Pengelola Teknis
Pengelola Teknis
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Direktorat Jendral Cipta Karya
di -
Jakarta
Dengan Hormat.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pengelola Teknis No.
W19.A3/109/PL.01/I/2015 tentang Penunjukkan dan Pengangkatan Pengelola
Teknis Pembangunan Asrama Mahasiswa Putri Santren Universitas Gadjah
Mada – Yogyakarta. Sebagai bukti pelaksanaan tugas dengan ini Pengelola
Teknis menyampaikan Laporan Bidang Pengawasan (Mei 2015) pada
Kegiatan Pengelolaan Teknis Pembangunan Asrama Mahasiswa Putri Santren
Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta.
Laporan bidang pengawasan ini mempunyai batas akhir pelaporan
progress pada 22 Mei 2015 dimana pekerjaan Pembangunan Asrama
Mahasiswa Putri Santren Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta telah
mencapai progress fisik sebesar 77.32%.
Demikian pengantar kami. Atas perhatian dan kerjasama Bapak kami
mengucapkan banyak terima kasih.
Kelompok Pengawasan:
1. Yoppy Soleman, S.T., M.T.
2. M. David Siregar
3. Sulih D.
4. Sutarno
1
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Bahwa daya tampung asrama yang ada pada saat ini masih jauh dari
kebutuhan mahasiswa dimana maksimal daya tampung sebesar 12.100
mahasiswa dari sejumlah 59.600 mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Sepanjang 40 hari kerja pada Tahun 2014 telah diselesaikan pekerjaan
pembongkaran bangunan lama, pekerjaan pondasi poer plat, pekerjaan
perbaikan tanah dasar bawah pondasi dan pekerjaan balok sloof. Sedangkan
pada Tahun Anggaran 2015 ini komponen konstruksi yang harus diselesaikan
hingga 24 Juli 2015 adalah pekerjaan kolom struktural lantai dasar beton
precast-in-place, pekerjaan kolom struktural lantai 2 s.d. lantai 5, pekerjaan
balok struktyral beton bertulang precast-in-place lantai 1 s.d. lantai 5,
pekerjaan dinding geser (shear-wall) arah Timur-Barat sebanyak 8 (delapan)
segmen, pekerjaan pelat lantai beton bertulang precast-in-place lantai 1 s.d.
lantai 5, pekerjaan pelat kantilever precast-in-place lantai 1 s.d. lantai 4,
pekerjaan dinding batako lantai 1 s.d. lantai 5, pekerjaan tangga beton
bertulang, pekerjaan balok lintel, pekerjaan lantai, pekerjaan finishing,
pekerjaan elektrikal, pekerjaan mekanikal . Kegiatan konstruksi harus dapat
2
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
3
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Gedung dan Bangunan adalah salah satu aset yang dimiliki oleh pemerintah
yang digunakan dalam rangka untuk pelaksanaan pelayanan kepada stake
holders yang ada. Kondisi gedung dan bangunan akan mempengaruhi kinerja
aparat pemerintah berkaitan dengan kenyamanan para pihak yang
menggunakan bangunan tersebut. Oleh karena itu untuk mendapatkan
kualitas gedung dan bangunan yang baik diperlukan alokasi anggaran yang
memadai.
a. Bangunan Sederhana
4
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
c. Bangunan Khusus
5
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Pemeliharaan Bangunan
6
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Kegagalan Bangunan
7
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Pengelola Teknis Bidang Cipta
Karya adalah berpedoman pada Permen PU No. 45 Tahun 2007. Menurut
Permen Pu No. 45 Tahun 2007, tugas utama Pengelola Teknis Bidang Cipta
Karya adalah melakukan Pembinaan Teknis kepada pihak Konsultan dan
Kontraktor. Apabila dikehendaki maka Pengelola Teknis juga dapat berfungsi
sebagai Konsultan Pemerintah (Konsultan Internal), yaitu dengan
memperhitungkan situasi dan kondisi kebutuhan teknis di lapangan
pekerjaan. Dalam hal ini pengelola teknis atau tim teknis merupakan
pengawas teknis internal. Secara garis besar lingkup pekerjaan pengawas
internal/konsultan internal menyerupai Konsultan Pengawas dan meliputi hal-
hal sebagai berikut :
8
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
I. Pemilik Proyek
1. Nama PA : Ir. Batako, M.Eng.
(Kuasa Pengguna Anggaran [KPA]
Direktorat Jendral Cipta Karya Pusat)
