Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang penelitian Peternakan Sapi di Padang
Mengatas dan Pembuatan Semen Di PT. Semen Padang ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu Asmar Vitra devi S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran
Biologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembibitan
peternakan sapi di Padang Mengatas dan proses pembuatan Semen di PT.
Semen Padang. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Pekanbaru, 29 November 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
A. Kegiatan Di Padang Mengatas…………………4
1.1 Latar Belakang…………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………...4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………....4
1.4 Manfaat Penelitian……………………………..5
B. Kegiatan di PT. Semen Padang………………..6
1.1 Latar belakang…………………………………6
1.2 Rumusan Masalah……………………………..6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………...6
1.4 Manfaat Penelitian…………………………….7
BAB II LANDASAN TEORI……………………………….8
A. Kegiatan Di Padang Mengatas………………..8
2.1 Sejarah Padang Mengatas…………………….8
2.2 Visi Dan Misi BPTU-HPT……………………10
2.3 Struktur Organisasi……………………………11
2.4 Tenaga Kerja…………………………………..12
2.5 Kegiatan BPTU-HPT………………………….12
2.6 Populasi Ternak…………………………….….13

2
2.7 Jenis-Jenis Sapi…………………………………..13
B. Kegiatan Di PT. Semen Padang………………….15
2.1 Sejarah PT. Semen Padang……………………….15
2.2 Pembuatan Semen Padang……………………….17
2.3 Bahan Pembuatan Semen Padang………………...18
2.4 Jenis Semen Dan Penggunaannya………………...19
BAB III METODE PENULISAN………………………………..21
3.1 Metode Pengumpulan Data……………………….21
3.2 Metode Pengolahan Data………………………….21
3.3 Instrumen………………………………………….21
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian………………….21
3.5 Teknik Analisis Data……………………………..22
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN…………………………23
4.1 Pembahasan………………………………………23
BAB V PENUTUP……………………………………………...30
5.1 Kesimpulan……………………………………….30
5.2 Saran……………………………………………...30
DOKUMENTASI…………………………………………………..31

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. KEGIATAN DI PADANG MENGATAS


1.1 Latar Belakang
Pembibitan sapi merupakan masalah yang sering dihadapi para peternak
sapi, karna para sapi sering melakukan perkawinan dengan sapi yang memiliki
satu darah atau satu keturunan.Sehubungan dengan itu kualitas sapi semakin
menurun karna perkawinan sedarah, akibatnya bobot tubuh sapi semakin
menurun dari tahun-ketahun.Akibatnya para peternak khawatir akan kualitas
sapi yang terus memburuk, untuk menangani masalah tersebut para peternak
berinisiatif untuk kembali meningkatkan kualitas dari sapi tersebut.Dengan
membuat tempat pembibitan sapi,yaitu dikenal dengan PT. Padang Mengatas.Di
PT. Padang Mengatas dilakukan perkawinan silang dengan sapi luar negeri, sapi
yang diambil berasal dari berbagai negara yaitu salah satunya dari Kanada.
Dengan dilakukannya perkawinan silang ini kualitas sapi diharapkan semakin
meningkat.
Oleh karena itu, para penulis diharapkan mengetahui bagaimana cara
pemibitan sapi unggul.

1.2 Rumusan Masalah


1) Jenis sapi apa saja yang dikembangbiakan di PT. Padang Mengatas ?
2) Bagaimana cara pengembangbiakan sapi di PT. Padang Mengatas ?
3) Apa saja manfaat yang didapatkan dari pembibitan sapi di PT. Padang
Mengatas ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui jenis sapi apa saja yang dikembangbiakan
b. Untuk mengetahui cara pengembangbiakan sapi
c. Untuk mengetahui apa saja manfaat yang didapatkan dari
pembibitan unggul tersebut

4
1.4 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan mendapatkan manfaat sebagai


berikut :
Bagi peneliti, dengan penelitian tersebut memberikan wawasan yang luas
khususnya mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga menambah pengalaman dan pemahaman tentang
materi tersebut
Kiranya penelitian dapat diteruskan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan penelitian ini.

5
B. KEGIATAN DI PT. SEMEN PADANG
1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi lingkungan kerja yang semakin dinamis dan selalu
berubah, maka suatu organisasi atau perusahaan dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri baik secara internal maupun ekternal. Hal ini merupakan
konsekuensi dari suatu organisasi karena telah memasuki era persaingan yang
ketat dan selalu berubah.
Suatu organisasi dapat dikatakan berhasil jika organisasi tersebut dapat
melakukan perubahan untuk menghadapi persaingan, tangkas dan cermat,
mampu mengembangkan inovasi baru dan selalu siap menghadapi persaingan
baru. Akan tetapi tidak semudah yang dilakukan karena perubahan. Perubahan
yang dilakukan oleh organisasi harus dilakukan dengan melalui berbagai
pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Perubahan dapat diartikan
membuat sesuatu menjadi berbeda di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Untuk merealisasikan perubahan harus menggunakan rencana yang matang dan
penuh perhitungan.
Seperti halnya yang dilakukan di PT. Semen Padang sebelum melakukan
suatu perubahan, perusahaan ini dengan terencana dan terarah melakukan
kegiatan perubahan yang berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai.
Adapun yang melatarbelakangi suatu perubahan dalam organisasi adalah
bagaimana kemampuan dari organisasi tersebut dalam bertahan hidup di dalam
persaingan yang tinggi dan selalu dinamis baik dari faktor internal maupun
eksternal.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana cara pembuatan semen di PT. Semen Padang ?
2) Apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan semen di PT. Semen
Padang ?
3) Adakah dampak yang ditimbulkan dari pembuatan semen bagi
lingkungan sekitar ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui cara pembuatan semen.

6
b. Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam
pembuatan semen.
c. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembuatan
semen bagi lingkungan sekitar.

