Anda di halaman 1dari 177

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai


Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :
Septyan Riesky Hermawan
I0207121

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
commit
UNIVERSITAS to user MARET
SEBELAS
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai


Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :
Septyan Riesky Hermawan
I0207121

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 i


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

PENYUSUN : SEPTYAN RIESKY HERMAWAN

NIM : I 0207121

JURUSAN : ARSITEKTUR

TAHUN : 2012

Surakarta, Oktober 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II
Tugas Akhir Tugas Akhir

Ir. Suparno, MT. Ir. Hari Yuliarso, MT.


NIP. 19550516 198601 1 001 NIP. 19590725 199802 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik UNS Fakultas Teknik UNS

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. Kahar Sunoko, ST, MT.


NIP. 19620610 199103 1 001 NIP. 19690320 199503 1 002
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 ii


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan
bagi hamba untuk mengenal dunia arsitektur, melalui kampus Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan banyak pelajaran dalam berarsitektur. Mulai dari awal masa perkuliahan
sampai pada saat dimana penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PUSAT
PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”
sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun
spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNS
2. Ir. Kahar Sunoko, MT., selaku Ketua Prodi Arsitektur FT-UNS
3. Ir. Suparno, MT., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir
4. Ir. Hari Yuliarso, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir
5. Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS
6. Ir. Hardiyati, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik
7. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup
penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga
karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum.
Terimakasih.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 iii


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan
dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas akhirku. Sholawat serta salam
kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih
ya Allah atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya

[Ayah] pendukung yang selalu mendukung segala aktivitas, memfasilitasi dan selalu menyemangatiku
agar lulus dengan nilai yang memuaskan …

[Ibu] yang selalu merawat, mendoakanku, dan memberi nasehat tentang kehidupan.maaf selalu
merepotkan..luv u mom….

[Adek] yang terus mendoakan aku cepat lulus n cepat kerja, walaupun ujung-ujungnya ada maunya…

[Ir. Suparno, MT n Ir. Hari Yuliarso, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan
dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas
akhir ini…

[Ir. M. Asrori, MT n Tri Joko, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang
berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…

Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku
ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan
karyawan Arsitektur UNS.

[Teman-Teman Arsitek]

[ABC] thank’s for all broo…ayo dolan bareng meneh sing komplet kyo mbiyen….

[dr.Bangunan] tim tersukses se-arsitek hahaa….futsal…futsal…futsaallll…

[studio 127] akhirnya kita lulus kawan-kawan…sukses selalu buat kalian…

[ALL ‘07] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi
orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..

dan Semua Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu...

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(QS. Al-Mujadillah : 11)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 iv


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………………... iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………… xii

DAFTAR SKEMA………………………………………………………………………... xiii

BAB I………………………………………………………………………………………. 1

PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 1

1.1 Judul…………………………………………………………………………………… 1
1.2 Pengertian Judul……………………………………………………………………… 1
1.3 Latar Belakang………………………………………………………………………... 2
1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia…………………………………. 2
1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia……………………………………. 3
1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia…………………………………….. 4
1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta……………………………………………. 6
1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………….. 7
1.4 Permasalahan Dan Persoalan………………………………………………………... 9
1.4.1 Permasalahan…………………………………………………………………. 9
1.4.2 Persoalan………………………………………………………………………. 9
1.5 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 10
1.5.1 Tujuan…………………………………………………………………………. 10
1.5.2 Sasaran………………………………………………………………………… 10
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 v


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1.6 Lingkup Dan Batasan Pembahasan…………………………………………………. 11


1.6.1 Lingkup Pembahasan………………………………………………………… 11
1.6.2 Batasan Pembahasan…………………………………………………………. 11
1.7 Metoda Pembahasan………………………………………………………………….. 11
1.8 Sistematika Penulisan………………………………………………………………… 12

BAB II……………………………………………………………………………………... 14

TINJAUAN……………………………………………………………………………….. 14

2.1 Tinjauan Teori………………………………………………………………………... 14


2.1.1 Olahraga/Sport………………………………………………………………. 14
2.1.1.1 Pengertian Olahraga………………………………………………… 14
2.1.1.2 Konsep Dasar Olahraga……………………………………………... 15
2.1.1.3 Sifat Dan Karakter Olahraga……………………………………….. 16
2.1.1.4 Fasilitas Olahraga…………………………………………………….18
2.1.2 Sepak Bola……………………………………………………………………. 19
2.1.2.1 Pengertian Sepak Bola………………………………………………. 19
2.1.2.2 Elemen-Elemen Sepak Bola…………………………………………. 19
2.1.3 Klub Sepak Bola……………………………………………………………... 25
2.1.3.1 Pengertian Klub Sepak Bola Profesional…………………………... 25
2.1.3.2 Sifat Klub Sepak Bola Profesional………………………………….. 25
2.1.3.3 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional………………... 26
2.1.4 Pelatihan Sepak Bola…………………………………………………………26
2.1.4.1 Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola………………………………… 26
2.1.4.2 Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola……………………… 27
2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola…………………………………………………. 30
2.1.5.1 Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………………. 30
2.1.5.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola…………………………………… 30
2.1.5.3 Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………………….. 31
2.1.5.4 Kriteria Lokasi Pusat Pelatihan Sepak Bola Berstandart FIFA…. 31

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 vi


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.6 Arsitektur Metafora…………………………………………………………. 32


2.1.6.1 Pengertian Metafora………………………………………………… 32
2.1.6.2 Bentuk Metafora……………………………………………………...33
2.1.6.3 Metafora Dalam Arsitektur…………………………………………. 34
2.1.6.4 Pemindahan Makna Arsitektural…………………………………... 36
2.1.6.5 Kategori Arsitektur Metafora………………………………………. 37
2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural…………………………………………………. 37
2.1.7.1 Asal-Usul Bentuk…………………………………………………….. 38
2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk………………………………. 39
2.1.7.3 Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga……………………….. 42
2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta………………………………… 45
2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih……………………………………. 45
2.2.1.1 Tinjauan Wilayah……………………………………………………. 45
2.2.1.2 Deskripsi Kota Surakarta…………………………………………… 46
2.2.1.3 Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta…………………………. 47
2.2.1.4 Potensi Kota Surakarta………………………………………………47
2.2.1.5 Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta……………………. 51
2.3 Tinjauan Preseden……………………………………………………………………. 57
2.3.1 The David Beckham Academy……………………………………………… 57
2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis…...57
2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda…………...58
2.4 Kesimpulan Tinjauan………………………………………………………………… 61

BAB III……………………………………………………………………………………. 62

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA……………………………. 62

3.1 Pengertian……………………………………………………………………………... 62
3.2 Sifat…………………………………………………………………………………… 62
3.3 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 62
3.3.1 Tujuan………………………………………………………………………... 62
3.3.2 Sasaran……………………………………………………………………….. 63
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 vii


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.4 Visi Dan Misi………………………………………………………………………….. 64


3.4.1 Visi……………………………………………………………………………. 64
3.4.2 Misi…………………………………………………………………………… 64
3.5 Skala Pelayanan………………………………………………………………………. 64
3.6 Status Kelembagaan………………………………………………………………….. 65
3.7 Karakter Wadah……………………………………………………………………… 66
3.8 Sistem Pengelolaan…………………………………………………………………….67
3.9 Fasilitas………………………………………………………………………………... 68
3.10 Progam Kegiatan…………………………………………………………………. 68
3.11 Macam Kegiatan………………………………………………………………….. 70
3.12 Kebutuhan Ruang………………………………………………………………… 72
3.13 Pelaku Kegiatan…………………………………………………………………... 74
3.14 Kurikulum………………………………………………………………………… 74
3.15 Batasan Perencanaan Dan Perancangan………………………………………... 76

BAB IV…………………………………………………………………………………….. 77

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN………………………………… 77

4.1 Analisa Non Fisik……………………………………………………………………... 77


4.1.1 Pengelompokan Kegiatan…………………………………………………….. 77
4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan……………………………………………. 78
4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang……………………………………………... 79
4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang…………………………………………... 96
4.2 Analisa Fisik…………………………………………………………………………... 100
4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site………………………………. 100
4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site………………………………. 103
4.2.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian……………………………. 103
4.2.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi………………………………. 104
4.2.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Orientasi……………………………… 107
4.2.2.4 Analisa Pendekatan Konsep View…………………………………… 112
4.2.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Penzoningan………………………….. 113
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 viii


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan…………………………. 113


4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa………………... 117
4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang…………………………………… 118
4.2.5.1 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam…………………… 118
4.2.5.2 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar…………………….. 119
4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur………………………………. 121
4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas……………………………....... 123

BAB V……………………………………………………………………………………... 134

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN…………………………. ……... 134

5.1 Konsep Non Fisik……………………………………………………………………... 134


5.1.1 Konsep Peruangan……………………………………………………. ……... 134
5.2 Konsep Fisik…………………………………………………………………………... 146
5.2.1 Konsep Tapak………………………………………………………………… 146
5.2.2 Konsep Site……………………………………………………………………. 147
5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan………………………………………………… 148
5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa……………………………………….. 151
5.2.5 Konsep Desain Eksterior……………………………………………………... 152
5.2.6 Konsep Desain Interior………………………………………………………. 152
5.2.7 Konsep Sistem Struktur……………………………………………………… 153
5.2.8 Konsep Sistem Utilitas………………………………………………………... 154
5.2.9 Konsep Arsitektural Desain………………………………………………….. 157

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 159

LAMPIRAN………………………………………………………………………………. 161

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 ix


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola Standart FIFA

Gambar 2.2 Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.

Gambar 2.3 Opera Sidney House

Gambar 2.4 Church of Light

Gambar 2.5 Reichstag Parlamentul

Gambar 2.6 Logo Klub AC Milan

Gambar 2.7 Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012

Gambar 2.8 Kostum Klub AC Milan

Gambar 2.9 Wembley Stadium

Gambar 2.10 Peta Surakarta

Gambar 2.11 Stadion Sriwedari

Gambar 2.12 Stadion Manahan

Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia

Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan

Gambar 4.3 Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta

Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto

Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru

Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo

Gambar 4.7 lokasi site terpilih

Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site

Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik


commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 x


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.10 : Sirkulasi melewati ruang

Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang

Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site.

Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site.

Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site.

Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site.

Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site.

Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site.

Gambar 4.19 Analisa View ke luar site

Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan

Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik

Gambar 5.4 : Material lansekap bangunan

Gambar 5.5 Sistem sub struktur

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 xi


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang

Table 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta

Table 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta

Table 2.4 Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta

Table 3.1 Macam kegiatan dan karakter

Table 3.2 Pelaku kegiatan dan motivasi

Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan

Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta

Tabel 4.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan

Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi

Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola

Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang

Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan

Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar

Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan

Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi

Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa

Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang

Table 5.5 Konsep Tampilan Bangunan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 xii


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional

Skema 3.1 Hubungan antar lembaga

Skema 4.1 Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola

Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan

Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi

Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa

Skema 4.5: Pola hubungan ruang fasilitas pengelola

Skema 4.6: Pola hubungan ruang fasilitas penunjang

Skema 5.1 Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan

Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi

Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa

Skema 5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola

Skema 5.5 Pola hubungan ruang fasilitas penunjang

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 xiii


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Septyan Riesky Hermawan


Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

ABSTRAK

Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diantara negara-negara di
dunia, di Indonesia sepak bola merupakan olahraga paling populer dan Surakarta merupakan
salah satu kota dengan fanatisme yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Dalam
perkembangannya sepak bola sekarang bukan hanya sekedar sebuah olah raga untuk
menyehatkan badan, akan tetapi sudah menjadi olah raga menghibur yang bisa di nikmati dan
dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, sepak bola sekarang sudah mengarah pada sebuah
pertandingan kompetisi yang mengharuskan sebuah kemenangan dan prestasi. Fasilitas pelatihan
digunakan untuk membentuk karakter pemain agar nantinya dapat berprestasi dan dapat
meningkatkan mutu dari sebuah klub sepak bola professional. Maka keberadaan suatu Pusat
Pelatihan Sepakbola di Surakarta sangatlah penting. Hal ini berkaitan erat dengan proses
pembinaan dan pelatihan dari suatu klub sepakbola profesional. Sarana pelatihan sepakbola di
Surakarta yang representatif dan lengkap merupakan salah satu tolak ukur serta cermin
keprofesionalan dan kemajuan sebuah klub sepakbola.

Perencanaan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini menggunakan desain arsitektur
metafora. Dengan menerapkan unsur-unsur sepak bola yang kemudian ditransformasikan
kedalam bentuk bangunan yang sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif
dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari
norma-norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Metafora yang dipakai adalah
metafora kombinasi dimana merupakan perpaduan antara metafora abstrak dan konkret. Pusat
Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini diharapkan mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi
sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora
sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang
berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional.

Kata Kunci: Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak Bola, Surakarta, Arsitektur Metafora

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

FOOTBALL TRAINING CENTERS IN SURAKARTA


With Metaphor Architecture Approach
Septyan Riesky Hermawan
Architecture Studies Program Department of Architecture, Faculty of Engineering
Sebelas Maret University
Surakarta

ABSTRACT

Football is now the most popular sport in the world. Among the countries in the world, in
Indonesia football is the most popular sport and Surakarta is one of the cities with a high bigotry
towards sport of soccer. In development now football is not just a sport for a healthy body, but it
has become entertaining sport that can be enjoyed and performed by anyone. In addition, football
has now led to a competitive game that requires a victory and achievement. Training facilities are
used to shape the character of the player that will be able to perform and to improve the quality
of a professional football club. So the existence of a Football Training Centre in Surakarta is
essential. It is closely related to the development and training of a professional football club.
Football training facility in Surakarta representative and complete a one benchmark and makeup
professionalism and progress of a football club.

Planning Football Training Center in Surakarta uses the metaphor of architectural design.
By applying the elements of football that later transformed into the shape of the building in
accordance with the spirit of sport dynamic, spontaneous and sporty design emphasizing form
and monetary affairs free, flowing and avoid planning norms tend to be rigid and binding. The
metaphor is a metaphor used a combination which is a mix between abstract and concrete
metaphor. Football Training Center in Surakarta is expected to reflect the function of the
building housed as a football training metaphorical approach to the architecture that can support
the expression of the building and can accommodate all the activities related to football,
especially football lesson in proportion.

Key Words: Football Training Centre, Football, Surakarta, Architectural Metaphor

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekataan Arsitektur Metafora

1.2 Pengertian Judul


Pusat: Pokok pangkal atau kumpulan atau himpunan dari suatu urusan, hal, dan
sebagainya. Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang menjadi kumpulan dari
berbagai kegiatan berlaih sepak bola. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat
Bahasa, 2009).
Pelatihan: Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran untuk
membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan. Dalam hal ini adalah kecakapan bermain
sepak bola. (Ibid, hal 570).
Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan
oleh dua kelompok / team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang
paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan dalam waktu yang telah ditentukan
dianggap sebagai pemenang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).
Surakarta: Salah satu kota di Indonesia yang terletak di propinsi Jawa Tengah;
merupakan salah satu penyelenggara even olahraga khususnya sepakbola tingkat nasional
dan internasional. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).
Arsitektur Metafora: kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan
harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.
(Charles Jenks, The language of post modern Architecture).
Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta merupakan suatu area yang mewadahi berbagai
kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga
sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan
arsitektur metafora yang bertujuan meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 1


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang
memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-
klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.

1.3 Latar Belakang


1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia
Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun
ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri
sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari
permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum
Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“. Sepak bola modern yang kita
kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini
mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris
Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama
Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa
sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun
1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association
(FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak
bola.
Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola
modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB).
IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football
Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di
Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai
peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan
yang menyangku teknik permainan serta perpindahan pemain. Tidak adanya badan
yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan
olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting
untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan
sepak bola secara global.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 2


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola
internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football
Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA
terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.
Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal
ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi
tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat
di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang
dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah
ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang
berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit
China sekitar abad ke 2-3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan
juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang.
Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda,
perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi
pada awal abad 19. (www.fifa.com/classicfootball/history).

1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia


Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri,
menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938.
Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria,
yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala
Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan
memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola,
menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun
Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi
juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim
commit
unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia to user tempat kedua di tahun 2000, 2002,
hanyalah

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 3


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up
dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang
meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di
China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan
Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen
bersama Malaysia, Thailand, Vietnam. (www.wikipedia.com).

1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia


Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah
populasi sekitar 220 juta. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar itu, tentunya
akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi sepak bola nasional baik di tingkat
ASEAN ataupun tingkat dunia.
Namun harapan itu, untuk saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Mari kita lihat
prestasi tim nasional sepak bola kita beberapa tahun terakhir. Pada saat Piala Asia
tahun 2007 digelar di kawasan ASEAN dan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah
bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam banyak harapan dari seluruh rakyat
Indonesia untuk tim nasional agar mampu berprestasi di turnamen tertinggi sepak
bola kawasan Asia.
Harapan itu seakan menjadi kenyataan ketika Timnas kita berhasil mengalahkan
Bahrain, namun menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan Timnas kita tidak
berdaya walaupun sempat memberikan perlawanan sengit. Derita tim nasional kita
seakan tidak habis-habisnya, puncaknya ketika SEA GAMES Laos akhir Desember
tahun 2009. Untuk pertama kali nya sepanjang sejarah, timnas sepakbola U-23 kita
dikalahkan oleh Laos, dan berakibat tidak lolosnya Timnas U-23 dari babak
penyisihan grup.
Serangkaian prestasi memalukan tersebut tidak lepas dari buruknya kinerja para
petinggi PSSI dalam mengelola sepakbola nasional. Dimulai dari kasus hukum yang
menimpa ketua umum PSSI, kualitas Liga domestik yang buruk, ditandai dengan
seringnya terjadi kerusuhan antar suporter, mafia wasit, dan banyaknya kuota pemain
asing di klub-klub Indonesia. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 4


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ditambah dengan kurang adanya pembinaan atlet muda berbakat secara


berkesinambungan serta faktor non teknis lain seperti fasilitas pendukung atau
kualitas lapangan sepakbola di Indonesia yang masih jauh dari standar resmi FIFA.
(www.wikipedia.com)
Akibatnya para pemain lokal yang sebenarnya memiliki potensi untuk
berkembang, tidak mendapat kesempatan. Selain itu minimnya melakukan
pertandingan persahabatan dengan negara-negara yang memiliki kualitas sepakbola
yang lebih baik ditengarai sebagai salah satu sebab merosotnya prestasi timnas.
ketidaktegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku-pelaku kerusuhan antar suporter
sepakbola dan mafia wasit semakin membuat suram masa depan sepakbola kita.
Pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia masih kurang sarana dan fasilitas
pembinaan dan pelatihan yang memadai dan memenuhi standar internasional. Pada
prinsipnya proses pembinaan sepakbola yang kompetitif tidak mungkin terselenggara
tanpa didukung sarana pengembangan terpadu yang representatif.
Salah satu penyebab utama menurunnya prestasi sepakbola nasional adalah
kurang lancarnya proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang
berkecimpung di dunia sepakbola nasional. Imbasnya pembinaan pemain muda
terganggu akibat minimnya sarana dan fasilitas untuk berlatih. Dampak selanjutnya
adalah tersendatnya regenerasi pemain karena para pemain muda kurang memiliki
kesiapan, kemampuan dan pengalaman untuk menggantikan para pemain senior yang
prestasinya mulai menurun.
Sarana Pelatihan Sepakbola, untuk pembelajaran teoritis dan praktis, secara
khusus belum ada di Indonesia. Selama ini pengembangan pemain sepakbola hanya
berupa pembelajaran praktis saja, bukan dalam studi yang terpadu. Diklat-diklat
(pendidikan dan latihan) yang sudah ada seperti Diklat Ragunan, Diklat Salatiga,
Diklat Sawangan, Diklat Mandau dsb yang belum menyentuh area pembelajaran
teoritis sepakbola (bisa berupa studi literatur, diskusi, seminar, penelitian dan
pengembangan dll). Pusat Studi ini dibutuhkan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembinaan sepakbola nasional.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 5


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Tempat seperti ini sudah lazim di Eropa, yang merupakan pusat perkembangan
sepakbola dunia, sebagai sarana pembentukan bibit-bibit pemain seperti sekolah
sepakbola manchester united (manchester,inggris), Milanello (milan,italy) dan
akademi sepakbola ajax (belanda), dll.

1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta


Surakarta, seperti halnya beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Malang,
Makassar, Surabaya dan Bandung, memiliki potensi sangat besar dalam
perkembangan sepakbola. Masyarakatnya mempunyai antusiasme yang luar biasa
pada olahraga ini. Menjamurnya Sekolah Sepak Bola (SSB), dan maraknya even-even
sepakbola yang berlangsung tiap tahunnya, dari level kompetisi resmi PSSI sampai ke
tingkatan tarkam (antar kampung), merupakan indikator paling mudah yang bisa
dijadikan pegangan. Yang juga tidak bisa diabaikan adalah keberadaan Pasoepati
(Pasukan Suporter Solo Sejati) yang bisa disebut merupakan konsentrasi massa
terbesar sebagai bukti nyata mengakarnya fanatisme sepakbola di kota Bengawan ini.
Di sisi lain, ironisnya segala potensi ini tidak diiringi dengan kemudahan-
kemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan sepakbola. Fasilitas
yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kebutuhan para penggemar
sepakbola. Penggemar yang saya maksud adalah mereka yang ingin mendapatkan
kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain sepakbola serta yang
hanya sekedar ingin beraktualisasi dengan dunia sepakbola misalnya mencari atau
bertukar informasi tentang perkembangan sepakbola terkini. Dua kategori penggemar
inilah yang akan menjadi “user target” dari desain yang saya buat. Di Surakarta
terdapat banyak lokasi pembinaan sepakbola (SSB) yang tersebar di beberapa tempat
tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan
visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan sepakbola (untuk
pemain muda). Selain itu juga tidak terdapat semacam community center yang bisa
menjadi tempat kajian referensional atau menjadi spot untuk berkumpul (communal
space) diantara fans sepakbola. Kesemuanya itu ingin saya wadahi ke dalam suatu

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 6


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Pusat Pelatihan Sepakbola yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat di Surakarta
dan sekitarnya bila perlu.
Pemilihan Surakarta sebagai lokasi sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola bukan
tanpa dasar. PSSI sebagai organisasi berwenang dalam mengurusi masalah
pembinaan nasional, telah jauh hari menetapkan Surakarta sebagai salah satu
alternatif lokasi pusat pelatihan sepakbola yang rencananya akan dibangun di
beberapa tempat di tanah air.
Dewasa ini perkembangan di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat
sepakbola yang jumlahnya kian bertambah tiap tahunnya. Keinginan dan mimpi
pemain-pemain sepakbola di kota Solo (Surakarta) semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB)
yang ada muda ini untuk menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi
menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Surakarta.
Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepakbola yang dibutuhkan oleh masyarakat
kota Solo (Surakarta), diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain
sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional
maupun internasional.
Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal yang perlu
dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Surakarta pada masa yang
akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati dan
sekaligus paling berprospek, sebagai konsekuensi logis yang perlu terus dijaga dan
dikembangkan.

