Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas yang tidak termasuk kelompok tersebut dikategorikan sebagai liabilitas jangka
panjang. Beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah utang obligasi, wesel bayar,
liabilitas sewa, liabilitas pensiun, dan liabilitas pajak tangguhan.
Penerbitan Obligasi
Dwi Martani dkk. (2015:58) mengungkapkan bahwa harga wajar obligasi (harga jual)
dapat berbeda dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang dijanjikan akan
dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada saat jatuh tempo. Apabila harga jual lebih tinggi dari
nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual
lebih rendah dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga diskon. Perbedaan tersebut
timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2016, PT Gogo menerbitkan obligasi dengan nilai nominal
Rp100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 Januari
dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1
Januari 2021. PVIF (4%,10) anuitas = 8,1109 an PVIF (4%, 10) single sum = 0,6756.
Harga obligasi:
Nilai sekarang dari pokok utang: Rp100.000.000 x 0,6756
Rp162.210
Premium obligasi sebesar Rp162.210 diamortisasi selama umur obligasi dengan metode
bunga efektif nampak dalam tabel sebagai berikut:
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pengeluaran obligasi dengan premium pada 1
Januari 2015:
Kas 2.162.210
Premium obligasi 162.210
Utang obligasi 2.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pertama pada tanggal 1 Juli 2015 dan
amortisasi premium adalah:
Biaya bunga obligasi 86.488
Premium obligasi 13.512
Kas 100.000
Jurnal untuk mencatat pengakuan bunga tanggal 31 Desember 2015 (akhir tahun) dan
amortisasi premium adalah:
Biaya bunga obligasi 85.948
Premium utang obligasi 14.052
Utang bunga 100.000
Obligasi Diterbikan pada Diskonto
Pada tanggal 1 Januari 2009 PT Suka Maju mengeluarkan obligasi nominal Rp1.000.000
tingkat bunga 8% berjangka 5 tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli.
Apabila investor menginginkan tingkat bunga efektif 10% (lebih tinggi dari bunga nominal),
maka mereka hanya akan membayar Rp922.780 untuk membeli obligasi tersebut sehingga
akan menimbulkan diskonto Rp77.220 seperti perhitungan berikut:
Nilai obligasi saat jatuh tempo Rp1.000.000
Nilai tunai nominal:
Rp1.000.000, 5th, 10%
(Rp1.000.000 x 0,61391) Rp 613.910
Nilai tunai bunga:
Rp40.000 tiap ½ th, 5 th
pada tingkat bunga 10%
(Rp40.000 x 7,72173) 308.870 +
Penerimaan dari penjualan obligasi 922.780 -
Diskonto obligasi Rp77.220
Diskonto obligasi yang timbul akan diamortisasi selama umur obligasi dengan
menggunakan metode bunga efektif seperti beikut:
Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi oleh PT Suka Maju tanggal 1 Januari 2009
adalah:
Kas 922.780
Diskonto obligasi 77.220
Utang obligasi 1.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran pertama tanggal 1 Juli 2009 dan amortisasi
diskonto:
Biaya bunga obligasi 46.140
Diskonto obligasi 6.140
Kas 40.000
Jurnal untuk mengakui biaya bunga yang timbul pada tanggal 31 Desember 2009 dan
amortisasi diskonto:
Biaya bunga obligasi 46.450
Utang bunga 40.000
Diskonto obligasi 6.450
Bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penerbitan
liabilitas adalah 6% x Rp10.000.000 x 4/12 = Rp 200.000
Kas 10.200.000
Utang obligasi 10.000.000
Beban bunga 200.000
Beban bunga yang diakui pada tanggal 1 Juli 2016 adalah sebesar 6% x Rp10.000.000 x
6/12 = Rp300.000
Beban bunga 300.000
Kas 300.000
Contoh:
PT Doha menerbitkan wesel bayar dengan nilai nominal Rp100.000.000, yang akan jatuh
tempo 3 tahun yang akan datang. PT Doha menerima Rp86.383.760.
Rp100.000.000 / (I + i) = Rp86.383.760
I = 5%
Tingkat bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang timbul.
