Anda di halaman 1dari 13

Model Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan

Pusat kota Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.

Hendrik S. Suriandjo, ST., M.Si., M.Ars


(Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Nusantara Manado)

ABSTRAK
Tumpaan adalah bagian dari Kota Amurang yang merupakan sub urban dari kota baru yang
cukup maju dan pesat perkembangannya sejak dimekarkan dari Minahasa Induk pada tahun 2005
dan dimekarkan lagi menjadi Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan melalui uu no. Tahun 2007.
Pertumbuhan fisik yang sangat cepat dari beberapa kawasan di lingkungan kota yang berkembang
kurang tertib, tidak selaras dan serasi dengan lingkungannya, sehingga kawasan tersebut menjadi
tidak produktif. Dengan pola yang berkembang seperti itu memerlukan pengaturan lebih khusus
terutama dari segi panduan dan arahan tata bangunan dan lingkungannya terutama juga pada daerah
pesisirnya, sehingga dapat terciptanya kualitas lingkungan yang baik dan juga dapat memberikan
arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai dengan Tata Ruang yang berlaku.
Mengingat kecenderungan pertumbuhan fisik secara cepat terjadi di daerah
perkotaan/urban, maka prioritas penangan/penataan yang dikhususkan pada daerah yang padat
dengan menggariskan pada : Pusat Kawasan yang Padat , Pusat Perdagangan, Pusat Permukiman
campuran dan Pusat Kawasan yang koindisi Geografisnya perlu perhatian (daerah perbukitan,
pesisir pantai (coastal area) dan daerah jalur ring road/tol)
Di satu sisi, atas pertimbangan makin tingginya harga tanah di perkotaan, optimalisasi
pemanfaatan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman menjadi hal yang tak
terelakkan. Di sisi lain, potensi masyarakat yang kurang mampu untuk memmiliki rumah pribadi
cenderung makin menurun. Di perkotaan banyak masyarakat bermukim di kawasan yang padat,
meskipun berkondisi kumuh, kurang sehat (menurut data terakhir proporsi pemanfaatan pemukiman
di pesisir dan perkotaan sudah berbandin sama pada posisi 50%. Hal ini terjadi karena pola
pembangunan yang cenderung berkembang di area pesisir dan juga agar tetap dengan lokasi tempat
bekerja (yang umumnya di pusat kota) tak jarang mereka tinggal di rumah sewa dengan kondisi
permukiman seperti tersebut di atas.
Kajian ini dibuat untuk meningkatkan pemanfaatan ruang kota yang terkendali, suatu
produk tata ruang kota harus dilengkapi dengan Panduan Penataan Bangunan dan Lingkungannya
dengan mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik maupun
non fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara terpadu. Hal tersebut
sebagai bagian dari pemenuhan terhadap Persyaratan Tata Bangunan seperti tersirat dalam Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (pasal 9).

Kata Kunci : pertumbuhan fisik, pemanfaatan ruang, panduan penataan bangunan dan lingkungan.

PENDAHULUAN permukiman menjadi suatu hal yang tak


A. Latar belakang terelakkan, di sisi lain potensi masyarakat
Mengingat potensi serta kecenderungan yang mampu memiliki rumah cenderung
pertumbuhan fisik secara cepat sering terjadi menurun, sehingga di banyak di antara
di daerah perkotaan, maka prioritas masyarakat tinggal di kawasan padat,
penanganan/ penataan terutama dilakukan meskipun berkondisi kumuh dan tidak sehat.
pada kawasan yang padat, yaitu kawasan Pemerintah bersama warga tentu mencita-
pesisir, kawasan pusat perdagangan, citakan suatu kondisi tempat tinggal
permukiman campuran, atau pada kawasan permukiman kota dimana kondisi kota yang
yang kondisi geografisnya memerlukan baik harus merupakan suatu kesatuan sistem
perhatian khusus. Disatu sisi, terutama atas organisasi yang mampu mengakomodasi
pertimbangan makin tingginya harga tanah di kegiatan-kegiatan sosial, budaya, memiliki
perkotaan, optimalisasi pemanfaatan lahan citra yang fisik maupun yang non-fisik yang
untuk pembangunan perumahan dan kuat, keindahan visual serta terencana dan

