Pengertian SDIDTK
Pengertian SDIDTK
PEMBAHASAN
Pengertian SDIDTK.
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun
pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat
dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang
perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill)
fungsi organ atau individu.kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu.n (s
A. Aspek pertumbuhan :
1. Timbang berat badannya(BB).
2. Ukuran tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK).
3. Lihat garis pertambahan BB.TB,dan LK pada grafik.
Ø Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak apakah normal, kurus, kurus
sekali atau gemuk.
Ø Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi tumbuh kembang balita.
Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Pengukuran BB :
a. Menggunakan timbangan bayi :
1. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak
masih bisa berbaring atau duduk tenang
2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang
4. Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaos kaki dan sarung tangan
7. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
8. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara
gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
3. Anak sbaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam
tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
7. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara
gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
4. Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka
nol ( pembatas kepala)
5. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke
telapak kaki
6. Petugas 2 : membaca angka di tepi luar pengukur
b. Cara mengukur dengan posisi berdiri :
Ø Tujuan pengukuran
Untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal
Ø Jadwal pengukuran
Disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan setiap 3 bulan. Pada
ank yang lebih besar, umur 12-27 bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. Pengukuran dan
penilaian kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih
a. Pengukuran dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua
telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang
c. Tanyakan tanggal lahir bayi/ anak, hitung umur bayi atau anak
d. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis kelamin anak
e. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang
88% IQ normal,
a. Internal :
b. Eksternal: nutrisi, penyakit, polusi, aktivitas fisik sinkron pad setiap individu.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam bidang
motorik kasar, motorik halus, kemapuan berbahasa maupun sosialisasi dan kemandirian.
Seorang anak tidak akan bisa melewati suatu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh : seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena
itu perkembangan awal merupakan masa kritis dan penentu.
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/ anggota
tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan lebih dahulu terjadi di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang ke
bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerakan halus (pola proksimodistal).
Tahapan perkembangan dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat gambar
kotak, berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Ø Tujuan deteksi/skrining ini untuk mengetahui apakah perkembangan anak normal atau tidak.
Ø Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada saat umur anak mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,
36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Bila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai
masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia
skrining terdekat yang lebih muda.
1. Alat yang dipakai : Formulir KPSP menurut kelompok umur. Formulir KPSP berisi 9-10
pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak, petugas
memeriksa/menanyakan kepada orang tua dan anak. Formulir KPSP tersedia untuk untuk setiap
kelompok umur anak dari 3 bulan hingga 72 bulan.
2. Interpretasi hasil KPSP : bila jawaban "Ya" mencapai 9-10 berarti perkembangan anak SESUAI
dengan tahap perkembangannya, bila jawaban "Ya" berjumlah 7-8 berarti perkembangan anak
MERAGUKAN, sedangkan bila jawaban "Ya" berjumlah 6 atau kurang berarti kemungkinan ada
PENYIMPANGAN perkembangan anak.
¥ Bila perkembangan anak sesuai umur atau (S), lakukan tindakan sebagai berikut:
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering, sesuai dengan umur dan kesiapan
anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur
sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita. Jika anak sudah memasuki usia
prasekolah (36- 72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan kelompok bermain dan TK.
5. Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setap 3 bulan pada berumur kurang dari umur
24 bulan dan setiap 6 bulan pada umur 24 bulan sampai 72 bulan.
1. Beri petunjuk kepada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi,
setiap saat dan sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpanan/ mengejar ketinggalannya.
5. Lakukan penilaian ulanh KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang
sesuai dengan umur anak.
6. Jika hasil KPSP ulang jawabannya “ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpanga (P).
Ø Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD setiap 3
bulan pada bayi (usia kurang dari 12 bulan), dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan keatas.
Ø Jadwal : setiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan
ke atas. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD, dan petugas terlatih lainnya.
1. Pemeriksa memakai alat/instrumen TDD menurut usia anak, gambar-gambar binatang dan
manusia serta mainan (boneka, cangkir, sendok dan bola). Pada anak usia kurang dari 24 bulan,
semua pertanyaan dijawab oleh orang tua/pengasuh, sedangkan pada anak usia lebih dari 24 bulan,
pertanyaan berupa perintah-perintah kepada anak melalui orang tua/pengasuh untuk dikerjakan
anak. Pemeriksa mengamati dengan teliti kemampuan anak dalam melakukan perintah yang
diinstruksikan oleh orang tua/pengasuh. Jawaban 'Ya' bila anak dapat melakukan yang
diperintahkan, jawaban 'Tidak' bila anak tidak adapat atau tidak mau melakukan perintah.
2. Interpretasi hasil pemeriksaan : Bila ada satu atau lebih jawaban "Tidak" kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran. Intervensinya: bila perlu pemeriksaan diulang 2 minggu
kemudian untuk meyakinkan bahwa ada gangguan pendengaran. Anak dirujuk ke Rumah Sakit bila
diduga mengalami gangguan pendengaran.
