Batu Pyelum
Batu Pyelum
Pembimbing:
dr. Ramlan, Sp. U
Disusun oleh:
Muhammad Fadlan Pulungan (100100001)
Siti Rahmah (100100014)
Restu (100100039)
Gitavani Silfiyah (100100055)
Hazwani Fadhillah Nasution (100100228)
Desi Sugesti (940100032)
Habibah Novitasari Lubis (090100031)
Erina Fitriyananda Lubis (090100042)
Dyan Friska Yanti Lubis (090100235)
Ummi Rizki Hadiyati (090100236)
DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit batu saluran kemih adalah penyebab nyeri ketiga tersering pada saluran
kemih setelah infeksi dan gangguan patologis pada prostat. Penyakit ini
merupakan penyakit umum yang sering ditemukan baik pada hewan maupun
manusia. Penamaan yang menyangkut penyakit batu saluran kemih dipengaruhi
oleh berbagai disiplin ilmu.1
Batu saluran kemih adalah bentuk agregat polycrystalline yang dibentuk
oleh berbagai macam kristaloid dan matriks organik. Terdapat beberapa jenis batu
saluran kemih yang utama berdasarkan komponen pembentuknya yaitu: batu
kalsium oksalat, batu kalsium fosfat, batu struvit, batu asam urat, dan batu sistin.
Batu saluran kemih dapat berada dimanapun dalam saluran kemih seperti di
ginjal, ureter dan kandung kencing.1
Diperkirakan 10% pria dan 5% wanita di Amerika Serikat akan mengalami
penyakit batu saluran kemih dalam hidupnya. Prevalensi kejadian penyakit ini
telah bertambah dua kali lipat dari periode 1964 sampai 1972 dan cenderung stabil
sejak tahun 1990an.1
Pada tahun 2000, insiden kejadian batu saluran kemih di Amerika Serikat
dilaporkan 116 individu per 100.000 populasi. Populasi tersebut berusia 18-64
tahun dari 2 perusahaan asuransi terbesar. Insiden ini cenderung meningkat secara
signifikan dari studi yang dilakukan sebelumnya.2
Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar
dari jumlah pasien di klinik urologi. Dari data yang pernah dipublikasi didapatkan
peningkatan jumlah penderita batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-
Cipto Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997
menjadi 847 pasien pada tahun 2002. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan
mulai tersedianya alat pemecah batu ginjal non-invasif Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy (ESWL) yang secara total mencakup 86% dari seluruh tindakan
bidang urologi.2
Terdapat beberapa cara dalam penatalaksanaan batu saluran kemih. Hal ini
bergantung pada ukuran, bentuk, dan lokasi batu serta ada tidaknya edema pada
ureter. Batu dengan ukuran 45 mm memiliki kemungkinan 40-50% untuk dapat
keluar secara spontan, sementara batu dengan ukuran diatas 6 mm
kemungkinannya dibawah 5% untuk dapat keluar secara spontan. Modalitas lain
yang dapat dilakukan seperti penggunaan obat yang dapat melarutkan batu,dan
tindakan seperti ESWL, PCNL dan URS.1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Eduard Ferdinand Karo-karo
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
No. Rekam Medik : 00.63.80.24
Ruangan : RB2B
Tanggal masuk : 23 Agustus 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri pada pinggang kanan
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak 4 tahun yang lalu. Nyeri
dirasakan secara tiba-tiba, pada saat istirahat, nyeri sangat hebat dan bersifat terus
menerus. Penjalaran nyeri tidak dijumpai. Nyeri juga dirasakan pada saat buang
air kecil. Riwayat kencing berdarah dijumpai, pasien berobat sendiri
menkonsumsi obat dan setelah itu keluar batu. Demam, mual muntah tidak
dijumpai. Riwayat buang air kecil keruh atau berpasir tidak dijumpai. Riwayat
sering mengkonsumsi makanan laut dan makanan berlemak dijumpai. Riwayat
jarang minum air putih dijumpai. Riwayat penyakit asam urat dijumpai, dialami
10 tahun ini. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama dengan pasien
disangkal. Riwayat hipertensi dijumpai, 3 bulan ini, tekanan darah tertinggi
180/100mmHg. Sebelumnya pasien telah didiagnosis batu ginjal dan telah
dilakukan tindakan URS (L) pada Mei 2015 di RS Sari Mutiara dan dipasang
stent.