107
terancang secara terpadu, seperti tersirat Panduan (Urban Desain Guideline)
dalam UU No. 28/2002 tentang Bangunan harus memuat :
Gedung. ▪ Pedoman Rencana Teknik (desain tiga
Peraturan pembangunan setempat dimensi)
yang bersifat khusus diperlukan sebagai ▪ Program Tata Bangunan dan
pengarah terwujudnya wajah bangunan dan Lingkungannya
lingkungan dengan karakter yang khas/ unik ▪ Pedoman-pedoman untuk mengendalikan
terutama pada kawasan atau bagian kota yang perwujudan bangunannya
tumbuh cepat dan berkembang. Sedangkan
masalah ketidakteraturan-ketidakserasian
bangunan dan lingkungan didalamnya harus B. Rumusan Masalah
dibuat solusi pemecahan dan Berdasarkan latar belakang
penyelesaiannya dengan memperhatikan permasalahan, maka yang menjadi fokus
umum. Banyak program yang dibuat permasalahan dari penelitian ini ialah :
pemerintah untuk mengendalikan gerak laju bagaimana bentuk model penataan bangunan
dari kawasan yang berkembang tersebut. dan lingkungan kawasan perkotaan Tumpaan
Program-program tersebut bertujuan sehingga dapat menjadi panduan penataan
memajukan dan mensejahterahan kehidupan kawasan?
masyarakat umum, walaupun dapat dihindari
jika beberapa program terlihat tumpang C. Tujuan Penelitian
tindih pada pelaksanaannya. Multi Tujuan utama dari penelitian ini
interpretasi pelaksanaan program dapat ialah : Menemukan model penataan
menyebabkan stagnasi yang berefek bangunan dan lingkungan pusat kota
hambatan bagi perkembangan suatu kawasan Tumpaan dan dapat menjadi rujukan panduan
atau sebaliknya, perkembangannya menjadi penataan kawasan.
tak terkendali.
Panduan tersebut sebagai turunan D. Manfaat Penelitian
dalam bagian UU no. 26 tahun 2007 tentang Ada 2 (dua) manfaat yang dapat
penataan ruang, diperlukan sebagai perangkat diperoleh dari penelitian ini yaitu :
pengendali pertumbuhan serta memberi 1. Manfaat Praktis
panduan terhadap wujud bangunan dan Ssebagai bahan masukan bagi
lingkungan pada suatu kawasan. Peraturan pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan
Bangunan Setempat yang bersifat khusus dalam penyusunan dokumen pengendali
yang diperlukan sebagai pengarah pembangunan dalam penyelenggaraan
perwujudan arsitektur lingkungan perkotaan penataan bangunan dan lingkungan kawasan
(urban architecture) terutama pada kawasan pesisir supaya memenuhi kriteria
atau bagian kotayang tumbuh cepat dan studi/Penulisan tata bangunan dan
berkembang secara tidak teratur bagi dari lingkungan yang berkelanjutan. Masukan
segi tertib bangunan, keselamatan bangunan tersebut meliputi:
maupun keserasian bangunan terhadap ▪ Pemenuhan persyaratan tata bangunan
lingkungannya. dan lingkungan;
Panduan akan memberikan arahan ▪ Peningkatan kualitas hidup masyarakat
pengendalian pemanfaatan ruang dan melalui perbaikan kualitas lingkungan
menindaklanjuti rencana rinci tata ruang, dan ruang publik;
serta sebagai panduan rancangan kawasan ▪ Perwujudan pelindungan lingkungan,
dalam rangka perwujudan kualitas bangunan serta;
gedung dan lingkungannya. Dengan arahan ▪ Peningkatan vitalitas ekonomi
tersebut, Pemerintah daerah, pemerhati lingkungan
kawasan dan bangunan dan stake holder
lainnya akan mempunyai kejelasan 2. Manfaat Teoritis
menyangkut kebijaksanaan pembangunan Manfaat teoritis dari penelitian ini
fisik dari Pemerintah Daerah setempat. ialah untuk mengembangkan displin ilmu
Panduan dalam penataan kawasan Arsitektur perkotaan terutama pada
harus memperhatikan dan memenuhi : penerapan teori – teori dari perencanaan kota
▪ Kepentingan umum atau aspirasi untuk mendapatkan model penataan
masyarakat bangunan dan lingkungan kota pesisir yang
▪ Pemanfaatan sumber daya setempat berkembang pada koridor tumbuh cepat.
▪ Kemampuan daya dukung lahan yang
optimal

