011

merupakan masyarakat peserta sekolah pasar modal level intermediate, dan untuk

tanggal 11 Mei 2011 adalah peserta level advance. Jumlah seluruh peserta yang

hadir dalam tiga SPM tersebut adalah 307 orang. Untuk daftar perserta akan

dilampirkan.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.2

Sampling ialah cara pengumpulan data atau penelitian kalau hanya elemen sampel

(sebagian dari elemen populasi) yang diteliti.3 Sedangkan menurut Sarwoko

(2007: 51) sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi

sehingga dengan mempelajari sampel tersebut kita dapat memahami sifat-sifat

atau karakteristik-karakteristik subjek dan kemudian kita dapat memperluas

keberlakuan sifat-sifat itu kepada elemen-elemen populasi.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik Simple

Random Sampling, yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada populasi

untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam teknik ini peneliti memiliki

asumsi bahwa subjek penelitian bersifat homogen.

2
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumsi, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008),
hlm: 36
3
Prof. J. Supranto, M. A., APU., Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2007), hlm. 3
52

Jumlah sampel yang diambil menggunakan persamaan yang digunakan

Slovin, yaitu:

ܰ
݊=
ܰ. ݀ଶ + 1

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

d : presisi (5%)

maka:

307
݊= = 173,69
307. 0,05ଶ + 1

Nilai sampel yang harus diambil dalam penelitian ini adalah 173,69 yang

peneliti bulatkan menjadi 174 orang.

Karena subjek dalam penelitian ini terdiri dari beberapa grup maka

peneliti menggunakan proportionate random sampling dengan persamaan sebagai

berikut:

ܰ݅
݊݅ = .݊
ܰ

Keterangan;

ni : jumlah sampel menurut stratum

n : Sampel

Ni : Populasi menurut stratum

N : Populasi
53

Tabel 3.1
Proporsi Sampel
Tanggal Pelaksanaan (N) (n) Ni ni Ni (dibulatkan)
4 Mei 2011 307 174 92 52,14 52
5 Mei 2011 307 174 124 70,28 70
11 Mei 2011 307 174 91 51,58 52
Total Sampel yang diambil setelah pembulatan 174
Sumber: Data primer yang diolah

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah seluruh sampel

adalah 174 peserta sekolah pasar modal.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari

hasil kuesioner yang disebarkan ke seluruh sampel. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer masyarakat yang mengikuti sekolah pasar modal

yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari tiga kelompok,

yaitu dua kelompok kelas intermediate, dan satu kelompok kelas advance.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat, penelitian ini menggunakan data

primer, data primer yang digunakan, yaitu:


54

1. Observasi

Observasi merupakan salahsatu teknik pengumpulan data dimana

peneliti mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap objek yang akan

diteliti, baik dalam situasi buatan maupun alami.4

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung

secara bertatap muka dengan sumber data.

3. Kuesioner

Kuesioner dikenal juga dengan nama angket. Ini merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan melalui sebuah

pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum diberikan kepada sumber data.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Proses pengolahan data untuk menentukan nilai variable eksogen dan

variable endogen, data yang tidak dapat diukur dengan skala rasio dan internal

akan digolongkan ke dalam 5 kategori, yaitu:

a) Sangat setuju dengan skor 5

b) Setuju dengan skor 4

c) Netral dengan skor 3

d) Tidak setuju dengan skor 2

e) Sangat tidak setuju dengan skor 1

4
Ridwan, Drs, MBA., DR. Engkos Ahmad Kuncoro, SE, MM., Cara Menggunakan dan
Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 19
55

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dapat dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas behubungan dengan

ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasaran.5

Ketentuannya adalah indeks validitas minimum (Pearson Correlation)

>0,3, semakin tinggi angka indeks validitas (semakin mendekati 1,00) maka

semakin baik pula validitasnya.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan stabilitas dan

konsitensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna

untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur.6 Ghiselli, et all (1981: 191)

mendefinisikan reabilitas sebagai pengukur seberapa besar variasi tidak

sistematik dari penjelasan kuantitatif dari karakteristik-karakteristik suatu

individu jika individu yang sama diukur beberapa kali.7

Ketentuan reliabiltas adalah:

• Jika r Alpha > 0,6 maka instrumen reliabel

• Jika r Alpha < 0,6 maka instrumen tidak reliabel

5
Prof. Jogiyanto, HM., Akt., MBA., Ph.D., Metodologi Penelitian Sistem Informasi,
(Yogyakarta: CV Andi, 2008), hlm. 164
6
Ibid, hlm. 164
7
Ibid, hlm 164
56

4. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran

normal baku dari Gauss.8 Distribusi data yang normal digambarkan

dengan grafik polygon yang akan menyerupai bentuk lonceng atau bel.

Distribusi data tersebut tidak miring ke kanan atau ke kiri.

b) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti ada hubungan linear yang sempurna

(pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model

regresi.9 Korelasi antar variabel independen sebaiknya kecil (r < 0,5).

Makin kecil korelasi antar variabel independen makin baik untuk model

regresi yang dipergunakan.10 Dalam sumber lain disebutkan bahwa jika

nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 5 dalam tabel coefficients

maka tidak terjadi multikolinearitas.11

8
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), hlm. 91
9
Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Penerbit ANDI,
2004), hlm. 89
10
Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, hlm. 92
11
Iim Qoimudin, Modul Kuliah Statistika II: Suplemen 3, Jakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2009, hlm. 3
57

c) Uji Homoskedastisitas

Uji homoskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variasi

antar kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variasinya homogen atau

heterogen.12

5. Uji Hipotesis

a) Korelasi (R)

Korelasi berganda dipakai untuk mengetahui korelasi beberapa

variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen.13 Tabel

3.1 menjelaskan ukuran korelasi.

Tabel 3.2
Ukuran Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,790 Kuat
0,40 – 0,590 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Ridwan, Drs, MBA., DR. Engkos Ahmad Kuncoro, SE, MM. Cara
Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), hlm. 161

b) Koefisien Determinan (R2)

Nilai koefisien determinan (R2) memiliki interval antara 0 sampai

1. Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model

12
Ibid, hlm. 92
13
Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, hlm. 83
58

regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen

secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.14

c) Uji t

Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen

secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel

lain bersifat konstan.15 Ketentuan uji t adalah:

o Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak

o ika thitung < ttabel maka Ho ditterima

Atau kita dapat melihat nilai signifikansi (sig), jika nilai sig <0.05

maka Ho ditolak.

d) Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.16

Ketentuannya adalah sama dengan pengujian t, yaitu jika nilai

signifikansinya <0,05 maka Ho ditolak, begitu pula sebaliknya.

e) Hipotesis

1) Hipotesis utama

Ho : tidak ada pengaruh antara persepsi, motivasi, dan belajar

masyarakat (secara bersamaan) terhadap pertimbangan

investasi saham syariah.

14
Ibid, hlm. 86
15
Ibid, hlm. 87
16
Ibid, hlm. 86
59

Ha : terdapat pengaruh antara persepsi, motivasi, dan belajar

masyarakat (secara bersamaan) terhadap pertimbangan

investasi saham syariah

2) Hipotesis Parsial

(a) Untuk Variabel X1 (Persepsi)

Ho : tidak ada pengaruh antara persepsi peserta SPM

terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Ha : terdapat pengaruh antara persepsi peserta SPM

terhadap pertimbangan investasi saham syariah

(b) Untuk Variabel X2 (Motivasi)

Ho : tidak ada pengaruh antara motivasi peserta SPM

terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Ha : terdapat pengaruh antara motivasi peserta SPM

terhadap pertimbangan investasi saham syariah

(c) Untuk Variabel X3 (Belajar)

Ho : tidak ada pengaruh antara pembelajaran peserta SPM

terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Ha : terdapat pengaruh antara pembelajaran peserta SPM

terhadap pertimbangan investasi saham syariah


60

Tabel 3.3
Pengukuran Variabel

Variabel Subvariabel Indikator Skala Pengukuran


Persepsi Interpretasi Fakta Ordinal
Emosi Ordinal
Consumer Imagery Perceive Price Ordinal
Perceive Quality Ordinal
Motivasi Fisiologi Keuntungan Ordinal
Keberkahan Ordinal
Rasa Aman Pendapatan Ordinal
Sosial Orang dekat Ordinal
Membantu Ordinal
Penghargaan Pengembangan Keuangan Ordinal
Syariah
Pemilik Perusahaan Ordinal
Belajar Respon Sosialisai Ordinal
Aktualisasi Ordinal
Sekolah Pasar Modal Ordinal
Stimulus Pengetahuan Dasar Saham Ordinal
Pentingnya Sosialisasi Ordinal
Investasi Investasi Ekonomi Ordinal
Risiko dan Keuntungan Ordinal
Investasi syariah Pengembangan Ordinal
Ketentuan-ketentuan Ordinal
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sekilas Profil Sekolah Pasar Modal1

Sekolah Pasar Modal (SPM) dimulai sekitar tahun 2006, dahulu dimulai

dari kecil, kecil, kecil hingga membentuk sebuah pola. Hingga akhirnya materi

terstandar dan pematerinya pun terstandar. Dahulu sistemnya tidak seperti saat ini

yang menggabungkan empat sesi dalam satu hari, melainkan dibagi menjadi

empat pertemuan atau satu sesi perminggu. Hal ini dinilai oleh penanggung jawab

SPM, yaitu divisi pemasaran BEI sangat mengulur waktu dan akan merepotkan

peserta. Sehingga akhirnya saat ini semua sesi digabungkan dalam satu hari agar

tidak terlalu banyak memakan waktu.

