Septyan PDF
Septyan PDF
id
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Septyan Riesky Hermawan
I0207121
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Septyan Riesky Hermawan
I0207121
NIM : I 0207121
JURUSAN : ARSITEKTUR
TAHUN : 2012
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Tugas Akhir Tugas Akhir
Mengesahkan,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan
bagi hamba untuk mengenal dunia arsitektur, melalui kampus Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan banyak pelajaran dalam berarsitektur. Mulai dari awal masa perkuliahan
sampai pada saat dimana penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PUSAT
PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”
sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun
spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNS
2. Ir. Kahar Sunoko, MT., selaku Ketua Prodi Arsitektur FT-UNS
3. Ir. Suparno, MT., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir
4. Ir. Hari Yuliarso, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir
5. Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS
6. Ir. Hardiyati, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik
7. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup
penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga
karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum.
Terimakasih.
Penulis
commit to user
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan
dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas akhirku. Sholawat serta salam
kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih
ya Allah atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya
[Ayah] pendukung yang selalu mendukung segala aktivitas, memfasilitasi dan selalu menyemangatiku
agar lulus dengan nilai yang memuaskan …
[Ibu] yang selalu merawat, mendoakanku, dan memberi nasehat tentang kehidupan.maaf selalu
merepotkan..luv u mom….
[Adek] yang terus mendoakan aku cepat lulus n cepat kerja, walaupun ujung-ujungnya ada maunya…
[Ir. Suparno, MT n Ir. Hari Yuliarso, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan
dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas
akhir ini…
[Ir. M. Asrori, MT n Tri Joko, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang
berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…
Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku
ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan
karyawan Arsitektur UNS.
[Teman-Teman Arsitek]
[ABC] thank’s for all broo…ayo dolan bareng meneh sing komplet kyo mbiyen….
[ALL ‘07] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi
orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..
dan Semua Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu...
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(QS. Al-Mujadillah : 11)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………… x
BAB I………………………………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 1
1.1 Judul…………………………………………………………………………………… 1
1.2 Pengertian Judul……………………………………………………………………… 1
1.3 Latar Belakang………………………………………………………………………... 2
1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia…………………………………. 2
1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia……………………………………. 3
1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia…………………………………….. 4
1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta……………………………………………. 6
1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………….. 7
1.4 Permasalahan Dan Persoalan………………………………………………………... 9
1.4.1 Permasalahan…………………………………………………………………. 9
1.4.2 Persoalan………………………………………………………………………. 9
1.5 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 10
1.5.1 Tujuan…………………………………………………………………………. 10
1.5.2 Sasaran………………………………………………………………………… 10
commit to user
BAB II……………………………………………………………………………………... 14
TINJAUAN……………………………………………………………………………….. 14
commit to user
BAB III……………………………………………………………………………………. 62
3.1 Pengertian……………………………………………………………………………... 62
3.2 Sifat…………………………………………………………………………………… 62
3.3 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 62
3.3.1 Tujuan………………………………………………………………………... 62
3.3.2 Sasaran……………………………………………………………………….. 63
commit to user
BAB IV…………………………………………………………………………………….. 77
LAMPIRAN………………………………………………………………………………. 161
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.
commit to user
DAFTAR TABEL
Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan
Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa
commit to user
DAFTAR SKEMA
commit to user
ABSTRAK
Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diantara negara-negara di
dunia, di Indonesia sepak bola merupakan olahraga paling populer dan Surakarta merupakan
salah satu kota dengan fanatisme yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Dalam
perkembangannya sepak bola sekarang bukan hanya sekedar sebuah olah raga untuk
menyehatkan badan, akan tetapi sudah menjadi olah raga menghibur yang bisa di nikmati dan
dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, sepak bola sekarang sudah mengarah pada sebuah
pertandingan kompetisi yang mengharuskan sebuah kemenangan dan prestasi. Fasilitas pelatihan
digunakan untuk membentuk karakter pemain agar nantinya dapat berprestasi dan dapat
meningkatkan mutu dari sebuah klub sepak bola professional. Maka keberadaan suatu Pusat
Pelatihan Sepakbola di Surakarta sangatlah penting. Hal ini berkaitan erat dengan proses
pembinaan dan pelatihan dari suatu klub sepakbola profesional. Sarana pelatihan sepakbola di
Surakarta yang representatif dan lengkap merupakan salah satu tolak ukur serta cermin
keprofesionalan dan kemajuan sebuah klub sepakbola.
Perencanaan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini menggunakan desain arsitektur
metafora. Dengan menerapkan unsur-unsur sepak bola yang kemudian ditransformasikan
kedalam bentuk bangunan yang sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif
dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari
norma-norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Metafora yang dipakai adalah
metafora kombinasi dimana merupakan perpaduan antara metafora abstrak dan konkret. Pusat
Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini diharapkan mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi
sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora
sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang
berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional.
Kata Kunci: Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak Bola, Surakarta, Arsitektur Metafora
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Football is now the most popular sport in the world. Among the countries in the world, in
Indonesia football is the most popular sport and Surakarta is one of the cities with a high bigotry
towards sport of soccer. In development now football is not just a sport for a healthy body, but it
has become entertaining sport that can be enjoyed and performed by anyone. In addition, football
has now led to a competitive game that requires a victory and achievement. Training facilities are
used to shape the character of the player that will be able to perform and to improve the quality
of a professional football club. So the existence of a Football Training Centre in Surakarta is
essential. It is closely related to the development and training of a professional football club.
Football training facility in Surakarta representative and complete a one benchmark and makeup
professionalism and progress of a football club.
Planning Football Training Center in Surakarta uses the metaphor of architectural design.
By applying the elements of football that later transformed into the shape of the building in
accordance with the spirit of sport dynamic, spontaneous and sporty design emphasizing form
and monetary affairs free, flowing and avoid planning norms tend to be rigid and binding. The
metaphor is a metaphor used a combination which is a mix between abstract and concrete
metaphor. Football Training Center in Surakarta is expected to reflect the function of the
building housed as a football training metaphorical approach to the architecture that can support
the expression of the building and can accommodate all the activities related to football,
especially football lesson in proportion.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta
Dengan Pendekataan Arsitektur Metafora
sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang
memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-
klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.
Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola
internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football
Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA
terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.
Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal
ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi
tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat
di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang
dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah
ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang
berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit
China sekitar abad ke 2-3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan
juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang.
Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda,
perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi
pada awal abad 19. (www.fifa.com/classicfootball/history).
dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up
dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang
meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di
China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan
Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen
bersama Malaysia, Thailand, Vietnam. (www.wikipedia.com).
commit to user
Tempat seperti ini sudah lazim di Eropa, yang merupakan pusat perkembangan
sepakbola dunia, sebagai sarana pembentukan bibit-bibit pemain seperti sekolah
sepakbola manchester united (manchester,inggris), Milanello (milan,italy) dan
akademi sepakbola ajax (belanda), dll.
commit to user
Pusat Pelatihan Sepakbola yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat di Surakarta
dan sekitarnya bila perlu.
Pemilihan Surakarta sebagai lokasi sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola bukan
tanpa dasar. PSSI sebagai organisasi berwenang dalam mengurusi masalah
pembinaan nasional, telah jauh hari menetapkan Surakarta sebagai salah satu
alternatif lokasi pusat pelatihan sepakbola yang rencananya akan dibangun di
beberapa tempat di tanah air.
Dewasa ini perkembangan di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat
sepakbola yang jumlahnya kian bertambah tiap tahunnya. Keinginan dan mimpi
pemain-pemain sepakbola di kota Solo (Surakarta) semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB)
yang ada muda ini untuk menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi
menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Surakarta.
Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepakbola yang dibutuhkan oleh masyarakat
kota Solo (Surakarta), diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain
sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional
maupun internasional.
Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal yang perlu
dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Surakarta pada masa yang
akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati dan
sekaligus paling berprospek, sebagai konsekuensi logis yang perlu terus dijaga dan
dikembangkan.
commit to user
1.5.2 Sasaran
Menentukan konsep perancangan fisik bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang
mampu menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan:
1. Terciptanya suatu bangunan pusat pelatihan sepakbola yang mengajarkan segala
teknik dan keterampilan bermain sepakbola secara profesional yang sesuai
kurikulum pendidikan sepakbola lengkap dengan sarana dan prasarananya.
2. Terciptanya suatu pusat pelatihan sepakbola yang mampu memenuhi seluruh
konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya yang meliputi konsep kegiatan,
peruangan, penataan sirkulasi, tampilan bangunan, pemilihan dan pengolahan site
serta sistem struktur dan utilitas bangunannya.
3. Terciptanya sebuah fasilitas lapangan pelatihan, ruang pendidikan dan fasilitas
penelitian tentang sepakbola yang baik dan berstandar internasional bagi para
pemain maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan
prasarananya.
4. Terciptanya suatu wadah yang menjadi tempat pencarian bakat dan
pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan
pemain sepak bola muda yang berbakat dan berprestasi.
commit to user
d. Studi literature
Melakukan pengumpulan data dari berbagai buku, tugas akhir, dan website yang
berhubungan dengan sepak bola dan pusat pelatihan sepak bola.
2. Pendekatan Konsep
a. Analisis: merupaka nmetode penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan
pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan
dan perancangan.
b. Sintesa: merupakan tahap penggabungan dari data sumber yang didapatkan di
lapangan, literatur, pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisis dan
kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.
3. Pendekatan Rancangan
Merupakan kesimpulan dari proses sintesa yang akan diterjemahkan ke dalam konsep
desain berupa gambar rancangan.
commit to user
BAB II
TINJAUAN
commit to user
1. Bermain (Play)
Johan Huisiniaga (1950) mengatakan bahwa bermain merupakan
kegiatan hakiki atau kebutuhan manusia. Bermain merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sadar,sukarela tanpa paksaan dan tidak sungguhan
dalam kurun waktu,tempat dan ikatan aturan. Dengan ciri
tersebut,bermain dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kelompok
sosial,karena bukan dilakukan secara sendirian tetapi dalam suasana
kelompok.
2. Pendidikan Jasmani
Yaitu kegiatan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk
gerak, prestasi, sosial dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
3. Rekreasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang,
menghilangkan kepenatan atas rutinitas yang dilakukan sehari-hari,
dorongan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, bersantai (leisure) dan
mendapatkan kesenangan walaupun kadang dalam rekreasi kadang
terdapat ketegangan dan aktivitas jasmani yang cukup melelahkan.
4. Olahraga ( Sport )
Olahraga merupakan perluasan dari bermain. Tiga ciri pokok
dalam olahraga yaitu penekanan pada kemenangan,pengutamaan pada
teknik dan ketrampilan yang baik serta adanya penonton. Matveyef
(1981) mengatakan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan energik
dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan
kemauannya semaksimal mungkin.
commit to user
1. Sifat Olahraga
1) Menyehatkan dan menguatkan tubuh.
commit to user
2. Karakteristik Olahraga
1) Beraktivitas.
Olahraga memiliki ragam aktivitas olah tubuh. Bentuknya bisa
bermacam-macam seperti aktivitas fisik, psikis, sosial maupun
emosiaonal.
3) Adanya Motivasi.
Olahraga dilakukan karena terdorong oleh berbagai motivasi,
terkhususnya untuk mencapai sehat secara fisik dan psikis. Dengan
adanya motivasi, orang dapat secara aktif berolahraga.
4) Fleksibel.
Olahraga tidak terikat oleh sesuatu tempat dan waktu. Olahraga
dapat dilakukan dimana saja dan kapan pun.
commit to user
5) Adanya Achievment.
Bila dilakukan secara teratur dan bersungguh-sungguh, dari
olahraga dapat digali nilai-nilai potensi prestasi yang dapat berupa :
a. Physical Achievement
Pertumbuhan fisik yang baik, kesegaran jasmani,
rehabilitasi, pengembangan skill, rileksasi, dan pengurangan
ketegangan.
b. Mental Achievement
Aspek ini tidak terukur namun hasilnya dapat dirasakan.
Ketenangan, kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan .
c. Sociality Achievement
Nilai positif yang dapat dikembangkan dalam aspek ini
seperti keakraban, kesetiakawanan, dan kebersamaan.
d. Emotional Achievement
Olahraga berpotensi menyelaraskan ekspresi diri, dan
kepercayaan diri.
e. Intellectual Achievement
Berpotensi untuk mmecahkan masalah, menemukan cara
memenangi suatu tantangan.
f. Spirituality Achievement
Beberapa olahraga spiritual seperti olahraga pernafasan
yoga dan meditasi sering disebut sebagai ibadah ritual suatu
agama (Khonghucu dan Hindu).
commit to user
Gambar 2.2: Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.
commit to user
commit to user
commit to user
2) Peraturan Sepakbola
Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football
Association Board), bagian dari badan kesatuan sepakbola benua
eropa atau UEFA. Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the
Game) adalah perihal:
a. Lapangan Sepak Bola
b. Bola
c. Jumlah Pemain
d. Peralatan Pemain
e. Wasit Yang Mengatur Pertandingan
f. Asisten Wasit
g. Lama Permainan
h. Bola Keluar dan Di Dalam Lapangan
i. Cara Mendapatkan Angka
j. Offside
k. Pelanggaran
l. Tendangan Bebas
m. Tendangan
n. Lemparan Dalam
o. Tendangan Gawang
3) PSSI
Merupakan kepanjangan dari Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia. Didirikan 1930 di Yogyakarta oleh Soeratin
Sosrosoegondo. Setiap tahunya PSSI menggelar even sepakbola
ditanah air seperti Piala Indonesia, ISL (Indonesian Super League),
Copa Indonesia dan sekarang ditambah IPL (Indonesian Premier
League).
commit to user
commit to user
Owner
Pelatih
Unsur Pendukung
Skema 2.1: Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional. (Kantor Menpora, 1997)
commit to user
2. Latihan Teknik
Teknik dalam sepakbola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang
dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan
sepakbola. (Csanadi commit to user Press, Budapast, 1972, hal. 23-24).
Arpad, Corvina
3. Latihan Taktik
Taktik permainan sepakbola adalah seni permainan yang
direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk
mencapai hasil yang maksimal. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres,
Budapast, 1972, hal. 259). Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana
merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
commit to user
Lapangan.
Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang
dilengkapi dengan miniatur pemain.
Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan
pertandingan atau peragaan tertentu dan untuk keperluan
melakukan analisa terhadap permainan lawan.
meta dalam hal ini diartikan sebagai memindahkan atau yang berhubungan
dengan perubahan. Sedangkan pherein berarti mengandung atau memuat.
Dari etimologinya, metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu
yang dikandungnya (makna). Metafora adalah serangkaian tuturan atau
kalimat dimana satu istilah dipindahkan maknanya kepada obyek atau
konsepyang ditunjukkan melalui perbandingan tak langsung atau analogi.
Metafora disebut sebagai bahasa yang bersifat perlambang atau kiasan
(figurative language).
Pada tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan
bahasa. Menurut Charles Jenks dalam bukunya the language of post modern
Architecture, arsitektur dapat dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain
dengan cara metafora. Arsitektur sebagai komuninkasi adalah bahasa non
verbal dimana bangunan mewakili salah satu bentuk komunikasi dan seperti
bahasa juga menggunakan kosakata dan sintaksis atau penggabungan
kosakata.
Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,
diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan
dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.
commit to user
Kegembiraan Pola dan bentuk halus mengalir, gerakan dan irama terlihat
pada struktur, sedikit batasan, warna hangat dan cerah,
cahaya berkelap-kelip.
commit to user
commit to user
commit to user
2. Simbol
Simbol dapat muncul dalam konteks yang sangat beragam dan
digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam arsitektur, pengenalan simbol
merupakan proses yang terjadi pada individu dan masyarakat melalui
panca indera yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu persepsi. Atau
commit to user
bisa juga ditafsirkan bahwa simbol adalah suatu usaha yang dilakukan
dengan sengaja, terencana, sangat diperhitungkan, untuk menerjemahkan
konsep-konsep menjadi istilah-istilah yang ilustratif dan inderawi.
(Seperti yang diungkapkan oleh Mikke Susanto dalam bukunya
Membongkar Seni Rupa: 2003. Dalam konteks ini kata “istilah-istilah”
bisa diterjemahkan sebagai perwujudan fisik suatu desain).
Simbol dapat dipilah menjadi beberapa kategori yang
diklasifikasikan berdasarkan peran simbol itu sendiri, kesan yang
ditimbulkan serta pesan yang disampaikan melalui tampilan-tampilan
bentuk tertentu.
a. Simbol Yang Agak Tersamar
Simbol ini menyatakan peran dari suatu bentuk. Sebagai contoh
gerigi pada atap sebuah pabrik.
b. Simbol Metafora
Masyarakat mempunyai pandangan, opini atau interpretasi tertentu
terhadap suatu bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, baik
sebagian maupun keseluruhan bangunan. Interpretasi ini sangat
dipengaruhi oleh latar belakang mereka yaitu tingkat kecerdasan
(baca: kemampuan menangkap dan memahami esensi suatu ruang)
dan pengalaman meruangnya. Ada kecenderungan mereka akan
membandingkan bangunan yang dilihatnya dengan substansi yang
lain yang dianggap memiliki karakter serupa. Di sinilah peran
metafora sebagai media transposisi (pemindahan) istilah atau
pencitraan dari suatu benda ke benda lain, yang berasal dari memori
tersimpan yang muncul pertama kali ketika mengidentifikasi sesuatu
hal.
commit to user
3. Sistem Struktur
Dengan majunya pengetahuan manusia. Struktur juga mengalami
perkembangan, baik konstruksinya, bahan, maupun metode
pembangunannya. Dengan demikian sangat besar kemungkinan
commit to user
commit to user
2. Kostum pemain
Kostum untuk pemain didalam olahraga sangat bervariasi. Setiap
cabang olahraga memiliki corak kostum yang berbeda-beda. Corak
kostum tim sepakbola berbeda dengan corak kostum tim basket,voli atau
yang lainnya. Selain itu tiap tim pada masing-masing cabang olahraga
memiliki corak kostum yang berbeda-beda pula. Selain warna dan bahan,
kostum untuk olahraga dibuat dari bahan yang tidak panas,menyerap
keringat, dan ringan. Walaupun memiliki corak dan motif yang berbeda,
namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
membedakan kawan commit
/ lawan.toSehingga
user warna yang digunakan harus
3. Dinamis
Digambarkan dengan bentuk lingkaran, elips dan bentuk lengkung
lainnya. Bentuk lengkung ini juga menggambarkan sebuah bola,dimana
hampir seluruh cabang olahraga menggunakan bentuk yang bundar ini.
4. Tegas
Merupakan salah satu karakter dari olahraga, digambarkan dengan
bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk dari sebagian besar
lapangan olahraga.
commit to user
bibit-bibit pemain atau atlet muda yang akan dibina dan dilatih untuk
menjadi pesepakbola professional. Namun juga diharapkan memberikan
peluang untuk diakses oleh pihak lain / penyewa (klub sepakbola) dari
seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas
Indonesia.
Secara administratif Surakarta termasuk wilayah Propinsi Daerah Tingkat
I Jawa Tengah dan merupakan kota nomor 2 terbesar setelah Semarang (Ibu
Kota Propinsi). Surakarta terbagi menjadi 5 wilayah kecamatan dan 51
kelurahan. Kota-kota dalam cakupan wilayah Surakarta meliputi:
1. Kota Surakarta (Solo)
2. Kabupaten Boyolali
3. Kabupaten Karanganyar
4. Kabupaten Klaten
5. Kabupaten Sragen
6. Kabupaten Sukoharjo
7. Kabupaten Wonogiri.
commit to user
commit to user
Dari daftar yang tersebut di atas masih terdapat puluhan klub atau
perkumpulan sepakbola amatir yang belum tercatat secara resmi sebagai
anggota perserikatan divisi Persis Solo. Bila dilihat dari segi
penyelenggaraan pertandingan, Kota Solo (Surakarta) sering ditunjuk PSSI
untuk menggelar event pertandingan sepakbola baik dalam cakupan level
local, nasional maupun internasional.
No. EVEN KETERANGAN
2008–2011: Djarum Indonesia Super
1. Liga Indonesia
League,
commit to user
commit to user
tribun sebelah barat. Stadion yang berbentuk oval ini juga dilengkapi
dengan trek lintasan atletik dan empat menara lampu di setiap sudut
stadion.
Pada tanggal 9-12 September 1948, Stadion Sriwedari digunakan
untuk tuan rumah event Pekan Olahraga Nasional (PON) yang pertama.
Dari tanggal event tersebut, 9 September, akhirnya menjadi cikal bakal
dijadikannya sebagai Hari Olahraga Nasional di Indonesia. Dan pada
masa pemerintahan Presiden Soeharto, Stadion Sriwedari dikukuhkan
sebagai monumen PON Pertama.
Pada jaman dulu, Stadion Sriwedari digunakan sebagai kandang
klub sepak bola Galatama Arseto Solo dan klub Perserikatan Persis.
Arseto sendiri pada akhirnya menyatakan bubar pada tahun 1998 dan
klub Persis menjadi satu-satu klub yang berkandang di Stadion Sriwedari.
Tapi dengan berjalannya waktu, seiring dengan berdirinya Stadion
Manahan pada tahun 1998, klub Persis Solo pun hijrah ke stadion
Manahan dan hanya mempergunakan stadion Sriwedari sebagai lokasi
pusat latihan tim.
Pada Agustus 2003, nama Stadion Sriwedari mengalami pergantian
nama. Oleh pemkot Solo, nama Stadion Sriwedari diubah nama menjadi
Stadion R. Maladi. Pergantian nama ini dimaksudkan sebagai bentuk
penghargaan tinggi kepada Raden Maladi, seorang tokoh olahragawan
kelahiran Solo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada
periode 1950-1959 dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga
periode 1964-1966. (Pasoepati.Net)
commit to user
terbuka di sisi timur, selatan dan utara, Stadion Manahan juga dilengkapi
dengan tribun tertutup (VIP) di sisi tribun bagian barat, lengkap dengan
kursi penonton. Kapasitas di tribun Stadion Manahan mampu
menampung jumlah penonton hingga mencapai 35.000 orang. Stadion
Manahan juga telah dilengkapi dengan empat menara lampu yang
menunjang untuk penyelenggaraan kegiatan olah raga pada malam hari.
Fasilitas lain yang menjadi satu dengan bangunan Stadion
Manahan diantaranya track lintasan lari/atletik, lompat jauh, tenis meja,
latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan, ruang sekretariat,
ruang wartawan dan ruang konferensi pers. Sedangkan di kompleks
Gelora Manahan sendiri, fasilitas olah raga yang tersedia malah terbilang
lebih lengkap dan beragam karena tersedia lapangan tenis, balap sepeda,
bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang bilyard, 3 buah
lapangan sepak bola dan gedung olahraga (GOR).
