Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang penelitian Peternakan Sapi di Padang
Mengatas dan Pembuatan Semen Di PT. Semen Padang ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu Asmar Vitra devi S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran
Biologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembibitan
peternakan sapi di Padang Mengatas dan proses pembuatan Semen di PT.
Semen Padang. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
A. Kegiatan Di Padang Mengatas…………………4
1.1 Latar Belakang…………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………...4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………....4
1.4 Manfaat Penelitian……………………………..5
B. Kegiatan di PT. Semen Padang………………..6
1.1 Latar belakang…………………………………6
1.2 Rumusan Masalah……………………………..6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………...6
1.4 Manfaat Penelitian…………………………….7
BAB II LANDASAN TEORI……………………………….8
A. Kegiatan Di Padang Mengatas………………..8
2.1 Sejarah Padang Mengatas…………………….8
2.2 Visi Dan Misi BPTU-HPT……………………10
2.3 Struktur Organisasi……………………………11
2.4 Tenaga Kerja…………………………………..12
2.5 Kegiatan BPTU-HPT………………………….12
2.6 Populasi Ternak…………………………….….13
2
2.7 Jenis-Jenis Sapi…………………………………..13
B. Kegiatan Di PT. Semen Padang………………….15
2.1 Sejarah PT. Semen Padang……………………….15
2.2 Pembuatan Semen Padang……………………….17
2.3 Bahan Pembuatan Semen Padang………………...18
2.4 Jenis Semen Dan Penggunaannya………………...19
BAB III METODE PENULISAN………………………………..21
3.1 Metode Pengumpulan Data……………………….21
3.2 Metode Pengolahan Data………………………….21
3.3 Instrumen………………………………………….21
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian………………….21
3.5 Teknik Analisis Data……………………………..22
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN…………………………23
4.1 Pembahasan………………………………………23
BAB V PENUTUP……………………………………………...30
5.1 Kesimpulan……………………………………….30
5.2 Saran……………………………………………...30
DOKUMENTASI…………………………………………………..31
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.4 Manfaat Penelitian
5
B. KEGIATAN DI PT. SEMEN PADANG
1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi lingkungan kerja yang semakin dinamis dan selalu
berubah, maka suatu organisasi atau perusahaan dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri baik secara internal maupun ekternal. Hal ini merupakan
konsekuensi dari suatu organisasi karena telah memasuki era persaingan yang
ketat dan selalu berubah.
Suatu organisasi dapat dikatakan berhasil jika organisasi tersebut dapat
melakukan perubahan untuk menghadapi persaingan, tangkas dan cermat,
mampu mengembangkan inovasi baru dan selalu siap menghadapi persaingan
baru. Akan tetapi tidak semudah yang dilakukan karena perubahan. Perubahan
yang dilakukan oleh organisasi harus dilakukan dengan melalui berbagai
pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Perubahan dapat diartikan
membuat sesuatu menjadi berbeda di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Untuk merealisasikan perubahan harus menggunakan rencana yang matang dan
penuh perhitungan.
Seperti halnya yang dilakukan di PT. Semen Padang sebelum melakukan
suatu perubahan, perusahaan ini dengan terencana dan terarah melakukan
kegiatan perubahan yang berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai.
Adapun yang melatarbelakangi suatu perubahan dalam organisasi adalah
bagaimana kemampuan dari organisasi tersebut dalam bertahan hidup di dalam
persaingan yang tinggi dan selalu dinamis baik dari faktor internal maupun
eksternal.
6
b. Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam
pembuatan semen.
c. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembuatan
semen bagi lingkungan sekitar.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
9
Status tanah merupakan milik Negara bersertifikat hak pakai Kementrian 18
Pertanian No.5 tahun 1997.
10
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi BPTU-HPT Padang Mengatas terdiri dari Kepala
Balai, Sub bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknik, Seksi Prasarana dan
Sarana Teknis, Seksi Informasi dan Jasa Produksi dan Kelompok Jabatan
Fungsional.
Kepala Balai bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan balai dan pembibitan ternak sapi
potong. Sub bagian Tata Usaha bertugas melakukan penyiapan penyusunan
program rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, penyiapan
evaluasi dan pelaporan serta pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah
tangga dan perlengkapan.Seksi pelayanan teknis produksi bertugas melakukan
pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul yang meliputi
pemeliharaan dan pengawasan bibit ternak unggul antara lain pemeliharaan dan
pengawasan kesehatan ternak, penyediaan pakan ternak, produksi dan
pemuliaan ternak unggul, serta pengelolaan unit pembenihan/ pembibitan,
pemeliharaan produksi dan pengembangan hijauan pakan ternak. Seksi
prasarana dan sarana teknis bertugas melakukan pengelolaan prasarana dan
sarana teknis meliputi instalasi kandang bibit ternak unggul, kebun bibit hijauan
pakan ternak, ladang penggembalaan, sarana teknis dan sarana pendukung.