108
TINJAUAN PUSTAKA kawasan perairan memiliki ciri sebagai
berikut :
A. Penataan kawasan dalam konteks 1. Pembangunan kawasan waterfront
model dibangun menghadap/ berorientasi ke
Model dipahami berbeda dengan arah air.
pengertian teori dan Paradigma. Paradigma 2. Masyarakatnya benar-benar sudah
adalah sekumpulan hipotesa fundamental dan sadar akan lingkungan dan
kritik-kritik tentang sesuatu dimana teori- menghargai keberadaan perairan
teori dan model-model berkembang. tersebut (pembangunan tanpa
Sedangkan teori dan model memiliki arti mengubah alam yang ada).
yang lebih spesifik. Teori , (formula, rumus, 3. Keberadaan waterfront dimanfaatkan
hukum) (law, formula) adalah untuk semaksimal mungkin untuk
cendekiawan / ilmuwan / ahli / dll. Model menambah kualitas lingkungannya,
adalah untuk penemu / perancang / pembuat / disamping untuk menikmati
penggagas /dll. Model dan Sistim Merupakan panorama dan pernandangan alam
satu Kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. serta air sebagai latar depan yang
indah dan sangat menyenangkan.
B. Bagian Elemen perancangan kota 4. Diciptakan peraturan tertentu
. diantaranya : garis sempadan pantai,
1. Elemen Perancangan Kota. sungai dan danau guna menghindari
Menurut Shirvani (1985) ada 8 kepemilikan pantai untuk
elemen yang perlu dikaji dalam suatu kepentingan perorangan.
perancangan kota yaitu : Peruntukan Lahan
(Land use),Bentuk dan Masa Bangunan D. Penataan Kota dalam konteks
(Building form and Mass, Sirkulasi dan pariwisata
Parkir (Circulation and Parking), Ruang Pariwisata kota (urban tourism)
Terbuka (open Space), Jalur Pejalan Kaki perlu dikembangkan karena sektor wisata
(Pedestrian Ways), Pendukung Kegiatan menjanjikan keuntungan terhadap kota yang
(Activity Support), Sistem Penanda (Signage) dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
dan Preservasi (Preservation). (PAD). Untuk itu perlu dikendalikan dan
2. Jati diri Kota dan Citra Kota dijaga kualitas serta pemanfaatan lingkungan
Menurut Budihardjo (1997), jati diri wisata kota, agar objek wisata dapat berjalan
kota dapat terbentuk berdasarkan gaya secara berkesinambungan. Pada dasarnya
arsitektur bangunan, fungsi dan peranannya objek wisata merupakan 'ruang terbuka' yang
di dalam sistem perkotaan, nilai sosial budaya dikonsumsi oleh masyarakat umum. Ruang
yang hidup dalam masyarakat, aspek yang dapat dimanfaatkan oleh segenap
kesejahteraan yang mewarnai semangat dan lapisan masyarakat, tidak memandang umur
perilaku masyarakat, bahkan flora dan fauna dan jenis kelamin dan memberikan
yang mampu menampilkan ciri khusus serta kesempatan kepada berbagai jenis kegiatan,
menjadi kebanggaan masyarakat. bisa digolongkan jenis ruang ini. Selain itu
jaminan keamanan dan kenyamanan serta
C. Penataan Kota dengan konsep akses bebas untuk melakukan kegiatan
waterfront city rekreatif di dalamnya merupakan syarat
1. Pengertian dan Klasifikasi Waterfront mutlak untuk merangsang apresiasi manusia
Istilah Waterfront adalah kawasan / terhadap objek wisata.
bagian dari kota yang merupakan pertemuan
air dan daratan dan area dalam kota yang E. Penataan Kota dalam Konteks Peran
dinamik. serta masyarakat
2. Konsep Pengembanqan Waterfront Kata peran - serta berasal dari
Menurut Torre (1989) beberapa aspek "participation", yang menurut Kamus Besar
kajian yang dapat membantu keberhasilan Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka
suatu pembangunan daerah-daerah tepian air adalah "peran - serta". Pendekatan Peran -
yaitu : tema, image, pengalaman, fungsi, Serta dapat diartikan sebagai pola
membentuk opini masyarakat, penilaian pendekatan dalam proses pembangunan
lingkungan, aspek teknologi, pembiayaan yang melibatkan berbagai pelaku, dalam
dan pengelolaan. suatu bentuk kemitraan dalam kesetaraan,
Menurut Ichsan (1993), di luar dengan menerapkan sistem / ciri peran -
negeri pengembangan pembangunan di serta. Masyarakat berperan serta sebagai

109
subyek pembangunan dan sekaligus sebagai
objek dalam menikmati hasil pembangunan. C. Lingkup dan Batasan penelitian
Penelitian saat ini hanya dibatasi
pada kajian model Penataan bangunan dan
METODOLOGI lingkungan sebagai wujud panduan penataan
A. Metode yang digunakan kawasan, sehingga gambar yang ditampilkan
Metode yang digunakan adalah dapat berupa preseden yang dapat mewakili
metode Kualitatif dengan pendekatan analisis konteks yang di bahas.
Deskriptif kualitatif melalui kajian potensi
dan masalah kawasan. D. Metode Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam
B. Lokasi Penelitian penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.
Kawasan penelitian mencakup 1. Data Primer
lingkungan/ kawasan dengan luas +/- 30 – 60 Proses pengambilan data primer
hektar, yang terletak di Kecamatan Tumpaan. ditempuh melalui : Observasi langsung /
Penentuan batas dan luasan kawasan pengamatan, wawancara kualitatif, pemetaan
studi/Penulisan (deliniasi) berdasarkan satu kawasan dan kuesioner.
atau kombinasi sbb: 2. Data sekunder
a. Administratif, yaitu bagian dari Diperoleh melalui instansi terkait
wilayah desa Tumpaan seperti dari Bappeda Kota Amurang, BPS
b. Kawasan yang memiliki sifat Amurang dan Kantor Kecamatan Tumpaan.
campuran, bahwa kawasan
studi/Penulisan memiliki campuran E. Cara Pengambilan Sampel
fungsi antara fungsi hunian, fungsi Penelitian ini di ambil sampel dengan
usaha, fungsi sosial budaya dan/ atau cara purposive sampling. Mewakili unsur –
keagamaan serta kawasan sentra niaga unsur dengan kategori :
(central business district) 1. Unsur Masyarakat
c. Jenis kawasan, adalah kawasan Unsur masyarakat ini terdiri atas :
pesisir terbangun yang memerlukan a. Masyarakat yang tinggal dan
penataan berdomisili di ring dalam lokasi
penelitian.
b. Masyarakat yang tinggal dan
berdomisili di ring luar lokasi
penelitian.
2. Unsur Legislatif Kota Amurang.
3. Unsur Eksekutif / pemerintah Kota
Amurang. Diwakili Dinas Bappeda ,
Dinas pekerjaan umum, Pemerintah
Kelurahan, Pemerintah Kecamatan
yang mewakili unsur Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan.
4. Unsur Organisasi kemasyarakatan dan
pengusaha. Terdiri atas Pengusaha
Konsultan ataupun Kontraktor.