1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola


Di dalam Arsitektur, ekspresi suatu desain dapat langsung terlihat pada wujud
fisiknya. Ekspresi ini menjadi semacam media komunikasi untuk memperlihatkan apa
fungsi bangunan tersebut, bagaimana fasadenya, sebesar apa dimensinya dan berbagai
pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang melihat bangunan
tersebut. Sehingga representasi visual bangunan merupakan salah satu faktor penting
yang dapat memberikan statement tentang tema yang ingin disampaikan bangunan itu
sendiri. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 7


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang


terkandung didalamnya. Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak
memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah bentuk bahasa, sehingga merupakan
bagian dari komunikasi. Makna primer dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud
fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan melewati dan menekankan pada
bagian-bagian yang berkaitan dengan pengirim, penerima dan kode yang merupakan
suatu sistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti.
Dalam kaitannya sebagai media komunikasi, ekspresi tidak lepas dari peran
bentuk. Bentuk sendiri merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume,
tekstur dan warna. Kombinasi dari keseluruhan unsur tersebut dan juga setelah
diselaraskan dengan skala, irama, dan proporsi akan menghasilkan suatu ekspresi
serta memunculkan citra (image) pada bangunan.
Dari segi arsitektural, bangunan dari pusat pelatihan sepakbola yang ada belum
mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola.
Dengan tidak adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain bisa jadi akan
merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan suatu
rancangan bangunan pusat pelatihan sepakbola yang bisa mencerminkan fungsi yang
diwadahi sebagai bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur
metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua
kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola
secara proporsional.
Dengan melihat latar belakang di atas, maka sangat mungkin di Surakarta
dibangun suatu wadah berupa Pusat Pelatihan Sepakbola yang mampu menjawab
berbagai potensi dan kendala yang ada dengan melihat prospek ke depan bagi
perkembangan sepakbola di Surakarta sendiri khususnya dan Indonesia pada
umumnya.
Sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif maka Pusat
Pelatihan Sepakbola ini didesain dengan menekankan perancangan bentuk dan
peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang
cenderung kaku dan mengikat. Dari sinilah kemudian saya memilih tema pendekatan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 8


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pada Arsitektur Metafora yang akan diaplikasikan terhadap perencanaan dan


perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini.
Bertolak dari pemikiran tersebut saya menyusun sebuah konsep perencanaan yang
di dalamnya tertuang ide-ide, gagasan-gagasan hasil kontemplasi yang dijadikan
dasar untuk mendesain suatu Pusat Pelatihan Sepakbola dengan penekanan pada
Arsitektur Metafora yang mampu mengakomodasikan semua angan-angan mengenai
pembinaan dan pengembangan sepakbola khususnya di Surakarta dan Indonesia pada
umumnya.

1.4 Permasalahan Dan Persoalan


1.4.1 Permasalahan
1. Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Pelatihan
Sepak Bola di Surakarta yang menerapkan unsur-unsur arsitektur metafora
kedalam suatu bangunan yang dapat mewadahi seluruh kegiatan yang
berlangsung sehingga dapat melahirkan pemain sepak bola berbakat dan
berprestasi?
2. Bagaimana wujud fisik Pusat Pelatihan Sepakbola dengan pendekatan arsitektur
metafora sehingga mampu menunjang ekspresi bangunan?
1.4.2 Persoalan
1. Bagaimana konsep pemilihan lokasi dari Pusat Pelatihan Sepakbola yang
direncanakan?
2. Bagaimana konsep pengolahan tapak dari Pusat Pelatihan Sepak Bola yang
direncanakan?
3. Bagaimana konsep peruangan dan pola sirkulasi yang direncanakan?
4. Bagaimana konsep tampilan dan gubahan massa yang direncanakan?
5. Bagaimana konsep desain tata ruang dalam dan luar yang direncanakan?
6. Bagaimana konsep sistem struktur dan utilitas yang akan digunakan pada Pusat
Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan?
7. Bagaimana menampilkan desain yang menerapkan arsitektur metafora pada Pusat
Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan?

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 9


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1.5 Tujuan Dan Sasaran


1.5.1 Tujuan
 Merancang konsep suatu Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berfungsi sebagai pusat
pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang sepak bola dengan
menerapkan pendekatan arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi
bangunan yang mewadahi fasilitas dan sarana- sarana pendidikan dan pelatihan
yang dapat digunakan oleh para pemain sepakbola sebagai sarana untuk menempa
kualitas, kemampuan dan keahlian bermain sepakbola dengan harapan
meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan lokal.

1.5.2 Sasaran
Menentukan konsep perancangan fisik bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang
mampu menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan:
1. Terciptanya suatu bangunan pusat pelatihan sepakbola yang mengajarkan segala
teknik dan keterampilan bermain sepakbola secara profesional yang sesuai
kurikulum pendidikan sepakbola lengkap dengan sarana dan prasarananya.
2. Terciptanya suatu pusat pelatihan sepakbola yang mampu memenuhi seluruh
konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya yang meliputi konsep kegiatan,
peruangan, penataan sirkulasi, tampilan bangunan, pemilihan dan pengolahan site
serta sistem struktur dan utilitas bangunannya.
3. Terciptanya sebuah fasilitas lapangan pelatihan, ruang pendidikan dan fasilitas
penelitian tentang sepakbola yang baik dan berstandar internasional bagi para
pemain maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan
prasarananya.
4. Terciptanya suatu wadah yang menjadi tempat pencarian bakat dan
pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan
pemain sepak bola muda yang berbakat dan berprestasi.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 10


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1.6 Lingkup Dan Batasan Pembahasan


1.6.1 Lingkup Pembahasan
1. Pembahasan mengarah pada Pusat Pelatihan Sepak Bola serta fasilitas-fasilitas
pendukung bangunan.
2. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang
akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah.
3. Pembahasan menitik-beratkan pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu
arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan
perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola.
4. Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur dalam perencanaan bangunan akan menjadi
pertimbangan awal untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang selanjutnya
menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan.
1.6.2 Batasan Pembahasan
 Dalam pembahasan ini ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,
serta diarahkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sehingga
dapat dipakai sebagai masukan terhadap konsep perencanaan dan perancangan
Pusat Pelatihan Sepak Bola dengan pendekatan arsitektur metafora.

1.7 Metoda Pembahasan


Dibagi atas beberapa tahap, antara lain:
1. Pengumpulan data
a. Studi observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, yaitu penulis tidak ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung. Tetapi hanya mengamati dan
mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak bola.
b. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan
data.
c. Dokumentasi
Berupa foto-foto atau rekaman dari obyek yang menjadi tujuan studi observasi guna
menambah kelengkapan data dan memudahkan penjelasan obyek.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 11


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

d. Studi literature
Melakukan pengumpulan data dari berbagai buku, tugas akhir, dan website yang
berhubungan dengan sepak bola dan pusat pelatihan sepak bola.
2. Pendekatan Konsep
a. Analisis: merupaka nmetode penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan
pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan
dan perancangan.
b. Sintesa: merupakan tahap penggabungan dari data sumber yang didapatkan di
lapangan, literatur, pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisis dan
kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.
3. Pendekatan Rancangan
Merupakan kesimpulan dari proses sintesa yang akan diterjemahkan ke dalam konsep
desain berupa gambar rancangan.

1.8 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Memberi penjelasan mengenai judul, pengertian judul, latar
belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan
dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN
Berupa tinjauan pustaka, tinjauan lokasi dan tinjauan preseden.
Menyusun teori-teori yang diperoleh baik dari studi observasi,
studi literatur, maupun wawancara yang nantinya akan menjadi
bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan
dan dirangkum menjadi sebuah kesimpulan tinjauan.
BAB III PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA YANG
DIRENCANAKAN
Memberikan gambaran mengenai Pusat Pelatihan Sepak Bola Di
Surakarta yang akan direncanakan.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 12


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


Membuat analisa-analisa dan alternatif penyelesaian permasalahan
perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di
Surakarta.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan
hasil akhir untuk Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 13


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB II

TINJAUAN

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Olahraga/Sport
2.1.1.1 Pengertian Olahraga
Sport dalam bahasa indonesia akan memiliki pengertian olahraga, dan
merupakan kata yang terdiri dari dua frase yaitu olah dan raga.
 Olah mempunyai arti (mengerjakan,mengusahakan) sesuatu (barang)
supaya menjasi lain atau menjadi sempurna.
 Raga mempunyai arti badan atau tubuh.
Sehingga olahraga (sport) dapat berarti mengusahakan badan supaya
menjadi sempurna dalam pengertian menjadi sehat dan kuat. Demikian
sehingga olahraga sering disebut juga sebagai sport. (Arismunandar, Manusia
dan Olahraga, 1987)

Terdapat pula beberapa pengertian Sport/Olahraga, yaitu :

 C.A. Bucher (1985) menyatakan bahwa Olahraga dapat dikatakan sebagai


cerminan ungkapan rasa olah tubuh yang timbul secara alami pada tiap
individu manusia, dari keberadaan rasa keinginan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan secara fisik dan psikologis, serta untuk lebih
mengekspresikan diri. (C.A Bucher, The physical educating and sport,
1985)
 Pengertian olah raga adalah gerak badan untuk menyehatkan dan
menguatkan tubuh Adapun maksud dari menyehatkan dan menguatkan di
sini adalah bahwa tujuan akhir dari olah raga adalah agar didapatkan
tubuh yang sehat dan kuat sehingga terhindar dari penyakit. (Depdikbud,
1996)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 14


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.1.2 Konsep Dasar Olahraga

Arismunandar (1987) menyatakan terdapat beberapa konsep dasar yang


berkaitan dengan olahraga, yaitu :

1. Bermain (Play)
Johan Huisiniaga (1950) mengatakan bahwa bermain merupakan
kegiatan hakiki atau kebutuhan manusia. Bermain merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sadar,sukarela tanpa paksaan dan tidak sungguhan
dalam kurun waktu,tempat dan ikatan aturan. Dengan ciri
tersebut,bermain dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kelompok
sosial,karena bukan dilakukan secara sendirian tetapi dalam suasana
kelompok.
2. Pendidikan Jasmani
Yaitu kegiatan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk
gerak, prestasi, sosial dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
3. Rekreasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang,
menghilangkan kepenatan atas rutinitas yang dilakukan sehari-hari,
dorongan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, bersantai (leisure) dan
mendapatkan kesenangan walaupun kadang dalam rekreasi kadang
terdapat ketegangan dan aktivitas jasmani yang cukup melelahkan.

4. Olahraga ( Sport )
Olahraga merupakan perluasan dari bermain. Tiga ciri pokok
dalam olahraga yaitu penekanan pada kemenangan,pengutamaan pada
teknik dan ketrampilan yang baik serta adanya penonton. Matveyef
(1981) mengatakan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan energik
dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan
kemauannya semaksimal mungkin.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 15


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Loy (1986) mengemukakan bahwa olahraga memerlukan peragaan


ketangkasan fisik yang terungkap dalam ketrampilan, kesegaran jasmani
atau kombinasi kedua hal itu. Berdasarkan penekanan pada tujuannya,
olahraga (sport) dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Olahraga prestasi yang mengutamakan pada prestasi dan


kemenangan, atau keunggulan dalam pertandingan.
2) Olahraga pendidikan (menekankan pada tujuan pendidikan).
3) Olahraga profesional, yaitu pencapaian tujuan yang bersifat
profesional
4) Olahraga amatir,awal dari munculnya olahraga profesional yang
dilakukan karena hobby.
5) Olahraga kesehatan, bertujuan untuk mencapai derajad sehat yang
lebih baik.
6) Olahraga rekreasi, yang muncul sebagai akibat budaya dan gaya
hidup remaja yang tujuannya untuk bersenang-senang dan lebih
kearah gengsi agar tidak disebut ketinggalan jaman.

2.1.1.3 Sifat Dan Karakter Olahraga

Sifat dan karakter masing-masing cabang olahraga berbeda-beda. Hal ini


dipengaruhi oleh beragam maksud dan tujuandari tiap-tiap cabang olahraga.
Sehingga selain bertujuan untuk menyehatkan tubuh, olahraga pun ada yang
bersifat hiburan, seperti billiard dan bowling. Ataupun juga yang bersifat
kompetitif untuk meningkatkan prestasi, seperti Sepakbola, basket,
bulutangkis, renang, dll. Adapun sifat-sifat olahraga secara umum menurut
Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987 adalah:

1. Sifat Olahraga
1) Menyehatkan dan menguatkan tubuh.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 16


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Terdiri dari berbagai macam gerakan yang berbeda-beda yang


membentuk suatu kesatuan yang dinamis.
3) Gerakannya mempunyai ritme, pola tertentu dan berestetika.
4) Pola gerakan yang dibentuk selalu seimbang.
5) Terkadang gerakannya menitik beratkan pada salah satu bagian tubuh
tertentu.
6) Mempunyai aktivitas gerakan yang tinggi
7) Menarik untuk dilihat dan menggugah perasaaan.

2. Karakteristik Olahraga

C.A. Bucher (1985) menyatakan ada beberapa karakteristik olahraga,


yaitu:

1) Beraktivitas.
Olahraga memiliki ragam aktivitas olah tubuh. Bentuknya bisa
bermacam-macam seperti aktivitas fisik, psikis, sosial maupun
emosiaonal.

2) Sukarela dan Universal.


Olahraga dapat dilakukan siapapun dengan bebas tanpa ada rasa
paksaan. Bebas disini diinterprestasikan sebagai kebebasan
berekspresi, berkreasi, dan pencarian jati diri.

3) Adanya Motivasi.
Olahraga dilakukan karena terdorong oleh berbagai motivasi,
terkhususnya untuk mencapai sehat secara fisik dan psikis. Dengan
adanya motivasi, orang dapat secara aktif berolahraga.

4) Fleksibel.
Olahraga tidak terikat oleh sesuatu tempat dan waktu. Olahraga
dapat dilakukan dimana saja dan kapan pun.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 17


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

5) Adanya Achievment.
Bila dilakukan secara teratur dan bersungguh-sungguh, dari
olahraga dapat digali nilai-nilai potensi prestasi yang dapat berupa :

a. Physical Achievement
Pertumbuhan fisik yang baik, kesegaran jasmani,
rehabilitasi, pengembangan skill, rileksasi, dan pengurangan
ketegangan.
b. Mental Achievement
Aspek ini tidak terukur namun hasilnya dapat dirasakan.
Ketenangan, kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan .
c. Sociality Achievement
Nilai positif yang dapat dikembangkan dalam aspek ini
seperti keakraban, kesetiakawanan, dan kebersamaan.
d. Emotional Achievement
Olahraga berpotensi menyelaraskan ekspresi diri, dan
kepercayaan diri.
e. Intellectual Achievement
Berpotensi untuk mmecahkan masalah, menemukan cara
memenangi suatu tantangan.
f. Spirituality Achievement
Beberapa olahraga spiritual seperti olahraga pernafasan
yoga dan meditasi sering disebut sebagai ibadah ritual suatu
agama (Khonghucu dan Hindu).

2.1.1.4 Fasilitas Olahraga

Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan


pendukung, yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan,
fasilitas penginapan, sekretariat klub dan sebagainya. Fasilitas latihan dan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 18


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan


menjadi dua, yaitu :

 Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang


berada di ruang terbuka atau luar ruangan.
 Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang
berada di dalam ruangan. Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor,
idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan
penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung di dalamnya.
Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang olahraga, ataupun
hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan kondisi
lingkungan setempat.

2.1.2 Sepak Bola


2.1.2.1 Pengertian Sepak Bola
Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan
dan dimainkan oleh dua kelompok/team yang berlawanan yang disebut
kesebelasan. Kesebelasan yang paling banyak memasukkan bola ke gawang
lawan dalam waktu yang telah ditentukan dianggap sebagai pemenang.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009)
2.1.2.2 Elemen-Elemen Sepak Bola
1. Lapangan Sepakbola
Adapun ukuran lapangan standar sepakbola yang telah ditetapkan oleh
FIFA, yaitu :
1) Ukuran : 105m x 68m.
2) Daerah penalti : 40,32m x 16,5m.
3) Jari-jari lingkaran tgh : 9,15m.
4) Titik tendangan pinalti :11m dari gawang.
5) Gawang : lebar 7,32m x tinggi 2,44m.
6) Permukaan daerah pelemparan harus halus, rata, dan tak abrasif.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 19


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.1: Lapangan Sepak Bola Standar FIFA.

2. Bola dan Perlengkapan Permainan Sepak Bola.


Adapun ukuran bola menurut situs resmi FIFA adalah sebagai berikut :
1) Keliling : 10cm
2) Berat : 410- 450 gram
3) Lambungan : maks. 10m pada pantulan pertama
4) Bahan : karet / karet sintetis (buatan)
Perlengkapan permainan sepakbola antara lain sebagai berikut :
1) Kaos bernomor (sejak 1954)
2) Celana pendek.
3) Kaos kaki.
4) Pelindung tulang kering pada kaki.
5) Alas kaki bersolkan karet .

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 20


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.2: Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.

3. Tim, Wasit dan Offisial Pertandingan.


1) Tim
Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya
haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan
yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim
(minimum delapan). Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk
mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti
di depan gawangnya.
Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola
dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam
permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya.
Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang
keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk
mengembalikan bola ke dalam permainan.
Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara)
dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan
umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan,
kekurang efektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit
waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar,
pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam
pertandingan tersebut.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 21


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Wasit dan Offisal Pertandingan.


Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang
mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai
peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan
kepadanya dan keputusan-keputusan pertandingan yang
dikeluarkannya dianggap sudah final. Wasit menggunakan peluit
sebagai tanda suatu keadaan seperti pelanggaran, offside, gol dan
menunjukan waktu pertandingan dimulai atau selesai.
Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (penjaga garis).
Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial
keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika
diperlukan.

4. Lama Permainan, Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.


1) Lama permainan
Sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama
15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang,
maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga
didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.
2) Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.
Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak
tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau
berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya
yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang
disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua
babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan.
Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan
beberapa bentuk dari sistem „sudden death‟, namun mereka kini telah
tidak digunakan.Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 22


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk


menentukan sang pemenang.
Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan
tersebut untuk diulangi. Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak
sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil
akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya
digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.

5. FIFA, Peraturan Sepak Bola dan PSSI.


1) FIFA
Merupakan badan asosiasi tertinggi sepakbola dunia. FIFA
didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari jadinya yang
ke-100 pada 2004. FIFA selain menetapkan peraturan sepakbola, juga
ikut mempromosikan sepakbola dengan mengatur transfer pemain
antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan
menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya dan even
sepakbola terbesar yaitu Piala Dunia yang digelar 4 tahun sekali.
Adapun organisasi sepakbola didunia yang dikoordinasi oleh FIFA
yaitu:
a. UEFA (Negara di benua Eropa)
b. CONMEBOL (Negara di benua Amerika Latin)
c. CONCACAF (Negara di benua Amerika tengah dan utara)
d. AFC (Negara di benua Asia dan benua Australia)
e. CAF (Negara di benua Afrika)
f. OFC (Negara di benua Oceania)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 23


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Peraturan Sepakbola
Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football
Association Board), bagian dari badan kesatuan sepakbola benua
eropa atau UEFA. Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the
Game) adalah perihal:
a. Lapangan Sepak Bola
b. Bola
c. Jumlah Pemain
d. Peralatan Pemain
e. Wasit Yang Mengatur Pertandingan
f. Asisten Wasit
g. Lama Permainan
h. Bola Keluar dan Di Dalam Lapangan
i. Cara Mendapatkan Angka
j. Offside
k. Pelanggaran
l. Tendangan Bebas
m. Tendangan
n. Lemparan Dalam
o. Tendangan Gawang

3) PSSI
Merupakan kepanjangan dari Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia. Didirikan 1930 di Yogyakarta oleh Soeratin
Sosrosoegondo. Setiap tahunya PSSI menggelar even sepakbola
ditanah air seperti Piala Indonesia, ISL (Indonesian Super League),
Copa Indonesia dan sekarang ditambah IPL (Indonesian Premier
League).

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 24


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.3 Klub Sepak Bola


2.1.3.1 Pengertian Klub Sepak Bola Profesional
Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian
makna per kata-nya adalah sebagai berikut:
Klub: Suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk melakukan
kegiatan dengan tujuan tertentu. (Longman Learner’s Dictionary of
American English, 2000)
Sepak Bola: Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.( Ibid )
Professional: Orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran.
(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
1985).
Jadi pengertian Klub Sepak Bola Profesional adalah suatu perkumpulan
orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana
mereka bekerja di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari
para pemain, pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan
prestasi & profit yang jelas.

2.1.3.2 Sifat Klub Sepak Bola Profesional

Klub sepakbola professional memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan


klub amatir, diantaranya :

1. Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan visi


dan misi dari klub itu sendiri.
2. Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya.
3. Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh dan
mendapatkan gaji sesuai dengan kontribusinya kepada klub.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 25


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.3.3 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional

Owner

Asisten Manager Asisten


Manager Manager

Pelatih

Tes Medis Humas


Pemain

Unsur Pendukung

Skema 2.1: Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional. (Kantor Menpora, 1997)

2.1.4 Pelatihan Sepak Bola


2.1.4.1 Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola
Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang
terdiri dari: kondisi fisik dan taktik permainan serta mental pemain dipelajari
benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal
latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan
teknik dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan
cermat.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik,
teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam
kecakapan bermain sepakbola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:
1. Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepakbola adalah untuk
meningkatkan kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental
pemain, sehingga pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi.
(C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410)
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 26


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepakbola yang harus


ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi
fisik. (Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing
House, Moscow, 1958, hal.10)
3. Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepakbola yang
tinggi, para pemain harus diberikan latihan-latihan:
a. Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang
b. Mengembangkan pengertian bermain dalam team
c. Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari. (Batty Eric,
Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975.
hal. 98)

2.1.4.2 Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola


Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan
sepakbola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepakbola harus dapat mewadai
ketiga unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik,
fisik, dan taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai unsur-
unsur tersebut:
1. Latihan Fisik
Yang disebut dengan latihan fisik dalam sepakbola adalah suatu
latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain
sepakbola selama 1,5 jam terus menerus tanpa mengalami
kesukaran/kelelahan yang berarti. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press,
Budapast, 1972, hal. 491). Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu
latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus.
 Latihan kondisi fisik umum adalah untuk meningkatkan kesegaran
fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan
koordinasi secara khusus.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 27


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Latihan kondisi fisik khusus adalah untuk meningkatkan kesegaran


fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu.
Latihan kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik
umum telah mencapai tingkat tinggi. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh
Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola,
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP
Yogyakarta, 1981, hal.5 )

Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah:


1) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan
kekuatan (force) melawan tahanan/beban.
2) Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk
melawan kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepakbola dalam
jangka waktu yang lama.
3) Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan
yang sejenis dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
4) Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk
merubah arah.
5) Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dengan amplitudo yang luas. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan
Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan
Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta,
1981, hal.5,6)
Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat
dan dilapangan terbuka.

2. Latihan Teknik
Teknik dalam sepakbola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang
dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan
sepakbola. (Csanadi commit to user Press, Budapast, 1972, hal. 23-24).
Arpad, Corvina

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 28


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Sehingga latihan teknik dalam sepakbola dapat disebut sebagai melatih


kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang digunakan dalam
semua gerakan pada sepakbola. Gerakan-gerakan tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Gerakan tanpa bola
a. Lari dan merubah arah
b. Melompat dan meloncat
c. Gerak tipu tanpa bola
2) Gerakan-gerakan dengan bola
a. Menendang bola (kicking)
b. Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling)
c. Menyundul bola (Heading)
d. Mengiring bola (Dribbling)
e. Gerak tipu dengan bola (Feinting)
f. Merebut bola (Tackling)
g. Melempar bola kedalam (Thow in)
h. Teknik-teknik penjaga gawang. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh
Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP
Yogyakarta, 1981, hal. 6)
Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan
tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang
tertutup seperti latihan wall pass.

3. Latihan Taktik
Taktik permainan sepakbola adalah seni permainan yang
direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk
mencapai hasil yang maksimal. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres,
Budapast, 1972, hal. 259). Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana
merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 29


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Taktik dalam sepakbola dapat dibagi menjadi:


 Taktik perseorangan.
 Taktik bersama yang terdiri dari taktik team dan taktik kelompok,
misalnya taktik bertahan dan taktik menyerang. (Drs. Sardjono, dkk.,
Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain
Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu
Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6)

Latihan taktik ini dilakukan di:

 Lapangan.
 Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang
dilengkapi dengan miniatur pemain.
 Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan
pertandingan atau peragaan tertentu dan untuk keperluan
melakukan analisa terhadap permainan lawan.

2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola


2.1.5.1 Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola
Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan suatu tempat dimana dilakukan
berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan
penelitian tentang sepakbola yang dilaksanakan dalam waktu tertentu, dan
menempati sarana-sarana yang diperuntukkan bagi kegiatan tersebut dengan
tujuan meningkatkan prestasi pemain dan kualitas sepakbola itu sendiri.

2.1.5.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola


Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu:
1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang
merupakan tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi.
2. Dilakukan secara berkelompok
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 30


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan


kualitas pemain / tim untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam
konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan (skill).
4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.