Seksi informasi dan jasa produksi bertugas melakukan pemberian informasi
dokumentasi, penyebaran dan distribusi bibit ternak unggul dan hijauan pakan
ternak.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari pengawas bibit ternak
(wasbitnak), pengawas mutu pakan (wastukan), medik veteriner dan paramedik
veteriner yang bertugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selain itu untuk lebih memudahkan dalam pembagian kerja, kelompok
jabatan fungsional juga dibagi-bagi menjadi beberapa penanggungjawab seperti
penanggungjawab pemeliharaan ternak di kandang, pemeliharaan ternak di
padang penggembalaan, reproduksi ternak, recordingternak, pakan konsentrat,
pakan hijauan pastura maupun rumput potong, kesehatan ternak dan sebagainya.
11
2.4 Tenaga Kerja
Tenaga Kerja di BPTUHPT Padang Mengatas diklasifikasikan berdasa
rkan Pendidikan dan Golongan. Tenaga Kerja tersebut sebagian besar
berasal dari daerah sekitar Padang Mengatas, sedangkan tenaga
kerja (karyawan) yang tempat tinggalnya jauh dari Balai
disediakan Kompleks Perumahan Dinas untuk menunjang kinerja agar berjalan
secara baik, teratur dan optimal. Tenaga kerja di BPTU-
HPT Padang Mengatas seperti pada tabel berikut ini :
Untuk penjelasan tenaga kerja yang ada di BPTU pada saat ini secara
keseluruhan berjumlah sebanyak 105 tenaga kerja dari semua bidang, teridiri
dari 88 orang PNS dan 17 orang honorer.
12
7) Pemeliharaan dan pengembangan ternak serta peningkatan
kelahiran
8) Melakukan seleksi ternak berkelanjutan dan uji performance
9) Penyediaan distribusi dan pemasaran bibit ternak
14
B. KEGIATAN DI SEMEN PADANG
2.1 Sejarah PT. Semen Padang
PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910
dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV
NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Kemudian pada
tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik
Indonesia dari Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami
proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas
pabrik Indarung I menjadi 330.000 ton/ tahun. Selanjutnya pabrik melakukan
transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah
menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II, III, dan IV.
Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT
Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk bersamaan dengan
pengembangan pabrik Indarung V. Pada saat ini, pemegang saham Perusahaan
adalah PT Semen Indonesia (Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar
99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar
0,01 %. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas
oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya
sebesar 48,09% dimiliki publik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan
perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Logo PT Semen Padang (PTSP) pertama kali diciptakan pada 1910,
semasih bernama Nederlandsch Indische Portland Cement (Pabrik Semen
Hindia Belanda). Logonya berbentuk bulat, terdiri atas dua lingkaran (besar dan
kecil) dengan posisi lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. Di antara
kedua lingkaran tersebut terdapat tulisan "Sumatra Portland Cement Works". Di
dalam lingkaran kecil terdapat huruf N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch
Indische Portland Cement Maatschappij, sebuah pabrik semen di Indarung, 15
km di timur kota Padang.
Logo itu hanya berumur 3 tahun karena pada 1913 dibuat sebuah logo
baru, meski bentuk bulat dengan dua garis lingkaran dan kata-katanya tetap
dipertahankan. Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV. Nah, ini yang
menarik: ada gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran kecil tampak sedang
berdiri menghadap ke arah kiri dengan latar panorama alam Minangkabau.
Gambar ini menggantikan posisi huruf NIPCM sebelumnya.
15
Logo itu diubah lagi pada 1928. Kata Nederlandsch Indische diubah
menjadi Padang. Jadi, tulisan di antara kedua lingkaran tersebut adalah N.V.
Padang Portland Cement Maatschapij. Di bagian bawahnya tertulis Fabrik di
Indarung Dekat Padang, Sumatera Tengah, yang ditulis dengan huruf yang lebih
kecil. Wah, telah muncul bahasa Melayu, setelah Sumpah Pemuda pada 1928.
Dalam lingkaran kecil, selain gambar kerbau, terdapat gambar seorang laki-laki
yang sedang berdiri di depan sebelah kanan kerbau sambil memegang tali
kerbaunya. Ada pula gambar sebuah rumah adat, kelihatan hanya dua
gonjongnya, di belakang sebelah kanan kerbau. Panorama di latar belakang
ditambah dengan lukisan Gunung Merapi, lambang sumarak ranah Minang.
