Lovina - Lapsus Endo
Lovina - Lapsus Endo
Pendahuluan
tujuan biologis dan mekanis perawatan saluran akar. Tujuannya adalah untuk
pulpa, jaringan dentin yang rusak, dan mikroorganisme, sehingga saluran akar
menjadi steril untuk dilakukan pengisian saluran akar yang adekuat (Torabinejad
et al., 2014).
efisiensi pembersihan dentin dan telah digunakan secara umum dalam perawatan
Laporan Kasus
Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Unpad, Bandung dengan keluhan utama terdapat benjolan berisi nanah di gusi
bagian depan atas pada gigi depan kanan tanpa disertai rasa sakit sejak 8 bulan
yang lalu. Gigi tersebut pernah ditambal sekitar 7 tahun yang lalu (Gambar 1).
Gambar 1. Gambaran fistula pada gusi regio gigi 11
Pada pemeriksaan intraoral terdapat fistula pada gusi region gigi 11 (Gambar 1)
dan tambalan pada bagian mesial gigi insisivus sentral kanan disertai sakit saat
bagian mesial dari email hingga mendekati kamar pulpa menyerupai bahan
jelas dan tidak tegas dengan diameter sekitar 1 cm (Gambar 2). Diagnosis klinis
menggunakan k file nomer 15. Setelah itu, dilakukan ekstirpasi, reaming, dan
filing (ERF) dengan teknik crown down menggunakan protaper. Pada kunjungan
awal protaper akhir yang digunakan yaitu F3. Saluran akar diirigasi dengan 2,5%
dan dalam jumlah banyak. Saluran akar dikeringkan dengan paper point dan
orifis ditutup dengan cotton pellet dan tambalan sementara. Pasien diinstruksikan
benjolan tidak membaik dan masih terasa sakit saat diperkusi (Gambar 3). Pada
kunjungan kedua ini dilakukan ERF menggunakan protaper yang lebih besar yaitu
fistula yang tidak membaik. Setelah itu, dilakukan irigasi yang banyak, keringkan,
dan diberikan medikamen CaOH yang ditutup dengan cotton pellet dan tambalan
sementara.
pada benjolan tersebut namun masih terasa sedikit saat diperkusi (Gambar 4).
Setelah tiga bulan perawatan, pasien mengaku tidak ada keluhan, gigi tidak
berubah warna, fistula telah hilang, tes perkusi negatif (Gambar 5),dan gambaran
keluhan telah hilang dan terdapat perbaikan pada lesi periapikal dilakukan
Gambar 6. Gambaran radiografi gigi insisif sentral kanan setelah dilakukan pengisian
Pasien di-follow up dengan penambalan kelas 1 komposit (Gambar 7)
dengan pertimbangan masih banyaknya struktur gigi yang sehat dan tidak adanya
perubahan warna. Setelah itu, pasien dilakukan observasi selama satu bulan untuk
menunjukkan sudah tidak adanya lesi pada periapikal dan tidak ada rasa sakit saat
a b
Gambar 8. Gambaran radiografi gigi insisif sentral kanan setelah satu bulan observasi
Diskusi
diagnosis serta perawatan penyakit pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal.
Tindakan perawatan saluran akar terdiri atas tiga bagian yang disebut triad
endodontic, yakni preparasi akses, preparasi saluran akar (cleaning dan shaping),
serta pengisian saluran akar. Menurut Grossman, 1970 (dalam Baugh dan
Walllace, 2005) preparasi saluran akar merupakan salah satu tahap penting dalam
preparasi saluran akar adalah untuk membersihkan sisa-sisa zat organic dan
membentuk saluran akar sedemikian rupa sehingga dapat diisi secara hermetis
dalam tiga dimensi. Prinsip preparasi saluran akar yang saat ini diterima adalah
preparasi saluran akar. Instrumen yang digunakan untuk preparasi saluran akar
pengisian saluran akar secara optimal (Torabinejad et al., 2014 ; Kojima et al.,
2004).
dengan saluran akar yang biasanya lurus. Instrumen ini paling sering digunakan
pada gigi insisif yang memiliki saluran akar tunggal dan lurus (Torabinejad et al.,
mengurangi beban putar yang berlebihan. Pembentukan sudut helical dan pitch
yang seimbang membuat efisiensi pemotong dan pembersih menjadi lebih besar,
berlebihan. Pemodifikasian pada ujung tip yang terarah supaya mengikuti saluran
akar dan dapat mengeliminasi jaringan lunak tanpa merusak dinding saluran akar.