2.1.5.3 Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola


Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama.
(De Chiara, Joseph, Times Saver Standards for Buildings Type, 1973).
Kelima fasilitas tersebut adalah:
1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih,
pengurus, dan pengelola.
2. Ground Field atau Lapangan Pertandingan: yang terdiri dari lapangan
latihan, lapangan untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging
track).
3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk
recovery (pemulihan) dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang
serbaguna, hall, ruang-ruang kelas, ruang pemutaran film (slide) & ruang
strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb.
4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis
sepakbola seperti sarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport
shop, dan tempat-tempat yang sengaja dibuat untuk interaksi sosial para
penghuni kompleks.
5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi
yang mencakup kantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa
pers dll.

2.1.5.4 Kriteria Lokasi Pusat Pelatihan Sepak Bola Berstandart FIFA


Kriteria Pusat Pelatihan Sepakbola yang berstandar FIFA diterapkan
bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Pusat Pelatihan Sepak
Bola Di Surakarta sebagai bangunan edukasi komersil yang mengedepankan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 31


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

kemajuan prestasi dibidang olahraga sepakbola. Edukasi dimaksudkan


bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini tidak hanya akan
melatih dan membentuk atlet-atlet lokal yang menguasai teori dan skill sepak
bola, namun akan berprestasi pula dalam event olahraga sepakbola.
Sedangkan komersial dimaksudkan bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di
Surakarta diharapkan dapat membiayai kebutuhan sendiri, baik dari segi
sarana dan prasarana maupun hal teknis dan non teknis. Hal tersebut
bertujuan agar Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta dapat mandiri, tetap
terawat dan terjaga kestabilitasannya.
Berdasarkan kriteria, letak tapak pusat pelatihan sepakbola standar dari
FIFA adalah sebagai berikut (www.fifa.com/trainingcamp):
1. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan stadion yang sudah berstandar
internasional dan telah digunakan untuk menggelar even sepakbola
berskala internasional.
2. Pusat pelatihan sepakbola dekat atau bahkan menjadi camp sebuah klub
sepak bola lokal yang dinaungi liga professional.
3. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan bandara penerbangan.
4. Pusat pelatihan sepakbola terletak pada lokasi yang strategis.
Berada pada jalan utama kota, dekat dan dilewati sarana pendukung
seperti sarana transportasi, telekomunikasi, PLN dan perbankan.
Keberadaan fasilitas atau sarana transportasi memegang peranan penting
karena akan memberikan kejelasan dan kemudahan pencapaian.
5. Berada dalam wilayah pengembangan kota.

2.1.6 Arsitektur Metafora


2.1.6.1 Pengertian Metafora
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu melalui persamaan atau perbandingan. Istilah metafora
berasal dari bahasa yunani metapherein (perancis: metaphore, latin: metafora,
inggris: metaphor).
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 32


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

meta dalam hal ini diartikan sebagai memindahkan atau yang berhubungan
dengan perubahan. Sedangkan pherein berarti mengandung atau memuat.
Dari etimologinya, metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu
yang dikandungnya (makna). Metafora adalah serangkaian tuturan atau
kalimat dimana satu istilah dipindahkan maknanya kepada obyek atau
konsepyang ditunjukkan melalui perbandingan tak langsung atau analogi.
Metafora disebut sebagai bahasa yang bersifat perlambang atau kiasan
(figurative language).
Pada tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan
bahasa. Menurut Charles Jenks dalam bukunya the language of post modern
Architecture, arsitektur dapat dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain
dengan cara metafora. Arsitektur sebagai komuninkasi adalah bahasa non
verbal dimana bangunan mewakili salah satu bentuk komunikasi dan seperti
bahasa juga menggunakan kosakata dan sintaksis atau penggabungan
kosakata.
Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,
diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan
dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.

2.1.6.2 Bentuk Metafora


Samuel Levin, seorang ahli bahasa,mengidentifikasikan metafora menurut
bentuk ekspresinya menjadi 5 jenis (Soedarsono, 200:111):
1. Metafora Konvensional (conventional metaphor)
Sebuah metafora disebut konvensional saat ia membentuk bagian
dari pengertian sehari-hari kita akan suatu pengalaman. Metafora tersebut
akan terproses secara otomatis,tanpa usah adan terkadang tanpa perhatian
kita. Contoh: ”harga-harga naik”,”menanjak”,”melambung” atau
”rendah” atau ”jatuh”.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 33


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Metafora Penyalur (conduit metaphor)


Konsep ”komunikasi” dimengerti melalui metafora yaitu metafora
penyalur dimana ”ide” adalah obyek dan ”kata” adalah wadah. Ide-ide
bahwa kata-kata memiliki arti didalamnya adalah suatu konsekuensi dari
metafora penyalur ini.

3. Metafora Puitis (poetic metaphor)


Metafora puitis, dala syair-syair karya sastra, memanfaatkan
pemikiran metaforik yang telah biasa kita dengar sehari-hari. Dengan
memperluas metafora ctersebut atau mengkombinasikannya. Sebagai
contoh: ada suatu metafora dimana ”kehidupan” dimengerti sebagai
”hadir disini” dan kelahiran sebagai ”kedatangan”serta ”kematian”
sebagai ”keberangkatan”.

4. Metafora Kesan (image metaphor)


Metafora tidak saja memproyeksikan struktur cdari suatu konsep
kepada yamg lain, tetapi juga dapat memproyeksikan strukturdari suatu
kesan kepada kesan yang lain. Sebagai contoh: penyair Andre Breton
menulis ”my wife,whose waist is an hourglass”. Disini kesan dari sebuah
jam pasir (hourglass) dipetakan kedalam kesan pinggul seorang wanita.

5. Metafora Tingkat Umum (generic-level metaphor)


Metafora tingkat umum adalah metafora yamg tidak terbatas pada
kerangka daerah asal dan daerah target. Satu contoh adalah metafora
“peristiwa” adalah “tindakan”, yang menafsirkan peristiwa sebagai
tindakan yang dilakukan oleh beberapa pengantar metafora. Metafora ini
akan banyak menghasilkan personifikasi.

2.1.6.3 Metafora Dalam Arsitektur


Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan
makna yang terkandung didalamnya. Arsitektur bukanhanya sekedar
commit
bangunan mati yang tidak to user
memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 34


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bentuk bahasa, sehingga merupakan bagiuan dari komunikasi. Makna primer


dari dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud fungsi dan struktur fisik,
makna sekunder akan melewati dan menekankan pada bagian-bagian yang
berkaitan dengan pemgirim,penerima dan kode yang merupakan suatu
bsistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti.
Charles Jenks dan Michael graves melihat bahwa orang dengan latar
belakang berbeda akan membaca ekspresi metaforik (dalam hal ini
bangunan) secara berlainan. Metafora berkaitan dengan pemahaman
manusia,dengan pengalaman yang melatar belakangi pemikiran manusia.
Pengalaman dan pemahaman terhadap sebuah konsep akan terpatri dalam
ingatannya,bentuk yang terlihat,permukaan yang kasar,cahaya yang
terang,sampai wangi bunga dan lain-lain.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umumnya


dipakai jika:
1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu obyek ke
obyek lain.
2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu obyek (konsep atau obyek)
seakan-akan suatu hal yang lain.
3. Mengganti fokus penelitian area konsentrasi atau penyelidikan lainnya
(dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat
menjelaskan subyek yang sedangn dipikirkan dengan cara baru)

Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara


atau metode sebagai suatui perwujudan kreativitas arsitektural,yakni sebagai
berikut:

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut


panndang yang lain.
2. Mempengaruhi timbulnya berbagai intepretasi pengamat.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 35


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Mempengaruhi pengertian terhadap suatu hal yang kemudian dianggap


menjadi hal yang tidak dapat dimengertiataupun belum sama sekali ada
pengertiannya.
4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.

2.1.6.4 Pemindahan Makna Arsitektural


John Simond menulis,karakteristik ruang merupakan kualitas abstrak yang
akan mempengaruhi respon emosi maupun psikologi pemakainya. Bila sesuai
dengan tujuan penggunaan dan konteks pemakainya, maka ekspresi
metaforiknya akan tersampaikan. Berikut contoh konsep yang dipindahkan
kedalam karakteriatik ruang. (Soedarsono,2000:114)

Konsep Karakteristik Ruang

Ketegangan Bentuk-bentuk tak stabil, pembenturan warna-warna yang


intens, penekanan visual suatu obyek, permukaan keras
dan kasar, elemen yang tidak familiar, cahaya terang dan
menyilaukan, suara gemuruh

Istirahat Obyek nyang mudah dikenali, garis-garis yang mengalir,


stabilitas struktur yang jelas, elemen horizontal, tekstur dan
cahaya lembut, suara sayup-sayup, warna putih, abu-abu,
biru dan hijau.

Ketakutan Tidak ada orientasi, area tersembunyi, kejut-kejutan,


bidang lekukan, putaran dan pecahan, bentuk-bentuk stabil,
pijakan licin, void tanpa pengaman, elemen-elemen tajam,
gelap/remang-remang, warna pucat dan monokrom.

Kegembiraan Pola dan bentuk halus mengalir, gerakan dan irama terlihat
pada struktur, sedikit batasan, warna hangat dan cerah,
cahaya berkelap-kelip.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 36


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Kerenungan Terisolasi, pribadi, terpisah, cahaya dan warna lembut


berpendar, suara bernada rendah dan konstan, tanpa
elemen dekorasi, tanpa gangguan kekontrasan.

Tabel 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang

2.1.6.5 Kategori Arsitektur Metafora


Anthony Antoniades mengidentifikasikan tiga buah kategori metafora
arsitektural, yaitu (Soedarsono,2000:115):
1. Metafora Abstrak (Intangible Metaphors)
Ide awal metaforiknya berasal dari sebuah konsep yang abstrak,
sebuah ide, sifat manusia, atau kualitas obyek (alami, tradisi, budaya).
Intangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang tidak
dapat diinderai seperti konsep atau ide dari tradisi, budaya, lingkungan
dan sebagainya.
2. Metafora konkret (Tangible Metaphors )
Tangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang
dapat diinderai atau memiliki suatu bentuk visual.
3. Metafora kombinasi (Combined Metaphors )
Combined metaphors merupakan gabungan keduanya. Dimana
kondep abstrak dan karakter materi atau visual obyek tergabung sebagai
ide awal kreasi arsitektural. Karakter visualnya dapat menjadi alasan
untuk menilai sifat-sifat, kualitas dan karakter wadah visual.

2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural


Desain sangat erat kaitannya dengan bentuk (form) dari produk yang
dihasilkannya. Dengan alasan tersebut berikut ini akan dikemukakan beberapa teori
tentang bentuk dalam arsitektur.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 37


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.7.1 Asal-Usul Bentuk


Teori asal-usul bentuk ada beberapa macam, dari pernyataan bahwa
bentuk berasal dari daya imajinasi kreatif sampai argumen tentang asal-
muasal bentuk dari pengaruh fungsi dan iklim. Berikut merupakan teori-teori
yang lain berkaitan dengan asal usul bentuk yang disarikan dari buku
Sources of Architectural Form, yaitu :
1. Bentuk Arsitektural Tercipta Sesuai Dengan Fungsinya
Dalam teori ini suatu bangunan yang bagus adalah bangunan yang
terbentuk karena berbagai pengaruh fisik, sosial, psikologi dan fungsi
simbolis. Sebagai contoh adalah bentuk ideal untuk suatu bangunan
stadion, yang dihasilkan dengan meletakkan jalur penanda yang mudah
terlihat, bentuk dan penempatan tribun harus memperhatikan keleluasaan
pandangan serta pergerakan penonton dari dan ke tempat duduk mereka,
dan juga tampak luar harus terbentuk dari simbolisasi stadion sebagai
ruang komunal untuk aktivitas olahraga.

2. Bentuk Lahir Dari Proses Imajinasi


Pada teori ini ide bentuk arsitektur murni berasal dari intuisi dan
kemampuan dari perancang. Bentuk yang tercipta merupakan perasaan
khusus dari si perancang dalam membuat bentuk-bentuknya, atau
menempatkan ide lama bersama dengan yang baru dan metode yang
belum pernah dipakai sebelumnya.

3. Bentuk Ada Karena Semangat Kekinian (spirit of age)


Dalam hal ini perancang dalam mendesain bentuk terpengaruh oleh
adanya semangat kekinian atau keinginan untuk tampil up to date, dalam
hal ini ada suatu kemungkinan seorang perancang mengikuti gaya
tertentu dari arsitek yang lain, sehingga ada pengaruh psikologis dalam
proses penciptaan bentuk.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 38


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4. Bentuk Arsitektural Dapat Dibedakan Dengan Adanya Pengaruh Kondisi


Sosial Ekonomi
Seperti halnya teori bentuk ketiga, yaitu spirit of age, teori ini
mengemukakan bahwa usaha artistik seseorang terpengaruh oleh usaha
yang berkembang saat itu. Tetapi kondisi sosial ekonomi berpengaruh
terhadap bentukan bangunan yang terjadi, di sini ada suatu hirarki sosial
sebagai refleksi individual. Dalam hal ini terdapat bentuk-bentuk khusus
yang berkaitan dengan adanya faktor sosial ekonomi, dalam hal ini
finansial, dari pemberi order (calon pemilik bangunan).

5. Bentuk Arsitektural Berasal Dari Prinsip Waktu Yang Merefleksikan


Kelebihan Atau Kekhususan Si Arsitek, Budaya Dan Iklim.
Dalam teori ini lebih menekankan pada keunikan bentukan
bangunan itu sendiri. Sehingga ada berbagai macam bentuk bangunan
dalam usaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, iklim
dan alam sekitarnya. Sebagai hasilnya bangunan yang dihasilkan
mempunyai bentukan yang khusus sesuai dengan ide si arsitek

2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk


Perwujudan suatu bentuk tidak lepas dari pengaruh tuntutan kebutuhan
aktivitas pemakai, tuntutan kepuasan akan keindahan dan keamanan.
1. Fungsi
Peranan fungsi menyangkut pemenuhan terhadap aktivitas manusia
yang muncul sebagai konsekuensi pemenuhan kebutuhan manusia, baik
itu kebutuhan jasmani maupun rohani.

2. Simbol
Simbol dapat muncul dalam konteks yang sangat beragam dan
digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam arsitektur, pengenalan simbol
merupakan proses yang terjadi pada individu dan masyarakat melalui
panca indera yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu persepsi. Atau
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 39


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bisa juga ditafsirkan bahwa simbol adalah suatu usaha yang dilakukan
dengan sengaja, terencana, sangat diperhitungkan, untuk menerjemahkan
konsep-konsep menjadi istilah-istilah yang ilustratif dan inderawi.
(Seperti yang diungkapkan oleh Mikke Susanto dalam bukunya
Membongkar Seni Rupa: 2003. Dalam konteks ini kata “istilah-istilah”
bisa diterjemahkan sebagai perwujudan fisik suatu desain).
Simbol dapat dipilah menjadi beberapa kategori yang
diklasifikasikan berdasarkan peran simbol itu sendiri, kesan yang
ditimbulkan serta pesan yang disampaikan melalui tampilan-tampilan
bentuk tertentu.
a. Simbol Yang Agak Tersamar
Simbol ini menyatakan peran dari suatu bentuk. Sebagai contoh
gerigi pada atap sebuah pabrik.
b. Simbol Metafora
Masyarakat mempunyai pandangan, opini atau interpretasi tertentu
terhadap suatu bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, baik
sebagian maupun keseluruhan bangunan. Interpretasi ini sangat
dipengaruhi oleh latar belakang mereka yaitu tingkat kecerdasan
(baca: kemampuan menangkap dan memahami esensi suatu ruang)
dan pengalaman meruangnya. Ada kecenderungan mereka akan
membandingkan bangunan yang dilihatnya dengan substansi yang
lain yang dianggap memiliki karakter serupa. Di sinilah peran
metafora sebagai media transposisi (pemindahan) istilah atau
pencitraan dari suatu benda ke benda lain, yang berasal dari memori
tersimpan yang muncul pertama kali ketika mengidentifikasi sesuatu
hal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 40


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.3: Opera Sidney House (google image)

c. Simbol sebagai unsur pengenal


Terefleksi pada bentuk-bentuk yang sudah dikenal secara umum
oleh masyarakat melalui ciri khas dan fungsinya pada suatu
bangunan. Contohnya seperti kubah pada masjid atau salib pada
gereja.

Gambar 2.4: Church of Light (google image)

3. Sistem Struktur
Dengan majunya pengetahuan manusia. Struktur juga mengalami
perkembangan, baik konstruksinya, bahan, maupun metode
pembangunannya. Dengan demikian sangat besar kemungkinan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 41


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

menciptakan struktur yang kuat dan indah yang berpengaruh besar


terhadap penampilan bentuk yang terwujud.

Gambar 2.5: Reichstag Parlamentul (google image)

2.1.7.3 Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga


Selain memiliki pengertian dan karakter, olahraga (sport) memiliki banyak
sekali identitas maupun ciri khas berupa simbol-simbol yang
mengidentifikasikan olahraga. Simbol-simbol tersebut di visualisasikan
dengan berbagai macam cara, mulai yang sifatnya eksplisit maupun implisit.
Eksplisit desain berarti simbol tersebut secara jelas mengidentifikasikan
sport, seperti logo-logo klub, warna,corak kostum, maupun merk-merk
produk yang sudah melekat dan tidak asing lagi didunia olahraga, seperti:
Nike, Adidas, Reebok, dll.
1. Logo / Maskot
Merupakan suatu lambang yang digunakan sebuah grup / klub
olahraga untuk menunjukkan identitas klubnya kepada masyarakat,
sehingga dengan logo tersebut masyarakat dapat dengan mudah
mengenali klub tersebut. Bentuk,warna / gambar yang digunakan
mengambil bentuk bola /bentuk yang lebih unik namun tetap berkaitan
dengan olahraga (sport) dan warna yang mencolok,sebab tujuan
utamanya adalah agar mudah dikenali masyarakat.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 42


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.6: Logo Klub AC Milan (google image)

Selain logo-logo tim,juga ada logo-logo untuk event / acara olahraga


akbar, seperti piala dunia, piala eropa, olimpiade, PON, dll.

Gambar 2.7: Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012 (google image)

2. Kostum pemain
Kostum untuk pemain didalam olahraga sangat bervariasi. Setiap
cabang olahraga memiliki corak kostum yang berbeda-beda. Corak
kostum tim sepakbola berbeda dengan corak kostum tim basket,voli atau
yang lainnya. Selain itu tiap tim pada masing-masing cabang olahraga
memiliki corak kostum yang berbeda-beda pula. Selain warna dan bahan,
kostum untuk olahraga dibuat dari bahan yang tidak panas,menyerap
keringat, dan ringan. Walaupun memiliki corak dan motif yang berbeda,
namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
membedakan kawan commit
/ lawan.toSehingga
user warna yang digunakan harus

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 43


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

jelas, tegas,dan mencolok. Untuk seragam negara biasanya diambil warna


dari bendera masing-masing negara.

Gambar 2.8: Kostum Klub AC Milan (google image)

Sedangkan simbol yang berupa implisit lebih dituangkan kedalam


bentuk bangunan olahraga seperti stadion, GOR,dan Sport Center.
Simbol yang berupa implisit berupa bentuk-bentuk geometris yang
disesuaikan dengan karakter dan sifat dari olahraga itu sendiri.

3. Dinamis
Digambarkan dengan bentuk lingkaran, elips dan bentuk lengkung
lainnya. Bentuk lengkung ini juga menggambarkan sebuah bola,dimana
hampir seluruh cabang olahraga menggunakan bentuk yang bundar ini.

4. Tegas
Merupakan salah satu karakter dari olahraga, digambarkan dengan
bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk dari sebagian besar
lapangan olahraga.

5. Besar, Perkasa, Dan Kuat


Karakter olahraga besar, perkasa dan kuat di lambangkan dengan
ukuran / dimensi dari tempat olahraga yang besar dengan langit-langit
yang tinggi serta berkesan megah.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 44


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

6. Rekreatif Dan Menarik


Karakter olahraga yang lain adalah rekreatif walaupun dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan keringat. Rekreatif dapat
digambarkan dengan ketidak monotonan (unstatis) yaitu dengan
menggunakan warna-warna terang dan terkesan ceria.

7. Bentuk Massa Bangunan


Pada bangunan sport yang telah ada, bentuk yang didesain oleh si
Arsitek merupakan perpaduan dari kombinasi bentuk lengkung dan
persegi. Sebagian besar stadion olahraga mengambil bentuk lingkaran
dan ellips. Dimana bentuk lengkung memiliki bagian yang dominan. Dari
sudut pandang struktur, bentuk lengkung dapat digunakan untuk bentang
yang sangat lebar. Selain lengkung, bentuk dasar massa bangunan juga
mengambil bentuk segi empat.

Gambar 2.9: Wembley Stadium (google image)

2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta


2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih
2.2.1.1 Tinjauan Wilayah
Tinjauan disini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang kota-kota dalam
wilayah Surakarta terkait dengan kriteria pemilihan site Pusat Pelatihan
Sepakbola yang berstandar FIFA. Wilayah Surakarta terkhususnya akan
commit
menjadi cakupan pelayanan PusattoPelatihan
user Sepak Bola untuk menelurkan

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 45


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bibit-bibit pemain atau atlet muda yang akan dibina dan dilatih untuk
menjadi pesepakbola professional. Namun juga diharapkan memberikan
peluang untuk diakses oleh pihak lain / penyewa (klub sepakbola) dari
seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas
Indonesia.
Secara administratif Surakarta termasuk wilayah Propinsi Daerah Tingkat
I Jawa Tengah dan merupakan kota nomor 2 terbesar setelah Semarang (Ibu
Kota Propinsi). Surakarta terbagi menjadi 5 wilayah kecamatan dan 51
kelurahan. Kota-kota dalam cakupan wilayah Surakarta meliputi:
1. Kota Surakarta (Solo)
2. Kabupaten Boyolali
3. Kabupaten Karanganyar
4. Kabupaten Klaten
5. Kabupaten Sragen
6. Kabupaten Sukoharjo
7. Kabupaten Wonogiri.

2.2.1.2 Deskripsi Kota Surakarta


Surakarta adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia
yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2
dengan luas 44 km2. Berdasarkan astronomi, Kota Surakarta terletak pada
posisi 110 BT – 111 BT serta 7.6 LS – 8 LS. Kondisi fisik topografinya
relatif datar dengan ketinggian sekitar 92 m di atas muka air laut rata-rata
(dpl), dengan kemiringan tanahnya 0-3 %. Surakarta dilalui oleh beberapa
sungai yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Bersama dengan
Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah
pada tahun 1755.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 46


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.10: Peta Surakarta

2.2.1.3 Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta


Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404 Ha
yang terbagi atas lima kecamatan dan 51 kelurahan. Secara administratif,
Kotamadya Surakarta berbatasan dengan :
 Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
 Selatan : Kabupaten Sukoharjo
 Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali
 Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

2.2.1.4 Potensi Kota Surakarta


Berikut analisa potensi kota Surakarta sebagai lokasi pusat pelatihan sepak bola
yang sesuai standart FIFA:
1. Di Kota Surakarta terdapat stadion yang sudah berstandar internasional
dan telah digunakan untuk menggelar even sepakbola berskala
internasional. Stadion Gelora Manahan yang berkapasitas 30.000 orang,
tepatnya terletak di Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota
Surakarta.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 47


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Persis Solo merupakan sebuah klub sepakbola lokal yang professional


dan secara resmi dinaungi oleh PSSI dan mengikuti Liga Profesional
PSSI.
3. Di Kota Surakarta terdapat sejumlah industri rumahan pembuat alat-alat
olahraga.
4. Kota Surakarta tercatat sebagai tuan rumah penyelenggaraan APG
pertama di Indonesia.
5. Kota Surakarta terdapat sarana pendukung seperti sarana transportasi,
telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas atau sarana
transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan
kejelasan dan kemudahan pencapaian.