1.4 Manfaat Penelitian


Setelah melakukan penelitian diharapkan mendapatkan manfaat sebagai
berikut :
Bagi peneliti, dengan penelitian tersebut memberikan wawasan yang luas
khususnya mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga menambah pengalaman dan pemahaman tentang
materi tersebut
Kiranya penelitian dapat diteruskan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan penelitian ini.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KEGIATAN DI PADANG MENGATAS


2.1 Sejarah Tentang Padang Mengatas
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-
HPT) Padang Mengatas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Pertanian Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, yang berperan penting dalam penyediaan bibit sapi potong
yang berkualitas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor
292/kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16 April 2002, yang memiliki tugas
melaksanakan pemuliaan, produksi dan pemasaran bibit sapi potong yang
unggul. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan
manajemenrecording (pencatatan) ternak dalam upaya pembibitan sapi potong
yang baik. Recordingsangat penting dilakukan sebagai landasan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam kebijakan peternakan,
karena recording dapat memberikan informasi secara lengkap terkait semua
kegiatan yang dijalankan. Dari hasil recording tersebut maka dapat dilakukan
program pembibitan sapi potong melalui seleksi terhadap pedet, calon induk
dan calon pejantan unggul yang akan digunakan sebagai replacement
stock, sedangkan sisanya dapat diculling atau dipotong.
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-
HPT) Padang Mengatas merupakan unit pelaksana teknis di bidang peternakan
yang bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, Kementrian Pertanian. BPTU-HPT Padang Mengatas pada awalnya
didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918 dan ternak yang
digembalakan adalah kuda. Tahun 1935 didatangkan sapi zebu dari India dan
berkembang dengan baik. Namun tahun 1945 sampai 1949 peternakan ini
berhenti karena terjadi pergolakan pada zaman revolusi dan tahun 1950
dibangun kembali oleh wakil presiden Bapak Dr. H.M Hatta dan dijadikan
kembali station peternakan pemerintah dan diberi nama Induk Taman Ternak
(ITT) Padang Mengatas.
Tahun 1955 sampai 1957, Padang Mengatas merupakan station
peternakan terbesar di Asia Tenggara dan ternak yang dipelihara adalah kuda,
sapi, kambing dan ayam. Namun tahun 1958 sampai 1961 terjadi
8
pergolakan PRRI, dan lokasi ITT Padang Mengatas dijadikan sebagai basis
pertahanan PRRI sehingga ITT Padang Mengatas rusak berat. Dibenahi kembali
oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat pada tahun 1961. Tahun 1973 sampai
1974 Pemerintah Jerman mengadakan kajian di ITT Padang Mengatas maka
pada tahun 1974 sampai 1978 dilakukan kerjasama pembangunan kembali ITT
Padang Mengatas antara pemerintah RI & Jerman melalui proyek Agriculture
Development Project (ADP) untuk pengembangan peternakan. Ternak yang
dipelihara adalah sapi Simmental, Brahman dan Peranakan Ongole.
Tahun 1982, ITT berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak/
Hijauan Makanan Ternak (BPT/HMT) Padang Mengatas (SK Mentan 313 Thn
1982) dengan wilayah kerja 3 (tiga) proponsi (Sumbar, Riau dan Jambi). Tahun
2002, BPT/HMT berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul
(BPTU) Sapi Potong Padang Mengatas dan pada bulan Mei 2013 berubah
menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-
HPT) Padang Mengatas dan dijadikan sebagai pusat pembibitan Sapi
Simmental, Sapi Limousine dan Sapi Pesisir.
Visi BPTU-HPT Padang Mengatas yaitu menjadi pusat penghasil bibit
sapi potong unggul nasional. Misi yang diemban BPTU-HPT Padang Mengatas
yaitu meningkatkan populasi sapi potong, meningkatkan produksi dan produksi
bibit sapi potong, menyediakan bibit sapi potong unggul yang bersertifikat,
melakukan distribusi bibit sapi potong unggul, meningkatkan kualitas sumber
daya manusia aparatur dan pelaku usaha sapi potong, melaksanakan pelayanan
teknis dan jasa di bidang sapi potong, menerapkan inovasi teknologi sapi
potong.
BPTU-HPT Padang Mengatas berlokasi di Padang Mengatas, Kecamatan
Luhak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatera Barat. BPTU-HPT
Padang Mengatas berjarak ± 12 km dari Pusat Kota Payakumbuh dan ± 136 km
dari Kota Padang, pusat ibukota Sumatera Barat. BPTU-HPT Padang Mengatas
sebelah utara berbatasan dengan Kenagarian Mungo dan Bukit Sikumpar,
sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Sago, sebelah timur berbatasan
dengan Dusun Talaweh dan sebelah barat berbatasan dengan Kenagarian Sungai
Kamuyang Timur.
Luas areal BPTU-HPT Padang Mengatas ± 280 Ha dengan ketinggian
700 sampai 900 m DPL, beriklim tropis dan temperatur berkisar antara 18
sampai 280C (rata-rata 230C). Kelembaban 70% dengan curah hujan 1800
mm/th. Jenis tanah pedsolik merah kuning dengan tekstur liat, pH tanah 5,6.

9
Status tanah merupakan milik Negara bersertifikat hak pakai Kementrian 18
Pertanian No.5 tahun 1997.

2.2 Visi Dan Misi BPTU-HPT


Berdasarkan grand strategy Pembangunan Pertanian, kebijakan
pembangunan peternakan dan kebijakan Teknis Perbibitan Ternak, maka
ditetapkan visi dan misi Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak
Padang Mengatas sebagai berikut :
Visi : “Menjadi Pusat Penghasil Bibit Sapi Potong Unggul Nasional “.
Misi :
1. Meningkatkan populasi,produksi dan produktifitas bibit sapi
potong
2. Menyediakan bibit sapi potong unggul yang bersertifikat
3. Meningkatkan populasi,produksi dan produktifitas
bibit/benih HPT
4. Menyediakan bibit/benih HPT berkualitas
5. Melakukan distribusi dan pemasaran bibit sapi potong
unggul
6. Melakukan distribusi dan pemasaran bibit/benih HPT
berkualitas
7. Melaksanakan pelayanan teknis dan jasa dibidang terkait
dengan sapi potong dan HPT
8. Menerapkan Inovasi teknologi sapi potong dan HPT
9. Meningkatkan kualitas SDM aparatur, peternak dan pelaku
usaha sapi potong.