Pemateri dalam SPM terdiri dari praktisi, regulator, dan pemateri dari

BEI. SPM terbagi menjadi empat level, yaitu level basic, intermediate, advance,

dan yang baru-baru ini diluncurkan adalah SPM Syariah. Pada level basic, peserta

dikenalkan dengan istilah-istilah dalam pasar modal seperti apa itu saham,

obligasi, reksadana, dan sebagainya. Kemudian di level intermediate dikenalkan

dengan analisis teknikal dan fundamental saham. Dalam level intermediate juga

1
Wawancara Pribadi dengan Taufiq Rochman. Jakarta. 13 Mei 2011

61
62

dilakukan simulasi perdagangan dalam bursa efek, sehingga peserta lebih teknis

mengetahui perdagangan dalam bursa efek. Selanjutnya level advance, level ini

dikhususkan bagi orang-orang yang sudah memiliki rekening efek yang ingin

mengetahui lebih mendalam pengetahuan tentang pasar modal. Pasar modal

syariah, pengetahuan obligasi, dan perkembangan pasar disampaikan dalam level

ini. Selanjutnya yang baru-baru ini diluncurkan adalah SPM Syariah. Materi-

materi yang disampaikan dalam SPM Syariah antara lain terkait dengan fatwa-

fatwa DSN-MUI tentang Pasar Modal Syariah, dukungan pemerintah terhadap

pasar modal syariah dan lain sebagainya.

Target peserta sudah jelas di dalam website, yaitu masyarakat yang sudah

berumur 25 tahun, artinya statusnya sudah lulus atau sudah mulai bekerja. Namun

demikian, pihak penyelenggara masih memberikan fleksibilitas bagi masyararakat

yang belum berumur 25 tahun.

Visi dari adanya SPM adalah agar kiprah pemodal lokal dapat menjadi

dominan. Saat ini yang menjadi tren dalam pasar modal Indonesia masih investor

asing. Seharusnya yang dominan investor domestik. Karena jika yang dominan

investor asing, nantinya jika ada masalah seperti yang terjadi di tahun 2008

Indonesia akan terkena dampak juga. Tapi kalau seperti di Malaysia atau

Singapura yang investor domestiknya lebih banyak dibanding investor asing,

mereka tidak terlalu terkena dampak jika ditinggal investor asing.


63

Dalam SPM yang diselenggarakan oleh BEI tidak memiliki struktur

organisasi. Penanggung jawabnya adalah divisi pemasaran BEI. BEI bekerja sama

dengan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), KPEI (Kliring dan Penjaminan

Efek Indonesia), beserta beberapa broker yang ingin bekerjasama dalam sekolah

pasar modal.

B. Objek Penelitian Menurut Klasifikasi

1. Menurut Usia

Tabel 4.1

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.1 memaparkan objek penelitian menurut usia. Dari tabel

tersebut terpapar 81 responden berumur < 30 tahun, 45 responden berumur 31

– 40 tahun, 34 responden berumur 41 – 50 tahun, 11 responden berumur 51-

60 tahun, dan 3 responden berumur > 60 tahun. Dari tabel tersebut kebayakan

responden adalah berumur < 30 tahun.


64

2. Menurut Kelamin

Tabel 4.2

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.2 memaparkan objek penelitian menurut jenis kelamin. Dari

tabel tersebut terpapar 110 responden berkelamin laki-laki, dan 64 responden

berkelamin perempuan. Dari tabel tersebut kebayakan responden adalah

berkelamin laki-laki.

3. Menurut Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 memaparkan objek penelitian menurut pendidikan terakhir.

Dari tabel tersebut terpapar 28 responden lulusan SMA, 16 responden lulusan


65

D1/D2/D3, 102 responden lulusan S1, dan 28 responden lulusan S2/S3. Dari

tabel tersebut kebayakan responden adalah lulusan S1.

4. Menurut Pekerjaan

Tabel 4.4

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.4 memaparkan objek penelitian menurut pekerjaan responden.

Dari tabel tersebut terpapar 23 responden pengusaha, 45 responden

mahasiswa, 58 responden pegawai, 5 responden dosen, dan 43 responden

lainnya seperti pensiunan, dan ibu rumah tangga. Dari tabel tersebut

kebayakan responden adalah pegawai.


66

5. Menurut Pendapatan Perbulan

Tabel 4.5

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 memaparkan objek penelitian menurut pendapatan

perbulan responden. Dari tabel tersebut terpapar 25 responden

berpendapatan < 1 juta, 20 responden berpendapatan 1,1 – 2,5 juta, 55

responden berpendapatan 2,6 – 5 juta, 40 responden berpendapatan 5,1 –

10 juta, dan 34 responden berpendapatan > 10 juta. Dari tabel tersebut

kebayakan responden adalah berpendapatan 2,6 – 5 juta.

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Sebelum kuesioner diberikan kepada 174 responden, penulis

melakukan tryout kepada 13 orang responden dengan memberikan 36

pernyataan untuk menguji Validitas dan Reabilitas dari seluruh pernyataan

tersebut.
67

Standarisasi kuesioner dilakukan setelah tryout terhadap 13 responden.

Kuesioner dibagi menjadi empat variabel utama yaitu variabel persepsi,

variabel motivasi, variabel belajar, dan variabel investasi saham syariah.

Variabel persepsi terbagi menjadi dua sub variabel, yaitu interpretasi dan

consumer imagery, yang memiliki 10 indikator. Pada variabel motivasi

terdapat empat sub variabel, yaitu fisiologi, rasa aman, sosial, dan

penghargaan, yang memiliki 10 indikator. Kemudian pada variabel belajar

terdapat dua sub variable, yaitu respon, dan stimulus, yang memiliki 7

indikator. Terakhir merupakan variabel investasi saham syariah yang memiliki

dua sub variabel, yaitu investasi, dan investasi syariah dengan 9 indikator.

Tabel 4.6
Hasil Tryout Variabel Persepsi

Persepsi
Pearson
No. Penyataan Keterangan
Correlation
1. Saya melihat perkembangan saham 0,630 Valid
syariah sangat pesat
2. Saya setuju bahwa saham syariah 0,385 Valid
diperuntukkan bagi semua pihak
3. Secara prinsip, saya tidak mendapatkan 0,570 Valid
perbedaan antara saham syariah dengan
saham lainnya
4. Saya ingin berinvestasi di saham syariah 0,641 Valid
5. Saya setuju dengan harga pembukaan 0,575 Valid
efek untuk saham syariah sama dengan
saham lainnya
6. Saya yakin pergerakkan saham syariah 0,684 Valid
sama dengan saham lainnya
7. Dari segi nominal keuntungan dan resiko, 0,466 Valid
menurut saya antara saham syariah dan
saham lain tidak ada perbedaan
68

8. Saya yakin saham syariah akan banyak 0,453 Valid


diminati investor
9. Saya yakin saham syariah akan banyak 0,495 Valid
diminati investor
10. Saya setuju bahwa faktor ideologis akan 0,309 Valid
mempengaruhi investas saham syariah
Sumber: Data primer yang diolah

Pada tabel 4.6 tentang instrumen pernyataan variabel persepsi, seluruh

pernyataan dalam variabel tersebut memenuhi kriteria validitas yaitu > 0,3.

Sehingga seluruh pernyataan yang ada dalam variabel persepsi dipertahankan

untuk dapat memenuhi instrument penelitian variabel persepsi.