F. Aspek Penelitian
Aspek – aspek yang diteliti :
1. Struktur Peruntukan Lahan
2. Intensitas Pemanfaatan Lahan
3. Tata Bangunan
4. Sistem Sirkulasi dan jalur
penghubung
5. Sistem Ruang terbuka dan Tata
Hijau
6. Tata Kualitas Lingkungan
7. Sistem Prasarana dan Utilitas
Gambar 1. Deliniasi Kawasan Studi Lingkungan
.

110
G. Teknik Analisis Data tudi/Penulisan tergolong aman dari bencana,
Teknik analisis dengan menggunakan berdasarkan data dan fakta ketika melakukan
analisis SWOT : survey dan pengamatan, Kondisi topografi
a. Kekuatan / Potensi ( Strength) yang pada kawasan ini umumnya datar dari bentuk
dimiliki wilayah studi/Penulisan, umum Kota Amurang yang berada diantara
yang selama ini tidak atau belum laut (Teluk Amurang) di sebelah Utara dan
diolah secara maksimal, atau pun areal perbukitan di sebelah Selatan, dan tidak
terabaikan keberadaannya. berada pada daerah yang rawan gempa.
b. Kelemahan / Permasalahan
(Weakness) internal yang selama ini 4. Data Fisik Bangunan
dihadapi dalam kawasan Tinjauan fisik bangunan adalah
studi/Penulisan. dengan penekanan pada tinjauan fungsi-
c. Prospek / Kesempatan fungsi bangunan yang ada pada kawasan
(Oppurtanity) pengembangan yang studi serta tinjauan pada tipe dan kondisi
lebih luas ( pada skala perkotaan – bangunan. Jumlah dan kuantitas pada
pedesaan / regional pada masa yang kawasan di atas di dapat lewat identifikasi
akan datang. secara umum di kawasan studi/Penulisan.
d. Kendala / Hambatan ( Threat ) yang Pada kawasan ini, sarana yang paling
dihadapi wilayah studi/Penulisan, dominan adalah sarana permukiman dengan
terutama yang berasal dari faktor ditunjang oleh beberapa Fasilitas sosial
eksternal. lainnya.
Tinjauan tipe dan kondisi bangunan
Bagian – bagian yang dianalisis adalah dengan penekanan pada kriteria-
ialah yang termasuk dalam komponen kriteria kondisi bangunan itu sendiri dan
perancangan kawasan, sebagaimana elemen- elemen lain yang menyertainya
penjelasan diatas akan menggunakan teknik seperti halaman, drainase/ saluran rumah
analisis SWOT, yang penyajiannya dalam tangga, hubungan saluran rumah tangga
bentuk grafis berupa : peta kawasan dengan riol kota, luas lahan yang terbangun
studi/Penulisan, foto – foto, citra udara, serta garis sempadan bangunan secara rinci
SWOT kawasan secara deskriptif kualitatif. adalah sebagai berikut :
- Tipe bangunan/ fisik konstruksi,
HASIL DAN PEMBAHASAN - Bahan atap bangunan,
A. Identifikasi Karakteristik - Keadaan halaman,
kawasan - Jumlah lantai bangunan,
1. Kondisi Tata Guna Lahan - Tipologi arsitektur bangunan,
Berdasarkan arahan penggunaan - Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
lahan Kota Tumpaan, maka dilokasi - Garis Sempadan Bangunan (GSB)
studi/Penulisan diarahkan untuk Jasa - Drainase limbah rumah tangga,
Perdagangan, Terminal dikarenakan di - Hubungan dengan riol kota.
wilayah ini merupakan kawasan yang tingkat
kepadatan penduduk tinggi serta tingkat
kepadatan bangunan yang ada cukup padat,
aktivitas perdagangan belum tertata dengan
maksimal. Kawasan Ini merupakan kawasan
yang perlu penanganan /pengendalian serius
dalam menormalkan kondisi saat ini.
2. Kondisi Bentang Alam Kawasan
Lokasi studi/Penulisan memiliki
bentang alam yang secara administrasi
merupakan daerah pantai juga terdapat dua
muara sungai. Disamping itu lokasi
studi/Penulisan juga memiliki ikatan fisik
alam dengan pegunungan sebagai latar
belakang view dan pandangan kearah selatan
kawasan.
3. Kerawanan Kawasan Terhadap
Bencana Alam
Menyangkut masalah kerawanan Gambar 2. Kondisi Bangunan dan lingkungan
terhadap Tsunami, maka lokasi

