Anda di halaman 1dari 4

Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih. Setiap kalimat
selalu memiliki klausa yang merupakan paduan antara satu subjek dan predikat, serta bisa ditambahi
objek, pelengkap, maupun keterangan. Jadi, kalimat ini merupakan sebuah kalimat yang memiliki
lebih dari satu subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Teman-teman bisa menemukan adanya
penggabungan ataupun perluasan di salah satu bagian kalimat tersebut.

Untuk menandai antarklausa, biasanya yang bersifat penggabungan akan ditemukan keberadaan kata
hubung (konjungsi). Namun, teman-teman mungkin juga tidak menemukan keberadaan kongjungsi di
sebuah kalimat majemuk yang sifatnya perluasan.

Jenis-jenisnya di bahasa Indonesia pun tidak terbatas pada sifatnya yang menggabungkan atau
memperluas. Dilihat berdasarkan hubungan antarklausa, berikut ini lima pengklasifikasiannya yang ada di
pelajaran Bahasa Indonesia.

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat ini memiliki dua klausa yang sifatnya sederajat yang digabungkan melalui konjungsi.
Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif sehingga masing-masing dapat berdiri menjadi kalimat
sendiri apabila konjungsinya dilepaskan. Konjungsi yang biasa menggabungkan dua atau lebih
klausa pada kalimat ini di antaranya dan, sementara, dan lalu.

Contoh Kalimat Majemuk Setara:

Klausa 1 : kakak bertanding sepak bola


Klausa 2 : adik menonton di pinggir lapangan
Gabungan : Kakak bertanding sepak bola, sementara adik menonton di pinggir lapangan.

Baik Klausa 1 maupun Klausa 2 merupakan bentuk klausa utuh yang setidaknya memiliki subjek
dan predikatnya masing-masing. Karena itu, kalaupun tidak dihubungkan dengan konjungsi
sementara, keduanya masih dapat berdiri menjadi kalimat yang sempurna.

Kalimat Majemuk Rapatan

Hampir sama seperti bentuk sebelumnya, klausa-klausanya sebenarnya dapat berdiri sendiri-sendiri.
Hanya saja, pada jenis ini, akan ditemukan unsur klausa yang berulang. Perulangan unsur tersebut
biasa dipisahkan dengan konjungsi dan, serta, atau juga; ataupun tanda koma (,).

Contoh:

Klausa 1 : Indra menghadiri konferensi ilmiah tersebut


Klausa 2 : Ratih menghadiri konferensi ilmiah tersebut
Gabungan : Indra dan Ratih menghadiri konferensi ilmiah tersebut.

Klausa 1 dan Klausa 2 sebenarnya memiliki predikat dan objek yang sama, namun subjeknya (
Indra, Ratih) berbeda. Karena itulah, dalam penggabungannnya, hanya subjeknya yang dirapatkan
dengan konjungsi dan.

Kalimat Majemuk Bertingkat

Pernah mendengar ada induk kalimat dan anak kalimat? Di jenis kalimat majemuk bertingkat,
teman-teman akan menemukannya, yaitu kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih yang
hubungannya tidak sejajar. Karena ketidaksejajaran tersebut, salah satu klausa tidak dapat berdiri
sendiri.

Bagian klausa inilah yang akan menjadi anak kalimat dalam kalimat tersebut. Sementara itu, klausa
yang mampu berdiri sendiri kalaupun dipisahkan dari kalimat majemuk tersebut disebut sebagai
induk kalimat. Kedua bagian kalimatnya biasanya dihubungkan dengan konjungsi, seperti ketika,
walaupun, sebab, karena, dan meskipun.

Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat:

Klausa 1 : Lia kerap terlambat datang ke sekolah


Klausa 2 : rumahnya jauh
Gabungan : Lia kerap terlambat datang ke sekolah karena rumahnya jauh.

Klausa 1 merupakan induk kalimat karena memiliki unsur klausa yang lengkap, yakni subjek (Lia)
dan predikat (terlambat). Karena hal tersebut jugalah, Klausa 1 dapat berdiri sendiri menjadi sebuah
kalimat utuh. Sementara itu, Klausa 2 hanya memiliki predikat (rumahnya) sehingga tidak dapat
menjadi kalimat utuh yang membutuhkan subjek.

Kalimat Majemuk Perluasan

Selain bentuk sebelumnya yang salah satu klausanya tidak memiliki unsur yang sempurna, ada juga
kalimat majemuk perluasan yang anak kalimatnya merupakan perluasan dari salah satu bagian
unsur klausa yang ada. Anak kalimat tersebut biasanya dihubungkan dengan konjungsi yang.

Contoh:

Klausa 1 : laptopnya mulai rusak


Klausa 2 : laptopnya dibeli pada lima tahun lalu
Gabungan : Laptopnya yang dibeli pada lima tahun lalu mulai rusak.