Contoh:
PT ABC membeli mesin yang mempunyai nilai pasar Rp126.000.000 dan menerbitkan
wesel bayar atas pembelian tersebut. Wesel bayar tersebut mempunyai nilai nominal
Rp150.000.000 tanpa bunga dan jangka waktu 3 tahun.
Mesin 126.000.000
Diskonto wesel bayar 24.000.000
Wesel bayar 150.000.000
Rasio berapa kali bunga dihasilkan, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga ketika jatuh tempo.
Laba sebelum PPh dan Beban Bunga
Utang terhadap total aktiva=
Beban Bunga
a. Utang jangka pendek yang sudah pasti. Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila
memenuhi dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban membayar.
Jenis – jenis utang yang termasuk dalam utang jangka pendek yang sudah pasti:
1) Pada tanggal 21 Juni 2006 PD Nusa Lestari membeli barang dagangan pada PD Rinjani seharga Rp.
8.200.000,00 faktur no 411 syarat pembayaran 2/10,n/30. Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut:
2) Pada tanggal 1 Juli 2006, Ny Anita memberikan wesel sebesar Rp. 1.000.000,00 kepada PT Sekawan.
Jangka waktu wesel 2 bulan, tidak berbunga. Wesel ini oleh Ny Anita dimaksudkan untuk
memperpanjang utangnya pada PT Sekawan. Jurnal yang dibuat:
Seluruh atau sebagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan
dilunasi dengan menggunakan sumber – sumber aktiva lancar kurang dari satu tahun dilaporkan
sebagai utang jangka pendek.
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode tersebut tetap diakui sebagai utang
jangka panjang apabila akan dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru
atau akan ditukar dengan saham.
Contoh:Obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 1 November 2010 sebesar Rp. 2.000.000,00
tidak dilakukan pelunasan. Maka pada saat jatuh tempo rekening utang obligasi ditutup dan
dipindahkan pada rekening obligasi yang sudah jatuh tempo dan dilaporkan pada kelompok utang
lancar. Maka utang yang dibuat adalah:
1. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera akan
dilunasi
Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal
pengumuman belum merupakan utang.Dividen yang dibagi dalm bentuk saham merupakan
elemen modal
Contoh:
PT Nusa Lestari pada tanggal 22 Desember 2007 mengumumkan pembagian dividen sebesar
Rp. 1.000,00 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggak 26 Januari 2008. Saham
biasa yang beredar sebanyak 2500 lembar.
Besar laba tidak dibagi 2500 lembar @ Rp. 1.000,00 = Rp. 2.500.000,00
Jurnal:
Contoh:
Pada tanggal 26 Desember 2006 PT Nusa Lestari menerima uang sebesar Rp. 2.250.000,00 dari
seorang langganan untuk uang muka pesanan yang akan dikirimkan tahun berikutnya. Maka jurnal
yang dibuat adalah:
2006 Des 26 Kas Rp. 2.250.000,00
Contoh:
1. Setiap membayargaji pegawai dipotong 158% untuk pajak penghasilan pegawai yang nantinya
disetor ke kas Negara. Apabila gaji pegawai bulan November 2006 sebesar Rp. 1.500.000,00 maka
PPh akan dihitung sebagai berikut:
Jurnal:
Pada saat menyetorkan utang PPh tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai berikut:
2. Penjualan PT Nusa Lestari bulan Agustus 2006 sebesar Rp. 33.000.000,00 termasuk PPN 10%.
Perhitungan:
Jurnal:
Pada saat menyetorkan utang PPN tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai berikut:
Utang Bonus
Bonus yang diberikan kepada karyawan dapat dihitung berdasarkan:
b. bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelum dikurangi bonus
Contoh:
PT Nusa Lestari memberikan bonus untuk manager pemasaran sebesar 5% dari laba. Tahun 2006
perusahaan memperoleh laba sebesar Rp. 2.000.000,00 dan PPh 15%.
Misal: Bonus = B
Pajak = P
B = Rp. 100.000,00
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelum dikurangi bonus.