Tabel 4.7
Hasil Tryout Variabel Motivasi
Motivasi
Pearson
No. Penyataan Keterangan
Correlation
1. Saya akan mendapatkan keuntungan 0,123 Tidak Valid
financial jika berinvestasi di saham
syariah
2. Selain keuntungan financial, saya juga 0,562 Valid
akan mendapatkan keberkahan dalam
berinvestasi di saham syariah
3. Pendapatan yang akan saya dapatkan dari 0,639 Valid
saham syariah terjamin sebagai
pendapatan yang baik
4. Selain baik, pendapatan tersebut juga 0,595 Valid
halal
5. Saya akan berinvestasi jika rekan, 0,536 Valid
kerabat, atau orang yang saya kenal juga
ikut berinvestasi
6. Dengan berinvestasi berarti saya 0,408 Valid
membantu pengusaha untuk berkembang
7. Dengan investasi saham syariah berarti 0,641 Valid
saya ikut serta dalam pengembangan
keuangan syariah
69

8. Dengan berinvestasi saham syariah, 0,840 Valid


berarti saya menjadi pemilik perusahaan
tempat saya berinvestasi
9. Saya akan lebih mengaktualisasi diri 0,127 Tidak Valid
saya, ketika sudah benar-benar menjadi
investor
10. Saya akan berinvestasi jika segala 0,684 Valid
kebutuhan saya sudah terpenuhi
Sumber: Data primer yang diolah

Selanjutnya pada tabel 4.7 tentang instrumen pernyataan variabel

motivasi, mayoritas pernyataan memenuhi kriteria validitas. Kecuali

pernyataan “saya akan mendapatkan keuntungan financial jika berinvestasi di

saham syariah”, dan “saya akan lebih mengaktualisasi diri saya, ketika sudah

benar-benar menjadi investor”, yang masing-masing secara berurutan

memiliki nilai validitas 0,123 dan 0,127. Dengan demikian, kedua pernyataan

tersebut dihapuskan dalam instrumen pernyataan variabel motivasi.

Tabel 4.8
Hasil Trout Variabel Belajar
Belajar
Pearson
No. Penyataan Keterangan
Correlation
1. Sebagai calon investor saya memerlukan 0,250 Tidak Valid
sosialisasi investasi saham syariah
2. Saya percaya dengan menjadi investor 0,753 Valid
saya akan lebih banyak mendapatkan
ilmu investasi
3. Saya pikir pembelajaran dalam Sekolah 0,631 Valid
Pasar Modal sudah mencukupi
pengetahuan dasar investasi
4. Saya harus mengetahui pengetahuan 0,790 Valid
dasar saham, sebelum investasi di saham
syariah
70

5. Sebagai calon investor, saya rasa 0,869 Valid


pembelajaran dasar investasi sangat
penting
6. Saya akan lebih mengerti investasi 0,890 Valid
saham, jika dasar-dasarnya sudah
dimengerti
7. Menurut saya acara sosialisasi investasi 0,395 Valid
sangat penting sebagai penjaring
investor-investor baru
Sumber: Data primer yang diolah

Kemudian pada tabel 4.8 tentang instrumen pernyataan variabel

belajar, hanya satu pernyataan yang tidak memenuhi kriteria validitas.

Pernyataan, “sebagai calon investor, saya memerlukan sosialisasi investasi

saham syariah”, menunjukkan angka 0,250. Sehingga penyataan tersebut

dihapuskan dalam pernyataan variabel belajar. Dengan demikian dalam

variabel belajar hanya menyisakan enam pernyataan.

Tabel 4.9
Hasil Tryout Variabel Investasi Saham Syariah
Investasi Saham Syariah
Pearson
No. Penyataan Keterangan
Correlation
1. Menurut saya investasi merupakan hal 0,779 Valid
yang sangat dianjurkan
2. Menurut saya investasi dapat membantu 0,667 Valid
peningkatan kesejahteraan
3. Menurut saya investasi merupakan 0,857 Valid
instrument penting dalam pembangunan
4. Menurut saya investasi saham 0,894 Valid
memberikan keuntungan yang besar
sejalan dengan risikonya
5. Menurut saya investasi membutuhkan 0,417 Valid
modal yang mahal
6. Menurut saya investasi saham syariah 0,709 Valid
lebih condong dengan sector ril
71

7. Menurut saya investasi saham syariah 0,424 Valid


juga memiliki risiko seperti investasi
saham lainnya
8. Menurut saya investasi saham syariah 0,658 Valid
dapat membantu perkembangan
keuangan syariah
9. Menurut saya investasi saham syariah -0,089 Tidak Valid
tidak boleh melanggar ketentuan-
ketentuan syariah
Sumber: Data primer yang diolah

Terakhir pada tabel 4.9 tentang instrumen pernyataan variabel

investasi saham syariah, terdapat satu instrumen yang tidak valid yaitu

pernyataan, “menurut saya investasi saham syariah tidak boleh melanggar

ketentuan-ketentuan syariah”. Instrumen pernyataan tersebut hanya memiliki

nilai -0,089.

Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat 32 pernyataan yang

akan mendukung penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Responden

Sumber: Data primer yang diolah

Dalam tabel 4.10 tentang uji reliabilitas, terdapat nilai 0,886 atau

88,6% reliabilitasnya. Angka 88,6% merupakan nilai reabilitas yang tinggi.


72

D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi, motivasi, dan

belajar.

a) Persepsi

Tabel 4.11
Statistik Deskriptif Persepsi

Sumber: Data Primer yang diolah


Tabel 4.11 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden

yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di

tanggal 4,5, dan 11 Mei 2011, mean variabel persepsi adalah 37,49. Nilai

minimum pendapat mereka adalah 23. Nilai maksimumnya adalah 50.

Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang persepsi

mereka terhadap investasi saham syariah adalah 6524.

Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel persepsi untuk

melihat jawaban dari 174 responden terhadap sepuluh pernyataan.


73

Tabel 4.12
Hasil Kuesioner Variabel Persepsi

No. Penyataan STS TS RR S SS


1. Saya melihat perkembangan 2 4 44 90 34
saham syariah sangat pesat
2. Saya setuju bahwa saham 3 1 16 94 60
syariah diperuntukkan bagi
semua pihak
3. Secara prinsip, saya tidak 11 31 59 57 16
mendapatkan perbedaan
antara saham syariah dengan
saham lainnya
4. Saya ingin berinvestasi di 3 5 57 75 34
saham syariah
5. Saya setuju dengan harga 0 9 43 93 29
pembukaan efek untuk
saham syariah sama dengan
saham lainnya
6. Saya yakin pergerakkan 4 11 56 79 24
saham syariah sama dengan
saham lainnya
7. Dari segi nominal 5 23 65 62 19
keuntungan dan resiko,
menurut saya antara saham
syariah dan saham lain tidak
ada perbedaan
8. Saya yakin saham syariah 2 7 29 88 48
akan banyak diminati
investor
9. Saya yakin saham syariah 1 4 45 85 39
akan banyak diminati
investor
10. Saya setuju bahwa faktor 6 11 32 95 30
ideologis akan
mempengaruhi investasi
saham syariah
Sumber: Data primer yang diolah

Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia


74

melihat perkembangan saham syariah yang pesat, 4 responden

menyatakan tidak setuju, 44 responden menyatakan ragu-ragu, 90

responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 3 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia

setuju saham syariah diperuntukkan bagi semua pihak, 1 responden

menyatakan tidak setuju, 16 responden menyatakan ragu-ragu, 94

responden menyatakan setuju, dan 60 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 11 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

secara prinsip ia tidak mendapatkan perbedaan antara saham syariah

dengan saham lainnya, 31 responden menyatakan tidak setuju, 59

responden menyatakan ragu-ragu, 57 responden menyatakan setuju, dan

16 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.