10
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi BPTU-HPT Padang Mengatas terdiri dari Kepala
Balai, Sub bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknik, Seksi Prasarana dan
Sarana Teknis, Seksi Informasi dan Jasa Produksi dan Kelompok Jabatan
Fungsional.
Kepala Balai bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan balai dan pembibitan ternak sapi
potong. Sub bagian Tata Usaha bertugas melakukan penyiapan penyusunan
program rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, penyiapan
evaluasi dan pelaporan serta pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah
tangga dan perlengkapan.Seksi pelayanan teknis produksi bertugas melakukan
pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul yang meliputi
pemeliharaan dan pengawasan bibit ternak unggul antara lain pemeliharaan dan
pengawasan kesehatan ternak, penyediaan pakan ternak, produksi dan
pemuliaan ternak unggul, serta pengelolaan unit pembenihan/ pembibitan,
pemeliharaan produksi dan pengembangan hijauan pakan ternak. Seksi
prasarana dan sarana teknis bertugas melakukan pengelolaan prasarana dan
sarana teknis meliputi instalasi kandang bibit ternak unggul, kebun bibit hijauan
pakan ternak, ladang penggembalaan, sarana teknis dan sarana pendukung.
Seksi informasi dan jasa produksi bertugas melakukan pemberian informasi
dokumentasi, penyebaran dan distribusi bibit ternak unggul dan hijauan pakan
ternak.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari pengawas bibit ternak
(wasbitnak), pengawas mutu pakan (wastukan), medik veteriner dan paramedik
veteriner yang bertugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selain itu untuk lebih memudahkan dalam pembagian kerja, kelompok
jabatan fungsional juga dibagi-bagi menjadi beberapa penanggungjawab seperti
penanggungjawab pemeliharaan ternak di kandang, pemeliharaan ternak di
padang penggembalaan, reproduksi ternak, recordingternak, pakan konsentrat,
pakan hijauan pastura maupun rumput potong, kesehatan ternak dan sebagainya.

11
2.4 Tenaga Kerja
Tenaga Kerja di BPTUHPT Padang Mengatas diklasifikasikan berdasa
rkan Pendidikan dan Golongan. Tenaga Kerja tersebut sebagian besar
berasal dari daerah sekitar Padang Mengatas, sedangkan tenaga
kerja (karyawan) yang tempat tinggalnya jauh dari Balai
disediakan Kompleks Perumahan Dinas untuk menunjang kinerja agar berjalan
secara baik, teratur dan optimal. Tenaga kerja di BPTU-
HPT Padang Mengatas seperti pada tabel berikut ini :

Tabel tenaga kerja menurut pendidikan


No Pendidikan Jumlah
1 S2 5 orang
2 Dokter hewan 4 orang
3 S1 15 orang
4 D4 3 orang
5 D3 6 orang
6 Sma 47 orang
7 Smp 2 orang
8 Sd 6 orang
Jumlah 88 orang

Untuk penjelasan tenaga kerja yang ada di BPTU pada saat ini secara
keseluruhan berjumlah sebanyak 105 tenaga kerja dari semua bidang, teridiri
dari 88 orang PNS dan 17 orang honorer.

2.5 Kegiatan BPTU-HPT Padang Mengatas


Kegiatan operasional BPTUHPT Padang Mengatas dirumuskan sebagai
berikut:
1) Melakukan produksi bibit ternak
2) Pengembangan dan peningkatan teknologi reproduksi
3) Meningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan
4) Pengendalian penyakit hewan
5) Melakukan pengobatan dan meningkatkan biosecurity
6) Pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang dan desinfeksi
padang pengembalaan

12
7) Pemeliharaan dan pengembangan ternak serta peningkatan
kelahiran
8) Melakukan seleksi ternak berkelanjutan dan uji performance
9) Penyediaan distribusi dan pemasaran bibit ternak

2.6 Populasi Ternak


Padang mengatas mengembangbiakkan tiga jenis sapi yang terdiri dari
Sapi Limausine (Boss taurus), Sapi Simmental (Boss taurus) dan Sapi
Pesisir(Boss indicus).Berdasarkan catatan penanggungjawab recording populasi
ternak di BPTU-HPT Padang Mengatas bisa dilihat pada tabel populasi di
bawah ini yaitu :

Jenis Sapi Dewasa Dara Anak Jumlah


Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
Limausine - 138 3 6 20 22 189
Simmental 3 327 37 66 79 99 611
Pesisir 10 94 - - 10 21 135
Jumlah 13 559 40 72 109 142 935

2.7 Jenis Jenis Sapi


Jenis jenis sapi yang diternak di BPTU-HPT Padang Mengatas ini , yaitu
:
 Sapi Simental
Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah
Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih
cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New
Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging.
 Sapi Limosin
Sapi limosin adalah sapi yang pertama kali dikembangkan di
negara Prancis. Sapi ini memiliki ciri yaitu mempunyai ukuran tubuh
yang besar dan panjang, dengan bulu yang berwarna coklat tua, warna
sekeliling mata dan bagian lutut ke bawah berwarna sedikit terang, serta
pada sapi limosin jantan memiliki tanduk yang tumbuh ke luar yang
sedikit melengkung.
13
 Sapi Pesisir
Sapi pesisir merupakan salah satu rumpun sapi lokal dan telah
beradaptasi dengan baik di daerah pesisir pantai, Kabupaten Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Masyarakat Sumatera Barat menyebut
sapi lokal pesisir dengan nama lokal, misalnya jawi ratuih atau bantiang
ratuih, yang artinya sapi yang melahirkan banyak anak. Sapi Pesisir
merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang hidup dikawasan pesisir
Sumatera Barat, telah ditetapkan sebagai rumpun melalui SK Menteri
Pertanian No. 2908/Kpts/OT.140/6/2011.

14
B. KEGIATAN DI SEMEN PADANG
2.1 Sejarah PT. Semen Padang
PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910
dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV
NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Kemudian pada
tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik
Indonesia dari Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami
proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas
pabrik Indarung I menjadi 330.000 ton/ tahun. Selanjutnya pabrik melakukan
transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah
menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II, III, dan IV.
Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT
Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk bersamaan dengan
pengembangan pabrik Indarung V. Pada saat ini, pemegang saham Perusahaan
adalah PT Semen Indonesia (Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar
99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar
0,01 %. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas
oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya
sebesar 48,09% dimiliki publik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan
perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Logo PT Semen Padang (PTSP) pertama kali diciptakan pada 1910,
semasih bernama Nederlandsch Indische Portland Cement (Pabrik Semen
Hindia Belanda). Logonya berbentuk bulat, terdiri atas dua lingkaran (besar dan
kecil) dengan posisi lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. Di antara
kedua lingkaran tersebut terdapat tulisan "Sumatra Portland Cement Works". Di
dalam lingkaran kecil terdapat huruf N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch
Indische Portland Cement Maatschappij, sebuah pabrik semen di Indarung, 15
km di timur kota Padang.
Logo itu hanya berumur 3 tahun karena pada 1913 dibuat sebuah logo
baru, meski bentuk bulat dengan dua garis lingkaran dan kata-katanya tetap
dipertahankan. Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV. Nah, ini yang
menarik: ada gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran kecil tampak sedang
berdiri menghadap ke arah kiri dengan latar panorama alam Minangkabau.
Gambar ini menggantikan posisi huruf NIPCM sebelumnya.

