Oleh
HERNY PURWANTI
B.1110121
PENGUJIAN MIKROBIOLOGI
PADA PRODUK MINUMAN KOPI
DI PT HOKKAN INDONESIA BOGOR
Oleh
HERNY PURWANTI
B.1110121
Disetujui:
Bogor, September 2014
PENGUJIAN MIKROBIOLOGI
PADA PRODUK MINUMAN KOPI
DI PT HOKKAN INDONESIA BOGOR
Oleh
HERNY PURWANTI
B.1110121
Disetujui:
Bogor, September 2014
55
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas segala rahmat dan hidayah yang telah Allah SWT
berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapang yang
berjudul ”Pengujian Mikrobiologi Pada Produk Minuman Kopi di PT HOKKAN
INDONESIA” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Reki Wicaksono, M.Agr., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pangan Halal.
2. Mr. Mazaaki Ikezawa sebagai Presiden Direktur PT HOKKAN INDONESIA.
3. Ir. Noli Novidahlia, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.
4. Lia Amalia, ST., SS., MT. Sebagai Dosen Pembimbing.
5. Ir. Sri Rejeki Retna Pertiwi, MS. sebagai Dosen Pembimbing.
6. Lian Utami, sebagai Pembimbing Lapang.
7. Kedua orangtua dan keluarga, atas perhatian dan dukungannya.
8. Terima kasih untuk ilmu dan kesabarannya dan juga untuk semua karyawan
PT HOKKAN INDONESIA.
9. Dan seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengharapkan agar
semua tugas yang penyusun laksanakan selama ini mendapat pahala dari Allah
SWT dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan praktek kerja lapang ini adalah agar
mahasiswa mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, menerapkan ilmu
yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah pengalaman mahasiswa di
lapangan sesuai dengan bidang keahliannya
2. Tujuan khusus
Menambah pengetahuan mengenai pengujian mikrobiologi pada
produk minuman kopi di PT HOKKAN INDONESIA.
2
II. KEADAAN UMUM PT HOKKAN INDONESIA
A. Sejarah dan Perkembangan PT HOKKAN INDONESIA
3
C. Lokasi Pabrik
4
hasil produksi.
6) Manager Gudang Bahan: bertugas dan bertanggung jawab terhadap
ketersediaan bahan material untuk proses produksi dan non produksi.
7) Manager Personalia/Umum (HR): bertugas dan bertanggung jawab
dalam kelancaran personalia, merencanakan, mengatur, dan melakukan
pengawasan tugas terhadap pembayaran gaji staf dan karyawan.
8) Manager Keuangan/Finance: bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keuangan perusahaan dan pembayaran gaji staff karyawan perusahaan.
E. Ketenagakerjaan
F. Kesejahteraan Karyawan
5
pengobatan dan asuransi kesehatan. Tunjangan Hari Raya yaitu tunjangan
yang diterima oleh karyawan sebelum hari raya Idul Fitri sebanyak 1x gaji
karyawan. Sedangkan bonus merupakan sejumlah uang yang diterima oleh
karyawan dengan frekuensi 1x setahun. Nominal bonus yang diberikan
sebesar 1x gaji karyawan.
.
6
III. PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PADA PRODUK
MINUMAN KOPI DI PT HOKKAN INDONESIA
7
Prinsip metode TPC adalah jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada media agar, maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa mikroskop. Syarat penghitungan koloni yaitu cawan
yang dihitung adalah cawan yang mengandung jumlah koloni 30 – 300,
beberapa koloni yang bergabung menjadi satu dapat dihitung satu koloni
dan suatu deretan koloni sebagai suatu garis tebal dapat dihitung sebagai
satu koloni.
Proses analisa Total Plate Count diawali dengan sterilisasi karena
alat yang digunakan dalam analisis mikrobiologi harus steril, maksudnya
bebas dari kontaminasi mikroba apapun. Sterilisasi terbagi menjadi 2 yaitu
sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi kering yaitu sterilisasi
yang dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 120O C – 180O C
selama 2 jam, sterilisasi kering ini digunakan untuk mensterilisasi alat-alat
gelas. Sterilisasi basah yaitu sterilisasi yang dilakukan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121O C selama 15 menit pada tekanan
1 atm, sterilisasi ini digunakan untuk mensterilisasi media yang dipakai
dalam pengujian mikrobiologi.