75

Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 3 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia

ingin berinvestasi di saham syariah, 5 responden menyatakan tidak setuju,

57 responden menyatakan ragu-ragu, 75 responden menyatakan setuju,

dan 34 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas

sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.12 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa harga

pembukaan rekening efek saham syariah sama dengan saham lainnya, 9

responden menyatakan tidak setuju, 43 responden menyatakan ragu-ragu,

93 responden menyatakan setuju, dan 29 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 4 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia

meyakini pergerakan saham syariah sama dengan saham lainnya, 11

responden menyatakan tidak setuju, 56 responden menyatakan ragu-ragu,

79 responden menyatakan setuju, dan 24 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.
76

Bersumber dari pernyataan No. 7 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 5 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa dari

segi nominal keuntungan dan resiko, menurut responden antara saham

syariah dan saham lain tidak ada perbedaan, 23 responden menyatakan

tidak setuju, 65 responden menyatakan ragu-ragu, 62 responden

menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari

pernyataan di atas sebagian besar responden ragu-ragu dengan pernyataan

tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 8 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

responden meyakini saham syariah tidak akan melanggar ketentuan yang

ditetapkan pemerintah, 7 responden menyatakan tidak setuju, 29

responden menyatakan ragu-ragu, 88 responden menyatakan setuju, dan

48 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 9 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

responden meyakini saham syariah akan banyak diminati investor, 4

responden menyatakan tidak setuju, 45 responden menyatakan ragu-ragu,

85 responden menyatakan setuju, dan 39 responden menyatakan sangat


77

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 10 di tabel 4.12 terlihat bahwa

terdapat 6 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

faktor ideologis akan mempengaruhi investasi saham syariah, 11

responden menyatakan tidak setuju, 32 responden menyatakan ragu-ragu,

95 responden menyatakan setuju, dan 30 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

b) Motivasi

Tabel 4.13
Statistik Deskriptif Motivasi

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden


yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di
tanggal 4,5, dan 11 Mei 2011, mean variabel motivasi adalah 30,41. Nilai
minimum pendapat mereka adalah 16. Nilai maksimumnya adalah 40.
78

Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang motivasi


mereka terhadap investasi saham syariah adalah 5291.

Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel persepsi untuk


melihat jawaban dari 174 responden terhadap delapan pernyataan.

Tabel 4.14
Hasil Kuesioner Variabel Motivasi
No. Penyataan STS TS RR S SS
1. Selain keuntungan financial, 2 11 37 79 45
saya juga akan mendapatkan
keberkahan dalam
berinvestasi di saham
syariah
2. Pendapatan yang akan saya 3 8 31 96 36
dapatkan dari saham syariah
terjamin sebagai pendapatan
yang baik
3. Selain baik, pendapatan 1 5 27 89 52
tersebut juga halal
4. Saya akan berinvestasi jika 12 55 42 52 13
rekan, kerabat, atau orang
yang saya kenal juga ikut
berinvestasi
5. Dengan berinvestasi berarti 2 7 23 110 32
saya membantu pengusaha
untuk berkembang
6. Dengan investasi saham 0 7 24 98 45
syariah berarti saya ikut
serta dalam pengembangan
keuangan syariah
7. Dengan berinvestasi saham 2 6 26 104 36
syariah, berarti saya
menjadi pemilik perusahaan
tempat saya berinvestasi
8. Saya akan berinvestasi jika 5 26 27 84 32
segala kebutuhan saya
sudah terpenuhi
Sumber: Data primer yang diolah
79

Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

selain keuntungan financial responden juga akan mendapatkan keberkahan

dalam berinvestasi di saham syariah, 11 responden menyatakan tidak

setuju, 37 responden menyatakan ragu-ragu, 79 responden menyatakan

setuju, dan 45 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di

atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 3 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

pendapatan yang didapatkan responden dari saham syariah terjamin

sebagai pendapatan yang baik, 8 responden menyatakan tidak setuju, 31

responden menyatakan ragu-ragu, 96 responden menyatakan setuju, dan

36 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

selain baik pendapatan yang didapatkan responden dari saham syariah

juga halal, 5 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden

menyatakan ragu-ragu, 89 responden menyatakan setuju, dan 52

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.


80

Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 12 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

responden akan berinvestasi jika rekan, kerabat, atau orang yang dikenal

juga ikut berinvestasi, 55 responden menyatakan tidak setuju, 42

responden menyatakan ragu-ragu, 52 responden menyatakan setuju, dan

13 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

dengan berinvestasi maka responden membantu pengusaha untuk

berkembang, 7 responden menyatakan tidak setuju, 23 responden

menyatakan ragu-ragu, 110 responden menyatakan setuju, dan 32

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.14 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa dengan

berinvestasi saham syariah berarti responden ikut serta dalam

pengembangan keuangan syariah, 7 responden menyatakan tidak setuju,

24 responden menyatakan ragu-ragu, 98 responden menyatakan setuju,

dan 45 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas

sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.


81

Bersumber dari pernyataan No. 7 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

dengan berinvestasi saham syariah maka responden menjadi pemilik

perusahaan tempat ia berinvestasi, 6 responden menyatakan tidak setuju,

26 responden menyatakan ragu-ragu, 104 responden menyatakan setuju,

dan 36 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas

sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 8 di tabel 4.14 terlihat bahwa

terdapat 5 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

responden akan berinvestasi jika segala kebutuhan responden sudah

terpenuhi, 26 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden

menyatakan ragu-ragu, 84 responden menyatakan setuju, dan 32

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

c) Belajar

Tabel 4.15
Statistik Deskriptif Belajar

Sumber: Data primer yang diolah


82

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden

yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di

tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011, mean variabel belajar adalah 25,82. Nilai

minimum pendapat mereka adalah 16. Nilai maksimumnya adalah 30.

Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang variabel

belajar adalah 4492.

Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel belajar untuk

melihat jawaban dari 174 responden terhadap enam pernyataan.

Tabel 4.16
Hasil Kuesioner Variabel Belajar
No. Penyataan STS TS RR S SS
1. Saya percaya dengan 0 5 7 103 59
menjadi investor saya akan
lebih banyak mendapatkan
ilmu investasi
2. Saya pikir pembelajaran 1 25 23 98 27
dalam Sekolah Pasar Modal
sudah mencukupi
pengetahuan dasar investasi
3. Saya harus mengetahui 0 1 8 84 81
pengetahuan dasar saham,
sebelum investasi di saham
syariah
4. Sebagai calon investor, saya 0 0 7 67 100
rasa pembelajaran dasar
investasi sangat penting
5. Saya akan lebih mengerti 0 0 6 85 83
investasi saham, jika dasar-
dasarnya sudah dimengerti
6. Menurut saya acara 0 1 8 73 92
sosialisasi investasi sangat
penting sebagai penjaring
investor-investor baru
Sumber: Data primer yang diolah
83

Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

responden percaya dengan menjadi investor ia akan lebih banyak

mendapatkan ilmu investasi, 5 responden menyatakan tidak setuju, 7

responden menyatakan ragu-ragu, 103 responden menyatakan setuju, dan

59 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.16 terlihat bahwa

terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

menurut responden pembelajaran dalam sekolah pasar modal sudah

mencukupi pengetahuan dasar investasi, 25 responden menyatakan tidak

setuju, 23 responden menyatakan ragu-ragu, 98 responden menyatakan

setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di

atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa

responden harus mengetahui pengetahuan dasar saham sebelum investasi

saham syariah, 1 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden

menyatakan ragu-ragu, 84 responden menyatakan setuju, dan 81

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.


84

Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju atas

pernyataan bahwa sebagai calon investor responden merasakan

pembelajaran dasar investasi sangat penting, 7 responden menyatakan

ragu-ragu, 67 responden menyatakan setuju, dan 100 responden

menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar

responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju atas

pernyataan bahwa sebagai calon investor responden merasakan

pembelajaran dasar investasi sangat penting, 6 responden menyatakan

ragu-ragu, 85 responden menyatakan setuju, dan 83 responden

menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar

responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa

acara sosialisasi investasi sangat penting sebagai penjaring investor-

investor baru, 1 responden tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-

ragu, 73 responden menyatakan setuju, dan 92 responden menyatakan

sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden sangat

setuju dengan pernyataan tersebut.


85

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah investasi

saham syariah. Investasi saham syariah merupakan investasi yang tidak

bertentangan dengan syariah Islam. Kriteria saham syariah diatur dalam

Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Sedangkan teknis transaksi dalam saham diatur dalam fatwa-fatwa DSN MUI.

Baru-baru ini, telah diterbitkan fatwa DSN MUI No. 80 tentang penerapan prinsip

syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar regular

bursa efek.

Tabel 4.17
Statistik Deskriptif Investasi Saham Syariah

Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden

yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di bulan

Mei 2011, mean dalam variabel investasi saham syariah adalah 31,61. Nilai

minimum pendapat mereka adalah 21,00. Nilai maksimumnya adalah 40,00.


86

Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang investasi

saham syariah adalah 5500.

Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel investasi saham

syariah untuk melihat jawaban dari 174 responden terhadap delapan

pernyataan.