111
Tabel 1. Kualitas Bangunan lokasi penelitian 5. Rencana pelebaran jalan trans dengan
Kualitas Bangunan Rumah median menjadi 20 m (dua jalur)
No Desa / Kelurahan
Permanen Semi Permanen
Tidak 6. Pembangunan jembatan baru yang
Permanen
(1) (2) (3) (4) (5)
menghubungkan Tumpaan dan Matani
1 Tumpaan 150 105 150 7. Pembangunan land mark pesisir
2 Tumpaan Satu 102 147 224
3 Matani 44 57 135
8. Pembangunan pusat perbelanjaan
4 Popontolen 95 115 171 modern
5 Lelema 16 100 300
6 Tangkuney 17 56 240
9. Rencana PROKASIH (Program
7 Munte 52 84 159 Kali/saluran bersih)
8 Tumpaan Baru 127 121 151
9 Tumpaan Dua 326 50 93
10 Matani Satu 125 185 199 Untuk lebih jelasnya menyangkut isu
Jumlah 1 054 1020 1 822 mikro lokasi Penulisan dapat di lihat pada
gambar berikut ini :

5. Kepadatan Bangunan
Kepadatan bangunan pada kawasan
studi/Penulisan ini sangat padat, terlihat jelas
pada pintu masuk Kota Tumpaan dan
pertokoan juga kompleks pasar yang berada
di Pusat Kota. Berkisar pada 300 jiwa per ha.
Akan tetapi hal ini disebabkan karena belum
adanya penataan serta panduan dalam
pembangunan kawasan.

Gambar 3. Kepadatan bangunan view dari


udara

6. Isu Kawasan secara Mikro Lokasi


Studi/Penulisan
Gambar 4. Isu Strategis kawasan
1. Rencana Jaringan jalan baru di pesisir
Tumpaan (boulevard).
2. Relokasi pasar Tumpaan ke desa
Tumpaan 1
3. Rencana Penataan perempatan
tumpaan sebagai simpul/akses ke
Tomohon dan Minahasa dan akses
tembus ke boulevard.
4. Rencana Penataan daerah rawa sebagai
area kuliner dan terminal taxi gelap
sekaligus juga taxi air menuju ke Pulau
Bunaken

112
B. Analisis Kawasan

Gambar 5. Analisis Struktur Peruntukan Lahan Gambar 7. Analisis Struktur Peruntukan Lahan mikro
makro

Gambar 6. Analisis Struktur Peruntukan Lahan Gambar 8. Analisis tata Bangunan


makro

113
Gambar 9. Analisis Sistem Sirkulasi dan Gambar 11. Analisis tata Kualitas Lingkungan
jalur penghubung

Gambar 10. Analisis Sistem Ruang Terbuka Gambar 12. Analisis Sistem prasarana dan
dan tata hijau utilitas lingkungan