Media agar yang digunakan dalam analisa TPC yaitu PCA. PCA
(Plate Count Agar) digunakan sebagai media untuk mikroba aerobik
dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan
semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar)
hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf
(15 menit pada suhu 121° C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan
total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin
B kompleks.
Analisa TPC ini harus dilakukan dalam kondisi yang steril, oleh
sebab itu harus dilakukan dalam biological safety cabinet. Selain itu, analis
juga harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) agar tidak menjadi
kontaminan terhadap produk yang dianalisa.
8
Tahapan analisa dilakukan dengan memipet 1 ml sampel dengan
micropipette dengan kondisi aseptic, kemudian dituang media PCA ± 20
ml ke dalam cawan petri. Setelah itu cawan petri dihomogenkan dengan
cara menggoyang – goyangkan sampai media dan sampel tercampur
sempurna.
Selanjutnya media pada cawan petri yang sudah padat diinkubasi
pada suhu 300C selama 3 hari. Kondisi inkubasi dijaga suhunya agar
bakteri dapat tumbuh optimal. Perlu diperhatikan kondisi petri dalam
keadaan terbalik saat diinkubasi. Setelah 3 hari dilakukan pembacaan
bakteri menggunakan colony counter, hal ini dilakukan agar koloni bakteri
jelas terlihat saat proses perhitungan jumlah bakteri.
2. Kapang Khamir
Selain TPC, kapang khamir merupakan parameter penting yang
harus diuji. Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel
berupa benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut
miselium, dan berkembang biak dengan spora. Khamir adalah mikroba
bersel tunggal berbentuk bulat lonjong dan memperbanyak diri dengan
cara membentuk tunas (askospora), tetapi tidak membentuk miselum.
Kapang adalah multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan
organisme saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic kompleks
menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat
bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini
dikenal sebagai miselium.
Metode uji yang dilakukan untuk menguji kapang khamir ini
hampir sama dengan metode uji TPC, semua tahapan harus dalam keadaan
steril, sehingga tahapan awal untuk analisa kapang khamir adalah dengan
mensterilisasi alat dan juga medianya. Letak perbedaan pada uji kapang
khamir dengan uji TPC adalah pada media yang digunakan dan proses
inkubasinya.
Pada pengujian kapang khamir, digunakan media PDA (Potato
Dextrose Agar). PDA dibuat dengan melarutkan sebanyak 19,5 gram
media ke dalam 500 ml aquadest dan disterilisasi dengan autoclave pada
9
suhu 121oC selama 15 menit. Perlu diperhatikan sebelum media PDA
digunakan, media PDA harus ditambahkan asam tartarat sampai pH media
mencapai 3,5. Asam tartarat berfungsi untuk mencegah pertumbuhan
bakteri, karena diharapkan hanya kapang dan khamir saja yang tumbuh.
Pengerjaan analisa kapang dan khamir dilakukan di dalam BSC
(Biological Safety Cabinet) hal ini dilakukan untuk menciptakan
lingkungan yang steril saat analisa. Tahapan analisa dilakukan dengan
memipet 1 ml sampel dengan micropipette dengan kondisi aseptic,
kemudian dituang media PDA ± 20 ml ke dalam cawan petri. Setelah itu
cawan petri dihomogenkan dengan cara menggoyang – goyangkan sampai
media dan sampel tercampur sempurna.
Selanjutnya media pada cawan petri yang sudah padat diinkubasi
pada suhu 250C selama 5 hari. Kondisi inkubasi dijaga suhunya agar
bakteri dapat tumbuh optimal. Perlu diperhatikan kondisi petri dalam
keadaan tidak terbalik saat diinkubasi. Setelah 5 hari dilakukan pembacaan
bakteri menggunakan colony counter, hal ini dilakukan agar koloni kapang
khamir jelas terlihat saat proses perhitungan.
