Anda di halaman 1dari 10

KISI KISI SOSIOLOGI KELAS XI

SEMESTER GANJIL

Faktor pendorong dinamika kelompok sosial


Faktor Internal (dalam) yang ada sebagai pendorong dinamika sosial yang bisa anda ketahui sebagai
berikut:

1. Adanya Konflik Antar Anggota Kelompok


Salah satu faktor intern yang mendorong terjadinya dinamika sosial adalah adanya konflik yang terjadi
antar anggota di dalam kelompok tersebut. Konflik yang terjadi di sebuah kelompok tentunya akan
menyebabkan terjadinya keretakan serta berubahnya pola hubungan sosial di dalamnya. Semisal
seseorang merasa masuk ke dalam sebuah kelompok, namun dikarenakan adanya konflik yang terjadi di
dalamnya membuat seseorang tersebut out group dari kelompok sosial tersebut.

2. Perbedaan Paham
Perbedaan paham yang terjadi macam-macam penyakit sosial di dalam sebuah kelompok tentu saja
akan mempengaruhi kelompok sosial tersebut secara keseluruhan. Hal ini akan mempengaruhi pada
keberadaan sebuah kelompok sosial.

3. Perbedaan Kepentingan
Anggota kelompok yang tidak memiliki kesepahaman tentunya akan berusaha untuk memisahkan diri
serta bergabung dengan kelompok lainnya yang memiliki kesepahaman yang sama dengannya. Misalnya
saja, munculnya kelompok-kelompok volunteer di lingkungan masyarakat.

4. Berubahnya Struktur Kelompok Sosial


Perubahan struktur di dalam kelompok sosial dikarenakan sebab-sebab yang bisa berasal dari luar, yaitu
mengenai perubahan yang diakibatkan adanya perubahan situasi. Situasi faktor penyebab terjadinya
perilaku menyimpang tersebut ini lah yang nantinya dapat mengubah struktur di dalam kelompok sosial.
Misalnya saja ancaman dari luar sehingga menyebabkan terjadinya perubahan di dalam struktur
kelompok sosial.

5. Pergantian Anggota Kelompok


Penggantian anggota di dalam sebuah kelompok sosial memang tidak akan selalu membawa perubahan
ke dalam struktur kelompok sosial tersebut. Hanya saja ada beberapa kelompok sosial yang dapat
mengalami keguncangan diakibatkan karena adanya perubahan anggota kelompok di dalamnya. Apalagi
jika anggota-anggota kelompok yang berkaitan tersebut memiliki posisi yang penting dan tinggi.

Faktor eksternal (luar), yang terjadi dalam sebagai pendorong dinamika sosial yang bisa anda ketahui
sebagai berikut:

1. Perubahan Situasi Sosial


Misalnya saja jika di dalam masyarakat yang masuk ke dalam golongan klasifikasi kelompok paguyuban
atau gemeinschaftyang mana setelah terjadi proses industralisasi maka tentu saja pola hubungan serta
nilai-nilai yang dianut faktor pendorong mobilitas sosial di dalam masyarakat desa dapat bergeser
berubah menjadi penganut dari nilai serta pola hubungan dari kelompok patembayan atau gesellschaft.
Salah satunya nilai gotong royong yang dapat berubah menjadi nilai-nilai individualis.
2. Perubahan Situasi Ekonomi

Misalnya saja di dalam masyarakat perkotaan dengan tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Hal ini nantinya akan menyebabkan
hubungan sosial di dalam kelompok kekerabatan mengalami pergeseran yang mana berubah menjadi
hubungan sosial yang berdasar pada kepentingan sehingga membuat kelompok kekerabatan tersebut
akan termasuk dalam klasifikasi kelompok sekunder.

3. Perubahan Situasi Politik


Pergantian dalam elite kekuasaan yang terjadi dalam perubahan adanya kebijaksanaan ini biasa
dilakukan dalam kekuasaan elite yang menimbulkan kelompok-kelompok sosial yang terjadi
dimasyarakat.