114
C. Skenario dan Strategi penataan - Mengolah desain perempatan dengan
kawasan patra yang menggunakan bahan paving
stone
4. Penataan daerah rawa sebagai area
1. Skenario dan Strategi Menghidupkan kuliner dan terminal taxi gelap
Kawasan sekaligus juga taxi air ke pulau bunaken
Konsep untuk menata bangunan di - Menimbun daerah yang masih
kawasan studi/Penulisan memiliki dasar tergenangi air
analisis data dengan informasi tambahan dari - Mengatur pola jaringan drainase
tinjauan kebijakan pembangunan kota kawasan sekitar (saluran air dan got)
Amurang yang tertuang dalam pustaka agar jangan diarahkan ke daerah ini
Rencana-rencana Tata Ruang Wilayah, - Membuka akses dari jalan boulevard
Rencana Kerja Pemerintah Kota Amurang agar dapat tercipta link dengan jalan
sebelumnya. Telah dipahami beberapa trans sulawesi
kebijakan pembangunan yang akan
- Menata dan mengembangkan open
dilaksanakann namun diharapkan pada
space RTH pada area kuliner dan
pemaparan konsep untuk kawasan ini, tidak
terminal taxy gelap yang
terjadi tumpang tindih kepentingan akibat
berkarakter kuat, hijau dan menjadi
penerapan kebijakan-kebijakan tersebut.
identitas pusat kegiatan sosial
Konteks ini dibagi menjadi menjadi konsep
kemasyarakatan.
menata bangunan dan konsep menata
5. Pelebaran jalan trans dengan median
lingkungan yang kemudian keduanya
menjadi 20 m (dua jalur)
terintegratif, menjadi kesatuan yang saling
mendukung. - Memperlebar jembatan
Strategi merupakan cara untuk - Pengaturan daerah sempadan jalan 20
mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk meter dari as jalan
mencapainya ditetapkan 9 (sembilan) butir - Penertiban bangunan yang melanggar
tujuan studi/Penulisan : aturan sempadan jalan
1. Mewujudkan Jaringan jalan baru di - Pembangunan jalan dengan pedestrian
pesisir Tumpaan (boulevard). dan saluran air.
- Pembebasan lahan kawasan pesisir - Menata pedesterian (trotoar) jalan
Tumpaan yang terkena rencana utama dengan elemen penunjangnya
jaringan jalan seperti lampu jalan, tempat sampah,
- Penataan kawasan pesisir dengan pot bunga dan signase kawasan,
konsep water front city (pemberlakuan sebagai desain prototype kawasan
aturan bangunan pesisir menghadap ke sejenis.
pantai) 6. Pembangunan Land Mark pesisir
- Membangun tanggul pengaman - Membuka akses tembus ke boulevard
sepanjang pesisir pantai sekaligus - Pengalokasian daerah sebagai land
dengan pedestrian untuk pejalan kaki. mark pesisir
- Penataan slum pemukiman kumuh - Pembebasan lahan dan desain land
pesisir mark pesisir Mengolah Landmark
2. Relokasi pasar Tumpaan ke desa kawasan dengan desain yang
Tumpaan 1 menarik dan estetis yang sesuai
- Melarang aktifitas pasar terjadi lagi di dengan citra kota peisisir
kawasan tersebut 7. Pembangunan jembatan baru
- Mempersiapkan lokasi pasar yang baru - Membuka akses jaringan jalan
termasuk terminal kendaraan bus dari boulevard dari Tumpaan tembus ke
dan ke luar kota Matani
- Menutup pasar 8. Pembangunan pusat perbelanjaan
3. Penataan perempatan tumpaan sebagai modern
simpul/akses ke Tomohon dan - Relokasi pasar
Minahasa dan akses ke boulevard - Pembebasan lahan
- Memperlebar jalan - Desain pusat perbelanjaan yang lebih
- Membuka akses baru tembus ke modern dan baik untuk mendukung
boulevard perekonomian kawasan
- Menata area perdagangan dan
hunian dengan bangunan modern

115
namun ramah lingkungan, dengan D. Rencana dan panduan penataan
melakukan pengembangan area kawasan
dengan desain yang fungsional dan
menarik.
9. Program Kali dan saluran bersih
- Pembersihan saluran dan kali dengan
pola jumat pagi bersih lingkungan
- Pemasangan tanggul pengaman sungai
- Desain dan renovasi saluran yang rusak
- Penataan pedestrian diatas saluran dan
tepi sungai sebagai akses pejalan kaki
dan jalur inspeksi.

Elemen - elemen menjadi kuat jika


diperhatikan interaksi dari semuanya. Elemen
untuk memperkuat citra kota telah dimiliki
oleh Kota Tumpaan, sehingga konsep
studi/Penulisan diarahkan pada penguatan
elemen - elemen ini, diantaranya :
- Trotoar dan Pedestrian Jalan
- Jembatan sebagai gerbang masuk
kawasan
- Landmark kawasan pesisir

2. Strategi Percepatan Perwujudan Tata


Bangunan yang Terarah
- Memaksimalkan lahan pesisir
sebagai bagian waterfront city
dengan penataan slum pemukiman
Gambar 13. Rencana penataan melalui
pesisir.
pembagian Blok
- Mengembangkan penggunaan
lahan untuk fungsi kegiatan
perdagangan dan permukiman
1. Rencana Penataan dan panduan Blok 1
- Memberikan insentif dan
kemudahan bagi para investor
Prinsip umum :
yang berniat untuk berinvestasi di Sebagai Gerbang masuk kota
kawasan ini. Tumpaan, Blok ini merupakan elemen
- Memberikan ketegasan sanksi atas penting dalam penciptaan image kawasan
pelanggaran peraturan daerah yang kota, sehingga peruntukan utama lahannya
mengatur tentang bangunan dan selain sebagai gerbang masuk kawasan, Blok
lingkungannya. ini diperuntukan juga sebagai daerah wisata
- Memberi kemudahan dan arahan kuliner dan dermaga wisata.
bagi pemilik bangunan perkotaan Prinsip penataan ini dilakukan dengan
yang hendak membangun atau maksud :
merenovasi bangunannya. • Sebagai elemen “WELCOME” terhadap
setiap orang yang akan/telah berada di
3. Strategi Pengelolan Lingkungan kawasan kota.
Pengembangan Kawasan • Sebagai pembentuk/penciptaan image
Studi/Penulisan dapat dilaksanakan dalam kawasan
beberapa cara antara lain pengembangan • Elemen penunjang lainnya ialah : Tugu
secara menyeluruh oleh suatu badan tertentu Cakalang, Jembatan baru boulevard dan
baik pemerintah, swasta ataupun parsial. jembatan sekaligus gerbang masuk
Untuk itu perlu dipertimbangkan kendala dan kawasan.
peluang yang ada baik dari segi teknis
maupun non teknis.