Dilihat dari letak geografisnya, keberadaan Stadion Manahan di
Surakarta terbilang sangat strategis. Berdiri megah di tengah-tengah pusat
kota, berdekatan dengan bandar udara, perhotelan, jalan raya dan pusat
perbelanjaan menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu tempat
yang sangat representatif dalam menggelar event-event olah raga berskala
nasional maupun internasional. (Pasoepati.Net)
Walaupun di Surakarta sudah memiliki Stadion Gelora Manahan
yang tidak perlu lagi diragukan kapasitasnya sebagai venue
penyelenggaraan pertandingan sepakbola nasional maupun internasional,
namun masih ada beberapa kendala terkait pembinaan dan
pengembangan pemain muda berbakat untuk menjadi bagian dari pemain
Liga Profesional PSSI maupun bagian timnas Indonesia. Kendala tersebut
antara lain:
Masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
bidang pembinaan dan pengembangan sepakbola sehingga adanya
upaya menciptakan SDM yang mampu memahami dan ahli di bidang
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
3. Social pavilion
Terdiri dari ruang-ruang terbuka (open space) yang sebagian berbatasan
langsung dengan hutan kecil yang berfungsi sarana sosialisasi antar pemain atau
staf. Juga terdapat camping centre sebagai area rekreasional.
4. Lecture pavilion (pavilion instruktur)
Dilengkapi dengan fasilitas mekanis untuk keperluan pemutaran film dan
video, slide shows, dan perangkat pengajaran lainnya. Fasilitas biasanya
digunakan untuk semacam diklat bagi komisi perwasitan, pelatih-pelatih
akademi sepakbola junior dan organisasi kesepakbolaan lainnya.
5. Association office
Kantor asosiasi yang menampung 65 staf yang bekerja penuh waktu (full
time).
6. Sports hall
Didesain dengan ukuran besar 50 x 30m2, dan menjadi most interest
building dari seluruh kawasan ini. Bisa digunakan untuk segala jenis indoor
games dengan skala internasional. Bangunan ini juga menyediakan sarana latihan
untuk indoor football atau sekarang populer dengan istilah futsal.
7. Hotel
Berupa penginapan kecil yang terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas
maksimal 48 tempat tidur. Dilengkapi dengan ruang konferensi yang mampu
menampung 150 orang. Selain itu ada pula ruang-ruang yang lebih kecil dengan
fungsi sama berkapasitas 16 orang per ruang.
8. Medical centre
Klinik kesehatan ini dihuni oleh 6 staf tetap yang terdiri dari 2 (dua)
dokter, seorang physioterapis, seorang masseur dan 2 (dua) orang medical
assistant.
9. Artificial turf pitch (area lapangan rumput buatan)
Merupakan area hijau yang menempati ruang–ruang kosong atau open
space yang ada dan mendominasi keseluruhan kompleks ini.
10. Ground field (lapangan latihan)
commit to user
commit to user
BAB III
3.1 Pengertian
Merupakan suatu area yang mewadahi berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan,
pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga sepakbola yang dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan arsitektur metafora yang bertujuan
meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain sepakbola yang meliputi teori dan
praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang memadai untuk meningkatkan
prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-klub sepakbola di Indonesia pada
umumnya dan di Surakarta pada khususnya.
3.2 Sifat
Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu :
1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang merupakan
tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi.
2. Dilakukan secara berkelompok.
3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan kualitas pemain/tim
untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan
(skill).
4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.
3.3.2 Sasaran
Keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola diharapkan akan menjadi suatu usaha
untuk mewujudkan kegiatan yang nyaman dan sesuai dengan standar Pusat Pelatihan
yang ditetapkan FIFA sehingga atlet akan lebih optimal dalam meningkatkan
potensial serta bakat yang dimiliki.
Disamping itu, Pusat Pelatihan SepakBola juga dapat menghidupkan minat
masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk memajukan persepakbolaan di lingkup
wilayah Kota Surakarta secara khusus dan di tingkat nasional dan internasional
secara umum.
Sasaran yang ingin dicapai dengan mengarahkan pada fungsi diantaranya:
1. Sebagai sarana untuk berlatih sepakbola, baik atlet (peserta didik) maupun pihak
penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan fasilitas pelatihan.
2. Sebagai wadah pencarian bakat dan pengembangan potensi dalam bidang
sepakbola, sehingga dapat memunculkan atlet muda yang berbakat dan
berprestasi.
3. Sebagai tempat pengadaan pendidikan sepakbola dengan memberikan ilmu studi
pada penyelenggaraan pendidikan non formal.
commit to user
commit to user
3. Antusiasme masyarakat di Surakarta yang sangat besar terhadap sepak bola. Hal ini
terlihat dari keberadaan kelompok suporter PASOEPATI yang sangat kreatif dan atraktif.
KONI
PSSI
Pusat Pelatihan
Pemda Tingkat II Sepakbola Di
Komda PSSI
Surakarta
Surakarta Jawa Tengah
Pemain
Klub Sepak Bola
sepakbola junior
Publik
Sepak Bola
Hubungan instruktif
Hubungan konsultatif
Hubungan kerjasama
Sedangkan karakter yang ingin ditonjolkan pada bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di
Surakarta ini adalah desain dengan pendekatan arsitektur metafora dengan ungkapan image
komunikatif, informatif, terbuka dan atraktif-rekreatif yang mampu memberikan
kemudahan, kenyamanan dan keamanan terhadap pelaku kegiatan yang berlangsung
didalamnya. Hal ini diharapkan mampu dikombinasikan dengan karakter sepakbola yang
diwadahinya sebagai sebuah produk desain dengan pendekatan arsitektur metafora sehingga
memunculkan tampilan yang estetis, dinamis dan sportif.
Pendekatan arsitektur metafora dibatasi pada:
1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap
memberikan image spontan, dinamis dan cair.
2. Refleksi kesan ekspresif pada komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan.
3. Lebih ditekankan pada unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar).
4. Penggunaan warna yang kontras pada bangunan; selain sebagai pembeda fungsi, juga
digunakan sebagai elemen dekoratif.
commit to user
3.9 Fasilitas
Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama. Kelima
fasilitas tersebut adalah:
1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih, pengurus, dan pengelola.
2. Ground Field atau lapangan pertandingan; yang terdiri dari lapangan latihan, lapangan
untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging track).
3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk recovery(pemulihan)
dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang serbaguna, hall, ruang-ruang kelas,ruang
pemutaran film (slide) & ruang strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb.
4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis sepakbola
sepertisarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport shop, dan tempat-tempat yang
sengajadibuat untuk interaksi sosial para penghuni kompleks.
5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi yang
mencakupkantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa pers dll.
commit to user
Kegiatan Informasi
Fungsi Karakter Jenis Sarana
Demonstrasi berupa
Pendidikan dan pemutaran film dan video
pelatihan pasif dari tim pelatih
Game Center
Jasa permainan
3. Kegiatan Pendukung
Kegiatan Pengelolaan
Fungsi Karakter Jenis Sarana
4. Kegiatan Pelengkap
Ruang Mechanical,
Pelayanan Bangunan Elektrical dan Equipment
e. Ruang Administrasi
f. Ruang Staf Keuangan
g. Ruang Kerja Pelatih
h. Ruang Sekretariat
i. Ruang Rapat
j. Ruang Jumpa Pers
k. Sport Shop
l. Kantin
m. Gudang
n. Lavatory
4. Fasilitas Penunjang
a. Hall & lobby
b. Ruang Tidur Asrama
c. KM / WC
d. Ruang duduk bersama
e. Ruang Makan, baik untuk pemain maupun team pelatih dan pengurus.
f. Ruang service
g. Dapur
h. Gudang
i. Lavatory
commit to user
3.14 Kurikulum
1. Program Pusat Pelatihan
Program dari Pusat Pelatihan Sepakbola ini ditujukan untuk :
1) Menjaga siswa agar tetap senang dengan pola pelatihan yang menggairahkan dan
tidak membosankan.