3. Coliform
Coliform juga merupakan parameter penting yang harus diuji,
pengujian coliform dilakukan dengan metode MPN. Prinsip metode MPN
(Most probable Number) adalah untuk mendeteksi mikroorganisme yang
dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan bakteri
menghasilkan asam dan gas pada tabung durham setelah diinokulasikan 48
jam pada suhu 30-32oC. Mikroorganisme itu kemudian diduga
sebagai bakteri coliform. Dalam uji ini ada tabung positif dan tabung
negatif, tabung positif adalah tabung yang ditumbuhi mikroba yang
ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham dan ada
kekeruhan, gas pada tabung durham menandakan metabolic dari
mikroorganisme berupa CO2. Sedangkan tabung negatif adalah tabung
yang tidak ditumbuhi mikroba yang ditandai dengan tidak adanya
gelembung gas pada tabung durham.
10
Analisa coliform dengan metode MPN diawali dengan membuat
media LB (Lactose Broth), LB dibuat dengan melarutkan media LB
sebanyak 6,5 gram dalam 500 ml aquadest. Kemudian dipipet masing
masing 10 ml ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi tabung durham. Media
LB yang sudah dipipet 10 ml ke dalam tabung durham, disterilkan dengan
autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit. Perlu diperhatikan saat
menutup tabung dengan ulirnya jangan terlalu kencang agar saat proses
sterilisasi berlangsung udara yang terdapat dalam tabung durham bisa
keluar dan tidak menjadi gelembung udara dalam tabung durham.
Pengerjaan analisa coliform juga dilakukan di dalam Biological
Safety Cabinet (BSC) untuk menjaga kondisi steril saat proses analisa
berlangsung. Tahap analisa dilakukan dengan memipet 1 ml sampel ke
dalam 3 tabung durham. Pada analisa ini tidak dilakukan pengenceran
terhadap sampel karena diharapkan bakteri coliform menunjukkan hasil
negatif pada tiap ml sampel. Perlu diperhatikan setelah sampel dipipet,
tabung durham ditutup dengan ulirnya dengan kencang sehingga tidak ada
udara yang masuk ke dalam tabung dan menjadi kesalahan positif dalam
analisa.
Proses selanjutnya adalah inkubasi, tabung durham tersebut
diinkubasi pada suhu 30-32oC selama 2 hari. Pembacaan hasil analisa
dilakukan dengan mengamati adanya gelembung pada tabung durham atau
tidak. Gelembung pada tabung durham menunjukkan hasil positif,
sedangkan hasil negatif ditandai dengan tidak adanya gelembung pada
tabung durham.
11
B. Metode Uji
Bahan :
a. Media PCA
b. Alcohol 70%
c. Aquadest
a. Persiapan Media
1) Ditimbang media PCA + 11,25 gram
2) Dilarutkan dengan aquadest 500 ml
3) Disterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 1
atm
b. Analisa Sampel
1) Disiapkan cawan petri steril, macropipet, pembakar bunsen di
dalam laminar air flow.
12
2) Botol sampel yang akan dianalisa dikocok dengan cara
membolak – balik sebanyak 25 kali untuk mendapatkan sampel
yang homogen.
3) Secara aseptic, dipipet sampel sebanyak 1 ml dengan
menggunakan macropipet yang sudah steril pula.
4) Dituang media 20 - 25 ml media PCA ke dalam cawan petri
pada kondisi aseptik
5) Media dan sampel pada cawan petri dihomogenkan dengan cara
memutar cawan petri beberapa kali.
6) Cawan petri yang berisi sampel dan media diinkubasi pada
suhu 30oC selama 72 jam.