116
Aturan Wajib : Setiap bangunan mempertimbangkan
Peruntukan Lahan : segi-segi pengembangan konsepsi arsitektur
Gerbang Masuk Kawasan, tugu benteng, sehingga secara estetika dapat
cakalang, area wisata kuliner, dermaga mencerminkan perwujudan corak budaya
wisata, dan jembatan baru boulevard. setempat.

KDB : 60 & 80%


KLB : 1,2 dan 3,2 2. Penataan Blok 2
Tinggi Bangunan : 1 – 2 Lantai Prinsip umum :
(wisata kuliner) dan 2 – 4 lantai (di jalan Sebagai blok pusat perekonomian
utama) kota Tumpaan Peruntukan lahan blok ini
dikhususkan untuk Jasa dan perdagangan.
Aturan Anjuran : Prinsip penataan ini dilakukan dengan
Lebar jalan : maksud :
5 – 7 m (jalan Lingkungan) dan 20 m • Merelokasi pasar ke daerah yang
(jalan Utama) telah direkomendasikan oleh
Lebar trotoar : pemerintah Kabupaten, dan
1 - 1.5 m (menyesuaikan dengan lebar mengganti pasar dengan
kiri kanan jalan lingkungan) bangunan perbelanjaan modern
2m (kiri kanan jalan utama) seperti mall / supermarket.
Jenis Parkir : • Membuka jalur akses menuju ke
( Yes ) Off Road (diwajibkan) 45 0 & pesisir pantai (jalan boulevard)
900
( No ) On Road (dilarang) Aturan Wajib :
( Yes ) Parkir kawasan (dianjurkan) Peruntukan Lahan :
450 & 900 Bangunan Jasa dan Perdagangan,
Mall / supermarket.
Kapasitas Parkir : KDB : 80%
1 : 5 (1 Parkir untuk 5 Unit Hunian) KLB : 3,2
Penataan Blok Massa Bangunan : Tinggi Bangunan : 2 – 4 lantai
Penataan Blok masa bangunan di
wisata kuliner harus memiliki koherensi Aturan Anjuran :
bangunan satu dengan yang lain, melalui Lebar jalan :
penataan yang horizontal. Untuk bangunan 8 – 10 m (jalan Lingkungan) dan 20
didepan jalan utama harus mengacu pada m (jalan Utama)
rencana intensitas pemnafaatan lahan yang Lebar trotoar :
telah direncanakan. 1 - 1.5 m (menyesuaikan dengan lebar
kiri kanan jalan lingkungan)
Vegetasi : 2m (kiri kanan jalan utama)
Pohon Peneduh didaerah parkir Jenis Parkir :
kuliner dan pengarah (palem), dijalan utama ( Yes ) Off Road (diwajibkan) 45 0 &
0
selang seling. Akarnya tidak merusak 90
trotoar dalam bentuk Tanaman hias (pot). ( No ) On Road (dilarang)
( Yes ) Parkir Basement / depan
Street Furniture : RUKO 900
Lampu Jalan, tempat sampah dan
telepon umum Kapasitas Parkir :
Tiap 60 m2 bangunan memiliki parkir
Signase : 1 Mobil (minimal).
Pada median jalur jalan utama
ditempatkan lampu jalan + signase. Pada Penataan Blok Massa Bangunan :
bangunan jasa dan perdagangan, sesuai Blok masa bangunan tetap
arahan yang disarankan. memperhatikan fungsi sebagai pusat
jasa dan perdagangan, strategi yang
Orientasi Bangunan : terbaik adalah dengan merelokasi pasar dan
Menghadap ke jalan utama, jalan digantikan perannya oleh bangunan
lingkungan, sungai dan pesisir pantai. perdagangan modern seperti mall /
Arahan : supermarket.

117
Vegetasi : KLB : 1,2 - 3,2
Pohon Peneduh didaerah parkir
kuliner dan pengarah (palem), dijalan utama Tinggi Bangunan : 1 – 2 Lantai
selang seling. Akarnya tidak merusak (wisata kuliner) dan 2 – 3 lantai (di
trotoar dalam bentuk Tanaman hias (pot). boulevard)
Street Furniture :
Lampu Jalan, tempat sampah dan Aturan Anjuran :
telepon umum Lebar jalan :
5 – 7 m (jalan Lingkungan), 7 – 8 m
Signase : (jalan Kolektor) dan 8 - 10 m (jalan
Pada median jalur jalan utama Boulevard)
ditempatkan bersama lampu jalan, dan pada
bangunan jasa dan pedagangan signasenya Lebar trotoar :
sesuai arahan yang dikonsepkan. 1 - 1.5 m (menyesuaikan dengan lebar
kiri kanan jalan lingkungan dan Kolektor)
Orientasi Bangunan : 2m (kiri kanan jalan Boulevard)
Menghadap ke jalan utama
Jenis Parkir :
Arahan : ( Yes ) Off Road (diwajibkan bagi
Blok ini diarahkan sebagai area jasa kendaraan pribadi) 450 & 900
dan perdagangan yang dapat ( Yes ) On Road - 900
menghidupkan kawasan kota ( Yes ) Parkir Kendaraan besar - 900
Tumpaan dengan menempatkan
bangunan perdagangan modern (mall / Kapasitas Parkir :
supermarket). 1 : 5 (1 Parkir untuk 5 Unit Hunian)

