Anda di halaman 1dari 7

Batik Riau

Nenek moyang kita telah mewariskan kebudayaan yang begitu luar biasa, salah satunya kain
batik. Dulunya batik hanya dikenakan di lingkungan keraton di daerah Jawa saja. Tapi seiring
berjalannya waktu, batik mulai menyebar ke berbagai daerah di Nusantara. Batik merupakan
teknik pembuatan kain dengan perintang warna yaitu malam/ lilin. Tiap daerah memiliki ciri
khas masing-masing dalam pembuatan batiknya. Begitu pula di daerah Riau juga memiliki
kain batik yang biasa disebut Batik Riau.
Motif Tekat (https://motifbatik.web.id)

Motif Tekat (https://motifbatik.web.id)


Menurut sejarah, Batik Riau sudah ada dari zaman Kerajaan Daek Lingga dan Kerajaan Siak.
Pada saat itu dikenal suatu kerajinan di kalangan bangsawan istana dalam bentuk kerajinan
batik cap. Cap terbuat dari perunggu yang berisi motif-motif khas Riau. Masing-masing cap
memiliki motif yang etnik dan berbeda. Prosesnya juga unik, untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan dari batik cap ini terlebih dahulu bahan cap diremdam atau ditempelkan pada
bahan pewarna. Kemudian dicapkan pada bahan yang telah disediakan, sehingga motif yang
ada pada cap akan pindah pada kainnya. Batik cap ini tidak menggunakan malam sebagai
perintang warnanya, batik ini hanya permainan cap dan warna. Biasanya warna yang
digunakan adalah warna kuning dan perak. Bahan yang digunakan adalah kain sutera atau
bisa pula kain halus lainnya yang biasanya bewarna hitam gelap.

Batik Riau (https://mengenaljenis-jenisbatik.blogspot.com)


Motifnya tidak jauh berbeda dengan kerajinan Tekat (jenis tekstil yang dihasilkan dengan
cara menyulam benang emas ke atas kain dasar jenis baldu). Beberapa waktu kemudian, batik
cap ini berubah menjadi Telepuk. Telepuk dibuat dari bahan kayu lembut yang diukir sesuai
motif. Untuk hal-hal tertentu, bahan cap bisa dibuat dari buah ataupun sayuran yang keras,
misalnya kentang. Bahan cap dari buah ini biasanya hanya untuk sekali pakai saja atau tidak
permanen sifatnya, motifnya sebatas ukuran bahan yang digunakan. Sejalan dengan
berakhirnya masa pemerintahan raja-raja, maka berakhir pula keberadaan batik cap ataupun
telepuk ini sampai beberapa masa kemudian.
Batik Riau (https://mengenaljenis-jenisbatik.blogspot.com)
Untuk menghidupkan kembali kerajinan batik tersebut, Pemerintah Provinsi Riau pada tahun
1985 telah mencoba menggali kembali dan menumbuhkembangkan dengan memberikan
pelatihan membatik kepada masyarakat Riau. Namun, batik yang dikembangkan bukan batik
cap, melainkan batik yang mempunyai kesamaan dengan batik Jawa yang menggunakan
canting, tetapi motif yang dipergunakan adalah murni motif Melayu Riau. Metode
pengembangannya pada motif tradisional yang telah ada tanpa mengubah dan mengurangi
nilai seni di dalamnya. Bahkan untuk lebih mensosialisasikan motif batik ini, Pemerintah
Provinsi Riau melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Riau, telah
melakukan berbagai pagelaran busana baik di dalam maupun luar negeri. Batik Riau
memiliki keunikan dan kekhasan yang indah dan langka. Motif-motif Batik Riau hampir
serupa dengan negeri Melayu lainnya seperti Malaysia dan Singapura.

Batik Riau Motif Tampuk Manggis (Handbook of Indonesian Batik, BBKB)


Batik Riau Motif Kipas Lingga (Handbook of Indonesian Batik, BBKB)
Batik Riau memakai motif tempatan (motif khas Riau), tentu saja pengembangan ini menjadi
khasanah batik tanah air semakin berlimpah. Motif Batik Riau kebanyakan bertema tumbuh-
tumbuhan seperti Tampuk Manggis, Bunga Hutan, Kipas Lingga, Kasih Tak Sampai,
Kuntum Bersanding dan lain sebagainya. Dan salah satu keunikannya, beberapa pengrajin
Batik Riau tidak membuat kain batik dengan tema maupun motif binatang, hal ini
dikarenakan bahwa batik yang bertema binatang tidak sesuai dengan ajaran islam,
diharamkan untuk menggambar makhluk bernyawa.

