Bab 7 - Akad Mudharabah
Bab 7 - Akad Mudharabah
AKAD MUDHARABAH
C. Dasar Syariah
Sumber Hukum Akad Mudharabah
1. Al-Quran
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah SWT.” (QS 62:10)
“… Maka, jika sebagian kau memercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya…” (QS 2:283)
2. As-Sunah
Dari Shalih bin Suaib r.a bahawa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal
yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,
muqradhah (mudharabah) dan mencampur adukkan gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR Ibnu
Majah)
“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan hata sebagai mudharabah,
ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tifak mengaungi lautan
dan tidak menuruni lembah, serta tidak memebeli hewan ternak. Jika
persyaratan itu dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung
risikonya. Ketika persyaratan yang ditetaapkan Abbas didengar
Rasulullah SAW, beliau membenarkannya.” (HR Thabrani dari Ibnu
Abbas).
E. Bagi Hasil untuk Akad Mudharabah Musytarakah (PSAK 105 par 34)
Ketentuan bagi hasil akad jenis ini dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai
nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana tersebut dibagi antara pengelola dana
(sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing masing.
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan
pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya
bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai
musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana dengan pemilik dana
sesuai dengan nisbah yang disepakati.