Perhitung:
B = Rp. 85.642,32
P = Rp. 287.153,65
Perhitungan:
B = Rp. 81.534,77
P = Rp. 287.769,78
Jurnal yang dibuat bila digunakan perhitungan Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi
bonus dan PPh.
Contoh:
Gaji pegawai dibayar setiap yanggal 2 bulan berikutnya. Gaji dan upah pegawai bulan
Desember 2006 sebesar Rp. 1.500.000,00. Maka pada tanggal 31 Desember dilakukan penyesuaian
sebagai berikut:
Contoh:
Pada tanggal 5 Maret 2006 salon Beauty menerima pembayaran sebesar Rp. 500.000,00 untuk
pekerjaan yang akan dikerjakan tanggal 12 Maret 2006.
Jurnal yang dibuat:
Penerimaan ini merupakan pendapatan diterima di muka hingga pekerjaan atas pembayaran
dikerjakan.
a. Taksiran Utang
Biasanya jumlah kewajiban dari utang sudah dapat ditentukan dari kontrak atau dari
perhitungan dengan dasar tarif tertentu. Terkadang jumlah kewajiban belum jelas tetapi sudah jelas
harus dibayar, maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara
taksiran.Taksiran utang dapat dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau utang jangka panjang,
tergantung saat pelunasannya.
Jenis taksiran utang jangka pendek yang Nampak dalam neraca adalah :
Contoh :
Pada akhir bulan Desember 2006, taksiran pajak penghasilan sebesar Rp. 3.200.000,00.
Bila hadiah tersebut habis waktunya pada akhir periode, makatidak perlu membuat jurnal
penyesuaian
Bila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada
akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian:
Jumlah utang hadiah yang beredar dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan
Contoh:
PT Nusa Lestari adalah perusahaan yang menghasilkan mesin cuci. Garansi untuk setiap
mesin cuci sebesar Rp. 40.000,00. Harga jual setiap set mesin cuci sebesar Rp. 1.200.000,00.
Penjualan selama tahun 2006 adalah sebanyak 1000 set mesin cuci. Selama tahun 2007 biaya
perbaikan sesungguhnya untuk mesin cuci yang masih dalam masa garansi sebesar Rp. 16.500.000,00
terdiri dari suku cadang Rp. 15.000.000,00 dan tenaga kerja Rp. 1.500.000,00.
Jurnal:
31 Desember 2006
Jurnal;
Biaya perbaikan sesungguhnya sebesar Rp. 16.500.000,00 terdiri dari suku cadang Rp.
15.000.000,00 dan tenaga kerja Rp. 1.500.000,00.
Jurnal:
atau
Kas xxx
II. Utang – utang bersyarat
Merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih belum pasti apakah akan menjadi
kewajiban atau tidak
Jika kewajiban membayar utang pasti timbul (walau jumlah belum pasti), maka utang ini
termasuk taksiran utang
Jika kewajiban membayar utang belum pasti (jumlah sudah pasti atau belum pasti), maka
utang ini termasuk utang-utang bersyarat
Perbedaan antara taksiran utang dan utang-utang bersyarat adalah kepastian timbulnya
kewajiban membayar
3. Sengketa hukum
Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dalam judul
tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang – utang yang lain.
SAHAM
1. PENGERTIAN SAHAM
Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6).
Suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan
hukum terhadap perusahaan penerbit saham (Darmadji dan Fakhruddin,2001: 5).
2. JENIS-JENIS SAHAM
Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin dan
Hadianto, 2001: 12), yaitu:
Saham Biasa (common stocks) - Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling
yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaantersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyakdikenal
dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya
memiliki hak yaitu:
Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi.
Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja
yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak
kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan
pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang
saham.
Hak Preemtive - Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan
persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar
saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan
lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun.
Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli
tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu
dibandingkan pemegang saham biasa.
Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum
dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
2) Preferen pada waktu liquidasi ,Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas
aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk
semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika
dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva
bersih untuk saham yang dimiliki investor.
Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku (Hartono, 2000: 80-82):
B. NILAI PASAR
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di
pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi
dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang
sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
C.NILAI INTRINSIK
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham
tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.
Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa
mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain (Sulistyastuti, 2002).
Daftar Pustaka
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.