Diameter pada ujung yang berbeda-beda yaitu seperti S1 berdiameter 0,17 mm,
Alat ini digunakan pada teknik preparasi crown down. Teknik ini
dilakukan dengan preparasi saluran akar dimulai dari arah koronal dan preparasi
kecil dan akan berakhir pada apical stop. Teknik ini mengurangi kecelakaan
Mekanisme kerjanya terdiri atas 2 sistem file yaitu Sx, S1, S2, yang
berfungsi sebagai file pembentuk yang dapat membesarkan korona saluran akar
dan F1, F2, F3 yang berfungsi sebagai finishing file. Protaper pembentuk (Sx, S1,
S2) digerakan dengan gerakan menyikat arah watch winding yang bertujuan
dahulu ditelusuri dengan menggunakan file inisial kurang lebih K-file #15 untuk
mendapatkan panjang kerja. Ketika file inisial ini dapat masuk ke sepanjang
ukuran kerja secara pasif maka preparasi dapat dilanjutkan dengan finishing file
saluran akar sampai sepanjang kerja yang telah ditetapkan. Penggunaan finishing
file diawali dengan file F1 hingga panjang kerja tercapai. Penyelesaian preparasi
saluran diketahui dengan memeriksa tepat atau longgarnya file terakhir pada
saluran akar. Jika terasa tepat berarti seluruh saluran akar sepanjang kerja telah
terpreparasi dan siap untuk dilakukan pengisian saluran akar. Sedangkan jika
masih dirasakan longgar maka dapat digunakan file F2 dan jika didapatkan hasil
tepat dan sepanjang kerja maka dapat dilakukan pengisian. Jika sudah terasa tepat
tapi belum didapat sepanjang kerja, maka dapat lanjutkan dengan penggunaan F3
jika perlu sampai F4 dan F5 (Siquiera dan Lopes, 2011 ; Peters et al., 2003).
Desain file berperan penting dalam saluran akar. Suatu desain instrumen
dan kualitas preparasi saluran akar. Pada beberapa pasien, diameter saluran akar
apeks lebih besar dari ukuran file terbesar yg digunakan dalam pengukuran
Kesimpulan
Pada kasus ini, gigi nekrosis insisif kanan dilakukan perawatan saluran
akar satu kunjungan dengan instrumen protaper dengan teknik preparasi crown
terdapat pada dinding saluran akar. Protaper digunakan dalam preparasi saluran
akar gigi dengan teknik crown down. Instrumen tersebut dibagi atas 2 jenis
berdasarkan jenisnya yaitu shaping file (SX, S1, S2) dan finishing file (F1, F2, F3
dan F4, F5) dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Pemilihan ukuran
protaper yang tepat disesuaikan dengan anatomi saluran akar yang akan
dipreparasi.
Setiap desain instrumen menentukan cara kerja file terhadap saluran akar
cara kerja instrumen dan mampu menggunakannnya secara efektif, efisien, dan
tepat sasaran. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan efektivitas alat dalam
Daftar Pustaka
Peters, O.A., Peters, C.I., Schonenberger, K. and Barbakow, F., 2003. ProTaper
rotary root canal preparation: assessment of torque and force in relation to canal
anatomy.
Ruddle, C.J., 2001. The ProTaper endodontic system: geometries, features, and
guidelines for use. Dent today, 20, pp.60-67.
Siqueira, J.F. and Lopes, H.P., 2011. Treatment of endodontic infections. London:
Quintessence.