2. Fokus Kelas
Pelajaran difokuskan untuk membangun dan menyaring skill individu dan teknik
untuk berkreasi., penyerangan, permainan yang bebas dan mengalir yang dapat
memberikan kepercayaan diri kepada pemain dalam pertandingan satu lawan satu.
Dan juga untuk menunjukkan langkah-langkah untuk unjuk kemampuan dan
instruksi-instruksi mengenai individu-individu tiap pemain. Staff pelatih akan
menggunakan fasilitas dan peralatan khusus yang di desain untuk tujuan kepelatihan,
commit to user
termasuk mini soccer arenas, passing gates, dribbling mannequins, free kick walls,
dan peralatan - peralatan lainnya.
3. Fokus Program
Kelas juga menawarkan kepada pemain muda yang berumur lebih dari 18 tahun
yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi dengan tingkatan yang lebih tinggi. Kelas 4
minggu, tersedia sepanjang tahun, yang akan difokuskan pada pelatihan skill-skill
yang lebih spesifik dan mengembangkan taktik-taktik permainan untuk pemain kelas
menengah dan lanjut,termasuk penjaga gawang. Kelas akan menyiapkan pemain
untuk bersaing secara efektif dalam tingkat yang lebih tinggi yang telah dipilih,dan
bermain dalam klub-klub di liga utama. Dan bersaing dengan sekolah-sekolah
sepakbola yang lain.
4. Aktivitas
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan :
commit to user
BAB IV
b. Kegiatan Pendukung
Merupakan kegiatan yang mendukung kegiatan utama secara khusus,
sehingga kegiatan utama bisa berjalan lebih baik dan lancar. Kegiatan ini
meliputi :
1) Kegiatan penyediaan informasi
2) Kegiatan pengelolaan
c. Kegiatan Pelengkap
Merupakan kegiatan yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memberikan
nilai tambah terhadap pelayanan yang ada serta menunjang seluruh kegiatan
yang ada pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta yaitu kegiatan
penunjang.
PELAKU
TUGAS
KEGIATAN
Memimpin dan mengatur berjalannya fungsi bangunan Pusat
Direktur Pelatihan Sepakbola di Surakarta
+ staff
2. Pengguna Reguler
PELAKU KEGIATAN TUJUAN
commit to user
(Data Arsitek)
(Data Arsitek)
c. Perhitungan asumsi
Perhitungan dengan pertimbangan :
1) Kasus
2) Survei (studi banding)
3) Pertimbangan/ kebijaksanaan dari instansi terkait.
2. Kapasitas pelayanan
Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan, penyediaan informasi, serta pelayanan jasa dengan sistem community
center untuk masyarakat pecinta sepakbola, direncanakan mampu melayani secara
makro dan kualitatif dalam skala Propinsi Jawa Tengah serta secara mikro dan
kuantitatif melayani kepentingan Kota Surakarta dan sekitarnya dalam jangka
waktu 10 tahun ke depan.
commit to user
Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)
= 7000
= 600
= 2400
Outdoor = 4500
Training
Kolam Renang 3 ukuran berbeda: (30 x 25)
m2= 750
16.784,8
Lapangan Tenis Standar ruang 24 x 11 m2
= 792
Lavatory 20 orang
= 52,8
= 150
commit to user
= 200
= 100
= 30
Lavatory 10 orang
= 26,4
Gudang Asumsi 12 m2
= 120
Sports hall 4120
Main Hall Standar ruang lapangan
indoor 50 x 80 m2
(Indoor Sport)
= 4000
commit to user
Ruang 4 orang
pemeriksaan
kesehatan Standar ruang 12-18 m2
= 18
Medical = 46,2
99,2
Center
Laboratorium 6 orang
= 24
Lavatory 4 orang
= 11
R. Jumpa Asumsi 20 m2
20
Pers
R. Asumsi 50 m2
Perlengkapan 50
Sepakbola
= 10 3796,11
= 1980
commit to user
=9
= 316,25
Dapur 20 % R. Makan
= 63,25
R. Cuci 20 % R. Makan
= 63,25
Mushola 50 orang
= 75
Lavatory 24 orang
= 63,36
Gudang Asumsi 20 m2 20
Jumlah 24.947
commit to user
Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)
R. 4 orang
Pendaftaran
Standar ruang 4,5 m2/ org
= 18
R. Pengelola 3 orang
= 13,5
R. Komputer 20 orang
= 117
Lavatory 8 orang
= 21,12
R. 2 orang
Pendaftaran
Standar ruang 4,5 m2/ org
299,12
=9
commit to user
R. 10 orang/jam
Perpustakaan
154 buku/m2, 140 mjl/m2, flow
Perpustakaa (asumsi 60 %
n Sepakbola 10.000 buku
= 161,6
& 5000
majalah)
R. Baca 20 orang/jam
= 46,4
R. Pengelola 4 orang
= 18
Gudang Asumsi 12 m2
Lavatory 8 orang
= 21,12
R. Informasi 2 orang
=9
commit to user
Ruang = 105
Display
Perkembang R. Pengelola 4 orang
an Standar ruang 4,5 m2/ org
Sepakbola
= 18
Lavatory 10 orang
= 26,4
Gudang Asumsi 12 m2
R. Diskusi 50 orang
= 100
R. Tunggu 50 orang
= 65
Lavatory 8 orang
= 21,12
commit to user
= 390
Lavatory 20 orang
= 52,8
Pantry Asumsi 4 m2 4
Gudang Asumsi 20 m2 20
Jumlah 2063,06
Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)
commit to user
commit to user
Pantry Asumsi 4 m2 4
= 1.84 m2
= 1.8 m2
= 3.68 m2
7.28
4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org
= 3.6 m2
Gudang Asumsi 12 m2
12
Peralatan
Jumlah 543,5
commit to user
Luas Rg
Ruang Perhitungan Luas Ideal
(m2)
= 182,5
R. 5 orang
administr 344
Standar ruang 5,5 m2/ org
asi
= 27,5
Dapur 25 % R makan
= 45,6
R. 15 orang
karyawa
n Standar ruang 2 m2/ org
= 30
Lavatory 10 orang
= 26,4
= 80
R. 5 orang
administr
Standar ruang 5,5 m2/ org
asi
= 27,5
Dapur 25 % R makan
= 20
189,9
Gudang Asumsi ruang 12 m2
R. 6 orang
karyawa
n Standar ruang 2 m2/ org
= 12
Lavatory 10 orang
= 26,4
Gudang Asumsi 30 m2
Warung Asumsi 40 m2
40
telekomunikasi
Warung Asumsi 40 m2
40
Internet
85,91m2/ meja
= 258
R. 3 orang
administr
Standar ruang 5,5 m2/ org + flow
asi
20 %
= 27,5
322,7
R. 5 orang
karyawa
Standar ruang 2,4 m2/ org
n
= 12
Lavatory 5 orang
= 13,2
commit to user
Mushola Asumsi 60 m2 60
= 9,2 m2
= 9,2 m2 22
= 3,6 m2
= 9,2 m2
= 9,2 m2
Jumlah 3500,3
commit to user
Hal ini didasarkan olah adanya sebuah bagian keruangan yang menjadi pusat
kegiatan bagi ruang- ruang lainnya. Yang sering disebut juga dengan adanya hirarki
diantara tempat-tempat tersebut. Untuk lebih lanjut dalam penentuan pola
perancangan dalam hubungannya dengan ruang-ruang lain dalam bangunan, factor-
faktor yang dipertimbangkan antara lain:
1. Kedekatan kegiatan.
2. Hubungan antar ruang.
3. Alur kegiatan perilaku.
4. Pengelompokan kegiatan yang ada.
commit to user
Skema 4.1: Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola (Analisa pribadi)
Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan. (Analisa pribadi)
commit to user
Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa. (Analisa pribadi)
commit to user
commit to user
Wila ya h
Pe ng e m b a ng a n
Ba ra t
Wila ya h
Se ntr
a Bisnis Pe ng e m b a ng a n
Tim ur
Wila ya h
Pe ng e m b a ng a n
Se la ta n
1) Wilayah pengembangan barat sepanjang Jln. Adi Sucipto atau Jln. Slamet
Riyadi (Solo-Kartasura)
commit to user
2. Analisa Pendekatan
Dengan dasar pertimbangan diatas, lokasi yang dipilih berada pada ruas Jl. Adi
Sucipto (kawasan pengembangan barat wilayah Kota Surakarta) yang merupakan
jalur utama Solo-Bandara Adi Sumarmo. Site terpilih merupakan tanah dengan
kontur relatif datar.
Luas site : ± 12 Ha
Kondisi site :
commit to user
1. Dasar Pertimbangan
a. Memberikan kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan
dari site.
b. Pengelompokkan kegiatan yang diwadahi.
c. Pemerataan pencapaian.
2. Analisa Pendekatan
a. Alternatif pencapaian utama menuju site (ME) : melalui Jalan Adi
Sucipto yang merupakan jalan utama menuju dan dari Kota Surakarta
dengan jalur dua arah yang dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor,
baik dalam kota, antar kota maupun antar propinsi.
b. Alternatif pencapaian (SE) : melalui jalan kampung yang melintas di
sebelah barat site.
3. Respon Desain
SE karena
merupakan jalan
alternatif
ME karena
merupakan jalan
utama depan site
2. Analisa Pendekatan
a. Pola sirkulasi antar zona fasilitas
1) Lintasan Umpan Balik
Kegiatan berasal dari satu pusat kegiatan lalu menyebar ke
berbagai kelompok kegiatan tetapi masih memungkinkan untuk
kembali ke pusat kegiatan.
commit to user
commit to user
Di dalam suatu ruang dimana terjadi kontak visual antara pengamat dan
obyek yang dilihat, maka untuk mempercepat atau memperlambat
sirkulasi dapat dicapai dengan cara:
2. Analisa Pendekatan
Berikut adalah beberapa analisa terkait dengan pengolahan site sebelum
menuju proses peracangan :
a. Analisa Noise
b. Analisa Angin
c. Analisa Sinar Matahari
commit to user
a. Analisa Noise
Kebisingan atau noise sangat berpengaruh dalam proses pembinaan dan
pembelajaran atlet pada area site. Untuk itu dibutuhkan pengolahan site
yang berorientasi pada peredaman tingkat kebisingan.
Berikut adalah analisa kebisingan pada area site :
Analisa:
1) Bagian ini adalah zone paling bising karena terdapat aktivitas lalu
lintas dan kendaraan umum.
2) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan sedang karena dilewati
jalan kecil dan adanya pabrik konveksi.
3) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.
4) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.
commit to user
Rekomendasi:
1) Memberikan barier pepohonan pada zone kebisingan tingkat tinggi
(zone 1 & 2).
2) Memilih material gedung yang dapat meredam suara.
3) Menghindari pemilihan material yang dapat memantulkan suara pada
zone kebisingan tingkat tinggi (zone 1 & 2).
b. Analisa Angin
Analisa:
1) Pada site terjadi angin lingkungan yaitu angin yang berasal dari asap
kendaraan dan debu.
2) Karena Pusat Pelatihan Sepak Bola nantinya berupa kawasan
olahraga dengan sedikit gedung berlantai banyak (4 lantai) maka
diperlukan barier secukupnya untuk meredam angin yang berasal
dari luar site.
commit to user
Rekomendasi:
i. Memberikan barier pepohonan yang berguna sebagai filter udara
kotor, sekaligus sebagai suply oksigen.
ii. Mengatur orientasi bukaan pada bangunan.
commit to user
Rekomendasi :
i. Memberikan barier pepohonan pada bagian barat.
ii. Diperlukan tirai atau material penutup/ penghalang panas pada
lantai-lantai tipikal apartemen.
iii. Meminimalisir bukaan pada sisi barat gedung.
Penerapan:
Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam
dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto.
View ke luar site analisanya sebagai berikut :
Penerapan:
Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam
dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto.
commit to user
bentuk dan kebebasan ide (gagasan yang mengalir) baik pada bangunan
maupun sistem yang digunakan di dalamnya.
b. Mencerminkan sebuah bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai
bangunan edukatif-komersial yang atraktif, rekreatif, terbuka dan komunikatif,
yang merupakan perwujudan karakter kegiatan yang diwadahinya sehingga
mampu menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung.
c. Menunjang fungsi kegiatan yang berlangsung didalamnya.
2. Analisa Pendekatan
commit to user
( merah, kuning ).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan bentuk dan penampilan Pusat
Pelatihan Sepakbola antara lain:
commit to user
commit to user
1. Dasar pertimbangan :
a. Kesesuaian dengan karakteristik kegiatan
b. Kelancaran sirkulasi
c. Kebebasan ruang gerak
d. Optimalisasi pemakaian ruang
2. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan
a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak
monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif dan cozy
sehingga mampu membuat user merasa nyaman untuk menikmati
fasilitas yang ada.
b. Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang
berhubungan dengan sepakbola untuk mendukung suasana yang
diinginkan.
3. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan
a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter
yang formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada,
tetapi tidak menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan
komposisi.
b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang
mendukung suasana kerja.
3) Climate control
Menyerap panas sinar matahari untuk kemudian memantulkannya
sehingga menimbulkan suhu dan mikro klimat.
c. Landmark
Landmark mempunyai fungsi sebagai penanda, acuan, ciri suatu
bangunan atau kawasan sehingga mudah terlihat dan teridentifikasi.
Alternatif landmark bisa didesain dengan bentuk skulpturalis bebas
sesuai dengan konsepnya sebagai bangunan produk desain yang
ekspresif.
d. Perkerasan
Perkerasan dimaksudkan untuk membedakan antara jalur sirkulasi
dengan pertamanan. Selain itu juga berfungsi menjaga kondisi &
kualitas area yang ditutupinya terutama dari pengikisan air hujan.
Umumnya bagian ruang luar yang diperkeras adalah permukaan jalan,
sidewalk (trotoar) dan promenade (pedestrian). Alternatif perkerasan
bisa berupa pengaspalan, paving blok dan ekspose lantai dari material
beton.
e. Lansekap furniture
Elemen-elemen yang merupakan kelengkapan dari keberadaan sebuah
jalan perlu diolah untuk memperkuat kualitas tata ruang luar.
Manifestasinya meliputi:
1) Lampu jalan
2) Lampu pedestrian
3) Lampu taman
4) Lampu penerang jalur parkir
commit to user
1. Dasar Pertimbangan
a. Terpenuhinya persyaratan dasar struktur
1) Kekuatan (strength)
2) Kestabilan (stability)
3) Kekakuan (stiffness)
4) Laik pakai (service ability)
5) Estetika
b. Terjaminnya penyelesaian permasalahan struktur
1) Pembebanan yang terjadi
2) Ketahanan terhadap kebakaran dalam periode tertentu
3) Keleluasaan yang menunjang tampilan bangunan
2. Analisa Pendekatan
Pembagian sistem struktur :
a. Sub struktur
Bagian bangunan yang berada di bawah tanah yang berfungsi menyalurkan
beban dari struktur diatasnya.