15
Logo itu diubah lagi pada 1928. Kata Nederlandsch Indische diubah
menjadi Padang. Jadi, tulisan di antara kedua lingkaran tersebut adalah N.V.
Padang Portland Cement Maatschapij. Di bagian bawahnya tertulis Fabrik di
Indarung Dekat Padang, Sumatera Tengah, yang ditulis dengan huruf yang lebih
kecil. Wah, telah muncul bahasa Melayu, setelah Sumpah Pemuda pada 1928.
Dalam lingkaran kecil, selain gambar kerbau, terdapat gambar seorang laki-laki
yang sedang berdiri di depan sebelah kanan kerbau sambil memegang tali
kerbaunya. Ada pula gambar sebuah rumah adat, kelihatan hanya dua
gonjongnya, di belakang sebelah kanan kerbau. Panorama di latar belakang
ditambah dengan lukisan Gunung Merapi, lambang sumarak ranah Minang.
Gambar kerbau tetap ditampilkan mendominasi di lingkaran kecil tersebut.
Jepang kemudian datang membawa perubahan, NV PPCM diganti
dengan Semen Indarung. Logo PT SP tidak diubah, kecuali perubahan
tulisan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Demikianlah sampai Perang
Kemerdekaan (1945-1949). Ada sedikit perubahan, yaitu digantinya tulisan
Semen Indarung dengan Kilang Semen Indarung. Namun, saat Belanda kembali
pada 1950, nama NVPPCM muncul kembali.Logo PTSP dimodifikasi lagi, pada
1958, seiring dengan kebijakan pemerintah pusat tentang nasionalisasi
perusahaan asing. Logonya yang bulat dipertahankan, tapi tulisan NV PPCM
diganti dengan Semen Padang Pabrik Indaroeng. Gambar kerbau tetap ada. Tapi
tiada lagi gambar seorang laki-laki, rumah adat, dan gambar panorama Gunung
Merapi. Penggantinya adalah gambar atap rumah gadang dengan lima gonjong
di atas gambar kerbau.
Logo PTSP diperbarui lagi pada 1970. Dua lingkaran dihilangkan,
sehingga tulisan Padang Portland Cement Indonesia dibuat melingkar sekaligus
menjadi pembatasnya. Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja
dengan posisi menghadap ke depan. Di atas kepala kerbau dibuat pula gambar
atap/gonjong (5 buah) rumah adat. Muncul pula moto PTSP yang berbunyi
"Kami Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkan". Namun, pada 1972
logo tersebut dimodifikasi dengan memunculkan dua garis lingkaran: besar dan
kecil. Perubahan terjadi lagi pada 1991, saat tulisan Padang Portland Cement
menjadi Padang Cement Indonesia. Pada 1 Juli 2012, PT SP kembali
melakukan perubahan logo. Pada perubahan kali ini, PT Semen Padang tidak
melakukan perubahan yang bersifat fundamental karena brand perusahaan tertua
di Indonesia ini dinilai sudah kuat. Pergantian ini dilakukan dengan
pertimbangan, logo yang dipakai sebelumnya memiliki ciri, tanduk kerbau kecil
dan complicated (rumit). Mata kerbau kelihatan old (tua), gonjong

16
dominan, dan telinga terlihat off position. Pada logo baru disempurnakan
menjadi, tanduk kerbau menjadi besar dan kokoh/melindungi, mata kelihatan
tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana (crown) , dan telinga pada posisi “on”
(selalu mendengar).
Logo baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh (identitas
semen), universal (tidak kedaerahan), lebih simpel (mudah diingat/memorable),
dan lebih konsisten (aplicable dalam ukuran terkecil).

2.2 Pembuatan Semen Padang


Secara umum proses pembuatan semen dibedakan atas dua proses yaitu
proses basah (wet process) dan proses kering (dry process).

a) Proses Basah
Proses ini yaitu denga penambahan air sewaktu penggilingan bahan
mentah, sehingga hasil gilingan mentah berupa lumpur yang disebut slurry
dengan kadar air sekitar 30 – 36 %.

b) Proses Kering
Proses ini dengan pengaringan bahan mentah sejalan dengan penggilingannya,
sehingga hasil gilingan bahan mentah berupa tepung/bubuk yang disebut raw
mix (raw meal), dengan kadar airnya < 1 %.

Tahapan Proses
Secara umum proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan,
yaitu:
1. Penyediaan bahan mentah
2. Pengolahan bahan mentah
3. Pembakaran raw mix/slurry menjadi klinker
4. Penggilingan klinker dan Gypsum menjadi semen

1. Penyediaan bahan mentah


Ini adalah aktivitas mulai dari quarry (penambangan), pemecahan
(crushing) dan transportasi, sampai bahan mentah berada pada storage pabrik.
Biasanya pada pemasukan bahan mentah ke storage juga dilakukan proses
pengeturan pencampuran awal (preblending) bahan mentah sejenis agar kualitas
bahan mentah tersebut lebih seragam.

17
2. Pengolahan bahan mentah
Meliputi proses
1. Percampuran sesame bahan mentah sesuai perbandingannya
2. Pemecahan & penggilingan bahan mentah
3. homogenisasi
pada proses basah ditambahkan air sewaktu penggilingan, sedangkan pada
proses kering menggunakan udara (gas) panas untuk pengeringan bahan
mentah. Mesin penggilingan bahan mentah ini disebut raw mil

3. Pembakaran raw mix/slurry menjadi klinker


Pada tahap ini raw mix pada proses basah akan dibakar dalam kiln (tanur)
dan melalui beberapa tahapan proses mengahasilkan produk semen setengah
jadi yang disebut klinker.
Bahan bakar yang digunakan oleh pabrik adalah gas, minyak dan batu bara.

4. Penggilingan klinker dan gypsum menjadi semen


Semen dihasilkan dengan menggiling klinker sampai kehalusan tertentu.
Pada saat penggilingan, klinker dicampur dengan gypsum (4 – 6 %) yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas semen, Fungsi gypsum dalam semen
adalah sebagai “retarder”, yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu
pengerasan semen, sehingga semen tidak terlalu cepat mengeras. Mesin
penggilingan semen ini disebut Cement Mill atau Finish Mill (penggiling akhir).

