BAB II SSK Kab. Majene
BAB II SSK Kab. Majene
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN MAJENE
jumlah bulan basah dari nol sampai hanya dua sampai tiga
bulan per tahun. Jumlah curah hujan tahunan hanya sekitar
1.000 mm (rata-rata di bawah 1.000 mm), seperti di daerah
Pamboang sampai ke Banggae. Wilayah yang agak basah
Kabupaten Majene hanya ditemukan disekitar Malunda dan
daerah perbatasan dengan Mamuju dan Mamasa.
Klasifikasi iklim dibuat berdasarkan sistem yang
digunakan Oldeman (Oldeman dan Sjarifuddin, 1977).
Sementara, data curah hujan yang diperoleh dari stasiun-
stasiun pengukuran hujan yang ada di Kabuipaten Majene
dalam Assessment, dan data suhu, angin ataupun
kelembapan udara di wilayah ini.
Pamboang, Kelurahan
Tallubanua di
Kecamatan Sendana,
Desa Ulidang di
Kecamatan
Tammero’do Sendana;
dan Desa Maliaya di
Kecamatan Malunda.
a. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) Kota Majene: Kecamatan
Banggae dan Banggae Timur :
Fungsi utama :
Sub Pusat Pengembangan Sulbar (Pusat Kegiatan
Lokal, PKL)
Pusat Pendidikan Sulbar
Pusat Pemerintahan Regional
Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi
Pusat Pelayanan Kepelabuhanan
Pusat Industri Perikanan
Fungsi Penunjang:
Perdagangan Regional
Sistem Transportasi Regional
Perikanan Terpadu
Industri Jasa Kemaritiman
Jasa Kepariwisataan
Permukiman
Jasa Kepelabuhanan
Agroindustri dan Agrobisnis
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) mempunyai skala
pelayanan seluruh Kabupaten Majene diarahkan pada:
Fungsi utama:
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kecamatan
Pusat Industri Rakyat
Fungsi Penunjang:
Industri Kecil Rakyat
Hasil-hasil Pertanian
Hasil-hasil perkebunan
Jasa Kepariwisataan
Permukiman
Penghasil perikanan darat dan laut.
PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) mempunyai skala
pelayanan di wilayah sekitarnya, dan diarahkan pada:
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah PKLp dan
Ibukota Kabupaten (PKW).
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang
dilayaninya melalui pengembangan jaringan jalan.
Peningkataan ketersediaan sarana dan prasarana
produksi bagi kawasan pertambangan, pertanian,
perkebunan, dan perikanan.
Peningkatan prasarana komunikasi antar sentra
produksi.
d. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) : Kelurahan Baruga di
Kecamatan Banggae Timur, Kelurahan Sirindu di
Kecamatan Pamboang, Kelurahan Tallubanua di
Kecamatan Sendana, Desa Ulidang di Kecamatan
Tammero’do Sendana; dan Desa Maliaya di Kecamatan
Malunda :
Fungsi utama:
Pusat Perdesaan
Pusat Industri Rakyat
Penghasil Pertanian dan Perkebunan
Fungsi Penunjang
Permukiman
Pusat Pelayanan Sosial
Sistem Transportasi Perdesaan
Pusat Pelayanan Ekonomi tingkat perdesaan.
PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) mempunyai skala
pelayanan di tingkat pelayanan lingkungan dan wilayah
sekitarnya, serta diarahkan pada :
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah PPL dan Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) wilayah Kecamatan serta
Ibukota Kabupaten
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang
dilayaninya melalui pengembangan jaringan jalan
untuk melayani kegiatan skala antar perdesaan
Peningkatan prasarana komunikasi antar sentra
produksi
Peningkataan ketersediaan sarana dan prasarana
produksi bagi kawasan pertambangan, pertanian,
perkebunan, dan perikanan.
Peningkatan fungsi perdesaan sebagai penyangga
fungsi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di wilayah
Kecamatan.