Sebelum lebih lanjut berbicara tentang Pusat Pelatihan Sepak Bola di


Surakarta, ada baiknya untuk melihat dulu potensi pengembangan atlet muda
di Surakarta. Potensi pengembangan atlet muda itu dapat dilihat dari tabel
jumlah klub dan SSB dalam cakupan wilayah Surakarta di bawah ini:

No. Nama Klub Status


1. PERSIS SOLO (Profesional) Anggota Divisi Utama Liga PSSI
2. POP Klub anggota divisi 1 Persis
3. Sparta Klub anggota divisi 1 Persis
4. AT Farmasi Klub anggota divisi 1 Persis
5. Mars Klub anggota divisi 1 Persis
6. PSHW Klub anggota divisi 1 Persis
7. TNH Klub anggota divisi 1 Persis
8. MTA Klub anggota divisi 1 Persis
9. HMW Klub anggota divisi 1 Persis
10. PDAM Klub anggota divisi 1 Persis
11. ASMI Klub anggota divisi 1 Persis
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 48


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

12. Monas Putra Klub anggota divisi 1 Persis


13. Arseto Amatir Klub anggota divisi II Persis
14. Angkasa Klub anggota divisi II Persis
15. UNS Klub anggota divisi II Persis
16. UMS Klub anggota divisi II Persis
17. UTP Klub anggota divisi II Persis
18. THOR Klub anggota divisi II Persis
19. PLN Klub anggota divisi II Persis
20. LDN Klub anggota divisi II Persis
21. KIM Klub anggota divisi II Persis
22. BHAKTI 96 Klub anggota divisi II Persis
23. Adidas Sekolah Sepakbola
24. Putra Bengawan Sekolah Sepakbola
25. Ksatria Sekolah Sepakbola
26. Patriot Sekolah Sepakbola
27. Bonansa Sekolah Sepakbola
28. Angkasa Sekolah Sepakbola
Tabel 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta.

Sumber : Data Komda PSSI Surakarta 2010

Dari daftar yang tersebut di atas masih terdapat puluhan klub atau
perkumpulan sepakbola amatir yang belum tercatat secara resmi sebagai
anggota perserikatan divisi Persis Solo. Bila dilihat dari segi
penyelenggaraan pertandingan, Kota Solo (Surakarta) sering ditunjuk PSSI
untuk menggelar event pertandingan sepakbola baik dalam cakupan level
local, nasional maupun internasional.
No. EVEN KETERANGAN
2008–2011: Djarum Indonesia Super
1. Liga Indonesia
League,
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 49


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2005–2007: Liga Djarum Indonesia,


1999–2004: Liga Bank Mandiri
1997–1999: Liga Indonesia
1996–1997: Liga Kansas
1994–1996: Liga Dunhill
Piala Champions Asia Kejuaraan Antarklub Asia 1992, 1998-
2.
Wilayah ASEAN 2004
Liga Djarum Indonesia 2005-2007, Stadion
3. Babak 8 besar
Manahan.
Babak promosi Liga Djarum Indonesia Divisi 1 2005-2007,
4.
degradasi Stadion Manahan.
Piala Indonesia 2010, juara Sriwijaya FC,
5. Final Piala Indonesia
Stadion Manahan.
Partai pembuka Liga Primer Indonesia
6. Pembukaan Liga
2011, Stadion Manahan.
SCTV CUP 2011, Juara Persipura, Stadion
7. Babak 4 besar ISL
Manahan.
Senior vs U-23 Timnas 1-1, 18 Agustus
Ujicoba Timnas 2011, Stadion Manahan.
8.
Indonesia Indonesia vs Palestina 4-1, 22 Agustus
2011, Stadion Manahan.
Persiapan Pra Piala Dunia grup E, Stadion
9. Latihan Timnas
Manahan.
Kampiun Cup 2011 penyisihan Grup A &
10. Kejuaraan Antarklub semifinal, Oktober 2011, Stadion
Manahan
Tabel 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta.

Sumber : Data Komda PSSI Surakarta 2010.


commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 50


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dengan tersedianya fasilitas sarana-sarana sepakbola yang berstandar


internasional di Surakarta yaitu Stadion Gelora Manahan maka diharapkan
hal tersebut akan memacu prestasi dari para pemain lokal maupun pemain
sepakbola di Indonesia.
Dilihat dari sejarahnya yang panjang dikancah sepakbola nasional
kapasitas Surakarta sebagai kota sepakbola sudah tidak perlu diragukan lagi.
Surakarta selalu menjadi salah satu home base dari sebuah klub Liga
Profesional PSSI. Berikut adalah beberapa klub yang pernah dan masih
berlaga di Liga Profesional PSSI :
1. PERSIS SOLO (1923-Sekarang), prestasi juara 7 kali kompetisi Liga
Perserikatan Indonesia di era 30-50an, runner up Divisi Utama Liga
Djarum Indonesia tahun 2006
2. ARSETO (1983-1998), prestasi juara Galatama 1992, juara antar klub
ASEAN 1992, juara Piala Liga 1981.
3. PELITA SOLO (2000-2002), anggota Liga Bank Mandiri.
4. PERSIJATIM SOLO FC (2003-2004), anggota Liga Bank Mandiri.
5. KSATRIA XI SOLO FC (2010-2012), anggota Liga Primer Indonesia.

2.2.1.5 Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta


Semakin banyaknya klub-klub sepakbola professional di Surakarta
mengindasikan kebutuhan akan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berstandar
internasional semakin meningkat. Kondisi didukung oleh faktor bahwa
sarana lapangan sepakbola yang ada di Surakarta sebagai tempat latihan
ataupun tempat penyelenggaraan suatu pertandingan harus memadai dari segi
jumlah venue maupun dari segi kondisi yang layak menurut aturan FIFA.
Oleh karena itu, Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta dengan segala
fasilitasnya sangat dibutuhkan dalam peningkatan prestasi persepakbolaan
baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 51


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Tabel 2.4: Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta

No. NAMA VENUE KONDISI


1. Stadion Gelora Manahan Bagus
2. Stadion Sriwedari Bagus
3. Stadion Mini Kota Barat Sedang
4. Stadion UNS Buruk
5. Stadion Batik Keris Buruk
Sumber: Data Dispenpora Surakarta 2010

Dari data di atas, Surakarta memiliki 2 stadion sepakbola yang memadai


dan berstandar nasional maupun internasional, yaitu :
a. Stadion R. Maladi (Stadion Sriwedari)

Gambar 2.11: Stadion Sriwedari

Stadion Sriwedari terletak di jalan Bayangkara atau sekitar 3


kilometer sebelah selatan dari Stadion Manahan, Solo. Stadion Sriwedari
didirikan pada tahun 1932 oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X. Stadion
Sriwedari adalah stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia
karena stadion-stadion lain saat itu masih dibangun oleh orang-orang
Belanda. Proses pembangunan stadion ini memakan waktu 8 bulan dan
dikerjakan oleh kurang lebih 100 pekerja. Peresmian Stadion Sriwedari
dilakukan oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Fasilitas
yang disediakan di stadion ini antara lain adanya tribun tertutup di sisi
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 52


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

tribun sebelah barat. Stadion yang berbentuk oval ini juga dilengkapi
dengan trek lintasan atletik dan empat menara lampu di setiap sudut
stadion.
Pada tanggal 9-12 September 1948, Stadion Sriwedari digunakan
untuk tuan rumah event Pekan Olahraga Nasional (PON) yang pertama.
Dari tanggal event tersebut, 9 September, akhirnya menjadi cikal bakal
dijadikannya sebagai Hari Olahraga Nasional di Indonesia. Dan pada
masa pemerintahan Presiden Soeharto, Stadion Sriwedari dikukuhkan
sebagai monumen PON Pertama.
Pada jaman dulu, Stadion Sriwedari digunakan sebagai kandang
klub sepak bola Galatama Arseto Solo dan klub Perserikatan Persis.
Arseto sendiri pada akhirnya menyatakan bubar pada tahun 1998 dan
klub Persis menjadi satu-satu klub yang berkandang di Stadion Sriwedari.
Tapi dengan berjalannya waktu, seiring dengan berdirinya Stadion
Manahan pada tahun 1998, klub Persis Solo pun hijrah ke stadion
Manahan dan hanya mempergunakan stadion Sriwedari sebagai lokasi
pusat latihan tim.
Pada Agustus 2003, nama Stadion Sriwedari mengalami pergantian
nama. Oleh pemkot Solo, nama Stadion Sriwedari diubah nama menjadi
Stadion R. Maladi. Pergantian nama ini dimaksudkan sebagai bentuk
penghargaan tinggi kepada Raden Maladi, seorang tokoh olahragawan
kelahiran Solo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada
periode 1950-1959 dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga
periode 1964-1966. (Pasoepati.Net)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 53


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Stadion Gelora Manahan

Gambar 2.12: Stadion Manahan

Stadion Manahan adalah nama sebuah stadion yang berada di


Surakarta, Jawa Tengah. Sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tahun 1998 lalu, Stadion Manahan kini telah menapaki usianya yang ke-
13 tahun. Bangunan yang terletak di jalan Adi Sucipto tersebut adalah
salah satu bagian dari fasilitas yang terdapat di kompleks Gelora Olah
Raga Manahan. Nama Manahan sendiri diambil dari nama sebuah
kelurahan yang berada di kecamatan Banjarsari, Surakarta. Di kelurahan
tersebut, Stadion Manahan berdiri kokoh diantara bangunan sekitarnya
yang telah terisi dengan perumahan, sekolah, tempat ibadah, ruang
terbuka hijau dan jalan raya dengan deretan pohon cemara di pinggirnya.
Stadion Manahan Surakarta adalah persembahan dari Yayasan Ibu
Tien Soeharto. Pembangunannya dimulai sejak tahun 1989 dengan
menggunakan luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan luas bangunan
33.300 m2. Butuh waktu 9 tahun lamanya untuk mengubah sebuah lahan
kosong menjadi bangunan Stadion Manahan. Dan tepat pada hari Sabtu
tanggal 21 Februari 1998, akhirnya Stadion Manahan diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dalam pengelolaan stadion
Manahan, pemerintah kota Surakarta menyerahkannya kepada Yayasan
Gelora Surakarta.
Stadion Manahan merupakan salah satu stadion berstandar
Internasional yang ada di Indonesia. Selain memiliki fasilitas tribun
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 54


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

terbuka di sisi timur, selatan dan utara, Stadion Manahan juga dilengkapi
dengan tribun tertutup (VIP) di sisi tribun bagian barat, lengkap dengan
kursi penonton. Kapasitas di tribun Stadion Manahan mampu
menampung jumlah penonton hingga mencapai 35.000 orang. Stadion
Manahan juga telah dilengkapi dengan empat menara lampu yang
menunjang untuk penyelenggaraan kegiatan olah raga pada malam hari.
Fasilitas lain yang menjadi satu dengan bangunan Stadion
Manahan diantaranya track lintasan lari/atletik, lompat jauh, tenis meja,
latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan, ruang sekretariat,
ruang wartawan dan ruang konferensi pers. Sedangkan di kompleks
Gelora Manahan sendiri, fasilitas olah raga yang tersedia malah terbilang
lebih lengkap dan beragam karena tersedia lapangan tenis, balap sepeda,
bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang bilyard, 3 buah
lapangan sepak bola dan gedung olahraga (GOR).
Dilihat dari letak geografisnya, keberadaan Stadion Manahan di
Surakarta terbilang sangat strategis. Berdiri megah di tengah-tengah pusat
kota, berdekatan dengan bandar udara, perhotelan, jalan raya dan pusat
perbelanjaan menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu tempat
yang sangat representatif dalam menggelar event-event olah raga berskala
nasional maupun internasional. (Pasoepati.Net)
Walaupun di Surakarta sudah memiliki Stadion Gelora Manahan
yang tidak perlu lagi diragukan kapasitasnya sebagai venue
penyelenggaraan pertandingan sepakbola nasional maupun internasional,
namun masih ada beberapa kendala terkait pembinaan dan
pengembangan pemain muda berbakat untuk menjadi bagian dari pemain
Liga Profesional PSSI maupun bagian timnas Indonesia. Kendala tersebut
antara lain:
 Masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
bidang pembinaan dan pengembangan sepakbola sehingga adanya
upaya menciptakan SDM yang mampu memahami dan ahli di bidang
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 55


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pengembangan potensi atlet muda berbakat skala lokal dan nasional.


 Belum adanya semacam pusat studi dan riset olahraga sepakbola yang
terpadu dan memfasilitasi aktivitas pembelajaran teoritis maupun
praktis tentang sepakbola di Surakarta.
 Sarana dan prasaran pertandingan yang kurang memadai dan
perbandingan kuantitas antara fasilitas yang ada dengan peminat
sepakbola (pemain dan penggemar) yang tidak seimbang.

Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal


yang perlu dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan
Surakarta di masa yang akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai
olahraga yang paling diminati sekaligus sebagai olahraga yang
berprospek merupakan konsekuensi logis yang perlu kita jaga dan
kembangkan. Ada beberapa prospek yang diharapkan dengan
dibangunnya Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini, antara lain:

 Keberadaannya diharapkan dapat menjadi proyek percontohan


standarisasi pengembangan sepakbola baik secara kualitas (Skala
Nasional) maupun secara kuantitas (Skala Lokal).

 Sarana olahraga, dalam hal ini sepakbola sangat besar peranannya


dalam mendukung perkembangan budaya dan gaya hidup masyarakat
sehingga diharapkan proyek Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
ini dapat berperan memajukan perkembangan kultural masyarakat
lokal (Surakarta dan sekitarnya) yang berjiwa sehat dan sportif.

 Seiring dengan aktualisasi masyarakat di Surakarta dan sekitarnya


terhadap sepakbola (informasi maupun penyaluran hobi) maka
kebutuhan akan ruang komunal atau community center yang spesifik
dan berkaitan dengan sepakbola akan semakin dibutuhkan. Untuk itu,
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta diharapkan menjadi wadah
komunal dan community center tersebut.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 56


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.3 Tinjauan Preseden


2.3.1 The David Beckham Academy
Greenwich,BOLASportsLine/ES Kapten Timnas Inggris, David Beckham,
membuka sekolah sepakbola miliknya, Senin (14/3). Dalam pembukaannya tersebut,
ia mengingat kembali bagaimana ia pertama kali datang ke Sekolah Sepakbola
Bobby Charlton di usia 10 tahun.
Sejak saat itu dia berpikir ingin memberi kesempatan pada anak-anak lain seperti
yang dia dapatkan. Proyek ini menghabiskan banyak uang pribadi David Beckham
dan Ia sendiri melihat ini bisa menjadi satu asosiasi di beberapa tahun mendatang.
Ini adalah komitmen jangka panjang dan David Beckham akan terlibat langsung
setelah kariernya di sepakbola berakhir. Akademi sepakbola Beckham ini dibuka di
tepi Sungai Tahmes, Greenwich, di dekat Millennium Dome musim panas ini.
Beckham juga bekerja sama dengan Anschutz Entertainment Group untuk
membangun gelanggang dan hiburan dengan kapasitas 26.000 tempat duduk yang
menjadi bagian dari kompleks akademi sepakbola tersebut. Rencananya sekolah
sepakbola Beckham ini juga akan dibuka di Los Angeles di tahun ini juga.
Target sekolah tersebut adalah anak laki-laki dan perempuan antara usia delapan
sampai 15 tahun. Dan lebih dari 15.000 anak-anak berharap dapat datang di tahun
pertama sekolah tersebut di London, dan 10.000 anak mendapat latihan gratis di
tahun pertama. David Beckham sendiri akan membayar seluruh kebutuhan anak-
anak.
Akademi itu telah merekrut 23 pelatih sepakbola yang akan melatih anak-anak di
bawah pimpinan Eric Harrison, yakni pelatih pertama Beckham di saat muda dir
United. Harrison juga yang pertama menangani Paul Scholes, Ryan Giggs, Gary dan
Phil Neville, dan Nicky Butt.

2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis


Seperti halnya Belanda, Prancis yang menyandang status peraih juara Piala Dunia
dan Piala Eropa juga memiliki pusat latihan dan pendidikan resmi milik FFF
(Francaise Football Federation). Bertempat
commit di Claire Fontaine, Centre Technique
to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 57


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

National Fernand Sastre (CTNFS) dibangun untuk mencetak pesepakbola-


pesepakbola berbakat di Prancis. Tempat ini menjadi semacam „kawah
Candradimuka‟ bagi calon bintang sepakbola dari seluruh Prancis.
Proyek CTNFS Claire Fontaine ini sudah dimulai tahun 1976 tapi baru
diresmikan tahun 1988 yang spesifikasinya bisa disarikan seperti berikut:

 Luas total : 66.000 m2


 Changing rooms : 16 kamar
 Ground field : 7 lapangan
 Indoor field : 2 lapangan, masing-masing berukuran 50x80 m
 Hall : 1 buah, berukuran 44x24 m
 Fitness center : 1 gedung
 Tennis court : 3 lapangan
 Bedroom : 302 kamar
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk persiapan tim nasional Prancis baik
senior maupun junior (U-15 sampai dengan U-18 serta di bawah 15 tahun). Sebagian
besar anggota skuad Prancis sewaktu meraih juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000
berasal dari akademi Claire Fontaine. Nama-nama tenar seperti Thierry Henry,
Nicholas Anelka dan David Trezeguet tidak lain merupakan pemain didikan asli
CTNFS Claire Fontaine. Dan ini menegaskan posisi sentral CTFNS Claire Fontaine
dalam pembinaan sepakbola (muda) di Prancis.

2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda


Kesuksesan Belanda sebagai salah satu negara besar sepakbola tidak terlepas dari
pembinaan pemain yang rapi, berjenjang dan kontinyu dari usia dini (junior) sampai
level professional. Tidak salah jika Negeri KIncir Angin ini disebut sebagai salah
satu negara penghasil pemain-pemain muda terbaik di dunia. Akademi junior Ajax
Amsterdam atau Feyenoord Rotterdam terkenal sebagai produsen pemain-pemain
muda yang bertalenta dan skill tinggi. Dengan keberadaan akademi-akademi
juniornya yang tersebar di hampir setiap kota besar, boleh dibilang Belanda tidak

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 58


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pernah khawatir akan kekurangan stok pemain-pemain berkelas dunia karena


regenerasinya yang tak pernah terputus.
Salah satu institusi yang juga memiliki peran penting dalam perkembangan
sepakbola Belanda adalah pusat latihan tim nasional di Zeist, Arnhem. Mengingat
segala keunggulan dan fasilitasnya saya mengambil subjek ini sebagai objek studi
kasus yang selanjutnya menjadi acuan referensional pada desain Pusat Pelatihan
Sepakbola di Surakarta yang saya kerjakan ini. Didirikan pada awal 1960 dengan
nama resmi The KNVB National Football Training Centre, institusi ini sekarang
telah menjadi salah satu ikon pembinaan sepakbola di Negeri Kincir Angin. Pusat
latihan ini merupakan salah satu bagian dari markas besar Konijklike Nationaal
Voetbaal Bond (KNVB) atau PSSI-nya Belanda yang dihuni 65 staf full time yang
bertanggungjawab pada 560.000 pertandingan yang diadakan setiap tahunnya di
Belanda. Fungsinya tidak hanya sebagai pusat pelatihan bagi pemain nasional –
junior maupun senior- saja tapi juga bagi para wasit dan pelatih dari seluruh
Belanda.
The KNVB National Football Training Centre menempati lahan seluas 25 hektar
yang pada awal pembangunannya terdiri dari sports hall berukuran besar, blok hotel
(asrama pemain), medical centre, dan pusat administrasi. Belakangan, di tahun 1978
ditambah lagi dengan kompleks kolam renang. Secara singkat peruangannya terdiri
dari:
1. Swimming pool
Merupakan kompleks kolam renang yang berfungsi sebagai sarana
rekreasi dan recovery bagi usernya. Terdiri dari tiga jenis kolam renang yang
masing-masing berukuran 30 x 25 m2, 20 x 15 m2 dan 20 x 12 m2. Dilengkapi
juga dengan fasilitas khusus underwater jets untuk tujuan pemulihan dan
pemijatan.
2. Dormitory pavilion (asrama pemain)
Asrama untuk menampung para pemain yang tengah menjalani pemusatan
latihan dengan kapasitas 56 orang.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 59


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Social pavilion
Terdiri dari ruang-ruang terbuka (open space) yang sebagian berbatasan
langsung dengan hutan kecil yang berfungsi sarana sosialisasi antar pemain atau
staf. Juga terdapat camping centre sebagai area rekreasional.
4. Lecture pavilion (pavilion instruktur)
Dilengkapi dengan fasilitas mekanis untuk keperluan pemutaran film dan
video, slide shows, dan perangkat pengajaran lainnya. Fasilitas biasanya
digunakan untuk semacam diklat bagi komisi perwasitan, pelatih-pelatih
akademi sepakbola junior dan organisasi kesepakbolaan lainnya.
5. Association office
Kantor asosiasi yang menampung 65 staf yang bekerja penuh waktu (full
time).
6. Sports hall
Didesain dengan ukuran besar 50 x 30m2, dan menjadi most interest
building dari seluruh kawasan ini. Bisa digunakan untuk segala jenis indoor
games dengan skala internasional. Bangunan ini juga menyediakan sarana latihan
untuk indoor football atau sekarang populer dengan istilah futsal.
7. Hotel
Berupa penginapan kecil yang terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas
maksimal 48 tempat tidur. Dilengkapi dengan ruang konferensi yang mampu
menampung 150 orang. Selain itu ada pula ruang-ruang yang lebih kecil dengan
fungsi sama berkapasitas 16 orang per ruang.
8. Medical centre
Klinik kesehatan ini dihuni oleh 6 staf tetap yang terdiri dari 2 (dua)
dokter, seorang physioterapis, seorang masseur dan 2 (dua) orang medical
assistant.
9. Artificial turf pitch (area lapangan rumput buatan)
Merupakan area hijau yang menempati ruang–ruang kosong atau open
space yang ada dan mendominasi keseluruhan kompleks ini.
10. Ground field (lapangan latihan)
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 60


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.4 Kesimpulan Tinjauan


Surakarta memiliki potensi sepak bola yang sangat bagus di lihat dari bagaimana antusias
warga apabila ada pertandingan sepak bola, banyaknya sekolah sepak bola dan juga klub-
klub amatir namun seiring berjalannya waktu potensi ini mengalami penurunan yang di
akibatkan menurunnya prestasi sebuah klub sepak bola yang ada di Surakarta dan juga
kurangnya perhatian terhadap pembinaan pesepakbola usia dini.
Pemerintah pusat sebenarnya sudah mendirikan stadion berskala Internasional namun itu
semua belum memenuhi karena banyaknya klub-klub amatir dan juga sekolah sepakbola di
wilayah Surakarta. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya sumber daya manusia maupun
sarana prasarana pelatihan.
Upaya pencegahan rusaknya potensi sepak bola usia dini sebenarnya sudah dilakukan
dalam bentuk pelatihan yang dilakukan sekolah sepak bola dengan memanfaatkan lapangan
sekitar. Namun itu semua dirasa kurang karena belum ada bangunan khusus yang mewadahi
semua kegiatan-kegiatan tersebut.
Oleh sebab itu dibutuhkan suatu bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta
sebagai wadah yang ideal untuk pendidikan dan juga pelatihan sepak bola guna
meningkatkan kembali prestasi persepakbolaan local di wilayah Surakarta.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 61


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB III

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

3.1 Pengertian
Merupakan suatu area yang mewadahi berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan,
pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga sepakbola yang dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan arsitektur metafora yang bertujuan
meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain sepakbola yang meliputi teori dan
praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang memadai untuk meningkatkan
prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-klub sepakbola di Indonesia pada
umumnya dan di Surakarta pada khususnya.

3.2 Sifat
Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu :
1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang merupakan
tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi.
2. Dilakukan secara berkelompok.
3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan kualitas pemain/tim
untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan
(skill).
4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.

3.3 Tujuan Dan Sasaran


3.3.1 Tujuan
Tujuan keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan secara umum
adalah sebagai wadah yang menampung segala aktivitas yang berhubungan dengan
sepakbola yaitu aktivitas pelatihan, pengembangan, pembinaan, dan penelitian
tentang sepak bola, yang intinya:
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 62


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Mendukung usaha pengembangan sepakbola nasional khususnya pengembangan


pesepakbola usia muda.