2. Nama PPK : Maxmilian Togi Parulian, S.T., M.M.
(Pejabat Pembuat Komitmen [PPK]
Pengembangan Permukiman Perkotaan
Strategis 1 pada Satker Pengembangan
Permukiman Perkotaan Strategis)
3. Lokasi Proyek : Jl. Gambir, Pedukuhan Karangasem,
Desa Catur Tunggal, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman, Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
9
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
F. Tujuan
10
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
I PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN 2 TWIN BLOK
II PEKERJAAN STANDARD
2.1 PEKERJAAN STRUKTUR STANDARD
A. PEKERJAAN LANTAI DASAR
A.1. PONDASI, PILE CAP & TIE BEAM
A.2. LANTAI DASAR
B. PEKERJAAN LANTAI 2 ELV. + 3.15 M
C. PEKERJAAN LANTAI 3 ELV. + 5.95 M
11
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
G. Prosedur Pelaksanaan
12
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
H. Sasaran
13
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
BAB II
GAMBARAN LOKASI PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA
A. Lokasi Pekerjaan
LOKASI PEKERJAAN
14
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
B. Metodologi
D. Tujuan Proyek
15
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
teknis yang ada serta tenaga kerja yang memadai dalam proses
pelaksanaan nantinya.
3. Metode
Data dan dokumen pendukung pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :
a) Hasil Survey Lapangan baik secara visual maupun informasi
setempat.
b) Pedoman, peraturan serta standard mengenai penyelengaraan
Pembangunan sarana konstruksi
c) Informasi Teknis dan Non Teknis dari pihak Pengguna Barang/Jasa,
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas, yang akan
diformulasikan dalam rencana kerja sebagai langkah awal untuk
memantapkan strategis persiapan pelaksanaan pekerjaan
d) Penyiapan dan penempatan tenaga/personil dalam mengamati dan
meneliti hasil evaluasi data serta tanggung jawab terhadap masing-
masing pekerjaan, serta koordinasi dengan pemerintah setempat.
E. Keluaran
Keluaran diatas akan diproses dan dievaluasi serta disusun dalam bentuk
dokumen Pelaporan, dokumentasi serta hasil – hasil
pembinaan/pengelolaan teknis.
F. Rencana Kerja
16
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
17
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
18
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
BAB III
LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN BULANAN
Laporan Progres kemajuan pada Bulan Ketujuh (s.d. 14Mei 2015) adalah:
Bobot Realisasi : 77.32 %
Bobot Rencana : 81.60 %
Deviasi : - 4.32 %
Adapun lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana terlampir dalam laporan
ini.
19
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
BAB IV
P E N UT UP
a. Permasalahan
20
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
b. Solusi
21
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
22
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Gbr. 1.a-b. Sistem Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) menurut SNI-
1726-2002 dapat mempunyai suatu tingkat duktilitas sebesar = 5.2 dan
faktor reduksi gempa R = 8.5. Untuk Sistem struktur portal/rangka
precast in-place dalam konstruksi Aspuri UGM ini diperoleh = 4.43
dan R = 7.26 (berdasarkan pengujian Puslitbangkim – Bandung), tetapi
akibat penggunaan dinding geser (shear-wall) pada sisi tangga (sumbu
lemah/sumbu pendek bangunan) maka duktilitas struktur akan
berkurang oleh karena terjadi peningkatan kekakuan) pada sumbu
Y-Y bangunan.
23
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
24
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Inspeksi No. 1
Kesimpulan Inspeksi No. 1:
Pengaruh peningkatan kekakuan struktur akibat dinding geser (shear wall)
belum diperhitungkan dalam tes kinerja struktural sedemikian sehingga
faktor duktilitas = 4.43 dan faktor reduksi gempa R = 7.26 mungkin tidak akan
bisa dicapai dalam suatu kejadian gempa yang real.
25
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Gbr. 3. Tampak suatu balok grid dengan arah sumbu panjang X-X yang mengalami
segregasi campuran beton. Hal ini diakibatkan oleh proses pengecoran yang
kurang baik. Solusi: Menutup ronngga-rongga/lubang dengan campuran beton
silika untuk bahan grouting atau dengan menggunakan campuran beton normal
setelah sebelumnya permukaan beton dilumuri alcabond (bahan perekat).
26
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
27
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Inspeksi No. 3
Catatan: Definisi
F Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan
TD Tidak Ditemukan
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi
sama sekali
F TD TI NF RB
1. Dinding Pembatas Ruangan bagian Utara: Pasangan Batako
komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian.