Dasar pembentukannya stratifikasi sosial


Kekayaan(capital)
Di mata manusia, seorang yang memiliki kekayaan yang melimpah akan memiliki
kedudukan yang tinggi. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin tinggi pula kelas
sosialnya di tengah masyarakat. Maka tak heran, jika manusia selalu saja berlomba-
lomba untuk merauk harta sebanyak-banyaknya. Bahkan dalam sebuah hadits dikatakan
bahwa ketika manusia mendapatkan satu lembah yang penuh emas, ia pasti
menginginkan untuk mendapatkan lebah emas berikutnya.

Kekuasaan (power)
Selain harta benda, kekuasaan memiliki andil yang luar biasa dalam menentukan
stratifikasi sosial. Orang yang memiliki kekuasaan dan kewenangan dianggap penting
dan dihormati oleh orang disekitarnya.

Kehormatan (privilege)
Seseorang dapat menempati posisi tinggi dalam lapisan sosial masyarakat bila ia
sangat dihormati atau disegani. Dalam sistem kasta misalnya, para brhmana yang
merupakan pendeta bagai agama hindu memiliki kedudukan yang sangat dihormati
oleh masyarakatnya.

Ilmu Pengetahuan (knowledge)


Seorang yang memiliki pengetahuan yang luas juga memiliki kedudukan yang tinggi di
masyarakat. Seorang guru, dosen, ustadz atau semisalnya sangat dibutuhkan dan
didengar perkataannya oleh masyarakat.
"Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial. (sosiologi) "
A. Pengertian KEMISKINAN menurut para ahli ;

1 Gillin dan gillin , Kemiskinan adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat mempertahankan skala hidup
yang cukup tinggi untuk memberikan efisiensi fisik dan mental untuk memungkinkan dia dan keluarga
nya menjalankan fungsi sebagai mana mestinya sesuai dengan standar masyarakat nya baik karena
pendapatan yang tidak memadai atau pengeluaran yang tidak bijak sana .

2. Henry George , Peyebab utama kemiskinan adalah kepemilikan pribadi dan monopoli individu atas
tanah.

B. Faktor penyebab kemiskinan yang disebabkan oleh faktor pribadi :

1. penyakit dan kemiskinan membentuk kemitraan yang saling membantu penyakit meningkat
kemiskinan dan kemiskinan juga meningkatkan penyakit . karena sakit , seseorang tidak dapat bekerja
dengan baik. pendapatannya juga menurun . Sebagian besar penghasilannya di habiskan untuk
menyembuhkan penyakit nya . Sebaliknya , karena miskin , seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan
gizi nya. akibat nya dia gampang terserang penyakit

2. Penyakit mental membuat orang menjadi tidak mampu melakukan sesuatu hal ini mengurangi
pendapatan dan meningkat kan dan meningkatkan kemiskinan disisi lain kemiskinan juga dapat
meningkatkan penyakit jiwa

3. kecelakaan dapat membuat seseorang yang produktif sama sekali tidak mampu bekerja atau
mengurangi kapasitasnya

4. buta huruf dan kemiskinan juga saling terkait . buta huruf dapat meningkatkan kemiskinan karena
kapasitas orang yang buta huruf sangat rendah.

5 kemalasan juga merupakan kemiskinan banya orang , meskipun mempunyai kesempatan yang cukup
untuk bekerja , tidak bekerja karena malas . akibat nya dia tetap miskin .

6. pemborosan juga dapat menjadi penyebab kemiskinan . orang yang boros akan tetap miskin berapa
pun penghasilan yang mereka dapat .

7 demoralisasi atau penurunan karakter dan moral menyebabkan kekacauan pribadi dan akhirnya jatuh
dalam kemiskinan. minum minuman keras , perjudian dan kebiasaan jahat lainnya dapat membuat
orang jatuh dalam jurang kemiskinan

C. Sementara itu , faktor geografis yang menyebabkan kemiskinan antara lain adalah sebagai berikut

1. iklim dan cuaca yang kurang baik dapat menyebabkan produktivitas menurun

2. tidak ada nya sumber daya alam yang memadai

3 Bencana alam , Seperti letusan gunung berapi , angin topan , banjir , dab gempa bumi menyebabkan
kerusakan serius pada perumahan dan pertanian .