2.3 Bahan Pembuatan Semen


Bahan Mentah yang diapakai di PT. Semen Padang (PTSP).
Untuk membuat semen Portland ada beberapa persenyawaan yang harus
terdapat dalam bahan dasar (The Four Main Elemen), yaitu :
- Oksida calcium (CaO)
- Oksida Silkon (SiO2)
- Oksida Alumunium (A12O3)
- Oksida Besi (Fe2O3)
Untuk memenuhi bahan tersebut, PTSP menggunakan Bahan Mentah utama :
- Batu Kapur
- Batu Silika
- Tanah Merah

Bahan Mentah Tambahan :


- Pasir Besi
- Gypsum

18
a. Batu Kapur
terdapat di Bukit Batu Karang Putih yang terletak + 3 km dari lokasi
pabrik. Ini sebagai sumber Calsium Oksida yang persentasenya terdapat dalam
batu kapur sebesar 50%. Sedangkan penggunaan tanah liat sendiri di dalam
bahan baku secara keseluruhan adalah sebanyak 80%.

b. Batu Silika
Di dapat di bukit Ngalau yang terletak + 2 km dari lokasi pabrik dan juga
terdapat disekitar bukita karang putih. Bahan ini digunakan sebagai sumber
silisium Oksida dan Alumunium Oksidan dan Oksida besi. Bahan ini
mengandung 65% oksida silisium, 13% oksida alumunium dan 7% oksida besi.
Kebutuhan bahan ini dalam bahan pengolahan bahan dasar adalah + 10%

c. Tanah Merah
Terdapat di bukit-bukit sekitar Indarung. Digunakan sebagai sumber
Alumunium Oksida (29%) dan Oksida besi (10%). Kebutuhan secara
keseluruhan + 10%. Hal yang menyulitkan di dalam pemakaian bahan ini adalah
kandungan air (30%) dan batu (3%).

d. Pasir besi
Untuk membuat semen Portland yang berwarna lebih gelap maka perlu
ditambahkan bahan mentah pasir besi yang didatangkan dari cilacap. Bahan ini
mengandung oksida besi sekitar 83% dan dipakai sebanyak + 2 %. Kegunaan
sebagai flux dalam pembakaran dan mempengaruhi warna semen.

e. Gypsum
Merupakan bahan mentah tambahan dalam industri semen yang
kegunaannya utnuk meperbaiki sifat-sifat semen. Bahan baku ini diperoleh oleh
PT. Semen Padang yaitu dengan cara membeli dari PT. Petrokimia Gresik atau
dari luar negeri (Thailand).

2.4 Jenis Semen Dan Penggunaannya


a) Portland Cement Type I

Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan


persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Lebih tepat
digunakan pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0,0% - 0,10 %, dapat
juga digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat,
dan lain-lain.

19
b) Portland Cement Type II

Lebih tepat digunakan untuk konstruksi bangunan yang terbuat dari beton
massa yang memerlukan ketahanan sulfat lebih tinggi (pada lokasi tanah dan air
yang mengandung sulfat antara 0,10-0,20%) dan panas hidrasi sedang, misalnya
bangunan di pinggir laut, bangunan di tanah rawa, saluran irigasi, beton massa
untuk dam-dam dan landasan jembatan.

c) Portland Cement Type V

Lebih tepat digunakan untuk konstruksi bangunan-bangunan pada


tanah/air yang mengandung sulfat > 0,20 % dan sangat cocok untuk instalasi
pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

d) Super Masonry Cement

Semen ini lebih tepat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung,


jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan
untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, paving
block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

e) Oil Well Cement

Merupakan semen khusus yang lebih tepat digunakan untuk pembuatan


sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah
permukaan laut dan bumi. Untuk saat ini jenis OWC yang telah diproduksi
adalah class G, HSR (High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai "BASIC
OWC". Bahan additive/tambahan dapat ditambahkan/dicampurkan hingga
menghasilkan kombinasi produk OWC untuk pemakaian pada berbagai
kedalaman dan temperatur.

f) Portland Pozzolan Cement

Adalah semen hidrolid yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan
bahan pozzolan. Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan umum dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti:
jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan
irigasi dan fondasi pelat penuh.

20
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Metode penelitian untuk mengumpulkan data-data dalam rangka
penulisankarya tulis ini dengan cara sebagai berikut :
Metode Observasi, yaitu proses pengumpulan data melalui
kegiatanmelihat, memantau dan menganalisa secara langsung
sehingga akan lebih jelasobjek yang diamati.
Metode tertulis wawancara / interview, yaitu cara pengumpulan
datamelalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka secara
langsung.
Metode terlulis, yaitu dengan menggunkan sumber-sumber dari
berbagai buku sebagai panduan karya tulis tersebut.

3.2 Metode Pengolahan Data


Mengenai pengolahan data kami menggunakan metode analisis
terhadap pokok- pokok dari data yang kami miliki. Melalui metode ini, kami
berusaha mencari titik t e r a n g d a r i ma s a l a h ya n g t e r d a p a t p a d a
konsep Analisis ini t e r u t a ma k a mi gunakan ketika
menghubungkan data yang satu dengan yang lain
sehingga merekamenjadi satu kesatuan yang padu.

3.3 Instrumen
Alat yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah :
1. Alat tulis yang diperlukan
2. Kamera digital untuk keperluan dokumentasi

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. P a d a h a r i p e r t a ma , ya i t u s o r e h a r i t e r l e b i h d a h u u S u r v e i
t e mp a t - t e mp a t ya n g akan diteliti pada hari berikutnya.
2. Pada hari kedua, sebelum menuju tempat penelitian terlebih
dahulu siapkan alat-alat yang diperlukan
3. S e t i b a d i t e mp a t p e n e l i t i a n , t e mu i n a r a s u mb e r u n t uk
me l a k u k a n wa wa n c a r a secara langsung. Catat dan rekam apa saja
yang telah dibicarakan
4. Selanjutnya, bersama narasumber langsung meli
h a t t e m p a t p e n e l i t i a n (peternakan)

21
5. C a r i t e mp a t - t e mp a t ya n g berhubungan dengan
o b je k p e n e l t i a n , d a n l a k u k a n wawancara kembali dengan
narasumber lainnya.
6. J a n g a n l u p a u n t u k me n c a t a t d a n me r e k o me n d a s i k a n h a l -
h a l ya n g d i p e r l u k a n dalam peneletian.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara
langsungdengan narasumber, kemudian terjun langsung ke tempat
lokasi penelitian atau
objek sasaran, sehingga kami dapat memperoleh data sesu
a i d e n g a n t u j u a n penelitian

22
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. KEGIATAN DI PADANG MENGATAS
4.1. Pembahasan