Gambar kerbau tetap ditampilkan mendominasi di lingkaran kecil tersebut.
Jepang kemudian datang membawa perubahan, NV PPCM diganti
dengan Semen Indarung. Logo PT SP tidak diubah, kecuali perubahan
tulisan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Demikianlah sampai Perang
Kemerdekaan (1945-1949). Ada sedikit perubahan, yaitu digantinya tulisan
Semen Indarung dengan Kilang Semen Indarung. Namun, saat Belanda kembali
pada 1950, nama NVPPCM muncul kembali.Logo PTSP dimodifikasi lagi, pada
1958, seiring dengan kebijakan pemerintah pusat tentang nasionalisasi
perusahaan asing. Logonya yang bulat dipertahankan, tapi tulisan NV PPCM
diganti dengan Semen Padang Pabrik Indaroeng. Gambar kerbau tetap ada. Tapi
tiada lagi gambar seorang laki-laki, rumah adat, dan gambar panorama Gunung
Merapi. Penggantinya adalah gambar atap rumah gadang dengan lima gonjong
di atas gambar kerbau.
Logo PTSP diperbarui lagi pada 1970. Dua lingkaran dihilangkan,
sehingga tulisan Padang Portland Cement Indonesia dibuat melingkar sekaligus
menjadi pembatasnya. Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja
dengan posisi menghadap ke depan. Di atas kepala kerbau dibuat pula gambar
atap/gonjong (5 buah) rumah adat. Muncul pula moto PTSP yang berbunyi
"Kami Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkan". Namun, pada 1972
logo tersebut dimodifikasi dengan memunculkan dua garis lingkaran: besar dan
kecil. Perubahan terjadi lagi pada 1991, saat tulisan Padang Portland Cement
menjadi Padang Cement Indonesia. Pada 1 Juli 2012, PT SP kembali
melakukan perubahan logo. Pada perubahan kali ini, PT Semen Padang tidak
melakukan perubahan yang bersifat fundamental karena brand perusahaan tertua
di Indonesia ini dinilai sudah kuat. Pergantian ini dilakukan dengan
pertimbangan, logo yang dipakai sebelumnya memiliki ciri, tanduk kerbau kecil
dan complicated (rumit). Mata kerbau kelihatan old (tua), gonjong
16
dominan, dan telinga terlihat off position. Pada logo baru disempurnakan
menjadi, tanduk kerbau menjadi besar dan kokoh/melindungi, mata kelihatan
tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana (crown) , dan telinga pada posisi “on”
(selalu mendengar).
Logo baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh (identitas
semen), universal (tidak kedaerahan), lebih simpel (mudah diingat/memorable),
dan lebih konsisten (aplicable dalam ukuran terkecil).
a) Proses Basah
Proses ini yaitu denga penambahan air sewaktu penggilingan bahan
mentah, sehingga hasil gilingan mentah berupa lumpur yang disebut slurry
dengan kadar air sekitar 30 – 36 %.
b) Proses Kering
Proses ini dengan pengaringan bahan mentah sejalan dengan penggilingannya,
sehingga hasil gilingan bahan mentah berupa tepung/bubuk yang disebut raw
mix (raw meal), dengan kadar airnya < 1 %.
Tahapan Proses
Secara umum proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan,
yaitu:
1. Penyediaan bahan mentah
2. Pengolahan bahan mentah
3. Pembakaran raw mix/slurry menjadi klinker
4. Penggilingan klinker dan Gypsum menjadi semen
17
2. Pengolahan bahan mentah
Meliputi proses
1. Percampuran sesame bahan mentah sesuai perbandingannya
2. Pemecahan & penggilingan bahan mentah
3. homogenisasi
pada proses basah ditambahkan air sewaktu penggilingan, sedangkan pada
proses kering menggunakan udara (gas) panas untuk pengeringan bahan
mentah. Mesin penggilingan bahan mentah ini disebut raw mil
18
a. Batu Kapur
terdapat di Bukit Batu Karang Putih yang terletak + 3 km dari lokasi
pabrik. Ini sebagai sumber Calsium Oksida yang persentasenya terdapat dalam
batu kapur sebesar 50%. Sedangkan penggunaan tanah liat sendiri di dalam
bahan baku secara keseluruhan adalah sebanyak 80%.
b. Batu Silika
Di dapat di bukit Ngalau yang terletak + 2 km dari lokasi pabrik dan juga
terdapat disekitar bukita karang putih. Bahan ini digunakan sebagai sumber
silisium Oksida dan Alumunium Oksidan dan Oksida besi. Bahan ini
mengandung 65% oksida silisium, 13% oksida alumunium dan 7% oksida besi.