Retak vertikal tak-beraturan yang dimulai pada sisi atas dinding (pertemuan
dengan balok) ke arah bawah bangunan pada zona pertemuan balok precast dan
susunan batako dengan lebar retak < 1.0 mm akibat kombinasi 4 hal:
1. Defleksi pelat beton bertulang bawah dinding akibat creep (rangkak);
2. Defleksi minor pada balok/gelagar di bawah (tumpuan) dan balok ring di atas
dinding akibat creep (rangkak);
3. Celah ekspansi (untuk pemuaian, pergerakan, pergeseran) pada bidang sentuh
balok atap (ring balk) dan sisi atas dinding kurang memadai;
4. Dinding bata lemah dalam memikul tegangan akibat gaya vertikal dan horizontal
karena tidak ada perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal
pada bidang dinding dengan luas > 9 m2
Celah ekspansi, baik horizontal maupun vertikal dapat digunakan untuk
mengakomodasi pergerakan akibat deformasi elastik, rangkak (creep), susut
(shrinkage) dan mencegah retak, khususnya untuk dinding bata dengan lebar
lebih dari 5 meter. Untuk dinding bata sisip (brick infill) dengan bentangan lebih dari
pada kerangka struktur beton bertulang disarankan untuk menempatkan celah
ekspansi horizontal minimum ¼ inci (=6.4 mm) diantara struktur dan sisi atas
dinding. Celah ekspansi dapat diisi dengan mortar lentur atau styrofoam.
Celah di
Balok Struktur
Dinding non-struktur
Bukaan Pintu
Kolom Struktur
Gbr. 5. Join (pertemuan) balok struktur dan sisi atas dinding dengan
bukaan dan celah ekspansi horizontal (garis kuning putus-
28
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
29
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Gbr. 7.a-b. Confined Brick Wall Construction (Konstruksi Dinding Bata Tercekat).
Konstruksi dinding bata dicekat dengan kolom praktis dan balok horizontal
(latei) terutama untuk perkuatan (retrofit) guna mencegah kegagalan geser
dinding tembok. Konstruksi ini juga akan mencegah penjalaran keretakan
30
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Gbr. 8.a-b. Posisi titik-titik pengangkatan balok beton precast tidak simetris dan
berisiko lebih besar untuk lepas dan membahayakan
31
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
32
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Inspeksi No. 4
F Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan
TD Tidak Ditemukan
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi
sama sekali
F TD TI NF RB
4. Dinding Pembatas Ruangan bagian Utara Ruang Sidang
Biasa: Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 :
5 (semen, pasir) dengan acian.
33
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Kesimpulan:
1. Keretakan dinding batako pada 2 titik pada konstruksi bangunan
gedung Asrama Mahasiswa Putri Santren sangat berkaitan dengan
struktur pendukung atau penyokong bangunan yaitu sistem kolom-
balok-pelat lantai precast-in-place non monolitik.
2. Pola-pola keretakan dinding berhubungan dengan mekanisme gaya
tarik (tensile force) dan tarik-lentur (flexural-tensile force).
3. Penyebab Utama keretakan dinding ada tiga, yaitu:
- Defleksi beton pelat lantai-balok precast-in-place pendukung
dinding akibat proses rangkak (creep);
- Transfer beban mati dari berat balok ring-pelat precast atas
dinding, dan,
- Deformasi elastik sistem balok-pelat lantai akibat peningkatan
beban mati lantai.
4. Penyebab Minor dalam keretakan dinding adalah susut volume atau
susut pengeringan (shrinkage) spesi semen atau mortar.
34
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
35
Laporan Pengelola Teknis Bidang
Pengawasan – Pembangunan Asrama Mahasiswa
Putri Santren Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei
2015
Gambar 11. a - d. Cara penanganan retak dinding: 1. Pengupasan selebar 5 cm seluruh lapis
plester pada jalur retak hingga mencapai sisi samping batu bata; 2. Area
yang dikupas dibersihkan dari kotoran/debu sehingga garis-garis retak dapat
terlihat dengan jelas; 3. Pasangkan kawat anyam 10mm x 10mm atau
12mmx12mm dengan cara dipaku pada beton spesi/bata; 4. Sesudah area
kupasan dilembabkan/dibasahi dan didiamkan selama beberapa menit,
plester kembali jalur kupasan retak beton dengan campuran mortar 1 PC:
4 Ps; 5. Biarkan plesteran mengering selama min. 7 hari sebelum
diaci/plamir, aplikasi cat dasar dan cat finishing.
36