4.2.1 Bangsa Sapi


Jenis ternak yang dipelihara dan dijadikan bibit di BPTU & HPT Padang
Mengatas terdiri dari 3 bangsa sapi yaitu sapi Limousine, sapi
Simmental dan sapi Pesisir, namun sapi pesisir masih tahap konservasi. Dari
tiga jenis bangsa sapi tersebut memiliki ciri khas , sapi limousine memiliki ciri
khas pada warnanya yaituwarna merah, kepala pendek, ujung telinga tumpul,
garis punggung lurus, kaki pendek, bulu panjang dan kasar, tidak tahan terhadap
suhu tinggi, banyak minum dan kotorannya basah, cepat dewasa kelamin dan
bentuk tubuh besar. Dari hasil pengamatan sapi limousin yang terdapat di
BPTU sudah mengalami perubahan warna bulu, seperti warna merah bata yang
telah memudar, ukuran tubuh lebih kecil, dan bulu yang lebih pendek. Hal ini
membuktikan telah terjadi persilangan antara sapi limousine dengan sapi Asia.
Persilangan ini dilakukan dengan tujuan agar sapi dari Eropa dapat hidup dan
beradaptasi di Asia, khususnya di Indonesia yang beriklim tropis, karena sapi
simental berasal dari daerah yang beriklim sub tropis. Sapi limousine yang ada
di BPTU HPT Padang Mangatas Berjumlah 189 ekor.
Bangsa sapi Simental berasal dari negara Switzerland dan merupakan salah
satu bangsa sapi yang paling terkenal di eropa, dengan ciri yaitu berwarna
merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol
serta mukanya berwarna putih, Bentuk badan dari sapi simmental ini panjang,
padat dan kompak, berat badan dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina
sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg (Anonymus, 20141). Sapi
simental yang ada di BPTU HPT padang Mangatas Berjumlah 611 ekor.
Bangsa sapi pesisir Merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang hidup
dikawasan pesisir Sumatera Barat. Sapi terkecil no. 2 di dunia setelah sapi
dexter. Sapi pesisir memiliki ciri-ciri sbb Warna merah bata dominan, dan
derajat heterozigositasnya tinggi, tanduk pendek dan mengarah keluar seperti
tanduk kambing, jantan memiliki kepala pendek, leher pendek dan besar,
belakang leher lebar, ponok besar, kemudi pendek dan membulat, betina
memiliki kepala agak panjang dan tipis, kemudi miring, pendek dan tipis,
tanduk kecil dan mengarah keluar, Warna bulu pola tunggal terdiri atas lima
warna utama, yaitu merah bata (34,35%), kuning (25,51%), coklat (19,96%),
hitam (10,91%) dan putih (9,26%), Umur bunting pertama 30 bulan, umur
beranak pertama 40 bulan. (Jauzano, 2010).

23
Sapi pesisir yang ada di BPTU terletak di bagian timur dari wilayah BPTU
& HPT Padang Mengatas dan berjumlah 135 ekor, dengan identifikasi spesifik
berupa tubuh kecil, warna merah bata (adapula yang coklat muda, keputih-
putihan, dll), bertubuh kecil, bertanduk seperti kambing, ada yang memiliki
punuk, ujung ekor berwarna hitam serta garis memanjang secara vertikal
berwarna hitam dipunggung. Dari identifikasi ini, terlihat bahwa sapi pesisir ini
memiliki ciri yang tak jauh berbeda dengan literatur diatas, karena sapi ini
merupakan sapi asli Sumatra Barat.

4.2.2 Sistem Pemeliharaan


Pada Sistem pemiliharaan sapi di BPTU & HPT Padanag Mengatas ada 3
tipe yaitu tipe intensif, ekstensif dan semi intensif. Sistem ekstensif adalah
semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang sama. Sistem
intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh
peternak, dan sistem semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan
dengan cara digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan
dari sistem ekstensif dan intensif(Anonymus, 20112).

 Perkandangan
Kandang yang ada di BPTU berjumlah 9 kandang, karena sapi-sapi yang ada
lebih banyak dipelihara dengan sistem ekstensif, sedangkan sapi sapi yang
dikandangkan adalah sapi sapi yang sakit, sapi yang lepas sapih, sapi yang baru
melahirkan.Setiap pagi dilakukan sanitasi kandang hal ini bertujuan agar ternak
yang berada di kandang merasa nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit
yang dapat disebabkan oleh bakteri dan parasit dan dapat meninmbulkan
kerugian ekonomi, sehingga kebersihan kandang harus tetap terjaga.
Keadaan kandang di BPTU ini umumnya sudah baik, dan sudah sesuai untuk
peruntukannya namun masih terdapat kekurangan yaitu masih ada kandang
yang belum tersedia tempat minum, padahal tempat minum ini sangat penting
dan harus disediakan secara edlibitum agar pakan dan air minum ternak
terpenuhi sebaiknya dibuatkan tempat pakan dan minum secara permanen dan
berdekatan. Sirkulasi udara dan sinar matahari di kandang sudah sesuai.
Untuk drynase di kandang sudah cukup baik, feses dibuang dengan
menggunakan tong sampah dan dialirkan melalui saluran drynase langsung
dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk HPT yang tersedia di paddock –
paddock.

 Pakan (HPT & Konsentrat)