2. Menghasilkan sepakbola dengan kualitas tinggi yang bertujuan untuk mencapai


level yang maximal dari tiap-tiap individu pemain dalam setiap penampilan dan
untuk mengambil manfaat dan pengalaman dalam belajar cara-cara sepakbola
modern.

3. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada parapenggemar berat olah raga


sepak bola dalam hal aktualisasi diri berkaitan dengan sepakbola.

4. Meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan nasional secara


umum dan lokal secara khusus.

3.3.2 Sasaran
Keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola diharapkan akan menjadi suatu usaha
untuk mewujudkan kegiatan yang nyaman dan sesuai dengan standar Pusat Pelatihan
yang ditetapkan FIFA sehingga atlet akan lebih optimal dalam meningkatkan
potensial serta bakat yang dimiliki.
Disamping itu, Pusat Pelatihan SepakBola juga dapat menghidupkan minat
masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk memajukan persepakbolaan di lingkup
wilayah Kota Surakarta secara khusus dan di tingkat nasional dan internasional
secara umum.
Sasaran yang ingin dicapai dengan mengarahkan pada fungsi diantaranya:
1. Sebagai sarana untuk berlatih sepakbola, baik atlet (peserta didik) maupun pihak
penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan fasilitas pelatihan.
2. Sebagai wadah pencarian bakat dan pengembangan potensi dalam bidang
sepakbola, sehingga dapat memunculkan atlet muda yang berbakat dan
berprestasi.
3. Sebagai tempat pengadaan pendidikan sepakbola dengan memberikan ilmu studi
pada penyelenggaraan pendidikan non formal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 63


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.4 Visi Dan Misi


3.4.1 Visi
Visi Pusat Pelatihan Sepak Bola adalah mewujudkan pelatihan khusus tentang
sepakbola di Surakarta serta melangsungkan kegiatan pendidikan, pengembangan,
dan pembinaan sebagai sarana informasi tentang sepakbola bagi para masyarakat
penggemar sepak bola.
3.4.2 Misi
Misi Pusat Pelatihan Sepak Bola, sebagai berikut :
1. Mewujudkan Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai bangunan pelatihan sepak bola
yang memberikan kesempatan berlatih bagi masyarakat penggemar sepak bola.
2. Mewujudkan Pusat Pelatihan SepakBola sebagai bangunan edukasi informasi
terpadu bagi masyarakat penggemar sepak bola.
3. Mewujudkan Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai ruang komunal bagi
masyarakat penggemar sepak bola.

3.5 Skala Pelayanan


Dengan tujuan menyediakan pelatihan dan pendidikan sepakbola yang diharapkan dapat
melahirkan atlet muda yang berbakat dan berprestasi tidak hanya dalam lingkup lokal
Surakarta tapi nasional bahkan mancanegara maka area Pusat Pelatihan Sepak Bola
direncanakan dapat memberikan pelayanan seputar sepakbola secara makro dan kualitatif
untuk skala Indonesia dan secara mikro dalam skala Surakarta dan sekitarnya.
Namun juga diharapkan memberikan peluang untuk diakses oleh pihak penyewa (klub
sepakbola) dari seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas
Indonesia. Surakarta sangat berpotensi untuk didirikannya sebuah Pusat Pelatihan
Sepakbola, hal ini terlihat dari banyaknya fenomena-fenomena yang bisa kita lihat di
Surakarta ini, diantaranya:
1. Menjamurnya klub-klub sepakbola dan sekolah- sekolah sepakbola ( SSB )
2. Maraknya even-even sepakbola,mulai dari tingkat nasional yaitu kompetisi divisi utama,
divisi I, dan divisi II, sampai ke tingkat daerah yaitu kompetisi antar kampung (tarkam)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 64


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Antusiasme masyarakat di Surakarta yang sangat besar terhadap sepak bola. Hal ini
terlihat dari keberadaan kelompok suporter PASOEPATI yang sangat kreatif dan atraktif.

3.6 Status Kelembagaan


Pengelolaan Pusat Pelatihan sepak Bola ini nantinya dikendalikan oleh pihak swasta yang
bertahap nasional dan dalam operasionalnya bekerjasama dengan klub sepakbola se-
Surakarta dan sekolah binaan sepakbola di Solo (SSB). Dengan adanya kerjasama tersebut
nantinya diharapkan terjadinya hubungan timbal balik antara keduanya. Sehingga kegiatan
dalam fasilitas tersebut tampak hidup dengan dangan adanya aktifitas yang berjalan secara
kontinyu.
Pengelola mendidik atlet yang diambil dari masyarakat melalui acouting yaitu
memanfaatkan pencari bakat (acouting talent) yang nantinya akan dididik dalam pelatihan
khusus dimana pada akhirnya dapat menjadi atlet sepakbola profesional yang ditampung dan
dikontrak oleh klub sepakbola yang berminat merekrutnya atau klub sepak bola yang menjadi
homebase tempat pelatihan dan pendidikan ini.
Selain mendidik para pemain, sarana tersebut juga disewakan kepada pihak luar untuk
kepentingan pemusatan latihan. Dengan begitu sarana tersebut bisa disewa oleh klub
sepakbola, pemerintah daerah Jawa Tengah seperti dalam rangka pemusatan latihan untuk
event PON, serta untuk pemusatan latihan timnas Indonesia sebelum melakukan
pertandingan berskala internasional.
Akan tetapi untuk saat ini segala hal yang berkaitan dengan sepakbola dalam negeri
berada di bawah penanganan atau pengawasan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia
(PSSI). Sedangkan untuk status kelembagaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta, secara
langsung maupun tidak langsung terkait dengan beberapa lembaga/instansi, diantaranya:

1. Kementrian Pemuda dan Olahraga


2. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
3. PSSI
4. Komisariat Daerah (Komda) PSSI Jawa Tengah
5. Pemerintah Daerah Se-Surakarta
6. Perserikatan Sepakbola Se-Surakartacommit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 65


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Kementrian Pemuda dan


Olahraga

KONI

PSSI

Pusat Pelatihan
Pemda Tingkat II Sepakbola Di
Komda PSSI
Surakarta
Surakarta Jawa Tengah

Pemain
Klub Sepak Bola
sepakbola junior

Publik
Sepak Bola

Hubungan instruktif

Hubungan konsultatif

Hubungan kerjasama

Skema 3.1: Hubungan antar lembaga

3.7 Karakter Wadah


Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta merupakan bangunan edukatif-komersial sebagai
wujud football public service yang meliputi kegiatan pelatihan, pengembangan dan penyedia
informasi kepada masyarakat penggemar sepakbola.
Sebagai konsekuensi bangunan edukatif-komersial, citra (image) yang terbentuk
merupakan jawaban dari tuntutan kriteria kegiatan yang merefleksikan keduanya. Ungkapan
fisik dalam fasade dan peruangan didesain sebagai hasil kompromi dari form follow function
yang mewakili efektivitas dan efisiensi komersial dengan form follow desire sebagai simbol
bangunan edukatif dengan pendekatan arsitektur metafora.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 66


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Sedangkan karakter yang ingin ditonjolkan pada bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di
Surakarta ini adalah desain dengan pendekatan arsitektur metafora dengan ungkapan image
komunikatif, informatif, terbuka dan atraktif-rekreatif yang mampu memberikan
kemudahan, kenyamanan dan keamanan terhadap pelaku kegiatan yang berlangsung
didalamnya. Hal ini diharapkan mampu dikombinasikan dengan karakter sepakbola yang
diwadahinya sebagai sebuah produk desain dengan pendekatan arsitektur metafora sehingga
memunculkan tampilan yang estetis, dinamis dan sportif.
Pendekatan arsitektur metafora dibatasi pada:

1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap
memberikan image spontan, dinamis dan cair.
2. Refleksi kesan ekspresif pada komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan.
3. Lebih ditekankan pada unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar).
4. Penggunaan warna yang kontras pada bangunan; selain sebagai pembeda fungsi, juga
digunakan sebagai elemen dekoratif.

3.8 Sistem Pengelolaan


Pengelolaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta dilakukan oleh pihak swasta secara
mandiri/independen. Untuk pengelolaan intern, secara umum ada empat tingkatan dalam
struktur organisasi suatu manajemen gedung, yaitu :
1. Manajer Gedung (Building Manager)
2. Kepala Divisi
3. Penyelia (Supervisor)
4. Operator
Dengan mengambil contoh struktur organisasi diatas, maka Pusat Pelatihan Sepakbola di
Surakarta menggunakan manajemen pengelolaan dengan dipimpin oleh seorang direktur dan
wakil direktur yang membawahi dua orang manajer dan sekretaris umum. Setiap manajer
dibantu oleh beberapa kepala divisi dimana masing-masing memiliki staf.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 67


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.9 Fasilitas
Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama. Kelima
fasilitas tersebut adalah:
1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih, pengurus, dan pengelola.
2. Ground Field atau lapangan pertandingan; yang terdiri dari lapangan latihan, lapangan
untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging track).
3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk recovery(pemulihan)
dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang serbaguna, hall, ruang-ruang kelas,ruang
pemutaran film (slide) & ruang strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb.
4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis sepakbola
sepertisarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport shop, dan tempat-tempat yang
sengajadibuat untuk interaksi sosial para penghuni kompleks.
5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi yang
mencakupkantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa pers dll.

3.10 Progam Kegiatan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta
ini dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kegiatan Utama
a. Pembelajaran dan pendidikan
1) Pembelajaran di kelas
2) Diskusi
3) Seminar
4) Pemutaran film sebagai ajang analisa dan evaluasi latihan.
b. Pelatihan / Fisik
a. Latihan sepakbola
b. Latihan kebugaran / fitness
c. Senam
d. Recovery termasuk di dalamnya kegiatan pemulihan yang dilakukan pada
klinik perawatan (medicalcommit
center)to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 68


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Penelitian dan pengembangan


Berupa kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten
dengan penelitian dan pengembangan sepakbola nasional. Bisa berupa diskusi
atau seminar dengan memanfaatkan fasilitas utama perpustakaan.
Kegiatan ini bersifat temporer atau dengan kata lain Pusat Pelatihan
Sepakbola ini menyediakan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan yang
berkaitan dengan sepakbola meskipun tidak harus digunakan setiap hari.
d. Penyediaan informasi public
Merupakan aktivitas yang diwadahi oleh keberadaan perpustakaan khusus
sepakbola yang bisa diakses oleh publik setiap hari.
2. Kegiatan Pendukung Utama
Berupa kegiatan bersifat komersial yang melayani kepentingan umum meliputi:
a. Penyediaan fasilitas olahraga dalam ruangan (indoor sports)
b. Soccer shop (toko khusus sepakbola)
c. Pengadaan ruang-ruang komunal
d. Penyediaan jasa informasi dan permainan
3. Kegiatan Pendukung
Merupakan aktivitas kegiatan pengelolaan bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola
di Surakarta sehingga kegiatan-kegiatan yang berlangsung didalamnya dapat
berjalan sesuai dengan fungsi dan karakternya
4. Kegiatan Pelengkap
Merupakan aktivitas yang diwadahi dalam fasilitas bangunan yaitu kegiatan
pelayanan dalam menunjang kegiatan-kegiatan diatas, diantaranya :
a. Lobby
b. Rest room
c. Restoran / kafetaria
d. Counter bank

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 69


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.11 Macam Kegiatan


1. Kegiatan Utama

Kegiatan Informasi
Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Terbuka, Informasi aktif Seminar, diskusi,


segala informasi informatif, (langsung dengan media wawancara, dsb
mengenai komunikatif, manusia/informan)
tenang aman,
perkembangan
nyaman Buku, majalah (literatur),
sepakbola
Informasi pasif (dengan dokumen komputerisasi,
media lain/ bukan foto, slide, film, display
manusia)

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan


Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Komunikatif, Mempraktekkan langsung


pelatihan teknis informatif, Pendidikan dan teknik-teknik dan strategi
dan teoritis rekreatif, santai, pelatihan aktif permainan dengan
kepada pemain- aman dan pengarahan dari tim
pemain muda nyaman pelatih

Demonstrasi berupa
Pendidikan dan pemutaran film dan video
pelatihan pasif dari tim pelatih

2. Kegiatan Pendukung Utama

Kegiatan Pelayanan Jasa

Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Konsentratif, Soccer shop


pelayanan jasa komunikatif, Penjualan merchandise
berhubungan aman, nyaman sepakbola
dengan Sports hall dan fitness
Olahraga dalam ruang center
sepakbola
(Indoor sports)
kepada
Sport cafe
commit to komunal
Ruang user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 70


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

konsumen Warung Internet


Jasa Informasi (Cybercafe)

Game Center
Jasa permainan
3. Kegiatan Pendukung

Kegiatan Pengelolaan
Fungsi Karakter Jenis Sarana

Mengkoordinasi Aman, nyaman, Pengawasan,


kan seluruh lancar, Pengelolaan langsung pemeliharaan dan
kegiatan dalam komunikatif, dengan dipimpin koordinasi seluruh
PPSS sehingga konsentratif seorang Direktur kegiatan yang ada.
kegiatan dapat mendukung
berjalan lancar proses kerja
dan saling
mendukung.

4. Kegiatan Pelengkap

Kegiatan Fasilitas Bangunan


Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Aman, nyaman, Area parkir, space


pelayanan dalam lancar, Pelayanan Publik penerima, lobby,
menunjang komunikatif, receptionost,
mendukung
seluruh proses resto/cafetaria, counter
proses kerja
kegiatan yang ada bank, wartel, amusement,
dan para ruang kesehatan, loket
pelakunya tiket, security, lavatory,
mushola

Area parkir, space


Pelayanan Pengelola penerima, loading, rest
room, resto/cafetaria,
ruang kesehatan,
lavatory, mushola,
security, gudang

Ruang Mechanical,
Pelayanan Bangunan Elektrical dan Equipment

Tabel 3.1 Macam kegiatan dan karakter


commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 71


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.12 Kebutuhan Ruang


Mengacu pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan maka pendekatan kebutuhan ruang
dalam Pusat Pelatihan Sepakbola ini dengan memperhitungkan jenis fasilitas yang ada
antara lain sebagai berikut (Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types;
Physical Education and Sport Facilities, 1973):
1. Fasilitas Latihan Indoor
a. Ruang-ruang kelas
b. Ruang-ruang Audio Visual
c. Ruang Serbaguna / Seminar
d. Ruang Fitness
e. Ruang Perpustakaan
f. Ruang Laboratorium
g. Ruang Ganti & Kamar mandi
h. Ruang Pemeriksaan Kesehatan
i. Ruang Medis / Klinik Perawatan
j. Ruang Peralatan / Perlengkapan Sepakbola
k. Gudang
l. Lavatory

2. Fasilitas Latihan Outdoor


a. Stadion
b. Lapangan taktis outdoor
c. Ruang-ruang terbuka (open space) sebagai tempat latihan dan rekreasi.
d. Sarana latihan recovery : lapangan tenis dan kolam renang.

3. Fasilitas Kantor Pengelola & Administrasi


a. Hall & lobby
b. Ruang Tamu
c. Ruang Manager dan Pengurus
d. Ruang Personalia, Humas, Arsip, dan Dokumentasi
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 72


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

e. Ruang Administrasi
f. Ruang Staf Keuangan
g. Ruang Kerja Pelatih
h. Ruang Sekretariat
i. Ruang Rapat
j. Ruang Jumpa Pers
k. Sport Shop
l. Kantin
m. Gudang
n. Lavatory

4. Fasilitas Penunjang
a. Hall & lobby
b. Ruang Tidur Asrama
c. KM / WC
d. Ruang duduk bersama
e. Ruang Makan, baik untuk pemain maupun team pelatih dan pengurus.
f. Ruang service
g. Dapur
h. Gudang
i. Lavatory

5. Ruang Service / Utilitas


a. Ruang Parkir
b. Ruang Keamanan
c. Gudang
d. Lavatory
e. Ruang Genset dan Sampah

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 73


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.13 Pelaku Kegiatan

Pelaku Kegiatan Motivasi

Mendapatkan kemudahan fasilitas dan kenyamanan dalam


Regular User
(Pemain Remaja) mengembangkan kemampuan diri.

Mendapatkan kemudahan dan kepuasan menyangkut


Pengunjung
kebutuhan akan dunia sepakbola dalam satu lokasi yang
lengkap dengan berbagai fasilitasnya, sehingga lebih kaya
akan kesempatan memilih sesuai dengan kebutuhan.
Ditambah keinginan untuk berekreasi, ajang aktualisasi diri
dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Mengantisipasi dan menyediakan fasilitas, kemudahan,


Pengelola dan Staff
keamanan serta kepuasan bagi pengguna reguler dan
pengunjung dengan mengakomodir berbagai kebutuhan akan
sepakbola lengkap dengan fasilitas penunjangnya.

Tabel 3.2: Pelaku kegiatan dan motivasi

3.14 Kurikulum
1. Program Pusat Pelatihan
Program dari Pusat Pelatihan Sepakbola ini ditujukan untuk :
1) Menjaga siswa agar tetap senang dengan pola pelatihan yang menggairahkan dan
tidak membosankan.
2. Fokus Kelas
Pelajaran difokuskan untuk membangun dan menyaring skill individu dan teknik
untuk berkreasi., penyerangan, permainan yang bebas dan mengalir yang dapat
memberikan kepercayaan diri kepada pemain dalam pertandingan satu lawan satu.
Dan juga untuk menunjukkan langkah-langkah untuk unjuk kemampuan dan
instruksi-instruksi mengenai individu-individu tiap pemain. Staff pelatih akan
menggunakan fasilitas dan peralatan khusus yang di desain untuk tujuan kepelatihan,

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 74


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

termasuk mini soccer arenas, passing gates, dribbling mannequins, free kick walls,
dan peralatan - peralatan lainnya.

3. Fokus Program

Menyiapkan para pemain muda untuk mendapatkan kesempatan untuk belajar


dasar-dasar keahlian & tekhnik bermain bola dalam suatu lingkungan yang
aman,santai,dan menantang. Setiap minggu, program dibagi menjadi 2 bagian; coach-
centric skill development training (pusat pengembangan & pelatihan skill) dan
player-centric games (pusat games pemain). Dalam 10-12 minggu, program ini dapat
membantu pemain muda untuk meningkatkan pengembangan skillnya, dan kemudian
diterapkan kedalam permainan yang santai, dimana orangtua juga mengamati, tetapi
tidak dilibatkan.

Kelas juga menawarkan kepada pemain muda yang berumur lebih dari 18 tahun
yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi dengan tingkatan yang lebih tinggi. Kelas 4
minggu, tersedia sepanjang tahun, yang akan difokuskan pada pelatihan skill-skill
yang lebih spesifik dan mengembangkan taktik-taktik permainan untuk pemain kelas
menengah dan lanjut,termasuk penjaga gawang. Kelas akan menyiapkan pemain
untuk bersaing secara efektif dalam tingkat yang lebih tinggi yang telah dipilih,dan
bermain dalam klub-klub di liga utama. Dan bersaing dengan sekolah-sekolah
sepakbola yang lain.

4. Aktivitas
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan :

a. Fungsi: pelatihan teknis dan teoritis kepada pemain-pemain muda


b. Karakter: Komunikatif, informatif, rekreatif, santai, aman dan nyaman
c. Jenis:
Pendidikan dan pelatihan aktif :
Mempraktekkan langsung teknik-teknik dan strategi permainan dengan
pengarahan dari tim pelatih
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 75


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Pendidikan dan pelatihan pasif :


Demonstrasi berupa pemutaran film dan video dari tim pelatih

3.15 Batasan Perencanaan Dan Perancangan


Untuk menghindari meluasnya pembahasan yang tidak sesuai dengan tujuan dan
sasaran d konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta
ini, maka perlu adanya batasan-batasan dalam perencanaan dan perancangannya, antara
lain :

1. Pembahasan dan proyeksi proyek perencanaan Pusat Pelatihan Sepakbola di


Surakarta ini dibuat berpedoman pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
Kota Surakarta tahun 1993-2013.
2. Site yang dipilih berada pada kawasan yang dianggap paling sesuai untuk proyek ini,
dengan kriteria-kriteria yang mendukung eksistensinya.
3. Lingkup pelayanan bangunan secara makro dan kualitatif melayani lingkup Nasional
dan secara mikro dan kuantitatif melayani wilayah Surakarta dan sekitarnya.
4. Perencanaan dan perancangan fisik dibatasi pada bangunan, sistem sirkulasi dan
fasilitas penunjangnya.
5. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan lahan dan sebagainya, dianggap
tidak ada masalah.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 76


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB IV

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Analisa Non Fisik


4.1.1 Pengelompokan Kegiatan

1. Berdasarkan program kegiatan, dibagi menjadi :


a. Kegiatan pendidikan
b. Kegiatan pelatihan
c. Kegiatan informasi
d. Kegiatan pengelolaan
e. Kegiatan penunjang
2. Berdasarkan sifat kegiatan/ zona :
a. Kegiatan publik
Merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan publik:
1) Kegiatan penelitian
2) Kegiatan pelayanan jasa (service)
3) Kegiatan fasilitas bangunan
b. Kegiatan semi public
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran :
1) Kegiatan pendidikan
2) Kegiatan pelatihan
3) Kegiatan pelayanan jasa
4) Kegiatan fasilitas bangunan
3. Berdasarkan pengelompokan kegiatan :
a. Kegiatan Utama
Kegiatan yang diprioritaskan dalam bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di
Surakarta, meliputi :
1) Kegiatan pelatihan
2) Kegiatan pendidikan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 77


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Kegiatan Pendukung
Merupakan kegiatan yang mendukung kegiatan utama secara khusus,
sehingga kegiatan utama bisa berjalan lebih baik dan lancar. Kegiatan ini
meliputi :
1) Kegiatan penyediaan informasi
2) Kegiatan pengelolaan
c. Kegiatan Pelengkap
Merupakan kegiatan yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memberikan
nilai tambah terhadap pelayanan yang ada serta menunjang seluruh kegiatan
yang ada pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta yaitu kegiatan
penunjang.

4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan


1. Pengelola

PELAKU
TUGAS
KEGIATAN
Memimpin dan mengatur berjalannya fungsi bangunan Pusat
Direktur Pelatihan Sepakbola di Surakarta

Wakil Direktur + Membantu tugas Direktur


Sekretaris Umum

Manajer Umum Mengatur masalah administrasi umum

Kabag Informasi + Mengurusi masalah penyediaan informasi baik mengenai


staff otomotif maupun bangunan.

Kabag Pelayanan Mengurusi masalah pelayanan jasa yang diselenggarakan.


Jasa

+ staff

Kabag Pemeliharaan Melaksanakan pemeliharaan bangunan


Bangunan + staff

Mengurusi masalah teknis yang berhubungan dengan kegiatan


Manajer Teknik
pelatihan sepakbola
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 78


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Membantu tugas Manajer Teknik, menggantikan tugasnya bila


Asisten Manajer
Manajer Teknik berhalangan

Menyusun dan memberikan program kepelatihan kepada


Tim Pelatih
pemain

Memberikan pelayanan medis kepada penghuni, terutama para


Tim Medis
pemain

Humas Mengurusi masalah komunikasi dengan publik

Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan

2. Pengguna Reguler
PELAKU KEGIATAN TUJUAN

Mendapatkan kemudahan fasilitas dan kenyamanan dalam


Pemain mengembangkan kemampuan diri

Mendapatkan kemudahan dan kepuasan menyangkut


Pengunjung kebutuhan akan informasi, rekreasi, dan aktualisasi diri
dalam kaitan dengan sepakbola.

Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta

4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang


1. Dasar perhitungan besaran ruang
a. Perhitungan standar (studi literatur)
Perhitungan yang didapat dari studi literatur yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada.
b. Perhitungan khusus
Dengan pertimbangan:
1) Kapasitas ruang
2) Kebutuhan perabot
3) Modul ruang
Mempertimbangan kebutuhan ruang gerak manusia dan peralatan yang
dipakai pada kegiatan operasional.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 79


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

a) kebutuhan ruang gerak manusia yaitu kelipatan 0,6 m

Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia

(Data Arsitek)

b) kebutuhan perletakan perabotan yang membutuhkan ruang dengan


kelipatan 0,3 m

Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan

(Data Arsitek)

4) Sirkulasi/ flow gerak berdasarkan tujuan, karakter dan kebutuhan untuk


kelancaran kegiatan di masing-masing ruang.
a) 5 % - 10 % standart minimum
b) 20 % kebutuhan keleluasaan sirkulasi
commit to fisik
c) 30 % tuntutan kenyamanan user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 80


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

d) 40 % tuntutan kenyamanan psikologis


e) 50 % tuntutan spesifik kegiatan
f) 70 % - 100 % keterkaitan dengan banyak kegiatan
Sedangkan untuk ruang-ruang umum seperti hall dan lobby, flow
berkisar antara 100 %-200%.
5) Kepuasan pemakai ruang

c. Perhitungan asumsi
Perhitungan dengan pertimbangan :
1) Kasus
2) Survei (studi banding)
3) Pertimbangan/ kebijaksanaan dari instansi terkait.

2. Kapasitas pelayanan
Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan, penyediaan informasi, serta pelayanan jasa dengan sistem community
center untuk masyarakat pecinta sepakbola, direncanakan mampu melayani secara
makro dan kualitatif dalam skala Propinsi Jawa Tengah serta secara mikro dan
kuantitatif melayani kepentingan Kota Surakarta dan sekitarnya dalam jangka
waktu 10 tahun ke depan.

3. Sumber Perhitungan Besaran Ruang


a. Architects’ Data, Ernest Neufert Standard
b. Building Planning and Design Standard
c. Studi Ruang Gerak
d. Studi Banding
e. Asumsi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 81


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4. Kebutuhan dan Perhitungan Besaran Ruang


a. Kelompok Ruang Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 4.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan

Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)

Stadion Mini Standar ruang 70 x 100 m2

= 7000

Lapangan latihan Standar ruang 20 x 30m2

= 600

Standar ruang 40 x 60m2

= 2400

Standar ruang 45 x 100m2

Outdoor = 4500
Training
Kolam Renang 3 ukuran berbeda: (30 x 25)
m2= 750
16.784,8
Lapangan Tenis Standar ruang 24 x 11 m2

= 792

Lavatory 20 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 52,8

Ruang Ganti 100 orang

Standar ruang 1,5 m2/ org

= 150

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 82


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Indoor R. Kelas 100 orang


Training
Standar ruang 2 m2/ org

= 200

R. Audio Visual 100 orang

Standar ruang 1 m2/ org

= 100

Fitness Center 60 orang

Standar ruang 2,5 m2/ org +


flow 25 %
555,9
= 187,5

Ruang Ganti 20 orang

Standar ruang 1,5 m2/ org

= 30

Lavatory 10 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 26,4

Gudang Asumsi 12 m2

Lobby 100 orang

Standar ruang 0,6 m2/ org +


flow 100 %

= 120
Sports hall 4120
Main Hall Standar ruang lapangan
indoor 50 x 80 m2
(Indoor Sport)
= 4000

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 83


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang 4 orang
pemeriksaan
kesehatan Standar ruang 12-18 m2

= 18

Klinik 10 bed, 1 ruang obat


Keperawatan
10 m2/ bed

15,48 m2 + flow 30%

Medical = 46,2
99,2
Center
Laboratorium 6 orang

Standar ruang 4 m2/ org

= 24

Lavatory 4 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 11

R. Jumpa Asumsi 20 m2
20
Pers

R. Asumsi 50 m2
Perlengkapan 50
Sepakbola

Hall 20 % luas total = 616

Ruang Tamu 10 orang

Standar ruang 1 m2/ org

= 10 3796,11

R. Tidur (Pemain 200 pemain, 20 pelatih

& Pelatih) Standar ruang 9 m2/ org

= 1980

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 84


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Asrama R. Kepala Asrama 1 orang


pemain
Standar ruang 9 m2/ org

=9

R. Bersama 20 % luas = 600

R. Makan 220 orang

Standar ruang 5,75 m2/ 4


org

= 316,25

Dapur 20 % R. Makan

= 63,25

R. Cuci 20 % R. Makan

= 63,25

Mushola 50 orang

Standar ruang 1,5 m2/ org

= 75

Lavatory 24 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 63,36

Gudang Asumsi 20 m2 20

Jumlah 24.947

b. Kelompok Ruang Informasi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 85


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi

Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)

R. 4 orang
Pendaftaran
Standar ruang 4,5 m2/ org

= 18

R. Pengelola 3 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org

= 13,5

Ruang R. Tunggu 100 orang


Informasi
Standar ruang 1 m2/ org + flow
40%
309,62
= 140

R. Komputer 20 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org + flow


30%

= 117

Lavatory 8 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow


20%

= 21,12

R. 2 orang
Pendaftaran
Standar ruang 4,5 m2/ org
299,12
=9

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 86


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Penitipan 2 orang; 4,5 m2/ org


Barang
10 rak; 0,6 m2/ rak
(Rak
= 15
penyimpanan)

R. Katalog: 10 orang; 1 m2/ org


almari katalog
10 rak; 0,6 m2/ rak
(10 buah)
= 16

R. 10 orang/jam
Perpustakaan
154 buku/m2, 140 mjl/m2, flow
Perpustakaa (asumsi 60 %
n Sepakbola 10.000 buku
= 161,6
& 5000
majalah)

R. Baca 20 orang/jam

Standar ruang 2,32 m2/ org

= 46,4

R. Pengelola 4 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org

= 18

Gudang Asumsi 12 m2

Lavatory 8 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 21,12

R. Informasi 2 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org 170,4

=9

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 87


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Display 2 100 orang/jam + 5 pemandu


dimensi
Standar ruang 1 m2/ org

Ruang = 105
Display
Perkembang R. Pengelola 4 orang
an Standar ruang 4,5 m2/ org
Sepakbola
= 18

Lavatory 10 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 26,4

Gudang Asumsi 12 m2

R. Diskusi 50 orang

Standar ruang 2 m2/ org

= 100

R. Tunggu 50 orang

Ruang Standar ruang 1 m2/ org + flow


Diskusi 30 % 186,12

= 65

Lavatory 8 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 21,12

Ruang R. Pertemuan 300 orang


Konferensi
Standar ruang 2 m2/ org
1042,8
= 600

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 88


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Tunggu 300 orang

Standar ruang 1 m2/ org + flow


30 %

= 390

Lavatory 20 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +


flow 20 %

= 52,8

Ruang foto Asumsi 16 m2


16
kopi

Ruang ganti, Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org


loker,
= 15 m2 15
absensi
karyawan

Pantry Asumsi 4 m2 4

Gudang Asumsi 20 m2 20

Jumlah 2063,06

c. Kelompok Ruang Pengelola


Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola

Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)

RuangTamu Kapasitas 10 orang


Umum 32,5
Standar luas ruang 2 m2/ org + flow 30%

Ruang Direktur  Ruang Direktur, standar luas 40 m2 49,5


 Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2
Ruang Tamu 1 orang
Direktur 30
Standar luas ruang 30 m2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 89


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang Wakil  Ruang Direktur, standar luas 40 m2


49,5
Direktur  Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2

Ruang Jumlah 2 orang


Sekretaris
Umum Standar ruang per orang 5,5 m2 11

Ruang Manajer 1) Standar luas ruang 13,5 m2/ org


23
Umum 2) Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org


Personalia 13,5

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang


Personalia 27,5
Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org


Informasi 13,5

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang


Informasi 27,5
Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org


Pelayanan Jasa 13,5

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang


Pelayanan Jasa 27,5
Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org


Pemeliharaan 13,5
Bangunan

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang


Pemeliharaan 27,5
Bangunan Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Manajer  Standar luas ruang 13,5 m2/ org


23
Teknik  Ruang sekretaris, standar luas 9,5 m2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 90


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang Asisten  Standar luas ruang 13,5 m2/ org


13,5
Manajer

Ruang Humas  Standar luas ruang 13,5 m2/ org 23


 Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2
Ruang Rapat 15 orang
40
Standar luas ruang 2 m2/ org + flow 30%

Ruang Tunggu Kapasitas 10 orang


/ Lobby 32,5
2
Standar luas ruang 2 m / org + flow 30%

Ruang Arsip Asumsi 6 m2


6

Ruang ganti, Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org


loker, absensi 15
karyawan = 15 m2

Pantry Asumsi 4 m2 4

Lavatori pria 2 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 1.84 m2

4 urinoir, standar (NAD) 0.92 m2/org


7.32
= 3.68 m2

2 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org

= 1.8 m2

Lavatori wanita 4 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 3.68 m2
7.28
4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org

= 3.6 m2

Gudang Asumsi 12 m2
12
Peralatan

Jumlah 543,5

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 91


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

d. Kelompok Ruang Penunjang


Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang

Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)

Ruang Security 3 pos @ 2 orang


18,75
Standar ruang 6,25 m2

Ruang parkir Bus: 5 x 38,5 =192,5 m2


bus, mobil dan
motor Mobil: 100 x 15 = 1500m2 1842,5

Motor: 100 x 1,5 = 150m2

Plaza/ Main Kapasitas 250 orang


Hall 150
Standar ruang 0,6 m2/ org

Reception Jumlah karyawan 2 orang


6,825
Standar ruang 0,625 m2/ org + flow 30%

Lobby Kapasitas 100 orang


120
Standar ruang 0,6 m2/ org + flow 100%

Restaurant R. makan 200 orang

Standar ruang 3,8 m2/ 5 org + flow


20%

= 182,5

R. 5 orang
administr 344
Standar ruang 5,5 m2/ org
asi
= 27,5

Dapur 25 % R makan

= 45,6

Gudang Asumsi ruang 20 m2


commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 92


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. 15 orang
karyawa
n Standar ruang 2 m2/ org

= 30

Lavatory 10 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow


20%

= 26,4

R. utilitas Asumsi ruang 12 m2

Cafetaria R. makan 80 orang

Standar ruang 3,8 m2/ 5 org + flow


30%

= 80

R. 5 orang
administr
Standar ruang 5,5 m2/ org
asi
= 27,5

Dapur 25 % R makan

= 20
189,9
Gudang Asumsi ruang 12 m2

R. 6 orang
karyawa
n Standar ruang 2 m2/ org

= 12

Lavatory 10 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow


20%

= 26,4

R. utilitas Asumsi ruang 12 m2


commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 93


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Counter bank 5 unit


100
2
standar ruang 20 m / counter

Toko Ruang penjualan Asumsi 150 m2


Sepakbola
Ruang karyawan Asumsi 18 m2

Ruang administrasi Asumsi 24 m2 225,2

Gudang Asumsi 30 m2

Lavatory 5 orang =13,2 m2

Warung Asumsi 40 m2
40
telekomunikasi

Warung Asumsi 40 m2
40
Internet

Game Center Asumsi 60 m2 60

Amusement R. biliar 3 meja

85,91m2/ meja

= 258

R. 3 orang
administr
Standar ruang 5,5 m2/ org + flow
asi
20 %

= 27,5
322,7
R. 5 orang
karyawa
Standar ruang 2,4 m2/ org
n
= 12

Lavatory 5 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow


20%

= 13,2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 94


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gudang Asumsi ruang 12 m2

Ruang ganti, Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org


loker, absensi 15
= 15 m2
karyawan

Mushola Asumsi 60 m2 60

Lavatori pria 10 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 9,2 m2

10 urinoir, standar (NAD) 0.92 m2/org

= 9,2 m2 22

4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org

= 3,6 m2

Lavatori wanita 10 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 9,2 m2

10 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org 18,4

= 9,2 m2

Jumlah 3500,3

5. Rekapitulasi Besaran Ruang


Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan sebagai
wadah dari kegiatan informasi, promosi dan pemasaran, pelayanan jasa, ruang
pengelolaan dan fasilitas bangunan.
Ruang informasi : 2.063,06 m2

Ruang pendidikan dan pelatihan : 25.447 m2

Ruang pengelolaan : 5.43,5 m2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 95


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang fasilitas penunjang : 30.500,3 m2

Total Besaran Ruang : 60.553,86 m2

6. Analisa Pendekatan Jumlah Lantai yang Direncanakan


Dengan melihat perbandingan antara luas lahan dan total besaran ruang ada, maka
bangunan direncanakan berjumlah 4 -5 lantai.

4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang


Konsep pola keruangan adalah konsep lokasi yang menitik beratkan pada tiga
unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuannya
adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai dengan struktur keruangan
dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara suatu ruang
dan interaksi keruangan, aksebilitas antara pusat dan perhentian suatu ruang dan
hambatan interaksi.

Hal ini didasarkan olah adanya sebuah bagian keruangan yang menjadi pusat
kegiatan bagi ruang- ruang lainnya. Yang sering disebut juga dengan adanya hirarki
diantara tempat-tempat tersebut. Untuk lebih lanjut dalam penentuan pola
perancangan dalam hubungannya dengan ruang-ruang lain dalam bangunan, factor-
faktor yang dipertimbangkan antara lain:

1. Kedekatan kegiatan.
2. Hubungan antar ruang.
3. Alur kegiatan perilaku.
4. Pengelompokan kegiatan yang ada.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 96


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola

Skema 4.1: Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola (Analisa pribadi)

Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan. (Analisa pribadi)
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 97


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi. (Analisa pribadi)

Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa. (Analisa pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 98


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 4.5: Pola hubungan ruang fasilitas pengelola. (Analisa pribadi)

Skema 4.6: Pola hubungan ruang fasilitas penunjang. (Analisa pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 99


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4.2 Analisa Fisik


4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site
Bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Pusat Pelatihan Sepak Bola
sebagai bangunan edukasi komersial. Edukasi disini berarti bangunan Pusat Pelatihan
Sepak Bola tidak hanya akan melatih dan membentuk atlet-atlet lokal yang secara
teori dan skill namun akan berprestasi dalam event olahraga sepakbola.
Untuk komersial dimaksudkan bangunan dan gedung Pusat Pelatihan Sepak Bola
diharapkan dapat membiayai kebutuhan sendiri baik sarana dan prasarana maupun hal
teknis juga non teknis. Hal tersebut bertujuan agar bangunan dan gedung Pusat
Pelatihan Sepak Bola dapat mandiri dan tetap terawat atau terjaga kestabilitas
maupun kenyamanannya.
1. Dasar Pertimbangan.
Berdasarkan kriteria letak tapak Pusat pelatihan sepakbola standar dari FIFA
adalah sebagai berikut :
a. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan stadion yang sudah berstandar
internasional dan telah digunakanuntuk menggelar even sepakbola berskala
internasional.
b. Pusat pelatihan sepakbola dekat atau bahkan menjadi Camp sebuah klub
sepakbola lokal yang dinaungi Liga professional.
c. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan bandara penerbangan.
d. Pusat pelatihan sepakbola terletak pada lokasi yang strategis.
Berada pada jalan utama kota, dekat dan dilewati sarana pendukung seperti
sarana transportasi telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas
atau sarana transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan
kejelasan dan kemudahan pencapaian.
e. Berada dalam wilayah pengembangan kota.
Dilihat dari kondisi open space dipusat kota (downtown) Surakarta yang
semakin padat, kecenderungan penempatan suatu pemusatan kegiatan
sepakbola mengarah ke wilayah pengembangan kota ke daera sub urban.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 100


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Wila ya h
Pe ng e m b a ng a n
Ba ra t

Wila ya h
Se ntr
a Bisnis Pe ng e m b a ng a n
Tim ur

Wila ya h
Pe ng e m b a ng a n
Se la ta n

Gambar 4.3 Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta

Selain karena masih memungkin dibangunnya suatu fasilitas olahrga dengan


luasan yang besar, juga untuk memperluas jangkauan pelayanan, terutama
bagi yang tinggal didaerah satelit kota Solo. Sehingga terdapat beberapa
alternative lokasi yang match yaitu :

1) Wilayah pengembangan barat sepanjang Jln. Adi Sucipto atau Jln. Slamet
Riyadi (Solo-Kartasura)

Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 101


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Wilayah pengembangan selatan (Solo Baru)

Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru

3) Wilayah pengembangan timur (Mojosongo).

Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo

2. Analisa Pendekatan
Dengan dasar pertimbangan diatas, lokasi yang dipilih berada pada ruas Jl. Adi
Sucipto (kawasan pengembangan barat wilayah Kota Surakarta) yang merupakan
jalur utama Solo-Bandara Adi Sumarmo. Site terpilih merupakan tanah dengan
kontur relatif datar.

Gambar 4.7 : lokasi site terpilih (analisa pribadi)


commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 102


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Luas site : ± 12 Ha

Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Persawahan


b. Sebelah timur : Pabrik Konveksi Danrilis (PT Multiyasa Abadi Sentosa)
c. Sebelah selatan : Jl. Adi Sucipto
d. Sebelah barat : Perumahan

Kondisi site :

a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta


sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini
merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.
b. Site sebagaian besar adalah lahan persawahan yang berkontur datar sehingga
sangat cocok untuk diolah sebagai tempat pelatihan sepakbola.
c. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di
Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun
Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang
besar bagi Pusat Pelatihan Sepakbola ini.
d. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama
pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan”
Pusat Pelatihan Sepakbola kepada publik karena kemudahan akses yang ada.
Dengan letak yang strategis ini, bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola
diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung
perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.
e. Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.
f. Dekat dengan komplek Gelora Manahan.

4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site


4.2.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 103


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Dasar Pertimbangan
a. Memberikan kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan
dari site.
b. Pengelompokkan kegiatan yang diwadahi.
c. Pemerataan pencapaian.
2. Analisa Pendekatan
a. Alternatif pencapaian utama menuju site (ME) : melalui Jalan Adi
Sucipto yang merupakan jalan utama menuju dan dari Kota Surakarta
dengan jalur dua arah yang dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor,
baik dalam kota, antar kota maupun antar propinsi.
b. Alternatif pencapaian (SE) : melalui jalan kampung yang melintas di
sebelah barat site.
3. Respon Desain

SE karena
merupakan jalan
alternatif

ME karena
merupakan jalan
utama depan site

Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site.(Analisa pribadi)

4.2.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi


1. Dasar Pertimbangan
a. Faktor keamanan, kenyamanan, efektif dan efisien dalam sirkulasi site
sehingga tidak terjadi crossing antar pengguna.
b. Sirkulasi yang jelas antara kendaraan maupun pejalan kaki
c. Eksplorasi maksimal bagi pengunjung terhadap bangunan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 104


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Analisa Pendekatan
a. Pola sirkulasi antar zona fasilitas
1) Lintasan Umpan Balik
Kegiatan berasal dari satu pusat kegiatan lalu menyebar ke
berbagai kelompok kegiatan tetapi masih memungkinkan untuk
kembali ke pusat kegiatan.

Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan


Balik

(Buku Sumber Konsep)

Karena Pusat Pelatihan Sepakbola memiliki zona kegiatan yang


saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri
sendiri, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan
balik.

b. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi


Sirkulasi merupakan jalur penghubung antar ruang dan antar
kelompok kegiatan yang ada di dalam bangunan. Dalam bangunan
Pusat Pelatihan Sepakbola yang terdiri dari berbagai kelompok
kegiatan, maka sirkulasi harus diperhatikan sehingga pengguna
bangunan dapat melakukan kegiatannya dengan lancar dan tanpa
hambatan. Sirkulasi sendiri dapat mengakibatkan suatu alur gerak
pengunjung dalam ruang.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 105


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1) Sirkulasi melewati ruang

Gambar 4.10 Sirkulasi melewati ruang

(Buku Sumber Konsep)

2) Sirkulasi menembus ruang

Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang

(Buku Sumber Konsep)

3) Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

(Buku Sumber Konsep)

Karena Pusat Pelatihan Sepakbola memiliki zona kegiatan yang


saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih
adalah kombinasi dari ketiga pola sirkulasi di atas. Pola sirkulasi yang ada
diarahkan sebagai berikut :

a) Menerus, jelas, dan terarah.


b) Memberikan keleluasaan pengamatan obyek.
c) Sirkulasi yang tidak membosankan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 106


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Di dalam suatu ruang dimana terjadi kontak visual antara pengamat dan
obyek yang dilihat, maka untuk mempercepat atau memperlambat
sirkulasi dapat dicapai dengan cara:

a) Perbedaan level atau ketinggian lantai.


b) Aksentuasi sirkulasi dengan bantuan lighting dan penempatan
ornamen pajang/ teknologi audiovisual yang ada.

4.2.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Orientasi


1. Dasar Pertimbangan
a. Kejelasan keberadaan sebagai bangunan edukatif-komersial yang
menuntut ekspose bangunan yang optimal.
b. Kemudahan pencapaian dari dan menuju bangunan.
c. Kondisi lingkungan sekitar site
d. Letak entrance
e. Arah kedatangan dan kepadatan pengunjung baik yang berkendaraan
maupun pejalan kaki.
f. Kepadatan arus lalu lintas, dimana bangunan diorientasikan
menghadap ke arah yang paling banyak terlihat oleh publik.
g. Pertimbangan klimatologi

2. Analisa Pendekatan
Berikut adalah beberapa analisa terkait dengan pengolahan site sebelum
menuju proses peracangan :
a. Analisa Noise
b. Analisa Angin
c. Analisa Sinar Matahari

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 107


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

a. Analisa Noise
Kebisingan atau noise sangat berpengaruh dalam proses pembinaan dan
pembelajaran atlet pada area site. Untuk itu dibutuhkan pengolahan site
yang berorientasi pada peredaman tingkat kebisingan.
Berikut adalah analisa kebisingan pada area site :

Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site.


Sumber : Dokumen pribadi

Analisa:
1) Bagian ini adalah zone paling bising karena terdapat aktivitas lalu
lintas dan kendaraan umum.
2) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan sedang karena dilewati
jalan kecil dan adanya pabrik konveksi.
3) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.
4) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 108


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site.


Sumber : Dokumen pribadi

Rekomendasi:
1) Memberikan barier pepohonan pada zone kebisingan tingkat tinggi
(zone 1 & 2).
2) Memilih material gedung yang dapat meredam suara.
3) Menghindari pemilihan material yang dapat memantulkan suara pada
zone kebisingan tingkat tinggi (zone 1 & 2).

b. Analisa Angin
Analisa:
1) Pada site terjadi angin lingkungan yaitu angin yang berasal dari asap
kendaraan dan debu.
2) Karena Pusat Pelatihan Sepak Bola nantinya berupa kawasan
olahraga dengan sedikit gedung berlantai banyak (4 lantai) maka
diperlukan barier secukupnya untuk meredam angin yang berasal
dari luar site.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 109


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site.


Sumber : Dokumen pribadi

Rekomendasi:
i. Memberikan barier pepohonan yang berguna sebagai filter udara
kotor, sekaligus sebagai suply oksigen.
ii. Mengatur orientasi bukaan pada bangunan.

c. Analisa Sinar Matahari


Analisa sinar matahari yang menuju site adalah sebagai berikut :
1) Pagi, sinar matahari tidak terlalu panas, bersifat menyehatkan.
2) Siang, sinar matahari menyengat.
3) Sore, sinar matahari menyilaukan, tidak baik untuk kesehatan.

Berikut adalah gambar mengenai analisa terkait dengan sinar matahari


pada area site :

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 110


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site.


Sumber : Dokumen pribadi

Rekomendasi :
i. Memberikan barier pepohonan pada bagian barat.
ii. Diperlukan tirai atau material penutup/ penghalang panas pada
lantai-lantai tipikal apartemen.
iii. Meminimalisir bukaan pada sisi barat gedung.

Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site.


Sumber : Dokumen pribadi
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 111


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4.2.2.4 Analisa Pendekatan Konsep View


1. Analisa
View menuju site analisanya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site.


Sumber : Dokumen pribadi

Penerapan:
Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam
dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto.
View ke luar site analisanya sebagai berikut :

Gambar 4.19 Analisa View ke luar site


Sumber : Dokumen pribadi
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 112


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Penerapan:
Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam
dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto.

