Makalah PENGENDALIAN KOROSI MATERIAL DENGAN PROTEKSI KATODIK DENGAN ARUS PAKSA
Makalah PENGENDALIAN KOROSI MATERIAL DENGAN PROTEKSI KATODIK DENGAN ARUS PAKSA
Di susun oleh:
Taufik Nur Ismanto 5202415072
Alpha Bagas Andhika Tama 5202415073
Ryan Syafaatillah Pratama 5202415076
Ibnu Habibi Nabilah 5202415081
Indra Adi Sukma 5202415083
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 3
B. TUJUAN ..................................................................................................................................... 4
C. METODE PENULISAN ............................................................................................................. 4
D. MANFAAT ................................................................................................................................. 4
BAB II ISI ............................................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN KOROSI ............................................................................................................ 5
B. PENGENDALIAN KOROSI METODE KATODIK DENGAN ARUS PAKSA ..................... 5
C. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................................. 7
D. HASIL PENELITIAN................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 11
B. SARAN ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penggunaan material dalam berbagai aplikasi industri, tidak terkecuali industri
otomotif hingga saat ini masih didominasi oleh logam. Salah satu aplikasi penggunaan
logam dalam industri otomotif yaitu pada pembuatan part kendaraan yang materialnya
menggunakan logam. Dalam industri otomotif material ogam sering digunakan untuk
bagian-bagian yang akan menerima beban lebih berat, seperti chasis atau rangka.
Banyaknya penggunaan logam pada industri tidak terlepas dari keunggulan yang
dimiliki logam itu sendiri seperti ketahanannya menerima beban, ketahanan terhadap
temperatur yang cukup tinggi, dan berbagai kelebihan lainnya. Disamping memiliki
berbagai macam kelebihan bukan berarti logam tidak memiliki kelemahan. Salah satu
kelemahan utama pada logam diantaranya adalah sifatnya yang mudah terkorosi.
Korosi merupakan degradasi (perusakan atau penurunan kualitas) material
akibat interaksi dengan lingkungan. Pada umumnya, setiap logam berada dalam
keadaan stabil dalam bentuk oksidanya. Namun karena perbuatan manusia, oksida-
oksida logam tersebut diolah dan diproses hingga menjadi logam yang siap pakai
yang memiliki tingkat energi lebih tinggi. Sesuai dengan hukum alam untuk mencapai
keseimbangan, logam-logam tersebut memiliki kecenderungan untuk kembali menjadi
oksidanya. Proses kembalinya logam menjadi oksida ini dikategorikan sebagai korosi.
Lingkungan NaCl 3,56% merupakan lingkungan yang korosif, yang dapat
menyebabkan korosi logam khususnya baja karbon. Di lingkungan tersebut, baja
karbon sangat cepat mengalami korosi dibandingkan lingkungan lain. Air laut
mempunyai kandungan NaCl sekitar 3,5% (Sulaiman, 2011) dan larutan NaCl 3,56%
merupakan lingkungan yang dapat menyebabkan korosi baja karbon paling cepat
(Supriyanto, 2007). Untuk mengendalikan korosi logam dalam air laut menggunakan
metode proteksi katodik.
Prinsip proteksi katodik adalah menurunkan potensial logam/struktur sampai
mencapai daerah imun atau di bawah -0,850 V/CSE (NACE 0169 - 92) atau
membanjiri arus atau elektron ke logam/struktur, sehingga struktur menjadi katodik
(Sulaiman, 2011). Arus yang mengalir ke logam yang diproteksi dapat berasal dari
sumber arus searah untuk metode proteksi katodik arus paksa (Impressed Curent
3
Cathodic Protection:ICCP) atau berasal dari logam yang dikorbankan untuk metode
proteksi katodik anoda korban (Sacrifial Anode Cathodic Protection: SACP).
B. TUJUAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik Pengendalian Korosi. Adapun
tujuan penulisan makalah diantaranya: mengetahui dan memahami teknik
pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik arus paksa, dan mengetahui
kemampuan proteksi katodik dengn arus paksa dalam mengendalikan laju korosi pada
logam.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan ini berdasarkan studi pustka dari buku-buku dan literatur
yang berhubungan dengan pembahsan dan internet.