RPT : Batu ginjal kanan, hipertensi, asam urat
RPO : allopurinol, adalat oros
STATUS PRESENS
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5⁰C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata : pupil isokor Ø 3mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
palpebra inferior pucat (-/-).
Telinga/ hidung/ mulut: dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Toraks
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : stem fremitus kanan sama dengan kiri, kesan normal
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan vesikuler pada kedua lapangan paru
Abdomen
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Status Urologi
Flank Area
Kanan :
Inspeksi : bulging (-), bekas luka operasi di sebelah kiri (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri ketok (+), ballotement (-)
Kiri :
Inspeksi : bulging (-), bekas luka operasi di sebelah kiri (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), ballotement (-)
Suprapubik Area
Inspeksi : bulging (-)
Palpasi : buli kesan kosong, nyeri tekan (-)
Genetalia Eksterna : jenis kelamin laki-laki
DRE : tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium
23 Agustus 2015
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap (CBC)
Hemoglobin (HBG) g% 14,3 13,2 – 17,3
Eritrosit (RBC) 105/mm3 4,99 4,20 – 4,87
Leukosit (WBC) 103/mm3 20,99 4,5 – 11,0
Hematokrit % 42,8 43 – 49
Trombosit (PLT) 103/mm 283 150 – 450
MCV Fl 85,80 85 – 95
MCH Pg 28,70 28 – 32
MCHC g% 33,40 33 – 35
RDW % 13,70 11,6 – 14,8
MPV Fl 9,30 7,0 – 10,2
PCT % 0,26
PDW fL 10,8
Hitung jenis
Neutrofil % 91,5 37 – 80
Limfosit % 5,10 20 – 40
Monosit % 3,40 2–8
Eosinofil % 0,00 1–6
Basofil % 0,00 0–1
Neutrofil Absolut 103/µl 19,2 2.7 – 6.5
Limfosit Absyolut 103/µl 1,07 1,5 – 3,7
Monosit Absolut 103/µl 0,71 0,2-0,4
Eosinofil Absolut 103/µl 0,00 0 – 0,10
Basofil Absolut 103/µl 0,01 0 – 0,1
FAAL HEMOSTASIS
PT Detik 11,5 13,7
APTT Detik 27,2 33,3
TT Detik 12,0 14,0
INR 0,84
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa Darah (Sewaktu) mg/ dL 129,7 <200
GINJAL
Ureum mg/ dL 23,90 <50
Kreatinin mg/ dL 1,37 0,70 – 1,20
Asam urat mg / dL 8,1 <7,0
ELEKTROLIT
Natrium (Na) mEq/L 143 135 – 155
Kalium (K) mEq/L 3,8 3,6 – 5,5
Klorida (Cl) mEq/L 105 96 – 106
Pemeriksaan Radiologi: BNO
Hasil: Psoas line smooth dan simetris. Kontur kedua ginjal baik. Tidak tampak
batu opaque proyeksi tractus urinarius. Distribusi udara usus sampai ke distal.
Tampak fekal mass prominent. Tulang-tulang intak.
Kesimpulan: Tidak tampak batu yang radioopak di sepanjang traktus urinarius.
Saran dilakukan USG ginjal buli
Pemeriksaan USG Ginjal
DIAGNOSA KERJA
Batu pyelum (R) + DJ Stent Bilateral
PENATALAKSANAAN
Cabut DJ Stent Bilateral + PCNL (R)
BAB 4
KESIMPULAN