Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polivinil alkohol memiliki banyak kegunaan satunya pada industri kertas. Tidak

adanya produsen polivinil alkohol dalam negeri mengakibatkan ketergantungan

impor dari luar negeri. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1. Data Kebutuhan Polivinil Alkohol di Indonesia

Tahun Produksi (ton) Ekspor (ton) Konsumsi (ton) Impor (ton)

2017 0 (1) 48,576 (2) 340.000 (3) 507,824 (4)

Sumber : (1) kemenprin,2018


(2) dan (4)BPS, 2018
(3) Diolah dari us patent, 1969 dan kemnprin, 2018

Data konsumsi diolah dari kemeprin tahun 2017 dan Us Patent tahun 1969.

Berdasarkan data produksi industri yang menggunakan polivinil alkohol, dan

komposisi polivinil alkohol pada produk-produk tersebut. Berdasarkan tabel 1.1 dapat

dihitung peluang pasar pada tahun 2017 sebagai berikut:


Peluang Pasar = [(ekspor + konsumsi) - (impor + produksi)] Ton/Tahun

= [(48,576 + 340.000) - (507,824 + 0)] Ton/Tahun

= 339.540,752 Ton/Tahun

Kegunaan polivini alkohol adalah pada industri tekstil. Digunakan sebagai bahan

penguat benang pada proses pemintalan. Dalam industri kertas , polivinil alkohol

digunakan sebagai bahan perekat pulp, dan pulp sendiri digunakan sebagai bahan

baku. Dalam industri bahan bangunan digunakan sebgai bahan pembantu agar bahan

bangunan tahan terhadap air, (Kirk and Othmer, 2006) .

1.2 Kapasitas Produksi

Berdasarkan hasil perhitungan peluang pasar polivinil alkohol mencapai

339.540,752 ton/tahun serta mengacu kepada kapasitas pabrik serupa terendah yaitu

sebesar 99.500 ton/tahun yang dihasilkan oleh Chang Chun Group Co. (CCP) sebagai

perkiraan break event point, maka kapasitas produksi pabrik polivinil alkohol yang

akan didirikan yaitu sebesar 120.000 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dalma

negeri.

1.3 Pemilihan Lokasi

Untuk membuat pabrik butil asetat dengan bahan baku butanol dan asam asetat,

dipilih 3 (tiga) lokasi yaitu, Bontang (Kalimantan Timur), Balikpapan (Kalimantan

Timur), Berau (Kalimantan Timur). Ketiga lokasi tersebut dilihat dari ketersediaan
bahan baku sangat penting dengan 40, tenaga kerja 30, transportasi 20, dan utilitas 10

dengan rincingan pada tabel 1.2:

Tabel 1.2. Pemilihan Lokasi Pembuatan Pabrik Butil Asetat

Faktor-Faktor Yang Diperhatikan


Alternatif
Jumlah
Lokasi (1) (2) (3) (4)

Bontang 5x40 =200 3x30=90 4x20=80 5x10=50 420

Balikpapan 3x40=120 5x30=150 5x20=100 4x10=40 410

Berau 2x40=80 4x30=120 3x20=60 3x10=30 290

Catatan: (1) Potensi Bahan Baku (2) Tenaga Kerja


(3) Transportasi (4) Utilitas

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa alternatif lokasi yang dipilih adalah Kota

Bontang, Kalimantan Timur. Alasan yang mendasari pemilihan kota tersebut adalah

bahan baku berupa metanol yang diperoleh dari PT. Kaltim Metanol Industri yang

berada di Kaltim industrial estate (Bontang Kalimantan Timur), tenaga kerja yang

dihasilkan dengan presentase lulusan SMA keatas sebesar 38,16% dan persentase

angkatan kerja sebesar 83,45%, sarana transportasi cukup memadai karena akses jalan

dan pelabuhan yang bagus sehingga distribusi bahan baku dan pemasaran dapat

berlangsung mudah, dan tersedianya sumber air untuk proses utilitas karena dekat

dengan laut.
1.4 Informasi Umum Proses

Dalam pembuatan polivinil alokohol secara komersial terdapat beberapa proses,

diantaranya proses alkoholis/transesterifikasi berbahan baku polivinil asetat dan

methanol dengan konversi 90% - 99%, dan proses hidrolisis berbahan baku vinil asetat

monomer dan air dengan konversi 87% - 89% . Proses yang dipilih adalah

alkoholis/transesterifikasi karena konversinya lebih tinggi dari proses hidrolisis.

Proses alkoholis/transesterifikasi menggunakan bahan baku polivinil asetat 40 %

dan dan methanol dengan kemurnian 99,85 % di dalam reator dengan reaksi

eksotermis pada suhu 55-85OC dengan konversi yang dihasilkan 90% - 99% (US

Patent, 1955). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Proses yang digunakan adalah proses kontinyu, dimana bahan baku polivinil

asetat dengan methanol diumpankan bersama dengan katalis asam sulfat menuju

reaktor. Reaktor dioperasikan pada suhu 70OC pada tekanan atmosferis. Produk

keluaran reaktor dilakukan proses pemisahan sisa reaksi methanol dan produk samping

metal asetat. Dimana produk polivinil alkohol diumpankan ke dryer untuk proses
pengeringan. Dan produk samping metal asetat dipisahkan melalui menara destilasi.

Secara garis besar proses pembuatan polivinil alkohol dari polivinil

asetat dan metanol dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Tahap persiapan bahan baku

2. Tahap reaksi di dalam reaktor

3. Tahap pemurnian produk

Anda mungkin juga menyukai