Pakan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh ternak untuk mencukupi
kebutuhan harian ternak yang dapat dicerna dan tidak mengganggu kecernaan
ternak (Sarwono, 2002). Sebagai balai yang dilabeli HPT, maka pakan hijauan
sangat perlu perhatian khusus baik di bidang kualitas maupun kuantitas. Di balai
24
ini memiliki kebun rumput yang merupakan lahan pakan hijauan untuk
kebutuhan sapi. Rumput yang ditanam untuk dijadikan rumput potong ialah
rumput Gajah, rumput Raja, dan rumput Benggala. Rumput yang ditanam di
padang penggembalaan untuk kebutuhan sapi ialah Brachiaria
decumbens dan Star grass serta ada rumput karpet axonopus compressus . Dari
kondisi yang terlihat bahwa untuk jenis leguminosa harus di kembangkan
lagi seperti Turi, Lamtoro, Indigofera dan Gamal. Selain ada lahan rumput, ada
juga kebun koleksi, dimana kebun koleksi ini ialah lokasi sumber bibit hijauan.
Dari sini terlihat sudah ada prospek yang bagus untuk pengembangan HPT yang
mesti ditingkatkan pengoptimalannya sehingga bukan hanya untuk koleksi
melainkan pemanfaatan sepenuhnya.
Dari hasil pengamatan yang ada, pemeliharaan HPT dilakukan dengan cara
intensif yaitu dengan penyiangan, pemupukan,dan pemberantasan dari gulma
dan penyakit tanaman. Pemupukan pada kebun rumput serta padang
penggembalaan dengan menggunakan pupuk organik dan anorganik, langkah
percepatan kerja dengan menggunakan alat seperti parang, rotta-
vator, dan hand-tractor.
Penyediaan pakan ternak berupa HPT di BPTU HPT Padang Mangatas
terbagi menjadi 2 tipe untuk hijauan yaitu cut and carry dan sistem
pengembalaan. Pemberian pakan yang menggunakan sistem cut and
carry dilakukan dengan cara pemberian langsung rumput potong yang sudah
dicacah ke ternak-ternak yang dikandangkan sedangkan sistem pengembalaan
yaitu ternak digembalakan di padang penggembalaan dengan
sistem grazing. Sistem di paddock digunakan sebagai sistem pemelliharaan
ekstensif. Rotasi grazing digunakan semestinya melalui penghitungancarryng
capacity.
Untuk pencacahan rumput dengan menggunakan mesin
pencacah (cowper)dengan tujuan untuk memudahkan
sapi dalam mengkonsumsinya dan serta dapat terpenuhinya nutrisi gizi pada
ternak. Pakan hijauan yang di cacah untuk sapi dikandang berupa rumput gajah,
rumput Benggala dan rumput Raja. Rumput – rumput yang disebutkan
sebelumnya merupakan rumput yang biasa diberikan di peternakan yang ada di
Indonesia. Pemberian pakan yang baik untuk sapi ialah 10% dari berat
badan sapi serta dibedakan sesuai dengan umur sapi, sedangkan pemberian
pakan dikandang ini hanya diberikan sesuai perkiraan saja berdasarkan
perkiraan penimbangan yang pernah dilakukan sebelumnya.
Selain pakan hijauan, konsentrat merupakan pakan yang diberikan ke ternak,
baik yang ada dikandang serta di padang penggembalaan. Konsentrat adalah
suatu bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan gizi dari keseluruhan bahan pakan dan dimaksudkan untuk
disatukan, dicampur sebagai suplemen atau pelengkap. Formulasi yaitu terdiri
dari dedak , konsentrat 162, bungkil kelapa, mineral dan garam. Berikut
adalah formulasi serta persentasenya:

25
Bahan pakan Persentase(%)
Dedak 40
Konsentrat 162 40
Bungkil Kelapa 16
Mineral 2
Garam 2
Jumlah 100

Pemberian konsentrat diberikan sesuai dengan sesuai perkiraan saja


berdasarkan perkiraan penimbangan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam
kenyataan semestinya pemberian konsentrat itu berdasar acuan berat badan, ada
yang memberi anjuran sebesar 3-4% dari berat badan. Selain itu pula
semestinya ada perbedaan fomulasi konsentrat untuk sapi induk, sapi muda,
pedet, maupun bull. Karena kebutuhan antara masing – masing kelompok
berbeda.
Teknis pemberian konsentrat yaitu diberikan pada pagi hari, dua jam sebelum
pemberian pakan hijauan dilakukan. Dalam langkah ini pemberian konsentrat
sudah sesuai dengan acuan yang ada, karena pemberian konsentrat sebelum
pakan hijauan akan mengaktifkan mikroba – mikroba dalam rumen yang dapat
dengan mudah mencerna serat kasar pada pakan hijauan yang nantinya akan
diberikan. Namun ada hal yang lebih baik yaitu pemberian konsentrat untuk
waktu yang tepat ialah menjelang matahari terbit (Anonim, 2014)
Lokasi pemberian dikandang telah dijelaskan di sub bab kandang
sebelumnya, sedangkan pemberian konsentrat di padang penggembalaan itu ada
2 cara, di padang penggembalaan yang telah memiliki tempat pakan, konsentrat
akan disebarkan di tempat pakan itu, namun untuk yang belum memiliki tempat
pakan, konsentrat hanya disebarkan diatas rerumputan. Kondisi seperti ini
sebenarnya tidak efektif dan efesien, karena konsentrat yang dikonsumsi akan
banyak yang terbuang serta bisa saja terkena parasit sebagai inang penyakit.
Sebagai pengoptimalan konsumsi ternak, semestinya pemberian rumput harus
dibarengi legum selain dengan konsentrat, agar nutrisinya saling melengkapi.
Sebenarnya sudah ada pemberian legum, namun kuantitas yang belum sesuai
dengan kebutuhan sehingga sebagai subtitusinya digunakan rumput yang lebih.

4.2.3 Reproduksi Ternak


Sistem perkawinan di BPTU HPT Padang Mengatas ada dua cara yaitu
Perkawinan Secara alami dan Perkawinan Secara Buatan. Perkawinan secara
Alami yaitu perkawinan yang di lakukan langsung oleh pejantan ke induk betina
yang mengalami gangguan reproduksi. Selain langkah dikawinkan alam,
indukan ini pula akan ditangani secara khusus. Penanganan berupa pemberian
sepul sebagai langkah pembersihan rahim, pemberian vitamin, dan juga

26
penyuntikan hormon prostalglandin. Hal ini dilakukan agar ternak yang
mengalami gangguan reproduksi dapat birahi sehingga dapat bunting kembali.
Kawin Buatan yaitu melalui IB, perkawinan ini bisa dilakukan karena
indukan masih produktif dan indukan mengalami 3A ( Abang,Abu,Angat ),serta
mengalami tingkat agresif yang tinggi sebelum dikawinkan.indukan yang
mengalami birahi harus ditangani secepat-cepatnya,karna tingkat birahi ini
hanya berlangsung 12 jam. Sebelum Melakukan Perkawinan yang melaui IB ini
yang harus di lakukan oleh seorang insiminator yaitu mempersiapkan peralatan
IB seperti Gun, plastik sik, Straw, Glob ( Sarung Tangan Plasitk ), sabun,dll.
Cara melakukan IB yaitu insiminator mempersiapkan straw terlebih dahulu,
setelah itu inseminator mengambil gun dan plastik sit, lalu straw dimasukan
kedalam Alat Gun-nya, straw digunting dibagian atas lalu ditutup dengan
plastik sik, setelah itu inseminator wajib menggunakan Glob ( Sarung Tangan
Plastik) untuk merogoh alat reproduksi betina, sebelum melakukannya kotoran
yang ada di rektum harusbersihkan terlebih dahulu setelah itu maka
dilakukanlah penemuan serviks jika telah ditemukan maka gun masukan
melalui vulva lalu straw ditembakkan.