Pertimbangan :
1) Kedalaman tanah keras
2) Daya dukung tanah
3) Beban bangunan keseluruhan
Respon Desain:
Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil (3-4 lantai) dan jenis tanah
yang tidak terlalu keras, alternatif sistem pondasi yang digunakan adalah
pondasi footplat yang memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan
bangunan bertingkat pada jenis tanah yang kerasnya tidak terlalu dalam.
Selain itu pengaruhnya terhadap lingkungan relatif kecil karena tidak
menimbulkan kebisingan dan tidak menggali tanah terlalu dalam sehingga
commit
tidak banyak membuang tanah to air
dan user
permukaannya.
b. Super struktur
Bagian bangunan yang berada di atas tanah, yaitu : struktur badan (lantai,
kolom, dinding) dan struktur atap.
Pertimbangan :
1) Tuntutan tampilan/ekspresi bangunan
2) Kemampuan memikul beban bangunan keseluruhan (keamanan)
3) Efisiensi struktur yaitu dengan penerapan sistem struktur yang dapat
menekan biaya dan waktu pembangunan, namun tetap fungsional dan
arsitektural.
4) Kemungkinan pengembangan
Alternatif : struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur
rangka ruang (space frame), struktur kabel.
Respon Desain:
Pola peruangan dengan fleksibiltas tinggi tanpa menggunakan pembatas
ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa
menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka dengan
kolom dan balok sebagai pemikul beban yang ringan, cukup elastis dalam
menahan beban gempa, ekonomis dan fleksibel dalam pembagian ruang
merupakan alternatif sistem struktur yang digunakan pada bangunan.
Struktur atap baja dan kabel yang dapat menahan atap dengan bentangan
besar dengan kemungkinan bentuk atap yang lebih bervariasi merupakan
alternatif yang paling baik untuk digunakan pada atap bangunan yang
memiliki bentang atap besar.
commit to user
Meliputi
Unsur Bangunan
Sistem Otomasi Bangunan (SOB)
Sistem manajemen Optimasi pemanasan & kendali udara, kontrol (kendali)
bangunan skedul & program, monitor status lingkungan & fasilitas,
tagihan biaya per meter, kendali jarak jauh, kendali
elevator, kendali parkir
Building Engineering
commit to user
Dasar pertimbangan :
a. Kapasitas sistem yang dibutuhkan
b. Karakter kegiatan yang ada
c. Kelancaran, keamanan dan kenyamanan penggunaan sistem
d. Kemudahan penggunaan dan perawatan
Analisa pendekatan
a. Sistem Kelistrikan
Sistem instalasi listrik gedung biasanya disuplai dari Jaringan Distribusi
Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu Hubung.
Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel tanah ke High Voltage Medium
Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik
disalurkan ke transformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan
menggunakan sistem busduct.
Dari transformator itu, tegangan 220 V 1 fasa/380 V 3 fasa dialirkan ke
Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) melalui busduct. Pada
LVMDP harus ada pula suplai dari genset sebagai sumber daya cadangan bila
listrik dari PLN padam.
Sistem kerja normal atau darurat :
1) Dalam keadaan suplai dari PLN normal (tidak padam), masing-masing
trafo bekerja sendiri melayani beban secara radial, tidak boleh parallel
2) Suplai antara genset dan PLN bekerja secara interlock, tidak boleh
paralel.
UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan
daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem
CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal
lima menit dipasok dari unit baterai perawatan.
commit to user
Perlengkapan AC :
a) Cooling Tower
mendinginkan air sehabis dipakai untuk mendinginkan refrigerant
dalam condenssore.
b) Chiller
membuat air es untuk mendinginkan coil pendingin di dalam AHU
c) Compressore
d) Condenssore
mendinginkan refrigerant sehabis dipakai untuk membuat air es di
dalam chiller dengan menggunakan air yang disirkulasi dalam
cooling tower.
e) AHU
Air Handling Unit, menyerap (oleh coil pendingin) udara yang diisap
ke dalamnya sehingga udara tersebut menjadi dingin, kemudian udara
dingin tersebut dikeluarkan ke ruangan melalui pipa-pipa penyalur.
commit to user
c. Sistem Telekomunikasi
Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address
Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service
Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video
dengan standar internasional. Seluruh jaringan kerja benar-benar fleksibel
dan dirancang agar dapat disesuaikan dengan perkembangan di masa
mendatang. Disamping PABX, gedung pintar dilengkapi fasilitas
telekomunikasi sebagai berikut:
1) Direct lines : facsimile, CCM, dealing system
2) Telex
3) Lease channel : reuters, telerate, tele trac
4) Lease channel data : computer center
5) Lease channel data : computer center ke kantor penyewa.
Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit
dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan
dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa
mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.
d. Sistem Kebakaran
Gedung pintar harus dilengkapi dengan sistem kebakaran yang memenuhi
standar Amerika (National Fire Protection Association/NFPA) dan Peraturan
Daerah dimana gedung tersebut berada. Kelengkapan tersebut terdiri atas:
1) Tangga darurat dua sisi gedung
2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan)
3) Fire Sprinkler
4) Fire Hydrant
5) Portable fire extinguisher
6) Detector panas dan asap
7) Persediaan air di beberapa lantai
commit to user
8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman
lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke
pusat pengendali.
commit to user
1) Pusat car call meliputi mikrofon untuk panggilan, preamp unit sebagai
penguat awal, power amplifier sebagai penguat akhir dan speaker selector
untuk pemilihan kelompok pengras suara.
2) Remote control yang meliputi indikator, power on, occupation dan
monitor.
f. Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir yang biasanya digunakan pada bangunan gedung, yaitu:
1) Sistem Franklin
Merupakan suatu tiang yang tinggi untuk menyalurkan petir ke dalam
bumi dan melindungi bangunan dengan area perlindungan berbentuk
kerucut dengan jari-jari alasnya sama dengan tinggi kerucut. Sistem ini
sederhana dan mudah untuk suatu komplek bangunan yang luas.
2) Sistem Faraday
Menggunakan desentralisasi dari sistem franklin, yaitu dengan
menggunakan tiang-tiang konduktor (split) yang terbesar di atap
bangunan dan dihubungkan dengan kawat ke bumi (arde) untuk
menyalurkan aliran petir yang menyambar.
Sistem sangkar Faraday terdiri atas :
a) Alat penerima berupa tongkat sepanjang 50 cm pada setiap jarak 20
m atau seluas areal 400 m diletakkan satu alat penerima.
b) Kawat penghantar horizontal dan vertikal menuju ground yang
ditanam didalam tanah sedalam 6m.
c) Ujung menggunakan emas 24 karat tegak dan tidak goyah
d) Bidang penagkal petir adalah berbentuk kerucut dengan sudut 120.
commit to user
g. Sistem Keamanan
Sistem keamanan pada bangunan bertujuan melindungi dan memonitor
fasilitas-fasilitas dari pihak yang tidak berkepentingan. Sistem keamanan
yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi dengan sensor-
sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor lewat bantuan
Closed Circuit Television(CCTV) dan Video Display Terminal (VDT).
Prinsip dasar sistem keamanan:
1) Mencegah orang untuk memasuki suatu daerah
2) Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu
3) Memonitor daerah yang diamankan
4) Card Access Control bagi orang tertent
5) Pengamanan dan perlindungan
Tujuan : menentukan sistem sanitasi dan pengolahan sampah yang tidak merusak
lingkungan.