4.2.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Penzoningan


1. Dasar Pertimbangan
a. Sifat kegiatan dan tuntutan akan privacy
b. Tingkat kebisingan
c. Pola pencapaian, sirkulasi dan orientasi bangunan
d. Pengelompokan kegiatan
2. Analisa Pendekatan
Untuk dapat mengatur penempatan ruang dan fasilitasnya kedalam site,
perlu diadakan pembagian zona didalam site.
zoning vertical
berdasarkan level kebisingan

Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan. (Analisa Pribadi)

4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan


Bertujuan untuk menentukan tampilan fisik bangunan.
1. Dasar Pertimbangan
a. Kesesuaian dengan karakteristik bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola dengan
pendekatan desain yang ekspresif yang merupakan penggabungan ekspresi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 113


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bentuk dan kebebasan ide (gagasan yang mengalir) baik pada bangunan
maupun sistem yang digunakan di dalamnya.
b. Mencerminkan sebuah bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai
bangunan edukatif-komersial yang atraktif, rekreatif, terbuka dan komunikatif,
yang merupakan perwujudan karakter kegiatan yang diwadahinya sehingga
mampu menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung.
c. Menunjang fungsi kegiatan yang berlangsung didalamnya.
2. Analisa Pendekatan

Filosofi Kriteria Tuntutan

Atraktif Kriteria ekspresi atraktif rekreatif : Penampilan bangunan harus


rekreatif mampu memberi daya tarik
 Memberi kesan dominan dan menimbulkan minat bagi
terhadap lingkungan tetapi
pengunjung sehingga dapat
tetap selaras dengan sekitar
 Bentuk yang kompleks tetapi memberi kesan
logis / sederhana menyenangkan.
 Bentuk-bentuk mengalir
bebas naik turun
 Bentuki-bentuk hiperbolis
yang dinamis

Kriteria komunikatif : Penampilan bangunan harus


Komunikatif mudah dikenali dan dipahami
 Memberi kesan mengundang
 Memberi kejelasan fungsi apa maksudnya.
peruangan
 Mengkomunikasikan filosofi
dan kegiatan yang
berlangsung di dalamnya
melalui simbol-simbol baik
secara langsung maupun tak
langsung

Terbuka  Berpenampilan terbuka Memberi kesan mengundang


dengan memperlihatkan dan menerima
bagian dalam bangunan
menggunakan bidang
transparan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 114


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Penempatan orientasi dan


entrance yang tepat
 Keberadaan plaza yang
menerima / menyongsong
 Filosofi tangan terbuka pada
entrance ( membuka ke arah
luar dan menyempit ke arah
dalam ).
 Kanopi sebagai ruang transisi
dan penerima

Kejelasan fungsi  Perubahan ketinggian


peruangan  Pembukaan melalui pintu dan
jendela
 Penyempitan yang
diwujudkan lewat bentuk
lorong.

Komunikasi Simbol-simbol tulisan untuk


melalui simbol- mengkomunikasikan fungsi
simbol bangunan dan fasilitas yang
ada di dalamnya

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 115


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Bentuk-bentuk desain yang


Bentuk fisik mengacu pada konsep Desain
Ekspresif

Warna  Mampu memberikan kesan Warna-warna terang untuk


atraktif dan rekreatif eksterior bangunan memiliki
nilai ekspose tinggi, atraktif
dan dominan terhadap
lingkungan

( merah, kuning ).

Warna-warna netral / transisi


digunakan pada interior
bangunan dapat menimbulkan
suasana santai, rekreatif dan
nyaman ( putih, krem, coklat
muda, abu-abu ).

Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan (Analisa Pribadi)

Penentuan penampilan bangunan tidak lepas dari pertimbangan fungsi


utama Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai bangunan edukatif-komersial yang
berorientasi gabungan non profit-profit, sebagai pusat kegiatan yang
berhubungan dengan sepakbola. Sebagai bangunan, bentuk dan penampilan Pusat
Pelatihan Sepakbola dituntut untuk dapat mendukung semua aktivitas yang
diwadahi disamping tuntutan-tuntutan arsitektural kualitatif.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan bentuk dan penampilan Pusat
Pelatihan Sepakbola antara lain:

a. Perlunya citra (image) untuk mengemas fasilitas dalam Pusat Pelatihan


Sepakbola sehingga mempunyai daya tarik bagi masyarakat yang merupakan
potensi dan target pasar. Dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam
masyarakat tidak hanya dalam konteks sepakbola, terbukti image merupakan
ikon yang paling ampuh dalam menggaet pasar.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 116


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Pusat Pelatihan Sepakbola mewadahi berbagai aktivitas berkenaan dengan


sepakbola. Semua aktivitas tersebut harus diperlakukan seimbang sesuai
dengan peran dan kontribusi masing-masing. Hal ini penting karena akan
menjadi tolok ukur profesionalisme pengelolanya. Pada akhirnya tingkat
keprofesionalan pengelola bisa menjadi katalis bagi kehadiran masyarakat
pengemar sepakbola di Pusat Pelatihan Sepakbola.
c. Pusat Pelatihan Sepakbola adalah fasilitas untuk memberikan informasi dan
pelayanan jasa untuk produk-produk atau komoditas sepakbola, dalam satu
bangunan multi lantai. Penyediaan transportasi vertikal kemudian menjadi
masalah yang sangat penting agar kegiatan yang diwadahi dapat diakomodasi
dengan baik.
d. Bentuk bangunan harus logis atau dapat dibangun dengan struktur yang
direkomendasikan.

4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa


Bertujuan menentukan bentuk dan pola gubahan massa yang sesuai.
1. Dasar Pertimbangan
a. Mampu memunculkan daya tarik sebagai sebuah bangunan edukatif-komersial
dengan karakter atraktif, rekreatif, dan komunikatif dengan pendekatan desain
yang ekspresif yang dimaksud.
b. Kelancaran, kemudahan dan keamanan sirkulasi
c. Zoning tapak baik horisontal maupun vertical
d. Kemudahan koordinasi antar kegiatan yang diwadahi
e. Optimalisasi dan fleksibilitas ruang
f. Orientasi bangunan dan pola pencapaian yang ada.
g. Memiliki nilai ekspose tinggi
2. Analisa Pendekatan
Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran
memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan
karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 117


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna


mencapai tuntutan rekreatif.
Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi.
Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut :
a. Kelompok kegiatan pembelajaran
Kelompok ruang ini adalah wadah yang digunakan untuk kegiatan utama
(main activities). Karena itu bentuk massanya dituntut fungsional dan efisien.
Bentuk persegi dianggap memenuhi kriteria tersebut diatas.
b. Kelompok kegiatan informasi dan pelayanan jasa
Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang
dianggap paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena
merupakan ruang fasilitas tambahan. Pertimbangan utama adalah
kenyamanan. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat.
c. Kelompok pengelolaan bangunan
Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran
disesuaikan dengan bentuk perabot (meja, kursi, rak perkakas, almari, loker,
dan sebagainya) yaitu segiempat.
Penggabungan massa bangunan
Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan
pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan
pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk
memasuki Pusat Pelatihan Sepakbola yang direncanakan, dengan memperhatikan
peletakan ruang berdasarkan fungsi sebagai salah satu syarat berdirinya sebuah
bangunan edukatif-komersial.

4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang


4.2.5.1 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam
Tujuan : menentukan layout / tampilan interior yang mampu mendukung
kegiatan yang berlangsung dalam Pusat Pelatihan Sepakbola.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 118


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Dasar pertimbangan :
a. Kesesuaian dengan karakteristik kegiatan
b. Kelancaran sirkulasi
c. Kebebasan ruang gerak
d. Optimalisasi pemakaian ruang
2. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan
a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak
monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif dan cozy
sehingga mampu membuat user merasa nyaman untuk menikmati
fasilitas yang ada.
b. Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang
berhubungan dengan sepakbola untuk mendukung suasana yang
diinginkan.
3. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan
a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter
yang formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada,
tetapi tidak menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan
komposisi.
b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang
mendukung suasana kerja.

4.2.5.2 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar


Tujuan : menentukan tata ruang luar yang mampu menimbulkan daya tarik
dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmatinya sekaligus
mengarahkan pengunjung menuju bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola.
1. Dasar Pertimbangan
a. Filosofi : terbuka, komunikatif dan rekreatif
b. Zoning tapak yang terbentuk, baik zoning horizontal maupun vertical
c. Karakter kegiatan yang diwadahi
d. Kelayakan sistem sirkulasi
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 119


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Analisa Pengolahan Lansekap


Analisa ini meliputi penataan elemen-elemen lansekap yang diintegrasikan
dengan desain kawasan secara keseluruhan. Aspek yang tercakup dalam
bahasan ini antara lain pemanfaatan unsur air, tata hijau, penciptaan
sculpture sebagai landmark, perkerasan, dan pengadaan lansekap furniture.
a. Air
Air tidak bisa dipisahkan dari keberadaan suatu bangunan. Selain
sebagai satu elemen yang harus ada dalam suatu unit kegiatan manusia
yang diwadahi dalam bangunan atau kawasan, air bila dieksplorasi lagi
akan memberi nilai plus (added value) bagi kualitas visual dan suasana
ruang dari bangunan itu sendiri. Sesuai dengan sifatnya yang fluid air
sangat cocok untuk digunakan sebagai media untuk merefleksikan
kesan “mengalir” pada ekspresi bangunan sekaligus mencairkan
suasana kawasan yang didominasi oleh bangunan masif.
Pemanfaatan air mengandung beberapa tujuan antara lain:
1) Sebagai sumber air, irigasi dan drainase
2) Air untuk berbagai proses kegiatan
3) Pengaturan iklim mikro
4) Perlindungan habitat
5) Penggunaan untuk rekreasi
6) Pertimbangan nilai estetis
b. Tanaman
Fungsi:
1) Visual control
Berguna untuk menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar
matahari. Selain itu juga berfungsi sebagai dinding dan atap pada
ruang luar.
2) Physical barrier
Sebagai pembentuk privasi, penghalang, pengarah dan pengendali
pergerakan.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 120


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3) Climate control
Menyerap panas sinar matahari untuk kemudian memantulkannya
sehingga menimbulkan suhu dan mikro klimat.
c. Landmark
Landmark mempunyai fungsi sebagai penanda, acuan, ciri suatu
bangunan atau kawasan sehingga mudah terlihat dan teridentifikasi.
Alternatif landmark bisa didesain dengan bentuk skulpturalis bebas
sesuai dengan konsepnya sebagai bangunan produk desain yang
ekspresif.
d. Perkerasan
Perkerasan dimaksudkan untuk membedakan antara jalur sirkulasi
dengan pertamanan. Selain itu juga berfungsi menjaga kondisi &
kualitas area yang ditutupinya terutama dari pengikisan air hujan.
Umumnya bagian ruang luar yang diperkeras adalah permukaan jalan,
sidewalk (trotoar) dan promenade (pedestrian). Alternatif perkerasan
bisa berupa pengaspalan, paving blok dan ekspose lantai dari material
beton.
e. Lansekap furniture
Elemen-elemen yang merupakan kelengkapan dari keberadaan sebuah
jalan perlu diolah untuk memperkuat kualitas tata ruang luar.
Manifestasinya meliputi:
1) Lampu jalan
2) Lampu pedestrian
3) Lampu taman
4) Lampu penerang jalur parkir

4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur


Analisa ini bertujuan untuk menentukan sistem struktur yang mampu menunjang
bentuk massa dan penampilan bangunan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 121


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Dasar Pertimbangan
a. Terpenuhinya persyaratan dasar struktur
1) Kekuatan (strength)
2) Kestabilan (stability)
3) Kekakuan (stiffness)
4) Laik pakai (service ability)
5) Estetika
b. Terjaminnya penyelesaian permasalahan struktur
1) Pembebanan yang terjadi
2) Ketahanan terhadap kebakaran dalam periode tertentu
3) Keleluasaan yang menunjang tampilan bangunan
2. Analisa Pendekatan
Pembagian sistem struktur :
a. Sub struktur
Bagian bangunan yang berada di bawah tanah yang berfungsi menyalurkan
beban dari struktur diatasnya.
Pertimbangan :
1) Kedalaman tanah keras
2) Daya dukung tanah
3) Beban bangunan keseluruhan

Alternatif : pondasi sumuran, rakit, tiang pancang, foot plat.

Respon Desain:

Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil (3-4 lantai) dan jenis tanah
yang tidak terlalu keras, alternatif sistem pondasi yang digunakan adalah
pondasi footplat yang memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan
bangunan bertingkat pada jenis tanah yang kerasnya tidak terlalu dalam.
Selain itu pengaruhnya terhadap lingkungan relatif kecil karena tidak
menimbulkan kebisingan dan tidak menggali tanah terlalu dalam sehingga
commit
tidak banyak membuang tanah to air
dan user
permukaannya.

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 122


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Super struktur
Bagian bangunan yang berada di atas tanah, yaitu : struktur badan (lantai,
kolom, dinding) dan struktur atap.
Pertimbangan :
1) Tuntutan tampilan/ekspresi bangunan
2) Kemampuan memikul beban bangunan keseluruhan (keamanan)
3) Efisiensi struktur yaitu dengan penerapan sistem struktur yang dapat
menekan biaya dan waktu pembangunan, namun tetap fungsional dan
arsitektural.
4) Kemungkinan pengembangan
Alternatif : struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur
rangka ruang (space frame), struktur kabel.
Respon Desain:
Pola peruangan dengan fleksibiltas tinggi tanpa menggunakan pembatas
ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa
menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka dengan
kolom dan balok sebagai pemikul beban yang ringan, cukup elastis dalam
menahan beban gempa, ekonomis dan fleksibel dalam pembagian ruang
merupakan alternatif sistem struktur yang digunakan pada bangunan.
Struktur atap baja dan kabel yang dapat menahan atap dengan bentangan
besar dengan kemungkinan bentuk atap yang lebih bervariasi merupakan
alternatif yang paling baik untuk digunakan pada atap bangunan yang
memiliki bentang atap besar.

4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas


Penggunaan Sistem Bangunan Pintar (Intelligent Building System) mengintegrasikan
empat unsur bangunan secara erat. Keempat unsur bangunan tersebut, yaitu :

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 123


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Meliputi
Unsur Bangunan
 Sistem Otomasi Bangunan (SOB)
Sistem manajemen Optimasi pemanasan & kendali udara, kontrol (kendali)
bangunan skedul & program, monitor status lingkungan & fasilitas,
tagihan biaya per meter, kendali jarak jauh, kendali
elevator, kendali parkir

Sistem penghematan Otomasi pencahayaan & kendali tirai, manajemen


energi kebutuhan energi, thermosiphon tata udara, kendali fasilitas
tenaga steamlined

Sistem keamanan Pengamanan dengan video, kendali pintu & penguncian


jarak jauh, kendali api dan asap, deteksi kebocoran gas &
air, respon terhadap hilangnya tenaga listrik

 Sistem telepon kunci multiguna, konferensi jarak jauh, tulisan jarak


Telekomunikasi jauh, teleks, komunikasi dengan komputer pribadi (PC),
faksimile dan video, e-mail, penulisan dengan biaya murah,
komunikasi dengan radio satelit

 Sistem Otomasi Proses dokumen, dukungan dalam membuat keputusan,


Perkantoran kontrol (kendali) dan dukungan skedul, proses data
elektronik (EDP), sistem kartu identitas (ID Cards), pelayanan
informasi untuk publik, dukungan akses database dari luar.

 Building Engineering

Sistem perencanaan Perencanaan : ergonomik, ruang santai, yang fleksibel,


lingkungan pemeliharaan dan fasilitas

Arsitektur, struktur dan Perencanaan lantai, sistem pengkabelan, pencahayaan, tata


engineering bangunan udara, pendistribusian dokumen, perencanaan tahan
gempa, perencanaan perabotan (furniture).

Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar

1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal


Tujuan : menentukan sistem mekanikal dan elektrikal yang mendukung kegiatan
dalam Pusat Pelatihan Sepakbola

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 124


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dasar pertimbangan :
a. Kapasitas sistem yang dibutuhkan
b. Karakter kegiatan yang ada
c. Kelancaran, keamanan dan kenyamanan penggunaan sistem
d. Kemudahan penggunaan dan perawatan

Analisa pendekatan

a. Sistem Kelistrikan
Sistem instalasi listrik gedung biasanya disuplai dari Jaringan Distribusi
Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu Hubung.
Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel tanah ke High Voltage Medium
Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik
disalurkan ke transformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan
menggunakan sistem busduct.
Dari transformator itu, tegangan 220 V 1 fasa/380 V 3 fasa dialirkan ke
Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) melalui busduct. Pada
LVMDP harus ada pula suplai dari genset sebagai sumber daya cadangan bila
listrik dari PLN padam.
Sistem kerja normal atau darurat :
1) Dalam keadaan suplai dari PLN normal (tidak padam), masing-masing
trafo bekerja sendiri melayani beban secara radial, tidak boleh parallel
2) Suplai antara genset dan PLN bekerja secara interlock, tidak boleh
paralel.

Uninterruptable Power Supply (UPS) System

UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan
daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem
CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal
lima menit dipasok dari unit baterai perawatan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 125


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Sistem Pengkondisian Udara


Dasar Pertimbangan
1) Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem AC
2) Efisiensi pemakaiannya
Pengkondisian udara merupakan hal penting lain di dalam mendukung
kenyamanan orang-orang yang berada di dalamnya. Menurut orang yang
dianggap punya kebiasaan dan peradaban modern (untuk umumnya manusia)
kenyamanan optimum berkisar pada suhu sekitar 21-23C pada kelembaban
40-70%. (Y.B. Mangunwijaya, Op.Cit, hal:134).
Menurut jenisnya penghawaan dapat juga dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Penghawaan Alami
Yaitu penghawaan yang menggunakan ventilasi untuk masuknya udara
dari luar. Lubang hawa atau saluran angin luas bersih sekurang-
kurangnya 0,35% dari luas lantai yang bersangkutan.
Berdasarkan suatu ketentuan agar kesegaran udara dalam suatu ruangan
dapat terjamin, maka perlu adanya lubang untuk peranginan silang
sebesar lebih kurang 1/5 kali luas jendela keseluruhan. Tetapi bila suhu
dan kelembaban udara cukup tinggi, penggunaan penghawaan alami sulit
untuk diterapkan karena tidak memenuhi standar kenyamanan ruang.
2) Penghawaan Buatan
Yaitu penghawaan dengan menggunakan alat-alat yang bisa membuat
udara di dalam ruangan menjadi sejuk seperti AC dan kipas angin.
Untuk mengatur kelembaban dan temperatur udara didalam ruangan,
digunakan AC Central Statistik System, yaitu pengkondisian udara yang
dikerjakan pada central station / mechanical room oleh alat contrifugal
air cooled water chiller, yang memproduksi air es (chilled water) dengan
temperatur  5C. Air dingin ini selanjutnya dipompakan kedalam AHU
untuk menyerap panas dari udara. Udara dingin yang dihasilkan
selanjutnya didistribusikan kedalam ruangan.
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 126


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Perlengkapan AC :
a) Cooling Tower
mendinginkan air sehabis dipakai untuk mendinginkan refrigerant
dalam condenssore.
b) Chiller
membuat air es untuk mendinginkan coil pendingin di dalam AHU
c) Compressore
d) Condenssore
mendinginkan refrigerant sehabis dipakai untuk membuat air es di
dalam chiller dengan menggunakan air yang disirkulasi dalam
cooling tower.
e) AHU
Air Handling Unit, menyerap (oleh coil pendingin) udara yang diisap
ke dalamnya sehingga udara tersebut menjadi dingin, kemudian udara
dingin tersebut dikeluarkan ke ruangan melalui pipa-pipa penyalur.

Selain AC sentral, juga digunakan AC split, exhaust fan dan polower.


a) AC sentral
Digunakan pada ruang-ruang utama seperti ruang pendidikan dan
perpustakaan.
b) AC split
Digunakan pada ruang-ruang private yang scope pelayanannya
kecil seperti ruang pengelola.
c) Exhaust Fan
Digunakan pada ruang service / pelayanan, seperti dapur, fasilitas
parkir basement dll.
d) Polower
Digunakan pada ruang mekanikal dan elektrikal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 127


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Sistem Telekomunikasi
Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address
Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service
Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video
dengan standar internasional. Seluruh jaringan kerja benar-benar fleksibel
dan dirancang agar dapat disesuaikan dengan perkembangan di masa
mendatang. Disamping PABX, gedung pintar dilengkapi fasilitas
telekomunikasi sebagai berikut:
1) Direct lines : facsimile, CCM, dealing system
2) Telex
3) Lease channel : reuters, telerate, tele trac
4) Lease channel data : computer center
5) Lease channel data : computer center ke kantor penyewa.
Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit
dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan
dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa
mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.

d. Sistem Kebakaran
Gedung pintar harus dilengkapi dengan sistem kebakaran yang memenuhi
standar Amerika (National Fire Protection Association/NFPA) dan Peraturan
Daerah dimana gedung tersebut berada. Kelengkapan tersebut terdiri atas:
1) Tangga darurat dua sisi gedung
2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan)
3) Fire Sprinkler
4) Fire Hydrant
5) Portable fire extinguisher
6) Detector panas dan asap
7) Persediaan air di beberapa lantai

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 128


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman
lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke
pusat pengendali.

Sistem kebakaran ini diintegrasikan dengan sistem pengkondisian udara,


pencahayaaan dan sistem lift lewat Interlocking Main Control Fire Alarm
(MCFA). Bila pada gedung terjadi kebakaran, alarm akan berbunyi, baik
secara otomatis maupun manual.

e. Sistem Tata Suara / Akustik


Pendekatan tata suara digunakan untuk background musik, pengumuman,
panggilan maupun promosi.
Untuk mendapatkan tata suara yang baik dan merata maka diperkirakan
penyusunan loudspeaker yang disesuaikan dengan luas bangunan. Sistem
distribusi dengan paging mix dilengkapi alarm dan penguat suara berupa
mixer preamp yang disalurkan ke main distribusi (MDF). Dari MDF
didistribusikan ke terminal box dan ke calling speaker yang ada di tiap lantai.
Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background
music dan paging/emergency unit serta sistem B untuk keperluan car call.

Sistem A terdiri atas:


1) Cassette deck : sumber suara
2) Radio : penerima suara
3) Pream unit : penguat awal
4) Power amplifier : penguat akhir
5) Channel selector : tombol pemilih kelompok pengeras suara yang
akan diaktifkan
6) Mikrofon : menyampaikan informasi/panggilan
7) Monitor unit : untuk mengecek hasil suara
8) Chime unit : sumber nada untuk melakukan panggilan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 129


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Sistem B untuk car call, terdiri atas :

1) Pusat car call meliputi mikrofon untuk panggilan, preamp unit sebagai
penguat awal, power amplifier sebagai penguat akhir dan speaker selector
untuk pemilihan kelompok pengras suara.
2) Remote control yang meliputi indikator, power on, occupation dan
monitor.
f. Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir yang biasanya digunakan pada bangunan gedung, yaitu:
1) Sistem Franklin
Merupakan suatu tiang yang tinggi untuk menyalurkan petir ke dalam
bumi dan melindungi bangunan dengan area perlindungan berbentuk
kerucut dengan jari-jari alasnya sama dengan tinggi kerucut. Sistem ini
sederhana dan mudah untuk suatu komplek bangunan yang luas.
2) Sistem Faraday
Menggunakan desentralisasi dari sistem franklin, yaitu dengan
menggunakan tiang-tiang konduktor (split) yang terbesar di atap
bangunan dan dihubungkan dengan kawat ke bumi (arde) untuk
menyalurkan aliran petir yang menyambar.
Sistem sangkar Faraday terdiri atas :
a) Alat penerima berupa tongkat sepanjang 50 cm pada setiap jarak 20
m atau seluas areal  400 m diletakkan satu alat penerima.
b) Kawat penghantar horizontal dan vertikal menuju ground yang
ditanam didalam tanah sedalam  6m.
c) Ujung menggunakan emas 24 karat tegak dan tidak goyah
d) Bidang penagkal petir adalah berbentuk kerucut dengan sudut 120.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 130


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

g. Sistem Keamanan
Sistem keamanan pada bangunan bertujuan melindungi dan memonitor
fasilitas-fasilitas dari pihak yang tidak berkepentingan. Sistem keamanan
yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi dengan sensor-
sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor lewat bantuan
Closed Circuit Television(CCTV) dan Video Display Terminal (VDT).
Prinsip dasar sistem keamanan:
1) Mencegah orang untuk memasuki suatu daerah
2) Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu
3) Memonitor daerah yang diamankan
4) Card Access Control bagi orang tertent
5) Pengamanan dan perlindungan

2. Sistem Sanitasi Dan Pengolahan Sampah

Tujuan : menentukan sistem sanitasi dan pengolahan sampah yang tidak merusak
lingkungan.
Dasar pertimbangan :
a. Kemudahan pengoperasian, pengolahan dan pemeliharaan
b. Kebutuhan air bersih
c. Jenis dan volume air kotor dan sampah yang dihasilkan
d. Perlindungan terhadap pencemaran lingkungan
Analisa Pendekatan:

a. Sistem Pasokan Air Bersih


Air untuk konsumsi dalam gedung sebaiknya dipasok PDAM setempat dan
ditampung dalam tangki. Air dari tangki tersebut lalu disalurkan ke deep well
untuk dicampur dengan air tanah. Air dari deep well kemudian dikembalikan
ke break tank untuk dialirkan ke ground tank di bawah tanah. Selanjutnya air
dari ground tank lalu dihisap oleh pompa-pompa yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Air yang dihisap tadi kemudian disalurkan ke
tangki-tangki pembagi dicommit to user
lantai atas.