4.2.4 Kesehatan Hewan (Penyakit dan


Penanggulangan)
Pelaksanaan pengendalian penyakit pada ternak diterapkan dengan maksud
untuk mencegah masuknya penyakit hewan menular kedalam lingkungan
sumber bibit melalui ternak, manusia dan peralatan yang tercemar bibit
penyakit. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pengendalian/penanganan ternak bibit adalah penyakit hewan yang harus bebas,
persyaratan pemasukan hewan agar hewan yang baru datang tidak membawa
Penyakit dan sistem pemeriksaan kesehatan hewan yang secara rutin harus
dilakukan.
Kesehatan ternak merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup ternak, karena jika mengalami sakit harus sedini mungkin
ditanggulangi.Penyakit adalah Suatu kejadian yang bersifat negatif sebagai
akibat yang ditimbulkan oleh suatu bibit penyakit dan menyebabkan gangguan
fisiologis pada tubuh induk semang.
Di BPTU HPT Padang Mengatas sistem kesehatan ternak sudah cukup baik,
itu terlihat dari manajemen kesehatan yang dilakukan disana, misalnya sanitasi
kandang yang dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari, penyemprotan
(spraying) untuk mencegah ternak dari serangan ektoparasit seperti caplak atau
kutu, pemisahanantara ternak yang sakit dan yang sehat, menangani ternak yang
sakit seperti terserang penyakit kutil, demam serta pengambilan sampel darah
ternak yang digunakan untuk mengetahui penyakit parasit darah, karantina
dilakukan untuk sapi yang baru dating dari dalam/luar negeri.
Sanitasi kandang bertujuan agar ternak nyaman dan terhindar dari bibit
penyakit, jika kandang tersebut penuh dengan kotoran maka bibit penyakitpun
27
akan berkembang dan dapat menyerang ternak yang mengakibatkan kerugian
ekonomis. Penyemprotan atau spraying yang dilakukan untuk penanggulangan
caplak serta parasit – parasit lainnya dengan menggunakan merk
dagang Neguvon. Di BPTU HPT Padang Mangatas terdapat beberapa sapi yang
terserang kutil (Papilloma) dan penanganan yang dilakukan yaitu Penyemprotan
atau spraying pada ternak yang luka akibat kutil, obat yan digunakan untuk
penyemprotan luka tersebut adalah Gusanex. Cara penggunaan nya yaitu
bersihkan bagian luka, semprotkan gusanex agar tidak dihinggapi lalat dan tidak
tumbuh larva yang dpat membusukkan luka, semprotkan dengan jarak 10 cm,
penyemprotan diulang 3-7 hari sampai sembuh. Indikasi obat ini adalah
mengobati luka pada sapi dan membasmi larva screw worm.
Pada saat saya melakukan kelaja lapang di BPTU HPT Padang Mangatas
terdapat banyak sapi yang terserang penyakit seperti penyakit tumor mata yang
sampai saat ini belum dilakukan operasi karena peralatan dan obat yang belum
tersedia.

4.2.4 Sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana di BPTU HPT Padang Mangatas sudah termasu
lengkap karena sudah memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan untuk
mempermudah pekerjaan dari setiap pegawai misalnya adanya traktor yang
mempermudah pegawai untuk mengantarkan pakan dan konsetrat di kandang
dan lapangan pengggembalaan. Sarana dan prasarana yang dikepalai oleh bapak
Drh Darwis yang menurut saya sarana dan prasarana sudah cukup memadai di
BPTU HPT padang mangatas.

28
No Nama Jumlah
1 Kantor 1 unit
2 Gedung 1 unit
pertemuan
3 Aula 1 unit
4 Laboratorium 2 unit
5 Mess 2 unit
6 Rumah dinas 23 unit
7 Kandang 11 unit
8 Gudang 3 unit
9 Bengkel 1 unit
10 Kendaraan roda 2 11 unit
11 Kendaraan roda 4 5 unit
12 Traktor 4 unit
13 Hand tractor 3 unit
14 Hand mower 2 unit
15 Trailer 2 unit
16 Mixer 1 unit
17 Deeping 1 unit
18 Instalasi air 2 unit
minum
19 Copper 1 unit
20 Biosecurity 1 unit
21 Timbangan 2 unit
ternak
22 Padang 280 ha
penggembalaan
23 Kebun rumput 17 ha
24 Kebun koleksi 1 unit
25 Masjid 1 unit
26 Kantin 1 unit
27 Lapangan 1 unit
olahraga
28 Pos satpam 1 unit

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Selama melakukan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di BPTU
HPT Padang Mengatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mata pelajaran ini
sangat penting untuk menunjang wawasan dan pengetahuan siswa tentang
bidang ilmu peternakan yang dipelajari dengan aplikasinya di lapangan.Setelah
mengikuti kegiatan penelitian di BPTU HPT Padang Mangatas,Penulis
mendapat pengetahuan yang lebih luas dibidang ilmu teknologi
Reproduksi,Manajemen pemeliharaan,Manajemen penanganan penyakit dan
Manajemen pengelolaan tata laksana kandang yang sangat berguna untuk
menunjang kemajuan suatu usaha peternakan.

5.2 Saran
Saran yang kami berikan kepada pengelola BPTU HPT Padang
Mengatas, demi perubahan yang lebih baik yaitu sbb:
Ada baiknya dibuat tempat ransum di padang pengembalaan demi untuk
meningkatkanefektipitas konsumsi pakan konsentrat di padang
penggembalaan/pasture.Dimana pakan konsentrat diberikan langsung
diatas rumput penggembalaan tanpa ada nya tempat ransum khusus.
Ada baiknya pemamfaatan limbah ternak lebih dimaksimalkan lagi, baik
sebagai bahan bakar Biogas atau sebagai pupuk kompos pada pertanian.
Penghijauan sekitar pinggir jalan dalam BPTU HPT Padang Mangatas
lebih ditingkatkan lagi mengingat banyak pengunjung atau wisataan yang
selalu berkunjung.
Biocecurity di bptu HPT Padang Mangatas hendaknya lebih di tingkatkan
lagi demi agar dapat mencegah masuknya penyakit hewan menular
kedalam lingkungan sumber bibit melalui ternak,
manusia dan peralatan yang tercemar bibit penyakit.

30
HASIL DOKUMENTASI
A. KEGIATAN DI PADANG MENGATAS

31
32
33
34
35
36
B. KEGIATAN DI SEMEN PADANG

37
38
39
40

Anda mungkin juga menyukai