2. Kapang Khamir
2.1 Persiapan alat dan bahan
Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam
analisa Kapang Khamir :
Alat :
a. Autoclave
b. Neraca analitik
c. Botol media berukuran 500 ml
d. Spatula
e. Gelas ukur 500 ml
f. Cawan petri steril
g. Macropipet steril
h. Laminar Air Flow
13
i. Colony Counter
Bahan :
a. Media PDA
b. Alcohol 70%
c. Aquadest
d. Asam Tartarat 10 %
a. Persiapan Media
1) Ditimbang media PDA + 19.50 gram
2) Dilarutkan dengan aquadest 500 ml
3) Disterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 1
atm
b. Analisa Sampel
1) Disiapkan cawan petri steril, macropipet, pembakar bunsen di
dalam laminar air flow.
2) Botol sampel yang akan dianalisa dikocok dengan cara
membolak – balik sebanyak 25 kali untuk mendapatkan sampel
yang homogen.
3) Secara aseptic, dipipet sampel sebanyak 1 ml dengan
menggunakan macropipet yang sudah steril pula.
4) Dituang media 20 - 25 ml media PDA ke dalam cawan petri
pada kondisi aseptik
5) Media dan sampel pada cawan petri dihomogenkan dengan cara
memutar cawan petri beberapa kali.
6) Cawan petri yang berisi sampel dan media diinkubasi pada
suhu 25oC selama 48 jam.
14
c. Penghitungan Jumlah Bakteri
1) Cawan petri yang sudah diinkubasi selama 5 hari pada suhu 25oC
diamati dengan menggunakan colony counter
2) Cawan petri diletakkan di atas colony counter kemudian nyalakan
lampu dan amati jumlah koloni bakteri yang ada dengan
menggunakan colony counter. Hasil dicatat dan dilaporkan
sebagai jumlah koloni/ ml sampel.
3. Coliform
3.1 Persiapan alat dan bahan
Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam
analisa Kapang Khamir :
Alat :
a. Autoclave
b. Neraca analitik
c. Botol media berukuran 500 ml
d. Spatula
e. Cawan petri steril
f. Macropipet steril
g. Laminar Air Flow
h. Colony Counter
i. Tabung durham
j. Rak tabung
Bahan :
a. Media Lactose Broth
b. Alcohol 70%
c. Aquadest
15
3.2 Cara Kerja
a. Persiapan Media
1) Ditimbang media LB + 6.50 gram
2) Dilarutkan dengan aquadest 500 ml
3) Dipipet sebanyak 10 ml ke dalam tabung durham, lalu
disterilkan di autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit.
b. Analisa Sampel
Uji Sangkaan
Uji Penegasan
16
durham dan bandingkan dengan tabel APM. Jumlah koloni
dinyatakan sebagai APM/g atau APM/ml
17
4 1 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
5 2 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
6 5 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
7 6 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
8 7 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
9 8 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
10 9 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
11 12 Mei 2014 Kopi x Cfu/ml <1 Passed
18
IV. PEMBAHASAN
3
dalam setiap satu hari produksi. Sampel yang telah dikumpulkan
disiapkan untuk analisa mikrobiologi dengan melakukan persiapan
sampel sesuai prosedur.
Sampel yang telah disiapkan kemudian diinokulasikan pada
media PCA. Setelah itu, kemudian sampel diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 30O C selama 2x24 jam. Pengamatan pada sampel dilakukan
setelah inkubasi selesai menggunakan koloni counter dan dicatat
jumlah koloni yang terbentuk tiap sampel yang dianalisa.
Koloni bakteri yang terbentuk ditandai dengan adanya bulatan
kecil berwarna putih pada media TPC. Satu bulatan dianggap sebagai 1
koloni. Ketentuan perhitungan koloni bakteri pada TPC yaitu 30-300
koloni bakteri.
Hasil analisa TPC yang didapatkan, digunakan sebagai dasar
untuk merelease produk. Batas maksimal yang diijinkan dalam
pengujian TPC adalah 0. Jika hasil pengujian yang didapatkan lebih
dari 0, maka dilakukan pengecekan ulang pada sampel yang sama.