Kebutuhan bahan ini dalam bahan pengolahan bahan dasar adalah + 10%
c. Tanah Merah
Terdapat di bukit-bukit sekitar Indarung. Digunakan sebagai sumber
Alumunium Oksida (29%) dan Oksida besi (10%). Kebutuhan secara
keseluruhan + 10%. Hal yang menyulitkan di dalam pemakaian bahan ini adalah
kandungan air (30%) dan batu (3%).
d. Pasir besi
Untuk membuat semen Portland yang berwarna lebih gelap maka perlu
ditambahkan bahan mentah pasir besi yang didatangkan dari cilacap. Bahan ini
mengandung oksida besi sekitar 83% dan dipakai sebanyak + 2 %. Kegunaan
sebagai flux dalam pembakaran dan mempengaruhi warna semen.
e. Gypsum
Merupakan bahan mentah tambahan dalam industri semen yang
kegunaannya utnuk meperbaiki sifat-sifat semen. Bahan baku ini diperoleh oleh
PT. Semen Padang yaitu dengan cara membeli dari PT. Petrokimia Gresik atau
dari luar negeri (Thailand).
19
b) Portland Cement Type II
Lebih tepat digunakan untuk konstruksi bangunan yang terbuat dari beton
massa yang memerlukan ketahanan sulfat lebih tinggi (pada lokasi tanah dan air
yang mengandung sulfat antara 0,10-0,20%) dan panas hidrasi sedang, misalnya
bangunan di pinggir laut, bangunan di tanah rawa, saluran irigasi, beton massa
untuk dam-dam dan landasan jembatan.
Adalah semen hidrolid yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan
bahan pozzolan. Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan umum dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti:
jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan
irigasi dan fondasi pelat penuh.
20
BAB III
METODE PENULISAN
3.3 Instrumen
Alat yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah :
1. Alat tulis yang diperlukan
2. Kamera digital untuk keperluan dokumentasi
21
5. C a r i t e mp a t - t e mp a t ya n g berhubungan dengan
o b je k p e n e l t i a n , d a n l a k u k a n wawancara kembali dengan
narasumber lainnya.
6. J a n g a n l u p a u n t u k me n c a t a t d a n me r e k o me n d a s i k a n h a l -
h a l ya n g d i p e r l u k a n dalam peneletian.
22
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. KEGIATAN DI PADANG MENGATAS
4.1. Pembahasan
23
Sapi pesisir yang ada di BPTU terletak di bagian timur dari wilayah BPTU
& HPT Padang Mengatas dan berjumlah 135 ekor, dengan identifikasi spesifik
berupa tubuh kecil, warna merah bata (adapula yang coklat muda, keputih-
putihan, dll), bertubuh kecil, bertanduk seperti kambing, ada yang memiliki
punuk, ujung ekor berwarna hitam serta garis memanjang secara vertikal
berwarna hitam dipunggung. Dari identifikasi ini, terlihat bahwa sapi pesisir ini
memiliki ciri yang tak jauh berbeda dengan literatur diatas, karena sapi ini
merupakan sapi asli Sumatra Barat.
Perkandangan
Kandang yang ada di BPTU berjumlah 9 kandang, karena sapi-sapi yang ada
lebih banyak dipelihara dengan sistem ekstensif, sedangkan sapi sapi yang
dikandangkan adalah sapi sapi yang sakit, sapi yang lepas sapih, sapi yang baru
melahirkan.Setiap pagi dilakukan sanitasi kandang hal ini bertujuan agar ternak
yang berada di kandang merasa nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit
yang dapat disebabkan oleh bakteri dan parasit dan dapat meninmbulkan
kerugian ekonomi, sehingga kebersihan kandang harus tetap terjaga.
Keadaan kandang di BPTU ini umumnya sudah baik, dan sudah sesuai untuk
peruntukannya namun masih terdapat kekurangan yaitu masih ada kandang
yang belum tersedia tempat minum, padahal tempat minum ini sangat penting
dan harus disediakan secara edlibitum agar pakan dan air minum ternak
terpenuhi sebaiknya dibuatkan tempat pakan dan minum secara permanen dan
berdekatan. Sirkulasi udara dan sinar matahari di kandang sudah sesuai.
Untuk drynase di kandang sudah cukup baik, feses dibuang dengan
menggunakan tong sampah dan dialirkan melalui saluran drynase langsung
dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk HPT yang tersedia di paddock –
paddock.