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 131


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Air tersebut harus memenuhi standar World Health Organization (WHO)


atau Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, supaya air
layak untuk diminum dan tidak merusak peralatan-peralatan plumbing
maupun sanitasi atau semua peralatan yang mengkonsumsi air.
b. Sistem Pembuangan Air Kotor
Terbagi atas:
1) Air Hujan
Pembuangan air hujan menuju ke riol kota dilengkapi dengan bak-bak
kontrol
2) Air Kotor
Pembuangan air kotor yang berasal dari toilet, dapur dan lainnya
disalurkan ke sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota.
3) Kotoran Padat
Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada
proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke
riol kota.
c. Sistem Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah pada Pusat Pelatihan Sepakbola menggunakan sistem
manual, yaitu sampah yang berasal dari bangunan dikumpulkan dalam tong–
tong yang kemudian dikumpulkan dalam penampungan sampah sementara di
luar bangunan yang selanjutnya setiap beberapa hari sekali diangkut menuju
penampungan sampah kota dengan menggunakan truk sampah. Sampah yang
dihasilkan terdiri dari dua bentuk yaitu sampah cair dan sampah padat.

3. Sistem Transportasi Vertikal


Dasar Pertimbangan:
a. Kemudahan, kenyamanan dan keamanan pengguna
b. Aksesibel
c. Efisiensi waktu dan tenaga
d. Faktor estetika interior bangunan
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 132


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Analisa :
Sistem Transportasi vertikal menggunakan beberapa jenis alat dan sarana
diantaranya:
a. Eskalator
Sistem transportasi vertikal dengan menggunakan eskalator atau tangga
berjalan lebih efektif dan memberi keuntungan bagi penggunanya seperti:
1) Tidak ada interval waktu tunggu
2) Kecepatan bergerak stabil
3) Dapat dijadikan unsur estetika dalam interior bangunan
4) Dapat menampung pengguna dengan kapasitas yang besar
5) Dapat difungsikan secara manual jika terjadi gangguan listrik
Eskalator melayani sirkulasi vertikal dengan jalur satu arah, sehingga
membutuhkan penyusunan yang terencana seperti penataan berlapis, saling
menyilang dan bersilangan ganda. Untuk kenyamanan pengguna, sudut
eskalator tidak lebih dari 30.
b. Elevator (Lift)
Merupakan sistem transportasi vertikal yang dapat mengangkut orang /
barang secara periodik dan cepat namun membutuhkan interval waktu tunggu
untuk penggunaannya.
c. Tangga
Sebagai pelengkap atau tangga darurat jika elevator (lift) macet serta jika
terjadi bahaya kebakaran. Perletakannya menyebar sesuai kebutuhan, dengan
syarat pencapaian maksimum 30 m.
d. Ramp
Sebagai sarana transportasi untuk pencapaian mobil kedalam gedung parkir
lantai basement. Selain itu ramp juga sangat berguna bagi mereka yang
diffable. Biasanya dengan sudut kemiringan 15% (standard).

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 133


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Konsep Non Fisik


5.1.1 Konsep Peruangan
1. Pengelompokan Kegiatan
a. Kegiatan Utama : kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan informasi
b. Kegiatan Pendukung : kegiatan pelayanan jasa dan pengelolaan
c. Kegiatan Pelengkap : kegiatan penunjang.
2. Pengelompokan Pelaku Kegiatan
a. Pengelola
b. Pemain
c. Pengunjung
3. Pendekatan Penentuan Besaran Ruang
a. Dasar perhitungan besaran ruang
1) Perhitungan standar (studi 134iterature)
2) Perhitungan khusus
Perhitungan dengan mempertimbangkan :
a) Feasibility besaran ruang
b) Modul ruang
c) Flow gerak / sirkulasi
d) Kepuasan pemakai ruang
3) Perhitungan asumsi
b. Kapasitas Pelayanan
Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat informasi, promosi
dan pemasaran serta pelayanan jasa dengan sistem Football Community
Center, direncanakan mampu melayani secara makro dan kualitatif dalam
skala Nasional serta secara mikro dan kuantitatif melayani kepentingan Kota
commitjangka
Surakarta dan sekitarnya dalam to userwaktu 10 tahun ke depan.

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 134


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Sumber Perhitungan Besaran Ruang


1) Architect’s Data, Ernest Neufert Standard
2) Standard FIFA
3) Building Planning and Design Standard
4) Studi Ruang Gerak
5) Studi Banding
6) Asumsi
d. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
1) Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan

Kebutuhan Ruang Luas (m2)

Sports Hall Lobby 120

Main hall 4000

R. kelas 200

R. audio visual 100

Indoor Fitness center 190


Training Gudang 12

R. ganti 30

Lavatory 28

Stadion Mini 7000

Lapangan latihan 7000

Outdoor Kolam Renang 12290


Training Lapangan Tenis 792

Lavatory 54

R ganti 150

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 135


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. pemeriksaan 18
kesehatan

Medical Klinik keperawatan 48


center
Laboratorium 24

Lavatory 11

R. jumpa pers 20

R. perlengkapan sepakbola 50

Hall 616

Ruang Tamu 10

R. Tidur (Pemain 1980


& pelatih)

R. kepala asrama 9
Asrama
pemain R. bersama 600

R. makan 320

Dapur 64

R. cuci 64

Mushola 75

Lavatory 64

Gudang 20

Jumlah 24.960 m2

Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan

2) Fasilitas Informasi

Kelompok ruang Kebutuhan Ruang Luas (m2)

R. Pendaftaran 18
R. informasi
R. Pengelola 13,5

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 136


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Tunggu 140

R. Komputer 117

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Pendaftaran 9

R. Penitipan barang 15

(rak penyimpanan)

R. Katalog : almari katalog 16

(10 buah)

R. Perpustakaan R. Perpustakaan : 10.000 buku 161,6


sepakbola 5.000 majalah

R. Baca 46,4

R. Pengelola 18

Gudang 12

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Informasi display 9
perkembangan sepakbola

R. Display 2 dimensi 105


R. Display
Perkembangan R. Pengelola 18
Sepakbola
Lavatory : WC pria + urinoir, WC 26,4
wanita, wastafel

Gudang 12

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 137


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Pendaftaran 18

R. Tunggu/lobby 65

R. Pertunjukkan 50
R. Pemutaran
R. Proyektor 13,5
slide/film
R. Pengelola slide/film 18

Gudang 12

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Pertemuan 600

R. Tunggu 390
R. Konferensi
Lavatory : WC pria + urinoir, 52,8

WC wanita, wastafel

R. Diskusi 100

R. Tunggu 65
R. Diskusi
Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Foto copy 16

R. ganti, absen & loker karyawan 15

Pantry 4

Gudang 20

Jumlah 2.262 m2

Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 138


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3) Fasilitas Pengelolaan dan Pelayanan Jasa

Kebutuhan Ruang Luas(m2)

R. Direktur 40

R. Sekretaris direktur 9,5

R. Tamu direktur 30

R. Wakil direktur 40

R. Sekretaris wakil direktur 9,5

R. Tamu wakil direktur 20

R. Sekretaris umum 11

R. Manajer umum 13,5

R. Sekretaris manajer umum 9,5

R. Kabag Personalia 13,5

R. Staff personalia 27,5

R. Kabag informasi 13,5

R. Staff informasi 27,5

R. Kabag pelayanan jasa 13,5

R. Staff pelayanan jasa 27,5

R. Kabag pemeliharaan bangunan 13,5

R. Staff pemeliharaan bangunan 27,5

R. Tamu umum 32,5

R. Manajer teknik 13,5

R. Sekretaris manajer teknik 9,5

R. Asisten manajer 13,5

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 139


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Humas 13,5

R. Sekretaris humas 9,5

R. Rapat 40

R. Tunggu / lobby 32,5

Pantry 13,65

Lavatory : 21,12

WC pria, urinoir, WC wanita,


wastafel

Gudang peralatan 12

Jumlah 546 m2

Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa

4) Fasilitas Penunjang

Kebutuhan Ruang Luas (m2)

R. Security : 3 pos 18,75

R. Parkir mobil dan motor 5935,5

(60% mbl, 30% mtr, 10% jln


kaki/kend. umum)

Loading : trailer 300

Plaza / main hall 150

Canopy 30

R. Receptionist 6,825

Lobby 120

R. makan 182,4

R. 27,5
Restaurant
administrasi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 140


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dapur 45,6

Gudang 20

R karyawan 30

Lavatory 26,4

R utilitas 12

R. makan 79,04

R. 27,5
administrasi

Cafetaria Dapur 19,76

Gudang 12

R karyawan 12

Lavatory 26,4

R utilitas 12

R penjualan 150

R karyawan 18

R 24
Football Shop
administrasi

Gudang 30

Lavatory 13,2

Counter bank 100

Warung telekomunikasi 40

R permainan 144
Amusement ketangkasan

R biliar 257,73

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 141


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R 19,8
administrasi

R. karyawan 12

Lavatory 13,2

Gudang 20

R. Kesehatan 46,124

Mushola 60

Lavatory umum : WC pria, 39,6


urinoir, WC wanita, wastafel

R. Mechanical 40

R. Electrical 40

R. AC /AHU 30

R. Telephone switchboard 24

R. Sampah 15

R. Reservoir air 20

Gudang peralatan 36

Jumlah 3.335,1m2

Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 142


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

e. Rekapitulasi Besaran Ruang


Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan
sebagai wadah dari kegiatan pendidikan, informasi, pelayanan jasa, ruang
pengelolaan dan fasilitas bangunan.
Ruang pendidikan dan pelatihan : 24.960 m2
Ruang informasi : 2.262 m2
Ruang pengelolaan : 546 m2
Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2
Total Besaran Ruang : 32.000 m2
f. Jumlah Lantai yang Direncanakan
Dengan melihat perbandingan antara luas lahan dan total besaran ruang ada,
maka bangunan direncanakan berjumlah 4 lantai.

4. Pendekatan Pola Ruang dan Organisasi Ruang Hubungan

Skema 5.1: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan (Analisa Pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 143


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi (Analisa Pribadi)

Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa (Analisa Pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 144


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola (Analisa Pribadi)

Skema 5.5 Pola hubungan ruang fasilitas penunjang (Analisa Pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 145


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

5.2 Konsep Fisik


5.2.1 Konsep Tapak
1. Lokasi dan luas site

Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

2. Luas site : ± 12 Ha
Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara :Persawahan
b. Sebelah timur :Pabrik konveksi danrilis (PT. Multiyasa abadi sentosa)
c. Sebelah selatan : Jl. Adi Sucipto
d. Sebelah barat : Perumahan
3. Kondisi site :
a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta
sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini
merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.
b. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di
Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun
Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang
besar bagi Sekolah Sepakbola ini.
c. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama
pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan”
Pusat Pelatihan Sepakbolacommit
kepadatopublik
user karena kemudahan akses yang ada.

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 146


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dengan letak yang strategis ini, bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola


diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung
perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.
d. Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.

5.2.2 Konsep Site


1. Pola Pencapaian

SE karena
merupakan jalan
alternatif

ME karena
merupakan jalan
utama depan site

Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

2. Pola Sirkulasi
Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang
saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri sendiri, maka pola
sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik.
a. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi
Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang
saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah
kombinasi dari ketiga pola sirkulasi diatas (sirkulasi melewati ruang,
menembus ruang dan berakhir dalam satu ruang). Pola sirkulasi yang ada
diarahkan sebagai berikutcommit
: to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 147


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1) Menerus, jelas, dan terarah.


2) Memberikan keleluasaan pengamatan obyek.
3) Sirkulasi yang tidak membosankan.

Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan


Umpan Balik

(Buku Sumber Konsep)

5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan

Filosofi Kriteria Tuntutan

Atraktif rekreatif Kriteria ekspresi atraktif Penampilan bangunan harus mampu


rekreatif : memberi daya tarik dan menimbulkan
minat bagi pengunjung sehingga
 Memberi kesan dominan dapat memberi kesan menyenangkan.
terhadap lingkungan
tetapi tetap selaras
dengan sekitar
 Bentuk yang kompleks
tetapi logis / sederhana
 Bentuk-bentuk mengalir
bebas naik turun
 Bentuki-bentuk
hiperbolis yang dinamis

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 148


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Kriteria komunikatif : Penampilan bangunan harus mudah


Komunikatif
dikenali dan dipahami apa
 Memberi kesan
mengundang maksudnya.
 Memberi kejelasan
fungsi peruangan
 Mengkomunikasikan
filosofi dan kegiatan
yang berlangsung di
dalamnya melalui
simbol-simbol baik
secara langsung maupun
tak langsung

Terbuka  Berpenampilan terbuka Memberi kesan mengundang dan


dengan memperlihatkan menerima
bagian dalam bangunan
menggunakan bidang
transparan
 Penempatan orientasi
dan entrance yang tepat
 Keberadaan plaza yang
menerima /
menyongsong
 Filosofi tangan terbuka
pada entrance (
membuka ke arah luar
dan menyempit ke arah
dalam ).
 Kanopi sebagai ruang
transisi dan penerima
Kejelasan fungsi  Perubahan ketinggian
peruangan  Pembukaan melalui
pintu dan jendela
 Penyempitan yang
diwujudkan lewat bentuk
lorong.

Komunikasi Simbol-simbol tulisan untuk


melalui simbol- mengkomunikasikan fungsi bangunan
simbol dan fasilitas yang ada di dalamnya

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 149


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Bentuk-bentuk desain  Performance bangunan dibangun


Bentuk fisik yang mengacu pada
dari bentuk dasar yang tegas dan
konsep desain yang
ekspresif fantastik tapi tetap memberikan
image spontan, dinamis dan cair.
5. Komposisi struktur, sirkulasi dan
pencahayaandirancang sedemikian
agar dapat merefleksikan kesan
ekspresif dari bangunan.
6. Mengakomodasi term “will to
form” dengan menekankan unsur
kontekstualisme (berbeda dengan
lingkungan sekitar).
7. Penggunaan kaca dan fiberglass
transparan yang dominan pada
bidang luar bangunan.
8. Sistem space frame sering
digunakan dalam konstruksi atap,
tetapi tidak menutup kemungkinan
digunakan dalam ruang dalam
sebagai konstruksi lantai untuk
mendapatkan ruang berbentang
lebar tanpa kolom ditengah
(tuntutan aktivitas yang
berlangsung di dalamnya).
9. Penggunaan warna pada bangunan
selain sebagai pembeda fungsi,
juga digunakan sebagai elemen
dekoratif.
Warna  Mampu memberikan Warna-warna terang untuk eksterior
kesan ekspresif pada bangunan memiliki nilai ekspose
bangunan tinggi, atraktif dan dominan
terhadap lingkungan ( merah, biru,
kuning, orange ).

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 150


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Warna-warna netral / transisi


digunakan pada interior bangunan
dapat menimbulkan suasana santai,
rekreatif dan nyaman ( putih, krem,
coklat muda).

Table 5.5 Konsep Tampilan Bangunan

5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa


Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran
memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan
karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk
segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai
tuntutan rekreatif.
Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi.
Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut :
1. Kelompok kegiatan pendidikan
Kelompok kegiatan ini nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti asrama dan
ruang-ruang kelas. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan
dikembangkan sesuai kebutuhan.
2. Kelompok kegiatan informasi
Kelompok kegiatan ini terdiri kegiatan-kegiatan yang nantinya diwadahi dalam
ruang-ruang seperti perpustakaan, ruang display, ruang pemutaran slide/film,
ruang diskusi dan seminar. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan
dikembangkan sesuai kebutuhan.
3. Kelompok fasilitas bangunan
Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap
paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena sifatnya tidak
menuntut efektifitas ruang. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat.
4. Kelompok pengelolaan bangunan
Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran
disesuaikan dengan bentuk perabot ( meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan
sebagainya ) yaitu segiempat.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 151


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Penggabungan massa bangunan


Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan
pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan
pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk
memasuki Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta yang direncanakan.

5.2.5 Konsep Desain Eksterior


Tata ruang luar yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengguna reguler serta
menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmati
sekaligus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pengguna reguler dan
pengunjung menuju bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta, dengan tetap
mendukung pola sirkulasi yang ada.
Pada lansekap bangunan diperlihatkan pola sirkulasi, untuk memisahkan
pengguna kendaraan antar pengunjung olahraga, pengunjung rekreasi dan pengelola,
maka dipisahkan masing-masing parkirnya. Pada lansekap juga diberi taman dan jalur
hijau. Materi finishing lansekap yang digunakan adalah bahan yang bertekstur keras
seperti paving dan aspal.

Gambar 5.4 Material lansekap bangunan

5.2.6 Konsep Desain Interior


1. Fasilitas Pendidikan
a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak monoton,
plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif sehingga mampu menarik
pemakai untuk menikmati fasilitas penddikan yang ada.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 152


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan


dengan sepakbola.
2. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan
a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang
formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi.
b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung
suasana kerja.
3. Fasilitas Bangunan
a. Penciptaan suasana pada fasilitas pendukung yang sesuai dengan karakter
masing-masing ruang

5.2.7 Konsep Sistem Struktur


Untuk menentukan sistem struktur yang digunakan, perlu memperhatikan dasar–dasar
pertimbangannya sebagai berikut :
1. Kekuatan struktur yang menunjang bangunan
2. Kondisi tanah site terpilih
3. Hubungan antara sistem struktur yang dipilih dengan tampilan bangunan
4. Faktor efektifitas dan efesiensi dari sistem yang digunakan
Dari hasil analisis dan pertimbangan–pertimbangan di atas, maka struktur yang
tepat digunakan adalah :
Sub struktur: pondasi sumuran, rakit, tiang pancang, foot plat.

Gambar 5.5 Sistem sub struktur

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 153


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Struktur permukaan bidang dengan menggunakan rangka beton bertulang dan plat
baja. Juga menggunakan struktur rangka ruang baja (space frame) untuk
mendapatkan bentuk yang estetik dengan bentang yang lebar.
Super struktur: struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur
rangka ruang (space frame), struktur kabel.

5.2.8 Konsep Sistem Utilitas


Penggunaan Sistem Bangunan Pintar (Intelligent Building System) mengintegrasikan
empat unsur bangunan secara erat, yaitu Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem
Telekomunikasi, Sistem Otomasi Perkantoran dan Building Engineering.
1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal
a. Sistem Kelistrikan
Sistem disuplai dari Jaringan Distribusi Listrik Tegangan Menengah dari PLN
yang tersambung ke Gardu Hubung. Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel
tanah ke High Voltage Medium Distribution Panel (HVMDP) gedung.
Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik disalurkan ke transformator sesuai
dengan kapasitas yang diperlukan menggunakan sistem busduct.
Uninterruptable Power Supply (UPS) System
UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan
daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem
CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal lima
menit dipasok dari unit baterai perawatan.

b. Sistem Pengkondisian Udara


 Penghawaan Alami
 Penghawaan Buatan
 Penggunaan AC sentral, AC split, exhaust fan dan polower.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 154


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Sistem Telekomunikasi
Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address
Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service
Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video
dengan standar internasional.
Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit
dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan
dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa
mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.

d. Sistem Kebakaran
Kelengkapan pemadam kebakaran:
1) Tangga darurat dua sisi gedung
2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan)
3) Fire sprinkler
4) Fire hydrant
5) Portable fire extinguisher
6) Detektor asap dan panas
7) Persediaan air di beberapa lantai.
8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman
lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke
pusat pengendali.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 155


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

e. Sistem Tata Suara/Akustik


Sistem yang digunakan melalui distribusi dengan paging mix dilengkapi alarm
dan penguat suara berupa mixer preamp yang disalurkan ke main distribusi
(MDF). Dari MDF didistribusikan ke terminal box dan ke calling speaker
yang ada di tiap lantai.
Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background music
dan paging/emergency unit serta sistem B untuk keperluan car call.
f. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah Sistem Faraday.
g. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi
dengan sensor-sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor
lewat bantuan Closed Circuit Television (CCTV) dan Video Display Terminal
(VDT).

2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah


a. Sistem Pasokan Air Bersih
Air untuk konsumsi dalam gedung sebaiknya dipasok PDAM setempat dan
ditampung dalam tangki. Air tersebut harus memenuhi standar World Health
Organization (WHO) atau Environmental Protection Agency (EPA) Amerika
Serikat, supaya air layak untuk diminum dan tidak merusak peralatan-
peralatan plumbing maupun sanitasi atau semua peralatan yang
mengkonsumsi air.
b. Sistem Pembuangan Air Kotor
Terbagi atas :
1) Air Hujan
Pembuangan air hujan menuju ke riol kota dilengkapi dengan bak-bak
kontrol.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 156


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Air Kotor
Pembuangan air kotor berasal dari toilet, dapur dan bengkel disalurkan ke
sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota
3) Kotoran Padat
Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada
proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke
riol kota.

c. Sistem Pembuangan Sampah


Pembuangan sampah pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini
menggunakan sistem manual, sampah dari beberapa ruangan dikumpulkan di
suatu tempat (dengan memisahkan sampah organik dan anorganik). Untuk
sampah organic sisa operasi atau yang mengandung kuman penyakit diolah
secara tersendiri yaitu dengan dimasukkan ke dalam alat incinerator kemudian
dikremas/ dibakar hingga menjadi abu untuk kemudian dapat kemudian
dibuang ke tempat pembuangan kota bersama-sama dengan sampah lainnya.

3. Sistem Transportasi Vertikal


a. Eskalator
b. Elevator (Lift)
c. Tangga
d. Ramp

5.2.9 Konsep Arsitektural Desain


1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi
tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair.
2. Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar dapat
merefleksikan kesan ekspresif dari bangunan.
3. Mengakomodasi term “will to form” dengan menekankan unsur kontekstualisme
(berbeda dengan lingkungan sekitar).
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 157


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar
bangunan.
5. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup
kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk
mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah (tuntutan aktivitas
yang berlangsung di dalamnya).
6. Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan
sebagai elemen dekoratif.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 158


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR PUSTAKA

Architects’ Data, Ernest Neufert Standard

Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987

Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98

Building Planning and Design Standard

C.A Bucher, The physical educating and sport, 1985

Charles Jenks, The language of post modern Architecture

Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 23-24

Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres, Budapast, 1972, hal. 259

C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410

Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 491

Data Komda PSSI Surakarta 2010

Data Dispenpora Surakarta 2010

De Chiara, Joseph, Times Saver Standards for Buildings Type, 1973

Depdikbud, 1996

Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola, Laporan
Penelitian Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5-6

Ibid, hal 570

Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types; Physical Education and Sport Facilities,
1973

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009

Kantor Menpora, 1997

Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000)

Mikke Susanto, Membongkar Seni Rupa: 2003

Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10

Soedarsono, 200:111
commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 159


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Soedarsono,2000:114

Soedarsono,2000:115

Sources of Architectural Form

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985).

Y.B. Mangunwijaya, Op.Cit, hal:134

Internet:

www.acmilan.com

www.fifa.com/classicfootball/history

www.fifa.com/trainingcamp)

www.google.com

www.manchester-united.com

www.pasoepati.net

www.wikipedia.com

Surat kabar:

Bola

Goal

Kompas

Jawa Pos

Soccer

Solopos

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 160


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

LAMPIRAN

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 161

Anda mungkin juga menyukai