Tabel 4.18
Hasil Kuesioner Variabel Investasi Saham Syariah
No. Penyataan STS TS RR S SS
1. Menurut saya investasi 0 1 16 93 64
merupakan hal yang sangat
dianjurkan
2. Menurut saya investasi 0 0 11 91 72
dapat membantu
peningkatan kesejahteraan
3. Menurut saya investasi 1 1 13 98 61
merupakan instrument
penting dalam
pembangunan
4. Menurut saya investasi 1 2 21 90 60
saham memberikan
keuntungan yang besar
sejalan dengan risikonya
5. Menurut saya investasi 9 70 40 44 11
membutuhkan modal yang
mahal
6. Menurut saya investasi 0 12 78 65 19
saham syariah lebih
condong dengan sector ril
7. Menurut saya investasi 1 5 19 107 42
saham syariah juga
memiliki risiko seperti
investasi saham lainnya
8. Menurut saya investasi 0 4 19 105 46
saham syariah dapat
membantu perkembangan
keuangan syariah
Sumber: Data primer yang diolah
87

Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa

menurut responden investasi merupakan hal yang sangat dianjurkan, 1

responden tidak setuju, 16 responden menyatakan ragu-ragu, 93 responden

menyatakan setuju, dan 64 responden menyatakan sangat setuju. Dari

pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan

tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan

pernyataan bahwa menurut responden investasi dapat membantu

kesejahteraan, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 91 responden menyatakan

setuju, dan 72 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas

sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat

1 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut

responden investasi merupakan instrument penting dalam pembangunan, 1

responden tidak setuju, 13 responden menyatakan ragu-ragu, 98 responden

menyatakan setuju, dan 61 responden menyatakan sangat setuju. Dari

pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan

tersebut.
88

Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat

1 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut

responden investasi saham memberikan keuntungan yang besar sejalan

dengan resikonya, 2 responden tidak setuju, 21 responden menyatakan ragu-

ragu, 90 responden menyatakan setuju, dan 60 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat

9 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut

responden investasi memerlukan modal yang mahal, 70 responden tidak

setuju, 40 responden menyatakan ragu-ragu, 44 responden menyatakan setuju,

dan 11 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian

besar responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa

menurut responden investasi saham syariah lebih condong dengan sector riil,

12 responden tidak setuju, 78 responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden

menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari

pernyataan di atas sebagian besar responden ragu-ragu dengan pernyataan

tersebut.
89

Bersumber dari pernyataan No. 7 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat

1 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut

responden investasi saham syariah juga memiliki resiko seperti investasi

saham lainnya, 5 responden tidak setuju, 19 responden menyatakan ragu-ragu,

107 responden menyatakan setuju, dan 42 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Bersumber dari pernyataan No. 8 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak

terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa

menurut responden investasi saham syariah dapat membantu perkembangan

keuangan syariah, 4 responden tidak setuju, 19 responden menyatakan ragu-

ragu, 105 responden menyatakan setuju, dan 46 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

E. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a) Normalitas Data

Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Normal P-

Plot dapat dilihat pada gambar 4.1 untuk variabel dependen yaitu investasi

saham syariah. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data

berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan
90

demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah

terdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1

Sumber: Data primer yang diolah


b) Uji Multikolinearitas

Dari tabel 4.19, dapat dilihat bahwa seluruh nilai Tolerance

seluruh variabel independen adalah lebih besar dari 5 (>0,5) yang berarti

bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas. Hal ini selaras

dengan yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian sebelumnya.


91

Tabel 4.19
Uji Multikolinearitas

Sumber: Data primer yang diolah

c) Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer yang diolah


92

Gambar 4.2 merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot untuk data mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah yaitu persepsi,

motivasi, dan belajar. Berdasarkan uji tersebut, terdapat titik-titik yang

menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi ini tidak mengalami masalah

heterokedastisitas.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

a) Korelasi

Tabel 4.20

Sumber: Data primer yang diolah

Pada tabel 4.20 nilai korelasi (R) antara variabel belajar, persepsi,

dan motivasi secara bersama-sama terhadap variabel investasi saham

syariah adalah 0,583 atau 58,3%. Hubungan tersebut dapat dikatakan

cukup kuat, sesuai dengan pembahasan metodologi penelitian.


93

b) Koefisien Determinasi (R2)

Pada tabel 4.20 R2 menunjukkan tingkat koefisien determinasi

dengan nilai 0,340 atau 34%. Angka ini menunjukkan bahwa variabel

belajar, motivasi, dan persepsi secara bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap variabel investasi saham syariah sebesar 34%. Dengan demikian

sisanya (56%) dipengaruhi oleh variabel lainnya.

c) Uji F

Uji F digunakan untuk mengukur sebarapa besar pengaruh seluruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansinya

<0,05 maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen. Hasil uji F dari pengujian statistik regresi linear

berganda disajikan dalam tabel 4.21.

Tabel 4.21
Hasil Uji F

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.21 tentang uji signifikansi seluruh variabel independen

terhadap variabel dependen (uji F), diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang
94

berarti < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh

variabel independen, yaitu persepsi, motivasi, dan belajar, secara

bersamaan mempengaruhi variabel independen yaitu investasi saham

syariah atau Ho ditolak.

Adanya pengaruh antara persepsi, motivasi, dan belajar selaras

dengan teori Consumer Behavior yang dijelaskan Solomon, Hawkin, Best

dan Coney, dan yang tertulis di Wikipedia.

d) Uji t

Uji t bertujuan untuk mendeteksi signifikansi pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel independen. Tabel 4.22

menunjukkan hasil pengujian uji t.

Tabel 4.22
Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Sumber: Data primer yang diolah

1) Pengujian untuk variabel X1 (Persepsi)

Berdasarkan data pada tabel 4.22, nilai sig pada variabel

persepsi adalah 0,039. Kesimpulannya nilai sig variabel persepsi <0,05

maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada


95

pengaruh antara persepsi terhadap pertimbangan investasi saham

syariah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh

antara persepsi terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Siti Masitoh, dan Idawati yang menyatakan variabel

persepsi mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih produk.

Akan tetapi, penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Putri

Apriliana, yang menyatakan bahwa persepsi tidak mempengaruhi

keputusan pembelian sabun Lux. Namun demikian, variabel persepsi

memiliki signifikansi yang terkecil dibandingkan dengan dua variabel

lainnya, yaitu motivasi, dan belajar.

2) Pengujian untuk variabel X2 (Motivasi)

Berdasarkan data pada tabel 4.22, nilai sig pada variabel

motivasi adalah 0,000. Kesimpulannya nilai sig variabel motivasi

<0,05 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada

pengaruh antara motivasi terhadap pertimbangan investasi saham

syariah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh

antara motivasi terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Hasil penelitian ini signifikan dengan penelitian yang

dilaksanakan oleh Idawati, yang menyatakan bahwa secara parsial

variabel motivasi mempengaruhi pertimbangan masyarakat dalam

keputusan pembeliannya memilih Bakmi Langgara.


96

3) Pengujian untuk variabel X3 (Belajar)

Berdasarkan data pada tabel 4.22, nilai sig pada variabel

belajar adalah 0,000. Kesimpulannya nilai sig variabel belajar <0,05

maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada

pengaruh antara belajar terhadap pertimbangan investasi saham

syariah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh

antara belajar terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Hal ini sejalan dengan usaha sosialisasi yang dilaksanakan

Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan pelaksaan Sekolah Pasar Modal.

Karena ternyata faktor pembelajaran sangat signifikan mempengaruhi

pertimbangan investasi saham syariah.

Untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi

pertimbangan investasi saham syariah peneliti melakukan uji korelasi

Pearson, karena berdasarkan uji T terdapat dua variabel yang paling

signifikan, yaitu variabel motivasi dan belajar. Hasil uji Korelasi Pearson

dapat kita lihat pada Tabel 4.23.


97

Tabel 4.23
Pearson Correlation

Sumber: Data primer yang diolah

Pada tabel 4.23 terlihat bahwa korelasi variabel persepsi adalah

0,404, variabel motivasi 0,498, dan variabel belajar 0,464. Variabel

motivasi memiliki nilai korelasi tertinggi di antara dua variabel lainnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi merupakan

variabel yang paling dominan di antara dua variabel lainnya.


98

e) Model Regresi

Tabel 4.24

Berdasarkan kolom B dalam tabel 4.24 tertulis bahwa:

Constant : 10,789
Persepsi (X1) : 0,112
Motivasi (X2) : 0,223
Belajar (X3) : 0,381

Dengan demikian model regresinya adalah:

ܻ = 10,789 + 0,112 ‫ݔ‬1 + 0,223 ‫ݔ‬2 + 0,381 ‫ݔ‬3

Di mana:

Y : Pertimbangan investasi saham syariah

X1 : Persepsi

X2 : Motivasi

X3 : Belajar
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara

signifikan implementasi persepsi, motivasi, dan belajar terhadap pertimbangan

investasi saham syariah. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap 174

sampel peserta sekolah pasar modal tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011 diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Hasil pengujian variabel persepsi terhadap pertimbangan investasi saham

syariah memiliki signifikansi 0,039 yang berarti lebih kecil (<) dibandingkan

0,05. Hal ini berarti bahwa persepsi mempengaruhi pertimbangan investasi

saham syariah. Hal ini menunjukkan bahwa investasi saham syariah memiliki

trend positif dalam menarik persepsi investor. Namun demikian variabel

persepsi memiliki signifikansi yang paling kecil dibandingkan dengan

variabel independen lainnya.