25
Bahan pakan Persentase(%)
Dedak 40
Konsentrat 162 40
Bungkil Kelapa 16
Mineral 2
Garam 2
Jumlah 100
26
penyuntikan hormon prostalglandin. Hal ini dilakukan agar ternak yang
mengalami gangguan reproduksi dapat birahi sehingga dapat bunting kembali.
Kawin Buatan yaitu melalui IB, perkawinan ini bisa dilakukan karena
indukan masih produktif dan indukan mengalami 3A ( Abang,Abu,Angat ),serta
mengalami tingkat agresif yang tinggi sebelum dikawinkan.indukan yang
mengalami birahi harus ditangani secepat-cepatnya,karna tingkat birahi ini
hanya berlangsung 12 jam. Sebelum Melakukan Perkawinan yang melaui IB ini
yang harus di lakukan oleh seorang insiminator yaitu mempersiapkan peralatan
IB seperti Gun, plastik sik, Straw, Glob ( Sarung Tangan Plasitk ), sabun,dll.
Cara melakukan IB yaitu insiminator mempersiapkan straw terlebih dahulu,
setelah itu inseminator mengambil gun dan plastik sit, lalu straw dimasukan
kedalam Alat Gun-nya, straw digunting dibagian atas lalu ditutup dengan
plastik sik, setelah itu inseminator wajib menggunakan Glob ( Sarung Tangan
Plastik) untuk merogoh alat reproduksi betina, sebelum melakukannya kotoran
yang ada di rektum harusbersihkan terlebih dahulu setelah itu maka
dilakukanlah penemuan serviks jika telah ditemukan maka gun masukan
melalui vulva lalu straw ditembakkan.
28
No Nama Jumlah
1 Kantor 1 unit
2 Gedung 1 unit
pertemuan
3 Aula 1 unit
4 Laboratorium 2 unit
5 Mess 2 unit
6 Rumah dinas 23 unit
7 Kandang 11 unit
8 Gudang 3 unit
9 Bengkel 1 unit
10 Kendaraan roda 2 11 unit
11 Kendaraan roda 4 5 unit
12 Traktor 4 unit
13 Hand tractor 3 unit
14 Hand mower 2 unit
15 Trailer 2 unit
16 Mixer 1 unit
17 Deeping 1 unit
18 Instalasi air 2 unit
minum
19 Copper 1 unit
20 Biosecurity 1 unit
21 Timbangan 2 unit
ternak
22 Padang 280 ha
penggembalaan
23 Kebun rumput 17 ha
24 Kebun koleksi 1 unit
25 Masjid 1 unit
26 Kantin 1 unit
27 Lapangan 1 unit
olahraga
28 Pos satpam 1 unit
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selama melakukan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di BPTU
HPT Padang Mengatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mata pelajaran ini
sangat penting untuk menunjang wawasan dan pengetahuan siswa tentang
bidang ilmu peternakan yang dipelajari dengan aplikasinya di lapangan.Setelah
mengikuti kegiatan penelitian di BPTU HPT Padang Mangatas,Penulis
mendapat pengetahuan yang lebih luas dibidang ilmu teknologi
Reproduksi,Manajemen pemeliharaan,Manajemen penanganan penyakit dan
Manajemen pengelolaan tata laksana kandang yang sangat berguna untuk
menunjang kemajuan suatu usaha peternakan.
5.2 Saran
Saran yang kami berikan kepada pengelola BPTU HPT Padang
Mengatas, demi perubahan yang lebih baik yaitu sbb:
Ada baiknya dibuat tempat ransum di padang pengembalaan demi untuk
meningkatkanefektipitas konsumsi pakan konsentrat di padang
penggembalaan/pasture.Dimana pakan konsentrat diberikan langsung
diatas rumput penggembalaan tanpa ada nya tempat ransum khusus.
Ada baiknya pemamfaatan limbah ternak lebih dimaksimalkan lagi, baik
sebagai bahan bakar Biogas atau sebagai pupuk kompos pada pertanian.
Penghijauan sekitar pinggir jalan dalam BPTU HPT Padang Mangatas
lebih ditingkatkan lagi mengingat banyak pengunjung atau wisataan yang
selalu berkunjung.
Biocecurity di bptu HPT Padang Mangatas hendaknya lebih di tingkatkan
lagi demi agar dapat mencegah masuknya penyakit hewan menular
kedalam lingkungan sumber bibit melalui ternak,
manusia dan peralatan yang tercemar bibit penyakit.
30
HASIL DOKUMENTASI
A. KEGIATAN DI PADANG MENGATAS
31
32
33
34
35
36
B. KEGIATAN DI SEMEN PADANG
37
38
39
40