3. Penataan Blok 3 Penataan Blok Massa Bangunan :


Prinsip umum : Blok masa bangunan di pesisir pantai
Blok ini merupakan daerah pesisir khususnya di depan jalan boulevard
pantai Tumpaan yang memilki potensi pantai harus menghadap kepantai dengan
yang potensial.baik dari segi kekayaan konsep waterfront city.
alamnya, letak geografisnya bahkan dari
sudut pandang estetika alamnya. Sehingga Vegetasi :
peruntukan lahannya selain untuk Pohon Peneduh dan pengarah, dijalan
pemanfaatan jalur jalan Boulevrad, juga boulevard selang seling. Akarnya tidak
ditempatkan tugu teripang., dermaga , jalan merusak trotoar berupa tanaman hias (pot)
boulevart, penataan gank air
Prinsip penataan ini dilakukan dengan Street Furniture :
maksud : Lampu Jalan dan tempat sampah
• Penataan perumahan terencana
dengan konsep waterfront city. Signase :
• Pemanfaatan dan peningkatan Ditempatkan pada sepanjang jalan
bangunan pengasapan (produksi boulevard, untuk area iklan dan
cakalng fufu), sebagai sumber reklame yang disewakan ke pihak swasta.
pendapatan masyarakat.
• Membuka jalur jalan boulevard Orientasi Bangunan :
sebagai akses baru mengurangi Menghadap ke jalan Boulevard, jalan
kemacetan lingkungan dan jalan kolektor.
• Blok ini akan dimaksimalkan Arahan :
dengan penataan gang yang Pemanfaatan blok ini sebagai
memiliki saluran air, agar lebih kawasan hunian terencana waterfront city,
ramah lingkungan. yang berfungsi juga sebagai jalur alternatif
kemacetan jalur utama. Disamping itu
Aturan Wajib : dengan memanfaatkan potensi pantai sebagai
Peruntukan Lahan : area ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan
Penataan pemukiman terencana sebagai ruang public melalui penempatan
konsep waterfront city, penempatan tugu teripang dengan dermaga bagi
tugu teripang, dermaga dan jalan boulevard. masyarakat yang berprofesi nelayan.
KDB : 60 - 80%

118
B. Saran
Saran yang bersifat rekomendasi
dalam penataan bangunan dan lingkungan di
antaranya:
1. Penataan kawasan harus didukung
harus didukung dengan action plan
pembangunan kawasan
2. Perlu melibatkan
masyarakat pembangunan ke
kawasan.
3. Pengembangan
infrastruktur harus ada
keserasian penanganan secara
spasial, sektoral, dan antar
pemangku kepentingan
(publik, swasta, dan
masyarakat).

Daftar Pustaka

……………., 2007. Undang –


undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang.

……………., 2002. UU No.


28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.

Budihardjo, E. 1997. Pendekatan Sistem


dalam Tata Ruang dan
Pembangunan Daerah untuk
Gambar 14. Preseden penataan kawasan meningkatkan Ketahanan Nasional.
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

KESIMPULAN DAN SARAN Ichsan. 1993. Pembangunan Kawasan


Perairan Pantai Berwawasan
A. Kesi mpulan Lingkungan. Majalah Imarta Sketsa,
Jakarta, volume 1, halaman 24.
Model yang dapat dikembangkan
dalam penataan kawasan pusat kota
Tumpaan mencakup elemen – elemen Salfira, A. 1995. Feel Of the Land Part Two
kota seperti : Struktur Peruntukan Lahan, Urban Design Elements, A
Intensitas Pemanfaatan Lahan, Tata point of view.
Bangunan, Sistem Sirkulasi dan jalur
penghubung, Sistem Ruang terbuka dan Shirvani, H, 1985. Urban Design Process.
Tata Hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Penerbit Vannostrand Reinhold
Sistem Prasarana dan Utilitas Company, New York.
Lingkungan, dapat dikembangkan
sebagaimana arahan panduan (urban Torre, H. 1989. Waterfront Development.
guideline) sebagaimana di arahkan dalam Van Nostrand Reinhold,
panduan dan penataan blok 1 – blok 3. New York.
.

119

Anda mungkin juga menyukai