Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN FIELDTRIP BEKAM

BLOK 22
KEPERAWATAN HOLISTIK

DISUSUN OLEH
INGGRID TANUNG WULANDARI
20140320031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017/2018
Fieldtrip Bekam

Pada tanggal 31 Januari 2017 pukul 10.00 kami, PSIK UMY 2014
melaksanakan fieldtrip bekam. Fieldtrip bekam ini bertepatan dengan baksos yang
diadakan oleh sebuah komunitas yang di dalamnya ada beberapa dosen kami.
Kegiatan fieldtrip kami mulai dengan kumpul bersama di kampus UMY untuk
berangkat bersama. Kemudian pukul 09.15 pagi kami berangkat bersama
menggunakan sepeda motor. Perjalanan yang kami tempuh menurut saya cukup dekat
mengingat luasnya kota Yogyakarta. Hanya sedikit kemacetan saat melewati depan
Hotel Cavinton di daerah Ngabean.

Sampailah kami di Masjid Al Ishlah daerah Ngampilan. Kami


memarkirkan kendaraan kami di lapangan voli yang sedang digunakan untuk acara
anak KKN dari UAD. Setelah memakirkan kendaraan, kami bergegas mengenakan
jas almamater merah kami. Berjalan rapi melewati beberapa rumah warga menuju
masjid, tempat lokasi kami. Di dalam masjid sudah banyak terdapat beberapa bapak-
bapak dan ibu-ibu yang mengantri. Di dalam masjid merupakan tempat pendaftaran
masyarakat yang ingin melakukan bekam. Setelah melihat sebentar, rombongan I dan
rombongan II fieldtrip diminta untuk berkumpul di lapangan untuk melihat proses
pengolahan limbah. Proses pengolahan limbah bekam dilakukan dengan pemisahan
barang-barang dan pembakaran. Pemisahan barang-barang terdiri dari jarum yang
digunakan untuk menusuk kulit saat akan melakukan bekam basah. Kemudian
pengumpulan sampah menggunakan plastik pada masing-masing terapis. Plastic-
plastik yang terdapat limbah tisu-tisu bercampur darah dari masyarakat di masukkan
ke dalam tong dan kemudian dibakar. Pembakaran yang ada di lapangan sendiri
sebenarnya tidak sesuai dengan prosedur karena keterbatasan tempat dan keterbatasan
barang. Pengolahan limbah seharusnya menggunakan tong yang tinggi dan terdapat
tutup sehingga asapnya tidak menyebar bebas ke udara.
Setelah proses pengolahan limbah gelombang I bersiap-siap untuk
kembali pulang dan gelombang II melanjutkan rangkaian acara. Kami menempatkan
posisi masing-masing yang telah dibagikan. Ada yang di tempat pendaftaran, ada
yang di tempatkan bersama terapis, ada yang bagian mencuci dan sterilisasi, ada pula
yang ditempakan di pengolahan limbah, saya sendiri di tempatkan sebagai asisten
terapis. Saya dapat melihat langsung proses pembekaman. Saya mendampingi Ibu
Caca yang merupakan dosen di prodi PSIK. Peserta di bedakan ruangannya antara
laki-laki dan perempuan. Terapisnya pun juga dibedakan anatara laki-laki dan
perempuan. Jujur menurut saya itu sangat bagus karena proses membekam sendiri
akan membuka baju dari pasien. Pengalaman saya saat mengikuti program exchange
di NCKU Taiwan, praktek membekam yang dilakukan oleh mahasiswa kepada
temannya tidak memakai ruangan tertutup atau pun di pisahkan. Pada saat visit klinik
terapisnya juga laki-laki padahal pasiennya perempuan walau pun dilakukannya
seperti masuk di sebuah bilik. Saat fieldtrip ini pasien yang masuk ruangan tertutup
dapat membuka bajunya kemudian duduk di kursi. Ruangan yang dipergunakan saya
rasa adalah sebuah kelas. Sehingga dilengkapi banyak kursi, meja, serta terdapat
kipas angin. Proses pembekaman di awali dengan Bu Caca membaca form yang
dibawa oleh pasien dari tempat pendaftaran. Setelah itu Bu Caca memberikan pijat
lembut di area bahu serta punggung dari pasien. Bu Caca menyemprotkan alkohol
dikassa kemudian diusapkan ke titik titik yang akan di bekam. Kemudian
menempatkan tabung tabung bekam. Setelah beberapa saat tabung-tabung tersebut
dilepas dan Bu Caca menusukan jarum beberapa titik di tempat yang tadi di bekam.
Kemudian tabung-tabung tersebut di pasang lagi dan keluar darah karena bekam yang
dilakukan adalah bekam basah. Setelah menunggu beberapa saat kemudian tabung-
tabung tersebut di lepas lagi dan darah yang ada di lap menggunkan tisu. Setelah
sekiranya darah tidak keluar lagi, kemudian dioleskan minyak zaitun pada titik titik
yang tadi dibekam. Sebelum pasien kembali Bu Caca menerangkan panduan yang
harus dilakukan pasien setelah melakukan bekam ini.
Setelah mendampingi terapis saya juga ikut melihat proses amnamesis
serta proses sterilisasi. Perasaan saya saat melihat rangkaian acara tersebut adalah
lega karena semua pertanyaan yang ada dipikiran saya saat menerima materi bekam
terjawabkan. Saya dapat melihat langsung semua proses di pembekaman. Hal positif
yang saya dapat di kegiatan fieldtrip kali adalah prodi keperawatan tidak selalu harus
visit ke rumah sakit, ternyata kemasyarakat tanpa menggunakan obat-obatan pun
dapat dilakukan olek prodi keperawatan. Hal negatif dari fieldtrip ini saya rasa, saya
tidak menemukannya karena saya memandang semua rangkaiannya menjadi sebuah
pelajaran dan pengalaman baru untuk saya.

Kesimpulan dari fieldtrip saya kali ini adalah bekam merupakan salah
satu contoh tindakan keperawatan holistik yang dapat kita lakukan dengan aman jika
kita mengetahui prosedur-prosedurnya bahkan sampai pengolahan limbahanya sekali
pun.

Anda mungkin juga menyukai