D. Disamping Sebab geografis , Kemiskinan juga dapat disebabkan oleh penyebab ekonomis , diantara
nya adalah sebagai berikut.
1. sebab sebab pertanian , seperti pupuk yang tidak cukup , perbaikan peralatan dan mesin yang tidak
mutakhir , penyakit , tidak adanya sarana yang memadai untuk melindungi ladang dari hama dan hewan
, takhayul , serta eksploitasi petani oleh tuan tanah

2. distribusi kekayaan yang tidak merata

3 depresi ekonomi yang menyebabkan penurunan dalam perdagangan , penutupan pabrik dan
penganguran jutaan buruh dan pedagang kecil

4 pengangguran adalah penyebab kemiskinan yang paling serius

5 penimbunan kekayaan yang tdak produktif

Sementara itu Kemiskinan juga dapat semakin meningkat karena sebab sebab sosial seperti berikut

1. Sistem pendidikan yang kurang baik

2. perumahan yang tidak cukup dapat membuat orang terpaksa tinggal di permukiman kumuh yang
kotor dan tidak sehat . konsekuensinya , kapasitas mereka untuk bekerja berkurang.

Analisis tentang kriminalitas yang dilakukan remaja


Contoh: kenakalan remaja

Upaya mengatasi kriminalitas :

1. Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran yang dengan sendirinya


akan mengurangi kejahatan.
2. Memperbaiki sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-
penyimpangan.
3. Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum rakyat.
4. Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya untuk lebih meningkatkan
tindakan represif maupun preventif.
5. Meningkatan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para pelaksana penegak hukum.

Upaya mengatasi kenakalan remaja:

1. Dibutuhkan pembekalan agama yang cukup dimulai sejak dini, mulai dari beribadah,
mengunjungi tempat ibadah (sesuai kepercayaan masing-masing), dan lainnya.
2. Kegagalan dalam menghadapi identitas peran serta lemahnya kontrol diri dapat dicegah dan
diatasi melalui prinsip keteladanan. Remaja harus mampua mendapatkan figur-figur orang
dewasa sebanyak mungkin yang memang sudah melampaui masa remaja terdahulunya dnegan
baik. Bahkan mereka juga berhasil untuk memperbaiki diri meskipun sebelumnya gagal
mencapai tahapan ini.
3. Sebagai remaja, harus pintar-pintarnya memilih lingkungan pergaulan yang tepat dan baik
sehingga tidak mudah untuk terjerat dalam perilaku menyimpang. Selain itu sebagai orang tua
hendaknya memberikan arahan-rahan terhadap komunitas atau pergaulan mana yang
seharunys diikuti oleh remaja.
4. Remaja harus membentuk ketahanan diri sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh pengaruh-
pengaruh buruk yang diberikan teman-teman seumuran maupun sepergaulannya.
5. Harus ada kemauan yang tinggi dari pihak orang tua untuk memperbaiki kondisi keluarga
sehingga nantinya tercipta kondisi keluarga yang harmonis, nyaman, dan komunikatif.
6. Peran orang tua dalam memberikan kasih sayang serta perhatian dalam hal apapun
7. Pengawasan orang tua namun tidak bersifat mengekang. Misalnya saja sebagai orang tua anda
boleh membiarkan anak melakukan apapun yang masih dalam batas wajar. Namun jika menurut
anda anak telah melewati batasan wajar yang sudah ditentukan, maka penting bagi orang tua
untuk memberitahukan mengenai dampak dan akibat yang bisa saja diterima oleh anak jika
terus melakukan hal tersebut.

Upaya mewujudkan kesetaraan dalam masyarakat

Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan adalah dengan menghapus praktik-praktik
diskriminasi di setiap ranah kehidupan manusia. Penerapan hukum yang adil melalui perbaikan sistem
hukum yang profesional, bersih dan berwibawa. Membangun pola komunikasi untuk meningkatkan
keterbukaa, kedewasaan sikap dan kesadaran terhadap adanya keragan juga merupakan upaya untuk
mewujudkan kesetaraan. Sikap dan pola pikir juga harus dikembangkan lagi untuk memandang
keragaman sebagai kekayaan bangsa dan dalam aspek kehidupan, kesenjangan antara warga
masyarakat juga harus diperkecil.