2. Hasil pengujian variabel motivasi terhadap pertimbangan investasi saham

syariah memiliki signifikansi 0,000 yang juga lebih kecil (<) dibandingkan

dengan 0,05. Hal ini berarti bahwa motivasi mempengaruhi pertimbangan

investasi saham syariah. Motivasi investor antara lain adalah kebutuhan fisik,

99
100

rasa aman, motif sosial, dan penghargaan. Keempatnya masuk ke dalam

instumen pernyataan dalam variabel ini. Mayoritas dari responden pun setuju

dengan pernyataan yang ada. Sehingga keempat instrumen tersebut harus

menjadi perhatian saham syariah. Varibel motivasi merupakan varibel yang

paling dominan di antara variabel lainnya.

3. Hasil pengujian variabel belajar terhadap pertimbangan investasi saham

syariah memiliki signifikansi 0,000 yang lebih kecil (<) dibandingkan dengan

0,05. Hal ini berarti bahwa belajar mempengaruhi pertimbangan investasi

saham syariah. Pemberian pembelajaran atau sosialisasi merupakan

instrument penting dalam pengembangan pasar saham syariah, terutama

sebagai penjaring investor baru.

B. Keterbatasan

1. Peserta yang menjadi sampel penelitian adalah hanya 174 orang dari sekian

banyak peserta jika dihitung selama satu tahun, sehingga kurang dapat

mewakili total peserta sekolah pasar modal

2. Periode penelitian yang dilakukan hanya di bulan Mei 2011 saja, sehingga

hasil jangka panjang belum dapat diketahui.

3. Variabel independen dalam penelitian hanya terdiri dari tiga hal, padahal

masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi pertimbangan investasi

saham syariah.
101

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran, yaitu:

1. Penelitian lanjutan disarankan menggunakan sampel yang lebih besar dengan

periode yang lebih lama sehingga hasil yang akan diperoleh lebih

meyakinkan.

2. Penelitian lanjutan disarankan memberikan variabel-variabel tambahan yang

diidentifikasikan sebagai variabel independen dalam pertimbangan investasi

saham syariah yang dapat dikuantitatifkan.

3. Karena motivasi menjadi variabel yang paling signifikan di antara persepsi

dan belajar, maka sekuritas harus dapat memahami motivasi investor seperti

faktor fisiologi, rasa aman, sosial, dan penghargaan yang ia dapatkan dari

investasi saham syariah.


102

DAFTAR PUSTAKA

Alqur’an Al-Karim

al-Zurqani, Muhammad. Syarh al-Zurqani ‘ala Muwatta al-Imam Malik, Juz: 2,


Beirut: Daar al-Fikr, 1411 H

Alifahmi, Hifni. Spiritual Marketing Coomunication. Jakarta: PT. Arga Publishing,


2008.

Adri, Natan. Investasi Mudah & Murah. Jakarta: Penebar Plus+, 2010

Anggraeni, Rr Tini ST, M.Si., “Analisis dan Penilaian Surat Berharga”, Modul Kuliah
Manajemen Investasi Syariah, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah. 2010

_________., “Manajemen Investasi dan Risiko Perbankan Syariah”. Modul Kuliah


Manajemen Investasi dan Risiko Syariah. Jakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2010.

Anonymous, Ayo Berinvestasi di Saham Syariah, Majalah Sharing Edisi Januari


2011, Jakarta.

_________, Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Basic, Jakarta: Bursa
Efek Indonesia, 2010.

_________, Analisis Jalur. Artikel diakses pada 16 April 2011 dari


http://sambasalim.com/wp-content/uploads/2009/11/ANALISIS-JALUR.doc

Biro Pusat Statistik, Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per
Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita, 2000-2009 (Rupiah). Tabel
diakses pada tanggal 26 November 2010 dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=11&n
otab=76

Bodie, Zvi, dkk. “Essentials of Investment”, New York: The McGraw Hill Company,
2004
103

Bungin, S.Sos., M. Si, Prof. Dr. H. M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif:


Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Bursa Efek Indonesia, Sharia Products. Artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari
http://www.idx.co.id/Home/ProductAndServices/ShariaMarket/ShariaProduct
s/tabid/157/language/id-ID/Default.aspx

Fauzi, Fahmi. “Dampak Pengumuman Deviden Meningkat dan Deviden Menurun


Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum Dan Sesudah
Ex-Dividend Rate”, Skripsi S1 FEIS, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009

Firdaus NH, Muhammad. Sistem Keuangan & Investasi Syariah. Jakarta: Renaisan,
2005.

Ghozie, Prita H. Menjadi Cantik, Gaya, & Tetap Kaya, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010.

Hawkins, Best, Coney,. Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy,


Washington DC., Richard D. Irwin, Inc., 1995

Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:


UPPAMP YKPN, 1998

Ismanthono, Henricus W., Kamus Istilah Ekonomi Populer, Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2006

Jogiyanto. Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Yogyakarta: CV Andi, 2008

Koran Jakarta, “Persentase Dominasi Asing Menurun”, artikel diakses tanggal 26


Oktober 2010 dari http://mediakit.koran-jakarta.com/print-
berita.php?id=65429

Mangkunegara, Anwar Prabu. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika


Aditama, 2005.

Manan, Abdul. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal


Syariah Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009

Nafik HR, Muhammad. Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2009.
104

Nisfiannoor, Muhammad., Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta:


Salemba Humanika, 2009

Pardoe, James. Sukses Berinvestasi Ala Buffett. Penerjemah: Sri Isnani Husnayati,
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.

Pontjowinoto, Iwan P. Kaya & Bahagia Cara Syariah, Bandung: Mizan Media
Utama, 2010

Qoimuddin, Iim, “Suplemen 2-Praktik SPSS”, Modul Kuliah Statistika 2, Jakarta:


Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2009.

Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Cet: VIII, Vol: 6 & 12, Jakarta: Lentera Hati,
2002.

Sarwoko, Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: Penerbit ANDI,
2007.

Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar. Consumer Behavior. New Jersey:
Prentice-Hall, 1997.

Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumsi. Jakarta: Gramedia Pustaka,


2008

Solomon, Michael R., Consumer Behavior. Massachussetts: Allyn and Bacon, 1994.

Sulaiman, Wahid, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Penerbit ANDI,


2004

Sulistyastuti, Dyah Ratih. Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Cet: 4,


Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004

Sunariyah, S.E., MSi. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2011

Wikipedia, “Perilaku Konsumen”, artikel diakses tanggal 23 Maret 2011 dari


http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen.
Lampiran 1: Nama-nama Peserta Sekolah Pasar Modal yang Menjadi Sampel
Penelitian