D. MANFAAT
1. Mempelajari pengaruh proteksi katodik dengan arus paksa dalam pengndalian
korosi pada logam.
2. Mempelajari penerapan proteksi katodik dengan arus paksa.
3. Melatih mahasiswa untuk mendiskusikan meteri tentang pengendalian korosi
dengan metode katodik arus paksa.
4
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatulogam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yangtidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara)mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimiakarat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlakusebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
5
1. Dalam metode anoda tumbal, bahan anoda dan struktur yang dilindungi harus
memiliki kkontak listrik yang baik. Dalm metode anoda rus paksa , anoda yang
dipasang pada struktur harus ditamengi dengan bahan isolator untu melindungi
logam di sekelilingnya dari kerapatan arus yang berlebihan.
2. Keutungn dari metode arus paksa adalah bahwa sistem ini dapat menggunakan
anoda yang tidak akan termakan.
3. Penggunaan elektronika dsni memungkinkan sistem ini mampu mengatur diri ,
inilah keuntungan utama metode aruspaks dibandingkan dengan metode anoda
tumbal yang tidak memungkinkan dikendalingan.
Walaupun mampu memasok kerapatan arus yang besar, anoda-anoda ini biasanya
didistribusikan secara merata diseluruh struktur, ada dua alasan untuk itu:
1. Keraptan arus yang besar didaerah dekat anoda bisa merusak lapisan cat.
Penggunaaan anoda yang lebih banyak mengurangi kerapatan arus dari tiap
anoda sehingga mengurangi kerusakan terhadap lapisan pelindung.
2. Dalam tatanan geometrik yang komplek seperti pada anjungan lepas pantai,
mermlkan distribusi potensial bukn merupakan pekerjaan yang mudah. Oleh
karena itu lebih aman menggunakan lebh banyak anoda dengan daerah
pelindungan yang lebih kecil.
Proteksi ini dibutuhkan elektoda pembantu. Elektroda pembantu yang dapat
digunakan adalah material atau bahan yang relative inert ketika berfungsi sebagai
anoda. Bahan yang umum digunakan sebagai anodapembantu dalam protesi katodik
arus paksa adalah grafir, baja rongsonkan, timbal, dan sebagainnya. Throwing power
proteksi katodik dengan arus yang dipaksakan jauh lebih besar daripada proteksi
katodik dengan anoda korban. Dengan menggunakan anoda pembantu dan dengan
menggunakan potensil tinggi, logam yang dilapisi pelindung sepnjang 80km dapat
diproteksi dengan metode ini.
Keuntungan proteksi katodik arus paksa:
1. Jika sumber tegangan cukup memadai, maka arus pelindung dapat ditingkatkan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Penghubung anoda tidak perlu besar, karena kehilangan energi akibat tahanan
dapat dikoreksi dengan meningkatkan potensial.
Kerugiaan proteksi katodik arus paksa:
1. Harus ada sumber energi listrik arus searah.
2. Tidak boleh ada kesalahan sirkuit atau arus salah arh.
6
3. Membutuhkan teknisi dan pengawasan yangbanyak dan terlatih.
4. Penghubung anoda harus diisolasi secara sempurna dan tidak boleh menyerap
air.
5. Harus dilengkapi dengan pelindungan anoda.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian pembuatan prototype alat simulasi pengendalian korosi
baja karbon metode proteksi katodik arus paksa di lingkungan NaCl 3,56% diawali
dengan perancangan alat sederhana. Rancangan alat simulasi direncanakan dibuat
wadah bervolume 5,0 Liter yang diisi dengan larutan NaCl 3,56% yang di dalamnya
dimasukkan elektroda grafit sebagai penghantar dan material baja karbon seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.
7
dinalisis untuk menentukan kondisi logam terproteksi/aman atau tidak aman
berdasarkan kriteria proteksi.
Batasan proteksi dalam sistem proteksi katodik yaitu batas minimum nilai
potensial proteksi (dikenal dengan istilah kriteria terproteksi) ditentukan oleh standar
NACE SP 0169-2007 Sect. 6, dan batasan maksimum nilai potensial proteksi (dikenal
dengan istilah over-proteksi) ditentukan oleh standard IPS-I-TP-8201997 Sect. 6.