Kedua klausa di atas sebenarnya memiliki unsur yang sempurna, minimal subjek dan predikat.
Namun, Klausa 2 dapat dipakai untuk menjelaskan subjek pada Klausa 1. Untuk
menggabungkannya, diberikan konjungsi yang setelah subjek yang serupa dari kedua klausa
tersebut (laptop).

Kalimat Majemuk Campuran

Sesuai dengan namanya, jenis kalimat yang satu ini memiliki penggabungan antara bentuk kalimat
setara ataupun rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Di dalamnya, teman-teman bisa
menemukan dua buah konjungsi atau lebih yang sifatnya menjadi kata hubung koordinatif maupun
bukan. Jumlah klausanya pun lebih dari dua.

Contoh Kalimat Majemuk Campuran:

Klausa 1 : aku bermain basket di lapangan terbuka


Klausa 2 : rayi bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 3 : anto bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 4 : hujan
Gabungan : Aku, rayi, dan anto bermain basket di lapangan terbuka, meskipun hujan.

Klausa 1-3 merupakan induk kalimat yang dapat digabung menjadi kalimat majemuk rapatan sebab
memiliki predikat, objek, dan keterangan yang sama. Sementara itu, hujan yang merupakan klausa
tidak sempurna menjadi anak kalimat.
Contoh ceramah
Salam sejahtera bagi kita semua
Terimakasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan kepada saya untuk berbicara dihadapan
para hadirin sekalian.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan saya memberikan ceramah dengan tema
tentang rusaknya moral remaja masa kini.
Belakangan ini ramai diperbincangkan di televisi, surat kabar, jejaring sosial di internet,
serta berbagai media yang lain mengenai moral remaja masa kini. Ada begitu banyak permasalahan
yang terjadi di duani remaja saat ini. Hal - hal tersebut yang membuat sebagian besar para orang tua
mengelus dada dan tidak habis pikir mengapa terjadi penurunan moral remaja masa kini. Coba kita
lihat kasus-kasus pemakaian narkoba, tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan dilakukan oleh
kaum remaja. Tidak sedikit diantara mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang baik, berasal
dari keluarga yang berkecukupan, bahkan tidak sedikit diantara mereka merupakan publik figur
yang di idolakan oleh banyak remaja lainnya.
Dari banyak kasus yang terjadi, sebagian besar dari pelaku mengaku bahwa mereka
menyesal atas apa yang telah mereka lakukan. Penyebab rusaknya moral remaja saat ini cenderung
disebabkan oleh pembentukan mental serta karakter yang kosong, dimana para remaja tersebut tidak
mempunyai pegangan dalam menjalankan hidup. Tidak adanya landasan agama yang kuat serta
bimbingan dan kasih sayang dari orang tua juga disinyalir sebagai pokok permasalahan ini. Para
orang tua yang sibuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dimana kita juga tahu
bahwa tuntutan kebutuhan sudah sangat tinggi ditambah dengan minimnya pendidikan agama yang
diberikan kepada anak telah menciptakan generasi muda yang rapuh, emosional, dan cenderung
anarkis.
Kondisi seperti ini harus segera diatasi demi kebaikan kita bersama. Karena generasi muda
merupakan tulang punggung bangsa, calon pemimpin dimasa depan, dan para generasi muda lah
yang akan membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Bila generasi muda tidak bisa diharapkan
lagi, bisa dibayangkan akan menjadi apa bangsa dan negara kita tercinta ini.
Peranan orang tua dalam membina, mendidik, serta membentuk karakter para remaja
sangatlah dominan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dan anak. Ini
berarti bahwa orang tua harus bisa memberikan pengertian serta berperan sebagai pengayom anak-
anak mereka sehingga para anak merasa nyaman dan terlindungi. Bila hal ini telah terjadi, anak
tidak akan mencari tempan yang mereka anggap nyaman di luar rumah. Karena bisa jadi tempat
yang mereka anggap nyaman tersebut merupakan pergaulan yang salah sehingga bisa
mempengaruhi karakter dan mental anak di masa yang akan datang. Selain itu, berikanlah
pendidikan agama sedini mungkin sejak masih usia kanak-kanak. Pendidikan agama merupakan
pondasi utama yang bisa dijadikan pegangan dalam melakukan semua hal. Menciptakan rasa takut
kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting karena bila remaja sudah tidak mempunyai rasa
takut kepada Tuhan, apapun yang mereka lakukan sudah pasti akan menyimpang dari norma dan
kaidah yang berlaku di masyarakat.
Kita tidak boleh berhenti untuk tetap berusaha menyelamatkan mental dan moral para
generasi muda kita. Dengan memberikan fondasi agama yang kuat serta memberikan kasih sayang
kepada para generasi muda, bisa dipastikan tidak akan terjadi lagi penurunan moral para remaja
sehingga kita akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik, dapat hidup dengan lebih nyaman,
serta terjaminnya masa depan negara tercinta ini.
Demikian ceramah dari saya, semoga bisa memberikan sedikit pencerahan bagi kita semua.

Terimakasih,

Anda mungkin juga menyukai