Berdasarkan hasil analisa mikrobiologi yang dilakukan selama
satu periode produksi produk minuman kopi tanggal 28 April 2014 –
20 Mei 2014 menunjukkan hasil <1/ml. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa proses sterilisasi pada produk dengan sistem UHT, dan proses
aseptic filling pada pengisian produk dapat efektif membunuh bakteri
yang ada pada produk kopi tersebut. Akan tetapi proses release produk
belum bisa dilakukan karena harus mempertimbangkan hasil analisa
coliform dan kapang khamir.
2. Coliform
Coliform merupakan parameter pengecekan selain TPC. Pada
pengujian coliform, sampel dianalisa apakah terdapat bakteri pathogen
yang masih terdapat pada produk atau tidak. Coliform diuji dengan
metode MPN. Berdasarkan manual spesification dan SII (1995), hasil
coliform harus <3/ml, yang artinya bakteri coliform tidak boleh ada
dalam sampel.
20
Pada pengujian coliform menggunakan metode MPN, hasil
positif ditandai dengan timbulnya gelembung udara atau media yang
berwarna keruh sebagai hasil dari metabolisme bakteri. Bila terdapat
sampel yang hasilnya positif, maka dilakukan pengecekan ulang pada
sampel yang sama.
Berdasarkan hasil analisa mikrobiologi yang dilakukan selama
satu periode produksi produk minuman kopi tanggal 28 April 2014 –
20 Mei 2014 menunjukkan hasil <3 karena tidak ditemukan gelembung
pada semua tabung durham dan warna media pada tabung pun tidak
berubah menjadi keruh. Hasil <3 mengacu pada tabel MPN, karena
hasil dari ketiga tabung yang diuji tidak ditemukan hasil positif maka
sesuai tabel MPN hasil pengujian menjadi <3. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa proses sterilisasi pada produk dengan sistem
UHT, dan proses aseptic filling pada pengisian produk dapat efektif
membunuh bakteri coliform yang ada pada produk kopi tersebut. Akan
tetapi proses release produk belum bisa dilakukan karena harus
mempertimbangkan hasil analisa TPC dan kapang khamir.
3. Kapang Khamir
Selain pengecekan bakteri, sesuai manual spesification
pengujian mikrobiologi juga meliputi analisa kapang khamir. Standar
dari manual spesification untuk kapang khamir ini adalah <1/ml.
Pengujian kapang khamir dilakukan dengan metode pour plate seperti
pada analisa TPC. Media yang digunakan untuk pengujian adalah PDA
dengan waktu inkubasi 5 hari. Pada pengujian ini, hasil positif ditandai
dengan tumbuhnya koloni kapang yang berupa benang benang halus
yang disebut hifa, kumpulan hifa tersebut membentuk miselium, dan
berkembang biak dengan spora. Sedangkan koloni khamir berupa
koloni berwarna putih atau kuning yang menyerupai bakteri.
Apabila dari hasil analisa kapang khamir ditemukan koloni
yang tumbuh, maka analis harus menguji sampel ulang produk untuk
memastikan bahwa hasil tersebut valid. Pengujian pun dapat dilakukan
21
pada produk minuman kopi yang lain yang masih 1 batch produksi
dengan sampel yang diuji.
Berdasarkan hasil analisa mikrobiologi kapang khamir yang
dilakukan selama satu periode produksi produk minuman kopi tanggal
28 April 2014 – 20 Mei 2014 menunjukkan hasil <1. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa proses sterilisasi pada produk dengan sistem
UHT, dan proses aseptic filling pada pengisian produk dapat efektif
membunuh kapang khamir yang ada pada produk kopi tersebut. Proses
release produk dapat dilakukan setelah semua hasil analisa TPC,
coliform dan kapang khamir selesai dianalisa dan menunjukkan hasil
yang sesuai dengan standar.
Hasil analisa dari ketiga parameter menunjukkan hasil yang sesuai dengan
standar pada manual spesification produk dan SII (1995), langkah selanjutnya
adalah membuat laporan harian dan merelease produk tersebut. Uji mikrobiologi
menjadi tolak ukur untuk merelease produk setelah uji fisika kimia dilakukan.
22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Pelczsar, M dan Chan, ECS. 2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
24
LAMPIRAN
25
26