Menurut NACE struktur logam baja karbon terproteksi atau pada kondisi aman jika
potensialnya < -850 mV/CSE atau lebih negatif atau < -800 mV/ Ag/AgCl ((NACE
0169 - 92).
D. HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian pengukuran potensial alat simulasi proteksi katodik arus paksa
pada baja karbon dalam skala laboratorium di lingkungan larutan NaCl 3,56%
disajikan pada Gambar 2 berikut.
8
15589-1, 2003). Untuk baja karbon yang tidak dilakukan proteksi mempunyai
potensial logam sekitar -0,675Volt/CSE. Hasil ini menunjukkan pipa/logam dalam
kondisi tidak terproteksi dan mengalami korosi.
Pengaruh Arus terhadap Potensial Logam
Besarnya arus yang digunakan adalah 0,12mA dan 1,15mA dalam media
elektrolit air tanah yang mempunyai pH sekitar 6,50. Hasil pengukuran potensial
logam pada pipa ditunjukkan pada Gambar 3
.
Berdasarkan Gambar 5 ditunjukkan bahwa pipa yang dialiri arus yang lebih
besar (1,15 mA) menghasilkan potensial pipa lebih negatif dibandingkan pada aliran
arus (0,12mA). Ini menunjukkan bahwa arus yang besar akan memproteksi pipa yang
besar, tetapi nilai potensial proteksi ada batasnya yaitu sekitar -1,200 V/CSE, sebab
jika potensial proteksi di bawah nilai tersebut akan terjadi over proteksi (Morgan,
1952, ISO 15589-1, 2003).
Untuk pipa yang digalvanis dan coating dialiri arus sekitar 0,12 mA dan 1,15
mA menunjukkan nilai potensial proteksi lebih negatif dari kriteria proteksi. Ini
berarti pipa dalam kondisi terproteksi atau aman, tetapi untuk logam baja karbon
menghasilkan potensial pipa lebih positip daripada kriteria proteksi. Ini menunjukkan
logam baja karbon dalam kondisi tidak aman atau mengalami korosi atau agar
terproteksi diperlukan arus yang lebih tinggi. Karena nilai potensial logam sekitar -
0,598 V/CSE.
Pengukuran E pipa dengan Elektroda Standar Perak (Ag/AgCl).
9
Hasil pengukuran potensial pipa sebelum dan setelah diproteksi menggunakan
metode proteksi arus paksa terhadap elektroda standar perak disajikan pada Gambar 4
berikut ini
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa simpulan
adalah prototype alat simulasi proteksi katodik metode arus paksa berhasil dibuat
dengan rangkaian yang sederhana dengan wadah 10 Liter dan dapat diisi larutan
sekitar 5,0 Liter, yang diaplikasikan pada material pipa galvanis, dicoating dengan
elektroda grafit sebagai penghantar.
2. Pengujian proteksi katodik arus paksa pada baja karbon dilakukan pengukuran
potensial pipa dengan hasil pengukuran menunjukkan bahwa potensial pipa dialiri
arus, dicoating, dan pipa galvanis menghasilkan potensialnya lebih negatif dari
kriteria proteksi (< - 0,850 V/CSE) atau kondisi pipa terproteksi, sedangkan
potensial baja karbon menghsilkan -0,675 V/CSE atau di atas kriteria proteksi
yang berarti baja karbon mengalami korosi. Potensial pipa dalam media NaCl
3,56% dengan arus lebih tinggi menghasilkan pengukuran potensial logam lebih
negatif yaitu arus 0,12 mA menghasilkan potensial pipa - 0,979 Volt dan arus 1,15
mA menghasilkan 1,005 Volt, untuk pengukuran menggunakan elektroda standar
perak dihasilkan potensial pipa terproteksi -1,083 Volt dan potensial tdk
terproteksi -0, 691 Volt/ ag/AgCl.
B. SARAN
1. Pengukuran potensial logam/ struktur di lingkungan akuatik dilakukan terhadap
standar perak dan dapat dilaakukan modifikasi untuk lingkungan yang lain larutan
lain seperti dalam air tanah, larutan asam atau garam yang lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
12