Dalam rencana pola ruang Kabupaten Majene pola
ruang wilayah meliputi rencana kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi Kawasan hutan
lindung, Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
Gambar 2.11
PDRB Kabupaten Majene Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga
Konstan Tahun 2008-2010 (Miliar Rp)
1,356.28
1,400.00 1,176.96
1,200.00 1,063.40
PDRB adh
1,000.00 Berlaku
800.00 611.59
530.49 562.69
PDRB adh
600.00
Konstan
400.00
200.00
0.00
2008 2009 2010
2.3.4. Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Majene
bervariasi dari sektor pertanian, industri pengolahan,
perdagangan, pertambangan, perikanan, perburuan, jasa,
serta di sektor lainnya dimana penduduk bekerja dirinci
menurut lapangan usaha dengan penduduk umur 15 tahun
ke atas. Sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja
adalah sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan sektor
perikanan dengan jumlah penduduk sebanyak 42,26 %,
sedangkan untuk sektor jasa masyarakat/comunity, social
and personal services sebanyak 17,11 %. Sektor jasa lainnya
yang meliputi pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan
air, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi,
asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa
perusahaan sebanyak 15,10 %. Untuk sektor perdagangan
besar, eceran, rumah makan dan hotel sebanyak 14,78 %
serta sektor industri pengolahan hanya mencapai 7,75 %
penduduk yang bekerja.
3. Nilai
Untuk dapat mencapai visi-misi tersebut, terdapat
nilai–nilai yang patut dianut dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengelolaan sanitasi. Nilai–nilai tersebut
adalah :
1. Partisipatif : kesediaan masyarakat untuk berperan serta
mengubah perilaku hidup menjadi bersih dan sehat;
2. Sustainable : pembangunan harus dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan generasi yang akan datang;
3. Jujur dan berkeadilan : merupakan nilai dasar yang
selalu menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan
keputusan dan bertindak.
4. Koordinatif : merupakan nilai koordinasi antara
kelembagaan antara kelembagaan di internal
pemerintahan maupun antara kelembagaan pemerinta
dengan kelembagaan masyarakat dan swasta
5. Transparan dan akuntabel : kesadaran stakeholder
untuk melakukan pembangunan dengan cara yang
terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mewujudkan keseluruhan misi yang terkandung
dalam visi pembangunan sektor sanitasi.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan akses sanitasi sehat bagi
masyarakat
2. Meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
masyarakat
Permasalahan air limbah rumah domestik di Kota Tegal adalah sebagai berikut :
1. Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, di
beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata
atau dikelola dengan benar.
2. Kerusakan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) yang terletak di Kelurahan
Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
3. Status lahan TPA yang masih sewa dengan masa akhir pemakaian Tahun 2010
4. Pemerintah Kota Tegal belum memiliki TPA sanitary landfil
Permasalahan persampahan ditingkat swasta
Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat dijual
kembali bukan secara langsung mendaur ulang sampah tersebut.
1987 tentang Bangunan Kotamadya Tegal pasal 191. (Cat: perlu revisi Perda
Bangunan)
Kondisi penegakkan hukum / aturan masih belum optimal.
Gambaran Umum:
Lembaga utama yang menangani sektor air bersih adalah PDAM Kota Tegal dan
Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum bertanggungjawab untuk
memberikan fasilitasi penyediaan air bersih bagi masyarakat miskin dan daerah rawan
air.
Usulan dan prioritas program Sektor Air Bersih adalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi sistem prasarana dan sarana air bersih, yang meliputi optimalisasi
jaringan pipa transmisi, produksi dan distribusi serta bangunan-bangunan
penunjang seperti reservoir dan lain-lain.
2. Mengurangi kebocoran/kehilangan air menuju ke tingkat 35%.
3. Menambah kapasitas/supply air baku dengan melakukan studi tentang air bawah
tanah maupun air permukaan.
4. Mengembangkan cakupan pelayanan dengan menambah sarana dan prasarana
air bersih.