Ø Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan/kelainan daya lihat anak sejak dini agar dapat segera
ditindaklanjuti sehingga kesempatan memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal
TDL setiap 6 bulan pada anak usia pra-sekolah (36-72 bulan).
Ø Jadwal : dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36- 72 bulan. Tes ini oleh
tenaga kesehatan, guru TK, petugas PAUD terlatih.
1. Alat yang diperlukan :
c. Poster “E” untuk digantung dari kartu “E” untuk dipegang anak.
d. Alat penunjuk
a. Pilih suatu ruang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.
c. Letakkan sebuat kursi sejau 3 meter dari poster “E” mengahap ke poster “E”.
e. Pemeriksa memerikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu E
menghadap ke atas, bawah, kiri, kanan, sesuai ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa, beri pujian
setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar.
g. Denga alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster satu- persatu mulai garis pertama sampai
garis ke empat atau garis “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
h. Uji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan huruf “E”
pada poster.
i. Ulangali pemeriksaan tersebut pad amata satunya dengan cara yang sama.
Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ketiga Poster E dengan kedua matanya maka
diduga anak mengalami gangguan daya lihat. Untuk itu lakukan intervensi: Minta kepada orang tua
agar membawa anaknya untuk memeriksa ulang 2 minggu kemudian. Bila pada pemeriksaan ulang 2
minggu kemudian didapati hasil yang sama maka kemungkinan anak memang mengalami gangguan
daya lihat. Selanjutnya pemeriksa menganjurkan anak diperiksa ke Rumah Sakit dengan
membawa surat rujukan yang berisi keterangan mata yang mengalami gangguan (mata kiri, kanan
atau keduanya).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
Bahasa :
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersoialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya
I. 3 ASPEK MENTAL EMOSIONAL
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya masalah mental emosional,autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak,agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Ø Tujuan pemeriksaan ini untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional,
autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas pada anak agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi.
Ø Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan, dilakukan untuk anak
yang berusia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan
perkembangan anak.
A. Kuesioner masalah mental emosional (KMME) Bagi anak umur 36 bulan - 72 bulan
Ø Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan atau masalah mental
emosional pada anak prasekolah.
Ø Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak umur 36-72
bulan.Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining atau pemeriksaan perkembangan anak.
1. Alat yang digunakan adalah KMME yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem
mental emosional anak umur 36-72 bulan.
2. Cara melakukan:
Tanyakan setiap® pertanyaan dengan lambat,jelas dan nyaring satu persatu perilaku yang tertulis
pada KMME Kepada orang tua atau pengasuh anak.
Catat jawaban “Ya”,Kemudian hitung jumlah jawaban “YA”®
3. Interpretasi :
Bila ada jawaban “YA”,Maka kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.
Bila jawaban “ya” hanya 1 :
1. Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh yang memdukung
Perkembangan Anak
2. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak.
Bila jawaban “ya” ditemukan 2 atau lebih : Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa atau tumbuh kembang anak.Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah
mental emosional yang ditemukan.
B. Ceklis autis anak pra sekolah Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) bagi anak umur 18-36
bulan.
Ø Tujuanya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autism pada anak umur 18-36 bulan.
Ø Jadwal deteksi dini autism pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari
ibu atau pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas
PAUD, pengolah TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berubah berupa salah satu atau lebih
keadaan di bawah ini :
a) Keterlambatan bicara
b) Gangguan komunikasi atau interaksi sosial
c) Perilaku yang berulang-ulang.
1. Alat yang digunakan adalah CHAT.CHAT ini ada dua jenis pertanyaan, yaitu :
a. Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orang tua untuk tidak ragu-
ragu atau takut menjawab.
b. Ada 5 pertanyaan bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis CHAT.
3. Interpretasi
a. Resiko tinggi menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
b. Resiko rendah menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan A7 dan B4.
c. Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk
pertanyaan A1-A4, A6, A8, A9, B1 dan B5.
d. Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1,2,dan 3.
4.
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk ke rumah
sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
C. Folmulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatiaan dan Hiperaktivitas (GPPH) Menggunakan
Abreviated Conner Ratting Scale Bagi ank umur 36 bulan keatas.
Ø Tujuanya adalah untuk mengetahui secara dini pada anak adanya GPPH pada anak umur 36 bulan
ke atas.
Ø Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari
orang tua atau pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB,
petugas PAUD, pengelola TPA dan guru TK.Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih
keadaan di bawah ini :
• Anak tidak bisa duduk tenang
• Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
• Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsif
1. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini GPPH formulir ini terdiri dari 10 pertanyaan
yang ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atau guru TK dan pertanyaan yang perlu
pengamatan pemeriksa.
· Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu perilaku yang tertulis pada
formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua atau pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu
atau takut menjawab.
· Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini
GPPH.
· Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak berada, misal ketika di
rumah, sekolah, pasar, toko, dan lain-lain.Setiap saat dan ketika anak denngan siapa saja.
· Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan. Teliti
kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
3. Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut ini dan jumlahkan nilai
masing-masing jawaban menjadi nilai total.
• Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
• Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
• Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
• Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nila total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
4. Intervensi :
a. anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/
tumbuh kembang anak.
b. bila nilai total kurang dari 1 tetapi anda ragu- ragu jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan
kemudian. ajukan pertanyaan kepada orang- orang terdekat dengan anak
Jenis deteksi dini yang harus dilakukan berdasarkan umur anak
Jenis deteksi dini tumbuh kembang yang harus menurut kelompok umur anak dapat dilihat pada
bagan di bawah ini.
. Pengertian SDIDTK.
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun
pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat
dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara umur anak dan jenis skrining/pendeteksian dini dari
penyimpangan tumbuh kembang dapat dilihat pada gambar berikut :
Pengertian SDIDTK.
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun
pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat
dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Konsep DDTK
.1 Pengertian
Deteksi Dini Tumbuh adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Deteksi Dini Perkembangan adalah kegiatan/pemeriksaan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
2 Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
b. Deteksi dini perkembangan
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
3 Alat Yang Diperlukan
- Lembar formulir DDTK
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan test dan penilaian.
4 Prosedur DDTK terdiri dari 2 tahap :
a. Tahap Pertama
Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
a) 3 – 6 bulan
b) 9 – 12 bulan
c) 18 – 24 bulan
d) 3 tahun
e) 4 tahun
f) 5 tahun
b. Tahap Kedua
Dilakukan pada anak yang dicurigai adanya hambatan perkembangan kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi diagnostik lengkap.
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata Anak
Usia : 48 bulan
Anak ke : II
2. Orang Tua
2. Alasan datang
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular maupun menurun. Ibu
mengatakan anaknya tidak pernah sakit parah sampai opname. Ibu mengatakan anaknya pernah
sakit pilek, batuk dan panas. Bila anak sakit ibu segera memeriksakan ke puskesmas dan sembuh
setelah minum obat dari puskesmas.
Ibu mengatakan dari pihak keluarganya maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti penyakit kuning, TBC, dan penyakit typoid. Serta dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, jantung dan tidak ada riwayat kembar.
a. Prenatal
Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan ibu mengalami mual muntah tapi
mulai menghilang seiring bertambahnya usia kehamilan. Ibu mendapat vitamin, tambah darah dan
kalk secara teratur dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya kebidan.
b. Natal
c. Post Natal
Selama nifas tidak ada keluhan, ibu tidak demam. Ibu tidak mengalami perdarahan. Ibu
mengeluarkan darah nifas selama 40 hari. Bekas jahitan operasi baik, tidak ada infeksi.
d. Neonatal
Ibu mengatakan dalam waktu beberapa jam melahirkan, bayinya sudah bisa berak dan kencing. Tali
pusat baik dan tidak terjadi perdarahan.
8. Riwayat Imunisasi
a. Nurtisi
Setiap hari makan 3-4 x sehari dengan komposisi nasi ± ½ centong dengan sayur dimakan habis dan
lauk pauk. Anak masih minum ASI ± 4-5 x sehari.
b. Eliminasi
BAB : 1 x/hari
c. Istirahat
d. Aktivitas
Anak suka bermain dengan temannya dan dengan saudaranya didalam rumah. Siang hari kadang
anak bermain tapi kadang tidak.
e. Personal Hygiene
Anak mandi 2 x/hari, ganti baju tiap kali habis mandi, ganti celana dalam tiap kali kotor/basah.
a. Psikologi
Ibu tampak senang menerima kelahiran anaknya. Anak diasuh oleh ibu dan ayah.
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga terjalin dengan baik juga dengan
petugas kesehatan juga terjalin dengan baik.
c. Budaya
Dalam keluarga masih melakukan selamatan 7 bulanan, tidak ada budaya pantang makanan, tidak
pernah minum jamu, jika keluarga sakit selalu dibawa ke petugas kesehatan.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Pernafasan : 34 x /menit
Suhu : 36,6oC
BB : 19 kg LK : 45cm
TB : 112 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Gigi dan Mulut : Bersih, tumbuh gigi susu, gigi tidak ada karies, lidah bersih
Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran pada kelenjar limfe, kelenjar tiroid, maupun
vena jugularis.
Ekstremitas Atas : simetris, gerak aktif , tidak ada polidaktil dan sidaktil
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun vena jugularis.
c. Auskultasi
d. Perkusi
2013 – 09 – 28 _
4- 26
3. Pemeriksaan Penunjang
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan Gerak Kasar Ya Tidak
berpegangan ?
3. Tanpa bantuan apakah anak dapat bertepuk tangan Sosialisasi & Ya Tidak
atau melambai-lambai? Jawab tidak jika ia membutuhkan kemandirian
bantuan
9. Apakah anak dapat berjalan disepanjang ruangan tanpa Gerak Kasar Ya Tidak
jatuh atau terhuyung-huyung?
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti Gerak Halus Ya Tidak
kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
Hasil Pemeriksaan : Mata kanan dan kiri anak tidak mengalami kesuliatan melihat sampai baris ke
tiga Poster “ E”.