Jenis Pendidikan
No. Nama Responden Usia Kelamin Terakhir
1 M. Andi Azis < 30 Laki-laki S1
2 Vitra Oktaviana < 30 Perempuan S1
3 Lili < 30 Perempuan SMA
4 Frydolin Siagian < 30 Laki-laki SMA
5 Febrina < 30 Perempuan SMA
6 Suresh Serwe < 30 Laki-laki SMA
7 Ino < 30 Laki-laki SMA
8 Khenwin < 30 Perempuan SMA
9 Suwendah < 30 Perempuan SMA
10 Joni < 30 Laki-laki SMA
11 Nurwakhidurrohman < 30 Laki-laki SMA
12 Thomas ANS 51 - 60 Laki-laki SMA
13 Tiara Amalia < 30 Perempuan SMA
14 Tri Suciati < 30 Perempuan SMA
15 Irfan < 30 Laki-laki SMA
16 Ika Kurnia Oktaviani < 30 Perempuan SMA
17 Julkifli < 30 Laki-laki SMA
18 Anggaraeni Wulandari < 30 Perempuan SMA
19 Alshal C < 30 Laki-laki SMA
20 Ajie Prasetyo < 30 Laki-laki SMA
21 Kong Bie Fung 31 - 40 Laki-laki SMA
22 Kidang Muhammad Emir < 30 Laki-laki SMA
23 Yohanes Priyana 51 - 60 Laki-laki SMA
24 Prihandana Adityando < 30 Perempuan SMA
25 Doni Sasmito 41 - 50 Laki-laki SMA
26 Hartono Suriya 51 - 60 Laki-laki SMA
27 Hendra Setyawan < 30 Laki-laki SMA
28 Achmad Fauzi < 30 Laki-laki SMA
29 Dondi Medina 31 - 40 Laki-laki SMA
30 Vinna < 30 Perempuan SMA
31 Arief Setiawan 31 - 40 Laki-laki D1/D2/D3
32 Haryo Pratomo 31 - 40 Laki-laki D1/D2/D3
33 Yulianto 41 - 50 Laki-laki D1/D2/D3
34 Hendrik Nainggolen < 30 Laki-laki D1/D2/D3
35 Hanny Widiyanti 31 - 40 Perempuan D1/D2/D3
36 Shinta Dewi 31 - 40 Perempuan D1/D2/D3
37 Yolanda Stevani < 30 Perempuan D1/D2/D3
38 Edwin < 30 Laki-laki D1/D2/D3
39 Decki Zulkarnaen 31 - 40 Laki-laki D1/D2/D3
40 Siti Kumala Sari < 30 Perempuan D1/D2/D3
41 Alma Margaretha 31 - 40 Perempuan D1/D2/D3
42 Renaldy < 30 Laki-laki D1/D2/D3
43 Muhammad Rizkhi < 30 Laki-laki D1/D2/D3
44 Erwin Ronuz 41 - 50 Laki-laki D1/D2/D3
45 Claudia 41 - 50 Perempuan D1/D2/D3
46 Firdaus Ari Nugroho 41 - 50 Laki-laki D1/D2/D3
47 Agus Indra Wijaya 41 - 50 Laki-laki S1
48 Christian K < 30 Laki-laki S1
49 David W. Nadapdap < 30 Laki-laki S1
50 Hery < 30 Laki-laki S1
51 Fadillah 31 - 40 Perempuan S1
52 Ratih 31 - 40 Perempuan S1
53 Syamsul < 30 Laki-laki S1
54 Ivonne Yulian S 41 - 50 Perempuan S1
55 Novany Joseph 31 - 40 Perempuan S1
56 Mohammad Sukma < 30 Laki-laki S1
57 Eko P 31 - 40 Laki-laki S1
58 Korim K. Gumilang < 30 Perempuan S1
59 Kartika < 30 Perempuan S1
60 Wandi K < 30 Perempuan S1
61 Grace < 30 Perempuan S1
62 Subianto 41 - 50 Laki-laki S1
63 William < 30 Laki-laki S1
64 Alwanih < 30 Laki-laki S1
65 Moch. Ma'mur 31 - 40 Laki-laki S1
66 Heri Cipta 41 - 50 Laki-laki S1
67 Iwan Prihartono < 30 Laki-laki S1
68 Herdi Naamin 41 - 50 Laki-laki S1
69 Mungna L 31 - 40 Perempuan S1
70 Darwin Hutabarat 41 - 50 Laki-laki S1
71 Laurentia < 30 Perempuan S1
72 Aries Sukamto 31 - 40 Laki-laki S1
73 Hartono Handoko < 30 Laki-laki S1
74 Mada Aryanugraha < 30 Laki-laki S1
75 S. Kurniawan 51 - 60 Laki-laki S1
76 Fransiska < 30 Perempuan S1
77 Abdul Syukur 41 - 50 Laki-laki S1
78 Anggoro < 30 Laki-laki S1
79 S. P. Ghufron > 60 Laki-laki S1
80 Dendi Sand 31 - 40 Laki-laki S1
81 Sri Dewi < 30 Perempuan S1
82 Sri Wati < 30 Perempuan S1
83 Deska Natalia < 30 Perempuan S1
84 Amelia Nursyirwan < 30 Perempuan S1
85 Putri Andriani < 30 Perempuan S1
86 Anggia Nurul < 30 Perempuan S1
87 Andin Rinanda < 30 Perempuan S1
88 Jenifer Kusuma 41 - 50 Perempuan S1
89 Winantiani 41 - 50 Perempuan S1
90 Junitha 31 - 40 Perempuan S1
91 Franciscus 31 - 40 Perempuan S1
92 Erika Medita 31 - 40 Perempuan S1
93 Fithratul Hidayah < 30 Perempuan S1
94 Lala Meilani < 30 Perempuan S1
95 Myrna Utari 31 - 40 Perempuan S1
96 Iyon Sutiyono < 30 Laki-laki S1
97 M. Agung < 30 Laki-laki S1
98 Ferhat 31 - 40 Laki-laki S1
99 Ade Guna < 30 Laki-laki S1
100 Hermanto 31 - 40 Laki-laki S1
101 Riscky Yonathan < 30 Laki-laki S1
102 Riscky Yonathan < 30 Laki-laki S1
103 Suekto < 30 Laki-laki S1
104 Lukman Budiadji < 30 Laki-laki S1
105 Dudi Soebriyanto 31 - 40 Laki-laki S1
106 Derta Herefendi 31 - 40 Laki-laki S1
107 Benny Kadarusman < 30 Laki-laki S1
108 Tengky Sulistio 51 - 60 Laki-laki S1
109 Aditiawarman > 60 Laki-laki S1
110 Asyur Zaldi 41 - 50 Laki-laki S1
111 Yazid Muamat < 30 Laki-laki S1
112 Azri Hinein 51 - 60 Laki-laki S1
113 Thedi Johanis < 30 Laki-laki S1
114 Yohanes Agung D < 30 Laki-laki S1
115 Gilang Praditiyo < 30 Laki-laki S1
116 Heru Budi Sidharta 31 - 40 Laki-laki S1
117 Ahmad < 30 Laki-laki S1
118 Zicky Kitanto 31 - 40 Laki-laki S1
119 Rudi Haerudin 31 - 40 Laki-laki S1
120 Prabowo Setyo < 30 Laki-laki S1
121 Agus Budi P 41 - 50 Laki-laki S1
122 Harmoko 31 - 40 Laki-laki S1
123 Dwi Cahyono 41 - 50 Laki-laki S1
124 Arif 31 - 40 Laki-laki S1
125 Alkudri 31 - 40 Laki-laki S1
126 A. P. Gultom > 60 Laki-laki S1
127 Endra Febri Setyawan < 30 Laki-laki S1
128 Adrian Elwin < 30 Laki-laki S1
129 Aries 41 - 50 Laki-laki S1
130 Deddy 31 - 40 Laki-laki S1
131 Ilham < 30 Laki-laki S1
132 Leo Rustiyanto 41 - 50 Laki-laki S1
133 Sony Yulianto 31 - 40 Laki-laki S1
134 Karina 31 - 40 Laki-laki S1
135 Rudyanto Djunaedi 51 - 60 Laki-laki S1
136 Silviany Djuhawa 41 - 50 Perempuan S1
137 Anastasya Shandra < 30 Perempuan S1
138 Devi < 30 Perempuan S1
139 Lydia Raksajaya 41 - 50 Perempuan S1
140 Harina 51 - 60 Perempuan S1
141 Kintarni 41 - 50 Perempuan S1
142 Jenifer Kusuma 41 - 50 Perempuan S1
143 Nagawati 31 - 40 Perempuan S1
144 Yuli Anggarkasih < 30 Perempuan S1
145 Julianti S 51 - 60 Perempuan S1
146 Husni Wijaya 41 - 50 Laki-laki S1
147 Lidya 41 - 50 Perempuan S2/S3
148 Rifqi Baisa 31 - 40 Laki-laki S2/S3
149 Irene Budianto < 30 Perempuan S2/S3
150 Iwan Eddy Putranto 51 - 60 Laki-laki S2/S3
151 Martha 41 - 50 Perempuan S2/S3
152 Thomas Verdianto 31 - 40 Laki-laki S2/S3
153 Yoyo Cahyadi 31 - 40 Laki-laki S2/S3
154 Kushendrata 31 - 40 Laki-laki S2/S3
155 Deni Hidayat 31 - 40 Laki-laki S2/S3
156 Nissa < 30 Perempuan S2/S3
157 Riama Luciana 31 - 40 Perempuan S2/S3
158 Diana < 30 Perempuan S2/S3
159 Yosephine Riane 31 - 40 Perempuan S2/S3
160 Lindawati Widjaja 41 - 50 Perempuan S2/S3
161 Tasik Wulan 41 - 50 Perempuan S2/S3
162 Fitri Nurlatifah 31 - 40 Perempuan S2/S3
163 Fitria Dermawati 31 - 40 Perempuan S2/S3
164 Abdul Kohar 41 - 50 Laki-laki S2/S3
165 Adli Rahmawan < 30 Laki-laki S2/S3
166 Dr. Kushendrata 41 - 50 Laki-laki S2/S3
167 Mario Sodikin < 30 Laki-laki S2/S3
168 Akira 41 - 50 Laki-laki S2/S3
169 R. Akhmad Santoso 31 - 40 Laki-laki S2/S3
170 Sutan P. Harahap 31 - 40 Laki-laki S2/S3
171 Rizal Hercalius 41 - 50 Laki-laki S2/S3
172 Agung Budiono 51 - 60 Laki-laki S2/S3
173 Dede Indra Cahyadi 41 - 50 Laki-laki S2/S3
174 Rachman Notowibowo 41 - 50 Laki-laki S2/S3
Lampiran 2: Variabel Penelitian