Mobilitas sosial
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :

Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah
tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia
diangkat menjadi kepala sekolah.

Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru
tersebut, sehingga status sosialnya naik.

Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :

1. Melakukan peningkatan prestasi kerja


2. Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau
kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena
ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :

1. Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat
karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
2. Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi
ke seri B.

Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:

 Berhalangan tetap atau sementara.


 Memasuki masa pensiun.
 Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.

2. Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan
sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek
sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang
dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial
horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :

 Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau
kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi,
dan migrasi.Carauntuk melakukan mobilitas sosial
 Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi
atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas
ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan
status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak.
Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya
menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal
antargenerasi.

Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas
intergenerasi.

 Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun,
karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki
unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang
anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada
kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha.
Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan
adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
 Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara
beberapa generasi.

Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:

 Mobilitas intergenerasi naik


 Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan
anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :


A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan
untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :

 Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang
harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
 Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda.
Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah
 Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan
modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak
pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.

B. Faktor Individu Faktor individu


adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan
pribadi. Faktor Individu meliputi :

 Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka


yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
 Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam
meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja,
penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
 Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi
kadang kala mengalami kegagalan.

C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan
tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan
yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih
tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam
keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan
SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka
dikatakan mengalami mobilitas

E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara.
Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan
terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak,
pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak
lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat
mencari tempat kediaman lain.

G. Keingina Melihat Daerah Lain


Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik
dari satu tempat ke tempat yang lain.

H. Perubahan kondisi sosial


Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan
dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke
atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi


Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur
stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan
berkurangnya penduduk.

J.Komunikasi yang bebas


Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis
pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka
dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea
efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas
sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada.
Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan
menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut
keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.

L. Kemudahan dalam akses pendidikan


Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik.
Sebaliknya kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani
pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

Faktor penghambat mobilitas sosial


Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu
antara lain sebagai berikut :

 Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
 Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga
adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan
ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa
dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk
bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap
berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
 Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya
mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya
dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
 Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya
dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala
mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
 Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam
suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-
nilai dan adat yang berlaku.
 Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu.

Dasar pembentukan kelompok sosial


1. Common Ancestry – Kesatuan genealogis atau faktor keturunan
Kesatuan genealogis merupakan kelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan darah
dan keturunan. Diawali dari terbentuknya keluarga batih kemudian berkembang menjadi keluarga besar
hingga pada akhirnya berkembang menjadi kerabat. Melalui proses yang sangat panjang kerabat-kerabat
ini akan membentuk kelompok-kelompok suku bangsa dalam kuantitas yang kecil, menengah hingga
kelompok suku bangsa yang besar.

2. Kesatuan religious
Kesatuan religius merupakan kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan agama atau
kepercayaan tertentu. Melalui kesamaan agama atau kepercayaan inilah terbangun komunikasi dan
kerjasama yang erat antara anggota yang tersebar di dalam lingkungan negara, benua, bahkan seluruh
penjuru dunia.

3. Daerah asal yang sama – Kesatuan territorial ( community)


Kesatuan teritorial adalah kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat yang terbentuk atas
dasar persamaan wilayah tempat tinggal, misalnya RT, RW, kelurahan, desa, kabupaten atau provinsi.
Contohnya adalah Persatuan Mahasiswa Purbalingga (MAHANGGA) UNNES

4. Common Interest – Kesatuan kepentigan ( asosiasi)


Asosiasi atau kesatuan kepentingan merupakan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat
yang terbentuk atas dasar persamaan-persamaan kepentingan. Perwujudan konkritnya misalnya PSSI,
kelompok-kelompok kesenian, kelompok-kelompok dagang seperti firrma, koperasi dan lain sebagainya.

Sikap dalam menghadapi kemajemukan (masyarakat multikultural)

 Menyikapi perbedaan secara positif


 Mengakui identitas budaya lain
 Mengembangkan empati sosial
 Mengembangkan sikap akomodatif
 Mengembangkan sikap peduli terhadap orang lain
 Mengembangkan salingketergantuangan antar kelompok dibidang ekonomi
 Mengembangkan prinsip multikuturalisme

Anda mungkin juga menyukai