Dasar pertimbangan :
a. Kemudahan pengoperasian, pengolahan dan pemeliharaan
b. Kebutuhan air bersih
c. Jenis dan volume air kotor dan sampah yang dihasilkan
d. Perlindungan terhadap pencemaran lingkungan
Analisa Pendekatan:
Analisa :
Sistem Transportasi vertikal menggunakan beberapa jenis alat dan sarana
diantaranya:
a. Eskalator
Sistem transportasi vertikal dengan menggunakan eskalator atau tangga
berjalan lebih efektif dan memberi keuntungan bagi penggunanya seperti:
1) Tidak ada interval waktu tunggu
2) Kecepatan bergerak stabil
3) Dapat dijadikan unsur estetika dalam interior bangunan
4) Dapat menampung pengguna dengan kapasitas yang besar
5) Dapat difungsikan secara manual jika terjadi gangguan listrik
Eskalator melayani sirkulasi vertikal dengan jalur satu arah, sehingga
membutuhkan penyusunan yang terencana seperti penataan berlapis, saling
menyilang dan bersilangan ganda. Untuk kenyamanan pengguna, sudut
eskalator tidak lebih dari 30.
b. Elevator (Lift)
Merupakan sistem transportasi vertikal yang dapat mengangkut orang /
barang secara periodik dan cepat namun membutuhkan interval waktu tunggu
untuk penggunaannya.
c. Tangga
Sebagai pelengkap atau tangga darurat jika elevator (lift) macet serta jika
terjadi bahaya kebakaran. Perletakannya menyebar sesuai kebutuhan, dengan
syarat pencapaian maksimum 30 m.
d. Ramp
Sebagai sarana transportasi untuk pencapaian mobil kedalam gedung parkir
lantai basement. Selain itu ramp juga sangat berguna bagi mereka yang
diffable. Biasanya dengan sudut kemiringan 15% (standard).
commit to user
BAB V
R. kelas 200
R. ganti 30
Lavatory 28
Lavatory 54
R ganti 150
commit to user
R. pemeriksaan 18
kesehatan
Lavatory 11
R. jumpa pers 20
R. perlengkapan sepakbola 50
Hall 616
Ruang Tamu 10
R. kepala asrama 9
Asrama
pemain R. bersama 600
R. makan 320
Dapur 64
R. cuci 64
Mushola 75
Lavatory 64
Gudang 20
Jumlah 24.960 m2
Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan
2) Fasilitas Informasi
R. Pendaftaran 18
R. informasi
R. Pengelola 13,5
commit to user
R. Tunggu 140
R. Komputer 117
WC wanita, wastafel
R. Pendaftaran 9
R. Penitipan barang 15
(rak penyimpanan)
(10 buah)
R. Baca 46,4
R. Pengelola 18
Gudang 12
WC wanita, wastafel
R. Informasi display 9
perkembangan sepakbola
Gudang 12
commit to user
R. Pendaftaran 18
R. Tunggu/lobby 65
R. Pertunjukkan 50
R. Pemutaran
R. Proyektor 13,5
slide/film
R. Pengelola slide/film 18
Gudang 12
WC wanita, wastafel
R. Pertemuan 600
R. Tunggu 390
R. Konferensi
Lavatory : WC pria + urinoir, 52,8
WC wanita, wastafel
R. Diskusi 100
R. Tunggu 65
R. Diskusi
Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12
WC wanita, wastafel
R. Foto copy 16
Pantry 4
Gudang 20
Jumlah 2.262 m2
commit to user
R. Direktur 40
R. Tamu direktur 30
R. Wakil direktur 40
R. Sekretaris umum 11
commit to user
R. Humas 13,5
R. Rapat 40
Pantry 13,65
Lavatory : 21,12
Gudang peralatan 12
Jumlah 546 m2
Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa
4) Fasilitas Penunjang
Canopy 30
R. Receptionist 6,825
Lobby 120
R. makan 182,4
R. 27,5
Restaurant
administrasi
commit to user
Dapur 45,6
Gudang 20
R karyawan 30
Lavatory 26,4
R utilitas 12
R. makan 79,04
R. 27,5
administrasi
Gudang 12
R karyawan 12
Lavatory 26,4
R utilitas 12
R penjualan 150
R karyawan 18
R 24
Football Shop
administrasi
Gudang 30
Lavatory 13,2
Warung telekomunikasi 40
R permainan 144
Amusement ketangkasan
R biliar 257,73
commit to user
R 19,8
administrasi
R. karyawan 12
Lavatory 13,2
Gudang 20
R. Kesehatan 46,124
Mushola 60
R. Mechanical 40
R. Electrical 40
R. AC /AHU 30
R. Telephone switchboard 24
R. Sampah 15
R. Reservoir air 20
Gudang peralatan 36
Jumlah 3.335,1m2
commit to user
Skema 5.1: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan (Analisa Pribadi)
commit to user
Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa (Analisa Pribadi)
commit to user
commit to user
2. Luas site : ± 12 Ha
Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara :Persawahan
b. Sebelah timur :Pabrik konveksi danrilis (PT. Multiyasa abadi sentosa)
c. Sebelah selatan : Jl. Adi Sucipto
d. Sebelah barat : Perumahan
3. Kondisi site :
a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta
sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini
merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.
b. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di
Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun
Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang
besar bagi Sekolah Sepakbola ini.
c. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama
pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan”
Pusat Pelatihan Sepakbolacommit
kepadatopublik
user karena kemudahan akses yang ada.
SE karena
merupakan jalan
alternatif
ME karena
merupakan jalan
utama depan site
2. Pola Sirkulasi
Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang
saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri sendiri, maka pola
sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik.
a. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi
Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang
saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah
kombinasi dari ketiga pola sirkulasi diatas (sirkulasi melewati ruang,
menembus ruang dan berakhir dalam satu ruang). Pola sirkulasi yang ada
diarahkan sebagai berikutcommit
: to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
Struktur permukaan bidang dengan menggunakan rangka beton bertulang dan plat
baja. Juga menggunakan struktur rangka ruang baja (space frame) untuk
mendapatkan bentuk yang estetik dengan bentang yang lebar.
Super struktur: struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur
rangka ruang (space frame), struktur kabel.
commit to user
c. Sistem Telekomunikasi
Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address
Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service
Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video
dengan standar internasional.
Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit
dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan
dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa
mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.
d. Sistem Kebakaran
Kelengkapan pemadam kebakaran:
1) Tangga darurat dua sisi gedung
2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan)
3) Fire sprinkler
4) Fire hydrant
5) Portable fire extinguisher
6) Detektor asap dan panas
7) Persediaan air di beberapa lantai.
8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman
lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke
pusat pengendali.
commit to user
commit to user
2) Air Kotor
Pembuangan air kotor berasal dari toilet, dapur dan bengkel disalurkan ke
sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota
3) Kotoran Padat
Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada
proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke
riol kota.
4. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar
bangunan.
5. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup
kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk
mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah (tuntutan aktivitas
yang berlangsung di dalamnya).
6. Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan
sebagai elemen dekoratif.
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98
Depdikbud, 1996
Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola, Laporan
Penelitian Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5-6
Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types; Physical Education and Sport Facilities,
1973
Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10
Soedarsono, 200:111
commit to user
Soedarsono,2000:114
Soedarsono,2000:115
Internet:
www.acmilan.com
www.fifa.com/classicfootball/history
www.fifa.com/trainingcamp)
www.google.com
www.manchester-united.com
www.pasoepati.net
www.wikipedia.com
Surat kabar:
Bola
Goal
Kompas
Jawa Pos
Soccer
Solopos
commit to user
LAMPIRAN
commit to user