Investasi
No. Persepsi Motivasi Belajar Saham
Syariah
1 37 31 28 30
2 39 33 27 28
3 36 33 24 32
4 35 35 30 26
5 33 24 27 40
6 40 33 26 39
7 30 35 30 34
8 50 24 27 32
9 32 31 27 37
10 48 40 29 37
11 39 28 24 32
12 39 30 24 32
13 39 32 24 30
14 36 26 24 26
15 36 30 24 29
16 37 31 24 30
17 37 33 30 28
18 38 31 22 30
19 35 29 22 31
20 37 32 23 32
21 38 30 24 30
22 35 28 23 35
23 38 31 29 36
24 37 31 23 33
25 41 26 24 34
26 34 27 29 36
27 44 33 28 30
28 41 36 27 33
29 39 34 24 32
30 39 31 28 30
31 37 33 30 34
32 38 30 30 27
33 41 32 28 29
34 30 21 24 30
35 43 27 28 29
36 30 29 27 36
37 34 30 26 30
38 39 30 24 34
39 45 39 28 30
40 30 25 23 32
41 38 30 25 26
42 40 32 23 29
43 42 33 26 32
44 41 28 25 27
45 39 32 25 32
46 40 36 28 32
47 37 30 22 29
48 34 24 27 26
49 30 19 16 21
50 30 24 18 24
51 34 28 25 28
52 33 20 28 31
53 44 34 26 35
54 38 32 24 32
55 50 40 30 40
56 46 30 25 33
57 41 32 28 31
58 33 33 26 24
59 40 32 24 32
60 34 26 25 30
61 32 28 25 28
62 34 30 25 32
63 35 30 23 29
64 35 38 30 36
65 37 19 24 28
66 39 30 24 31
67 40 29 29 34
68 48 40 30 40
69 30 24 23 24
70 39 28 25 35
71 36 31 24 31
72 35 34 28 30
73 23 16 29 24
74 33 26 23 32
75 43 28 29 33
76 31 28 28 30
77 45 34 26 33
78 36 31 25 32
79 37 30 25 29
80 50 40 30 40
81 35 28 27 29
82 34 28 27 29
83 37 30 24 32
84 40 32 24 32
85 35 33 28 33
86 36 34 28 29
87 37 35 28 30
88 31 23 27 26
89 36 33 27 31
90 32 28 27 33
91 40 33 27 28
92 34 32 24 31
93 45 35 26 31
94 38 31 28 33
95 44 40 29 36
96 38 40 30 40
97 40 32 24 32
98 42 30 27 32
99 26 30 24 27
100 31 19 23 28
101 31 33 25 32
102 31 33 25 32
103 33 22 23 28
104 42 34 28 34
105 33 33 25 33
106 39 29 25 28
107 42 19 19 28
108 33 30 26 34
109 33 29 24 29
110 41 31 27 31
111 43 34 29 34
112 36 28 24 31
113 34 30 23 33
114 43 40 30 40
115 36 30 23 32
116 36 32 27 36
117 36 31 25 31
118 38 28 24 26
119 35 28 26 31
120 44 30 29 34
121 38 28 24 28
122 41 32 22 29
123 41 39 27 37
124 45 32 28 32
125 36 31 25 31
126 34 32 22 30
127 36 27 25 30
128 35 29 23 33
129 39 23 26 34
130 43 32 27 33
131 42 35 25 35
132 46 33 28 35
133 36 22 24 33
134 38 31 29 34
135 38 34 27 31
136 47 34 24 34
137 36 29 30 30
138 41 29 27 30
139 26 24 23 32
140 39 34 29 34
141 39 32 25 32
142 40 30 25 33
143 38 27 24 29
144 37 30 22 28
145 40 32 27 38
146 37 28 25 31
147 33 24 27 32
148 39 40 30 35
149 34 30 22 31
150 37 27 25 29
151 33 24 24 24
152 30 24 18 24
153 41 32 27 38
154 34 32 25 33
155 37 35 23 32
156 42 34 26 31
157 33 28 30 36
158 33 30 26 30
159 28 31 22 30
160 39 31 29 36
161 38 32 27 29
162 45 34 30 36
163 36 37 29 36
164 45 35 27 33
165 40 35 25 36
166 37 32 30 33
167 36 21 27 33
168 42 31 28 33
169 35 29 23 29
170 43 36 28 35
171 39 26 28 32
172 26 22 25 35
173 41 34 22 32
174 42 33 26 32
Lampiran 3: Uji Validitas Instrument
Lampiran IV: Proceeding Wawancara dengan Penanggung Jawab SPM, Bapak
Taufiq

Sejarah SPM kapan dimulainya

Dimulai sekitar tahun 2006, dahulu dimulai dari kecil, kecil, kecil hingga
membentuk sebuah pola. Artinya materinya terstandar, pemeteri dari BEI, Praktisi,
regulator agar masyarakat yang ingin berkecimpung dalam pasar modal mengetahui
produk-produk pasar modal, resikonya, keuntungannya, judi atau tidak. Itu yang
perlu diperjelas dalam SPM. Kalau seandainya tidak tahu, kan repot.

Dahulu sistemnya tidak sehari penuh, yaitu setiap rabu selama 4x pertemuan.
Artinya, jika orang bekerja atau dari luar kota akan tersita waktunya. Sehingga
mendorong kami untuk membuatnya satu hari full agar lebih fleksibel dan tidak
terlalu memakan banyak waktu. Materinya-pun tidak berbeda dengan system
sebelumnya.

Target Peserta dan materi

Sebenarnya untuk target peserta sudah jelas di dalam website, yaitu sudah
berumur 25 tahun, artinya dia statusnya sudah lulus atau sudah mulai bekerja.
Sehingga SPM ini akan menjaring investor-investor baru. Namun demikian, pihak
penyelenggara masih memberikan fleksibilitas bagi masyararakat yang belum
berumur 25 tahun. Materi pada kelas basic adalah dasar-dasar tentang pasar modal,
contohnya pengertian saham, obligasi, dan reksadana. Sedangkan di kelas
intermediate, peserta dibekali analisis teknikal dan fundamental untuk mengetahui
pergerakan saham.

Sedangkan kelas advance, harus sudah menjadi investor atau sudah memiliki
rekening efek. Artinya mereka sudah masuk pasar modal dan menginginkan
pengetahuan-pengatahuan lainnya. Untuk materinya, kalau dulu itu masih berputar
pada pasar-pasar derivative, option, swap, forward, dan sebagainya, kemudian pasar
modal syariah, obligasi yang lebih mendalam. Sedangkan untuk pasar modal syariah
merupakan program baru yang diluncurkan untuk umum sejak akhir bulan April
2011

Visi misi

Agar kiprah pemodal local dapat menjadi dominan. Saat ini kan yang
menjadi tren dalam pasar modal Indonesia masih investor asing. Seharusnya kan
yang dominan investor domestik. Karena kalau misalnya yang dominan investor
asing, nantinya jika ada masalah seperti yang terjadi di tahun 2008 Indonesia akan
terkena dampak juga. Tapi kalau seperti di Malaysia atau Singapura yang investor
domestiknya lebih banyak dibanding investor asing, mereka tidak terlalu terkena
dampak jika ditinggal investor asing.

Pasar Modal syariah

Materi lebih ke teknis, pembicaranya dari Bapepam, DSN-MUI, dan dari BEI.
Contoh materinya fatwa-fatwa DSN, kalu Bapepam bicara tentang dukungan
pemerintah terhadap pasar modal syariah,

Struktur Organisasi SPM

Penanggung jawabnya adalah divisi pemasaran BEI. BEI disini bekerja sama
dengan KSEI, BEI, KPEI, beserta beberapa broker yang ingin bekerjasama dalam
sekolah pasar modal.
Lampiran VI: Hasil Pengolahan Regresi

Regression
Charts

Anda mungkin juga menyukai