Anda di halaman 1dari 3

Penetapan Kebutuhan Air Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.

) dan Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.)

ABSTRAK

Cabai merupakan komoditas potensial yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
berpotensi untuk terus dikembangkan. Keberhasilan tanaman untuk berproduksi secara
maksimal tidak terlepas dari pengelolaan yang diberikan seperti teknik budidaya dalam
penetapan jumlah air yang dibutuhkan. Ketersediaan air menentukan keberhasilan produksi
tanaman, baik secara vegetatif maupun generatif karena air merupakan kebutuhan dasar bagi
tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan air optimal pada
pertumbuhan cabai merah (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
Metode yang digunakan adalah studi literatur. Penelitian ini terdiri atas 2 set percobaan,
percobaan 1 menggunakan cabai merah (Capsicum annuum L.) dan percobaan 2
menggunakan cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Masing-masing percobaan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor perlakuan yaitu tingkat irigasi
(V) yang terdiri atas 5 taraf, yaitu: v1 = 1 kc.Eo, v2 = 2 kc.Eo, v3 = 3 kc.Eo, v4 = 4 kc.Eo,
dan v5 = 5 kc.Eo. kc adalah koefisien tanaman dan Eo adalah evaporasi panci yang diukur
setiap dua hari sekali sebelum irigasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa respon tanaman
cabai merah (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pada parameter
pertumbuhan dan produksi merupakan respon linier. Berdasarkan hasil pengamatan
menunjukan bahwa kebutuhan air tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dan cabai
rawit (Capsicum frutescens L.) masih lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tingkat
irigasi tertinggi yang diberikan pada percobaan ini yaitu 5 kc.Eo.

Kata kunci : irigasi, evapotrasnpirasi, kebutuhan air

PENDAHULUAN dikembangkan. Loizzo et al. (2015)


melaporkan bahwa cabai memiliki
Cabai merupakan komoditas
aktivitas antioksidan, kandungan fenol dan
potensial yang memiliki nilai ekonomi
capsaicinoid yang tinggi. Terdapat dua
tinggi dan berpotensi untuk terus
jenis tanaman cabai yang umumnya Mengetahui volume irigasi
dibudidayakan di Indonesia yaitu, cabai tanaman didasarkan pada evaporasi panci
merah besar (Capsicum annuum L.) dan (Eo), sehingga dapat diketahui jumlah air
cabai rawit (Capsicum frutescens L.). yang akan digunakan berdasarkan
perlakuan irigasinya. Sulistiyono (2014).
Ketersediaan air menentukan
keberhasilan produksi tanaman, baik BAHAN DAN METODE
secara vegetatif maupun generatif karena
HASIL DAN PEMBAHASAN
air merupakan kebutuhan dasar bagi
tanaman. Kekurangan atau kelebihan air 1. Cabai Merah (Capsicum

pada tanaman akan mempengaruhi annuum L.)

pertumbuhan serta produksinya (Kurnia, Berdasarkan hasil analisis ragam


2004). Menurut Gonzalez et al. (2007), menunjukkan bahwa tingkat irigasi
tanaman cabai sensitif dengan kekurangan berpengaruh nyata terhadap tinggi
air karena sistem perakarannya dangkal. tanaman pada umur 3, 4, 5 dan 6 MST,

Kebutuhan air tanaman dapat jumlah cabang vegetatif pada umur

ditentukan berdasarkan koefisien tanaman tanaman 4 MST, jumlah bunga pada umur

(kc) dan evapotranspirasi referens (ETo). tanaman 6, 7 dan 8 MST,dan bobot buah

Nilai koefisien tanaman berbeda-beda per tanaman, akan tetapi tetapi pada bobot

setiap fase tumbuh tanaman dan setiap per buah tidak berbeda nyata.

tanaman. Koefisien tanaman (kc) pada Efisiensi pemakaian air lebih


awal pertumbuhan paling rendah dan tinggi diperoleh pada irigasi sebesar 0.5
mencapai maksimal pada saat Eo, tingkat irigasi ini sudah mencukupi
pembungaan atau pembuahan, kemudian kebutuhan air tanaman cabai merah
berkurang menjelang fase pemasakan. (Rameswaran et al., 2016). Penelitian
Pada fase pertumbuhan tanaman maksimal tersebut berbeda dengan hasil penelitian
(pembungaan atau pembuahan) ini karena sistem irigasinya berbeda.
dibutuhkan air dalam jumlah yang cukup Irigasi drip pada penelitian tersebut
banyak (Miranda et al., 2006). kebutuhan airnya lebih rendah
dibandingan dengan penelitian ini yang
menggunakan irigasi permukaan yang Tingkat irigasi memberikan respon
membasahi seluruh permukaan lahan. linier terhadap tinngi tanaman, jumlah
cabang genertaif, dan jumlah buah. Hal ini
Gonzalez et al. (2007) menyatakan irigasi
menunjukkan bahwa penambahan tingkat
sangat penting untuk produksi cabai
irigasi sampai kc x 5 Eo masih
karena sebagai salah satu tanaman
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah
hortikultura yang paling rentan terhadap
cabang genertaif, dan jumlah buah.
kekurangan air. Pada fase berbunga dan
perkembangan buah merupakan fase yang KESIMPULAN
paling sensitif terhadap kekurangan air.
Tingkat irigasi memberikan respon
Pada saat pematangan buah sampai
linier pada tanaman cabai merah
dengan panen tanaman cabai harus cukup
(Capsicum annuum L.) dan cabai rawit
air agar menghasilkan produksi maksimal.
(Capsicum frutescens L.). Hal ini
Bobot segar dan bobot kering buah cabai
menujukan baha kebutuhan air tanaman
berkorelasi positif dengan jumlah air yang
cabai merah (Capsicum annuum L.) dan
diberikan. Banyak penelitian melaporkan
cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
bahwa total hasil buah cabai berkurang
masih lebih tinggi dibandingkan dengan
pada kondisi kekeringan (Cafer et al.,
perlakuan tingkat irigasi tertinggi yang
2006).
diberikan pada percobaan ini yaitu 5
2. Cabai rawit (Capsicum kc.Eo.
frutescens L.)
DAFTAR PUSTAKA
Hasil analisi menunjukan bahwa
Supriadi, Devie Rienzani. 2018.
Tingkat irigasi berpengaruh nyata
Penetapan Kebutuhan Air
terhadap tinggi tanaman pada umur 3, 4, 5,
Tanaman Cabai Merah (Capsicum
6, jumlah cabang generatif pada umur 5, 6
annuum L.) dan Cabai Rawit
dan 7 MST, dan jumlah buah pada umur
(Capsicum frutescens L.). J. Hort.
tanaman 9 MST dan panen. Tingkat Irigasi
Indonesia 9(1): 38-46.
tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
buah per tanaman dan bobot per buah pada
cabai rawit.

Anda mungkin juga menyukai