Batik Riau Motif Kasih Tak Sampai (Handbook of Indonesian Batik, BBKB)
Batik Riau Motif Nyiur Melambai (Handbook of Indonesian Batik, BBKB)
Masing-masing motif memiliki filosofi, Batik Riau motif Tampuk Manggis memiliki filosofi
anak Melayu berlidah lembut, pandai menutup aib dan menolak malu. Batik Riau motif Kipas
Lingga menggambarkan daun bulan muda (seperti kipas), menandakan bahwa si pemakai
masih gadis (gadis remaja), apabila bergambar bulan penuh (bulat) si pemakai telah berumah
tangga. Batik Riau motif Kasih Tak Sampai melambangkan bahwa jangan sampai
memberikan kasih yang berlebihan kepada anak sehingga berakibat merusak anak. Batik Riau
motif Nyiur Melambai menggambarkan bintang setaman merupakan lambang kesucian dan
kesuburan rejeki. Dan masih banyak lagi motif-motif lainnya yang juga bermakna dan
berfilosofi.

Batik Riau Motif Tabir (https://motifbatik.web.id)


Pada umumnya motif Batik Riau berbentuk garis pola yang memanjang seperti tabir dari atas
ke bawah dengan pola tekat yang mengandung kesan keagungan yang biasa disebut Batik
Tabir Riau. Di dalam bidang garis tersebut dibubuhi motif asal daerah Riau, terutama diambil
dari sulaman tekat, yang lebih serasi untuk dikembangkan sebagai motif batik. Sedangkan
pola tabir digunakan karena terdapat hampir di seluruh daerah Riau. Batik Tabir Riau
memiliki banyak motif, seperti: Kuntum Mekar Tajuk Bersusun, Ikan Tamban, dan lain
sebagainya yang telah didaftarkan pada Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Batik Tabir
mempunyai warna-warna yang cerah seperti kuning, merah dan hijau. Pemilihan warna
tersebut dikarenakan kebanyakan masyarakat Riau menyukai warna yang “ngejreng” atau
cerah.

Proses Pencoletan Batik Riau (https://riaupos.com)


Teknik pembuatan batiknya sama dengan pembuatan batik di Jawa. Teknik pewarnaan yang
digunakan lebih banyak teknik pencoletan. Untuk motifnya dibuat dengan menggunakan
motif sulaman tekat, teknik seperti saat ini sudah mulai jarang dan hampir punah, hal ini
dikarenakan tradisi membatik di tanah melayu Riau sangat jarang tidak seperti tradisi
membatik di daerah Jawa yang sudah menjadi kegiatan yang rutin. Bahan yang dipilih yaitu
kain sutera Cina dengan motif timbul, karena ketika Batik Riau ditimpa cahaya akan
memunculkan efek yang berbeda bila dibanding penggunaan kain sutera polos. Pengerjaan
satu helai kain batik dengan panjang 2,5 sampai 4 meter membutuhkan waktu sekitar lima
hari, mulai dari proses menggambar motif hingga pengeringan. Biasanya untuk satu motif
batik, hanya diproduksi satu atau dalam jumlah yang terbatas, dan dibedakan oleh warna saja.

Batik Riau (Sumber: https://antaraphoto.com)


Batik Riau merupakan salah satu upaya pengembangan batik di Nusantara dengan sentuhan
Melayu. Peran Pemerintah Daerah sangat penting untuk pelestarian Batik Riau. Agar Batik
Riau tak punah serta harganya anjlok di pasaran karena maraknya batik sablon atau batik
printing hasil pabrik yang menyerupai batik Riau, ya yang tertunya harganya lebih murah.
Mari ikut melestarikan Batik Riau dengan menggunakan batik tulis yang asli.

Sumber: Fitinline

Anda mungkin juga menyukai